Anda di halaman 1dari 10

1

A. JUDUL PROGRAM
Pemerataan pembangunan ,guna menanggulangi kemiskinan di Bali Utara.

B. LATAR BELAKANG
Setiap wilayah di Bali mempunyai potensi untuk tumbuh dan berkembang sesuai
dengan kondisinya masing-masing. Kondisi-kondisi ini tidak sama diantara wilayah satu
dengan lainnya, sehingga kecepatan pengembangan/ pembangunan masing-masing wilayah
tersebut tidak sama, atau dapat dikatakan pertumbuhan tidak berlangsung secara merata.
Terjadi ketidakseimbangan diantara wilayah pertumbuhan. Fenomena ketidak seimbangan,
dapat dirasakan dan diamati misalnya: diantara wilayah-wilayah yang berbeda, diantara
sektor-sektor pembangunan, diantara sektor-sektor perkotaan dan pedesaan serta diantara
kelompok-kelompok masyarakat. Sejalan dengan hal diatas, ketimpangan daerah atau
regional merupakan konsekuensi logis dari pembangunan dan merupakan suatu tahap
perubahan dari pembangunan itu sendiri. Perbedaan perkembangan antar daerah terutama
disebabkan oleh adanya perbedaan sumber daya dan kecenderungan untuk investasi didaerah
urban, karena tersedianya sarana transportasi dan komunikasi, perbankan, asuransi, dan jasa
lainnya. Disisi lain pembangunan ekonomi itu sendiri akan menyebabkan adanya konsentrasi
spasial, polarisasi dan ketimpangan regional sehingga dapat dikatakan bahwa ketimpangan
regional adalah hasil dari pembangunan ekonomi.Perbedaaan intensitas pembangunan antar
daerah selalu terjadi pada tahap awai pembangunan. Perbedaan yang ada diantara satu
wilayah dan wilayah lainnya hanya terletak pada jangka waktu berlangsungnya tiap tahapan
pembangunan, yaitu lamanya tahap proses polarisasi sebelum timbul kekuatan yang
memperlemah dan kemudian membalik proses tersebut. Perbedaaan kurun waktu ini
merupakan akibat dari kombinasi beberapa faktor,didalam proses penyusunan perencanaan
pembangunan daerah, tujuan dan sasaran untuk menghindari pola tahapan yang berawal
dengan proses polarisasi sangat sulit dicapai. Akan tetapi bila proses polarisasi berlangsung
terus, atau perbedaan tingkat pembangunan antar daerah tetap tinggi di provinsi Bali seperti
perbedaan pembangunan antara Bali Utara dan Bali Selatan, meskipun misalnya proses
pembangunan telah melewati tahap awai, suatu koreksi atau perubahan didalam perencanaan
pembangunan daerah harus dilakukan.Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2011
menyatakan bahwa ketimpangan pendapatan antar daerah di Bali dikategorikan ketimpangan
ringan (0,216-0,290), tetapi menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat,yang terjadi
di antara daerah Bali Utara dengan Bali Selatan. Sedangkan pertumbuhan ekonomi cukup
tinggi atau dengan kata lain ada hubungan yang positif antara ketimpangan pendapatan
dengan pertumbuhan ekonomi.Tingkat ketimpangan pendapatan antar daerah sampai tahun
1993 di Bali masih dikategorikan ketimpangan ringan, yang ditunjukkan oleh nilai
ketimpangan sebesar 0,383.Hal inilah yang menyebabkan tingginya tingkat kemiskinan.
Menurut Tadaro (2000) kemiskinan adalah rendahnya pendapatan per kapita dan lebarnya
kesenjangan distribusi pendapatan. Salah satu generalisasi yang paling sahih mengenai
penduduk miskin adalah bahwasanya mereka pada umumnya bertempat tinggal di daerah-
daerah pedesaan, dengan mata pencaharian pokok di bidang pertanian dan kegiatan-kegiatan
lainnya yang erat hubungannya dengan sektor ekonomi tradisional. Para ahli ekonomi
pembangunan mulai mengukur tingkat kemiskinan di dalam suatu negara dan kemiskinan
relatif antar negara dengan cara menentukan suatu batasan yang lazim disebut sebagai garis
kemiskinan. Lingkaran kemiskinan yang lain juga menyangkut keterbelakangan manusia
dalam pengembangan sumber daya alam. Pengembangan sumber daya alam di suatu daerah
tergantung pada kemampuan produktif manusianya. Jika penduduknya terbelakang dan buta
huruf, maka kemampuan teknik, pengetahuan dan efektifitas kewirausahaan rendah, sehingga
2

