Anda di halaman 1dari 12

Bab 1

Pendahuluan
Kolestasis intrahepatal familial progresif merupakan suatu penyakit hati yang didasari kelainan
genetik. Penyakit ini dapat digolongkan penyakit yang jarang terjadi, dengan insiden 1 kasus
diantara 50.000- 100.000 kelahiran. Kolestasis intrahepatal ini disebabkan oleh kelainan pada
beberapa gen yang memproduksi protein guna pembentukan empedu dan transportasi empedu
keluar dari kandung empedu. Pada penyakit ini, gangguan pada aliran empedu terjadi sekunder
akibat kelainan molekular atau struktural pada hati dan atau saluran empedu.
Empedu dihasilkan oleh hati dan berfungsi untuk membuang toksin dari tubuh serta
memeah lemak pada makanan yang dikonsumsi. Empedu merupakan gabungan dari asam
empedu, pigmen empedu, garam empedu, anion organik, fosfolipid, kolesterol dan beberapa ion
lainnya. !erdapat mekanisme transport spesifik untuk tiap komponen dari empedu. "angguan
pada sistim transport ini akan menimbulkan penyakit hati dalam bentuk yang berbeda. #sam
empedu merupakan komponen utama penyusun empedu. #sam empedu ini dibedakan menjadi
asam empedu primer dan sekunder. $intesis asam empedu melalui tahap yang kompleks dari
kolesterol sabagai inti utama dan memerlukan 1% en&im yang disekresikan oleh hati. #sam
empedu sekunder terbentuk akibat metabolisme bakteri di kolon. #sam kolat dan
kenodeoksikolat merupakan asam empedu primer yang selanjutnya akan mengalami konjugasi
dengan taurin dan glisin, membentuk asam empedu terkonjugasi yang mudah diserap usus. 'i
usus, garam empedu berperan penting untuk mengaktifkan en&im digestif, emulsifikasi lemak,
kolesterol dan (itamin larut lemak. )ayoritas garam empedu akan direabsorpsi pada ileum
terminalis oleh apical sodium dependent bile acid transporter.
Kolestasis intrahepatal familial progresif dapat dibedakan menjadi tiga tipe dengan
patofisiologi yang berbeda. Pada tipe 1, diduga terdapat kelainan pada translokasi
aminofosfolipid. Pada tipe *, terdapat kelainan pada ekskresi asam empedu kanalikuli sehingga
Bile Salt Export Pump +B$EP, juga mengalami kerusakan. "aram empedu disekresikan dari hati
dengan mela-an gradient konsentrasi ATP-dependent transporter, yang disebut B$EP.
$edangkan pada tipe ., terjadi kelainan pada ekskresi fosfolipid kanalikuli sehingga terjadi
gangguan pada multidrug resistance protein 3 +)'/.,.
Bab *
1
!injauan Pustaka
*.1 'efinisi
Kolestasis intrahepatal familial progresif merupakan suatu penyakit hati yang didasari kelainan
genetik autosomal resesif yang mengakibatkan kelainan hepatoseluler. Penyakit ini terjadi pada
masa kanak-kanak, tersering pada periode neonatal atau 1 tahun pertama kehidupan. Penyakit ini
biasanya menimbulkan kematian akibat gagal hati pada usia bayi sampai remaja.
Kolestasis intrahepatal familial progresif merupakan suatu kondisi yang diturunkan dari
orangtua. Bila kedua orangtua memba-a gen yang abnormal untuk penyakit ini, maka *50
anaknya akan berpeluang mengalami penyakit kolestasis intrahepatal familial progresif. 1ima
puluh persent +500, lainnya akan menerima satu gen abnormal dari orangtuanya dan disebut
sebagai karier. Karier dalam hal ini tidak akan menunjukkan gejala kolestasis. Kemudian *50
anak akan berpeluang menerima gen yang normal dari kedua orangtuanya. Pada gambar *.1
diba-ah ini ditunjukkan skema pe-arisan genetik kolestasis intrahepatal familial progresif.
