Anda di halaman 1dari 24

Makalah:TeoriKomunikasiPendidikan

KOMUNIKASIDALAMPEMBELAJARAN
AKTIFDANKREATIF

DISUSUNOLEH
SYUKRIABDULLAHMANIK
NIM:8146122046

JURUSANTEKNOLOGIPENDIDIKAN
PROGRAMPASCASARJANA
UNIVERSITASNEGERIMEDAN

2014

I.PENDAHULUAN

I.1.LATARBELAKANGMASALAH
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui
media yang menimbulkan efek tertentu. Pengertian tersebut mengidentifikasikan kepada kita
bahwayangtermasukunsurunsurkomunikasiadalahkomunikator,pesan,media,komunikan,
danefek.
Komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar berlangsung amat efektif, baik antara pengajar
dengan pelajar maupun diantara para pelajar sendiri sebab mekanismenya memungkinkan si
pelajar terbiasa mengemukakan pendapat secara argumentatif dan mengkaji dirinya, apakah
yang telah diketahuinya itu benar atau tidak. Agar jalannya komunikasi berkualitas, maka
diperlukan suatu pendekatan komunikasi yaitu; pendekatan secara ontologis (apa itu
komunikasi),tetapijugasecaraaksiologis(bagaimanaberlangsungnyakomunikasiyangefektif)
dansecaraepistemologis(untukapakomunikasiitudilaksanakan).
Hal hal penting yang perlu diperhatikan saat proses informasi untuk komunikasi dalam
pembelajaran, antara lain: (1) hal yang akan disampaikan sampai kepada penerima tanpa ada
pembiasan isi (subject = outcome), (2) hal yang akan disampaikan setingkat dengan
kemampuan siswa dalam menelaah (tingkat intelegensi siswa, pengalamanpengalaman yang
pernah didapat), (3) siswa terikat secara aktif dalam proses belajar dengan cara
menghubungkanapayangmerekadapatsebelumnyadenganhalbaruyangakandisampaikan,
(4) siswa diminta menunjukkan kemajuan sehingga pencapaiannya dapat dianalisis, umpan
balik mendapat respon sehingga terlihat jelas sukses dalam usahanya, dan (5) siswa diberi
waktu luang yang cukup untuk berlatih dengan kondisi beragam untuk meyakinkan proses
retensidantranferyangsedangterjadi.
Ditinjau dari prosesnya pendidikan adalah komunikasi dalam arti kata bahwa dalam proses
tersebutterlibatduakomponenyangterdiriatasmanusia,yaknipengajarsebagaikomunikator
danpelajarsebagaikomunikan.
Lazimnya pada tingkatan bawah dan menengah pengajar itu disebut guru, sedangkan pelajar
disebut dengan murid; pada tingkatan tinggi pengajar dinamakan dengan dosen, sedangkan
pelajardinamakandenganmahasiswa.Padatingkatanapapunproseskomunikasiantarapelajar
dan pengajar itu pada hakekatnya sama saja. Perbedaannya hanyalah pada jenis pesan serta
kualitasyangdisampaikanolehsipengajarkepadadipelajar.
Tujuan pendidikan adalah khas atau khusus, yaitu meningkatkan pengetahuan seseorang
mengenaisuatuhalsehinggaiamenguasainya.Jelasperbedaannyadengantujuanpenerangan,
propaganda, indoktrinasi dan agitasi sebagaimana disinggung di atas. Tujuan pendidikan akan
tercapaijikaprosesnyakomunikatif.Padaumumnyapendidikanberlangsungsecaraberencana
di dalam kelas secara tatap muka (face to face). Karena kelompoknya relatif kecil. Meskipun
komunikasiantarapelajardanpengajardalamruangkelasitutermasukkomunikasikelompok,
sang pelajar sewaktuwaktu bisa mengubahnya menjadi komunikasi antarpersona. Terjadilah
komunikasi dua arah atau dialog di mana si pelajar menjadi komunikan dan komunikator,
demikian pula sang pengajar. Terjadinya komunikasi dua arah ini ialah apabila para pelajar
bersikap aktif, mengetengahkan pendapat atau mengajukan pertanyaan, diminta atau tidak
diminta.Dengan pembelajaran yang aktif maka siswa akan berfikir kreatif dalam mencari
informasidarisumberbelajardanlingkunganbelajarnya.

I.2.RUMUSANMASALAH
Berdasarkan latarbelakang masalah, maka maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai
berikut:
ApakahyangdimaksuddenganKomunikasi
Bagaimanapembelajaranaktifdankreatif
BagaimanaPeranKomunikasidalamPembelajaranAktifdankreatif

I.3.TUJUANDANMANFAAT
I.3.1.Tujuan
Makalah ini disusun ditujukan agar pembaca mengerti defenisi komunikasi, Karakteristik
pembelajaran aktif dan kreatif dan memahami peran komunikasi dalam terciptanya
pembelajaranaktifdankreatif

I.3.2.Manfaat
Makalah ini disusun dengan harapan dapat bermanfaat untuk menambah khasanah
pengetahuanpembacabagaimanaperankomunikasidalampembelajaranaktifdankreatif

