Anda di halaman 1dari 35

LBM 1

Bingung Memilih Metode Kontrasepsi



STEP 1
- Kontrasepsi : kata kontra (mencegah) konsepsi (pertemuan antara sperma dan ovum)
mencegah kehamilan.
- KB : tindakan untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kehamilan
yg diinginkan, mengatur interval kehamilan, menentukan jumlah anak dalam keluarga dalam
hub suami istri.
- Flek : merupakan bercak darah dari vagina akibat efek samping dari penggunaan alat
kontrasepsi
- Fibroadenoma : tumor jinak yg sering terjadi pada wanita merupakan gabungan dari kelenjar
glandula dan fibrosa. Biasanya terjadi pada payudara
STEP 2
1. Apa tujuan dan manfaat KB ?
2. Apa tujuan dari kontrasepsi ?
3. Sebutkan contoh-contoh kontrasepsi ?
4. Kontrasepsi apa yg cocok untuk pasien A ?
5. Apa saja faktor faktor yg mempengaruhi seseorang dalam memilih alat kontrasepsi ?
6. Apa hubungan DM dengan memilih alat kontrasepsi ?
7. Apa hubungan Hepatitis dengan memilih alat kontrasepsi ?
8. Apa hubungan GO dengan memilih alat kontrasepsi ?
9. Apa hubungan Hipertensi dengan memilih alat kontrasepsi ?
10. Apa hubungan riwayat pemakaian obat Amitriptilin dengan memilih alat kontrasepsi ?
11. Apa hubungan perokok dengan memilih alat kontrasepsi ?
12. Kontrasepsi apa yang cocok untuk pasien B (fibroadenoma) ?
13. Apa hubungan siklus haid tidak teratur dengan pemakaian alat kontrasepsi ?
14. Bagaimana metode konseling yang bagus ?
15. Mengapa setelah kelahiran anak, pasien B diberi suntik kontrasepsi tiap 3 bulan ?
16. Apa tujuan dari konseling ?
17. Apa syarat pemilihan kontrasepsi ?

STEP 3
1. Apa tujuan dan manfaat KB ?
- Menghindari kehamilan yg tidak diinginkan
- Mendapatkan kehamilah yg diinginkan
- Kesehatan reproduksi wanita itu sendiri dalam sejahtera keluarga
- Menunda kehamilan < 20 th
- Mengatur jarak interval kehamilan > 20 sekitar 30 th(jarak kehamilan lebih dari 3 atau 4
tahun)
- Mengakhiri kesuburan (untung pasangan tua)

Manfaat KB (Ibu)
- Kesehatan reproduksi wanita
- Anak menjadi lebih diperhatikan (pendidikan dan kasih sayang)

2. Apa tujuan dari kontrasepsi ?
- Mencegah ovulasi
- Membuat lendir divagina kental sehingga sperma tidak bisa berjalan normal semestinya
- Mencegah implantasi
- Melindungi dari penyakit menular seksual
3. Apa syarat pemilihan alat kontrasepsi yg baik ?
- Pemakaian aman
- Efek samping yg merugikan tidak ada
- Tidak memerlukan bantuan medis atau kontrol yg ketat selama pemakaian
- Penggunaan yg sederhana
- Dapat diterima oleh pasangan suami istri, dapat diterima budaya dan lingkungan setepmat
- Berdayaguna (benar-benar bisa mencegah kehamilan)
- Harga murah dan terjangkau
- Pemakaian jangka panjang
4. Apa saja faktor faktor yg mempengaruhi seseorang dalam memilih alat kontrasepsi ?
- Faktor kesehatan : Dari riwayat penyakit dahulu (penurunan hormon serotonin ), DM (pil
sama suntik tidak boleh), riwayat fibroadenoma juga
- Dari faktor pasangan (umur) : pasangan suami istri yg masih muda (baru menikah) jangan
menggunakan sterilitas tujuan hanya menunda bisa mengarahkan alat kontrasepsi apa yg
harus digunakan (menggunakan kondom, diafragma) tidak punya anak untuk sterilisasi,
tubektomi/ vasektomi, menjarangkan IUD atau AKDR (wanita dengan riwayat IMS
menghindari penggunaan AKDR)
- Gaya hidup : mencegah penyakit menular seksual pembersihan vagina seperti apa, jika
wanita terinfeksi IMS tidak bisa berfungsi efektiv
ex : wanita dg kanker serviks bisa mempengaruhi bentuk serviks
dilihat juga memakai obat2an atau tidak kontra indikasi dan indikasi terutama pada kb pil
progestin
- frekuensi senggama : ada beberapa yg memiliki kepuasan senggama berbeda, laki2 tidak
masa kesuburan tidak melakukan senggama
jika frekuensi sering tidak menggunakan alat kontrasepsi non hormonan biasanya sering
lupa dan tingkat keberhasilan kecil
memilih kondom karena kenikmatan berkurang, tapi jika memakai AKDR tidak akan
mempengaruhi kualitas kenikmatan senggama.
- jumlah anak yg diinginkan : jika tidak menginginkan anak (sterilitas : tubektomi dan
vasektomi)
- Riwayat haid : kondom dan diafragma tidak mempengaruhi siklus haid, KB dengan
penggunaan hormon (riwayat haid terganggu implan AKDR terdapat gangguan
menstruasi selama 3 bulan dan lebih banyak serta sakit)
Haid teratur atau tidak, misal dipasang AKDR semakin memperparah Haid
Masih haid atau menopose
- Faktor metode kontrasepsi (kerugian, komplikasi, manfaat, efektivitas) macam2
kontrasepsi
5. Sebutkan contoh-contoh kontrasepsi ?
a. kontrasepsi sterilisasi
vasektomi./ tubektomi
b. mekanik
Menggunakan kondom
Spermatisida : berbentuk cairan untuk menmbunuh sperma dan dilakukan 5
menin sebelum melakukan senggama
Vagina diafragma : menutup mulut rahim dipasang 6 jam selama senggama
IUD : dipasang pada mulut rahim
Keuntungan :
- Jangka panjang 10 tahun lebih murah
Indikasi :
- Untuk ibu yang memberikan asi
- Pasca aborsi
- Ibu yang lupa meminum obat tiap hari
Kontraindikasi :
- Hamil
- Kanker serviks
- KET
Efeksamping :
- Perdarahan dan kram selama minggu pertama pemasangan
- Infeksi
- Diperiksa ulang 2 minggu sekali, 3 bulan sekali, 6 bulan sekali, 1 tahun sekali
- AKBK alat kontrasepsi yg diletakkan dibawah kulit (keuntungan : sekali pasang 5 tahun, tidak
mempengaruhi Asi, TD baik, untuk wanita yg sudah tidak hamil tapi tidak berani steril)

c. Tehnik
Coitus interuptus
Kalender : tidak melakukan senggama saat masa kesuburan
Masa kesuburan : seminggu setelah menstruasi