"ambar *.1 $kema pe-arisan genetik kolestasis intrahepatal familial progresif
*.* Epidemiologi
2
Kolestasis intrahepatal familial progresif merupakan 10-150 penyebab kolestasis pada anak.
Penyakit hati ini juga merupakan 10-150 penyebab transplantasi hati pada anak. Penyakit ini
dapat digolongkan penyakit yang jarang terjadi, dengan insiden 1 kasus diantara 50.000- 100.000
kelahiran. Ketiga tipe dari kolestasis intahepatal familial progresif pernah ditemukan di hampir
seluruh belahan dunia. 2nsiden penyakit ini seimbang pada kedua jenis kelamin.
*.. Etiologi
!erdapat tiga tipe kolestasis intrahepatal familial progresif yang semuanya berhubungan dengan
mutasi pada gen yang terlibat dalam sistim transport hepatoseluler dan pembentukan empedu.
Pada gambar *.* diba-ah ini, ditunjukkan gen yang terlibat pada kolestasis intrahepatal familial
progresif.
"ambar *.*. "en yang terlibat pada Kolestasis intahepatal familial progresif
*...1 Kolestasis intrahepatal familial progresif tipe 1
Kolestasis intrahepatal familial progresif tipe 1 atau disebut juga dengan nama penyakit byler,
disebabkan oleh mutasi dari gen #!P3B1. )utasi gen tersebut menyebabkan kelainan pada
protein 4251 yang merupakan anggota dari #!Pase tipe P. "en #!P3B1 terletak pada kromosom
136*1-6**. 4ungsi #!Pase tipe P belum diketahui seara pasti, tetapi diduga merupakan
transporter aminofosfolipid untuk mempertahankan kadar fosfatidilserin dan fosfatidiletanolamin
3
lebih tinggi pada bagian dalam membran plasma dibandingkan dengan bagian luar membran
plasma. #danya perbedaan kadar tersebut di bagian dalam dan luar membran plasma merupakan
mekanisme pertahanan untuk mela-an efek merugikan dari tingginya konsentrasi garam empedu
pada lumen kanalikuli. 'iperkirakan juga fungsi dari protein yang abnormal ini dapat
menyebabkan gangguan pada sekresi asam empedu seara tidak langsung. Konsentrasi asam
empedu yang rendah ditemukan pada kolestasis intrahepatal familial progresif tipe 1. Penelitian
lain menyatakan bah-a bila ditemukan gangguan pada #!P3B1, dapat menyebabkan penurunan
47/, yaitu reseptor nuklear yang terlibat dalam regulasi metabolisme asam empedu dengan
gangguan pula pada penurunan B$EP pada hati dan peningkatan sintesis asam empedu dan
ganguan transporter garam empedu pada usus. Keseluruhan mekanisme tersebut menimbulkan
asam empedu yang berlebihan. "en #!P3B1 diekspresikan pada berbagai jenis organ,
diantaranya hati, pankreas, ginjal dan usus halus. !etapi usus halus dan hati merupakan organ
dimana gen ini diekspresikan paling tinggi. 8leh karena itu diperkirakan hati dan usus halus
terlibat pula dalam siklusenterohepatik garam empedu. 9al ini dapat menjelaskan terjadinya
diare kronik yang terjadi pada beberapa anak dengan kolestasis intrahepatal familial progresif
tipe 1.
*...* Kolestasis intrahepatal familial progresif tipe *
Kolestasis intrahepatal familial progresif tipe * disebabkan oleh mutasi gen #B5B11. "en
tersebut mengkode pompa garam empedu. "aram empedu ditransport dari hepatosit mele-ati
membran kanalikuli dan mela-an gradient konsentrasi dari pompa #!P. !ransporter #!P ini
dikode oleh gen #B5B11 yang juga dikenal dengan bile salt export pump +BE$P,. "angguan
pada transporter BE$P akan menyebabkan penurunan sekresi garam empedu, sehingga
menyebabkan penurunan aliran empedu dan akumulasi garam empedu pada hepatosit. Eskresi
garam empedu dari hati sangat penting untuk mempretahankan fungsi hepatosit karena
akumulasi intraseluler garam empedu dapat menyebabkan nekrosis dan apoptosis hepatosit.