II.PEMBAHASAN

II.1.KOMUNIKASI

II.1.1.DefenisiKomunikasi
Ditinjau dari etimologi, komunikasi berasal dari kata communicare yang berarti membuat
sama. Definisi kontemporer menyatakan bahwa komunikasi berarti mengirim pesan.
Menurut (Effendy. 2003: 9) istilah komunikasi (communication) berasal dari kata latin
communication,danbersumberdarikatacommunisyangberartisama.Samadisinimaksudnya
adalah sama makna. Berbicara mengenai definisi komunikasi tidak ada definisi yang salah dan
benar secara absolute. Namun definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi merujuk
pada kalimat mendiskusikan makna, mengirim pesan dan penyampaian pesan lewat
media. Apapun istilah yang dipakai, secara umum komunikasi mengandung pengertian
memberikan informasi, pesan, atau gagasan pada orang lain dengan maksud agar orang lain
tersebut memiliki kesamaan informasi, pesan atau gagasan dengan pengirim pesan. Konsep
KomunikasiKonsepkomunikasimenurutJohnR.Wenburg,WilliamW.WilmothdanKennethK
Sereno dan Edward M Bodaken terbentuk menjadi 3 tipe: pertama, searah: pemahaman ini
bermula dari pemahaman komunikasi yang berorientasi sumber yaitu semua kegiatan yang
secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan
respon penerima. Kedua, interaksi: pandangan ini menganggap komunikasi sebagi proses
sebabakibat, aksireaksi yang arahannya bergantian. Ketiga, transaksi: konsep ini tidak hanya
membatasi unsur sengaja atau tidak sengaja, adanya respon teramati atau tidak teramati
namun juga seluruh transaksi perilaku saat berlangsungnya komunikasi yang lebih cenderung
pada komunikasi berorientasi penerima. Saat dosen memberi kuliah, komunikasi bukan saja
berdasarkan fakta bahwa mahasiswa menafsirkan isi kuliah tetapi juga dosen menafsirkan
perilaku anggukan atau kerutan kening mahasiswa. Jadi, kalau dua orang terlibat dalam
komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau
berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan
bahasayangdipergunakandalampercakapanitubelumtentumenimbulkankesamaanmakna.
Denganlainperkataan,mengertibahasanyasajabelumtentumengertimaknayangdibawakan
olehbahasaitu.Jelasbahwapercakapanantarakeduaorangtadidapatdikatakankomunikatif
apabila keduaduanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan juga mengerti makna dari
bahanyangdipercakapkan.Akantetapipengertiankomunikasiyangdipaparkandiatassifatnya
sangat fundamental, dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung
kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan
komunikasi tidak hanya informative, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, tetapi juga
persuasive, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan melakukan
suatu perbuatan atau kegiatan dan lainlain. Pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial,
budaya, pendidikan dan politik sudah disadari oleh para cendikiawan sejak Aristoteles hanya
sekedar berkisar pada retorika dalam lingkungan kecil. Baru pada pertengahan abad ke20
ketika dunia dirasakan semakin kecil akibat revolusi industri dan revolusi teknoligi elektronik,
makaparacedikiawanpadaabadsekarangmenyadaripentingnyakomunikasiditingkatkandari
pengetahuan (knowledge) menjadi ilmu (science). Menurut Carl I. Hovland, 1953) ilmu
komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asasasas
penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Definisi ini menunjukkan
bahwayangdijadikanobyekstudiilmukomunikasibukansajapenyampaian
informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap public
(public attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang
amat penting. Bahkan dalam definisinya secara khusus mengenai pengertian komunikasinya
sendiri, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain
(communication is the process to modify the behavior of other individuals), akan tetapi
seseorangakandapatmengubahsikappendapatatauperilakuoranglainapabilakomuniksinya
itu memang komunikatif seperti diuraikan di atas. Untuk memahami pengertian komunikasi
sehingga dapat dilancarkan secara efektif, para peminat komunikasi sering kali mengutip
paradigma yang dikutip oleh Harold Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk
menjelaskankomuniksiadalahmenjawabpertanyaansebagaiberikut:Whatsayswhatinwhich
channel towhom withwhat effect? (Lasswell.1972). Paradigma Lasswell diatasmenunjukkan
bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu,
yakni: Komunikator (communicator, source, sender) Pesan (message) Media (channel,
media) Komunikan (communicant, communicate, receiver, recipient) Efek (effect, impact,
influence) Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan
efek tertentu. Lasswell menghendaki agar komunikasi dijadikan objek studi ilmiah, bahkan
setiap unsur diteliti secara khusus. Studi mengenai komunikator dinamakan control analysis;
penelitian mengenai pers, radio, televisi, film dan media lainnya disebut media analysis;
penyelidikan mengenai pesan dinamai content analysis, audience analysis adalah studi khusus
tentang komunikan, sedangkan effect analysis merupakan penelitian mengenai efek atau
dampak yang ditimbulkan oleh komunikasi. Demikian kelengkapan unsur komunikasi menurut
HaroldLasswellyangmutlakharusadadalamsetiapprosesnya.ProseskomunikasiPhilipKotler
dalambukunya,MarketingManagement,berdasarkanparadigmaHaroldLasswellmenampilkan
modelproseskomunikasi.Modelinisecaralebihjelasbisadilihatdalamgambarberikut:Unsur
unsurdalamproseskomunikasiinimelipuiti:Sender:Komunikatoryangmenyampaikanpesan
kepada seseorang atau sejumlah orang. Encoding: Penyandaian, yakni proses pengalihan
pikiran ke dalam bentuk lambang. Message: Pesan yang merupakan seperangkat lambang
bermaknayangdisampaikanolehkomunikator.Media:Salurankomunikasitempatberlalunya
pesandarikomunikatorkepadakomunikan.Decoding:Penguraiansandi,yakniprosesdimana
komunikanmenetapkanmaknapadalambangyangdisampaikanolehkomunikatorkepadanya.
Receiver:Komunikanyangmenerimapesandarikomunikator.
Response: Tanggapan, seperangkat reaksi dari komunikan setelah diterpa pesan. Feedback:
Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada
komunikator. Noise: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai
akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan
olehkomunikatorkepadanya.Modelkomunikasidiatasmenegaskanfaktorfaktorkuncidalam
komunikasiefektif.Komunikatorharustahukhalayakmanayangakandijadikannyasasarandan
tanggapan apa yang diinginkannya. Ia harus terampil menyandi pesan dengan
memperhitungkan bagaimana komunikan biasanya mengurai sandi pesan. Komunikator harus
mengirimkan pesan melalui media yang efisien dalam mencapai khlayak sasaran. Proses
komunikasipadahakekatnyaadalahprosespenyampaianpikiranatauperasaanolehseseorang
(komunikator)kepadaoranglain(komunikan).Pikiranbisamerupakangagasan,informasi,opini
dan lainlain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu
raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.
Adakalanyaseseorangmenyampaikanbuahpikirannyakepadaoranglaintanpamenampakkan
perasaan tertentu. Pada saat lain seseorang menyampaikan perasaannya kepada orang lain
tanpa pemikiran. Tidak jarang pula seseorang menyampaikan pikirannya disertai perasaan
tertentu disadari atau tidak disadari. Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan
dengan menggunakan perasaan yang disadari, sebaiknya komunikasi akan gagal jika sewaktu
menyampaikanpikiran,perasaantidakterkontrol.
Evertt M. Rogers mendefinisikan komunikasi sebagai proses yang di dalamnya terdapat suatu
gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan untuk merubah
perilakunya. Pendapat senada dikemukakan oleh Theodore Herbert, yang mengatakan bahwa
komunikasi merupakan proses yang di dalamnya menunjukkan arti pengetahuan dipindahkan
dariseseorangkepadaoranglain,biasanyadenganmaksudmencapaibeberapatujuankhusus.
Selain definisi yang telah disebutkan di atas, pemikir komunikasi yang cukup terkenal yaitu
Wilbur Schramm memiliki pengertian yang sedikit lebih detil. Menurutnya, komunikasi
merupakan tindakan melaksanakan kontak antara pengirim dan penerima, dengan bantuan
pesan; pengirim dan penerima memiliki beberapa pengalaman bersama yang memberi arti
pada pesan dan simbol yang dikirim oleh pengirim, dan diterima serta ditafsirkan oleh
penerima.(Suranto:2005)

