0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
45 tayangan24 halaman
Studi potong lintang (cross sectional) adalah rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan cara mengamati status paparan dan penyakit serentak pada individu-individu dari populasi tunggal, pada satu saat atau periode.
Studi potong lintang (cross sectional) adalah rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan cara mengamati status paparan dan penyakit serentak pada individu-individu dari populasi tunggal, pada satu saat atau periode.
Studi potong lintang (cross sectional) adalah rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan cara mengamati status paparan dan penyakit serentak pada individu-individu dari populasi tunggal, pada satu saat atau periode.
yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.
Tujuan rancangan penelitian adalah melalui penggunaan metode penelitian yang tepat, dirancang kegiatan yang dapat memberikan jawaban yang teliti terhadap pertanyaan-pertanyaan penelitian. Studi Potong Lintang (Cross Sectional)
Studi potong lintang (cross sectional) adalah rancangan studi epidemiologi yang mempelajari hubungan penyakit dan paparan (faktor penelitian) dengan cara mengamati status paparan dan penyakit serentak pada individu-individu dari populasi tunggal, pada satu saat atau periode.
Tujuan studi potong lintang adalah untuk memperoleh gambaran pola penyakit dan determinan-determinan pada populasi sasaran. Skema paparan kasus potong lintang yang diamati sebagai berikut : - Orang mengalami sakit dan terpapar faktor penelitian - Orang mengalami sakit tapi tidak terpapar faktor penelitian -Orang tidak mengalami sakit dan terpapar faktor penelitian - Orang tidak mengalami sakit dan tidak terpapar faktor penelitian
KEUNTUNGAN KELEMAHAN Mudah untuk dilakukan dan murah, sebab tidak memerlukan follow up.
Merupakan rancangan penelitian yang cocok, effisien dan cukup kuat dari segi metodologik.
Tidak memaksa subyek untuk mengalami faktor yang diperkirakan merugikan kesehatan (faktor resiko).
Diperkirakan bermanfaat bagi subyek yang kebetulan menjadi kontrol.
Tidak bisa menganalisa hubungan kausal paparan dan penyakit
Ketidak pastian tentang mana yang lebih dulu muncul paparan atau penyakit
Tidak valid untuk menggambarkan suatu kecenderungan
JUDUL JURNAL : Relationship of Occlusal Schemes with the Occurrence of Temporomandibular Disorders (Hubungan oklusal skema dengan Terjadinya Gangguan temporomandibular ) .
Contoh : Total subjek penelitian berjumlah 127 orang dalam rentang usia 2040tahun. Subjek penelitian adalah individu yang tidak memiliki maupun memiliki gejala gangguan sendi temporomandibula namun tidak menyadari atau tidak mencari perawatan. Alat ukur dalam penelitian ini adalah pemeriksaan Indeks Klinis Helkimo dan parameter oklusi serta anamnesis untuk mengetahui parafungsi. Pemeriksaan skema oklusi dilakukan dengan cara menginstruksikan dan melatih pasien melakukan gerakan protrusif dan lateral yang diharapkan Studi Retrospektif (Case Control )
Studi retrospektif adalah penelitian yang berusaha melihat ke belakang, yaitu data digali dari dampak (efeknya) atau akibat yang terjadi. Kemudian dari dampak tersebut ditelusuri variable-variabel penyebabnya atau variable yang mempengaruhi.
Studi retrospektif disebut studi retrospektif (Kleinbaum et, al., 1982; Mausner and Kramer, 1985; Sackett et, al., 1991) karena arah pengusutan (direction of inquiry ) rancangan tersebut bergerak dari akibat (penyakit) ke sebab (paparan). Dengan kata lain subyek dipilih berdasarkan sudah berkesudahan (outcome) tertentu, lalu dilihat ke belakang (backward) tentang riwayat status paparan penelitian yang dialami subyek.
Menentukan perbedaan kelompok menurut riwayat paparan atau karakteristik individu untuk menetapkan status faktor risiko
Dibandingkan apakah ada perbedaan proporsi mengenai terpapar terhadap faktor risiko Ciri-ciri penelitian Case-Kontrol Pemilihan subyek berdasarkan status penyakitnya, kemudian dilakukan amatan apakah subyek mempunyai riwayat terpapar atau tidak. Subyek yang didiagnosis menderita penyakit disebut: Kasus berupa insidensi yang muncul dan populasi, Subyek yang tidak menderita disebut Kontrol. Jenis penelitian ini dapat saja berupa penelitian restrospektif dan prospektif Penelitian kasus kontrol itu menggunakan kasus (insiden) baru untuk mencegah adanya kesulitan dalam menguraikan faktor yang berhubungan dengan penyebab dan kelangsungan hidup.
Penelitian epidemiologi kasus-kontrol ini hasil korelasinya lebih tajam dan mendalam bila dibandingkan dengan rancangan penelitian potong-lintang,
Karena menggunakan subyek kontrol atau subyek dengan dampak positif dicarikan kontrolnya dan subyek dengan dampak negatif juga dicari kontrolnya.
Kemudian variable penyebab atau yang berpengaruh ditelusuri lebih dulu, baru kemudian faktor risiko atau variable yang berpengaruh diamati secara retrospektif KEUNTUNGAN KELEMAHAN Tidak menghadapi kendala etik, seperti halnya penelitian kohort dan eksperimental.