sumber daya alam akan terbengkalai, kurang dan bahkan disalahgunakan. Menurut Bappenas
(2002), kemiskinan adalah suatu situasi dan kondisi yang dialami seseorang atau sekelompok
orang yang tidak mampu menyelenggarakan hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap
manusiawi. Bank Dunia (2006) mendefinisikan kemiskinan sebagai tidak tercapainya
kehidupan yang layak dengan penghasilan di bawah US$ 2 per hari. Sedangkan Badan Pusat
Statistik menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar dalam mengukur
tingkat kemiskinan. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan
dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang
diukur dari sisi pengeluaran.Kemiskinan telah menjadi masalah yang sangat kompleks baik di
tingkat nasional maupun regional, sehingga penanggulangannya memerlukan strategi yang
tepat dan berkelanjutan. Program-program pembangunan yang dilaksanakan selama ini telah
memberikan perhatian besar terhadap upaya pengentasan kemiskinan.Meskipun demikian,
masalah kemiskinan sampai saat ini masih menjadi masalah yang berkepanjangan di
Indonesia. Provinsi Bali khususnya,walaupun terkenal dengan daerah pariwisata,Bali juga
memiliki daerah yang penduduknya masih berada di bawah garis kemiskinan. Menurut Badan
Pusat Statistik di Denpasar pada bulan Juli 2013 kemarin, jumlah penduduk miskin pada
bulan Maret 2013 mencapai 162,51 ribu orang, dengan komposisi 96,35 ribu orang di daerah
perkotaan dan 66,17 ribu orang di daerah perdesaan.Garis kemiskinan Bali pada Maret 2013
mengalami peningkatan sebesar8,94 persen, dari Rp 249.997,00 pada Maret 2012 menjadi Rp
272.349,00 pada Maret 2013.Garis kemiskinan di daerah perkotaan maupun perdesaan
mengalami peningkatan pada Maret 2012 -Maret 2013. Daerah perkotaan mengalami
peningkatan garis kemiskinan sebesar 8,18 persen, dan garis kemiskinan di perdesaan
mengalami peningkatan sebesar 10,25 persen Adapun jumlah keluarga miskin di Provinsi
Bali sebanyak 134.804 KK, yang tersebar di Sembilan kabupaten dan kota. Lebih lanjut
diketahui Kabupaten Buleleng mempunyai Rumah Tangga Miskin (RTM) terbesar
yaitu,45.187 KK terdiri atas 2.856 KK sangat miskin, 16.172 KK miskin dan 26.159 KK
hampir miskin. Sedangkan kabupaten/kota yang terendah adalah Denpasar sebesar 3.571 KK.
Terdiri atas 275 KK sangat miskin, 1236 miskin dan 77, 406 KK hampir miskin.Kemiskinan
tidak hanya berbicara masalah pendapatan yang rendah, tetapi juga menyangkut berbagai
persoalan seperti pemukiman yang buruk, rendahnya pembangunan. Dalam mengatasi
masalah kemiskinan tersebut,pemerintah Provinsi Bali sudah melakukan berbagai upaya.
Adapun upaya-upaya tersebut antara lain, Program Inpres Desa Tertinggal (IDT), Program
Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Program Subsidi Langsung Tunai (SLT), Kelompok
Belajar Usaha (KBU), Kredit Usaha Keluarga Sejahtera (KUKESRA),
ProgramPengembangan Kecamatan (PPK), Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat -
Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (PNPM-P2KP) dan terakhir lagi gencar
dilakukan oleh pemerintah adalah Program Commuinity Based (CBD).Perbedaan
pembangunan antara Bali Selatan dan Utara dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
3


