Anda di halaman 1dari 91

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan dengan inti
kegiatan pelayanan preventi! kurati! reha"ilitati dan pr#m#ti.
$egiatan terse"ut selain membawa dampak positif yaitu meningkatnya
dera%at kesehatan masyarakat juga membawa dampak negatif yaitu adanya
sampah dan limbah medis yang dihasilkan dari kegiatan operasional rumah
sakit yang akan menimbulkan dampak terhadap kesehatan masyarakat dan
lingkungan (Entjang, 2004). Namun kenyataan seringkali pihak rumah
sakit sendiri tidak menyadari dampak lim"ah medis terse"ut terhadap
lingkungan maupun kesehatan. Aki"atnya "anyak rumah sakit yang
tidak menyediakan sistem pengel#laan lim"ah yang memadai.
erdasarkan hasil assesment !epartemen "esehatan #$ tahun 2002, diketahui
bahwa baru sekitar 4%& yang mempunyai sistem pengel#laan lim"ah rumah
sakit yang "aik dari 1.1'( rumah sakit ()2( rumah sakit pemerintah dan ()2
rumah sakit milik swasta) di *0 pro+insi di $ndonesia (,ahmi, 200').
erdasarkan "eputusan -enteri "esehatan #$ .o.
1204/-enkes/0"/1/2004, limbah dari kegiatan rumah sakit termasuk kategori
limbah ahan erbahaya dan era2un (*) yaitu limbah yang bersifat
infeksius, radioaktif, korosif, dan kemungkinan mudah terbakar. 3otensi
pen2emaran limbah rumah sakit dalam 3rofil "esehatan $ndonesia,
1
2
!epartemen "esehatan #$, tahun 2001 diungkapkan bahwa dari hasil kajian
terhadap 100 rumah sakit di $ndonesia menunjukkan bahwa rata4rata produksi
sampah sebesar *,2 kg per tempat tidur per hari. 0edangkan produksi limbah
2air sebesar 41(,5 liter per tempat tidur per hari. 6nalisis lebih jauh
menunjukkan, produksi sampah/limbah padat berupa limbah domestik sebesar
'(,5& dan berupa limbah medis sebesar 2*,2&. !iperkirakan se2ara nasional
produksi sampah/limbah medis sebesar *'(.05% ton per hari dan produksi air
limbah sebesar 45.%5),'0 ton per hari. erdasarkan gambaran tersebut dapat
dibayangkan betapa besar potensi rumah sakit untuk men2emari lingkungan
dan kemungkinannya menimbulkan ke2elakaan serta penularan penyakit
(urhanuddin, 200)).
7paya pengelolaan limbah medis bisa dimulai sejak awal proses
limbah dihasilkan di unit4unit pelayanan rumah sakit. 8ahap pengelolaan
limbah medis di rumah sakit meliputi kegiatan4kegiatan seperti pemilahan,
penampungan sementara, pengangkutan dan pemusnahan. 3roses pengelolaan
limbah medis sendiri di unit pelayanan rumah sakit seperti instalasi rawat
inap, dilakukan oleh perawat pada tahap pemilahannya dan petugas kebersihan
pada tahap pengangkutan hingga pembuangan akhir. 3ermasalahan dalam
pengelolaan limbah medis di unit pelayanan rumah sakit dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah faktor sumber daya manusia rumah sakit
itu sendiri yaitu kurangnya pengetahuan dan sikap perawat di unit pelayanan
terutama instalasi rawat inap tentang pengelolaan limbah medis sehingga
kurang memahami bahaya yang ditimbulkan serta upaya4upaya untuk
*
pengelolaan limbah medis yang baik &urhanuddin, 200)'. 9asil penelitian di
#073 !r. 0ardjito :ogyakarta tahun 200* menunjukkan bahwa sebanyak 21&
perawat di $nstalasi #awat $nap mempunyai kebiasaan tidak memisahkan
limbah medis dan limbah rumah tangga serta tidak menutup tempat limbah
dengan baik (-arwoto. 6gus, 200().
3erawat adalah tenaga profesional dalam pelayanan kesehatan. 8enaga
keperawatan mempunyai peran serta yang 2ukup besar dan kontribusi aktif
dalam pengelolaan limbah medis di rumah sakit ("usnanto, 200)).
erdasarkan pengalaman dan pengamatan peneliti selama bekerja sehari4hari
di #07! #atu ;ale2ha -artapura, permasalahan yang sering terjadi yang
berhubungan dengan pengelolaan limbah medis di unit pelayanan kesehatan
khususnya $nstalasi #awat $nap adalah kebiasaan tenaga perawat yang
membuang limbah medis di sembarang tempat tanpa melakukan pemilahan
jenis limbah medis yang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan rumah
sakit. 9asil wawan2ara yang dilakukan peneliti kepada 10 orang tenaga
perawat di $nstalasi #awat $nap menunjukkan bahwa )0& diantaranya kurang
mengetahui tentang pengelolaan sampah medis pada unit pelayanan. -ereka
kurang mengetahui jenis dan ma2am limbah medis, 2ara pengolahannya,
risiko bahaya dan penggunaan alat pelindung diri dengan baik.
!i ruang penghasil limbah medis padat ditemukan hasil limbah medis
(seperti < perban bekas ber2ampur darah, infuset bekas, tranfusi set bekas,
suntikan bekas pakai, sarung tangan bekas, dan yang lainnya) ber2ampur
dengan tempat sampah limbah non medis di tempat penampungan di dalam
4
ruangan, tempat penampungan sementara di luar ruangan sebelum diangkut ke
tempat pembuangan akhir. 9al ini besar kemungkinan ada hubungannya
dengan pengawasan yang hanya minim dan kurangnya sanksi ataupun teguran
yang diberikan kepada perawat, sehingga perawat kurang peduli dalam
memilah4milahkan hasil limbah medis pada tempat yang telah disediakan oleh
pihak rumah sakit. 0elain itu terlihat limbah medis padat berserakan/ter2e2er
ditempat penampungan sementara. "ondisi ini menyebabkan tikus, ke2oa,
nyamuk dan lalat berkeliaran dan berinteraksi dengan limbah medis sehingga
rentan terjadinya penularan kuman pathogen.
3embuangan limbah medis tidak pada tempat ada kaitannya dengan
perilaku perawat dalam membuang limbah medis padat. -enurut =reen dalam
.otoadmojo (2010) 3erilaku dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu < 1) faktor
predisposisi seperti karakteristik indi+idu. 2) faktor reinforcing/penguat
berupa kebijakan yang tertulis dan moti+asi petugas. *) faktor
enabling/pemungkin yang merupakan dukungan dalam bentuk sarana dan
prasarana fasilitas kesehatan.
0ebagai institusi yang mempunyai tugas memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, #07! #atu ;ale2ha -artapura mempunyai
tanggung jawab dalam pengelolaan limbah yang dihasilkannya. Mengingat
dampak yang mungkin tim"ul! maka diperlukan upaya ( upaya
pengel#laan yang "aik meliputi pengel#laan sum"er daya manusia! alat
dan sarana! keuangan dan tata laksana peng#rganisasian yang
)
ditetapkan dengan tu%uan memper#leh k#ndisi rumah sakit yang
memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan.
erdasarkan fenomena tersebut diatas maka menarik peneliti untuk
mengetahui lebih jauh tentang >9ubungan ,aktor 3redisposisi dengan
3erilaku 3engelolaan ?imbah -edis oleh 3erawat di $nstalasi #awat $nap
#07! #atu ;ale2ha -artapura 8ahun 2014@.
B. Perumusan Masalah
). Pernyataan Masalah
Lim"ah rumah sakit menyum"angkan eek yang *ukup "esar
terhadap k#ndisi lingkungan hidup. 8enaga keperawatan mempunyai
peran serta yang 2ukup besar dalam pengelolaan limbah medis di rumah
sakit. 3ermasalahan yang timbul dalam pengelolaan limbah medis di unit
pelayanan rumah sakit khususnya instalasi rawat inap adalah kurangnya
pengetahuan dan sikap perawat di unit pelayanan terutama instalasi rawat
inap tentang pengelolaan limbah medis. 0tudi pendahuluan yang dilakukan
peneliti kepada 10 orang tenaga perawat di $nstalasi #awat $nap
menunjukkan bahwa )0& diantaranya kurang mengetahui tentang
pengelolaan sampah medis pada unit pelayanan.
+. Pertanyaan Penelitian
erdasarkan pernyataan masalah tersebut diatas, maka dapat
dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut <
(
a. agaimana perilaku pengelolaan limbah medis oleh perawat di
$nstalasi #awat $nap #07! #atu ;ale2ha -artapura 8ahun 2014A
b. 6pakah ada hubungan umur perawat dengan perilaku pengelolaan
limbah medis oleh perawat di $nstalasi #awat $nap #07!
#atu ;ale2ha -artapura 8ahun 2014 A
2. 6pakah ada hubungan tingkat pendidikan perawat dengan perilaku
pengelolaan limbah medis oleh perawat di $nstalasi #awat $nap #07!
#atu ;ale2ha -artapura 8ahun 2014 A
d. 6pakah ada hubungan pengetahuan perawat tentang limbah medis
dengan perilaku pengelolaan limbah medis oleh perawat di $nstalasi
#awat $nap #07! #atu ;ale2ha -artapura 8ahun 2014 A
e. 6pakah ada hubungan sikap perawat tentang limbah medis dengan
perilaku pengelolaan limbah medis oleh perawat di $nstalasi #awat
$nap #07! #atu ;ale2ha -artapura 8ahun 2014 A
,. -u%uan Penelitian
). -u%uan Umum
-engetahui hubungan faktor predisposisi dengan perilaku
pengelolaan limbah medis oleh perawat di $nstalasi #awat $nap #07!
#atu ;ale2ha -artapura 8ahun 2014.
+. -u%uan $husus
'
a. -engidentifikasi perilaku pengelolaan limbah
medis oleh perawat di $nstalasi #awat $nap #07! #atu ;ale2ha
-artapura 8ahun 2014.
b. -engetahui hubungan umur perawat dengan
perilaku pengelolaan limbah medis oleh perawat di $nstalasi #awat
$nap #07! #atu ;ale2ha -artapura 8ahun 2014
2. -engetahui hubungan tingkat pendidikan perawat
dengan perilaku pengelolaan limbah medis oleh perawat di $nstalasi
#awat $nap #07! #atu ;ale2ha -artapura 8ahun 2014
d. -engetahui hubungan pengetahuan perawat tentang
limbah medis dengan perilaku pengelolaan limbah medis oleh perawat
di $nstalasi #awat $nap #07! #atu ;ale2ha -artapura 8ahun 2014.
e. -engetahui hubungan sikap perawat tentang limbah
medis dengan perilaku pengelolaan limbah medis oleh perawat di
$nstalasi #awat $nap #07! #atu ;ale2ha -artapura 8ahun 2014.
D. Manaat Penelitian
-anfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
). Manaat Aplikati
0e2ara aplikatif manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini
adalah sebagai bahan masukan dan e+aluasi bagi manajemen rumah sakit
dalam rangka upaya penyehatan lingkungan di rumah sakit yang
"ertu%uan untuk melindungi masyarakat dari dampak pen*emaran
lingkungan yang "ersum"er dari lim"ah medis rumah sakit.
5
+. Manaat -e#ritis
0e2ara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu
kesehatan masyarakat khususnya bidang bidang ilmu perilaku dan promosi
kesehatan dan kesehatan lingkungan.
%
BAB II
-IN.AUAN PU/-A$A
3ada bab ini akan dibahas konsep4konsep yang berhubungan erat dengan
masalah yang diteliti terutama yang berhubungan dengan +ariabel penelitian,
sehingga dapat digunakan sebagai landasan berpikir dalam pelaksanaan penelitian.
6dapun konsep yang ingin peneliti bahas adalah sebagai berikut <
A. -in%auan -e#ritis
). -in%auan tentang Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
3engetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu,
penginderaan terjadi melalui pan2a indra manusia yakni B indra
penglihatan, pendengaran, pen2iuman, rasa dan raba. 0ebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
3engetahuan merupakan kumpulan kesan4kesan dan penerangan yang
terhimpun dari pengalaman yang siap untuk digunakan. 6dapun
pengetahuan tersebut dapat diperoleh dari diri sendiri maupun orang
lain (.otoatmodjo.0, 2010).
10
3engetahuan adalah hasil yang didapat dari proses belajar,
selain diperoleh dan penggunaan indra yang mempunyai nilai 4 nilai
tersendiri (0arwono. 0olita, 2004). 3engetahuan berkaitan erat dengan
perilaku manusia yaitu sebagian bentuk pengalaman dan interaksi
indi+idu dengan lingkungannya, khususn+a menyangkut pengetahuan
dan sikap tentang kesehatan serta tindakannya berhubungan erat
dengan kesehatan (0uliha. 7ha, 200').
0edangkan menurut 6CiC 6limul. 9 (%), 3engetahuan
merupakan proses belajar dengan menggunakan pan2a indera yang
dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat
menghasilkan informasi dan keterampilan.
". ,ara Mendapatkan Pengetahuan
!ari berbagai ma2am 2ara yang telah digunakan untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat
dikelompokkan menjadi dua, yakni <
1) Dara tradisional untuk
memperoleh
pengetahuan
Dara42ara menemukan pengetahuan pada periode ini dilakukan
sebelum ditemukan metode ilmiah, yang meliputi <
a) Dara 2oba salah (trial dan error)
Dara 2oba42oba ini dilakukan dengan menggunakan
kemungkinan tersebut tidak berhasil, di2oba kemungkinan
%
11
yang lain. 6pabila tidak berhasil maka akan di2oba
kemungkinan yang lain lagi sampai didapatkan hasil men2apai
kebenaran.
b) Dara "ekuasaan atau otoritas
!imana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada
otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintahan,
otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.
2) erdasarkan pengalaman pribadi
9al ini dilakukan dengan 2ara mengulang kembali
pengalaman yang diperoleh dalam meme2ahkan permasalahan
yang dihadapi pada masa yang lalu, apabila dengan 2ara yang
digunakan tersebut orang dapat meme2ahkan masalah yang
sama, orang dapat pula menggunakan 2ara tersebut. !i sini
manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam
memperoleh pengetahuannya dengan kata lain, dalam
memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah
menggunakan jalan pikiran.
2) Dara modern dalam
memperoleh
pengetahuan
12
Dara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada
dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Dara ini disebut
metode penelitian ilmiah (.otoadmodjo, 2010).
*. -ingkatan Pengetahuan
-enurut .otoatmodjo.0 (2010), pengetahuan yang ter2akup
dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan , yaitu <
1) 8ahu
8ahu adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. 8ermasuk kedalamnya adalah mengingat kembali
terhadap sesuatu yang spesifik terhadap suatu bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. 8ahu merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah, kata kerja untuk
mengukurnya antara lain < menyebutkan, menguraikan,
mendifinisikan dan menyatakan.
2) -emahami.
-emahami diartikan sebagai suatu kemampuan
menjelaskan se2ara benar obyek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut se2ara benar.
1*
*) 6plikasi
6plikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau
kondisi sebenarnya. 6plikasi disini dapat diartikan penggunaan
hukum4hukum, rumus4rumus, metode, prinsip dalam
konteks/situasi lain.
4) 6nalisis
"emampuan untuk menjabarkan materi atau suatu subyek
kedalam suatu komponen4komponen, tetapi masih didalam suatu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama
lain.
)) 0intesis
0intesis menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian4bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru atau suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi yang baru dari formulasi4formulasi yang ada.
() E+aluasi
E+aluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau
obyek. 3enilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan
sendiri atau menggunakan kriteria4kriteria yang telah ada.
14
3engukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawan2ara
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur
dari subyek penelitian atau responden. "edalaman pengetahuan yang
ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan
tingkatan4tingkatan di atas.
3engkategorian pengetahuan dibagi menjadi * yaitu
(.ursalam, 2010) sebagai berikut<
a. aik jika presentase '( 4 100&
b. Dukup jika presentase )( 4 ')&
2. "urang jika presentase E )(&
3engetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (perilaku) dan perilaku yang didasari
oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak
didasari pengetahuan.
+. -in%auan tentang /ikap
a. Pengertian /ikap
0ikap se2ara umum dirumuskan sebagai ke2enderungan untuk
berespon (se2ara positif atau negatif) terhadap orang, objek atau situasi
tertentu. 0ikap merupakan kesiapan mental untuk bereaksi terhadap
suatu objek dengan 2ara42ara tertentu. !apat dikatakan bahwa kesiapan
1)
yang dimaksudkan merupakan ke2enderungan potensial untuk bereaksi
dengan 2ara tertentu apabila dihadapkan pada stimulus yang
menghendaki adanya respon (.otoatmodjo. 0, 2010).
0ikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang
terhadap stimulus atau objek (dalam hal ini adalah masalah kesehatan,
termasuk penyakit). 0etelah seseorang mengetahui stimulus atau objek,
proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau
objek kesehatan tersebut (.otoatmodjo. 0, 2010).
". $#mp#nen /ikap
-enurut 6Cwar. 0 (2010) bahwa struktur sikap terdiri atas
* komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif,
komponen afektif dan komponen konatif.
1). "omponen kognitif
"omponen kognitif merupakan representasi apa yang
diper2ayai oleh indi+idu pemilik sikap. "omponen ini berisi
persepsi, keper2ayaan dan stereotipe yang dimiliki indi+idu
mengenai sesuatu. "omponen ini sering kali dapat disamakan
dengan pandangan (opini), terutama menyangkut masalah isyu atau
problem yang kontra+ersial.
2). "omponen afektif
"omponen afektif merupakan perasaan yang men2akup
aspek emosional. "omponen ini merupakan perasaan indi+idu
terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. 6spek
1(
emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai
komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan
terhadap pengaruh4pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap
seseorang.
*). "omponen konatif
"omponen konatif merupakan aspek ke2enderungan
berperilaku tertentu sesuai dengan yang dimiliki oleh seseorang.
"omponen ini berisi tendensi atau ke2enderungan untuk bertindak
atau bereaksi terhadap sesuatu dengan 2ara42ara tertentu.
*. -ingkatan /ikap
erbagai tingkatan sikap adalah (.otoatmodjo. 0, 2010)<
)'. -enerima (Receiving)
-enerima diartikan bahwa orang/subyek mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek).
+'. -erespon (Responding)
-erespon adalah memberikan jawaban apabila ditanya,
mengerjakan dan menyelsaikan tugas yang diberikan.
0'. -enghargai (Valuing)
-enghargai adalah mengajak orang lain untuk mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah.
1'. ertanggung jawab (Responsible)
1'
ertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala risiko.
7ntuk pengukuran sikap dapat menggunakan skala likert yaitu
skala dalam 4 tingkatan yaitu (6Cwar. 0, 2010) <
8abel 2.1
"ategori 0kala ?ikert 3engukuran 0ikap
P#siti Negati
0angat 0etuju ( 4 ) 0angat 0etuju ( 1 )
0etuju ( * ) 0etuju ( 2 )
8idak setuju ( 2 ) 8idak setuju ( * )
0angat tidak setuju ( 1 ) 0angat 8idak 0etuju ( 4 )
0umber < 6Cwar, 0 (2010).
0. -in%auan tentang Umur
7mur merupakan salah satu faktor yang 2ukup dominan terhadap
pembentukan kerja seseorang. -enurut .otoatmodjo.0 (2010), umur
sebagai sub +ariabel demografik mempunyai efek tidak langsung pada
perilaku kerja indi+idu. 9al tersebut akan berpengaruh terhadap
kemampuan dan keterampilannya. -enurut 0iagian, (2010), terdapat
korelasi antara kinerja dan kepuasan kerja dengan umur seorang karyawan,
artinya ke2enderungan yang sering terlihat ialah bahwa semakin lanjut
umur karyawan, kinerja dan tingkat kepuasan kerjanya pun biasanya
15
semakin tinggi. erbagai alasan yang sering dikemukakan menjelaskan
fenomena ini, antara lain adalah <
a. agi karyawan yang sudah lanjut usia, makin sulit memulai karir baru
di tempat lain.
b. 0ikap yang dewasa dan matang mengenai tujuan hidup, harapan,
keinginan, dan 2ita42ita.
2. =aya hidup yang sudah mapan.
d. 0umber penghasilan yang relatif terjamin.
e. 6danya ikatan batin dan tali persahabatan antara yang bersangkutan
dengan rekan4rekannya dalam organisasi .
0ebaliknya, para karyawan yang lebih muda usianya, kepuasan
kerja 2enderung lebih ke2il, karena berbagai pengharapan yang lebih
tinggi, kurang penyesuaian dan penyebab4penyebab lainnya serta
pengalaman yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan karyawan yang
berusia lebih tua (9andoko, 2010).
0ementara "ertonegoro (2001) dalam "ristianto (200')
menyebutkan, umur mempunyai pengaruh terhadap turno+er atau umpan
balik, absensi, produkti+itas, dan kepuasan kerja. 0emakin tinggi umur
karyawan, semakin ke2il kemungkinan untuk berhenti kerja, karena makin
terbatas alternatif kesempatan kerja. 0emakin tinggi umur karyawan maka
semakin rendah tingkat absensi yang dapat dihadiri, tetapi makin tinggi
absensi yang tidak dapat dihadiri, misalnya karena sakit. 9ubungan antara
umur dan produkti+itas tidak konklusif, karena meskipun umur tinggi bisa
1%
berdampak negatif terhadap keterampilan, tetapi dapat diimbangi se2ara
positif karena pengalaman.
1. -in%auan tentang -ingkat Pendidikan Pera2at
-enurut "ristianto (200'), dalam pengertian yang sempit,
pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperolah
pengetahuan. !alam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan
sebagai sebuah proses dengan metode4metode tertentu sehingga orang
memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan 2ara bertingkah laku sesuai
dengan kebutuhan. !alam pengertian yang luas dan refresentatif,
pendidikan adalah seluruh tahapan pengembangan kemampuan4
kemampuan dan perilaku4perilaku manusia dan juga proses penggunaan
hampir seluruh pengalaman kehidupan.
3endidikan mempunyai beberapa makna, diantaranya adanya suatu
keinginan manusia yang paling dasar sampai dengan kebutuhan paling
tinggi berupa pengembangan diri. 3endidikan merupakan karakteristik
indi+idu yang menjadi sumber status yang penting dalam organisasi kerja.
3endidikan yang diikuti jenjang kepangkatan adalah imbang dari status
yang tinggi. 0emakin tinggi pendidikan yang di2apai, besar keinginan
untuk memanfaatkan kemampuan dan keterampilannya dalam men2apai
kedudukan yang lebih tinggi dalam organisasi (0iagian, 2010).
20
Fleh sebab itu, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, akan
semakin pula tuntutannya atas pekerjaannya sehingga mempengaruhi
kepuasan kerjanya. !engan perkataan lain, dengan tingkat pendidikan
yang tinggi, akan berpengaruh terhadap jenjang kepangkatan seorang
karyawan, dan berdampak pada kepuasan kerja yang tinggi, sebab dengan
ditunjang oleh jenjang kepangkatan dan upah yang memadai, maka ia akan
lebih mudah memenuhi kebutuhannya.
3erawat yang mempunyai tingkat pendidikan !$G / 01
"eperawatan keperawatan disebut sebagai perawat profesional. 0ebagai
perawat profesional mereka harus memiliki tingkah laku, dan kemampuan
profesional, serta akuntabel dalam melaksanakan asuhan/praktik
keperawatan dasar se2ara mandiri. 0elain itu juga dituntut harus
mempunyai kemampuan meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan yang maju
se2ara tepat guna (.ursalam, 2010).
3. -in%auan tentang Perilaku
3erilaku adalah suatu kegiatan atau akti+itas makhluk hidup yang
bersangkutan ditinjau dari segi biologis, oleh sebab itu dari sudut pandang
tersebut semua makhluk hidup mulai dari tumbuh4tumbuhan, binatang
sampai dengan manusia itu berperilaku, karena mereka punya akti+itas
masing4masing. 0ehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada
hakikatnya adalah tindakan atau akti+itas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain < berjalan, berbi2ara,
21
bekerja, menulis dan sebagainya. Hadi perilaku manusia adalah semua
kegiatan atau akti+itas manusia, baik yang dapat diamati se2ara langsung,
maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (.otoatmodjo.0, 2010).
3engertian perilaku dapat dibatasi dengan keadaan jiwa
(berpendapat, berfikir, bersikap dan sebagainya) untuk memberikan
responsi terhadap situasi dari subjek. #esponsi ini dapat bersifat pasif
(tanpa tindakan) dan dapat juga bersifat aktif (dengan tindakan). entuk
operasional dari perilaku ini dapat dikelompokkan menjadi * (tiga) jenis
yakni <
a. 3erilaku dalam bentuk pengetahuan yakni dengan mengetahui
situasi atau rangsangan dari luar.
b. 3erilaku dalam bentuk sikap yakni tanggapan batin terhadap keadaan
atau rangsangan dari luar diri si subjek, sehingga alam itu sendiri akan
men2etak perilaku manusia yang hidup di dalamnya sesuai dengan
sifat dan keaadan alam tersebut. ?ingkungan selanjutnya yang