Menyusui/ lactation : ketika menyusui tidak berhubungan
Jika FSH dan LH tidak keluar akan menghambat ovulasi KB alami
d. Hormonal
Pil kombinasi : esterogen dan progerteron
Suntik kb : isinya progesteron dan kombinasi
Keuntungan :
- Mengurangi KET dan kista ovarium
Kontraindikasi :
- Hamil
- Ada penyakit jantung
Ada kanker payudara

Susuk kb / implan : non plan dan implanor berbentuk kapsul biasanya
dicabut pada akhir masa 5 tahun
Jenis
Norplant 6 batang silastik lembut dan berongga
Implanor 1 batang putih dan lentur
Jadena dan indoplant jumlah 2 batang
Kontra indikasi dari Implan :
- Hamil
- Ada penyakit jantung
- Ada kanker payudara
Koyo KB
Kenapa dikontraindikasikan ??
Kontraindikasi, manfaat, kerugian??
Fisiologi hormonan kaitan dengan kontrasepsi??
6. Apa hubungan DM dengan memilih alat kontrasepsi ?
Pada KB hormonal tidak baik untuk DM mempunyai sifat anti insulin ( fungsinya mendtabilkan
gula darah) glukosa akan tinggi
KB hormonal jika tidak dipakai terus menerus tidak berpengaruh ada resisten insulin
pregerteron akan menurunkan kerja pada reseptor insulit
7. Apa hubungan Hepatitis dengan memilih alat kontrasepsi ?
Estrogen memiliki reseptor ERS alfa dan beta / ERS 1 dan 2 dianjurkan memilih alat kontrasepsi yg
membuat kerja hepar berat ( pil kombinasi progerteron dan estrogen) kontrasepsi hormon
Hepar fungsi mekanisme sel kupffer sel hepar tidak berfungsi
Estrogen dibawa lemak LDL dalam darah
8. Apa hubungan servisitis dengan memilih alat kontrasepsi ?
Pada penderita servisitis disarankan untuk memakai alat kontrasepsi kondom penularan penyakit
ini melalui hubungan seksual
Jangan disarankan memakai IUD memperparah peradangan dan perdarahan
9. Apa hubungan Hipertensi dengan memilih alat kontrasepsi ?
Estrogen dibentuk oleh estradiol di hepar angiotensin 1 , angiotensin 2 di kel adrenal
estrogen dimetabolisme banyak RAS meningkat akan edem cardiac output meningkat
hipertansi pada sistolik
10. Apa hubungan riwayat pemakaian obat Amitriptilin dengan memilih alat kontrasepsi ?
Menurunkan kadar serotonin estrogen :menghambat kinerja serotonin memperparah
depresi
Progesteron menghambat neurotransmiter MAOI kerjanya akan pro
Menghancurkan neurotransmiter
Yang memiliki efek paling besar pada kandungan hormon esterogen
Esterogen : melindungin penyakit jantung
Apakah ada pil KB kandungan hanya estrogen ??
11. Apa hubungan perokok dengan memilih alat kontrasepsi ?

12. Apa hubungan riwayat oprasi fibroadenoma mamae dengan pemilihat alat kontrasepsi ?
Fibroadenoma terjadi pada wanita dan di payudara sensitif terhadap estrogen menambah
proliferasi FAM disarankan jangan menggunakan KB hormonal
13. Apa hubungan siklus haid tidak teratur dengan pemakaian alat kontrasepsi ?
Estrogen menghambat ovulasi yg kurang adekuat dan menimbulkan flek, reepilatilasi jika kadar
esterogen kurang makan proses reepitalisasi tidak sempurna sehingga tidak ada perdarahan
Berapa kadar estrogen rendah dalam darah ??
14. Mengapa setelah kelahiran anak, pasien B diberi suntik kontrasepsi tiap 3 bulan ?
15. Kontrasepsi apa yg cocok untuk pasien A ?
16. Kontrasepsi apa yang cocok untuk pasien B ?
17. Apa tujuan dari konseling ?
18. Bagaimana metode konseling yang bagus ?

STEP 4
















STEP 7
1. Apa tujuan dan manfaat KB ?
Sedangkan tujuan program KB secara filosofis adalah :
1. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang
bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan
penduduk Indonesia.
2. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan
meningkatkan kesejahteraan keluarga.












Pasien A dan B
Konseling dalam
pemilihan alat
kontrasepsi
Hormonal Non hormonal
Pelayanan konseling :
- Mendengarkan
pasien
- Menjelaskan
mengenai alat
kontrasepsi
Menunda / mengharapkan kehamilan
Orang tua (ayah dan ibu) yang paling bertanggung jawab atas keselamatan dirinya dan
keluarganya (anak-anak), karena itu orang tua haruslah sadar akan batas-batas kemampuannya
selama masa baktinya dalam memenuhi kebutuhan anak-anaknya sampai menjadi orang yang
berguna. Walaupun manusia dapat mengharapkan pertolongan dan rezeki dari Tuhan Yang Maha
Esa, namun mereka sebagai makhluk insan diberi akal, ilmu dan pikiran sehat, karena itu mereka
wajib memakai akal, ilmu dan pikiran sehat tersebut untuk mendapatkan jalan dan hidup yang
sehat pula supaya jangan berbuat lebih dari kemampuan yang ada. Terciptalah keselamatan
keluarga dan terbentuklah keluarga yang bahagia.
2. Untuk kepentingan anak-anak

Anak adalah amanah dan karunia Tuhan yang harus dijunjung tinggi sebagai pemberian
yang tidak ternilai harganya. Mengatur kelahiran merupakan salah satu cara dalam
menghargai kepentingan anak. Orang tua mempunyai persiapan yang matang agar dapat
memberikan kehidupan yang baik kepada anak-anaknya agar mereka kelak menjadi
anggota masyarakat yang berguna bagi orang tua dan bangsa.
3. Untuk kepentingan masyarakat

Keluarga merupakan kumpulan terpadu dari satu komunitas atau masyarakat. Kepentingan
masyarakat meminta agar setiap orang tua sebagai kepala keluarga memelihara dengan
baik keluarga dan anak-anaknya agar dapat membantu terlaksananya kesejahteraan
seluruh komunitas sehingga secara makro telah ikut memelihara keseimbangan penduduk
dan pelaksanaan pembangunan nasional. Tanpa bantuan kesungguhan keluarga-keluarga
dalam menekan pertambahan penduduk dengan cepat, pembangunan tidak akan berarti.
Orang tua yang menentukan jumlah anak yang ingin mereka miliki sesuai dengan
kemampuannya dan tidak melupakan tanggung jawab terhadap anak-anak yang telah
dilahirkan, tanggung jawab terhadap masyarakat dan negara di mana mereka hidup dan
berbakti (Mochtar, 1998).

