KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN RUMAH SAKIT TK.1 BHAYANGKARA RADEN SAID SUKANTO PERIODE 25 Agusttus 31 Oktober 2014 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
BAB I PENDAHULUAN
Penyakit hati akut dalam kehamilan merupakan komplikasi yang serius pada kehamilan yang pertama kali ditemukan oleh Sheehan pada tahun 1940. Penyakit ini dikarakteristikan dengan microvesicular steatosis pada hati. Penyebab utama dari penyakit hati akut dalam kehamilan dianggap oleh karena disfungsi mitokondria yang dalam oksidasi asam lemak menyebabkan akumulasi dalam hepatosit. Infiltrasi asam lemak menyebabkan insufisiensi hati akut yang menyebabkan sebagian besar gejala hadir dalam kondisi ini. Meskipun dapat mengenai semua umur, penyakit ini sebagian besar diderita oleh primigravida muda dengan janin laki-laki dan hampir selalu dalam trimester akhir, terutama pada kehamilan antara 32 sampai 40 minggu, tidak pernah timbul sebelum minggu ketiga puluh. Karena etiologinya belum diketahui, maka pengobatan yang diberikan bersifat suportif intensif dan penanganan obstetric yang baik. Jika tidak didiagnosis dan diobati segera, penyakit hati akut dalam kehamilan dapat mengakibatkan tingginya morbiditas dan mortalitas baik pada ibu maupun janin.
BAB II ANATOMI DAN FISIOLOGI
A. ANATOMI HEPAR Hepar merupakan kelenjar yang terbesar dalam tubuh manusia. Hepar pada manusia terletak pada bagian atas cavum abdominis, di bawah diafragma, di kedua sisi kuadran atas, yang sebagian besar terdapat pada sebelah kanan. Beratnya 1200 1600 gram. Permukaan atas terletak bersentuhan di bawah diafragma, permukaan bawah terletak bersentuhan di atas organ-organ abdomen. Hepar difiksasi secara erat oleh tekanan intraabdominal dan dibungkus oleh peritoneum kecuali di daerah posterior-superior yang berdekatan dengan v.cava inferior dan mengadakan kontak langsung dengan diafragma. Bagian yang tidak diliputi oleh peritoneum disebut bare area. Terdapat refleksi peritoneum dari dinding abdomen anterior, diafragma dan organ-organ abdomen ke hepar berupa ligamen. Macam-macam ligamennya: a. Ligamentum falciformis : Menghubungkan hepar ke dinding anterior abdomen dan terletak di antara umbilicus dan diafragma. b. Ligamentum teres hepatis = round ligament : Merupakan bagian bawah lig. falciformis ; merupakan sisa-sisa peninggalan v.umbilicalis yg telah menetap. c. Ligamentum gastrohepatica dan ligamentum hepatoduodenalis :Merupakan bagian dari omentum minus yg terbentang dari curvatura minor lambung dan duodenum sebelah proximal ke hepar. Di dalam ligamentum ini terdapat Aa.hepatica, v.porta dan duct.choledocus communis. Ligamen hepatoduodenale turut membentuk tepi anterior dari Foramen Wislow. d. Ligamentum Coronaria Anterior kirikanan dan Lig coronaria posterior kiri-kanan : Merupakan refleksi peritoneum terbentang dari diafragma ke hepar. e. Ligamentum triangularis kiri-kanan : Merupakan fusi dari ligamentum coronaria anterior dan posterior dan tepi lateral kiri kanan dari hepar. Secara anatomis, organ hepar terletak di hipochondrium kanan dan epigastrium, dan melebar ke hipokondrium kiri. Hepar dikelilingi oleh cavum toraks dan bahkan pada orang normal tidak dapat dipalpasi (bila teraba berarti ada pembesaran hepar). Permukaan lobus kanan dpt mencapai sela iga 4/ 5 tepat di bawah aerola mammae. Lig falciformis membagi hepar secara topografis bukan secara anatomis yaitu lobus kanan yang besar dan lobus kiri. Hepar dibungkus oleh simpai yg tebal, terdiri dari serabut kolagen dan jaringan elastis yg disebut Kapsul Glisson. Simpai ini akan masuk ke dalam parenchym hepar mengikuti pembuluh darah getah bening dan duktus biliaris. Massa dari hepar seperti spons yg terdiri dari sel-sel yg disusun di dalam lempengan-lempengan/ plate dimana akan masuk ke dalamnya sistem pembuluh kapiler yang disebut sinusoid. Sinusoid-sinusoid tersebut berbeda dengan kapiler-kapiler di bagian tubuh yang lain, oleh karena lapisan endotel yang meliputinya terdiri dari sel-sel fagosit yg disebut sel kupfer. Sel kupfer lebih permeabel yang artinya mudah dilalui oleh sel-sel makro dibandingkan kapiler-kapiler yang lain . Lempengan sel-sel hepar tersebut tebalnya 1 sel dan punya hubungan erat dengan sinusoid. Pada pemantauan selanjutnya nampak parenkim tersusun dalam lobuli-lobuli. Di tengah-tengah lobuli terdapat 1 vena sentralis yg merupakan cabang dari vena-vena hepatika (vena yang menyalurkan darah keluar dari hepar). Di bagian tepi di antara lobuli-lobuli terhadap tumpukan jaringan ikat yang disebut traktus portalis/ TRIAD yaitu traktus portalis yang mengandung cabang-cabang v.porta, A.hepatika, ductus biliaris. Cabang dari vena porta dan A.hepatika akan mengeluarkan isinya langsung ke dalam sinusoid setelah banyak percabangan. Sistem bilier dimulai dari canaliculi biliaris yang halus yg terletak di antara sel- sel hepar dan bahkan turut membentuk dinding sel. Canaliculi akan mengeluarkan isinya ke dalam intralobularis, dibawa ke dalam empedu yg lebih besar, air keluar dari saluran empedu menuju kandung empedu.