dimaksudkan disini adalah lingkungan sosial budaya yang sifatnya non
fisik, tetapi mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pembentukan
perilaku manusia. ?ingkungan ini adalah berupa keadaan masyarakat
dan segala budinya masyarakat, dimana manusia itu lahir dan
mengembangkan perilakunya. Fleh karena sedemikian kuatnya
pengaruh lingkungan itu terhadap indi+idu/masyarakat, maka seolah4
22
olah ter2etaklah suatu kepribadian (personality) pada orang tersebut,
sudah menjadi pola perilaku orang tersebut.
2. 3erilaku dalam bentuk tindakan yang sudah konkrit yang berupa
perbuatan (action) terhadap situasi dan atau rangsangan dari luar
(.otoatmodjo.0, 2010).
-enurut ?awren2e =reen (1%50) dalam 7ha 0uliha (200') dan
.otoatmodjo. 0 (2010) bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh * faktor
utama yakni <
a. ,aktor 3redisposisi (predisposing factor).
-erupakan faktor yang mempermudah atau mempredisposisi
terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap,
pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi, moti+asi, keyakinan,
keper2ayaan, tradisi dan sebagainya.
b. ,aktor pemungkin (enabling factor).
-erupakan faktor I faktor yang memungkinkan atau yang
memfasilitasi perilaku atau tindakan. :ang dimaksud dengan faktor
pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya
perilaku kesehatan.
2. ,aktor penguat (reinforcing factor).
-erupakan faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya
perilaku seperti adanya peraturan, undang4undang, surat keputusan
dan lain sebagainya yang mengikat indi+idu untuk berperilaku sesuai
dengan ketentuan.
2*
4. -in%auan tentang Pera2at
3erawat atau nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata JnutrixJ
yang berarti merawat atau memelihara. 3engertian dasar seorang perawat
yaitu seorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu
dan melindungi seseorang karena sakit, injury dan proses penuaan
(.ursalam, 2010)
-enurut 0urat "eputusan -enkes #$ .o. 12*% tahun 2001,
3erawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat, baik
didalam maupun diluar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan yang berlaku. 3erawat adalah orang yang memiliki
kualifikasi sehingga dibenarkan mempunyai kedudukan dalam suatu
sistem layanan kesehatan. "edudukan perawat dalam suatu sistem ini
sebagai anggota tim kesehatan yang memiliki wewenang dalam
pelaksanaan perawatan. !ari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan peran perawat adalah perilaku seseorang perawat yang
diharapkan se2ara normatif dari seorang dalam situasi sosial tertentu. Fleh
karena itu perawat memiliki wewenang dan kewajiban serta tanggung
jawab terhadap klien yang dirawatnya se2ara profesional.
3erawat dalam menjalankan pelayanan sebagai nursing services
menyangkut perawat yang amat luas sekali, se2ara sederhana dapat
diartikan sebagai upaya untuk membantu orang sakit maupun sehat dari
sejak lahir sampai meninggal dunia dalam bentuk peningkatan
24
pengetahuan, kemauan dan kemampuan yang dimiliki, sedemikian rupa
sehingga orang tersebut dapat se2ara optimal melakukan kegiatan sehari4
hari se2ara mandiri tanpa memerlukan bantuan dan ataupun tergantung
pada orang lain .
erdasarkan -usyawarah .asional G$ 33.$ tahun 2001 peran
perawat profesional dalam pelayanan kesehatan/pelayanan keperawatan
adalah <
a. 0ebagai 3endidik
0ebagai pendidik perawat berperan dalam mendidik indi+idu,
keluarga, kelompok dan masyarakat serta tenaga kesehatan yang
berada di bawah tanggung jawabnya. 3eran ini berupa penyuluhan
kepada klien, maupun bentuk desiminasi ilmu kepada peserta didik
keperawatan.
b. 0ebagai 3erawat 3elaksana
3eran ini dikenal dengan @Care Giver@ perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan se2ara langsung atau tidak langsung
kepada "lien sebagai indi+idu, keluarga dan masyarakat, dengan
metode pendekatan peme2ahan masalah yang disebut dengan proses
keperawatan. !alam melaksanakan peran ini perawat bertindak
sebagai comforter protector advocate communicator serta
re!abilitator.
0ebagai comforter perawat berusaha memberikan kenyamanan
dan rasa aman pada klien. 3eran protector dan advocate lebih berfokus
2)
pada kemampuan perawat melindungi dan menjamin hak dan
kewajiban klien agar terlaksana dengan seimbang dalam memperoleh
pelayanan kesehatan. 3eran sebagai communicator, perawat bertindak
sebagai penghubung antara klien dengan anggota kesehatan lainnya.
3eran ini erat kaitannya dengan keberadaan perawat mengembalikan
fungsi organ atau bagian tubuh agar sembuh dan dapat berfungsi
normal.
2. 0ebagai 3engelola
3erawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam
mengelola pelayanan maupun pendidikan keperawatan sesuai dengan
-anajemen keperawatan dalam kerangka paradigma keperawatan.
0ebagai pengelola perawat dalam memantau dan menjamin kualitas
asuhan atau pelayanan keperawatan serta mengorganisasi dan
mengendalikan sistem pelayanan keperawatan karena pengetahuan
pemahan perawat yang kurang sehingga pelaksana perawat belum
maksimal, mayoritas posisi, lingkup kewenangan dan tanggung jawab
perawat hampir tidak berpengaruh dalam peren2anaan dan
pengambilan keputusan.
d. 0ebagai 3eneliti dan 3engembang $lmu 3engetahuan
0ebagai peneliti di pelayanan keperawatan, perawat diharapkan
mampu mengidentifikasi masalah penelitian, menerapkan prinsip dan
metode penelitian serta memanfaatkan hasil penelitian untuk
meningkatkan mutu asuhan atau pelayanan dan pendidikan
2(
keperawatan. 3enelitian didalam keperawatan berperan dalam
mengurangi kesenjangan penguasaan teknologi kesehatan, karena
temuan penelitian lebih memungkinkan terjadinya transformasi ilmu
pengetahuan dan teknologi, selain itu penting dalam memperkokoh
upaya menetapkan dan memajukan profesi keperawatan (.ursalam,
2010).
!alam melakukan asuhan keperawatan, perawat harus mematuhi
standar praktik keperawatan yang telah ditetapkan. 0tandar praktik
keperawatan adalah norma atau penegasan tentang mutu pekerjaan seorang
perawat yang dianggap baik, tepat dan benar, yang dirumuskan sebagai
pedoman pemberian asuhan keperawatan serta merupakan tolak ukur
dalam penilaian kerja seorang perawat. -enurut =illies (1%5%) dalam
.ursalam (2010), tujuan standar keperawatan adalah 1) meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan, 2) mengurangi biaya asuhan keperawatan,
dan *) melindungi perawat dari kelalaian dalam melaksanakan tugas dan
melindungi pasien dari tindakan yang tidak terapeutik.
0tandar praktek keperawatan telah disahkan oleh -enkes. #$
dalam 0urat "eputusan .omor < ((0/-enkes/0"/$1/1%5'. "emudian
diperbaharui dan disahkan berdasarkan 0urat "eputusan !irjen:anmed
!epkes. #$ .omor < :-.00.0*.2.(.'(*', tanggal 15 6gustus 1%%*.
!engan demikian maka semua perawat yang bertugas di pelayanan rumah
sakit harus melaksanakan standar asuhan keperawatan yang ada di rumah
sakit. !alam pelaksanaannya standar asuhan keperawatan di rumah sakit
2'
menga2u pada teori kebutuhan dasar manusia yang dikemukakan oleh
9enderson, yaitu terdiri dari 14 kebutuhan dasar manusia se2ara bio4psiko4
sosio4spritual yaitu sebagai berikut <1) -emenuhi kebutuhan oksigen,
2) -emenuhi kebutuhan nutrisi, keseimbangan 2airan dan elektrolit,
*) -emenuhi kebutuhan eliminasi, 4) -emenuhi kebutuhan keamanan,
)) -emenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik, () -emenuhi
kebutuhan istirahat dan tidur, ') -emenuhi kebutuhan gerak dan kegiatan
jasmani, 5) -emenuhi kebutuhan spritual, %) -emenuhi kebutuhan
emosional, 10) -emenuhi kebutuhan komunikasi, 11) -en2egah dan
mengatasi reaksi fisiologis, 12) -emenuhi kebutuhan pengobatan dan
membantu proses penyembuhan, 1*) -emenuhi kebutuhan pendidikan
kesehatan/penyuluhan, 14) -emenuhi kebutuhan rehabilitasi (.ursalam,
2010).
5. -in%auan tentang Lim"ah Rumah /akit
a. Pengertian
?imbah menurut ketentuan 3eraturan 3emerintah 15/1%%% Ho.
3eraturan 3emerintah 5)/1%%% tentang 3engelolaan limbah ahan
erbahaya dan era2un (*), adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan.
:ang dimaksud dengan sisa suatu kegiatan adalah sisa suatu kegiatan
dan atau proses produksi yang antara lain dihasilkan dari kegiatan
rumah tangga, rumah sakit, industri, pertambangan, dan kegiatan lain.
3eraturan 3emerintah .o.1%/1%%4 jo 3eraturan 3emerintah .o.12/1%%),
limbah dari kegiatan rumah sakit termasuk kategori limbah ahan
25
erbahaya dan era2un (*) yaitu limbah yang bersifat infeksius,
radioaktif, korosif, dan kemungkinan mudah terbakar. ?imbah rumah
sakit termasuk dalam daftar limbah ahan erbahaya dan era2un dari
sumber yang spesifik dengan "ode ?imbah !22'. 7raian limbahnya
adalah antibiotik kadaluarsa, peralatan medik yang terkontaminasi,
limbah infeksi, dan kemasan obat4obatan (udiman Dhandra, 2010).
-enurut 3eraturan 3emerintah .o. 1% 8ahun 1%%4 tentang
pengelolaan limbah ahan erbahaya dan era2un (*), limbah ahan
erbahaya dan era2un adalah setiap limbah yang mengandung bahan
berbahaya dan atau bera2un yang karena sifat dan atau konsentrasinya
dan atau jumlahnya, baik se2ara langsung atau tidak langsung dapat
merusak dan atau men2emarkan lingkungan hidup dan atau dapat
membahayakan kesehatan manusia (!epkes. #$, 1%%4).
?imbah rumah sakit adalah semua limbah baik yang berbentuk
padat maupun 2air yang berasal dari kegiatan rumah sakit baik kegiatan
medis maupun nonmedis yang kemungkinan besar mengandung
mikroorganisme, bahan kimia bera2un, dan radioaktif. 0edangkan yang
dimaksud dengan limbah medis adalah semua limbah baik yang
berbentuk padat maupun 2air yang berasal dari dari tindakan diagnosis
dan kegiatan medis terhadap pasien yang kemungkinan besar
mengandung mikroorganisme, bahan kimia bera2un, dan radioaktif
(-ukono, 2000).
". .enis Lim"ah Rumah /akit
2%
-enurut udiman Dhandra (200'), limbah yang dihasilkan dari
rumah sakit dapat dibagi menjadi dua, sebagai berikut <
)' ?imbah medis terdiri dari limbah padat, 2air dan radioaktif
2) ?imbah nonmedis terdiri dari limbah padat dan limbah 2air
Lim"ah Padat Medis
?imbah padat medis adalah limbah yang langsung dihasilkan
dari tindakan diagnosis dan tindakan medis terhadap pasien. 8ermasuk
dalam kegiatan tersebut juga kegiatan medis di ruang poliklinik,
perawatan, bedah, kebidanan, otopsi, dan ruang laboratorium. ?imbah
padat medis sering juga disebut sebagai sampah biologis. 0ampah
biologis terdiri dari<
1) 0ampah medis yang dihasilkan dari ruang poliklinik, ruang
perawatan, ruang bedah, atau ruang kebidanan seperti, misalnya,
perban, kasa, alat injeksi, ampul, dan botol bekas obat injeksi,
kateter, swab, plester, masker, dan sebagainya.
2) 0ampah patologis yang dihasilkan dari ruang poliklinik, bedah,
kebidanan, atau ruang otopsi, misalnya, plasenta, jaringan organ,
anggota badan, dan sebagainya.
*) 0ampah laboratorium yang dihasilkan dari pemeriksaan
laboratorium diagnostik atau penelitian, misalnya, sediaan atau
media sampel dan bangkai binatang per2obaan.
Depkes. RI &)661' mengg#l#ngkan lim"ah padat medis ke
dalam lima g#l#ngan yaitu se"agai "erikut 7
*0
1) 8#l#ngan A 7
4 Dressing "edah! s2a" dan semua lim"ah terk#ntaminasi
dari kamar "edah.
4 Bahan("ahan kimia dari kasus penyakit ineksi.
4 /eluruh %aringan tu"uh manusia &terineksi maupun tidak'!
"angkai9%aringan he2an dari la"#rat#rium dan hal(hal lain
yang "erkaitan dengan s2a" dan dreesing.
2) 8#l#ngan B 7 /yringe "ekas! %arum! *artridge! pe*ahan gelas
dan "enda("enda ta%am lainnya.
*) 8#l#ngan , 7 Lim"ah dari ruang la"#rat#rium dan p#stpartum
ke*uali yang termasuk dalam g#l#ngan A.
4) 8#l#ngan D 7 Lim"ah "ahan kimia dan "ahan("ahan armasi
tertentu.
)) 8#l#ngan E 7 Pelapis Bed-pan Disposable, urinoir, incontinence-
pad! dan stomach.
Lim"ah Padat N#nmedis
?imbah padat nonmedis adalah semua sampah padat diluar
sampah padat medis yang dihasilkan dari berbagai kegiatan, seperti
berikut < kantor atau administrasi, unit perlengkapan, ruang tunggu,
ruang inap, unit giCi atau dapur, halaman parkir dan taman serta unit
pelayanan.
*1
0ampah yang dihasilkan dapat berupa kertas, karton, kaleng,
botol, sisa makanan, sisa kemasan, kayu, logam, daun, serta ranting,
dan sebagainya.
Lim"ah ,air Medis
?imbah 2air medis adalah limbah 2air yang mengandung Cat
bera2un, seperti bahan4bahan kimia anorganik. ;at4Cat organik yang
berasal dari air bilasan ruang bedah dan otopsi apabila tidak dikelola
dengan baik atau langsung dibuang ke saluran pembuangan umum akan
sangat berbahaya dan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap serta
men2emari lingkungan.
Lim"ah ,air N#nmedis
?imbah 2air nonmedis merupakan limbah rumah sakit yang
berupa<
1) "otoran manusia seperti tinja dan air kemih yang berasal dari kloset
dan peturasan di dalam toilet atau kamar mandi.
2) 6ir bekas 2u2ian yang berasal dari la+atory, kitc!en sink, atau floor
drain dari ruangan4ruangan di rumah sakit.
*. Pengaruh Lim"ah Rumah /akit
terhadap Lingkungan dan $esehatan
*2
Menurut Muk#n# &+:):'! pengaruh lim"ah rumah sakit
terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan dapat menim"ulkan
"er"agai masalah seperti 7
1) 8angguan kenyamanan dan estetika
8angguan kenyamanan dan estetika dapat "erupa
2arna yang "erasal dari sedimen! larutan! "au phen#l!
eutr#ikasi dan rasa dari "ahan kimia #rganik.
2) Rusaknya "enda
$erusakan "enda dapat dise"a"kan #leh garam(garam
yang terlarut &k#r#si! karat'! air yang "erlumpur dan
se"againya yang dapat menurunkan kualitas "angunan di
sekitar rumah sakit.
*) -im"ul kerusakan pada tanaman
$erusakan tanaman dapat dise"a"kan #leh virus!
senya2a nitrat! "ahan kimia! pestisida! l#gam nutrien tertentu
dan #s#r.
4) 8angguan terhadap kesehatan manusia
8angguan terhadap kesehatan manusia dapat
dise"a"kan #leh "er"agai %enis "akteri! virus! senya2a(senya2a
kimia! pestisida! serta l#gam seperti Hg! P"! dan ,d yang
"erasal dari "agian ked#kteran gigi.
)) 8angguan genetik dan repr#duksi
**
Meskipun mekanisme gangguan "elum sepenuhnya
diketahui se*ara pasti! namun "e"erapa senya2a dapat
menye"a"kan gangguan atau kerusakan genetik dan sistem
repr#duksi manusia misalnya pestisida! "ahan radi#akti .
d. Pengel#laan Lim"ah Rumah /akit
3engelolaan limbah rumah sakit harus dilakukan dengan benar
dan efektif dan memenuhi persyaratan sanitasi. 6dapun persyaratan
sanitasi yang harus dipenuhi, antara lain <
1) ?imbah tidak boleh men2emari tanah, air permukaan, atau air
tanah, dan juga udara.
2) ?imbah tidak boleh dihinggapi lalat, tikus, dan binatang lainnya.
*) ?imbah tidak menimbulkan bau busuk dan pemandangan yang
tidak baik.
4) ?imbah 2air yang bera2un harus dipisahkan dari limbah 2air lain
dan harus memiliki tempat penampungannya sendiri.
!alam pengelolaan limbah rumah sakit perlu adanya perangkat
penunjang untuk membantu proses pengolahan limbah. 3erangkat
penunjang merupakan sarana dan prasarana yang digunakan untuk
proses pengolahan limbah. 3enentuan untuk keseluruhan perangkat
tersebut harus mempertimbangkan aspek ketersediaan anggaran, jumlah
kunjungan, dan lama rawat inap pasien, serta berbagai pertimbangan
teknis yang lain. 3erangkat penunjang yang digunakan, antara lain<
*4
1) Kadah penampungan
0etiap unit di rumah sakit hendaknya menyediakan tempat
penampungan sementara limbah dengan bentuk, ukuran, dan jenis
yang sama. Humlah tempat penampungan sementara itu disesuaikan
dengan kebutuhan serta kondisi ruangan. Kadah yang digunakan
harus tidak mudah berkarat, kedap air, memiliki tutup yang rapat,
mudah dib2rsihkan, mudah dikosongkan atau diangkut, tidak
menimbulkan bising, dan tahan terhadap benda tajam atau run2ing.
7ntuk memudahkan pengosongan dan pengangkutan,
penggunaan kantong plastik pelapis dalam wadah penampung sangat
dianjurkan. 3enggunaan kantong itu ditujukan untuk membungkus
limbah guna mengurangi kontak langsung mikroba dengan manusia
dan juga untuk mengurangi bau. 0elain itu, penggunaan kantong
membuat limbah menjadi tidak terlihat sehingga se2ara estetika
terlihat baik dan untuk memudahkan pen2u2ian tempat
penampungan. Kadah penampungan sementara sebaiknya diberi
kode warna atau di2at dan dipasangi label jenis limbah.
2) 0arana pengangkutan
3engangkutan limbah padat biasanya menggunakan kereta.
3ada bangunan bertingkat, pengangkutan dilakukan dengan
menggunakan 2erobong sampah atau lift (conveyor).
*) 0arana pembuangan dan pemusnahan
*)
3embuangan dan pemusnahan limbah rumah sakit dapat
dilakukan dengan memanfaatkan proses autoclaving, insinerasi, atau
dengan penguburan (udiman Dandra, 200').
!i dalam pengelolaan limbah rumah sakit terdapat tiga fase
kegiatan, yaitu pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan atau
pemusnahan. 3roses4proses tersebut dapat dilakukan se2ara manual
maupun mekanis. -etode manual berkaitan dengan sumber daya
manusia yang merupakan ujung tombak pengelolaan limbah di unit4unit
pelayanan. 0ementara itu, metode mekanisme memanfaatkan fungsi
mekanis peralatan tertentu mulai dari pengangkutan sampai proses
pembuangannya.
0esuai dengan judul penelitian ini, maka untuk tahapan
pengelolaan limbah rumah sakit lebih difokuskan pada fase
pengumpulan limbah yang terdiri dari proses pemilahan dan
penampungan limbah rumah sakit.
)' 3emilahan (3emisahan dan 3engurangan)
3roses pemilahan dan reduksi sampah hendaknya merupakan
proses yang kontinyu yang pelaksanaannya harus
mempertimbangkan< kelan2aran penanganan dan penampungan
sampah, pengurangan +olume dengan perlakuan pemisahan limbah
medis dan non medis serta menghindari penggunaan bahan kimia,
pengemasan dan pemberian label yang jelas dari berbagai jenis
sampah untuk efisiensi biaya, petugas dan pembuangan.
*(
Untuk lim"ah padat medis g#l#ngan A 7 Dressing "edah
yang k#t#r! swab dan lim"ah lain yang terk#ntaminasi dari
ruang peng#"atan hendaknya ditampung dalam "ak
penampungan lim"ah klinis yang mudah di%angkau "ak sampah
yang dilengkapi dengan pelapis pada tempat pr#duksi sampah
$ant#ng plastik terse"ut hendaknya diam"il paling sedikit satu
hari sekali atau "ila sudah men*apai tiga perempat penuh.
$emudian diikat kuat se"elum diangkut dan ditampung
sementara di "ak sampah klinis. Bak sampah terse"ut %uga
hendaknya diikat dengan kuat "ila men*apai tiga perempat
penuh atau se"elum %ad2al pengumpulan sampah.
Untuk lim"ah padat medis g#l#ngan B seperti Syringe,
%arum dan cartridges hendaknya di"uang dengan keadaan
tertutup. /ampah ini hendaknya ditampung dalam "ak tahan
"enda ta%am yang "ilamana penuh &atau dengan interval
maksimal tidak le"ih dari satu minggu' hendaknya diikat dan
ditampung di dalam "ak sampah klinis se"elum diangkut dan
dimasukkan dengan incinerator.
2) 3enampungan
?imbah padat biasanya ditampung di tempat produksi limbah
tersebut untuk beberapa lama. "omponen utama kegiatan
penampungan ini adalah manusia yang memproduksi limbah dan
*'
prasarana penampungan yang tersedia. 3roses ini akan menentukan
proses kegiatan pengolahan limbah se2ara keseluruhan.
8empat penampungan limbah dibagi menurut kategorinya,
baik plastik pembungkus maupun wadah penampung limbah diberi
kode warna dan label sebagai berikut <
1). Karna 9itam
Karna hitam untuk limbah rumah tangga biasa. Kadah
limbah dan plastik hitam diletakkan di kantor atau di ruang
administrasi, di unit pelayanan, di ruang perawatan serta unit
giCi, atau di dapur dan di sekitar sarana jalan rumah sakit.
2). Karna kuning
Karna kuning untuk limbah infeksius. 8empat
penampungan harus dilengkapi dengan label/simbol biohaCard
yang telah dikenal se2ara internasional.
*). Karna 7ngu
Karna ungu untuk limbah sitotoksik. 8empat
penampungan diberi label/ simbol limbah sitotoksik (berbentuk
sel dalam telofase)
4).Karna merah
Karna merah untuk limbah radioaktif. 8empat
penampungan dengan diberi label/simbol radioaktif yang telah
dikenal se2ara internasional.
*5
?imbah jaringan tubuh yang tampak nyata seperti anggota
badan dan plasenta yang tidak memerlukan pengesahan penguburan
harus dikemas se2ara khusus, diberi label dan dimusnahkan ke dalam
insinerator di bawah pengawasan petugas berwenang. ?imbah ini
biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau autopsi.
7ntuk limbah kimia yang dihasilkan dari penggunaan bahan
kimia dalam tindakan medis, laboratorium, proses sterilisasi, dan
riset, apabila tidak berbahaya dapat dibuang bersama4sama dengan
limbah umum. #eklamasi dan daur ulang bahan kimia berbahaya
bera2un (*) dapat diupayakan apabila se2ara teknis dan ekonomis
dapat dilakukan. 0elain itu, dalam prinsip peletakan ini perlu pula
diperhatikan segi estetika dan aksesnya. Frang akan malas
membuang ke tempatnya apabila wadah pembuangan ditempatkan
pada lokasi yang sulit dijangkau ("usnoputranto. 9, 200').
;. -in%auan tentang Ra2at Inap Rumah /akit
erbagai istilah yang berhubungan dengan pelayanan rawat inap
rumah sakit dapat dijelaskan sebagai berikut <
-enurut 6ditama (2010), 7nit rawat inap adalah pemeliharaan
kesehatan di rumah sakit dimana penderita tinggal atau mondok sedikitnya
satu hari, berdasarkan rujukan dari pelaksana kesehatan tingkat $ atau
dokter spesialis yang ditunjuk. 7nit rawat inap adalah pelayanan kepada
pasien untuk obser+asi perawatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi
*%
medik dan atau kesehatan lainya dengan menempati tempat tidur .
0ementara yang dimaksud dengan $nstalasi rawat inap adalah
merupakan tempat penyelenggaraan pelayanan medis dan keperawatan di
rumah sakit. 0edangkan yang dimaksud dengan pelayanan #awat $nap
adalah 3elayanan terhadap penderita yang masuk rumah sakit atau
puskesmas dan menempati tempat tidur untuk keperluan pelayanan medik
pemeriksaan perawatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan
atau pelayanan kesehatan lainnya di #uang #awat $nap (!epkes. #$,
200(). Henis pelayanan rawat inap rumah sakit meliputi kegiatan4kegiatan
sebagai berikut <
1. "egiatan mondok dan makan sesuai dengan
kebutuhan giCi
2. Gisite atau konsul dokter sekurangnya satu kali
sehari
*. 8indakan medis dan pelayanan keperawatan
4. Fbat4obatan dan alat kesehatan
). 3enunjang diagnostik
(. "egiatan Fperasi
40
B. $erangka -e#ri Penelitian
"erangka teori pada penelitian ini menga2u pada konsep teoritis tentang
faktor4faktor yang mempengaruhi perilaku menurut ?awren2e =reen (1%50)
dalam .otoatmodjo.0 (2010) sebagai berikut <
3erilaku 3erawat
<akt#r Predisp#sisi
7mur
8k. 3endidikan
3engetahuan
0ikap
3ekerjaan
<akt#r Pemungkin
0arana 3rasarana
8ersedianya sumber
informasi
41
=ambar 2.1
"erangka 8eori 3enelitian
,. $erangka $#nsep
6da tiga faktor yang melatarbelakangi perilaku perawat dalam
pengelolaan limbah medis di $nstalasi #awat $nap #umah 0akit yaitu faktor
predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat. ,aktor predisposisi seperti
tingkat pengetahuan, tingkat pendidikan, umur, dan sikap perawat. ,aktor
pemungkin meliputi sarana prasarana pengelolaan limbah medis di rumah
sakit, serta faktor penguat yang meliputi kebijakan rumah sakit dan adanya
standar tentang pengelolaan limbah medis di rumah sakit. .amun karena
terbatasnya waktu penelitian maka +ariabel independen dalam penelitian ini
dibatasi hanya pada faktor predisposisi perawat, sedangkan faktor lainnya
tidak diteliti. =ambaran kerangka konseptual penelitian ini tergambar pada
gambar 2.2
=ARIABEL INDEPENDEN =ARIABEL DEPENDEN
<akt#r Penguat
"ebijakan
0tandar 3rosedur
3erilaku 3engelolaan
?imbah -edis 3erawat
di $nstalasi #awat $nap
<akt#r Predisp#sisi
7mur perawat
8k.3endidikan perawat
3engetahuan perawat
0ikap perawat
42