Universitas Sumatera Utara

Tujuan umum KB membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu
keluarga dengan cara mengatur kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan
sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Di Indonesia, tujuan Program Nasional
Kependudukan dan keluarga berencana adalah:
a) Tujuan demografis dapat dikendalikannya tingkat pertumbuhan penduduk. Sebagai patokan
dalam usaha mencapai tujuan tersebut telah ditetapkan suatu target demografis berupa
penurnan angka fertilitas dari 44 permil pada tahun 1971 menjadi 22 permil pada tahun 1990
b) Tujuan normatif dapat dihayatinya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS) yang pada waktunya akan menjadi falsafah hidup masyarakat Indonesia
Menurut WHO, KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk:
Mendapatkan objektif-objektif tertentu
Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
Mengatur interval diantara kelahiran
Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
Menentukan jumlah anak dalam keluarga

Keluarga Berencana menurut WHO Expert Committee 1970. KB adalah
tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk:
1) mendapatkan objektif-objektif tertentu
2) menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
3) mengatur interval diantara kehamilan
4) mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami
istri
5) menentukan jumlah anak dalam keluarga.

Tujuan
- Menunda kehamilan. Pasangan dengan istri berusia di bawah 20 tahun
dianjurkan menunda kehamilannya
o Ciri ciri konstrasepsi yang diperlukan :
i. Reversibilitas yang tinggi karena akseptor belum
mempunyai anak
ii. Efektivitas yang relative tinggi, penting karena
dapat menyebabkan kehamilan resiko tinggi
o Konstrasepsi yang sesuai : pil, alat kontrasepsi dalam rahim mini,
cara sederhana
o Alasan :
Usia di bawah 20 tahun adalah usia di mana sebaiknya tidak
mempunyai anak dulu
Prioritas penggunaan kontrasepsi pil oral karena peserta
masih muda
Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena
pasangan muda masih sering berhubungan (frekuensi tinggi)
sehingga akan mempunyai angka kegagalan yang tinggi
Penggunaan AKDR mini bagi yangbelum mempunyai anak
dapat dianjurkan, terutama pada akseptor dengan kontra
indikasi terhadap pil oral
- Menjarangkan kehamilan (mengatur kesuburan). Masa saat istri
berusia 20-30 tahun adalah yang paling baik untuk melahirkan 2 anak
dengan jarak kelahiran 3-4 tahun
o Ciri cirri konstrasepsi yang diperlukan :
a. Reversibilitas cukup tinggi
b. Efektivitas yang cukup tinggi karena akseptor
masih mengharapkan mempunyai anak
c. Dapat dipakai 3-4 tahun
d. Tidak menghambat produksi air susu ibu
o Konstrasepsi yang sesuai : AKDR, pil, suntik, cara sederhana, susuk
KB, kontrasepsi mantap
o Alasan :
Usia 20-30 tahun merupakan usia terbaik untuk
mengandung dan melahirkan
Segera setelah anak lahir, dianjurkan untuk menggunakan
AKDR sebagai pilihan utama
Kegagalan yang menyebabkan kehamilan cukup tinggi
namun tidak / kurang berbahaya karena akseptor berada
pada usia yang baik untuk mengandung dan melahirkan
- Mengakhiri kesuburan (tidak ingin hamil lagi). Saat usia istri di atas 30
tahun, dianjurkan untk mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 anak
o Ciri cirri konstrasepsi yang diperlukan :
a. Efektivitas sangat tinggi, penting karena kegagalan dapat
menyebabkan kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan
anak
b. Reversibilitas rendah
c. Dapat dipakai untuk jamgka panjang
d. Tidak menambah kelainan yang sudah ada
o Konstrasepsi yang sesuai :kontrasepsi mantap
(tubektomi/vasektomi), susuk KB, AKDR, suntikan, pil dan cara
sederhana
o Alasan :
Ibu dengan usia di atas 30 tahun dianjurkan tidak hamil lagi
atau tidak punya anak lagi karena alasan medis
Prioritas penggunaan : kontrasepsi mantap
Pada kondisi darurat, kontap cocok dipakai dan relative
lebih baik dibandingkan dengan susuk KB atau AKDR
Pil kurang dianjurkan karena usia ibu relative tua dan
mempunyai kemungkinan timbulnya efek samping dan
komplikasi

Tujuan keluarga berecana menurut BKKBN adalah :
1) Meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak serta
keluarga dan bangsa pada umumnya.
2) Meningkatkan martabat kehidupan rakyat dengan cara menurunkan angka
kelahiran sehingga pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan untuk
meningkatkan reproduksi.
(http://eprints.undip.ac.id/19194/1/Radita_Kusumaningrum.pdf)

Manfaat
1) Manfaat Untuk Ibu:
Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu
Menjaga kesehatan ibu
Merencanakan kehamilan lebih terprogram
2) Manfaat Untuk Anak:
Mengurangi risiko kematian bayi
Meningkatkan kesehatan bayi
Mencegah bayi kekurangan gizi
Tumbuh kembang bayi lebih terjamin
Kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif dapat terpenuhi
Mendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih maksimal
3) Manfaat Untuk Keluarga:
Meningkatkan kesejahteraan keluarga
Harmonisasi keluarga lebih terjaga

Meningkatkan derajat kesehatan wanita.
Meningkatkan dan status wanita.
Meningkatkan kelangsungan hidup wanita
Meningkatkan kesejahteraan keluarga, dari waktu sampai dana.
Meningkatkan pendidikan anak.
Meningkatkan nutrisi anak.
Meningkatkan kesempatan untuk menyusui bayi.
Menurunkan kehamilan berisiko tinggi.
Menurunkan berbagai penyakit dan masalah kesehatan

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan:

a. Tujuan demografi yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
menekan laju pertumbuhan penduduk (LLP) dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) dari 2,87
menjadi 2,69 per wanita (Hanafi, 2002). Pertambahan penduduk yang tidak
terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan sumber daya
alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan kesenjangan penyediaan
bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk. Hal ini diperkuat dengan teori
Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa pertumbuhan manusia
cenderung mengikuti deret ukur, sedangkan pertumbuhan bahan pangan
mengikuti deret hitung.
b. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak
pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta
menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.
c. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah lebih
dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini
memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia.
d. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang
akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan
dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia
dan berkualitas.
e. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas artinya
suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan,
pendidikan dan produktif dari segi ekonomi (Suratun, 2008).
Manfaat Usaha KB dipandang dari segi kesehatan
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah
satu usaha untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang semakin
tinggi akibat kehamilan yang dialami wanita (Suratun, 2008).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19231/4/Chapter%20II.pdf

2. Apa tujuan dari kontrasepsi ?
Tujuan
Tujuan menggunakan kontrasepsi adalah untuk menjarangkan kelahiran, mengendalikan jumlah
anak, dan untuk kesehatan reproduksi wanita. Serta mencapai keluarga yang sejahtera.
Sumber : http://repository.usu.ac.id
3. Apa syarat pemilihan alat kontrasepsi yg baik ?

