Anda di halaman 1dari 5

Secuil kisah masa kecil anak-anak kampung pinggiran kota

Permainan Tradisional
Seperti dipedesaan pada umumnya masih banyak anak-anak yang
menyukai permainan tradisional sebagai permainan sehari hari yang mereka
lakukan, begitu juga kegiatan saya di kampung saat saya masih kanak-kanak.
Mungkin rasa tradisional sudah tak sekental saat beberapa tahun sebelum saya
lahir, tapi yang jelas di tahun kelahiranku saya masih banyak menyaksikan
kentalnya adat jawa di kampung halamanku tercinta.
Menurut saya permainan tradisional tercipta dari nilai-nilai hidup
masyarakat yang secara tidak langsung menciptakan suatu kegiatan bagi
pemainnya untuk merasa lebih senang yang tentu bertujuan untuk menghibur diri
khususnya bagi anak-anak, sehingga terjadilah sebuah kebiasaan dan akhirnya
terciptalah sebuah permainan yang tidak hanya mengandung unsur-unsur
kesenangan tetapi juga nila-nilai kehidupan yang terkristalisasi kedalamnya.
Cerita saya ini saya alami di sebuah pedesaan yang dekat dengan kota
yang masih akan berkembang, sehingga sudah lumayan banyak sentuhan
teknologi didalamnya namun juga masih banyak tradisi yang dipertahankan karna
belum mendominasinya teknologi di daerah tersebut. Dan contoh tradisi yang
akan saya ceritakan adalah tentang permainan tradisional.
Sehari-hari saya dan kawan-kawan sangat senang bermain, karna sangking
asiknya sering lupa sama waktu. Akhirnya orang tuaku mencap aku sebagai
anak yang bandel, karna kalau main tidak pernah ingat waktu. Biasa aku dan
kawan-kawan suka bermain samberlang sebutan kami pada sebuah permainan
tradisional yang mengharuskan pemainnya dibagi menjadi 2 kelompok dan
kelompok yang satu bertugas sebagai penjahat dan kelompok satunya sebagai
kelompok pembasmi kejahatan, jadi kelompok pembasmi kejahatan bertugas
untuk mengejar penjahat dan memasukkannya kedalam sebuah lingkaran yg
sudah dibuat diatas tanah yg disebut rumah. Anggota penjahat yg telah tertangkap
dapat diselamatkan dan dikeluarkan dari rumah apabila ada salah satu anggota
penjahat yang menyambarnya. Mungkin kegiatan menyambar ini yang
membuat nama permainan ini samberlang. Lalu untuk menyelesaikan
permainan ini kelompok pembasmi kejahatan haruslah menangkap semua
penjahat yang berkeliaran, dan permainan dianggap selesai. Lalu kedua kelompok
bertukar peran dan begitulah seterusnya. Pemenang dapat ditentukan dengan
melihat kinerja kelompok saat menjadi pembasmi kejahatan, apakah dapat dengan
cepat menangkap penjahat-penjahat yang berkeliaran atau butuhwaktu yang lama
untuk menangkap penjahat-penjahat tersebut, maka yang lebih cepat menangkap
penjahat adalah kelompok yang dianggap menang.
Biasanya saat bermain sebuah permainan tradisional, anak-anak pasti tidak
puas dengan satu permainan, maka kelompok yang kalah akan mengajukan untuk
bermain kembali namun dengan permainan yang berbeda, untuk membuktikan
kelompok siapa yang benar-benar hebat.
Secuil kisah masa kecil anak-anak kampung pinggiran kota