II.1.2.PembelajaranSebagaiProsesKomunikasi
Ditinjau dari prosesnya pendidikan adalah komunikasi dalam arti kata bahwa dalam proses
tersebutterlibatduakomponenyangterdiriatasmanusia,yaknipengajarsebagaikomunikator
dan pelajar sebagai komunikan. Lazimnya pada tingkatan bawah dan menengah pengajar itu
disebut guru, sedangkan pelajar disebut dengan murid; pada tingkatan tinggi pengajar
dinamakan dengan dosen, sedangkan pelajar dinamakan dengan mahasiswa. Pada tingkatan
apapun proses komunikasi antara pelajar dan pengajar itu pada hakekatnya sama saja.
Perbedaannya hanyalah pada jenis pesan serta kualitas yang disampaikan oleh si pengajar
kepadadipelajar.
Perbedaan komunikasi dan pendidikan terletak pada tujuannya atau efek yang diharapkan.
Ditinjau dari efek yang diharapkan itu, tujuan komunikasi sifatnya umum, sedangkan tujuan
pendidikan sifatnya khusus. Kekhususan inilah yang dalam proses komunikasi melahirkan
istilahistilahkhusussepertipenerangan,propaganda,indoktrinasi,agitasidanpendidikan.
Tujuan pendidikan adalah khas atau khusus, yaitu meningkatkan pengetahuan seseorang
mengenaisuatuhalsehinggaiamenguasainya.Jelasperbedaannyadengantujuanpenerangan,
propaganda, indoktrinasi dan agitasi sebagaimana disinggung di atas. Tujuan pendidikan akan
tercapaijikaprosesnyakomunikatif.Padaumumnyapendidikanberlangsungsecaraberencana
di dalam kelas secara tatap muka (face to face). Karena kelompoknya relatif kecil. Meskipun
komunikasiantarapelajardanpengajardalamruangkelasitutermasukkomunikasikelompok,
sang pelajar sewaktuwaktu bisa mengubahnya menjadi komunikasi antarpersona. Terjadilah
komunikasi dua arah atau dialog di mana si pelajar menjadi komunikan dan komunikator,
demikian pula sang pengajar. Terjadinya komunikasi dua arah ini ialah apabila para pelajar
bersikap responsif, mengetengahkan pendapat atau mengajukan pertanyaan, diminta atau
tidak diminta. Jika si pelajar pasif saja dalam arti kata hanya mendengarkan tanpa ada gairah
untuk mengekspresikan suatu pernyataan atau pertanyaan, maka meskipun komunikasi itu
bersifattatapmuka,tetapsajaberlangsungsatuarahdankomunikasiitutidakefektif.
Jelaslahbahwadalamusahamembangkitkandayapenalarandikalanganpelajar,merekasendiri
ikut menentukan keberhasilannya. Mereka perlu sadar akan pentingnya memiliki daya
penalaran untuk kepentingan pembinaan personalitynya, kepribadiannya. Dalam
pelaksanaannya, mereka harus menggunakan setiap kesempatan yang disediakan. Kalau tidak
ada mereka harus mencarinya. para pelajar bukanlah pribadi yang hanya siap untuk digiring
giringataudidorongdorong.Merekaharussiapuntukberpartisipasipadatiapkesempatan.Jika
tidakadakesempatanmerekasendiriharussiapmembentuksarananya.
Komunikasidalambentukdiskusidalamprosesbelajarmengajarberlangsungamatefektif,hal
ini disebabkan oleh dua hal: a. materi yang didiskusikan meningkatkan intelektualitas, b.
komunikasi dalam diskusi bersifat intracommunication dan intercommunication. Yang
dimaksud dengan intracommunication atau intrakomunikasi adalah komunikasi yang terjadi
pada diri seseorang. Ia berkomunikasi dengan dirinya sendiri sebagai persiapan untuk
melalukanintercommunicationdenganoranglain.
Secara teoritis pada waktu seorang pelajar melakukan intracommunication terjadilah proses
yang terdiri atas tiga tahap: (1) persepsi (perception), (2) ideasi (ideation), dan (3) transmisi
(tranmission). Persepsi adalah penginderaan terhadap suatu kesan yang timbul dalam
lingkungannya. Penginderaan itu dipengaruhi oleh pengalaman, kebiasan dan kebutuhan.
Kemampuan mempersepsi antara pelajar satu dengan pelajar yang lain tidak akan sama
meskipunmerekasamasamadari
sekolah yang sama, bahkan kelas yang sama. Ini ditentukan oleh sipelajar sendiri, ditentukan
oleh aktivitas komunikasi, baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan. Sebagai
komunikator,umpamanyaiaseringtampilsecaraaktifsebagaiorator,pemimpindiskusi,ketua
rapatdansebagainya.Sebagaikomunikanumpamanya,iabanyakmembacabuku,suratkabar,
majalah mendengarkan radio atau menonton televisi. Pengetahuan dan pengalaman akan
memperkayabenaknyadenganperbendaharaanuntukmemperkuatdayapersepsinya.Semakin
sering ia melibatkan diri dalam komunikasi akan semakin kuat daya persepsinya. Ideasi adalah
tahapkeduadalamprosesintracommunication.Seorangpelajardalambenaknyamengonsepsi
apa yang dipersepsinya. Ini berarti bahwa dia mengadakan seleksi dari sekian banyak
pengetahuan dan pengalamannya yang pernah diperolehnya, mengadakan penataan dengan
yangrelevandarihasilpersepsinyatadi,siapuntukditransmisikansecaraverbalkepadalawan
diskusinya. Jadi yang ditransmisikan adalah hasil konsepsi karya penalaran sehingga apa yang
dilontarkan dari mulutnya adalah pernyataan yang mantap, meyakinkan, sistematis dan logis.
Dengan demikian dalam proses intercommunication berikutnya berkat intracommunication
yangselaluterlatih,iaakanmengalamikeberhasilan.