4. Apa saja faktor faktor yg mempengaruhi seseorang dalam memilih alat kontrasepsi ?

Penggunaan Kontrasepsi Menurut Umur
1. Umur ibu kurang dari 20 tahun:
o Penggunaan prioritas kontrasepsi pil oral.
o Penggunaan kondom kurang menguntungkan, karena pasangan muda frekuensi
bersenggama tinggi sehingga akan mempunyai kegagalan tinggi.
o Bagi yang belum mempunyai anak, AKDR kurang dianjurkan.
o Umur di bawah 20 tahun sebaiknya tidak mempunyai anak dulu.
2. Umur ibu antara 2030 tahun
o Merupakan usia yang terbaik untuk mengandung dan melahirkan.
o Segera setelah anak pertama lahir, dianjurkan untuk memakai spiral sebagai pilihan
utama. Pilihan kedua adalah norplant atau pil.
3. Umur ibu di atas 30 tahun
o Pilihan utama menggunakan kontrasepsi spiral atau norplant. Kondom bisa merupakan
pilihan kedua.
o Dalam kondisi darurat, metode mantap dengan cara operasi (sterlilisasi) dapat dipakai
dan relatif lebih baik dibandingkan dengan spiral, kondom, maupun pil dalam arti
mencegah.
KB (Keluarga Berencana) & Kontrasepsi, Hanafi
penggunaan alat kontrasepsi harus dilakukan secara tepat, dengan memperhatikan faktor berikut
ini:
Usia
Pemilihan alat kontrasepsi perlu memerhatikan usia, apakah termausk usia pernikahan muda atau
usia ibu. Untuk pernikahan muda, bisa digunakan alat kontrasepsi pil, IUD, atau alat kontrasepsi non-
hormonal. Sebab, metode-metode tersebut bersifat ireversibel, sehingga kondisi bisa kembali
normal setelah tidak lagi mengkonsumsi alat kontrasepsi atau kemungkinan hamil bisa terjadi.
Sedang untuk usia ibu atau > 35 tahun, disarankan menggunakan alat kontrasepsi non-hormonal.
Sebab, pada usia ini lebih mengalami resiko jika menggunakan alat kontrasepsi hormonal.
Risiko
Hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam memilih alat kontrasepsi yang tepat adalah faktor yang
ditimbulkan. Meski alat kontrasepsi hormonal lebih unggul karena berfungsi, tetapi alat kontraepsi
hormonal lebih memiliki resko. Karena itu, akan lebih baik memilih alat kontrasepsi non-hormonal,
karena resikonya lebih minimal.
Berat badan
Untuk perempuan dengan berat badan berlebih, lebih baik tidak memilih alat kontrasepsi hormonal
kombinsai. Sebab, kandungan hormonalnya bisa membuat tubuh lebih gemuk lagi.
Sebaliknya, pilih alat kontrasepsi non-hormonal, atau alat kontrasepsi hormonal single, yang hanya
mengandung progesteron.
Kondisi menyusui
Untuk ibu menyusui, seaiknya memilih alat kontrasepsi yang tidak mengganggu produksi ASI. Karena
itu, bisa dipilih alat kontrasepsi single hormon atau non-hormonal

http://namakuwanita.blogspot.com/2012/11/cara-tepat-memilih-alat-kontrasepsi.html

5. Sebutkan contoh-contoh kontrasepsi ?





Kenapa dikontraindikasikan ??
Kontraindikasi, manfaat, kerugian??


Fisiologi hormonan kaitan dengan kontrasepsi??
6. Apa hubungan DM dengan memilih alat kontrasepsi ?
7. Hubungan dengan DM
Dari penelitian tersebut menyebutkan jika semua alat kontrasepsi yang digunakan para
wanita terbukti sangat efektif dan tidak menimbulkan kegemukan serta peningkatan
tekanan darah maupun kadar kolesterol. Namun, penelitian tersebut menemukan fakta baru
yang cukup mengejutkan yakni, peningkatan kadar gula dalam darah hingga 10% pada
wanita yang menggunakan alat kontrasepsi implant dan 5% untuk kelompok wanita yang
menggunakan alat kontrasepsi IUD berbasis progestin. Selain terjadi peningkatan kadar gula
darah, pada kedua kelompok tersebut juga ditemukan mengalami penurunan kadar glukosa
hingga 2 %. Semua fakta tersebut membuktikan bahwa menggunakan alat kontrasepsi
hormonal meningkatkan risiko diabetes untuk alat kontrasepsi berbasis progestin jenis
implan.
Kadar glukosa darah dapat dipengaruh oleh beberapa perkara seperti aktivitas atau olah
raga, pengambilan makanan atau diet dan juga stres. Dari beberapa jurnal dan artikel
mengatakan bahwa beberapa hormon turut mempengaruhi kadar glukosa dalam darah yaitu
hormon estrogen dan progesteron. Kedua-dua hormon ini terlibat dengan jelas pada wanita
karena adanya siklus menstruasi (Trout and Scheiner, 2008).
Dari PLoS one Journal, penelitian yang telah dipublikasi pada tahun 2008 mengatakan
adanya reseptor estrogen pada sel pankreas dan akan menyebabkan pelepasan insulin
yang merupakan hormon terpenting dalam homeostasis glukosa dalam darah. Selain itu,
progesteron juga dikatakan memiliki sifat anti-insulin dan akan menjadikan sel-sel lebih
rentan terhadap insulin menyebabkan terjadinya resistansi insulin dalam tubuh (Jovanovic,
2004). Kedua-dua hormon ini mempunyai efek antagonis terhadap kadar glukosa darah
Pada metabolisme karbohidrat. Pemakaian pil KB antara lain dapat menyebabkan gangguan
toleransi flukosa, dan resistensi insulin. Efek ini biasanya untuk sementara, dan hanya 3-11%
pemakai yang mengalami peningkatan gula darah menetap. Pemakai pil KB yang mengalami
gangguan metabolisme karbohidrat ini umumnya mempunyai keluarga yang menderita
penyakit kencing manis (DM) khususnya orangtua dan saudara kandung, pernah mengalami
DM waktu hamil, dan obesitas. Yang berpengaruh secara nyata terhadap metabolisme
karbohidrat ini adalah progesteron, sedangkan estrogen tidak menyebabkan pengaruh
secara berarti. Pengaruh progesteron terhadap metabolisme karbohidrat antara lain
menurunkan jumlah dan afinitas reseptor insulin terhadap glukosa dan meningkatkan
jumlah kortisol bebas, sehingga hasil akhirnya adalah meningkatnya kadar gula darah.
BKKBN & Depkes. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka

8. Apa hubungan Hepatitis dengan memilih alat kontrasepsi ?
Hati berperan penting dalam inaktivasi dan konversi pil KB menjadi konjugasi
yang larut dalam air. Hormone-hormon dalam pil KB mempunyai efek yang
mencolok pada hati. Beberapa yang efeknya bersifat merusak. Efek pada protein
serum adalah sebagai akibat efek estrogen pada sintesis berbagai alfa globulin
dan fibrinogen . haptoglobin serum yang juga berasal dari hati ditekan oleh
estrogen. Beberapa efek terhadap metabolism karbohidrat dan lipid mungkin
dipengaruhi oleh perubahan dalam metabolism didalam hati. Perubahan penting
dalam ekskresi dan metabolism obat juga dijumpai dalam hati. Estrogen dalam
jumlah yang dijumpai pada wanita hamil atau yang digunakan dalam pil KB
menghambat bersihan dari BSP dan mengurangi aliran empedu. Perubahan ini
disebabkan oleh kerusakan pada system transport substansi kolesfilik dari sel-
sel hati ke empedu. Beberapa efek estrogen dan progestin mungkin secara tidak
langsung disebabkan oleh metabolit hormone dan bukan oleh hormone itu sendiri.
Kumpulan kuliah farmakologi oleh staf pengajar departemen farmakologi FK
UNSRI

Women of reproductive age with liver diseases, including chronic
infection with the hepatitis B or C virus, typically remain fertile and
have the same contra-ceptive needs as other women of reproductive
age without liver disease. Hormonal contraceptives, such as oral pills,
subcutaneous implants, injectables, skin patches and vaginal rings,
consist of an estrogen, a progestogen or a combination of both.
Because these hormones may have effects on and are metabolized by
the liver, certain considerations must be taken into account when
helping women with liver disease choose an appropriate contra-
ceptive method. The specific points that must be considered are the
following:

The liver has great capacity to tolerate damage without its function
being affected. Therefore, women with mild liver disease such as
chronic viral hepatitis and mild cirrhosis can safely use hormonal
contraceptives.

There are two types of estrogens used in hormonal contraceptives:
synthetically created estrogens (ethinylestra-diol) and naturally
occurring estrogens (estradiol).
Most combined hormonal methods including the pills, the patch and
the vaginal ring, contain synthetic ethinylestradiol.

Ethinylestradiol is much more potent than the naturally-occurring
estrogens, which means that it remains present in the blood for a
longer duration after administration and has a greater effect on the
liver.

Routes of administration other than the oral one were developed
tominimize the effect on the liver by using systemic routes so as to
enable the hormones to affect target organs through the bloodstream
prior to them reaching the liver. It is now appreciated, however, that
the effects of ethinylestradiol on the liver are the same, regardless of
whether it is given by pill, transdermal patch or vaginal ring.

Monthly injectables (such as Cyclofem or Mesigyna) are the only
combined methods which contain the naturally occurring estrogen,
estradiol. Estradiol is broken down by the liver very quickly, and
therefore, any effects on liver function are minimal.

In women with severe, decompensated cirrhosis, the risks usually
outweigh the benefits for progestogen-only and combined injectable
use while all other methods of hormonal contraception (pills, patch
and vaginal ring) are an unacceptable risk to health and should not
be used.
(http://www.who.int/reproductivehealth/publications/family_plannin
g/provider_brief_hc_liver_disease.pdf)

The pathogenesis (immuno-allergic or toxic) of contraceptive-induced
hepatotoxicity is unclear. Estrogens have long been known to cause
intrahepatic cholestasis in susceptible women during pregnancy,
after administration of oral contraceptives, or during
postmenopausal hormone replacement therapy. Estrogen receptor
alpha-mediated repression of hepatic transporters and alterations of
bile acid biosynthesis may contribute to development of the
estrogen-induced hepatotoxicity [3]. Studies in rats suggest that
canalicular bile transporters, particularly multidrug resistant protein
2 (MRP2), responsible for biliary secretion of several organic anions
including bilirubin glucuronides may be implicated in estrogen
induced cholestasis [4]. By lowering bile canalicular Na-K-ATPase
activity, ethinyl estradiol decreases bile transport independent of bile
flow.
In most cases of OC induced cholestasis, a pre-existent liver ailment
is involved. In many cases, patients with pregnancy, cholestasis
develops during OC use.
(http://www.jcdr.net/articles/pdf/1696/3447_f.pdf, Journal of
Clinical and Diagnostic Research. 2011 November (Suppl-2), Vol-5(7):
1450-1451)

Birth control
The oral contraceptive pill is fine for the vast majority of women with
hepatitis C however if you have severe liver disease, you may not be
able to tolerate the oestrogen hormones that are in the oral
contraceptive pill or in HRT. This is because the liver may have
problems breaking down these hormones. Please consult your doctor
for further information on the use of the oral contraceptive pill or
HRT. Women with hepatitis C with severe liver damage, or who are
experiencing significant symptoms, should discuss the use of the
contraceptive pill with their doctor.
There are other forms of contraception that can be explored. This
includes hormone injections or implants and barrier methods such as
the diaphragm. It is important that all these options are explored
with a trusted doctor to find what is best for your situation.
(http://www.hepedu.org.au/factsheets/pdf/HepC_women.pdf)

9. Apa hubungan servisitis dengan memilih alat kontrasepsi ?

Sexually transmitted infections (STIs) are one of the most common
public health problems in the United States. Pelvic inflammatory disease
(PID) is usually a consequence of STIs. The best estimate of subsequent
tubal infertility is derived from an excellent Swedish report; approximately
12% after one episode of PID, 23% after two episodes, and 54% after three
episodes.

Because pelvic infection is the single greatest threat to the
reproductive future of a young woman, the now recognized protection
offered by oral contraception against pelvic inflammatory disease is highly
important.The risk of hospitalization for PID is reduced by
approximately 5060%, but at least 12 months of use are necessary, and
the protection is limited to current users.

Furthermore, if a patient does
get a pelvic infection, the severity of the salpingitis found at laparoscopy
is decreased The mechanism of this protection remains unknown.
Speculation includes thickening of the cedrvical mucus to prevent
movement of pathogens and bacteria-laden sperm into the uterus and
tubes, and decreased menstrual bleeding, reducing movement of
pathogens into the tubes as well as a reduction in culture medium. This
protection probably accounts for the greater fertility rate observed in
previous users of oral contraception.
(https://www.inkling.com/read/clinical-gynecologic-endocrinology-infertility-8th/chapter-
22/infections-and-oral)


10. Apa hubungan Hipertensi dengan memilih alat kontrasepsi ?
Pengertian
Tekanan darah adalah daya dorong darah keseluruh dinding
pembuluh darah pada permukaan yang tertutup. Tekanan darah
timbul dari adanya tekanan arteri yaitu tekanan yang terjadi
padadinding arteri (Aris, 2009).
Tekanan darah adalah daya dorong darah ke semua arah pada
seluruh permukaan yang tertutup yaitu pada dinding bagian dalam
jantung dan permukaan darah (Widyastuti, 2003).
Tekanan darah sering disebut sebagai kekuatan yang
ditimbulkan oleh jantung yang berkontraksi seperti pompa, sehingga
darah dapat terus mengalir dalam pembuluh darah (Potter, 2009).
Tekanan darah tinggi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan
jantung dan pembuluh darah yang ditandai dengan peningkatam
tekanan darah (Dewi dan Familia, 2010).