Gambar 1.Pembangunan salah satu pusat perbelanjaan di Denpasar


Gambar 2.Salah satu rumah warga miskin di desa Gitgit
Berikut merupakan rincian perkembangan jumlah dan presentasi penduduk miskin di Bali
dalam tabel 1 di bawah ini:
4


Tabel 1.Jumlah dan Presentase Masyarakat Miskin Tahun 2008-2013
Berdasarkan Tabel daerah perkotaan pada umumnya memiliki jumlah penduduk
miskin yang lebih banyak dibandingkan daerah perdesaan. Selisih jumlah penduduk miskin
antara daerah perkotaan dan perdesaan pada Maret 2008 cukup tinggi bahkan mencapai dua
digit. Selisih jumlah penduduk miskin antara daerah perkotaan dan perdesaan mengalami
penurunan pada Maret 2009 yaitu hanya 2,4 ribu orang. Pada Maret 2010 terjadi pergeseran
jumlah penduduk miskin, dimana jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan mencapai
93,3 ribu orang sedangkan jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan hanya 83,6 ribu
orang. Maret 2011 - Maret 2013 jumlah penduduk miskin di perkotaan kembali lebih banyak
dibandingkan di perdesaan.
Bali Utara khususnya wilayah Buleleng merupakan salah satu daerah yang masih
kurang maju dan tergolong daerah miskin di Bali.Tetapi, di sini terlihat beberapa potensi
pariwisata yang bisa dikembangkan jika dilihat secara detail. Beberapa tempat wisata di
Buleleng seperti Pantai Lovina, Air Terjun Gitgit, Pemandian Air Panas di Banjar dan
sebagainya sudah mampu menarik minat wisatawan.Berikut gambar salah satu objek wisata
di Bali Utara.
5


Gambar 3.Air terjun Gitgit,merupakan salah satu objek wisata di Bali Utara
Tetapi, rata-rata kunjungan wisatawan masih rendah. Beberapa alasan yang sering diterima,
yakni jauhnya jarak tempuh dari Kota Denpasar, salah satunya.Dengan demikian,
Pemerintah Provinsi yang dikepalai oleh Gubernur Mangku Pastika merencanakan
pembangunan Bandara Internasional di wilayah Bali Utara khususnya Buleleng. Pemerintah
merencanakan bahwa Bandara ini akan mulain di garap tahun depan. Tempat sudah
ditentukan yaitu di Kubu tambahan dan di Celukan Bawang. Pembangunan Bandar udara ini
pasti banyak menimbulkan polemic bagi warga Bali, dan warga Buleleng khususnya.
Tanggapan negative serta positif pun mulai bermunculan. Pemerintah membangun Bandara
di bagian Bali Utara atas dasar bahwa Bandara Ngurah Rai sudah tergolong padat dan berada
di pemukiman sempit. Selain itu, jika Bandara di Bali Utara terealisasikan, wisatawan akan
mempunyai akses yang lebih mudah untuk menjangkau tempat wisata yang terdapat di Bali
Utara. Dan, Bali akan mempunyai tingkat keseimbangan dalam aspek Pariwisata akan
seimbang di seluruh daerahnya.Berikut ilustrasi bandara yang akan dibangun di Bali Utara
6