Protein BE$P merupakan anggota dari keluarga B pada #!P-binding assette +#B5
superfamily dari transporter,. "en #B511 terdapat pada kromosom *6*:-.1. B$EP
diekpresikan terutama di hati, tapi juga diekspresikan dalam jumlah keil pada testis, plasenta,
usus halus dan usus besar. 4ungsi dari ekspresi pada jaringan nonhepatik ini belum diketahui
dengan jelas.
4
*.... Kolestasis intrahepatal familial progresif tipe .
Kolestasis intrahepatal familial progresif tipe . disebabkan kelainan genetik pada gen #B5B:
yang berlokasi di kromosom %6*1. $ehingga menimbulkan kelainan pada multidrug resistance
protein 3 +)'/.,. Protein )'/. berlokasi pada membran kanalikuli hepatosit. 4ungsi
utamanya untuk transportasi fosfatidilkolin dari hepatosit bagian dalam ke kanalikuli biliaris.
#danya gangguan pada translokasi fosfatidilkolin menyebabkan kurangnya fosfatidilkolin pada
empedu. ;ormalnya fosfatidilkolin akan bergabung dengan asam empedu dan menegah
kerusakan dari epitelial bilier. #sam empedu yang tidak bergabung dengan fosfatidilkolin akan
menyebabkan kolangitis sehingga kadar ""! juga mengalami peningkatan.
Kelainan pada )'/. ini juga mengganggu stabilitas dari misel +agregat dari asam
lemak, kolesterol, monogliserida yang membentuk kompleks larut dalam air sehingga lemak
dapat lebih mudah terserap dalam sistem penernaan., !idak adanya fosfolipid pada empedu,
akan mengakibatkan tidak stabilnya misel dan merangsang timbulnya litogenesitas atau
toksisitas dari empedu yang tidak terikat dengan fosfolipid. $ejumlah besar asam empedu bebas
dalam sel hati akan menimbulkan kerusakan. 'isisi lain hal diatas juga dapat menyebabkan
kristalisasi kolesterol yang dapat menimbulkan obstruksi duktus empedu yang keil. 9al tersebut
sesuai dengan temuan dari pemeriksaan histologis yaitu proliferasi duktus hepar. )'/. dapat
dideteksi pada beberapa jaringan seperti plasenta ilium terminalis, tonsil, lien, otot, kelenjar
adrenal dan terutama hepatosit.
*.: !anda dan "ejala
Kolestasis merupakan tanda utama pada ketiga tipe kolestasis intrahepatal familial progresif.
Pada tipe 1, biasanya gejala tersebut timbul dalam 1 bulan pertama kehidupan seorang anak,
dengan karakteristik munulnya beberapa episode ikterus yang akan menjadi permanen pada
akhir perjalanan penyakit.
Pada tipe *, manifestasi klinis a-al yang munul biasanya lebih berat, demikian juga
perkembangan penyakitnya menjadi lebih berat. Pasien dengan kolestasis tipe * akan mengalami
ikterus, pruritus, gagal tumbuh, hepatomegali dan splenomegali. 2kterus a-alnya hilang timbul
kemudian seiring perjalanan penyakit akan menjadi progresif. Pada tipe ini, ikterus yang
menetap terjadi dalam 1 bulan pertama kehidupan, dan gagal hati biasanya terjadi dalam 1 tahun
5
pertama kehidupan seorang anak. Pruritus pada bayi dapat tampak sebagai iritabilitas.
Perdarahan karena defisiensi (itamin K terkait kolestasis dapat terjadi. Karsinoma hepatoseluler
+sebelum usia 1 tahun, merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada kolestasis intahepatal
familial progresif tipe * ini. #danya gejala pruritus yang hebat biasanya ditemukan pada
kolestasis tipe 1 dan *.