=ambar 2.2
"erangka "onseptual 3enelitian
D. Hip#tesis Penelitian
1. 6da hubungan umur perawat dengan perilaku pengelolaan limbah medis
oleh perawat di $nstalasi #awat $nap #07! #atu ;ale2ha -artapura
8ahun 2014
2. 6da hubungan tingkat pendidikan perawat dengan perilaku pengelolaan
limbah medis oleh perawat di $nstalasi #awat $nap #07! #atu ;ale2ha
-artapura 8ahun 2014
*. 6da hubungan pengetahuan perawat tentang limbah medis dengan perilaku
pengelolaan limbah medis oleh perawat di $nstalasi #awat $nap #07!
#atu ;ale2ha -artapura 8ahun 2014.
4. 6da hubungan sikap perawat tentang limbah medis dengan perilaku
pengelolaan limbah medis oleh perawat di $nstalasi #awat $nap #07!
#atu ;ale2ha -artapura 8ahun 2014.
.
4*
BAB III
ME->DE PENELI-IAN
A. Ran*angan Penelitian
3enelitian ini merupakan penelitian sur+ey analitik karena
menganalisis dinamika korelasi antara +ariabel bebas dengan +ariabel terikat.
-odel pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan
se2ara crosssectional, yaitu desain penelitian yang meneliti suatu kejadian
pada satu titik waktu (.otoatmodjo.0, 2010), dimana +ariabel bebas
(pengetahuan, sikap, umur dan tingkat pendidikan perawat) dan +ariabel
44
terikat (perilaku pengelolaan limbah medis) diteliti sekaligus pada saat yang
sama .
B. P#pulasi dan /ampel
). P#pulasi
Penelitian
3opulasi pada penelitian ini adalah semua perawat pelaksana yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai tenaga pelaksana perawatan
di $nstalasi #awat $nap #07! #atu ;ale2ha -artapura sebanyak
1%4 orang.
+. /ampel
Penelitian
0ampel pada penelitian ini adalah sebagian dari perawat pelaksana
yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai tenaga pelaksana
perawatan di $nstalasi #awat $nap #07! #atu ;ale2ha -artapura dan
memenuhi kriteria penelitian.
3erhitungan besar sampel pada penelitian ini berdasarkan rumus
menurut .otoatmodjo.0, (2010) yaitu sebagai berikut<
$eterangan 7
n L Humlah sampel
n "
#
$% # (d)&
4*
4)
. L Humlah populasi
d L 8ingkat kesalahan yang dapat diterima sebesar 10&
-aka perhitungan besar sampel penelitian ini adalah sebagai berikut<
erdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut,
maka besar sampel penelitian ini adalah sebanyak (( responden.
"riteria inklusi pada penelitian ini adalah
1. 3erawat bersedia sebagai responden
2. 3erawat pelaksana
*. 3erawat tidak sedang menjalani 2uti, dan ijin sakit
4. 3erawat pelaksana di $nstalasi #awat $nap #07! #atu ;ale2ha
-artapura
0edangkan kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah
1. 3erawat menolak menjadi responden
2. 3erawat manajer ("epala #uangan)
*. 3erawat sedang menjalani 2uti, dan ijin sakit
4. 3erawat pelaksana di $nstalasi #awat Halan dan $nstalasi =awat
!arurat.
n L
1%4
1M 1%4 (0,1)
2
n L
1%4
2,%4
n L (),%5
n L ((
4(
3engambilan sampel penelitian untuk perawat pelaksana
menggunakan metode systematic random sampling yaitu teknik
pengambilan sampel yang diurutkan ke dalam daftar dan dipilih se2ara a2ak
melalui daftar responden oleh peneliti. 3emilihan nomor sampel yang telah
menjadi responden dilakukan dengan komputerisasi dengan 2ara
memasukkan jumlah populasi tiap ruangan dan jumlah responden yang
diteliti, maka hasil akan se2ara otomatis keluar dengan nomor sampel yang
telah dia2ak. 0etiap ruangan rawat inap diambil se2ara a2ak atau random
dengan menggunakan rumus (Karsito, 200() <
"eterangan<
nr L Humlah sampel tiap ruangan
nr2 L Humlah sampel seluruhnya
.p L Humlah populasi tiap ruangan
.p2 L Humlah populasi seluruhnya
esar sampel tiap ruangan dan hasil sampel yang telah dia2ak dapat
dilihat dalam tabel sebagai berikut <
8abel *.1
esar 0ampel 8iap #uangan dan 9asil #andom di $nstalasi #awat $nap
#07! #atu ;ale2ha -artapura 8ahun 2014
.o .ama #uang
Humlah populasi
tiap ruangan
Humlah sampel
tiap ruangan
Random
1 edah 1% orang ( orang 2, 4, ', 5, 10, 1
2 Hantung 1' orang ( orang 1, 4, 10, 12, 1*, 1(
* "elas $ 1* orang 4 orang %, 11, 12, 1*
4 6nak 20 orang ' orang 1, ), %, 10, 1*, 1', 15
) $D7 1) orang ) orang 4, 5, %, 1*, 14
( 0yaraf 1% orang ' orang 1, 2, %, 11, 12, 1), 1'
' "elas $$ 3! 2* orang 5orang *, 4, ', 11, 14, 1), 1(, 15
5 G$3 2* orang 5 orang *, 4, ', 11, 14, 1), 1(, 15
% 3aru 2* orang 5 orang *, 4, ', 11, 14, 1), 1(, 15
10 "elas $$$ 22 orang 5 orang 4, ', 5, 11, 1', 15, 1%, 20
4'
0umber < !ata 3rimer, 2014
,. Instrumen Penelitian
$nstrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner dan
lembar obser+asi. 3engumpulan data penelitian untuk +ariabel independen
(bebas) dengan 2ara membagikan kuesioner berupa angket kepada perawat.
0edangkan untuk +ariabel dependen (terikat) dengan 2ara melakukan
pengamatan menggunakan c!eck list observasi pengelolaan limbah medis di
$nstalasi #awat $nap yang sesuai dengan standar pelayanan kesehatan yang
telah ditetapkan.
$nstrumen penelitian mengadopsi pada kuesioner penelitian $ka :uniati
(2010) yang telah teruji +aliditas dan reliabilitasnya. 7ji +aliditas bertujuan
untuk mengetahui sejauhmana suatu ukuran atau nilai yang menunjukkan
tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan 2ara mengukur
korelasi antara +ariabel atau item dengan skor total +ariabel menggunakan
rumus teknik korelasi 'earson product moment (r). #eliabilitas data
merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat
menunjukkan ketepatan dan dapat diper2aya dengan menggunakan metode
Cronbac!(s )lp!a.
7ji 2oba instrumen penelitian dilakukan terhadap 10 orang perawat.
9asil uji +aliditas dan reliabilitas +ariabel pengetahuan, sikap dan perilaku
perawat tergambar pada tabel berikut <
45
8abel *.2
9asil 7ji Doba "uesioner Gariabel 3engetahuan
Pertanyaan r hitung $eterangan
Cronbachs
Alpha
$eterangan
3 1 0,()( Galid 0,'44 #eliabel
3 2 0,(4) Galid 0,'44 #eliabel
3 * 0,(4) Galid 0,'*4 #eliabel
3 4 0,('( Galid 0,'22 #eliabel
3 ) 0,(5' Galid 0,'*( #eliabel
3 ( 0,('( Galid 0,'*2 #eliabel
3 ' 0,('( Galid 0,'22 #eliabel
3 5 0,(4) Galid 0,'*4 #eliabel
3 % 0,()( Galid 0,'*( #eliabel
3 10 0,(5' Galid 0,'44 #eliabel
3 11 0,(4) Galid 0,'44 #eliabel
3 12 0,('( Galid 0,'() #eliabel
3 1* 0,()( Galid 0,'22 #eliabel
3 14 0,('( Galid 0,'44 #eliabel
3 1) 0,(5' Galid 0,'44 #eliabel
3 1( 0,(4) Galid 0,'() #eliabel
3 1' 0,(5' Galid 0,'*( #eliabel
3 15 0,(4) Galid 0,'22 #eliabel
3 1% 0,(5' Galid 0,'4( #eliabel
3 20 0,(4) Galid 0,'4( #eliabel
0umber < !ata 3rimer, 2014
8abel *.*
9asil 7ji Doba "uesioner Gariabel 0ikap
Pertanyaan
r
hitung
$eterangan
Cronbachs
Alpha
$eterangan
3 1 0,()' Galid 0,'1( #eliabel
3 2 0,((' Galid 0,'12 #eliabel
3 * 0,(4( Galid 0,'12 #eliabel
3 4 0,(4( Galid 0,'14 #eliabel
3 ) 0,()% Galid 0,'1( #eliabel
3 ( 0,()' Galid 0,'24 #eliabel
3 ' 0,()' Galid 0,'14 #eliabel
3 5 0,((' Galid 0,'2) #eliabel
3 % 0,((' Galid 0,'22 #eliabel
3 10 0,(4( Galid 0,'14 #eliabel
3 11 0,()) Galid 0,'14 #eliabel
3 12 0,()1 Galid 0,'1) #eliabel
4%
3 1* 0,()) Galid 0,'1( #eliabel
3 14 0,(45 Galid 0,(22 #eliabel
3 1) 0,(41 Galid 0,(4( #eliabel
0umber < !ata 3rimer, 2014
8abel *.4
9asil 7ji Doba "uesioner Gariabel 3erilaku 3engelolaan
Pertanyaan r hitung $eterangan
Cronbachs
Alpha
$eterangan
3 1 0,(*)5 Galid 0,'24 #eliabel
3 2 0,(410 Galid 0,'14 #eliabel
3 * 0,(*)5 Galid 0,'*( #eliabel
3 4 0,(45) Galid 0,'44 #eliabel
3 ) 0,(410 Galid 0,'44 #eliabel
3 ( 0,(410 Galid 0,'() #eliabel
3 ' 0,(410 Galid 0,'22 #eliabel
3 5 0,(*'0 Galid 0,'44 #eliabel
3 % 0,(*'0 Galid 0,'44 #eliabel
3 10 0,(410 Galid 0,'*( #eliabel
0umber < !ata 3rimer, 2014
7ntuk mengetahui +aliditas kuesioner dilakukan dengan
membandingkan nilai r hasil (Coreccted item *+otal Correction) dengan nilai
r tabel. 9asil analisis menggambarkan masing4masing pertanyaan kuesioner
+ariabel pengetahuan, sikap dan perilaku pengelolaan perawat memiliki nilai
r hasil N 0,(*2 (r tabel), dengan demikian kuesioner tersebut memiliki
konsisten internal yang baik, sehingga layak untuk digunakan sebagai
instrumen untuk pengumpulan data dalam penelitian ini.
0edangkan untuk mengetahui reliabilitas adalah dengan 2ara
membandingkan nilai r )lp!a (Cronbac! )lp!a) dengan standar yaitu 0,(0.
"etentuannya adalah bila r )lp!a (Cronbac! )lp!a) O 0,(0B maka pertanyaan
pada masing4masing kuesioner tersebut reliabel (9astomo, 2010). 9asil uji
)0
diatas ternyata, r )lp!a (Cronbac! )lp!a) lebih besar dibandingkan dengan
nilai 0,( sehingga semua pertanyaan tersebut reliabel.
D. =aria"el Penelitian
). =aria"el
Independen & "e"as '
Gariabel $ndependen dalam penelitian ini adalah pengetahuan,
sikap, umur, dan tingkat pendidikan perawat.
+. =aria"el
Dependen & terikat '
Gariabel dependen dalam penelitian ini adalah perilaku pengelolaan
limbah medis oleh perawat di $nstalasi #awat $nap.
E. Deinisi >perasi#nal Penelitian
8abel *.).
!efinisi Fperasional 3enelitian
N# =aria"el Deinisi
Alat 9 ,ara
Ukur
Hasil
Ukur
/kala
1
Independen
7mur perawat 0elisih dalam tahun antara
tahun lahir perawat
dengan tahun sampai saat
pengumpulan data
"uesioner / 6ngket 1. E *0 8ahun
2. *0 8ahun
(.otoatmodjo.0,
2010)
.ominal
2 8ingkat
pendidikan
perawat
Henjang pendidikan
formal terakhir di bidang
keperawatan yang
diselesaikan responden.
"uesioner / 6ngket 1. !. $$$ "ep
2. !.$G / 01
"eperawatan
(.ursalam, 2010)
Frdinal
)1
* 3engetahuan
perawat
tentang limbah
medis
9al4hal yang diketahui
/dipahami perawat dari
melihat, memba2a, dan
mendengar baik yang
diperoleh dari
pengalaman, pendidikan
formal maupun tidak
formal tentang limbah
medis dan
pengelolaannya.
"uesioner / 6ngket
!iukur dari 20
pertanyaan masing4
masing pertanyaan
apabila jawaban
benar skor satu dan
salah skor nol
1. "u
rang aik,
bila
jawaban
benar E )(&
2. Du
kup, bila
jawaban
benar
)(& 4 ')&
*. a
ik, bila
jawaban
benar
'(& 4100&
(.ursalam, 2010)
Frdinal
4 0ikap perawat
tentang limbah
medis
8anggapan, penilaian atau
pandangan perawat yang
menunjukkan
ke2enderungan setuju atau
tidak setuju tentang
limbah medis dan
pengelolaannya.
"uesioner / 6ngket
!iukur dari
10 pertanyaan,
masing 4 masing
pertanyaan terdiri
dari empat
pilihan jawaban
yaitu bila
pernyataan positif <
0angat 0etuju (skor
4), 0etuju (*),
8idak 0etuju (2)
dan 0angat 8idak
0etuju (skor 1)
sebaliknya untuk
pernyataan negatif .
). .egatif, jika
skor 10 I 24
+. 3ositif, jika
skor 2) I 40
(6Cwar. 0, 2010)
.ominal
2
Dependen
3erilaku
pengelolaan
limbah medis
oleh perawat
3enanganan sampah atau
limbah dari hasil kegiatan
pelayanan medis maupun
pelayanan keperawatan
terhadap pasien oleh
perawat di $nstalasi
#awat $nap
Fbser+asi/Dhe2k ?ist
!iukur dari
10 item
pengamatan,
masing 4 masing
pengamatan terdiri
dari dua pilihan
jawaban yaitu
8idak dilakukan
1. "urang
aik, apabila
skor 0
4 )