Setelah bermain samberlang biasanya kami mengganti permainan
dengan permainan patok lele. Dibandingkan dengan permainan samberlang
permainan patok lele tidak terlalu banyak menguras energi, karna dalam
permainan ini kelompok pemain dituntut untuk memukul dan melontarkan sebuah
kayu pendek dengan kayu yang panjang sejauh mungkin untuk mendapatkan nilai
paling tinggi, sedangkan kelompok penjaga bertugas menangkap kayu yang
dilontarkan oleh kelompok pemain, jika kayu kecil dapat ditangkap oleh
kelompok penjaga maka kelompok penjaga mendapat nilai sesuai peraturan yang
telah disepakati. Maka pemenangnya ditentukan dengan perolehan nilai tertinggi,
kelompok yang mendapat nilai tertinggi akan menjadi pemenangnya.
Disetiap harinya banyak sekali permainan yang kami mainkan selain dua
permainan diatas, diantaranya kami menyebutnya obat nyamuk, kejar-kejaran
hitung, alip brondok, pecah piring, kelereng dengan berbagai macam
variasi permainan, gateng dan banyak lagi yang lainnya karna saya sudah lupa.
Dari sekian banyak permainan tradisional yang ada di indonesia saya
merasa banyak kesamaan permainan tradisional yang dimainkan anak-anak yg
bermukim di pulau jawa, mungkin di kampung kami didominasi oleh orang jawa
transmigrasi, sehingga banyak tradisi dan permainan tradisional yg sama antara
masyarakat dikampungku dan masyarakat di pulau jawa.
Saya merasa masa-masa kanak-kanak saya saat di kampung terasa sangat
bahagia, dan saya juga merasa beruntung masih dapat merasakan banyak
permainan tradisional yang banyak mengandung niai-nilai luhur jika mau
mencermatinya dengan seksama, canda dan tawa lepas selalu keluar dari mulut
kami, keceriaan yang terpancar benar-benar mencerminkan keceriaan seorang
anak.
Dalam hati kecil saya yang paling dalam saya sangat berharap anak-anak
di era sekarang ini bisa kembali merasakan asiknya bermain dengan permainan
tradisional, yang mungkin saat ini telah ditinggalkan dan digantikan oleh
teknologi canggih yang bisa diibaratkan pisau bermata dua, yang berarti dapat
menjadi positif ataupun negatif bagi penggunanya tergantung dari kebijaksanaan
penggunanya, sehingga sangat diragukan pemakaiannya bagi anak-anak.
Saya berdoa semoga anak-anak indonesia dapat kembali menghadirkan
permainan tradisional ke tengah-tengah permainannya sebagai seorang anak yang
cinta akan bangsanya, dan semoga permainan tradisional asli indonesia tidak
hannya menjadi sebuah permainan belaka namun juga menjadi sebuah identitas
anak-anak indonesia yang cinta akan budayanya, amin.