.
Gambar 4.Ilustrasi Bandara Internasional yang akan dibangun di Bali Utara
Banyak sekali lahan non produktif kosong, yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat
pariwisata baru.Apalagi, posisi tempat Buleleng tersebut tidak kalah menariknya dengan
Kuta, Seminyak, Ubud dan daerah pariwisata di daerah Bali lainnya. Dengan kombinasi
pemandangan Gunung Agung dari arah timur, lalu pantai yang terbentang di daerah utara dan
bukit-bukit yang kosong merupakan posisi sempurna untuk membangun tempat pariwisata
baru. Kondisi fisik wilayah Bali Utara jika di kembangkan secara perlahan dan detail oleh
pemerintah Provinsi Bali dan juga pemerintah daerah akan menimbulkan banyak lapangan
kerja baru dalam aspek pariwisata contohnya Restoran, Hotel, Travel sertala pangan-lapangan
pekerjaan yang selama ini sudah dibangun di daerah Bali lainnya mengenai aspek Pariwisata.
Dengan demikian, jika Bandara telah terealisasikan, wisatawan yang melancong
kedaerah bagian Bali Utara meningkat, lalu akan timbul banyak lapangan kerja dan merekrut
banyak pekerja, dan presentase kemiskinan akan menurun. Dan jika, rencana ini lancar tidak
ada halangan, diharapkan angka kemiskinan tersebut dapat menurun bahkan hilang dan
pariwisata di Bali Utara akan sama dengan pariwisata di daerah Bali lainnya.
7


C. PERUMUSAN MASALAH
Dalam usulan program kreativitas mahasiswa berikut ini perumusan masalah yang di
dapat adalah bagaimana cara agar terjadi pemerataan pembangunan di daerah Bali Utara
terutama sarana transportasi yang sangat berpengaruh terhadap pariwisata di Bali Utara.
D. TUJUAN PROGRAM
Bali adalah salah satu provinsi yang ada di Indonesia. Bali terkenal dengan sebutan
Pulau Seribu Pura,Pulau Dewata dsb, hal ini terkait dengan keberadaan kebudayaan yang
masih amat kental di Bali yang dipengaruhi juga agama serta adat istiadat yang ada di Bali.
Kebudayaan merupakan aset bagi Bali untuk memperoleh penghasilan serta dapat terus
melestarikannya. Banyak warga mancanegara yang sudah mengenal keberadaan Bali,
sehingga tidak mengherankan sumber utama pendapatan Bali adalah di bidang pariwisata.
Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung melibatkan masyarakat, sehingga
membawa berbagai manfaat terhadap masyarakat setempat dan sekitarnya, terlebih lagi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pariwisata mempunyai banyak pengaruh, baik dalam
bidang ekonomi, sosial dan budaya.
Namun pengoptimalan pariwisata di Bali belum merata. Ada ketimpangan antara Bali Utara
maupun Bali Selatan. Pemerintah cenderung lebih condong memfokuskan diri terhadap
pembangunan pariwisata di Bali Selatan, sehingga keadaan di Bali Utara sering diabaikan
terutama di bidang sarana transportasi. Padahal kalau dilihat dengan seksama, Bali Utara juga
memiliki potensi yang mampu mengembangkan pariwisata di Bali ini. Untuk itu perbaikan
transportasi di Bali Utara perlu diperbaiki agar lebih banyak wisatawan datang berkunjung ke
Bali Utara.
Pemerataan pembangunan terutama perbaikan sarana transportasi ini dilakukan untuk
meningkatkan pariwisata di Bali Utara,sehingga tujuan untuk mensejahterakan yang
masyarakat, salah satunya adalah penanggulangan kemiskinan. Dengan dilakukannya
pemanfaatan yang baik dan benar, maka dapat dipastikan sumber pendapatan yang diterima
di daerah yang bersangkutan akan meningkat (dalam hal ini devisa maupun sumber
pendapatan lainnya). Sehingga dapat mengurangi kemiskinan yang terjadi serta dapat
mengurangi pengangguran dengan dibuatnya lapangan pekerjaan baru.