2. aik, apabila
skor
( 4 10
Frdinal
)2
(skor 0) dan :a,
dilakukan ( skor 1)
(.ursalam, 2010)
<. -eknik
Pengumpulan Data
3engumpulan data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data
sekunder.
1. !ata 3rimer merupakan data yang diperoleh langsung oleh peneliti pada
subyek penelitian yaitu melalui kuesioner dan obser+asi.
2. !ata 0ekunder adalah data yang diperoleh dari laporan tahunan rumah
sakit, register kepegawaian, dan sebagainya yang berkaitan dengan obyek
penelitian.
3engumpulan data pada penelitian ini diawali dengan pengumpulan
data +ariabel independen (bebas) dengan 2ara memberikan angket untuk
mengukur pengetahuan, sikap, umur dan tingkat pendidikan perawat, setelah
itu dilanjutkan dengan pengumpulan data +ariabel dependen (terikat) dengan
2ara obser+asi/pengamatan se2ara langsung pengelolaan limbah medis oleh
perawat di $nstalasi #awat $nap. 7ntuk kegiatan obser+asi pada penelitian ini,
peneliti dibantu oleh perawat manajer ("epala #uangan) masing4masing unit
pelayanan yang telah diberikan pelatihan khusus tentang teknik pengumpulan
data.
8. -eknik Peng#lahan
Data
)*
3roses pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan perangkat
lunak komputer dengan tahapan sebagai berikut <
1. ,diting yaitu mengoreksi jawaban yang telah diberikan responden dan
apabila ada data yang salah/kurang segera dilengkapi.
2. Coding yaitu pemberian kode pada atribut +ariabel penelitian untuk
memudahkan dalam pengolahan data
*. +abulasi data yaitu pengelompokan data dalam suatu data tertentu menurut
sifat yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian.
4. ,ntry data yaitu memasukkan data dalam variabel s!eet dengan bantuan
komputer (0ugiyono, 2010).
6dapun proses pengolahan data +ariabel penelitian pada penelitian ini
adalah sebagai berikut <
). =aria"el -ingkat Pengetahuan Pera2at
7ntuk pengukuran bobot nilai kuesioner +ariabel tingkat
pengetahuan perawat pada penelitian ini menggunakan format jawaban
-kala Gutman, yang memungkinkan jawaban tegas atau pasti yaitu @
enar atau 0alah>, dengan ketentuan sebagai berikut < setiap jawaban
yang benar diberi nilai 1 dan setiap jawaban yang salah diberi nilai 0.
"emudian diprosentasikan dengan menggunakan rumus 0uharsimi
6rikunto (2010) sebagai berikut <