II.2.PEMBELAJARANAKTIFDANKREATIF

II.2.1.PembelajaranAktif
Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua
potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar
yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu
pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak
didikagartetaptertujupadaprosespembelajaran.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa perhatian anak didik berkurang bersamaan dengan
berlalunyawaktu.PenelitianPollio(1984)menunjukkanbahwasiswadalamruangkelashanya
memperhatikan pelajaran sekitar 40% dari waktu pembelajaran yang tersedia. Sementara
penelitian McKeachie (1986) menyebutkan bahwa dalam sepuluh menit pertama perthatian
siswadapatmencapai70%,danberkurangsampaimenjadi20%padawaktu20menitterakhir.
Kondisitersebutdiatasmerupakankondisiumumyangseringterjadidilingkungansekolah.Hal
ini menyebabkan seringnya terjadi kegagalan dalam dunia pendidikan kita, terutama
disebabkan anak didik di ruang kelas lebih banyak menggunakan indera pendengarannya
dibandingkanvisual,sehinggaapayangdipelajaridikelastersebutcenderunguntukdilupakan.
SebagaimanayangdiungkapkanKonfucius:
Apayangsayadengar,sayalupa
Apayangsayalihat,sayaingat
Apayangsayalakukan,sayapaham
Ketiga pernyataan ini menekankan pada pentingnya belajar aktif agar apa yang dipelajari di
bangku sekolah tidak menjadi suatu hal yang siasia. Ungkapan di atas sekaligus menjawab
permasalahan yang sering dihadapi dalam proses pembelajaran, yaitu tidak tuntasnya
penguasaananakdidikterhadapmateripembelajaran.
MelSilberman(2001)memodifikasidanmemperluaspernyataanConfuciusdiatasmenjadiapa
yangdisebutnyadenganbelajaraktif(activelearning),yaitu:
Apayangsayadengar,sayalupa
Apayangsayadengardanlihat,sayaingatsedikit
Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa teman lain, saya
mulaipaham
Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan
keterampilan
Apayangsayaajarkanpadaoranglain,sayakuasai
Ada beberapa alasan yang dikemukakan mengenai penyebab mengapa kebanyakan orang
cenderung melupakan apa yang mereka dengar. Salah satu jawaban yang menarik adalah
karena adanya perbedaan antara kecepatan bicara guru dengan tingkat kemampuan siswa
mendengarkan apa yang disampaikan guru. Kebanyakan guru berbicara sekitar 100200 kata
per menit, sementara anak didik hanya mampu mendengarkan 50100 kata per menitnya
(setengah dari apa yang dikemukakan guru), karena siswa mendengarkan pembicaraan guru
sambilberpikir.
Thorndike(BimoWagito,1997)mengemukakan3hukumbelajar,yaitu:
law of readiness, yaitu kesiapan seseorang untuk berbuat dapat memperlancar hubungan
antarastimulusdanrespons.
law of exercise, yaitu dengan adanya ulanganulangan yang selalu dikerjakan maka hubungan
antarastimulusdanresponsakanmenjadilancar
law of effect, yaitu hubungan antara stimulus dan respons akan menjadi lebih baik jika dapat
menimbulkanhalhalyangmenyenangkan,danhalinicenderungakanselaludiulang.
Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulusstimulus kepada anak
didik,agarterjadinyaresponsyangpositifpadadirianakdidik.Kesediaandankesiapanmereka
dalam mengikuti proses demi proses dalam pembelajaran akan mampu menimbulkan respons
yang baik terhadap stimulus yang mereka terima dalam proses pembelajaran. Respons akan
menjadi kuat jika stimulusnya juga kuat. Ulanganulangan terhadap stimulus dapat
memperlancarhubunganantarastimulusdanrespons,sehinggaresponsyangditimbulkanakan
menjadikuat.Haliniakanmemberikesanyangkuatpulapadadirianakdidik,sehinggamereka
akan mampu mempertahankan respons tersebut dalam memory (ingatan) nya. Hubungan
antara stimulus dan respons akan menjadi lebih baik kalau dapat menghasilkan halhal yang
menyenangkan. Efek menyenangkan yang ditimbulkan stimulus akan mampu memberi kesan
yang mendalam pada diri anak didik, sehingga mereka cenderung akan mengulang aktivitas
tersebut. Akibat dari hal ini adalah anak didik mampu mempertahan stimulus dalam memory
mereka dalam waktu yang lama (longterm memory), sehingga mereka mampu merecall apa
yangmerekaperolehdalampembelajarantanpamengalamihambatanapapun.
Active learning (belajar aktif) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan memperlancar
stimulus dan respons anak didik dalam pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi
hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang membosankan bagi mereka. Dengan
memberikan strategi active learning (belajar aktif) pada anak didik dapat membantu ingatan
(memory) mereka, sehingga mereka dapat dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan
sukses.Halinikurangdiperhatikanpadapembelajarankonvensional.
Dalam metode active learning (belajar aktif) setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan
dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya. Materi pelajaran yang
baru disediakan secara aktif dengan pengetahuan yang sudah ada. Agar murid dapat belajar
secara aktif guru perlu menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa, sehingga
pesertadidikmempunyaimotivasiyangtinggiuntukbelajar.(Mulyasa,2004:241)

II.2.2.PembelajaranKreatif
Pembelajaran kreatif merupakan usaha membangun pengalaman belajar siswa dengan
berbagaiketerampilanprosesuntukmendapatkanpengalamandanpengetahuanbaru,melalui
penciptaan kegiatan belajar yang beragam dan mengkondisikan suasana belajar sehingga
mampu memberikan pelayanan pada berbagai tingkat kemampuan dan gaya belajar siswa,
sertasiswalebihterpusatperhatiannyasecarapenuh.
Pembelajarankreatifdalampelaksanaannyahendaknyamemperhatikanhalhalberikut.
a.Memahamisifatyangdimilikianak
Padadasarnyaanakmemilikisifat:rasaingintahudankebebasanberimajinasi.Anakdesa,anak
kota, anak orang kaya,anak orang miskin, anak Indonesia, atau bukan anak Indonesia yang
terlahir tidak mengalami gangguan jiwa memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut
merupakanmodaldasarbagiberkembangnyasikap/berpikirkritisdankreatif.
b.Mengenalanaksecaraperorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang
berbeda. Dalam pembelajaran aktif dan kreatif perbedaan individual perlu diperhatikan dan
harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak
selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan
kecepatan belajarnya. Anakanak yang memiliki kemampuan lebih dapat
dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal
kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga anak tersebut
belajarsecaraoptimal.
Pembelajaran kreatif memiliki beberapa karakteristikyang membedakannya dengan
pembelajaranlainnya.(Madewena,2009:140)Karakteristikpembelajarankreatifantaralain
sebagaiberikut:
1.Keterlibatansiswasecaraintelektualdanemosionaldalampembelajaran.
2.Siswa didorong untuk menemukan / mengkonstruksi sendiri konsep yang sedang dikaji
melalui penafsiran yang dilakukan dengan berbagai cara seperti observasi,diskusi atau
percobaan
3.Memberikesempatankepadasiswauntukbertanggungjawabmenyelesaikantugasbersama
4.Untuk menjadi kreatif, seseorang harus bekerja keras, berdedikasi tinggi, antusias serta
percayadiri.