Pengambilan kasus dan kontrol pada kurun waktu yang bersamaan.
Adanya pengendalian faktor risiko sehingga hasil penelitian lebih tajam.
Tidak perlu intervensi waktu, lebih ekonomis sebab subyek bias dibatasi.
Tidak diketahuinya efek variable luar
Bias penelitian akibat tidak dilakukan pengukuran oleh peneliti dengan tanpa mengetahui yang harus diukur (blind measurement).
Kelemahan pengukuran variable secara retrospektif adalah obyektivitas dan reliabilitasnya
Kesulitan untuk memilih kontrol dengan matching kita karena banyaknya faktor risiko dan/atau sedikitnya subyek penelitian. CARA APLIKASI DESAIN RETROSPEKTIF
Judul jurnal : EVALUASI KELENGKAPAN ADMINISTRATIF RESEP DARI DOKTER SPESIALIS ANAK PADA TIGA APOTEK DI KOTA MANADO Contoh : Penelitian dilakukan di tiga apotek kota Manado dari bulan Juni sampai Juli 2012. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian pengambilan data secara retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah resep obat dokter spesialis anak yang masuk di tiga apotek Kota Manado periode Januari- Desember 2011. Sampel penelitian yaitu resep obat dokter spesialis anak di tiga apotek yang dievaluasi kelengkapan administratifnya. Data penelitian diperoleh dari berkas resep periode tahun 2011.
Penelitian prospektif adalah suatu penelitian survey (non eksperimen) yang paling baik dalam mengkaji hubungan antara factor resiko dengan efek (penyakit). Faktor resiko yang akan dipelajari diidentifikasi dulu kemudian diikuti ke depan secara prospektif timbulnya efek yaitu penyakit atau salah satu indicator status kesehatan. Studi prospektif disebut studi prospektif (Hennekens dan Buring (1987) studi kasus kontrol dapat bersifat retrospektif maupun prospektif, tergantung pada kapan peneliti membuat klasifikasi status penyakit subyek untuk dipilih pada penelitian. Apabila klasifikasi status penyakit masih dilakukan pada waktu yang akan datang, maka studi kasus kontrol bersifak prospektif. Tujuan penelitian kohort : Memfollow up kelompok subyek. Menentukan adanya dampak yang timbul dari perlakuan penelitian Untuk menetapkan beban paparan, variabel paparan diukur dengan metoda wawancara atau observasi pada suatu periode waktu tertentu Menetapkan risiko akibat paparan terhadap insiden outcome spesifik pada mereka yang mendapat maupun yang tidak mendapat paparan Membandingkan kelompok yang terpapar dari kelompok yang tidak terpapar dalam timbulnya efek/penyakit akibat faktor risiko.
Ciri-ciri penelitian kohort
Terdapat pemilihan subjek berdasar status paparan terpapar/ tdk terpapar) Kelompok-kelompok subjek yg dipilih memiliki karakter sama ( bebas penyakit) Memiliki periode wkt pengamatan tertentu Pengamatan muncul tidaknya penyakit pada subjek Dimungkinkan utk dilakukan penghitungan laju insidensi Peneliti tidak menglokasikan paparan dgn sengaja ( bukan eksperimental)
Penelitian kohort ini mengikuti paradigmadari sebab dan akibat, secara garis besar proses perjalanan penelitian prosfektif sebagai berikut:
1. Pada awal penelitian, kelompok terpajan maupun kelompok tidak terpajan belum menampakkan gejala penyakit yang diteliti 2. Kedua kelompok diikuti kedepan berdasarkan sekuensi waktu (prospektif) 3. Dilakkukan penganmatan untuk mencari insiden penyakit (efek) dan pada kedua 4. Insiden penyakit pada kedua kelompok dibandingkan dengan menggunakan perhitungan statistic untuk menguji hipotesis tentang hubungan sebab akibat antara pajanna dan insiden penyakit (efek).
KEUNTUNGAN KELEMAHAN Dapat membandingkan dua kelompok, yaitu kelompok subyek dengan faktor risiko positif dan subyek dari kelompok control sejak awal penelitian.
Secara langsung menetapkan besarnya angka risiko dari waktu ke waktu.
Keseragaman observasi terhadap faktor risiko maupun efek dari waktu ke waktu
Memerlukan waktu penelitian yang relative cukup lama.
Memerlukan sarana dan prasarana serta pengolahan data yang lebih rumit.
Kemungkinan adanya subyek penelitian yang drop out sehingga mengurangi ketepatan dan kecukupan data untuk dianalisis.
Menyangkut etika sebab faktor risiko dari subyek yang diamati sampai terjadinya efek, menimbulkan ketidaknyamanan bagi subyek.
CARA APLIKASI DESAIN PORSPEKTIF Judul jurnal : NILAI PROGNOSTIK TUMOR NECROSIS FACTOR ALPHA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE TANPA RENJATAN PADA ANAK Contoh : Penelitian ini merupakan suatu penelitian observasional dengan pendekatan kohort prospektif yang dilakukan di bagian Ilmu Kesehatan Anak fakultas Kedokteran universitas Hasanuddin/RS dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar dari bulan Januari 2008 sampai Februari 2010.