x
n
f
=
100 &
$eterangan 7
3 < prosentase
)4
f < jumlah skor yang didapat
n < jumlah skor maksimal
0etelah prosentase diketahui, kemudian hasilnya diinterpretasikan
dengan klasifikasi nilai dan kategori tingkat pengetahuan perawat sebagai
berikut <
8abel *.(.
"lasifikasi .ilai dan "ategori 3engetahuan 3erawat
$lasiikasi Nilai $ateg#ri -ingkat Pengetahuan
'( & I 100& aik
)( & 4 ') & Dukup
E )(& "urang aik
0umber < .ursalam, 2010
+. =aria"el /ikap Pera2at
7ntuk +ariabel sikap perawat pada penelitian ini memanfaatkan
format jawaban -kala .ikert yang diran2ang untuk memungkinkan
responden menjawab dalam berbagai tingkatan yaitu skala dalam
4 tingkatan (dari 1 sampai dengan 4), dimana setiap jawaban diberi bobot
nilai dengan ketentuan sebagai berikut <
a. 7ntuk pernyataan yang sifatnya positif, jawaban @
0angat 0etuju > skor 4, @ 0etuju > L *, @ 8idak 0etuju > L 2, dan @
0angat 8idak 0etuju > L 1
b. 7ntuk pernyataan yang sifatnya negatif, jawaban
@0angat 0etuju> skor 1, @ 0etuju > L 2, @ 8idak 0etuju > L *, dan @
0angat 8idak 0etuju> L skor 4
))
0etelah diberi bobot nilai selanjutnya dijumlahkan dan dibuat
kategori dari setiap instrumen untuk kualitas jawaban dari responden
berdasarkan nilai skor, kemudian ditetapkan klasifikasi (kriteria nilai)
sebagai berikut <
a. -enetapkan nilai tertinggi yaitu jumlah item pertanyaan dikali skor 1
1) P 4 L (0
b. -enetapkan nilai terendah yaitu jumlah pertanyaan dikali skor 0
1) P 1 L 1)
2. -enentukan range < nilai tertinggi dikurang nilai terendah
(0 I 1) L 4)
d. #ange dibagi 2 kategori, untuk lebar kelas (inter+al) dari kategori nilai
yang akan dibuat yaitu 4) < 2 L 2*
erdasarkan perhitungan ini, klasifikasi nilai +ariabel sikap
perawat tentang limbah medis adalah sebagai berikut <
8abel *.'.
"lasifikasi .ilai dan "ategori 0ikap 3erawat
$lasiikasi Nilai $ateg#ri /ikap Pera2at
*' 4 40 3ositif
1) 4 *( .egatif
0umber < 6Cwar. 0, 2010
0. =aria"el Perilaku Pengel#laan Lim"ah Medis di Instalasi Ra2at Inap
7ntuk pengukuran +ariabel perilaku pengelolaan limbah medis di
$nstalasi #awat $nap pada penelitian ini menggunakan format jawaban
-kala Gutman, yang memungkinkan jawaban tegas yaitu @ :a atau 8idak>,
)(
dimana setiap komponen obser+asi diberi bobot nilai dengan ketentuan
sebagai berikut < setiap komponen obser+asi yang dilakukan (@ :a @) diberi
skor 1 dan yang @ 8idak @ diberi skor 0.
0etelah diberi bobot nilai selanjutnya dibuat kategori dari setiap
instrumen untuk kualitas jawaban dari responden berdasarkan nilai skor,
kemudian ditetapkan klasifikasi nilai dengan menggunakan perhitungan
sederhana sebagai berikut <
a. -enetapkan nilai tertinggi yaitu jumlah item obser+asi dikali skor 1
10 P 1 L 10
b. -enetapkan nilai terendah yaitu jumlah pertanyaan dikali skor 0
10 P 0 L 0
2. -enentukan range < nilai tertinggi dikurang nilai terendah
10 I 0 L 10
d. #ange dibagi 2 kategori, untuk lebar kelas (inter+al) dari kategori nilai
yang akan dibuat yaitu 10 < 2 L )
erdasarkan perhitungan ini, klasifikasi nilai dan kategori
+ariabel perilaku pengelolaan limbah medis di $nstalasi #awat $nap adalah
sebagai berikut <
8abel *.5.
"lasifikasi .ilai dan "ategori 3erilaku 3engelolaan ?imbah -edis
$lasiikasi Nilai $ateg#ri
( 4 10 aik
0 4 ) "urang aik
0umber < .ursalam, 2010
)'
H. -eknik Analisis Data
6nalisis data dilakukan untuk mengolah data dalam bentuk yang lebih
mudah diba2a dan diinterpretasikan serta untuk menguji se2ara statistik
kebenaran hipotesa yang telah ditetapkan, analisa data dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut <
). Analisis
Univariat
6nalisis uni+ariat digunakan untuk menjabarkan se2ara deskriptif
untuk mengetahui distribusi frekuensi dan proporsi masing4masing
+ariabel yang diteliti, baik +ariabel bebas maupun +ariabel terikat .
+. Analisis
Bivariat
6nalisis ini digunakan untuk menguji hipotesis dengan menentukan
hubungan +ariabel bebas dengan +ariabel terikat melalui /ji -tatistik C!i0
-1uare . 6dapun rumus 7ji 0tatistik C!i0s1uare sebagai berikut <