B. FISIOLOGI HEPAR Hati merupakan pusat dari metabolisme seluruh tubuh, merupakan sumber energi tubuh sebanyak 20% serta menggunakan 20 25% oksigen darah. Ada beberapa fungsi hati yaitu :
1. Fungsi hati sebagai metabolisme karbohidrat Pembentukan, perubahan dan pemecahan karbohidrat, lemak dan protein saling berkaitan 1 sama lain. Hati mengubah pentosa dan heksosa yang diserap dari usus halus menjadi glikogen, mekanisme ini disebut glikogenesis. Glikogen lalu ditimbun di dalam hati kemudian hati akan memecahkan glikogen menjadi glukosa. Proses pemecahan glikogen menjadi glukosa disebut glikogenelisis. Karena proses-proses ini, hati merupakan sumber utama glukosa dalam tubuh, selanjutnya hati mengubah glukosa melalui heksosa monophosphat shunt dan terbentuklah pentosa. Pembentukan pentosa mempunyai beberapa tujuan: Menghasilkan energi, biosintesis dari nukleotida, nucleic acid dan ATP, dan membentuk/ biosintesis senyawa 3 karbon (3C) yaitu piruvic acid (asam piruvat diperlukan dalam siklus krebs).
2. Fungsi hati sebagai metabolisme lemak Hati tidak hanya membentuk/ mensintesis lemak tapi sekaligus mengadakan katabolisis asam lemak. Asam lemak dipecah menjadi beberapa komponen : 1. Senyawa 4 karbon KETON BODIES 2. Senyawa 2 karbon ACTIVE ACETATE (dipecah menjadi asam lemak dan gliserol) 3. Pembentukan cholesterol 4. Pembentukan dan pemecahan fosfolipid Hati merupakan pembentukan utama, sintesis, esterifikasi dan ekskresi kholesterol. Dimana serum Cholesterol menjadi standar pemeriksaan metabolisme lipid.
3. Fungsi hati sebagai metabolisme protein Hati mensintesis banyak macam protein dari asam amino. Dengan proses deaminasi, hati juga mensintesis gula dari asam lemak dan asam amino. Dengan proses transaminasi, hati memproduksi asam amino dari bahan-bahan non nitrogen. Hati merupakan satu-satunya organ yg membentuk plasma albumin dan - globulin dan organ utama bagi produksi urea. Urea merupakan end product metabolisme protein. - globulin selain dibentuk di dalam hati, juga dibentuk di limpa dan sumsum tulang. globulin hanya dibentuk di dalam hati. Albumin mengandung 584 asam amino dengan BM 66.000.
4. Fungsi hati sehubungan dengan pembekuan darah Hati merupakan organ penting bagi sintesis protein-protein yang berkaitan dengan koagulasi darah, misalnya: membentuk fibrinogen, protrombin, faktor V, VII, IX, X. Benda asing menusuk kena pembuluh darah yang beraksi adalah faktor ekstrinsik, bila ada hubungan dengan katup jantung yang beraksi adalah faktor intrinsik. Fibrin harus isomer biar kuat pembekuannya dan ditambah dengan faktor XIII, sedangakan Vit K dibutuhkan untuk pembentukan protrombin dan beberapa faktor koagulasi.