Berdasarkan karakteristik pembelajaran aktif dan kreatif diatas maka halhal yang perlu
diperhatikandalammelaksanakanPembelajaranAktifdanKreatifyaitu:
1. Memahamisifatyangdimilikianak
Padadasarnyaanakmemilikisifat:rasaingintahudanberimajinasi.Anakdesa,anakkota,anak
orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan Indonesia selama mereka
normal terlahir memiliki kedua sifat itu. Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi
berkembangnya sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu
lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat anugerah Tuhan
tersebut. Suasana pembelajaran yang ditunjukkan dengan guru memuji anak karena hasil
karyanya, guru mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak
untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang
dimaksud.
2. Mengenalanaksecaraperorangan
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang
berbeda. Dalam Pembelajaran Aktif dan Kreatif perbedaan individual perlu diperhatikan dan
harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu
mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya.
Anakanak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya
yanglemah(tutorsebaya).Denganmengenalkemampuananak,kitadapatmembantunyabila
mendapatkesulitansehinggaanaktersebutbelajarsecaraoptimal.
3. Memanfaatkanperilakuanakdalampengorganisasianbelajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau berkelompok
dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam
melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam
kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka
duduk berkelompok. Duduk seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar
pikiran. Namun demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat
individunyaberkembang.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan
masalah
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal tersebut memerlukan kemampuan
berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk melahirkan
alternatifpemecahanmasalah.Keduajenisberpikirtersebut,kritisdankreatif,berasaldarirasa
ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas
guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan seseringseringnya memberikan tugas
atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan katakata Apa
yang terjadi jika lebih baik daripada yang dimulai dengan katakata Apa, berapa, kapan,
yangumumnyatertutup(jawabanbetulhanyasatu).
5. Mengembangkanruangkelassebagailingkunganbelajaryangmenarik
Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam Pembelajaran Aktif
Dan Kreatif. Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti
itu. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk bekerja
lebihbaikdanmenimbulkaninspirasibagisiswalain.Yangdipajangkandapatberupahasilkerja
perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram,
model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan
hasilpekerjaansiswa,danditatadenganbaik,dapatmembantugurudalamKBMkarenadapat
dijadikanrujukanketikamembahassuatumasalah.
6. Memanfaatkanlingkungansebagaisumberbelajar
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan
belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek
kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak
merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus
keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan
waktu. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti
mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis,
mengklasifikasikan,membuattulisan,danmembuatgambar/diagram.
7. Memberikanumpanbalikyangbaikuntukmeningkatkankegiatanbelajar
Mutuhasilbelajarakanmeningkatbilaterjadiinteraksidalambelajar.Pemberianumpanbalik
dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan
balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara
memberikan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih
percaya diri dalam menghadapi tugastugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten
memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru
berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada
hanyasekedarangka.
8. Membedakanantaraaktiffisikdanaktifmental
Banyakguruyangsudahmerasapuasbilamenyaksikanparasiswakelihatansibukbekerjadan
bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling ber
hadapan.KeadaantersebutbukanlahciriyangsebenarnyadariPembelajaranAktifDanKreatif.
Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan
orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tandatanda aktif mental. Syarat
berkembangnyaaktifmentaladalahtumbuhnyaperasaantidaktakut:takutditertawakan,takut
disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan
penyebabrasatakuttersebut,baikyangdatangdariguruitusendirimaupundaritemannya.