=
f!
f! fo
2
2
2
) (
"eterangan <
1
2
< C!i0-1uare
)5
fo < frekuensi obser+asi
fh < frekuensi harapan
Q < jumlah
3rinsip dasar pengujian 7ji C!i0-1uare adalah membandingkan
frekuensi yang terjadi (obser+asi) dengan frekuensi harapan (ekspektasi).
ila nilai frekuensi obser+asi dengan nilai frekuensi harapan sama, maka
dikatakan tidak ada hubungan yang bermakna (signifikan). 0ebaliknya bila
nilai frekuensi obser+asi dengan nilai frekuensi harapan berbeda, maka
dikatakan ada hubungan yang bermakna. 0yarat 7ji C!i -1uare adalah
(9astomo. 03, 2010) <
a. 8idak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan kurang dari ) lebih
dari 20& dari total.
b. 8idak boleh ada sel yang mempunyai nilai obser+asi kurang dari 1
2. 6pabila tidak memenuhi persyaratan (a dan b diatas) maka uji statistik
alternatif yang digunakan adalah 7ji 3is!er(s ,xact.
3ada analisis data ini peneliti menggunakan batas kemaknaan R L
0,0). yaitu apabila nilai p E 0,0) maka hipotesis diterima (9o ditolak) dan
bila p N 0,0) maka hipotesis ditolak (9a diterima).
I. -empat dan ?aktu
Penelitian
). -empat Penelitian
)%
8empat penelitian ini dilaksanakan di $nstalasi #awat $nap #07!
#atu ;ale2ha -artapura.
+. ?aktu Penelitian
Kaktu penelitian ini se2ara keseluruhan mulai dengan pembuatan
proposal sampai selesainya penulisan hasil penelitian adalah dari bulan
-ei 2014 sampai dengan 6gustus 2014.
BAB I=
HA/IL PENELI-IAN DAN PEMBAHA/AN
A. Hasil Penelitian
). 8am"aran Umum L#kasi Penelitian
#07! #atu ;ale2ha -artapura berlokasi di jalan -enteri Empat
-artapura "abupaten anjar 3ropinsi "alimantan 0elatan dan
menempati lahan seluas kurang lebih ),0' m
2.
(relokasi sejak tahun 200*).
#umah 0akit ini merupakan rumah sakit tipe sesuai dengan 0"
-enkes #$ nomor 9".02.0*/$/14'0/201* 8anggal 21 6gustus 201*,
(0
terletak ditengah kota -artapura yang berpenduduk sekitar 12(.)*5 jiwa
dari jumlah penduduk "abupaten anjar sekitar 4)*.042 jiwa.
erdasarkan surat keputusan upati anjar .omor )'0 8ahun
2011, #07! #atu ;ale2ha -artapura ditetapkan #umah 0akit dengan
status 3ola 3engelolaan "euangan adan ?ayanan 7mum !aerah (33"4
?7!). !alam melaksanakan tugas dan fungsinya #07! #atu ;ale2ha
-artapura mempunyai +isi, misi dan motto sebagai berikut <
Gisi < @#umah 0akit ermutu dan 3rofesional>
-isi <
1. -enyediakan pelayanan
kesehatan komprehensif komprehensif dan bernuansa religius.
2. -emberikan pelayanan
kesehatan sesuai dengan standar mutu
*. -enyelenggarakan
pelayanan kesehatan dengan pola kemitraan
4. -enyelenggarakan tertib
administrasi dan keuangan
). -enjadi pusat kajian
pendidikan pelatihan dan penelitian
-otto < 4 5- (-enyum -alam -apa -opan dan -antun).6
#07! #atu ;ale2ha -artapura "abupaten anjar mempunyai
kapasitas ruang perawatan rawat inap sebanyak 2*0 tempat tidur (88)
yang terbagi atas ruang perawatan rawat inap yaitu #uang 3erawatan
)%
(1
.ifas (*1 88), #uang 3erawatan 6nak (*4 88), 3erinatologi (1) 88),
#uang 3erawatan edah (*0 88), #uang 3erawatan 3enyakit !alam (*0
88), #uang 3erawatan "elas $ 6l 9akim (1( 88), #uang $D7 (4 88),
#uang 9emodialisa (5 88), #uang 3erawatan 3aru / 0yaraf (12 88),
angsal "elas $$$ (12 88) dan G$3 $ntan (*0 88) dengan indikator
efisiensi mutu pelayanan kesehatan rawat inap seperti terlihat pada
tabel 4.1
8abel 4.1.
$ndikator Efisiensi -utu 3elayanan #awat $nap
#07! #atu ;ale2ha -artapura 8ahun 2012 dan 201*
.o $ndikator
8ahun
2012 201*
1 F# (7ed 8ccupancy Rate)
#ata4rata pemakaian tempat tidur
(* & '1.*4&
2 ?F0(.engt! of stay)
#ata4rata lama pasien dirawat
*.'5 hari *.4 hari
* 8F$ (+urn 8ver 9nterval)
#ata4rata hari tempat tidur tidak ditempati
2.0 hari 1.4 hari
4 8F (7ed +urn 8ver)
,rekuensi pemakaian tempat tidur
().( kali ''.*2 kali
) Humlah pasien rawat inap 11.%2) 1*.%0(
( Humlah pasien rawat jalan 45.()% )).%1*
0umber < ?aporan 8ahunan #07! #atu ;ale2ha, 201*
6dapun jenis pelayanan kesehatan bisa didapatkan di #07! #atu
;ale2ha -artapura sekarang ini meliputi < 3oliklinik #awat Halan,
3elayanan #awat $nap, $nstalasi Dare 7nit ($D7), $nstalasi =awat
!arurat, 7nit 9emodialisa (9!), "amar Fperasi 0entral, $nstalasi =iCi,
$nstalasi ?aboratorium, $nstalasi ,armasi, $nstalasi #adiologi, $nstalasi
3emeliharaan 0arana #umah 0akit, $nstalasi #ehabilitasi -edik dan
$nstalasi 3emularaan HenaCah.
(2
+. Analisis Univariat
9asil sur+ey yang dilaksanakan dari 4 I 1( 6gustus 2014 di
$nstalasi #awat $nap #07! #atu ;ale2ha -artapura didapatkan sampel
sebanyak (( responden. 9asil penelitian ini akan disajikan se2ara
deskriptif dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi sebagai berikut <
a. Umur Resp#nden
8abel 4.2
!istribusi ,rekuensi #esponden -enurut "elompok 7mur #esponden
di $nstalasi #awat $nap #07! #atu ;ale2ha -artapura
8ahun 2014
N# $el#mp#k umur <rekuensi Persentase &@'
1 E *0 tahun 2' 40.%
2 O *0 tahun *% )%.1
-#tal 44 )::
0umber < !ata 3rimer, 2014
8abel 4.2 menunjukkan responden terbanyak berada pada
kelompok umur O *0 tahun yaitu sebanyak *% responden ()%.1&)
sedangkan yang paling sedikit adalah kelompok umur E *0 tahun yaitu
sebanyak 2' responden (40.%&).
". -ingkat Pendidikan Resp#nden
8abel 4.*
!istribusi ,rekuensi #esponden -enurut 8ingkat 3endidikan
di $nstalasi #awat $nap #07! #atu ;ale2ha -artapura
8ahun 2014
N# -ingkat Pendidikan <rekuensi Persentase &@'
1 !.$$$ "eperawatan 40 (0.(
2 !.$G /01 "eperawatan 2( *%.4
-#tal 44 )::
0umber < !ata 3rimer, 2014
(*
8abel 4.* menjelaskan bahwa sebagian besar responden
mempunyai latar belakang keperawatan !.$$$ "eperawatan sebanyak
40 responden ((0.(&) .
*. Pengetahuan
8abel 4.4
!istribusi ,rekuensi #esponden -enurut 3engetahuan tentang
?imbah -edis di $nstalasi #awat $nap #07! #atu ;ale2ha
-artapura 8ahun 2014
N# Pengetahuan <rekuensi Persentase &@'
1 "urang aik 20 *0.*
2 Dukup 1' 2).5
* aik 2% 4*.%
-#tal 44 )::
0umber < !ata 3rimer, 2014
8abel 4.4 menjelaskan bahwa paling besar responden dengan
pengetahuan tentang limbah medis dengan kategori baik yaitu
sebanyak 2% responden (4*.%&).
d. /ikap Resp#nden
8abel 4.)
!istribusi ,rekuensi #esponden -enurut 0ikap tentang ?imbah
-edis di $nstalasi #awat $nap #07! #atu ;ale2ha -artapura
8ahun 2014
N# /ikap Resp#nden <rekuensi Persentase &@'
1 .egatif 2) *'.%
2 3ositif 41 (2.1
-#tal 44 )::
0umber < !ata 3rimer, 2014
8abel 4.) menjelaskan bahwa sebagian besar responden
mempunyai sikap tentang limbah medis dengan kategori positif yaitu
sebanyak 41 responden ((2.1&).
(4
e. Perilaku Resp#nden
8abel 4.(
!istribusi ,rekuensi #esponden -enurut 3erilaku 3engelolaan
?imbah -edis di $nstalasi #awat $nap #07! #atu ;ale2ha
-artapura 8ahun 2014
N# Perilaku Resp#nden <rekuensi Persentase &@'
1 "urang aik 2' 40.%
2 aik *% )%.1
-#tal 44 )::
0umber < !ata 3rimer, 2014
8abel 4.( menjelaskan bahwa sebagian besar responden
mempunyai perilaku pengelolaan limbah medis dengan kategori baik
yaitu sebanyak *% responden ()%.1&).
0. Analisis Bivariat
9ubungan antara +ariabel bebas dengan terikat pada penelitian
tergambar pada tabel silang dibawah ini.
a. Umur dengan Perilaku resp#nden
8abel 4.'
!istribusi ,rekuensi -enurut 9ubungan 7mur dengan 3erilaku
3engelolaan ?imbah -edis di $nstalasi #awat $nap
#07! #atu ;ale2ha -artapura 8ahun 2014
Umur
Pera2at
Perilaku Pengel#laan
Lim"ah Medis
-#tal
P
value
>R
&63@ ,I' $urang
Baik
Baik
n @ n @ n @ 0.02* *.'02
(1.*124 10.44()
E *0 tahun 1( )%.* 11 40.' 2' 100
O *0 tahun 11 25.2 25 '1.5 *% 100
0umber < !ata 3rimer, 2014
()
erdasarkan tabel 4.' dapat dijelaskan bahwa dari perawat
yang berumur E *0 tahun, sebagian besar mempunyai perilaku
pengelolaan limbah medis di $nstalasi #awat $nap #07! #atu
;ale2ha -artapura dengan kategori kurang baik yaitu sebanyak
1( responden ()%.*&). 0edangkan dari perawat yang berumur O *0
tahun, sebagian besar dengan perilaku pengelolaan limbah medis
dengan kategori baik yaitu sebanyak 25 responden ('1.5&).
9asil uji statistik Dhi40Suare diperoleh nilai p " ::;< serta
nilai 8dds Ratio (F#) sebesar *.'02 (%)& D$ L 1.*12 I 10.44()
!engan nilai p = ( " ::5) maka hipotesis penelitian diterima, yang
artinya ada hubungan yang bermakna antara umur dengan perilaku
perawat dalam pengelolaan limbah medis di $nstalasi #awat $nap
#07! #atu ;ale2ha -artapura. .ilai 8dds Ratio (F#) sebesar *.'02
menunjukkan bahwa perawat kelompok umur O *0 tahun mempunyai
peluang berperilaku baik dalam pengelolaan limbah medis *.'02 kali
lebih besar dibandingkan perawat kelompok umur E *0 tahun.
". -ingkat Pendidikan dengan Perilaku resp#nden
8abel 4.5
!istribusi ,rekuensi -enurut 9ubungan 8ingkat 3endidikan dengan
3erilaku 3engelolaan ?imbah -edis di $nstalasi #awat $nap
#07! #atu ;ale2ha -artapura 8ahun 2014
-ingkat
Pendidikan
Pera2at
Perilaku Pengel#laan
Lim"ah Medis
-#tal
P
value
>R
&63@ ,I' $urang
Baik
Baik
n @ n @ n @ 0.0*4 *.(54
!. $$$ "ep 21 )2.) 1% 4'.) 40 100
((
(1.222 I 11.10))
!. $G/ 01 "ep ( 2*.1 20 '(.% 2( 100
0umber < !ata 3rimer, 2014
erdasarkan tabel 4.5 dapat dijelaskan bahwa dari perawat
dengan latar belakang pendidikan !.$$$ "eperawatan, sebagian besar
mempunyai perilaku pengelolaan limbah medis di $nstalasi #awat
$nap #07! #atu ;ale2ha -artapura dengan kategori kurang baik
yaitu sebanyak 21 responden ()2.)&). 0edangkan dari perawat dengan
latar belakang pendidikan !.$G/ 01 "eperawatan, sebagian besar
dengan perilaku pengelolaan limbah medis kategori baik yaitu
sebanyak 20 responden ('(.%&).
9asil uji statistik Dhi40Suare diperoleh nilai p " ::<> serta
nilai 8dds Ratio (F#) sebesar *.(54 (%)& D$ L 1.222 I 11.10)).
!engan nilai p = ( " ::5) maka hipotesis penelitian diterima, yang
artinya ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan
dengan perilaku perawat dalam pengelolaan limbah medis di $nstalasi
#awat $nap #07! #atu ;ale2ha -artapura. .ilai 8dds Ratio (F#)
sebesar *.(54 menunjukkan bahwa perawat dengan latar belakang
pendidikan !.$G / 01 "eperawatan mempunyai peluang berperilaku
baik dalam pengelolaan limbah medis *.(54 kali lebih besar
dibandingkan perawat dengan latar belakang pendidikan !.$$$
"eperawatan.
*. Pengetahuan dengan Perilaku resp#nden
8abel 4.%
('
!istribusi ,rekuensi -enurut 9ubungan 3engetahuan dengan 3erilaku
3engelolaan ?imbah -edis di $nstalasi #awat $nap
#07! #atu ;ale2ha -artapura 8ahun 2014
Pengetahuan
Pera2at
Perilaku Pengel#laan
Lim"ah Medis
-#tal
P
value $urang
Baik
Baik
n @ n @ N @ .
"urang aik 14 '0.0 ( *0.0 20 100
Dukup % )2.% 5 4'.1 1' 100
aik 4 1*.5 2) 5(.2 2% 100
0umber < !ata 3rimer, 2014
erdasarkan tabel 4.% dapat dijelaskan bahwa dari perawat
dengan pengetahuan kurang baik tentang limbah medis, sebagian
besar mempunyai perilaku pengelolaan limbah medis di $nstalasi
#awat $nap #07! #atu ;ale2ha -artapura dengan kategori kurang
baik yaitu sebanyak 14 responden ('0.0&). 0ementara dari perawat
dengan pengetahuan 2ukup, sebagian besar mempunyai perilaku
dengan kategori kurang baik yaitu sebanyak % responden ()2.%&).
0edangkan dari perawat dengan pengetahuan baik, mayoritas dengan
perilaku baik yaitu sebanyak 2) responden (5(.2&).
9asil uji statistik Dhi4 0Suare diperoleh nilai p " ::::.
!engan nilai p = ( " ::5) maka hipotesis penelitian diterima, yang
artinya ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang
limbah medis dengan perilaku perawat dalam pengelolaan limbah
medis di $nstalasi #awat $nap #07! #atu ;ale2ha -artapura.
d. /ikap dengan Perilaku resp#nden
8abel 4.10
(5
!istribusi ,rekuensi -enurut 9ubungan 0ikap dengan 3erilaku
3engelolaan ?imbah -edis di $nstalasi #awat $nap
#07! #atu ;ale2ha -artapura 8ahun 2014
/ikap
Pera2at
Perilaku Pengel#laan
Lim"ah Medis
-#tal
P
value
>R
&63@ ,I' $urang
Baik
Baik
n @ n @ n @ 0,000 %.14*
(2.%12 I 25.'0()
.egatif 15 '2.0 ' 25.0 2) 100
3ositif % 22.0 *2 '5.0 41 100
0umber < !ata 3rimer, 2014
erdasarkan tabel 4.10 dapat dijelaskan bahwa dari perawat
dengan sikap negatif tentang limbah medis, sebagian besar
mempunyai perilaku pengeloaan limbah medis di $nstalasi #awat $nap
#07! #atu ;ale2ha -artapura dengan kategori kurang baik yaitu
sebanyak 15 responden ('2.0&). 0edangkan dari perawat dengan
sikap positif tentang limbah medis, sebagian besar perilaku
pengelolaan limbah medis di $nstalasi #awat $nap #07! #atu
;ale2ha -artapura dengan kategori baik yaitu sebanyak *2 responden
('5.0&).
9asil uji statistik Dhi4 0Suare diperoleh nilai p " :::: serta
nilai 8dds Ratio (F#) sebesar %.14* (%)& D$ L 2.%12 I 25.'0().
!engan nilai p = ( " ::5) maka hipotesis penelitian diterima, yang
artinya ada hubungan yang bermakna antara sikap tentang limbah
medis dengan perilaku perawat dalam pengelolaan limbah medis di
$nstalasi #awat $nap #07! #atu ;ale2ha -artapura. .ilai 8dds
Ratio (F#) sebesar %.14* menunjukkan bahwa perawat dengan sikap
positif tentang limbah medis mempunyai peluang berperilaku baik
(%
dalam pengelolaan limbah medis %.14* kali lebih besar dibandingkan
perawat dengan sikap negatif tentang limbah medis.
B. Pem"ahasan
3ada bagian pembahasan diulas mengenai hasil penelitian yang telah
dilaksanakan yaitu hubungan faktor predisposisi dengan perilaku pengelolaan
limbah medis oleh perawat di $nstalasi #awat $nap #07! #atu ;ale2ha
-artapura 8ahun 2014.
). Perilaku Pengel#laan Lim"ah Medis
erdasarkan pengamatan peneliti bahwa antara perawat yang
melakukan pengelolaan limbah medis dengan kategori baik maupun
kurang baik relatif sama jumlahnya. 3erawat yang melakukan pengelolaan
limbah medis dengan kategori baik sebanyak )%,1&. 0edangkan yang
melakukan pengelolaan limbah medis dengan kategori kurang baik
sebanyak 40,%&.
3engelolaan limbah medis yang dilakukan perawat dengan kategori
baik karena sebagian besar perawat mempunyai pengetahuan yang baik
tentang limbah medis selain juga karena faktor sikap dan kesadaran
perawat yang baik akan pentingnya pengelolaan limbah medis dalam
rangka mengendalikan dan men2egah terjadinya pen2emaran lingkungan
rumah sakit. 0arwono (2004) mengatakan bahwa tindakan indi+idu
berkaitan erat dengan tingkat pengetahuan sebagai bentuk pengalaman dan
interaksi indi+idu dengan lingkungannya, khususnya menyangkut
pengetahuan tentang kesehatan. 0edangkan ?awren2e =reen (1%50) yang
'0
dikutip oleh .otoatmodjo.0 (2010) mengatakan bahwa perilaku yang baik
dapat terbentuk karena pengaruh atau rangsangan tiga faktor utama
diantaranya faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat.
a. ,aktor 3redisposisi (predisposing factor).
-erupakan faktor yang mempermudah atau mempredisposisi
terjadinya perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap,
pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi, moti+asi, keyakinan,
keper2ayaan, nilai4nilai, tradisi dan sebagainya.
b. ,aktor pemungkin (enabling factor).
-erupakan faktor I faktor yang memungkinkan atau yang
memfasilitasi perilaku atau tindakan. :ang dimaksud dengan faktor
pemungkin adalah sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya
perilaku kesehatan.
2. ,aktor penguat (reinforcing factor).
-erupakan faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya
perilaku seperti adanya peraturan, undang4undang, surat keputusan dan
lain sebagainya yang mengikat indi+idu untuk berperilaku sesuai
dengan ketentuan.
!engan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa pengelolaan
limbah medis yang dilakukan perawat dengan baik dan sesuai dengan
prosedur tetap yang telah ditentukan disebabkan oleh karena tingkat
pengetahuan perawat yang baik pula tentang limbah medis dan
pengelolaannya selain juga oleh karena faktor4faktor internal di dalam diri
'1
perawat yang mempengaruhi perilakunya dalam memberikan asuhan atau
pelayanan kesehatan.
+. Hu"ungan Umur Pera2at dengan Perilaku Pengel#laan
Lim"ah Medis
7mur merupakan salah satu faktor yang 2ukup dominan terhadap
pembentukan kerja seseorang. 7mur sebagai sub +ariabel demografik
mempunyai efek tidak langsung pada perilaku kerja indi+idu
(.otoatmodjo.0, 2010).
0e2ara statistik hasil penelitian ini menyatakan ada hubungan yang
bermakna antara umur dengan perilaku perawat dalam pengelolaan limbah
medis di $nstalasi #awat $nap #07! #atu ;ale2ha -artapura. 3erawat
yang berumur E *0 tahun, sebagian besar mempunyai perilaku pengelolaan
limbah medis dengan kategori kurang baik ()%.*&) sedangkan dari
perawat yang berumur O *0 tahun, sebagian besar dengan perilaku
pengelolaan limbah medis kategori baik ('1.5&). 9asil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa perawat kelompok umur O *0 tahun mempunyai
peluang lebih besar untuk berperilaku baik dalam pengelolaan limbah
medis dibandingkan perawat kelompok umur E *0 tahun.
9asil penelitian ini sejalan dengan penelitian $ka :uniati (2010)
mengatakan ada hubungan yang bermakna perawat yang berumur lebih
muda dan lebih tua, namun se2ara proporsional perawat yang lebih tua
berkinerja baik dari perawat yang lebih muda.
'2
0iagian (2010) menyatakan bahwa terdapat korelasi antara kinerja
dan kepuasan kerja dengan umur seorang karyawan, artinya