"ejala ekstrahepatik yang didapatkan pada tipe 1 diantaranya, pera-akan pendek
persisten, tuli sensorineural, diare, panreatitis, peningkatan konsentrasi elektrolit dan steatosis
li(er. "ejala tersebut tidak didapatkan pada tipe *. Pada tipe ., gejala kolestasis terjadi pada 1<.
kasus dalam 1 tahun pertama kehidupan dan jarang terjadi pada periode neonatus. !idak seperti
tipe 1 dan *, pada tipe . manifestasi klinis juga dapat terjadi pada masa kanak-kanak atau remaja.
Perdarahan saluran erna akibat hipertensi porta dan sirosis merupakan gejala yang sering terjadi
pada periode usia tersebut. "ejala pruritus pada tipe . biasanya ringan. Perkembangan gejala
selanjutnya meliputi ikterus kronis atau kolestasis anikterik,hipertensi porta dan gagal hati. Pada
500 penderita, transplantasi hati terjadi pada usia %,5 tahun. Kolestasis tipe . biasanya tidak
berhubungan dengan tumor pada hati.
Pada pemeriksaan laboratorium pasien dengan kolestasis intahepatal familial progresif
tipe 1 dan *, didapatkan kadar gama-glutamiltransferase +""!, serum dan kolesterol yang
normal, serta kadar asam empedu yang sangat tinggi. Pada tipe *, kadar transaminase dan alfa
fetoprotein serum lebih tinggi dibandingkan tipe 1. Pasien dengan tipe . memiliki kadar ""!
serum yang tinggi seara persisten, kadar kolesterol normal dan peningkatan sedang kadar garam
empedu primer.
Pada gambaran histologi kolestasis intrahepatal familial progresif tipe 1, tampak
kolestasis kanalikuli dan tidak adanya proliferasi duktus dan metaplasia bilier periporta dari
hepatosit. Pada tipe *, gambaran histologis juga tampak sama seperti tipe 1, tetapi lebih jelas dan
disertai peradangan dan fibrosis porta. ;ekrosis hepatoseluler dan transformasi sel giant lebih
banyak ditemukan pada tipe * dibandingkan tipe 1. 2njuri lobulus berat terjadi pada tipe *. Pada
table *.. diba-ah ini ditunjukkan perbedaan karakteristik dari ketiga tipe kolestasis intrahepatal
familial progresif.
!able *.. Perbedaan karakteristik kolestasis intrahepatal familial progresif tipe 1, * dan .
!ipe 1
+Penyakit Byler=s,
!ipe *
+ 'efisiensi B$EP,
!ipe .
+'efisiensi )'/.,
6
!ransmisi #utosomal resesif #utosomal resesif #utosomal resesif
Pruritus Berat Berat $edang
Proliferasi duktus #bsen #bsen #da
Konsentrasi asam
empedu primer serum
$angat tinggi $angat tinggi !inggi
Komposisi empedu Konsentrasi asam
empedu primer rendah
Konsentrasi asam
empedu primer
sangat rendah
Konsentrasi
fosfolipid rendah
1okus kromosom 136*1-** *6*: %6*1
"en<protein #!P3B1
4251
#B5B11
B$EP
#B5B:
)'/.
1okasi hepatosit )embran kanalikuli )embran kanalikuli )embran kanalikuli
!empat lain ekspresi Kolangiosit usus,
panreas.
!idak ada !idak ada
'efek fungsional ATP-dependent
aminophospholipid
transport
ATP-dependent bile
acid transport in bile
ATP-dependent
phosphatidylcholin
e translocation in
bile
!es laboratorium
-asam empedu serum
-""!