8

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari program ini yaitu dengan adanya laporan mengenai tentang
keadaan di Bali Utara,membuat pemerintah provinsi Bali lebih mempercepat pemerataan
pembangunan didaerah Bali Utara.Supaya kemiskinan kelaparan dapat berkurang dan
tertanggulangi salah satunya dengan adanya rencana pemerintah untuk mendirikan Bandara
Internasional di daerah Bali utara.
F. KEGUNAAN
Kegunaan dari pemerataan pembangunan di Bali Utara adalah sebagai berikut:
1. Mempermudah akses wisatawan dalam mengunjungi wilayah di daerah Bali Utara
2. Menanggulangi kemiskinan
3. Dapat mengurangi pengangguran dengan tersedianya lapangan pekerjaan baru di
daerah sekitaran objek
4. Usaha pelestarian budaya dan lingkungan
5. Dapat meningkatkan perputaran ekonomi di wilayah Bali Utara

G. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Tingginya pembangunan di Bali harus sejalan dengan pemerataan dan keseimbangan
pembangunan antar wilayah. Adanya stigma yang selama berkembang perbedaan
perkembagan pembangunan di kawasan Bali Utara dan Bali Selatan harus dijawab
dengan kebijakan yang dapat mengakslerasi pembangunan di seluruh wilayah propinsi
Bali.Serta adanya upaya dari pemerintah provinsi maupun pemerintah daerah Bali
Utara,untuk meratakan pembangunan di Bali Utara,salah satunya dengan mempercepat
realisasi pembangunan bandara Internasonal di Bali Utara,sehingga dapat menggenjot
pariwisata di Bali Utara,yang dampaknya akan meningkatkan perekonomian masyarakat
di Bali Utara seta mengurangi tingkat kemiskinan di Bali Utara.
METODE PELAKSANAAN
1. Tahap pra pengiriman proposal
Tahap tahap yang dilakukan meliputi :


9

a) Pengumpulan fakta
Dalam tahap ini kami mencoba melihat realita yang terjadi di daerah
Bali Utara,tentang tersedianya sarana transportasi layak serta pariwisata yang
sudah berkembang di Bali Utara.
b) Identifikasi dan perumusan masalah
Pada tahap ini kami mencoba merumuskan masalah - masalah yang
terjadi di Bali Utara,serta masalah apa saja yang muncul saat tahap
pengumpulan fakta.
c) Study literatur
Mengkaji bahan bahan bacaan,serta sumber sumber lainnya baik
dari media internet maupun instansi pemerintah yang terkait. Menggunakan
metode analisis deskriptif, artinya menjelaskan angka-angka yang terdapat
pada suatu tabel, untuk kemudian dilakukan interpretasi terkait dengan
pembahasan dalam penelitian ini, dimana tingkat kemiskinan dikaitkan dengan
pemerataan pembangunan yang terdapat di Provinsi Bali.

2. Tahap Pasca Persetujuan Proposal/Pelaksanaan Program
Tahap ini meliputi beberapa kegiatan yaitu:
a) Survei lokasi
Lokasi yang digunakan dalam kegiatan ini adalah daerah Bali
Utara,khususnya di desa Gitgit,Singaraja.
b) Persiapan kerangka kerja
Persiapan ini dilakukan dengan matang agar nantinya pelaksanaan
program ini dapat berjalan baik dan tepat sasaran sesuai dengan yang
diharapkan dalam proposal ini.
c) Kerjasama dengan warga desa Gitgit
Melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai program kerja
yang kami rencanakan.





10

H. JADWAL KEGIATAN
No Nama Kegiatan Bulan ke-
I II III
1 Survei tempat X
2 Perencanaan kerangka kegiatan X
3 Kerjasama dengan warga desa Gitgit X X
4 Proses pelaksanaan kegiatan X
5 Pembuatan laporan X

I. RANCANGAN BIAYA
No Nama Kegiatan Biaya
1 Transportasi Rp.250.000
2 Konsumsi Rp.5.400.000
3 Dokumentasi Rp.600.000
4 Pembuatan laporan Rp.350.000
TOTAL Rp.6.600.000

Anda mungkin juga menyukai