ke2enderungan yang sering terlihat adalah bahwa semakin lanjut umur
karyawan, kinerja dan tingkat kepuasan kerjanya pun biasanya semakin
tinggi. erbagai alasan yang sering dikemukakan menjelaskan fenomena
ini, antara lain adalah adanya sikap yang dewasa dan matang mengenai
tujuan hidup, harapan, keinginan, dan 2ita42ita bagi karyawan yang lebih
tua. 0ebaliknya menurut 9andoko (2010), para karyawan yang lebih muda
usianya, kepuasan kerja 2enderung lebih ke2il, karena berbagai
pengharapan yang lebih tinggi, kurang penyesuaian dan penyebab4
penyebab lainnya serta pengalaman yang relatif lebih rendah.
"ertonegoro (2001) dalam "ristianto (200') menyebutkan, umur
mempunyai pengaruh terhadap turno+er atau umpan balik, absensi,
produkti+itas, dan kepuasan kerja. 0emakin tinggi umur karyawan,
semakin ke2il kemungkinan untuk berhenti kerja, karena makin terbatas
alternatif kesempatan kerja. 0emakin tinggi umur karyawan maka semakin
rendah tingkat absensi yang dapat dihadiri, tetapi makin tinggi absensi
yang tidak dapat dihadiri, misalnya karena sakit. 9ubungan antara umur
dan produkti+itas tidak konklusif, karena meskipun umur tinggi bisa
berdampak negatif terhadap keterampilan, tetapi dapat diimbangi se2ara
positif karena pengalaman.
0. Hu"ungan -ingkat Pendidikan Pera2at dengan Perilaku
Pengel#laan Lim"ah Medis
'*
-enurut .otoatmodjo.0 (2010), dalam pengertian yang sempit,
pendidikan berarti perbuatan atau proses perbuatan untuk memperolah
pengetahuan. !alam pengertian yang agak luas, pendidikan dapat diartikan
sebagai sebuah proses dengan metode4metode tertentu sehingga orang
memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan 2ara bertingkah laku sesuai
dengan kebutuhan. !alam pengertian yang luas dan refresentatif,
pendidikan adalah seluruh tahapan pengembangan kemampuan4
kemampuan dan perilaku4perilaku manusia dan juga proses penggunaan
hampir seluruh pengalaman kehidupan.
0e2ara statistik hasil penelitian ini menyatakan ada hubungan yang
bermakna antara tingkat pendidikan dengan perilaku perawat dalam
pengelolaan limbah medis di $nstalasi #awat $nap #07! #atu ;ale2ha
-artapura. 3erawat dengan latar belakang pendidikan !.$$$ "eperawatan,
sebagian besar mempunyai perilaku pengelolaan limbah medis kategori
kurang baik ()2.)&). 0edangkan dari perawat dengan latar belakang
pendidikan !.$G/ 01 "eperawatan, sebagian besar dengan perilaku baik
('(.%&). 9asil penelitian juga menunjukkan bahwa perawat dengan latar
belakang pendidikan !.$G / 01 "eperawatan mempunyai peluang lebih
besar untuk berperilaku baik dalam pengelolaan limbah medis
dibandingkan perawat dengan latar belakang pendidikan !.$$$
"eperawatan.
9asil penelitian ini sejalan dengan penelitian $ka :uniati (2010)
melaporkan tingkat pendidikan responden yang rendah menyebabkan
'4
kurangnya pengetahuan sehingga berpengaruh terhadap perilaku
pengelolaan limbah medis.
3erawat yang mempunyai tingkat pendidikan !$G / 01
"eperawatan keperawatan disebut sebagai perawat profesional. 0ebagai
perawat profesional mereka harus memiliki tingkah laku, dan kemampuan
profesional, serta akuntabel dalam melaksanakan asuhan/praktik
keperawatan dasar se2ara mandiri. 0elain itu juga dituntut harus
mempunyai kemampuan meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan yang maju
se2ara tepat guna (.ursalam, 2010).
3endidikan mempunyai beberapa makna, diantaranya adanya suatu
keinginan manusia yang paling dasar sampai dengan kebutuhan paling
tinggi berupa pengembangan diri. 3endidikan merupakan karakteristik
indi+idu yang menjadi sumber status yang penting dalam organisasi kerja.
3endidikan yang diikuti jenjang kepangkatan adalah imbang dari status
yang tinggi. 0emakin tinggi pendidikan yang di2apai, besar keinginan
untuk memanfaatkan kemampuan dan keterampilannya dalam men2apai
kedudukan yang lebih tinggi dalam organisasi (0iagian, 2010).
Fleh sebab itu, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, akan
semakin pula tuntutannya atas pekerjaannya sehingga mempengaruhi
kepuasan kerjanya. !engan perkataan lain, dengan tingkat pendidikan
yang tinggi, akan berpengaruh terhadap jenjang kepangkatan seorang
karyawan, dan berdampak pada kepuasan kerja yang tinggi, sebab dengan
')
ditunjang oleh jenjang kepangkatan dan upah yang memadai, maka ia akan
lebih mudah memenuhi kebutuhannya.
1. Hu"ungan Pengetahuan Pera2at tentang Lim"ah Medis
dengan Perilaku Pengel#laan Lim"ah Medis
9asil penelitian terhadap (( responden bahwa dari perawat dengan
pengetahuan kurang baik tentang limbah medis, sebagian besar
mempunyai perilaku pengelolaan limbah medis dengan kategori kurang
baik ('0.0&). 0ementara dari perawat dengan pengetahuan 2ukup,
sebagian besar mempunyai perilaku kurang baik ()2.%&). 0edangkan dari
perawat dengan pengetahuan baik, mayoritas dengan perilaku baik
(5(.2&).
9asil uji statistik mengatakan ada hubungan yang bermakna antara
pengetahuan tentang limbah medis dengan perilaku perawat dalam
pengelolaan limbah medis di $nstalasi #awat $nap #07! #atu ;ale2ha
-artapura. 9asil penelitian ini sejalan dengan penelitian $ka :uniati
(2010) yang juga menyatakan hal yang sama yaitu ada hubungan yang
bermakna antara pengetahuan tentang limbah medis dengan perilaku
perawat dalam pengelolaan limbah medis.
.otoatmodjo.0 (2010) menyatakan bahwa terjadinya perubahan
tindakan/perilaku pada seseorang didahului oleh perubahan tingkat
pengetahuan terhadap suatu masalah kesehatan tersebut. !engan
pengetahuan yang dimilikinya tersebut, indi+idu akan menentukan
tindakan lebih lanjut yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain
'(
disekitarnya. 8indakan/perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng daripada tindakan/perilaku perilaku yang tidak didasari
pengetahuan.
3engetahuan perawat tentang jenis, ma2am, sifat, dan bahaya limbah
medis padat, serta 2ara pembuangan limbah medis padat sesuai
persyaratan, sebagai sekumpulan informasi yang dipahami, yang diperoleh
dari proses belajar selama hidup, dan dapat dipergunakan sewaktu4waktu
sebagai alat penyesuaian diri maupun lingkungannya dengan berperilaku
membuang limbah medis padat sesuai persyaratan yang ditetapkan oleh
pemerintah. 3engetahuan tentang limbah medis padat dapat diperoleh dari
pengalaman, dosen, teman, buku, dan media massa baik 2etak maupun
elektronik.
3. Hu"ungan /ikap Pera2at tentang Lim"ah Medis dengan
Perilaku Pengel#laan Lim"ah Medis
0e2ara statistik hasil penelitian ini menyatakan ada hubungan yang
bermakna antara sikap dengan perilaku perawat dalam pengelolaan limbah
medis di $nstalasi #awat $nap #07! #atu ;ale2ha -artapura. 3erawat
dengan sikap negatip tentang limbah medis, sebagian besar mempunyai
perilaku pengeloaan limbah medis dengan kategori kurang baik ('2.0&).
0edangkan dari perawat dengan sikap positip sebagian besar mempunyai
perilaku baik ('5.0&). 9asil penelitian juga menunjukkan bahwa perawat
dengan sikap positif tentang limbah medis mempunyai peluang lebih besar
''
berperilaku baik dalam pengelolaan limbah medis dibandingkan perawat
dengan sikap negatif.
9asil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian $ka :uniati
(2010) yang mengatakan perawat yang mempunyai ke2enderungan sikap
positif tentang jenis, ma2am, bahaya, dan 2ara pembuangan limbah medis
besar kemungkinan akan berperilaku baik sesuai persyaratan dalam
membuang limbah medis.
0ikap belum merupakan suatu tindakan atau akti+itas, akan tetapi
merupakan prediposisi tindakan suatu perilaku 0ikap merupakan reaksi
atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus
atau objek. -anifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya
dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. 0ikap
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan
suatu tindakan atau aktifitas, tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu
perilaku (.otoatmodjo.0, 2010).
'5
BAB =
PENU-UP
A. $esimpulan
erdasarkan tujuan penelitian yang ingin di2apai, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut <
1. 3erawat yang melakukan
pengelolaan limbah medis dengan kategori baik sebanyak )%.1&,
sedangkan yang kurang baik sebanyak 40,%&.
2. 6da hubungan yang
bermakna antara umur dengan perilaku perawat dalam pengelolaan limbah
medis di $nstalasi #awat $nap #07! #atu ;ale2ha -artapura (p " ::;<).
'%
*. 6da hubungan yang
bermakna antara tingkat pendidikan dengan perilaku perawat dalam
pengelolaan limbah medis di $nstalasi #awat $nap #07! #atu ;ale2ha
-artapura (p " ::<>).
4. 6da hubungan yang
bermakna antara pengetahuan tentang limbah medis dengan perilaku
perawat dalam pengelolaan limbah medis di $nstalasi #awat $nap #07!
#atu ;ale2ha -artapura (p " ::::).
). 6da hubungan yang
bermakna antara sikap tentang limbah medis dengan perilaku perawat
dalam pengelolaan limbah medis di $nstalasi #awat $nap #07! #atu
;ale2ha -artapura (p " ::::).
B. /aran
erdasarkan pada kesimpulan diatas, maka peneliti menyarankan
beberapa hal yaitu sebagai berikut <
). Bagi Pera2at
3erlunya penambahan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman
tentang kesehatan lingkungan rumah sakit terutama dalam pemilahan
limbah medis dan limbah non medis di rumah sakit, dengan 2ara
50
mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak
rumah sakit ataupun dari pihak "ementerian lainnya.
+. Bagi R/UD Ratu Aale*ha Martapura
a. 3erlunya ad+okasi dan sosialisasi kebijakan rumah sakit mengenai
pengaturan fasilitas pembuangan limbah medis padat sesuai dengan
"epmenkes #$ .o. 1204/menkes/0"/1/2004, dimana disarankan
adanya bentuk/gambar dan warna tempat pembuangan limbah medis
padat yang seragam di seluruh ruangan rumah sakit, ada tulisan
peringatan/petunjuk dan kegunaannya, dilapisi kantong plastik
berwarna sesuai dengan jenis limbah, dan dikoordinasi oleh unit
instalasi pembuangan air limbah ($36?) sehingga dapat
menyeragamkan bentuk dan warnanya sesuai dengan persyaratan yang
ada.
b. 3erlunya pengawasan setiap hari oleh petugas khusus sanitasi dan
kepala perawat bertujuan untuk mendukung sikap perawat yang
bekerja di unit penghasil limbah medis agar dapat mengambil
keputusan dalam pengelolaan limbah medis dan tidak terjadi
per2ampuran antara limbah medis dan limbah non medis. 0tandar
prosedur operasional (03F) pembuangan limbah medis padat di
perjelas dan ditempel di setiap unit penghasil limbah medis padat
dengan keterangan jenis limbah medis mudah dijangkau, mudah
dilihat, mudah diisi dan mudah dikosongkan kembali, serta ada
51
kantong plastik pelapisnya, sehingga mudah menginggatkan perawat
yang bekerja di unit tersebut.
2. 3erlunya moti+asi dari pimpinan berupa penghargaan dan pengawasan
kepada setiap ruangan/instalasi yang perawatnya mematuhi standar
prosedur operasional (03F) pembuangan limbah medis se2ara benar,
serta memberikan sanksi bagi yang melanggar dengan tolok ukur yang
adanya pen2ampuran limbah medis dan limbah non medis setiap hari,
dibuat persentase dalam satu bulan oleh petugas sanitasi dan persentase
terke2il mendapat penghargaan.
d. -enge+aluasi kembali kegiatan standar prosedur operasional (03F)
yang sudah dilaksanakan minimal 2 kali dalam sebulan untuk melihat
perkembangan pengelolaan limbah rumah sakit khususnya limbah
medis di rumah sakit.
0. Bagi penelitian selan%utnya
3erlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan +ariabel4+ariabel
lain yang berhubungan dengan pengelolaan limbah medis dan
pengendalian pen2emaran lingkungan rumah sakit seperti ketersediaan
sarana prasarana pembuangan limbah, ketersediaan informasi, komitmen
dan kebijakan organisasi rumah sakit dan lain sebagainya.
52
DA<-AR PU/-A$A
6ditama, 8 :, -indroma Gedung -akit, Hakarta < -ajalah Dermin !unia
"edokteran, 2000.
6rikunto. 0, 'rosedur 'enelitian -uatu 'endekatan 'raktek, Hakarta < #ineka
Dipta, 2010
TTTTTTT, ?anajemen 'enelitian, Hakarta < #ineka Dipta, 2010
5*
6Cwar. 0, -ikap ?anusia +eori dan 'engukurannya :ogyakarta < 3ustaka
3elajar Fffset, 2010.
udiman Dhandra, 'engantar @ese!atan .ingkungan, Hakarta < E=D, 200'.
!epkes #.$, 'edoman -anitasi Ruma! -akit di 9ndonesia, Hakarta < akti 9usada,
2000.
TTTTTTT, 'edoman 'emeli!araan 9nstalasi 'engola!an .imba! Cair Ruma!
-akit, Hakarta < akti 9usada, 2001
Entjang. $ndang, 9lmu @ese!atan ?asyarakat, andung < 38 Ditra 6ditya akti,
2004
,ahmi. 7mar, 3enanganan ?imbah -edis 8ajam harus segera dibenahi.B (htpp<//
222.depkes.g#.id9indeks.php), diakses 20 -ei 2014.
9idayat. 6Cis, Riset @eperawatan dan +eknik 'enelitian 9lmia! Hakarta < 0alemba
-edika, 2010
$ka :uniati. 2010. Aeterminan +indakan 'erawat Aalam ?embuang .imba!
?edis 'adat Ai R-/A /lin 7anjarmasin +a!un ;:$:. 8esis. 3rogram
3as2asarjana, 707, -edan. http799rep#sit#ry.usu.a*.id diakses 20 Huni
2014
Husuf. urhanuddin. Lim"ah Rumah /akit! Perlu Pengel#laan dan
M#nit#ringB (online), (htpp<// 222.pppl.depkes.g#.id9indeks.php),
diakses 20 -ei 2014.
"usnanto. 'engantar 'rofesi dan 'raktik @eperawatan 'rofesional, Hakarta<
E=D, 2004.
$usn#putrant#. Hary#t#! !ara"teristi" #imbah $umah Sa"it dan
Pengaruhnya terhadap !esehatan dan #ing"unganB (htpp<//
222.depkes.g#.id9indeks.php), diakses 20 -ei 2014.
"ristianto Husuf. -tudi )su!an @eperawatan 'rosedur 'emasangan 9nfus di RC
??C Bakarta. Hakarta < 8ugas -entlit 3rogram 0tudi 0* $"-. 200'.
-arwoto. 6gus dkk, )nalisis @inerja 'erawat dalam 'engendalian 9nfeksi
#osokomial di Ruang 9R#) 9 R-/' Ar. -ardjito Cogyakarta. ;::DB
(online) (http799lr*(kmpk.ugm.a*.id9id9UP(PD<9C2#rking), diakses 20
-ei 2014
-ukono, 'rinsip Aasar @ese!atan .ingkungan, 0urabaya < 6irlangga 7ni+ersity
3ress, 2010
54
.otoatmodjo.0. 0oekidjo. 'endidikan dan 'erilaku @ese!atan. Hakarta < #ineka
Dipta, 2010
TTTTTTT. ?etodologi 'enelitian @ese!atan < Hakarta, #ineka Dipta, 2010
.ursalam, @onsep dan 'enerapan ?etodologi 'enelitian 9lmu @eperawatan,
Hakarta < 0alemba -edika, 2010
.ursalam. ?anajemen @eperawatan, Hakarta < 0alemba -edika, 2010
0arwono. 0olita, -osiologi @ese!atan, :ogyakarta < =ajah -ada 7ni+ersity
3ress, 2004
0uliha. 7ha, 'endidikan @ese!atan dalam @eperawatan Hakarta < E=D, 200'.
0ugiyono. 'engola!an Aata -tatistik, andung < 6lfabeta, 2010
?ampiran 1
LEMBAR PERMIN-AAN MEN.ADI RE/P>NDEN
"epada :th.
apak/$bu 0audara Dalon #esponden
!i I #07! #atu ;ale2ha -artapura
5)
0ebagai sebagian persyaratan tugas akhir mahasiswa ,akultas "esehatan
-asyarakat 7.$GE#0$860 $0?6- "6?$-6.86. (7.$0"6) -796--6!
6#0:6! 6? 6.H6#: anjarmasin, saya akan melakukan penelitian tentang
@977.=6. ,6"8F# 3#E!$03F0$0$ !E.=6. 3E#$?6"7
3E.=E?F?66. ?$-69 -E!$0 F?E9 3E#6K68 !$ $.086?60$ #6K68
$.63 #07! #687 ;6?ED96 -6#8637#6 8697. 2014>.
7ntuk keperluan tersebut saya mohon kesedian bapak/ibu saudara untuk
menjadi responden dalam penelitian ini, selanjutnya kami mohon kesediaan
bapak/ibu saudara untuk mengisi kuesioner yang saya sediakan dengan kejujuran
dan apa adanya. Hawaban saudara di jamin kerahasiannya.
!emikian permohonan saya, atas bantuan dan partisipasinya disampaikan
terima kasih
-artapura, UUUUU.. 2014
3eneliti
!K$ #E8-607096.8: 6#0$.$
.3-. 12.0'.0042
PER/E-U.UAN MEN.ADI PE/ER-A RE/P>NDEN
PENELI-IAN
!engan ini saya menyatakan bersedia dengan suka rela menjadi responden
dan menjawab pertanyaan dengan sejujur4jujurnya terhadap penelitian yang
dilakukan oleh saudara !K$ #E8-607096.8: 6#0$.$ yang berjudul <
@977.=6. ,6"8F# 3#E!$03F0$0$ !E.=6. 3E#$?6"7
5(
3E.=E?F?66. ?$-69 -E!$0 F?E9 3E#6K68 !$ $.086?60$ #6K68
$.63 #07! #687 ;6?ED96 -6#8637#6 8697. 2014>.
0aya berharap pernyataan ini dapat dijaga kerahasiannya. !emikian surat
pernyataan ini saya buat dengan sebenar4benarnya tanpa ada paksaan dari
manapun.
-artapura, UUUU. 2014
#esponden
(...............................)
?ampiran 2
<>RMA- PEN8UMPULAN DA-A
Hudul 3enelitian < 977.=6. ,6"8F# 3#E!$03F0$0$ !E.=6.
3E#$?6"7 3E.=E?F?66. ?$-69 -E!$0 F?E9
3E#6K68 !$ $.086?60$ #6K68 $.63 #07! #687
;6?ED96 -6#8637#6 8697. 2014
.omor #esponden <
8anggal 3engisian < ....................2014
5'
3enelitian ini dilakukan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan untuk
pengembangan ilmu kesehatan masyarakat. "ami harap saudara dapat
memberikan informasi yang sejujurnya, dan kerahasiaan jawaban saudara dijamin
tidak diketahui orang lain karena saudara tidak menulis nama pada lembaran ini.
0ebelumnya saya u2apkan terima kasih.
A. DA-A DEM>8RA<I RE/P>NDEN
1. 7sia #esponden
E *0 tahun
*0 8ahun tahun
2. 3endidikan #esponden
03"
!. $$$ "eperawatan
!. $G."eperawatan
01. "eperawatan
B. PEN8E-AHUAN PERA?A-
3etunjuk < Hawablah pernyataan di bawah ini dengan memberikan tanda
( ) pada kolom enar jika pernyataan kuesioner anda anggap
benar dan pada kolom 0alah jika pernyataan kuesioner anda
anggap 0alah
N# DA<-AR PER-ANDAAN
.a2a"an
Benar /alah
1 ?imbah rumah sakit adalah semua limbah baik
yang berbentuk padat maupun 2air yang berasal
dari kegiatan rumah sakit baik kegiatan medis
maupun nonmedis