5. Fungsi hati sebagai metabolisme vitamin Semua vitamin disimpan di dalam hati khususnya vitamin A, D, E, K
6. Fungsi hati sebagai detoksikasi Hati adalah pusat detoksikasi tubuh. Proses detoksikasi terjadi pada proses oksidasi, reduksi, metilasi, esterifikasi dan konjugasi terhadap berbagai macam bahan seperti zat racun, obat over dosis.
7. Fungsi hati sebagai fagositosis dan imunitas Sel kupfer merupakan saringan penting bakteri, pigmen dan berbagai bahan melalui proses fagositosis. Selain itu sel kupfer juga ikut memproduksi - globulin sebagai imun livers mechanism.
8. Fungsi hemodinamik Hati menerima 25% dari cardiac output, aliran darah hati yang normal 1500 cc/ menit atau 1000 1800 cc/ menit. Darah yang mengalir di dalam a.hepatica 25% dan di dalam v.porta 75% dari seluruh aliran darah ke hati. Aliran darah ke hepar dipengaruhi oleh faktor mekanis, pengaruh persarafan dan hormonal, aliran ini berubah cepat pada waktu exercise, terik matahari, shock. Hepar merupakan organ penting untuk mempertahankan aliran darah.
C. FAAL HATI PADA KEHAMILAN NORMAL Faal hati selama kehamilan normal dapat dikatakan tidak berubah. Karena pengaruh kenaikan kadar esterogen, spider naevi dan eritema palmaris dapat ditemukan pada kira-kira 60% wanita hamil normal, kebanyakan pada wanita hamil berkulit putih dan sedikit pada kulit berwarna. Kedua perubahan ini akan menghilang dalam waktu 46 minggu setelah melahirkan. Hati yang normal biasanya tidak teraba selama kehamilan. Hati yang teraba mungkin didasari karena penyakit hati atau kegagalan jantung. Selama kehamilan kadar bilirubin serum biasanya normal, pada sebagian kecil wanita hamil terdapat peningkatan bilirubin yang ringan, tetapi dengan kadar total kurang dan 2 mg%, hal ini mungkin karena peningkatan metabolisme hemoglobin. Enzim fosfatase alkali dalam serum kadarnya akan naik secara lambat sampai bulan ke tujuh kehamilan dan akan naik lebih cepat serta mencapai puncaknya pada bulan ke sembilan, tetapi kadarnya jarang melebihi dua kali batas atas normal; peningkatan ini disebabkan karena produksi sinsisiotrofoblast di plasenta. Kadar enzim ini akan kembali normal setelah 28 minggu post partum. Kadar protein total dalam serum jarang turun sampai di bawah 6 mg%, perubahan ini disebabkan karena penurunan relatif kadar albumin serum akibat peningkatan volume plasma (dilusi) selama kehamilan. Globulin dalam serum akan meningkat demikian juga fibrinogen. Dengan pemeriksaan elektroforesis, tampak globulin alfa dan beta meningkat, sedangkan globulin gama sedikit menurun. Kolesterol total serum kadarnya meningkat sejak bulan ke empat kehamilan, mencapai puncaknya sekitar 250 mg% pada bulan ke delapan, tetapi jarang melebihi 400 mg%. Pada sebagian kecil wanita hamil ekskresi bromsulphalein (BSP) dapat sedikit terganggu pada trimester ketiga, yang akan cepat normal kembali pada awal masa nifas. Pemeriksaan biopsi hati pada wanita hamil yang normal tidak menunjukkan kelainan histologik, atau kadang-kadang hanya tampak perubahan minimal yang tidak spesifik berupa perbedaan ukuran hepatosit, bertambah besarnya inti sampai dengan infiltrasi limfosit yang sangat ringan pada daerah portal serta peningkatan retikulum endoplasmik. Aliran darah ke hati biasanya juga tidak mengalami perubahan yang berarti
BAB III PENYAKIT HATI AKUT DALAM KEHAMILAN 1. DEFINISI Penyebab tersering kegagalan hati akut dalam kehamilan adalah perlemakan hati (acute fatty liver) yang juga disebut metamorphosis perlemakan akut atau atrofi kuning akut. Penyakit hati akut dalam kehamilan merupakan komplikasi yang serius pada kehamilan yang pertama kali ditemukan oleh Sheehan pada tahun 1940. Penyakit ini dikarakteristikan dengan microvesicular steatosis pada hati.