II.3.KOMUNIKASIDALAMPEMBELAJARANAKTIFDANKREATIF
Untuk menyamakan makna antara guru dan siswa ada beberapa hal yang perlu mendapat
perhatian:
1.Semuakomponendalamkomunikasipembelajarandiusahakandalamkondisiideal/baik:
a.pesan(message)harusjelas,sesuaidengankurikulum,terstruktursecarajelas,menarikdan
sesuaidengantingkatintelejensisiswa.
b. Sumber/guru harus berkompetensi terhadap materi ajar, media yang digunakan, mampu
menyandikan dengan jelas, mampu menyampaikan tanpa pembiasan dan menarik perhatian
serta mampu membangkitkan motivasi diri dan siswa dalam proses interaksi dan transaksi
komunikasi.
c. penerima/siswa harus dalam kondisi yang baik/sehat untuk tercapainya prasyarat
pembelajaranyangbaik.
d. lingkungan (setting) mampu mendukung penuh proses komunikasi misalnya pencahayaan,
kenyamananruangdansebagainya.
e.materi/mediasoftwaredalamkondisibaik/tidakrusak(sesuaidenganisi/pesan).
f. alat (device) tidak rusak sehingga tidak membiaskan arti (audiovisual). Media yang menarik
(dapat dilihat dan didengar) akan memudahkan siswa dalam retensi dan pengingatan kembali
pesanyangpernahdidapat.
g. teknik/prosedur penggunaan semua komponen pembelajaran harus memiliki instruksi jelas
danterprogramdalampengelolaan.
2.Prosesencodingdandecodingtidakmengalamipembiasanarti/makna.
3. Penganalogian harus dilakukan untuk membantu membangkitkan pengertian baru dengan
pengertianlamayangpernahmerekadapat.
4.Meminimalisasitingkatgangguan(barrier/noise)dalamproseskomunikasimulaidariproses
penyandian sumber (semantical), proses penyimbolan dalam software dan hardware
(mechanical)danprosespenafsiranpenerima(psychological).
5. Feedback dan respons harus ditingkatkan intensitasnya untuk mengukur efektifitas dan
efisiensiketercapaian.
6.Pengulangan(repetition)harusdilakukansecarakontinyumaupunprogresif.
7.Evaluasiprosesdanhasilharusdilakukanuntukmelihatkekurangandanperbaikan.
8. 4 aspek pendukung dalam komunikasi; fisik, psikologi, sosial dan waktu harus dibentuk dan
diselaraskan dengan kondisi komunikasi yang sedang berlangsung agar tidak menghambat
proseskomunikasipembelajaran.
Berdasarkan komponenkomponen komunikasi itu maka untuk menciptakan pembelajaran
yangaktifdankreatifgurusebagaikomunikanharusmemilikiberbagaiketerampilanmengajar.
Agarterjadipembelajaranyangaktifdankreatifdiperlukanketrampilanmengajardalamrangka
menyampaikan pesan kepada siswa sebagai komunikan, Keterampilan mengajar yang sangat
berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu keterampilan bertanya, memberi
penguatan,mengadakanvariasi,menjelaskan,membukadanmenutuppelajaran,membimbing
diskusikelompokkecil,mengelolakelas,sertamengajarkelompokkecildanperorangan.
Setiap keterampilan mengajar memiliki komponen dan prinsipprinsip dasar tersendiri.
Keterampilan mengajar tersebut dan cara menggunakannya agar tercipta pembelajaran yang
aktifdankreatifadalahsebagaiberikut:
1.Menggunakanketerampilanbertanya
Keterampilan bertanya sangat perlu untuk dikuasai oleh guru, karena hampir dalam setiap
tahappembelajarangurudituntutuntukmengajukanpertanyaan,dankualitaspertanyaanyang
diajukanguruakanmenentukankualitasjawabanpesertadidik.
Keterampilanbertanyayangperludikuasaiolehgurumeliputiketerampilanbertanyadasardan
keterampilanbertanyalanjutan.
1)Keterampilanbertanyadasarmencakup;
a)Pertanyaanyangjelasdansingkat,
b) Pemberian acuan yaitu sebelum mengajukan pertanyaan guru perlu memberikan acuan
berupa penjelasan singkat yang berisi informasi yang sesuai dengan jawaban yang
diharapkan,
c) Memusatkan perhatian; pertanyaan juga dapat digunakan untuk memusatkan perhatian
pesertadidik,
d) Memberi giliran dan menyebarkan pertanyaan; guru hendaknya berusaha agar semua
peserta didik mendapat giliran dalam menjawab pertanyaan, dan yang lebih penting
adalah memberikan kesempatan berpikir kepada peserta didik sebelum menjawab
pertanyaanyangdiajukan.
2)Keterampilanbertanyalanjutanmeliputi;
a.Pengubahan tuntunan tingkat kognitif yaitu guru hendaknya mampu mengubah
pertanyaan dari hanya sekadar mengingat fakta menuju pertanyaan aspek kognitif lain
sepertipenerapan,analisis,sintesisdanevaluasi,
b.Pengaturanurutanpertanyaanyaitupertanyaanyangdiajukanhendaknyamulaidariyang