-kolesterol
!inggi
;ormal
;ormal
!inggi
;ormal
;ormal
!inggi
!inggi
;ormal-tinggi
9istologi Coarse granular bile Giant cell hepatitis uctular
proli!eration
*.5 'iagnosis
Kolestasis intrahepatal familial progresif harus dipertimbangkan sebagai diagnosis pada anak
dengan manifestasi klinis kolestasis yang penyebabnya tidak diketahui +setelah penyebab yang
lain seperti atresia bilier,sindrom alagile, defisiensi alfa 1 antitripsin, kistik fibrosis, kolangitis
sklerosis, dan obstruksi duktus bilier ekstrahepatik,. Kadar asam empedu serum yang tinggi
dapat mengeksklusi adanya gangguan pada sintesis asam empedu. Pasien dengan kolestasis
intrahepatal familial progresif tipe 1 dan * akan menunjukkan kadar ""! serum yang normal,
sedangkan pada tipe . akan menunjukkan kadar ""! serum yang tinggi. Pada kolestasis tipe .
ini biasanya juga didapatkan ikterus pada periode neonatus, sedangkan kedua tipe lainnya
7
enderung menunjukkan ikterus pada periode bayi sampai remaja. $kema untuk penentuan
diagnosis kolestasis intrahepatal familial progresif dapat dilihat pada gambar *.: diba-ah ini.
"ambar *.1 $kema alur diagnosis kolestasis intrahepatal familial progresif
*.> Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan radiologi
Pemerikasaan radiologi a-al yang sering dilakukan adalah ultrasonografi +?$", hati.
!ujuannya untuk mengetahui adanya penyakit di saluran bilier. Biasanya hasil ?$"
menunjukkan gambaran yang normal, tetapi pada beberapa kasus dapat menunjukkan
pembesaran kandung empedu. !erkadang batu pada saluran bilier juga dapat
diidentifikasi melalui ?$". Pemeriksaan radiologi lain yaitu kolangiografi. Pada
penyakit kolestasis intrahepatal familial progresif, biasanya menunjukkan saluran
empedu dan perabangannya normal, dapat juga digunakan untuk mengeksklusi adanya
kolangitis sklerosis dan dapat digunakkan untuk mengambil sampel empedu guna analisis
lemak empedu.
8
*. 9istologi hati
Pemeriksaan histologi hati melalui biopsi penting untuk penegakkan diagnosis penyakit
kolestasis intrahepatal familial progresif. Pada tipe . dapat terlihat gambaran obstruksi
bilier pada pemeriksaan histologi hati. Bila didapatkan gambaran seperti itu,
pemeriksaan kolangiografi harus dilakukan untuk menyingkirkan adanya kolangitis
sklerosis.
.. 2munostaining hati
#danya antibody )'/. dan B$EP menyebabkan imunostaining dapat dilakukan untuk
mendeteksi adanya penyakit kolestasis intrahepatal familial progresif. !idak adanya
kanalikuli atau imunostaining ringan menunjukkan keenderungan gangguan genetik.
9asil imunostaining yang normal belum dapat memastikan bah-a tidak terdapat
gangguan genetik. )utasi genetik dapat menyebabkan gangguan fungsional tetapi dengan
gambaran staining yang normal.
:. )ikroskop elektron
Pemeriksaan ultrastruktur saluran empedu dapat membantu membedakan tipe 1 dan *
dari penyakit kolestasis intrahepatal familial progresif.
5. #nalisis lemak empedu
#nalisis lemak empedu dilakukan pada empedu dari kandung empedu atau empedu dari
aspirasi duodenum. Pada kasus dengan punksi kandung empedu, empedu dapat
berampur darah dan mengaaukan hasil analisis empedu. Pada pemeriksaan aspirasi
duodenum, empedu dapat mengalami dilusi atau kontaminasi dari fosfolipid pada saluran
erna sehingga hasil analisis kurang dapat diperaya. Konsentrasi garam empedu bilier
mengalami penurunan berat +@ 1 m), pada kolestasis tipe *. $edangkan pada kolestasis
tipe 1 hanya mengalami penurunan ringan dari garam empedu +.-3 m), dan pada tipe .,
garam empedu menunjukkan hasil yang normal. Pada kolestasis tipe ., kadar fosfolipid
bilier mengalami penurunan berat +1-150 dari kadar lemak total bilier,. Kadar normal
fosfolipid bilier adalah 1A-*:0 dari lemak total bilier.