Secuil kisah masa kecil anak-anak kampung pinggiran kota

Kegiatan di Bulan Puasa

Ini dimulai sebelum bulan puasa menjelang, anak-anak kampung sudah
pada mengerubungi warung yang menjual kelapa, karna anak-anak itu pada
berburu batok kelapa untuk dijadikan tempat bermain lilin, termasuk saya. Batok
kelapa itu di bersihkan dari serabut-serabut yang masih menempel hingga dirasa
cukup kilat, barulah digunakan untuk bermain lilin atau sebagai sumber api untuk
bermain meriam bambu.
Malam pertama ramadhan, biasanya kami telah mempersiapkan segalanya
mulai dari lilin itu sendiri sampai kembang api untuk dimainkan bersama-sama
dengan teman yang lainnya. Azan maghrib pun tiba, kami sibuk pergi ke masjid
dan sholat bersama-sama, setelah sholat maghrib usai kami pun segera berlari
kerumah mengambil seluruh persiapan tadi sore untuk bermain lilin dan kembang
api hingga tak terasa azan isya pun telah memanggil dan kami pun bergegas
kembali kerumah untuk bersiap sholat isya dan tarawih, saat itu sholat tarawih
adalah hal yang menyenangkan bagi kami, karna pada sholat tarawih banyak yang
datang untuk sholat, malah masjid pun hampir penuh, sehingga kami dan anak
yang lainnya harus sholat diteras masjid. Dan hal lain yang gak kalah asik adalah
banyak kawan-kawan yang datang jadi bisa main-main di masjid, walau kami
sering dimarahi karna sering ribut dimasjid.
Usai sholat isya dan tarawih kami sempatkan untuk tadarus bersama
bapak-bapak dan abang-abang remaja masjid, walaupun hanya bisa ngerame-
ramein aja. Setelah itu kami pulang untuk tidur dan bersiap untuk sahur pertama
esok.
Panggilan sahur pun berkumandang keseluruh kampung, sebenarnya kami
pengen ikut membangunkan warga untuk sahur, tapi apalah daya matapun tak
dapat dibuka, ya cuma nunggu orang bangunin aja lah baru bisa bangun. Setelah
sahur biasanya kami udah siap-siap lagi dengan peralatan lilin batok dan kembang
api, karna kami berencana akan ikut berkumpul bermain di sungai ular.
Setelah sholat subuh kami tunaikan, bergegaslah kami untuk berangkat ke
sungai ular, untuk ke sungai ular perlu perjalanan 2 KM dari rumah kami,
biasanya perjalanan ke sungai ular bisa ditempuh dengan berjalan kaki atau naik
sepeda, namununtuk kali ini kami memilih untuk berjalan kaki. Dan jalur untuk
berjalan kaki juga ada dua cara, yang pertama melewati jalan kampung, yang
kedua menyusuri jalan kereta api. Namun kali ini kami pilih untuk lewat jalan
kampung saja, karna lewat jalurkereta api cukup berbahaya.
Namun pernah sekali aku ikut bersama kawan-kawanku untuk melewati
jalan kereta api. Menurutku hal tersebut amat membahayakan diri, karna sewaktu-
waktu bisa saja kereta api lewat padahal disisi-sisi jalur kereta api tersebut adalah
areal persawahan dan semak belukar yang amat dalam. Ditambah lagi terdapat
sebuah jalur kereta api yang melewati sungai kecil yang sungainya berada jauh
dibawah, sekitar 50 m, aku tak sanggup berkhayal jika aku terperosok dan masuk
Secuil kisah masa kecil anak-anak kampung pinggiran kota

kedalam sungai itu. Huh.. sungguh mengerikan. Namun Allah masi saja berbaik
hati pada kami, kami semua berhasil melewati jembatan tersebut dengan aman
tanpa cacat. Walaupun saat itu ternyata sebuah kereta api kelas ekonomi melintas
dan nyaris saja menggilas salah satu teman kami, namun semua telah berlalu dan
tak ada yang terluka.
Beda dengan perjalanan via jalan kampung, sepanjang jalan hanya ada
rumah penduduk dan sedikit persawahan, namun begitupun jalanan masi saja
gelap tanpa ada lampu jalan. Maka sedikit bergunalah lilin batok kami karna bisa
sedikit menerangi, disepanjang jalan kami bercerita sambil bercanda gurau sambil
memainkan sebagian kembang api dan mercon kami, karna kami akan
memainkannya di sungai ular nanti.
Sampailah kami di sungai ular, ternyata sudah banyak orang yang datang
kesana untuk sama-sama bermain kembang api dan mercon, karna disana adalah
padang rumput yang cukup luas yang terletak di pinggiran sungai ular,shingga
bunyi mercon tidak akan mengganggu warga yg masih tidur. Mendengar bunyi
mercon yang sudah rame, kamipun tak mau kalah dan kami hidupkan kembang
api dan mercon yang kami sambil tertawa riang. Tak hanya bermain mercon,
disana orang-orang ada juga yang mandi-mandi disungai, mencuci kereta mereka
di pinggir sungai, memanjat jembatan perlintasan kereta api, dll. Setelah
menikmati semua pertunjukan kembang api dan mercon, kamipun pulang ke
kampung.
Sampainya dikampung, jam menunjukkan pukul 7 pagi. Kami belum
memutuskan untuk pulang kerumah, kami biasanya main-main lagi hingga
matahari naik pas diatas kepala, biasanya kami main permainan tradisional yg
biasa kami mainkan, ataupun kalo sudah bosan, kami biasanya main monopoli aja.
Begitulah rutinitas kami saat bulan puasa sebenarnya semua itu sangat
menyenangkan bagiku, semua terasa begitu alami dan khas prilaku anak-anak
pada saat itu. Semoga dapat menjadi bahan bacaan yang baik.














Secuil kisah masa kecil anak-anak kampung pinggiran kota

Anda mungkin juga menyukai