sederhanamenujuyangpalingkomplekssecaraberurutan,
c.Peningkatanterjadinyainteraksiyaituguruhendaknyamenjadidindingpemantul.Jikaada
peserta didik yang bertanya, guru tidak menjawab secara langsung, tetapi dilontarkan
kembalikeseluruhpesertadidikuntukdidiskusikan.
2.Memberipenguatan
Penguatanmerupakanresponsterhadapsuatuperilakuyangdapatmenimbulkankemungkinan
terulangnya kembali perilaku tersebut. Penguatan dapat dilakukan secara verbal berupa kata
kata dan kalimat pujian dan secara non verbal yang dilakukan dengan gerakan mendekati
peserta didik dan kegiatan yang menyenangkan. Penguatan bertujuan untuk meningkatkan
perhatian peserta didik terhadap pembelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi
belajardanmembinaperilakuyangproduktif.
3.Mengadakanvariasi
Mengadakan variasi merupakan keterampilan yang harus dikuasai guru dalam pembelajaran
untuk mengatasi kebosanan peserta didik, agar selalu antusias, tekun, dan penuh partisipasi.
Variasidalamkegiatanpembelajaranmeliputi;
1)Variasi dalam gayamengajar misalnya variasi suara, gerakan badandan mimik,mengubah
posisi,danmengadakankontakpandangdenganpesertadidik.
2)Variasidalampenggunaanmediadansumberbelajarmisalnyavariasialatdanbahanyang
dapatdilihat,penggunaansumberbelajaryangadadilingkungansekitar.
3)Variasi dalam pola interaksi misalnya dalam mengelompokkan peserta didik, tempat
kegiatanpembelajaran,dandalampengorganisasianpesan(deduktifdaninduktif).
4.Menjelaskan
Penggunaan penjelasan dalam pembelajaran memiliki beberapa komponen yang harus
diperhatikan,yaitu:
1) Perencanaan meliputi isi pesan yang akan disampaikan harus sistematis dan mudah
dipahami oleh peserta didik dan dalam memberikan penjelasan harus
mempertimbangkankemampuandanpengetahuandasaryangdimilikiolehpesertadidik.
2) Penyajian dapat menggunakan pola induktif yaitu memberikan contoh terlebih dahulu
kemudian menarik kesimpulan umum dan pola deduktif yaitu hukum atau rumus
dikemukakanlebihdahululaludibericontohuntukmemperjelasrumusdanhukumyang
telahdikemukakan.
5.Membukadanmenutuppelajaran
Membuka dan menutup pelajaran yang dilakukan secara profesional akan memberikan
pengaruh positif terhadap kegiatan pembelajaran. Membuka pelajaran merupakan suatu
kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan kesiapan mental dan menarik perhatian
peserta didik secara optimal, agar mereka memusatkan diri sepenuhnya pada pelajaran yang
akandisajikan.Upayayangdapatdilakukanuntukmencapaihaltersebutadalah:
1)Menghubungkanmateriyangtelahdipelajaridenganmateriyangakandisajikan.
2)Menyampaikantujuan(kompetensidasar)yangakandicapai.
3)Menyampaikan langkahlangkah kegiatan pembelajaran dan tugastugas yang harus
diselesaikanuntukmencapaitujuanpembelajaran.
4)Mendayagunakan media dan sumber belajar yang sesuai dengan materi yang akan
disajikan.
5) Mengajukan pertanyaan, baik untuk mengetahui pemahaman peserta didik terhadap
pelajaran yang telah lalu maupun untuk menjajaki kemampuan awal berkaitan dengan
bahanyangakandipelajari.
Menutup pelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui pencapai
tujuandanpemahamanpesertadidikterhadapmateriyangdipelajarisertamengakhirikegiatan
pembelajaran.Untukmenutuppelajarankegiatankegiatanyangdapatdilakukanadalah:
1)Menarikkesimpulanmengenaimateriyangtelahdipelajari
2) Mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan dan
keefektifanpembelajaranyangtelahdilaksanakan.
3) Menyampaikan bahanbahan pendalaman yang harus dipelajari dan tugastugas yang
harusdikerjakan(baiktugasindividumaupuntugaskelompok)sesuaidenganmateriyang
telahdipelajari.
4)Memberikanposttesbaiksecaralisan,tulisan,maupunperbuatan.
6.Mengelolakelas
Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang
kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran. Beberapa prinsip
yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kelas adalah; kehangatan dan keantusiasan,
tantangan,bervariasi,luwes,penekananpadahalhalpositif,danpenanamandisiplindiri.
Keterampilanmengelolakelasmemilikikomponensebagaiberikut:
1)Penciptaandanpemeliharaaniklimpembelajaranyangoptimal
2)Keterampilanyangberhubungandenganpengendaliankondisibelajaryangoptimal