>. #nalisis molekuler
Pada kolestasis intrahepatal familial progresif tipe 1 terdapat kelainan gen #!P3B1, tipe *
pada gen #B5B11, tipe . pada gen #B5B:
9
*.% 'iagnosis banding
Penyakit hati lain yang memiliki gejala mirip dengan kolestasis intrahepatal familial progresif
dengan kadar ""! normal yaitu inborn error metabolism. Penyakit lain seperti "amilial Amish
hypercholanemia juga menyerupai kolestasis intrahepatal familial progresif, tetapi tidak
diakibatkan gangguan pada sistem transportasi airan empedu, melainkan gangguan pada
konjugasi asam empedu dan gangguan protein pada sambungan sel +tight juntion,. Penyakit
hati kolestasis progresif pada masa kanak-kanak lainnya dapat disebabkan karena ekspresi (ilin
yang abnormal sehinnga menyebabkan hilangnya integritas skurtural dari mikro(ili kanalikuli,
yang selanjutnya menyebabkan gangguan sekresi bilier.
Arthogryposis-renal dys!unction cholestasis syndrome adalah suatu penyakit yang
komplek akibat mutasi dari B$..B yang terlibat dalam pengambilan intraseluler protein apikal.
'efek gen ini menyebabkan berkurangnya ekspresi protein apikal pada hati dan ginjal. Pada
kasus dengan peningkatan ""! serum, adanya cholangitis harus disingkirkan. 'iagnosis
banding lainnya yang harus dipikirkan yaitu $indrom aagenes, yaitu suatu sindrom kolestasis
dan lymphedema yang penyebabnya belum diketahui. ?ntuk diagnosis antenatal, genotyping
sebaiknya dilakukan untuk konfirmasi diagnosis kolestasis intrahepatal familial progresif.
'engan diketahuinya orang tua hetero&igot akan membuktikan adanya penyakit yang diturunkan
seara resesif.
*.3 !erapi
Kolestasis intrahepatal familial progresif tipe 1 dapat menyebabkan kematian akibat komplikasi
gagal hati. !erapi untuk kolestasis tipe 1 dibedakan menjadi terapi medikamentosa dan terapi
operatif. $uplementasi dengan medium-chain triglicerida +)5!, dan (itamin larut lemak juga
dibutuhkan pada pasien ini. Kematian yang terjadi juga dihubungkan dengan perdarahan akibat
defisiensi (itamin K. Perbaikan parsial dari pruritus dan biokimia hati yang abnormal didapatkan
pada pasien dengan terapi asam ursodeoksikolat selama 1* bulan. Pemberian kolestiramin atau
fenobarbital tidak menunjukkan perbaikan gejala kolestasis.Pemberian rifampisin pada beberapa
kasus menunjukkan adanya perbaikan klinis pada kolestasis tipe ringan yang berulang. !api
respon perbaikan klinis tersebut tidak berlangsung jangka panjang.
2nter(ensi pembendahan tanpa transplantasi dapat menjadi efektif pada banyak pasien
dengan kolestasis tipe 1 ini. 9al tersebut disebabkan karena prosedur ini mempengaruhi sirkulasi
10
enterohepatik dari asam empedu akan mengubah perjalanan penyakit dan akan mengurangi
akumulasi garam empedu yang toksik. 'ua jenis pembedahan yang biasa dilakukan adalah
seara langsung mempengaruhi sirkulasi enterohepatik yaitu partial external biliary di#ersion
+PEB', dan ileal exclusion. Pada PEB' +kolesistojejunokutaneostomi,, segmen jejenum pendek
dianastomosikan pada kandung empedun sehingga aliran empedu akan terjamin. $ekitar .0 C
500 asam empedu yang disekresikan akan mengalir melalui jalur ini. Penelitian menunjukkan
bila tindakan ini dilakukan pada a-al perjalanan penyakit +sebelum berkembang menjadi
sirosis,, pasien dengan kolestasis tipe 1 ini akan menunjukan perbaikan yang nyata. Perbaikan ini
meliputi gejala klinis pertumbuhan histologi hati dan tesfungsi hati.