2. EPIDEMIOLOGI Penyakit hati akut dalam kehamilan menyerang 1 dari 7000 - `1 dari 16.000 kehamilan di Amerika Serikat. Ada kecenderungan untuk wanita nulipara dan wanita dengan kehamilan multipel. Karena kemajuan dalam strategi diagnostik dan perawatan suportif, angka morbiditas dan mortalitas penyakit ini telah menurun. Pada tahun 1980, Kaplan melaporkan angka kematian bagi ibu dan janin sekitar 85%. Kematian ibu sekarang diperkirakan 12.5-18% dengan angka kematian neonatal dari 7-66%. Sementara kelainan laboratorium dapat bertahan setelah melahirkan, dalam kasus yang jarang pasien dapat berkembang menjadi gagal hati dengan kebutuhan untuk transplantasi hati. Morbiditas bayi mencakup peningkatan risiko kardiomiopati, neuropati, miopati, hipoglikemia nonketotic, gagal hati, dan kematian yang terkait dengan cacat oksidasi asam lemak pada bayi baru lahir. Meskipun dapat mengenai semua umur, penyakit ini sebagian besar diderita oleh primigravida muda dengan janin laki-laki dan hampir selalu dalam trimester akhir, terutama pada kehamilan antara 32 sampai 40 minggu, tidak pernah timbul sebelum minggu ketiga puluh.
3. ETIOLOGI Penyebab penyakit ini masih belum diketahui. Mungkin disebabkan karena reaksi kepekaan berlebihan terhadap suatu zat yang dihasilkan oleh kesatuan feto-plasenta. Malnutrisi diduga mempermudah terjadinya penyakit ini.
4. PATOFISIOLOGI Wanita yang mengalami penyakit akut dalam kehamilan lebih mungkin untuk memiliki defisiensi rantai panjang 3-hydroxyacyl-koenzim A dehidrogenase heterozigot (LCHAD). LCHAD ditemukan pada membran mitokondria dan terlibat dalam oksidasi beta asam lemak. Mutasi gen ini bersifat resesif, oleh karena itu kehamilan yang dalam kondisi fisiologis yang normal memiliki oksidasi asam lemak yang normal. Namun jika janin homozigot mengalami mutasi, maka tidak akan mampu mengoksidasi asam lemak. Asam lemak ini diberikan kepada ibu, karena fungsi enzim yang berkurang sehingga tidak bisa me-metabolisme asam lemak tambahan. Kelainan morfologinya hampir mirip dengan kelainan pada keracunan tetrasiklin dan sindrom Reye. Secara makroskopis tampak hati mengecil, lunak dan berwarna kuning. Sedangkan kelainan histologisnya berupa infiltrasi lemak intraseluler (mikrovesikel) yang distribusinya sentrilobuler, kecuali hepatosit di daerah periportal yang biasanya masih tampak normal, juga tidak didapatkan adanya tanda-tanda nekrosis maupun reaksi inflamasi yang luas; infiltrasi lemak mungkin juga terlihat di pankreas, ginjal, otak dan sumsum tulang. arah ke pengembangan penyakit hati akut, yang bisa diatasi dengan terminasi kehamilan.
5. DIAGNOSIS Penyakit ini onsetnya mendadak, gejala klinis yang timbul dapat berupa malaise, anoreksi, nausea, vomitus, nyeri epigastrik, ikterus, hematemesis dan perdarahan lainnya, ensefalopati hepatik dan gagal ginjal. Disfungsi hati bervariasi dari sedang sampai berat yang bermanifestasi sebagai hipofibrinogenemia,hipoalbuminemia, hipokolesterolemia dan waktu pembekuan yang memanjang. . Penyakit ini sering disertai dengan pankreatitis akut dan kadang-kadang disertai juga dengan toksemia dan koagulasi intra vaskuler (DIC). Biasanya terjadi partus prematur dan bayinya lahir mati, kematian ibu biasanya terjadi pada hari ke tiga sampai empat minggu sejak onset, karena hipoglikemi, ensefalopati, perdarahan, infeksi dan gagal ginjal. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kenaikan kadar bilirubin serum (biasanya di bawah 10 mg%), SGOT (biasanya kurang dan 500 IU), fosfatase alkali, asam urat, amonia dan ureum. Sedangkan kadar gula darah, albumin, kolesterol dan protrombin akan menurun. Detoksifikasi hati juga dipengaruhi, sehingga kadar amonia darah meningkat, terutama di akhir perjalanan penyakit. Pada hampir semua kasus berat, terjadi pengaktifan mencolok sel endotel disertai kebocoran kapiler yang menyebabkan hemokonsentrasi, sindrom hepatorenal, asites dan kadang edema permeabilitas paru. Kematian janin lebih sering terjadi pada keadaan hemokonsentrasi berat. Terjadi leukositosis dan trombositopenia pada ibu. Hemolisis dapat parah, hal ini mungkin disebabkan oleh efek hiperkolesterolemia pada membrane eritrosit, akibatnya kadar asam laktat dehydrogenase(LDH) meningkat dan apusan darah tepi memperlihatkan ekinositosis dan sel darah merah berinti. Selain itu, temuan laboratorium mungkin konsisten dengan koagulasi intravaskular diseminata (DIC), khususnya, perpanjangan waktu protrombin, fibrinogen rendah, dan tingkat antitrombin rendah. Hal ini menghasilkan gambaran klinis yang mirip dengan DIC. Beberapa yang unik untuk kehamilan, seperti preeklampsia / eklampsia, HELLP, dan AFLP. Tingginya kadar ALT dapat dilihat pada pasien dengan hepatitis virus; Namun, tingkat tertinggi terlihat pada pasien dengan cedera hati toksik akut, seperti dapat dilihat dalam overdosis acetaminophen. Kedua AST dan ALT dapat meningkat karena kerusakan hati. Diagnosis pasti berdasarkan hasil biopsi hati, tetapi hal ini sering tidak dapat dilaksanakan karena adanya gangguan pembekuan darah. Diagnosis bandingnya adalah hepatitis fulminan, pankreatitis dan kolesistitis.