Fisiologi Tekanan Darah
Tekanan darah menggambarkan intoleransi dari curah jantung,
tahanan vaskuler, volume darah, viskositas darah dan elastisitas
arteri.
a.Curah jantung
Curah jantung seseorang adalah volume darah yang dipompa
jantung selama 1 menit. Apabila volume darah meningkat dalam
spasium tertutup seperti pembuluh darah, maka tekanan dalam
spasium tersebut akan meningkat. Curah jantung dapat meningkat
karena akibat dari peningkatan frekuensi atau peningkatan volume
darah. Perubahan frekuensi jantung dapat terjadi lebih cepat dari
pada perubahan kontraksi otot atau volume darah. Peningkatan
frekuensi jantung tanpa perubahan kontraktilitas atau volume darah
dapat mengakibatkanpenurunan tekanan darah.


b.Tahananperifer
Tahanan pembuluh darah perifer adalah tahanan terhadap
aliran darah yang ditentukan oleh tonus otot vaskular dan diameter
pembuluh darah. Sehingga semakin kecil lumen pembuluh darah, maka
semakin besar tahanan vaskular terhadap aliran darah.

c.Volume darah
Volume sirkulasi darah dalam system vaskular dapat
mempengaruhi tekanan darah. Apabila volume darah meningkat, maka
tekanan pada dinding arteri akan menjadi lebih besar, dan apabila
volume darah pada saat bersirkulasi menurun maka tekanan darahnya
juga akan menurun.

d.Viskositas
Kekentalan atau viskositas darah dapat mempengaruhi
kemudahan aliran darah melewati pembuluh darah yang kecil.
Hematokrit atau persentase sel darah merah dalam darah
menentukan viskositas dalam darah. Apabila hematokrit meningkat
dan aliran darah lambat, maka tekanan darah arteri naik. Sehingga
jantung harus berkontraksi lebih kuat lagi untuk mengalirkan darah
melewati sistem sirkulasi.

e.Elastisitas
Dinding darah arteri normalnya elastis dan mudah berdistensi.
Apabila tekanan dalam arteri meningkat, maka diameter dinding
pembuluh darah juga meningkat untuk mengakomodasi perubahan
tekanan. Kemampuan distensi arteri mencegah pelebaran fluktuasi
tekanan darah. Menurunnya elastisitas terdapat tahanan yang lebih
besar pada aliran darah. Sehingga apabila ventrikel kiri mengejeksi
volume sekuncupnya maka pembuluh darah tidak lagi memberi
tekanan. Sehingga volume darah melewati dinding arteri dan tekanan
sistemik meningkat.

Penyebab Peningkatan dan Penurunan Tekanan Darah.
Menurut Dewi dan Familia (2010) meningkatnya tekanan darah
di dalam arteri dipengaruhi beberapa hal. Dibawah ini adalah hal-hal
yang dapat meningkatkan tekanan darah :
a)Penyakit Ginjal
b)Kelainan Hormonal
c)Obat-obatan
d)Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak
cairan pada setiap detiknya.
e)Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku sehingga
dapat menggembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri
tersebut.
f)Bertambahnya cairan dalam sirkulasi dapat menyebabkan
meningkatnya tekanan darah
Penurunan tekanan darah dalam arteri dapat terjadi melalui beberapa
cara sebagai berikut:
a)Aktivitas memompa jantung berkurang.
b)Arteri mengalami pelebaran.
c)Banyak cairan keluar dari sirkulasi.


pengaruh kontrasepsi hormonal terhadap peningkatan tekanan
darah.
Kontrasepsi hormonal dimanfaatkan untuk mengatur kehamilan.
Penelitian menunjukan bahwa pemakaian kontrasepsi hormonal
meningkatkan tromboemboli dan gangguan pembuluh darah otak.
Tekanan darah tinggi dapat terjadi pada 5% pemakaian kontrasepsi
hormonal. Tekanan darah akan meningkat secara bertahap dan
bersifat tidak menetap. Jika tekanan darah tinggi menetap setelah
penggunaan kontrasepsi hormonal dihentikan, maka telah terjadi
perubahan permanen pada pembuluh darah akibat aterosklerosis.
Baziard (2002) menambahkan bahwa wanita yang memakai
kontrasepsi hormonal terjadi peningkatan tekanan darah sistolik dan
diastolik terutama pada 2 tahun pertama penggunaannya. Tidak
pernah ditemukan terjadi peningkatan yang patologik, karena jika
pemakaian kontrasepsi di hentikan, biasanya tekanan darah akan
kembali normal.
Tekanan darah sama atau lebih dari 140/100 mmHg , karena
khasiat estrogen terhadap pembuluh darah sehingga terjadi
hipertropi arteriole dan vasokonstriksi. Estrogen mempengaruhi
sistem renin Aldosteron-Angiotensin sehingga terjadi perubahan
keseimbangan cairan dan elektrolit.

Konseling.
Sewaktu memberikan konseling kepada aseptor kb hal yang
paling utama dilakukan adalah menanyakan kepada klien apakah klien
mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan adakah mempunyai
riwayat penyakit keturunan hipertensi.
Kemudian jelaskan kepada klien bahwa kontrasepsi hormonal
mempunyai efek samping terhadap peningkatan tekanan darah di
khawatirkan akan memperburuk keadaan klien.
Anjurkan kepada klien untuk memilih alat kontrasepsi yang non
hormonal.
Jurnalkeperawatan.com
11. Apa hubungan riwayat pemakaian obat Amitriptilin dengan memilih alat kontrasepsi ?
Low levels of serotonin, a neurotransmitter in the brain, have been linked to depression. High levels
of estrogen, as in first-generation COCPs, and progestin, as in some progestin-only contraceptives,
have been shown to promote the lowering of brain serotonin levels by increasing the concentration
of a brain enzyme that reduces serotonin.
[6]
This observation, along with some small research
studies
[61]
have inspired speculation that the pill causes depression.
Progestin-only contraceptives are known to worsen the condition of women who are already
depressed.
[62]
However, current medical reference textbooks on contraception
[21]
and major
organizations such as the American ACOG,
[63]
the WHO,
[64]
and the United Kingdom's
RCOG
[65]
agree that current evidence indicates low-dose combined oral contraceptives are
unlikely to increase the risk of depression, and unlikely to worsen the condition in women
that are currently depressed. Contraceptive Technology states that low-dose COCPs have not
been implicated in disruptions of serotonin or tryptophan.
[6]
However, some studies provide
evidence to contradict this last claim.
[66]


Other possible mechanisms include an estrogen- and progesterone-mediated
augmentation of GABAs inhibition and suppression of glutamate and a
progesterone-mediated increase in monoamine oxidase activity.
Corticosteroids are thought to induce mood symptoms by elevating plasma
cortisol concentrations. Patients with Cushings disease have been reported
to have high rates of depressive symptoms.
Moreover, abnormalities of the HPA axis with hypercortisolemia are found in
patients with MDD. It is of interest that corticosteroids are as likely to induce
mania as depression, suggesting a complex interaction.
(http://www.ashp.org/DocLibrary/Policy/Suicidality/DID-
Chapter18.aspx)
12. Apa hubungan perokok dengan memilih alat kontrasepsi ?
Ada 2 kerugian utama pada penggunaan kontrasepsi oral,

Pertama: meningkatkan insiden penyakit tromboemboli ,terutama pada perokok (4-5 kali di
banding bukan pengguna kontrasepsi oral).angka kematian akibat tromboemboli pada
pengguna kontrasepsi oral 3/100.000.