Pada ileal exclusion +bypass,, reabsopsi asam empedu dikurangi melalui jalan pintas dari
usus halus yaitu di ileum terminalis, tanpa perlu membuat fistula eksternal seperti pada PEB'.
Prosedur ini menimbulkan perbaikan gejala proritus dan fungsi hati. !ransplantasi hati
merupakan pilihan tindakan pada pasien dengan penyakit yang progresif dan mengalami sirosis
serta hipertensi porta. 9al yang harus diingat bah-a kolestasis tipe 1 merupakan penyakit
sistemik dan transplantasi hati bukan merupakan ara kuratif utama. !erdapat resiko perburukan
gejala diare setelah menjalani transplantasi hati pada beberapa pasien kolestasis tipe 1 ini.
Pendekatan terapi untuk kolestasis tipe * serupa dengan pada kolestasis tipe 1, yaitu
meliputi medikamentosa dan tindakan pembedahan. Beberapa pengobatan yang diberikan yaitu
kolestiramin, fenobarbital, rifampisin dan asam ursodesikolat. Penelitian oleh Da6uemin +1AA%,,
menunjukan perbaikan gejala klinis dan biokimia pada sekitar :00 pasien dengan terapi asam
ursodesikolat jangka panjang. #sam ursodesikolat merupakan asam empedu hidrofilik yang
dipergunakan seara luas pada pasien dengan penyakit kolestasis, dengan ara mengubah
toksisitas asam empedu endogen yang terakumulasi terhadap hati dan meningkakan eksresi dari
asam empedu endogen serta menghambat penyerapannya pada usus. PEB' menimbulkan
perbaikan pada pasien yang mengalami mutasi ringan. !ransplantasi hati diindikasikan pada
kasus dengan sirosis, kegagalan terapi medikamentosa dan pembedahan atau intractable
pruritus. Kolestasis tipe * ini merupakan penyakit progresif, dengan perburukan fungsi hati dan
perkembangan kearah sirosis yang membutuhkan transplantasi hati saat masa kanak-kanak atau
masa remaja a-al. Penyakit ini merupakan faktor resiko penting pada kanker hati anak. Karena
hal tersebut deteksi adanya karsinoma hepatoseluler pada anak dengan kolestasis tipe * sangat
dianjurkan.
11
Pada kolestasis tipe ., sekitar 530 pasien akan menjalani transplantasi hati pada usia
rata-rata %,5 tahun +*,5-1> tahun,. Penyakit ini jarang berkembang menjadi keganasan. Pada
suatu penelitian yang melibatkan *: pasien kolestasis tipe . yang diberikan asam ursodesikolat
menunjukkan perbaikan fungsi hati menjadi normal pada :10 pasien. Pasien dengan hetero&igot
memiliki respon yang lebih baik dengan pemberian ursodesikolat.
'aftar Pustaka
$praul. #. '., "on&ales, E., Baussan. 5., and Da6uemin, E. *00A. Progressi(e familial
intrahepati holestasis. $rphanet %ournal o! rare diseases. P. 1-1*.
#liss, 4. !., Daffe, /., and $hneider, B. 1. *003. ?pdate onprogressi(e familial intrahepati
holestasis. &ournal o! pediatric gastroenterology and nutrition. P. *:1-*5*.
Bull, 1. ;., Ban Eijk., ). D. !., Pa-liko-ska, 1., et al. Progressi(e familial intrahepati
holestasis types 1, *, and .. *01.. British medical %ournal. P %>>C%>%
12

Anda mungkin juga menyukai