6. PENANGANAN Karena etiologinya belum diketahui, maka pengobatan yang diberikan bersifat suportif intensif dan penanganan obstetric yang baik. Pengobatan ini secara umum sesuai dengan pengobatan gagal hati dan ginjal. Di samping itu timbulnya hipoglikemi dan gangguan pembekuan darah harus selalu diwaspadai sehingga dapat segera dikoreksi. Persalinan biasanya menyebabkan resolusi spontan. Meskipun sebagian mengususlkan kelahiran perabdominam untuk mempercepat penyembuhan hati namun tindakan tersebut meningkatkan resiko ibu jika terdapat koagulopati berat. Transfusi whole blood atau packed red cell, bersama dengan plasma beku segar, kriopresipitat, dan trombosit biasanya dibutuhkan jika dilakukan pembedahan atau bila terjadi laserasi obstetric sebagai penyulit persalinan pervaginam. Disfungsi hati biasanya mereda pasca partus. Fungsi hati biasanya menjadi normal dalam seminggu dan selama itu diperlukan perawatan medis yang intensif. Terdapat dua penyakit terkait yang mungkin timbul pada periode ini yaitu diabetes mellitus insipient dan pankreatitis akut. Diabetes mellitus insipient mungkin disebabkan oleh peningkatan konsentrasi vasopressin akibat berkurangnya produksi enzim inaktivatornya oleh hati. Dalam perawatan suportif pasien biasanya pulih sempurna. Kematian ibu biasanya disebabkan oleh sepsis, perdarahan, aspirasi, gagal ginjal, pankreatitis dan perdarahan saluran cerna. Indikasi terminasi kehamilan bergantung pada beberapa faktor berikut : 1. Status janin Banyak janin menunjukkan bukti asfiksia dan hipoksia, oleh karena itu pemantauan ketat status janin diperlukan bersamaan dengan kemampuan untuk mempercepat terminasi. 2. Status koagulasi ibu Karena kelainan koagulasi yang dapat menyertai penyakit ini, biasanya diperlukan sesar. Bisa juga dengan induksi persalinan, namun bila terminasi tidak dapat dilakukan dengan aman dalam 24 jam dari saat diagnosis, sesar mungkin optimal. Pengelolaan hipoglikemia berat yang mungkin terjadi diperlukan untuk menghindari koma dan kematian. Pasien membutuhkan setidaknya solusi Dextrose 5% untuk mempertahankan kadar glukosa darah. Glukosa darah harus dipantau ketat sampai kembali fungsi hati dan pasien mentolerir makanan sehari. Fungsi ginjal juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk perdarahan ibu, yang dapat menyebabkan nekrosis tubular akut dan sindrom hepatorenal. Keseimbangan cairan harus diamati secara teliti, karena pasien dapat terkena edema paru karena tekanan onkotik plasma rendah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Prawirohardjo S. Buku Ilmu Kebidanan. Jakarta : Penerbit Prawirohardjo ; 2009 2. Sastrawinata S. Obstetri Fisiologi. Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran. Bandung : Universitas Padjadjaran Bandung ; 2003. 3. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Rouse DJ, Spong CY. Obstetri Williams volume 1. Edisi 23. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2013. 4. J Barsoom, Michael, dkk. Acute Fatty Liver of Pregnancy. Diakses online pada 27 September 2014 : http://emedicine.medscape.com/article/1562425