Kedua:menigkatkan insiden penyakit arteri koroner (2,7 kali bukan pengguna kontrasepsi
oral berumur 30-39 tahun dan 5,7 kali dibandingkan bukan pengguna kontrasepsi oral
berumur 40-44 tahun) pada wanita perokok.hubungan ini begitu kuat sehingga kontrasepsi
oral merupakan kontraindikasi untuk wanita berumur >35 tahun yang merokok

Sumber:buku saku obstetri&ginekologi edisi 9
13. Apa hubungan riwayat oprasi fibroadenoma mamae dengan pemilihat alat kontrasepsi ?
Salah satu penyebab terjadinya kanker payudara dikarenakan pertumbuhan jaringan payudara
yang sangat sensitif terhadap estrogen maka wanita yang terpapar estrogen dalam waktu
yang panjang akan memiliki risiko yang besar terhadap kanker. Terjadinya pemaparan
estrogen dapat disebabkan oleh penggunaan kontrasepsi hormonal yang mengandung kombinasi
hormon yaitu estrogen dan progesteron. Pemakaian kontrasespi hormonal terbanyak di
Indonesia adalah jenis suntikan dan pil.
Salah satu di antara kontrasepsi hormonal adalah pil kontrasepsi kombinasi. Adanya
pernyataan bahwa penggunaan pil kontrasepsi kombinasi dapat meningkatkan risiko kejadian
kanker payudara menjadi kontroversi dan perhatian bagi dunia kesehatan saat ini.
Karena penggunaan pil kontrasepsi juga terus meningkat di seluruh dunia. Sehingga
peningkatan risiko kanker payudara dalam penggunaan pil kontrasepsi menjadi sangat penting
karena frekuensi penggunaan pil kontrasepsi yang sangat tinggi dan dalam waktu yang lama.
Namun demikian menurut Lincoln dan Wilensky (2008) wanita yang sudah lama menggunakan
kontrasepsi oral, kecil sekali berpotensi meningkatkan risiko kanker payudara dibandingkan
dengan wanita yang belum pernah menggunakannya.
http://keperawatan.unsoed.ac.id/sites/default/files/jks-200911-004302_102-106.pdf
FIBRO ADENOMA MAMMAE

1. DEFINISI
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang paling sering terjadi
pada wanita. Tumor ini terdiri dari gabungan antara kelenjar glandula
dan fibrosa.
Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya menyerang para remaja dan
wanita dengan usia di bawah 30 tahun. Yang perlu ditekankan adalah
kecil kemungkinan dari fibroadenoma ini untuk menjadi kanker yang
ganas.
Fibroadenoma mammae timbul akibat pengaruh kelebihan hormon
estrogen.
Fibroadenoma mammae dibedakan menjadi 3 macam:
Common Fibroadenoma
Giant Fibroadenoma umumnya berdiameter lebih dari 5 cm.
Juvenile fibroadenoma pada remaja.

2. PENYEBAB
Fibroadenoma ini terjadi akibat adanya kelebihan hormon estrogen.
Biasanya ukurannya akan meningkat pada saat menstruasi atau pada
saat hamil karena produksi hormon estrogen meningkat.

3. GEJALA
Pertumbuhan fibroadenoma mammae umumnya tidak menimbulkan rasa
sakit, hanya ukuran dan tempat pertumbuhannya yang menyebabkan nyeri
pada mammae. Pada saat disentuh kenyal seperti karet

4. PATOLOGI
Makroskopi: tampak bulat, elastis dan nodular, permukaan berwarna putih
keabuan.
Mikroskopi: epitel proliferasi tampak seperti kelenjar yang dikelilingi oleh
stroma fibroblastic yang khas (intracanalicular f. dan pericanalicular f.).

5. PENEGAKAN DIAGNOSA
Pada awalnya penegakan diagnosa tehadap fibroadenoma mammae ini
adalah dilakukan pemeriksaan fisik, kemudian akan dilakukan mammogram
(x-ray pada mammae) atau ultrasound pada mammae apabila diperlukan.
Yang paling pasti dan tepat dalam diagnosa terhadap fibroadenoma mammae
ini adalah penggunaan sample biopsi. Pengambilan sampel biopsi ini dapat
dilakukan dengan mengiris bagian mammae atau dengan memasukkan jarum
yang kecil dan panjang untuk mengambil sampel sel fibroadenoma tersebut.
Diagnosa terhadap FAM ini dapat dibuat dengan penggabungan penilaian
klinis, ultrasonografi dan pengambilan sampel dengan penggunaan jarum.
Penilaian klinis terhadap benjolan payudara ini harus mempertimbangkan:
Umur:
Karsinoma: umumnya menyerang pada usia menjelang menopause
Fibroadenoma: umumnya menyerang wanita usia di bawah 30 tahun

6. TREATMENT
Karena FAM adalah tumor jinak maka pengobatan yang dilakukan tidak perlu
dengan pengangkatan mammae. Yang perlu diperhatikan adalah bentuk dan
ukurannya saja. Pengangkatan mammae harus memperhatikan beberapa
faktor yaitu faktor fisik dan psikologi pasien. Apabila ukuran dan lokasi tumor
tersebut menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman pada pasien maka
diperlukan pengangkatan.

FAM DGN PEMILIHAN KONTRASEPSI
ANATOMI DAN FISIOLOGI



Anatomi fisiologi
Seluruh susunan kelenjar payudara berada di bawah kulit di daerah
pektoral. Terdiri dari massa payudara yang sebagian besar
mengandung jaringan lemak, berlobus-lobus (20-40 lobus), tiap lobus
terdiri dari 10-100 alveoli, yang di bawah pengaruh hormon prolaktin
memproduksi air susu.
Dari lobus-lobus, air susu dialirkan melalui duktus yang bermuara di
daerah papila / puting. Fungsi utama payudara adalah laktasi,
dipengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin pascapersalinan. Kulit
daerah payudara sensitif terhadap rangsang, termasuk sebagai
sexually responsive organ.
Fibroadenoma
terjadi akibat adanya kelebihan hormon estrogen. Biasanya ukurannya
akan meningkat pada saat menstruasi atau pada saat hamil karena
produksi hormon estrogen meningkat.
Estrogen
adalah hormon yang memainkan peran kunci dalam
perkembangan organ dan sistem reproduksi wanita.
Estrogen adalah kelompok hormon steroid yang berasal dari
kolesterol. Ada tiga jenis estrogen yaitu estradiol, estrone, dan
estriol. Hormon steroid seperti estrogen dapat berdifusi bebas
melalui membran plasma.
Fungsi Estrogen bertanggung jawab untuk mempercepat
pertumbuhan tubuh wanita, dan kemudian berperan
mengembangkan rahim, ovarium, dan sistem reproduksi lain
sehingga tubuh siap untuk mendukung kehamilan. Estrogen juga
berperan membantu perkembangan dan pembesaran payudara,
meningkatkan timbunan lemak di lapisan subkutan, membantu
perkembangan panggul, pertumbuhan rambut ketiak dan
kemaluan, serta berbagai fungsi metabolik lainnya.
Siklus Menstruasi
Pada awal siklus, follicle stimulating hormone (FSH) dan
luteinizing hormon (LH) merangsang folikel dalam ovarium untuk
mulai memproduksi estrogen, yang ujungnya menghambat
pelepasan FSH dan LH dari kelenjar hipofisis.
Efek Samping Estrogen
Meskipun estrogen memberikan manfaat positif bagi wanita, bentuk-
bentuk tertentu dari kanker payudara menggunakan estrogen sebagai
hormon pertumbuhan.
Aksi pada Jaringan Payudara
Unit lobuler saluran terminal dari jaringan payudara wanita-wanita
muda sangat responsif dengan estrogen. Pada jaringan payudara,
estrogen menstimulasi pertumbuhan dan diferensiasi saluran epitelium,
menginduksi aktivitas mitotik saluran sel-sel silindris, dan menstimulasi
pertumbuhan jaringan penyambung. Estrogen juga menghasilkan efek
seperti histamin pada mikrosirkulasi payudara. Densitas reseptor
estrogen pada jaringan payudara sangat tinggi pada fase folikuler dari
siklus menstruasi dan menurun setelah ovulasi. Estrogen menstimulasi
pertumbuhan sel-sel kanker payudara. Pada wanita-wanita
postmenopause dengan kanker payudara, konsentrasi estradiol tumor
tinggi, karena aromatisasi in situ, meskipun adanya keonsentrasi
estradiol serum yang rendah

Sumber :
Gruber CJ, Tschugguei W, Schneebeger C, Huber JC. Production and action of
estrogens. N Engl J Med 2002; 346: 340-50
http://www.cancerhelps.co.id/Tumor/fibroadenoma-mammae-fam.html
http://askepsolok.blogspot.com/2008/08/fibro-adenoma-mammae.html







Estrogen-Induced Stimulation of Cell Proliferation
In some target tissues, the main effect of estrogen is to cause cells to grow
and divide, a process called cell proliferation.
In breast tissue, for example, estrogen triggers the proliferation of cells
lining the milk glands, thereby preparing the breast to produce milk if the
woman should become pregnant.
Estrogen also promotes proliferation of the cells that form the inner lining,
or endometrium, of the uterus, thereby preparing the uterus for possible
implantation of an embryo. During a normal menstrual cycle, estrogen levels
fall dramatically at the end of each cycle if pregnancy does not occur. As a
result, the endometrium disintegrates and is shed from the uterus and
vagina in a bleeding process called menstruation.

Cancer Arises from DNA Mutations in Cells
Cancer is caused by DNA damage (i.e., mutations) in genes that regulate cell
growth and division.
Some mutations are inherited, while others are caused by exposure to
radiation or to mutation-inducing chemicals such as those found in cigarette
smoke. Mutations also can occur spontaneously as a result of mistakes that
are made when a cell duplicates its DNA molecules prior to cell division.
When cells acquire mutations in specific genes that control proliferation,
such as proto-oncogenes or tumor suppressor genes, these changes are
copied with each new generation of cells. Later, more mutations in these
altered cells can lead to uncontrolled proliferation and the onset of cancer.
(For more information on how gene mutations cause cancer,
see Understanding Cancer.)


Estrogen-Induced Proliferation of Existing Mutant Cells
Although estrogen does not appear to directly cause the DNA mutations that
trigger the development of human cancer, estrogen does stimulate cell
proliferation.
Therefore, if breast cells already possess a DNA mutation that increases the
risk of developing cancer, these cells will proliferate (along with normal
breast cells) in response to estrogen stimulation. The result will be an
increase in the total number of mutant cells, any of which
might thereafter acquire the additional mutations that lead to uncontrolled
proliferation and the onset of cancer.
In other words, estrogen-induced cell production leads to an increase in the
total number of mutant cells that exist. These cells are at increased risk of
becoming cancerous, so the chances that cancer may actually develop are
increased.
(http://www.cancer.gov/cancertopics/understandingcancer/estrogenreceptors/AllPag
es)

14. Apa hubungan siklus haid tidak teratur dengan pemakaian alat kontrasepsi ?
Namun pada beberapa wanita yang menggunakan Pil KB sebagai alat kontrasepsi ini, mengalami
siklus menstruasi dengan perbandingan. Apabila wanita mengkonsumsi pil KB dengan efek estorgen
yang tinggi akan mengalami menstruasi kurang dari 4 hari. Sedangkan dengan menggunakan pil KB
dengan kadar estrogen yang rendah akan mengalami menstruasi lebih dari 6 hari.
Efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi ini menyebabkan seorang wanita mudah
tersinggung, mudah tegang dan stress, bertambahnya berat badan, nyeri kepala, darah menstruasi
yang banyak seperti pendarahan. Sedangkan yang berkolaborasi progesteron menyebabkan
payudara tegang, menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering kram, liang senggama menjadi
kering.
Efek samping lainnya dari pemakaian pil KB dalam jangka waktu yang cukup lama akan menekan
fungsi ovarium. Tak hanya itu efek samping lainnya seperti rasa mual sampai muntah, pusing, mudah
lupa, timbul bercak di kulit wajah seperti flek hitam sampai mempengaruhi fungsi organ ginjal dan
hati. Pil KB yang mengandung estrogen dapat mengganggu produksi ASI.
Kelebihan dari pil KB ini dapat meningkatkan gairah seksual, sekaligus sebagai obat untuk mengobati
penyakit endometriosis. Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya
darah haid. Efektifitas penggunaan pil ini 95-98 persen. Jadi, ada sekitar 7 wanita yang hamil dari
1.000 pasangan dalam setahun.

Berapa kadar estrogen rendah dalam darah ??
15. Mengapa setelah kelahiran anak, pasien B diberi suntik kontrasepsi tiap 3 bulan ?
Terdapat kandungan estrogen yang menekan
16. Kontrasepsi apa yg cocok untuk pasien A ?
Dianjurkan sterilisasi karena ada riwayat GO, hipertensi, merokok
17. Kontrasepsi apa yang cocok untuk pasien B ?
Ada riwayat FAM, setelah melahirkan, pernah memakai kontrasepsi suntik, disarankan
menggunakan kontrasepsi yg non hormonal (IUD,
18. Apa tujuan dari konseling ?


19. Bagaimana metode konseling yang bagus ?

Anda mungkin juga menyukai