7.Mengajarkelompokkecildanperorangan
Pengajaran kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang
memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin
hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik
denganpesertadidik.
Selainbeberapakomponenketerampilanmengajaryangharusdimilikiolehseorangguruuntuk
menciptakan pembelajaran yang aktif dan kreatif, guru juga harus kreatif, profesional, dan
menyenangkandenganmemposisikandirisebagaiberikut;
1.Orangtuayangpenuhkasihsayangpadapesertadidiknya.
2.Teman,tempatmengadu,danmengutarakanperasaanbagiparapesertadidik.
3. Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik sesuai
denganminat,kemampuan,danbakatnya.
4.Pemberisumbanganpemikirankepadaorangtuauntukdapatmengetahuipermasalahan
yangdihadapianakdanmemberikansaranpemecahannya.
5.Memupukrasapercayadiri,beranidanbertanggungjawabkepadapesertadidik.
6.Membiasakanpesertadidikuntuksalingbersilaturrahmidenganoranglain.
7.Mengembangkankreativitaspesertadidik.

III.PENUTUP

III.1.KESIMPULAN
KomunikasimemilikikomponenKomunikator,Komunikan,Pesan,danumpanbalikyangsaling
berhubungan dan mempengaruhi.Agar tercipta pembelajaran yang aktif dan kreatif, guru
sebagai komunikan harus memiliki ketrampilan menyampaikan pesan (materi ajar) kepada
komunikan(siswa)agarterjadiumpanbalik(interaksi)yangaktifdankreatif.

III.2.SARAN
Ketrampilan mengajar yang diuraikan dalam tulisan ini hendaknya di aplikasikan dalam
pembelajarandikelas,agarterjadipembelajaranyangaktifdankreatif.

DAFTARPUSTAKA

Effendy,OnongUchjana.(2003).Ilmukomunikasi;TeoridanPraktek.Bandung:Rosda.
Hovland, Carl, L. (1953). Social communicationdalam Bernard Berelson & Morris Janowits, ed.
Readerinpublicopinionandcommunication,NewYork:Thefreepressofglencoe.
Lasswell, Harold D. (1972). The structure and function of communication in society dalam
WilburSchramm,ed.Masscommunication.UrbanaChicago:UniversityofIllinoisPress.
Gafur,Abdul.(2006).HandoutKuliahLandasanTeknologiPendidikan.PPsUNY.Yogyakarta
Hardjana,AgusM.(2007)KomunikasiIntrapersonaldanInterpersonal.Yogyakarta:Kanisius.
Lestari G, Endang dan Maliki, MA. (2003). Komunikasi yang Efektif. Lembaga Administrasi
Negara.Jakarta.
Miarso,Yusufhadi.(1986).DefinisiTeknologiPendidikan.Rajawali.Jakarta
Kusuma,(2007),PendidikanKarakter:StrategiMendidikAnakdiZamanGlobal,Grasindo
Mulyasa (2008),Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreaktif dan
Menyenangkan,RemajaRosdakarya.Bandung

Anda mungkin juga menyukai