55
2 ?imbah dari kegiatan #0 termasuk kategori limbah
* (ahan erbahaya dan era2un) yaitu limbah
yang bersifat infeksius, radioaktif, korosif, dan
kemungkinan mudah terbakar.

* ?imbah medis dapat berupa antibiotik kadaluarsa,


peralatan medik yang terkontaminasi, limbah bahan
infeksius, dan kemasan obat4obatan

4 ?imbah kegiatan dari kantor, unit perlengkapan,


ruang tunggu, ruang inap, yang berupa kertas,
kaleng, botol, sisa makanan, sisa kemasan, kayu,
logam, dan sebagainya disebut ?imbah padat medis

) ?imbah 2air medis adalah limbah 2air yang


mengandung bahan4bahan kimia non infeksius

( ?imbah padat medis lebih bera2un dibandingkan
dengan limbah 2air medis

' 3engaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas
kesehatan dapat disebabkan oleh berbagai jenis
bakteri, +irus, senyawa4senyawa kimia.

5 ?imbah rumah sakit tidak berpengaruh terhadap


gangguan genetik dan reproduksi manusia

% ?imbah rumah sakit dapat menyebabkan
kerusakan "angunan yang dise"a"kan #leh
garam(garam yang terlarut &k#r#si! karat'! air
yang "erlumpur dan se"againya sehingga
menurunkan kualitas "angunan di sekitar
rumah sakit.

10 8ahap4tahap pengolahan limbah medis di rumah


sakit meliputi kegiatan4kegiatan seperti
pemilahan/pemisahan, penampungan sementara,
pengangkutan dan pemusnahan.

11 3eran perawat dalam proses pengolahan limbah


medis di unit pelayanan rumah sakit adalah pada
tahap pemilahan/pemisahan jenis limbah saja

12 3eran perawat dalam proses pengolahan limbah


medis di unit pelayanan rumah sakit adalah pada
tahap pemilahan/pemisahan jenis limbah sampai
dengan pengangkutan sampah.

1* 3engelolaan limbah rumah sakit merupakan


tanggung jawab tenaga sanitarian rumah sakit

14 -yringe jarum dan cartridges hendaknya dibuang

5%
dengan keadaan terbuka. 0ampah ini hendaknya
ditampung dalam bak tahan benda tajam
1) "antong panampung/plastik limbah hendaknya
diambil paling sedikit satu hari sekali atau bila
sudah men2apai tiga perempat penuh

1( ?imbah radioaktif menggunakan kantong berwarna


merah

1' 7ntuk limbah klinis seperti limbah infeksius,
kantong penampungnya berwarna kuning

15 7ntuk limbah rumah tangga hasil kegiatan rumah


sakit, kantong penampungnya berwarna ungu

1% Limbah medis hendaknya diangkut sesering
mungkin sesuai dengan kebutuhan.

20 7ntuk limbah medis yang dihasilkan dari


penggunaan bahan kimia dalam tindakan medis,
laboratorium, proses sterilisasi, dan riset, apabila
tidak berbahaya dapat dibuang bersama4sama
dengan limbah umum.

B. SIKAP PERAWAT
3etunjuk < Hawablah pernyataan dibawah ini dengan memberi tanda (V) di
kolom yang telah disediakan pada <
0 0 L 0angat 0etuju 8 0 L 8idak 0etuju
0 L 0etuju 0 8 0 L 0angat 8idak 0etuju
N# Datar Pernyataan
.a2a"an
// / -/ /-/
1 ?imbah rumah sakit perlu dipisahkan menjadi
limbah medis dan non medis
%0
2 ?imbah medis rumah sakit lebih berbahaya
dari limbah rumah tangga.
* ?imbah medis di pilah4pilah menjadi limbah
benda tajam, limbah infeksius, limbah jaringan
tubuh, limbah sitotoksik, limbah farmasi,
limbah kimia, dan limbah radioaktif.
4 8empat pembuangan limbah dilapisi kantong
plastik yang berbeda warnanya sesuai dengan
jenis limbah, agar tidak salah menempatkan
limbah berbahaya di tempat yang tidak
berbahaya.
) 8empat pembuangan limbah medis terbuka,
sehingga memudahkan pembuangan.
( 8empat pembuangan limbah medis dipisahkan
dengan limbah non medis mulai dari awal di
ruang penghasil limbah medis untuk
memudahkan pengelolaan selanjutnya
' 3erban dan pembalut bekas pasien di buang
tidak dengan limbah non medis karena
berbahaya
5 Harum suntik bekas pasien dibuang pada
tempat tersendiri sehingga tidak melukai
perawat.
% 0rynge dan selang infus bekas pasien dibuang
terpisah bukan untuk tujuan di manfaatkan
kembali.
10 ,ilm bekas foto rontgen di buang tersendiri
dalam kantong limbah berwarna merah.
11 Fbat kadaluwarsa dibuang tersendiri dalam
kantong limbah berwarna kuning.
12 0isa jaringan tubuh tidak boleh dibuang di
tempat limbah non medis.
1* ?inen bekas penderita gangren harus dibuang
dengan 2ara dibakar.
14 -embuang limbah medis harus mengenali
warna kantong yang tepat.
1) #umah sakit diwajibkan membakar limbah
medis dengan in2inerator.
,. >B/ER=A/I PERILA$U PEN8EL>LAAN LIMBAH MEDI/
3etunjuk 7 Berilah tanda Chec" #ist &E' pada k#l#m yang telah disediakan
.o DA<-AR >B/ER=A/I Hasil >"servasi
%1
:a
(!ilakukan)
8idak
(8idak !ilakukan)
1 3erawat menggunakan alat pelindung diri
sebelum melakukan pemilahan limbah
2 3erawat memilah jenis limbah antara
limbah medis dan non medis
* 3erawat memilah jenis limbah antara
limbah padat dan 2air
4 3erawat membuang limbah rumah sakit
sesuai dengan kantong plastik berwarna
yang telah ditentukan.
) 3erawat memilah dan membuang limbah
rumah sakit sesuai dengan label jenis
limbah yang telah ditentukan.
( 3erawat selalu menutup rapat tempat
penampungan limbah rumah sakit
' 3erawat membuang limbah seperti syringe!
%arum dan *artridges yang "er"entuk
ta%am sesuai dengan ketentuan .
5 3erawat selalu menjaga kebersihan tempat
di sekitar penampungan limbah rumah sakit
% 3erawat selalu menempatkan tempat
penampungan limbah rumah sakit di tempat
yang strategis
10 3erawat men2u2i tangan sebelum dan
sesudah melakukan pengelolaan limbah
rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai