Anda di halaman 1dari 63

i

EFEKTIVITAS MIKROENKAPSULASI EKSTRAK


AIR KULIT BUAH MANGGIS (KBM) UNTUK
MENCEGAH KERUSAKAN HATI TIKUS AKIBAT
KONSUMSI MINYAK SAWIT TEROKSIDASI
BLASIUS ADITYA PUTRA PERMANA
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014







PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Efektivitas Mikroenkapsulasi
Ekstrak Air Kulit Buah Manggis (KBM) untuk Mencegah Kerusakan Hati Tikus
Akibat Konsumsi Minyak Sawit Teroksidasi adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2014

Blasius Aditya Putra Permana
NIM F24100104

ii

ABSTRAK
BLASIUS ADITYA PUTRA PERMANA. Efektivitas Mikroenkapsulasi Ekstrak
Air Kulit Buah Manggis (KBM) untuk Mencegah Kerusakan Hati Tikus Akibat
Konsumsi Minyak Sawit Teroksidasi. Dibimbing oleh PUSPO EDI GIRIWONO
dan SUTRISNO KOSWARA.

Preferensi orang Indonesia yang menyukai makanan yang digoreng beresiko
menimbulkan penyakit-penyakit degeneratif. Antioksidan merupakan salah satu
solusi mencegak efek negatif dari radikal bebas dan stres oksidatif. Kulit buah
manggis (KBM) diketahui memiliki kandungan antioksidan yang kuat.
Pemanfaatan KBM sebagai sumber antioksidan memiliki kendala karakter sensori
KBM yang pahit, sepat, dan getir. Aplikasi teknologi mikroenkapsulasi merupakan
solusi untuk mengurangi intensitas sensori dan melindungi senyawa bioaktif KBM.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian mikroenkapsulat
ekstrak KBM terhadap kadar MDA tikus. Tikus diberikan minyak teroksidasi yang
telah dipanaskan pada suhu 180
0
C selama 72 jam. Ekstrak KBM diperoleh dengan
teknik perendaman dalam pelarut air. Tikus percobaan dibagi dalam lima
kelompok, yaitu: kelompok K(-) yang diberikan minyak sawit tanpa Oksidasi,
kelompok K(+) diberikan minyak sawit teroksidasi, kelompok KBM 1 diberikan
minyak sawit teroksidasi dan ekstrak KBM kering 100mg/BB, KBM 2 diberikan
minyak sawit teroksidasi dan mikroenkapsulat ekstrak KBM 100mg/BB, dan
kelompok KBM 3 diberikan minyak sawit teroksidasi dan mikroenkapsulat KBM
200mg/BB. Perlakukan terhadap kelima kelompok tersebut dilakukan selama 50
hari Hasil penelitian menunjukkan kapasitas antioksidan ekstrak dan
mikroenkapsulat KBM hasil ekstraksi dengan pelarut air memiliki nilai IC 50
44.704 ppm dan 102.896 ppm. Aplikasi teknollogi mikroenkapsulasi mampu
meningkatkan konsumsi pakan tikus. Tidak teramati adanya perbedaan berat badan
dan berat organ ginjal, hati, limpa, dan jaringan adipose akibat pemberian
mikroenkapsulat ataupun minyak teroksidasi Pemberian mikroenkapsulat ekstrak
KBM mampu menurunkan kadar MDA pada hati tikus. Rata-rata kadar MDA
kelompok K(-) adalah 0.0014 L/mL, K(+) 0.0043 L/mL, KBM1 0.0020 L/mL,
KBM2 0.0029 L/mLdan KBM3 0.0022 L/mL. Semakin tinggi kosentrasi
mikroenkapsulat ekstrak KBM yang diberikan makin tinggi penurunan kadar
MDA. Konsentrasi mikroenkapsulat 200mg/BB yang paling efektif menurunkan
kadar MDA hati tikus..

Kata kunci: mikroenkapsulasi, kulit buah manggis, air, malondialdehid, minyak
sawit teroksidasi.












ABSTRACT

BLASIUS ADITYA PUTRA PERMANA. Microencapsulation effectiveness
Mangosteen Extract Water Skin (KBM) to Prevent Rat Liver Damage Due to
Consumption of Palm Oil Oxidized. Supervised by oleh PUSPO EDI GIRIWONO
and SUTRISNO KOSWARA.

Preferences of Indonesian who love fried foods likely to cause degenerative
diseases. Antioxidants are one of the solutions to prevent the negative effects of
free radicals and oxidative stress. Pericarp of Mangosteen (KBM) is known to have
strong antioxidant properties. KBM utilization as a source of antioxidants have
constraints KBM bitter sensory character and bitter. Application of
microencapsulation technology is solution to reduce the intensity of sensory and
protect bioactive compounds KBM. This study aims to determine the effect of
extracts of KBM mikroenkapsulat against MDA mice. Rats given oxidized oil that
has been heated at 180
0
C for 72 hours. KBM extract obtained by the technique of
immersion in water solvent. Mice were divided into five groups: group K (-) are
given non-oxidized palm oil, the group K (+) given oxidized palm oil, KBM1 group
was given oxidized palm oil and dried extract 100mg / BB, KBM2 group given oil
oxidized oil and extracts of KBM mikroencapsulated 100mg / BB, and KBM3
group was given oxidized palm oil and mikroencapsulated KBM 200mg /BB.
Antioxidant capacity of extracts and mikroencapsulated KBM based from IC 50
value are 44.704 ppm and 102.896 ppm. Microencapsulation applications can
improve feed intake of rats. Not observed any differences in body weight and the
weight of the kidneys, liver, spleen, and adipose tissue as a result of the provision
granting oxidized oil or microencapsulated KBM. Extract and mikroencapsulated
KBM is able to reduce levels of MDA in rat liver. Average levels of MDA group K
(-) is 0.0014 mL / mL, K (+) 0.0043 mL / mL, KBM1 0.0020 mL / mL, KBM2
0.0029 mL / mLdan KBM3 0.0022 mL / mL. The higher concentration of the extract
mikroenkapsulat KBM given higher MDA levels decline. Mikroencapsulated
concentration of 200mg /BB is most effective in lowering the levels of MDA in rat
liver ..

Keywords: microencapsulation, mangosteen rind, water, malondialdehyde,
oxidized palm oil

iv

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknologi Pertanian
pada
Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan
EFEKTIVITAS MIKROENKAPSULASI EKSTRAK
AIR KULIT BUAH MANGGIS (KBM) UNTUK
MENCEGAH KERUSAKAN HATI TIKUS AKIBAT
KONSUMSI MINYAK SAWIT TEROKSIDASI
BLASIUS ADITYA PUTRA PERMANA
DEPARTEMEN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014


vi

Judul Skripsi : Efektivitas Mikroenkapsulasi Ekstrak Air Kulit Buah Manggis
(KBM) untuk Mencegah Kerusakan Hati Tikus Akibat Konsumsi
Minyak Sawit Teroksidasi
Nama : Blasius Aditya Putra Permana
NIM : F24100104






Disetujui oleh









Dr Ir Dewi Apri Astuti,
MS
Pembimbing I
Ir. Sutrisno Koswara M.Si.
Pembimbing II




Diketahui oleh





Dr Ir Feri Kusnandar, M.Sc.
Ketua Departemen







Tanggal Lulus:




Puspo Edi Giriwono, Ph.D
Dosen Pembimbing I


PRAKATA


Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga tugas akhir ini berhasil diselesaikan. Penelitian dilakukan di
Laboratorium ITP IPB. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan
sejak bulan Agustus 2013 ini ialah peningkatan kualitas pangan untuk pencegahan
dan penanganan masalah gizi dengan judul Kajian Efektifitas Mikroenkapsulat
Ekstrak Air Kulit Buah Manggus Terhadap Kadar MDA Hati Tikus.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak, Ibu, dan
adik yang selalu memberi dukungan, doa, dan kasih sayang. Terima kasih penulis
ucapkan kepada Bapak Puspo Edi Giriwono, Ph. D dan Bapak Ir. Sutrsino Koswara,
Msi selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan saran, pengarahan, dan
bimbingan selama kuliah, penelitian, hingga tersusunnya skripsi ini.. Terima kasih
untuk DIKTI selaku pemberi dana melalui skema Penelitian Unggulan Perguruan
Tinggi tahun 2013-2014. Terima kasih kepada rekan selama penelitian Nesya Nova
Febriane yang telah bekerjasama dengan sangat baik.. Terima kasih untuk laboran
dan teknisi Bapak Rojak, Bapak Gatot, Ibu Antin, Mbak Nurul, Mbak Vera, dan
Mbak Irin yang membantu dalam kegiatan analisis. Terima kasih teman-teman ITP
47 yang saya sayangi dan saya banggakan. Terima kasih kepada staf UPT ITP Mbak
Anie, Mbak Darsih, Bu Novie, Bu Fitri serta Ibu dan Bapak UPT lainnya untuk
informasi dan pelayanan yang ramah.
Penulis mengharapkan segala masukan dan kritik yang membangun karena skripsi
ini masih jauh dari sempurna. Semoga skripsi tugas akhir ini bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan terutama untuk perkembangan teknologi pangan. Terima
kasih.




Bogor, Juni 2014

Blasius Aditya Putra Permana


viii

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Perumusan Masalah 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
METODE 2
Bahan 2
Alat 2
Prosedur Penelitian 2
Prosedur Analisis Data 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 5
SIMPULAN DAN SARAN 13
Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
LAMPIRAN 17
RIWAYAT HIDUP 15





DAFTAR TABEL

Tabel hasil penelitian pendahuluan 5
Perbandingan kualitas minyak 6


DAFTAR GAMBAR

Rata-rata konsumsi pakan tikus selama 50 hari 8
Grafik perubahan berat badan tikus selama 50 hari 8
Berat Organ Hati, Ginjal, Limfa dan Adiposa 9
Kadar MDA pada organ hati tikus 10


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 3. Analisis Kapasitas Antioksidan (IC50) ............................... 17
Lampiran 4 Analisi Kadar Total Fenol .................................................... 17
Lampiran 5 Bilangan Peroksida Minyak ................................................. 18
Lampiran 6 Bilangan Asam Lemak ......................................................... 18
Lampiran 7 Berat Badan dan Konsumsi Pakan TIkus Selama 50 Hari ... 18
Lampiran 8 Berat Relatif Organ Hati, Adiposa, Limfa, dan Ginjal pada
Hari ke-50 Perlakuan ......................................................................... 20
Lampiran 9 Foto Organ Hati ................................................................... 21
Lampiran 10 Kadar MDA ....................................................................... 22
Lampiran 11 Uji t-test pH Ekstrak .......................................................... 23
Lampiran 12 Uji t-test Rendemen Ekstrak .............................................. 24
Lampiran 13 Uji t-test Total Kadar Fenol ............................................... 25
Lampiran 14 Analisis Keragaman (ANOVA) Kadar Total Fenol .......... 26
Lampiran 15 Uji t-test Kapasitas Antioksidan ........................................ 28
Lampiran 16 Analisis Keragaman (ANOVA) Kapasitas Antioksidan
(IC50) ................................................................................................ 29
Lampiran 17 Uji t-test Kadar Asam Lemak Bebas Minyak .................... 31
Lampiran 18 Uji t-test Peroksida Minyak ............................................... 32
Lampiran 19 uji t-test Berat Badan Tikus ............................................... 33
Lampiran 20 Analisis keragaman (ANOVA) berat badan tikus ............ 34
Lampiran 21 Uji t-test konsumsi pakan tikus .......................................... 36
Lampiran 22 Analisis Keragaman (ANOVA) konsumsi pakan tikus ..... 37
Lampiran 23 Uji t-test Organ Tikus ........................................................ 38
Lampiran 24 Analisis Keragaman (ANOVA) hati relatif tikus ............. 40
Lampiran 25 Analisis keragaman (ANOVA) Ginjal Tikus ..................... 42
Lampiran 26 Analisis keragaman (ANOVA) adiposa tikus .................... 44
Lampiran 27 Analisis keragaman (ANOVA) limfa tikus ....................... 46
Lampiran 28 Uji t-test kadar mda hati tikus ............................................ 48
Lampiran 29 Analisis keragaman (ANOVA) kadar MDA hati tikus ...... 49

1

PENDAHULUAN
Penyakit degeneratif merupakan masalah kesehatan yang disebabkan menurunnya fungsi
atau struktur dari jaringan maupun organ tubuh. Penyakit jantung stroke, tumor dan kanker adalah
contoh penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif muncul akibat perubahan pola hidup, konsumsi
dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu penyebab munculnya penyakit degeneratif adalah radikal
bebas. Konsentrasi radikal bebas yang tinggi membuat tubuh berada dalam keadaaan stress
oksidatif. Konsumsi makanan olahan dengan medium minyak dan makanan tinggi lemak
mempercepat munculnya penyakit degeneratif.
Antioksidan adalah senyawa yang dapat mencegah reaksi oksidasi dari radikal bebas.
Reaksi oksidasi adalah reaksi kimia yang mentransfer elektron dari suatu senyawa ke oksidator.
Oksidasi menghasilkan radikal bebas yang berbahaya karena dapat merusak jaringan tubuh,
memicu penyakit degeneratif seperti kanker, tekanan darah tinggi, jantung coroner, diabetes
mellitus, katarak, penuaan dini dll. (Supiyati, Wiwin et al 2010; Chang, et al. 2002). Kulit buah
manggis (KBM) banyak dianggap sebagai limbah padahal memiliki potensi sebagai sumber
antioksidan yang baik. KBM banyak mengandung kandungan bioaktif seperti: flavonoid, alkaloid,
xantoene, tannin, fenolik, dan triterpenoid yang mampu mengeliminasi radikal bebas (Maliana,
Yayang 2013). Karakter sensori KBM yang pahit, sepat dan getir membatasi pemanfaatan KBM.
Selai itu sifat senyawa bioaktif KBM mudah rusak oleh cahaya, oksigen dan suhu tinggi juga
menyulitkan pemanfaatan KBM sebagai sumber antioksidan. Aplikasi teknologi mikroenkapsulasi
dapat menjadi solusi masalah pemanfaatan KBM sebagai sumber antioksidan. Mikroenkapsulasi
sendiri adalah teknologi untuk menyalut suatu zat inti dengan lapisan dinding polimer. Teknologi
mikroenkapsulasi meningkatkan stabilitas zat ini yang akan memperpanjang umur simpan,
mengatur pelepasan bahan inti, menutupi warna dan bau tidak enak serta memperbaiki aliran
serbuk. Dengan begitu, penelitian ini memiliki peran penting untuk kalangan industri karena dapat
menghasilkan produk alternatif bahan tambahan pangan berbasis limbah yang kaya antioksidan,
baik bagi kesehatan dan mudah dalam penyimpanan serta pendistribusian.

Perumusan Masalah
Senyawa antioksidan dalam KBM yang sangat potensial ini jarang dimanfaatkan dengan
baik, terlihat dari kulitnya yang lebih sering menjadi limbah Hal itu disebabkan nilai sensori KBM
yang rasanya yang pahit, sepat dan getir sehingga tidak memungkinkan untuk dikonsumsi
langsung. Oleh karena itu, proses mikroenkapsulasi dapat menjadi solusi terbaik untuk mengatasi
masalah yang ada. Proses pembuatan mikroenkapsulat yang melibatkan penyalutan ekstrak KBM
dengan bahan penyalut yang dapat menutupi rasa sepat dan getir KBM sehingga lebih mudah
dikonsumsi oleh konsumen. Proses ini juga akan menghasilkan ekstrak KBM dalam bentuk serbuk
yang lebih mudah ditangani, mudah diaplikasikan sebagai ingredien tambahan pada berbagai
macam produk pangan ataupun sebagai suplemen, mudah disimpan, serta memiliki umur simpan
yang lebih panjang. Namun hingga saat ini belum diketahui pengaruh proses mikroenkapsulasi
terhadap aktivitas antioksidan pada produk yang dihasilkan. Dengan demikian, penelitian ini
memiliki peran penting bagi masyarakat umum karena dapat menghasilkan produk alternatif
berbasis limbah pangan lokal yang kaya akan antioksidan, baik untuk kesehatan, serta mudah
untuk disimpan dan didistribusikan

2

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas daya antioksidan perlakuan
mikroenkapsulasi terhadap ekstrak pericarp KBM menggunakan air destilata, serta mengevaluasi
efektivitasnya dalam mencegah kerusakan hati pada hewan percobaan akibat konsumsi minyak
sawit teroksidasi.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah mengetahui efektivitas
mikroenkapsulasi ekstrak metanol KBM dalam mencegah kerusakan hati akibat stres oksidatif
pada tikus, serta dihasilkannya mikroenkapsulat ekstrak metanol KBM yang tidak memiliki rasa
pahit dan getir

METODE
Bahan
Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung KBM, akuades, metanol
teknis, gelatin, maltodextrin, dan CMC. Bahan-bahan yang digunakan untuk analisis adalah DPPH
1 mM dalam metanol p.a. yang disiapkan segar, metanol p.a., standar asam galat, pakan tikus putih,
minyak sawit yang telah teroksidasi (pemanasan 180
o
C selama 72 jam), PBS (Phospate Buffer
Saline) pH 7,4 yang mengandung 11.5 g KCl/liter, HCl 0.25 N yang mengandung 15% TCA,
0.38% TBA, dan 0.5% BHT, nitrogen cair, standar TEP (Tetraetoksi Propana), etanol 96%, NaOH
0.1 N, Na2S2O3
0.02N, serta akuades tanpa Cl dan CO.
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah deep fat fryer, toples, gelas ukur, kain
saring, pipet mohr, bulb, vacuum rotari evaporator, termometer, freeze dryer, hot plate,
homogenizer, spray dryer, blender, vorteks, sentrifusa, tabung sentrifus, spektrofotometer,
mikropipet, penangas air, aluminium foil yang telah dilaminasi, kandang tikus putih, neraca
analitik, alat penggerus, alat bedah hewan, mikrotip, tabung reaksi, dan tabung mikrosentrifus..

Prosedur Penelitian
Tahap Pembuatan Ekstrak Tepung KBM (Wijaya 2010)
Pembuatan ekstrak tepung kulit buah manggis cair dilakukan dengan cara mengekstrak
tepung KBM menggunakan pelarut air dengan perbandingan tepung KBM:air adalah 1:10 dan 1:20
pada suhu ruang selama 24 jam dalam wadah gelap bertutup. Lalu capuran disaring menggunakan
kain saring dilanjutkan dengan filtrasi menggunakan pompa vakum dan kertas saring. Filtrat yang
diperoleh dipindahkan dalam wadah gelap bertutup dan dibekukan dan dikeringkan dengan freeze
dryer. Ekstrak KBM yang diperoleh dari kedua perbandingan lalu diuji rendemen, pH, kapasitas
antioksidan dan kadar total fenolnya. kemudian ditentukan perbandingan terbaik yang akan
digunakan dalam uji in-vivo.
3


Tahap Pembuatan Mikroenkapsulat Ekstrak Tepung KBM (Wijaya 2010)
Tahap pembuatan mikroenkapsulat ekstrak tepung KBM melibatkan penambahan bahan-
bahan penyalut yaitu maltodekstrin (7.7%), gelatin (2.9%), CMC (0.9%) dan air (78%) lalu
kemudian dilakukan homogenisasi. Lalu ditambahkan ekstrak KBM (10.6%) kemudian
dihomogenisasi kembali dan dikeringkan dengan spray dryer pada suhu inlet 140
o
C dan suhu
outlet 80
o
C

Tahap Analisis Kandungan Antioksidan
Uji Kapasitas Antioksidan dengan Metode DPPH (Rohman dan Riyanto 2005)
Analisis dilakukan dengan metode penelitian yang dilakukan oleh Rohman dan Riyanto
(2005) Analisi diawali dengan mengambil 100 L sampel (dengan berbagai konsentrasi), lalu
ditambah 1,0 mL DPPH 0,4 mM dan etanol sampai 5,0 mL. Dibuat juga blanko, mengganti
sampel dengan etanol. Semua larutan selanjutnya divorteks dan dibiarkan selama 30 menit.
Larutan ini selanjutnya diukur absorbansinya pada panjang gelombang 517 nm.
(%) =
[ ]

100%
Selain kapasitas antioksidan, ditentukan pula nilai IC50, konsentrasi sampel yang
menghasilkan penghambatan radikal DPPH sebesar 50%.
IC50 = 0,5 x A blanko
Uji Kadar Total Fenol dengan Metode Folin (Prangdimurti et al 2013)
Sebanyak 100 mg sampel kering ditambah 5 mL etanol 95% lalu divorteks selama 3 menit
dalam tabung tertutup. Campuran selanjutnya disentrifus pada 4000 rpm selama 5 menit.
Supernatan lalu diambil dan dipindahkan ke dalam tabung reaksi bersih dan ditambahkan 0.5 mL
etanol 95%, 2.5 mL akuades, dan 2.5 mL reagen Folin Ciocalteau 50%. Campuran didiamkan
selama 5 menit lalu ditambahkan 0.5 mL Na2CO3 5% dan divorteks. Selanjutnya campuran
disimpan di ruang gelap selama 1 jam dan diukur absorbansinya pada 725 nm (Prangdimurti et al.
2013).

Tahap Analisis Kualitas Minya Sawit (Faridah et al. 2012)
Penentuan Bilangan Peroksida
Uji dilakukan dengan mengambil 0.25 g contoh minyak dalam dilarutkan dalam 30 mL
CH3COOH-CHCL3 lalu dikocok hingga minyak larut. Kemudian ditambahakan 0.5 mL larutan KI
jenuh dan diamkan selama 1 menit. Setelah itu tambahkan 30 mL air destilata dan 0.5 mL indikator
pati 1%. Selanjutnya dilakukan titrasi menggunakan Na2S2O3 0.2 N sambil digoyang. Hentikan
titrasi ketika warna biru menghilang.
Perhitungan dilakukan menggunakan rumus:


Uji Kadar Asam Lemak Bebas
Air yang digunakan pada penentuan kadat asam lemak bebas adalah air bebas CO2.
Sebanyak 5 g contoh dilarutkan dalam 25 mL etanol 96% netral. Selanjutnya ditambahkan
sebanyak 2 mL phenolftalein sebagai indikator reaksi. Setelah itu larutan digoyang agar homogeny
4

dan dittrasi dengan menggunakan NaOH 0.1 N sambil digoyang hingga muncul warna merah.-
muda permananen selama 30 detik. Kadar bilangan asam lemak bebas selanjutnya dihitung dengan
rumus:


Desain Percobaan Dan Dosis Penggunaan Sampel
Analisis pengaruh sampel mikroenkapsulat dilakukan secara iv vivo menggunakan tikus
putih galur Sprague Dawley (SD) berkelamin jantan dengan umur 8 minggu. Seluruh tikus diberi
masa adaptasi selama 1 minggu dengan pakan dan air minum standar secara tidak terbatas (ad
libitum). Kemudian tikus dibagi ke dalam 5 kelompok perlakukan secara acak.
Analisis pengaruh mikroenkapsulat secara in vivo menggunakan tikus putih jantan berusia
8 minggu jalur Sprague Dawley (SD). Tikus dibagi menjadi 5 kelompok diberi pakan dan air
minum standar secara tidak terbatas (ad libitum) selama satu minggu untuk adaptasi. Kemudian
tikus dibagi secara acak menjadi 5 kelompok perlakuan. Kelompok kontrol negatif (K-) akan
dipapar dengan minyak sawit tanpa perlakuan oksidasi, sedangkan kelompok kontrol positif (K+)
diberi minyak sawit yang teroksidasi. Kelompok perlakuan satu (KBM 1) adalah kelompok yang
dipapar dengan minyak sawit teroksidasi dan diberi ekstrak KBM sebesar 100 mg/kg berat badan
selama 50 hari. Kelompok perlakuan dua (KBM 2) adalah kelompok yang dipapar dengan minyak
sawit teroksidasi dan diberi mikroenkapsulat KBM sebesar 100 mg/kg berat badan selama 50 hari.
Kelompok perlakuan tiga (KBM 3) adalah kelompok yang dipapar dengan minyak sawit
teroksidasi dan diberi mikroenkapsulat KBM sebesar 200 mg/kg berat badan selama 50 hari.
Setelah masa pemberian pakan, tikus dibunuh, organ hati diambil dan dilakukan analisis kadar
malonaldehida.

Analisis Tingkat Stress Oksidatif pada Hati Tikus (Prangdimurti et al 2013)
Pengukuran tingkat stress oksidatif dilakukan pada sampel yang telah dibekukan
sebelumnya. Sampel hati sebanyak 1.25 g diberi 5 mL PBS (Phospate Buffer Saline) lalu
dihancurkan. PBS yang digunakan mengandung 11,5 g KCl/liter. Homogenat lalu disentrifus
dengan kecepatan 3500 rpm selama 20 menit sehingga diperoleh supernatant jernih. Selanjutnya
sebanyak 1 mL supernatan sampel hati dicampur dengan dengan 4 mL larutan HCl 0,25 N dingin
yang mengandung TCA, thiobarbituric acid (TBA), dan BHT. Larutan lalu divortex dan
dipanasakan 80
o
C dengan water bath selama 1 jam. Dinginkan larutan dan sentrifuse 3500 rpm
selama 15 menit. Langkat terkahir adalah mengukur absorbansi supernatant pada panjang
gelombang 532 nm. Kurva standar TEP diperlukan untuk mengetahui kadar MDA sampel.
Pembuatan kurva standar TEP mengikuti di atas dengan mengganti 1 mL sampel dengan 1mL TEP.

Prosedur Analisis Data
Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan program SPSS Seri 17.1 pada p = 0,05.
Uji t-test dilakukan untuk melihat perbandingan antara kedua kontrol. Untuk melihat perbedaan
antara perlakuan dan kontrol dilakukan analisis sidik ragaman (Analysis of Variance) dengan uji
lanjut Dunnet. Sedangkan perbandingan signifikansi antar perlakuan dilihat dengan uji lanjut
Duncan.
5

.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian pendahuluan dilakukan untjam. Ekstrak cair lalu dikeringkan menggunakan
freeze dryer hingga ekstrak kering. Rangkuman hasil penelitian pendahuluan berupa perbandingan
pH, rendemen, kapasitas IC50, dan kadar total fenol dari kedua proses ekstraksi. (Tabel 1). Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa rendemen Ekstrak 1:10 dan Ekstrak 1:20 tidak berbeda nyata
secara statistik (p>0.05). Kadar total fenol Ekstrak 1:10 lebih kecil dibandingkan Ekstrak 1:20
dengan perbedaan yang nyata (p<0.05). Namun Ekstrak 1:10 memiliki kapasitas antioksidan yang
lebih kuat dibandingkan Ekstrak 1:20, terlihat dari nilai IC50 yang lebih rendah dengan perbedaan
yang nyata (p<0.05). Atas pertimbangan kesamaan hasil rendemen, efisiensi alat dan bahan, serta
kapasitas antioksidan dipillih perbandingan 1:10 pada tahap penelitian pengujian secara in-vivo

Tabel 1 Tabel hasil penelitian pendahuluan
Ekstraksi KBM (Tepung KBM:Air) 1:10 1:20
pH
Rendemen (%)
4.64
a

3.08
a

4.63
a

3.02
a

IC50 Ekstrak (ppm) 44.704
a
59.177
b

Kadar Total Fenol Ekstrak ( mg GAE/g ekstrak) 10.826
a
12.246
b

IC50 Mikroenkapsulat (ppm) 102.896 -
Kadar Total Fenol Mikroenkapsulat (mg GAE/g ekstrak) 7.495 -
.
Pengujian kapasitas antioksidan dilakukan mengunakan metode DPPH. Antioksidan
adalah senyawa yang mampu menghambat proses oksidasi substrat pada konsetrasi rendah (Vaya
dan Aviram 2001) Prinsip metode DPPH adalah reaksi reduksi DPPH (2,2-diphenyl-1-
picrylhydrazil atau 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil) oleh senyawa aktif yang terdapat pada
substrat/sampel. Kemampuan antioksidan mereduksi radikal bebas dinyatakan dengan nilai IC50.
Nilai IC 50 menyatakan besarnya konsentrasi larutan antioksidan yang diperlukan untuk
menurunkan 50% konsetrasi DPPH. (Minami 1996 ;Lannang 2003). Semakin kecil nilai IC50
maka semakin kuat aktivitas antioksidan tersebut. menit DPPH sudah bereaksi sempurna. Suatu
senyawa dikatakan antioksidan sangat kuat jika nilai IC50 kurang dari 50 g/mL, kuat jika IC50
bernilai 50 g/mL sampai 100 g/mL, sedang jika IC50 bernilai 100 g/M sampai 150 g/mL dan
lemah jika IC50 bernilai 151 g/mL sampai 200 g/mL(Supiyanti 2010). Kapasitas antioksidan
dari yang terkuat adalah Ekstrak 1:10,Ekstrak 1:20 dan Mikroenkapsulat dengan nilai 44.704 ppm,
59.177 ppm dan 102.896 ppm. Ekstrak 1:10 tergolong dalam antioksidan sangat kuat, ekstrak 1:20
tergolong kuat dan mikroenkapsulat 1:10 tergolong sedang. Analisis kandungan total fenol juga
dilakukan sebab senyawa fenol memiliki potensi sebagai antioksidan dan kemampuan menetralkan
radikal bebas (Tian, Su et al. 2004). Kadar total fenol dari yang tertinggi adalah Ekstrak 1:20,
Ekstrak 1:10 dan Mikroenkapsulat dengan nilai 12.246, 10.826 dan 7.495 mgGAE/g ekstrak.
Hasil kapasitas antioksidan dan kadar total fenol menunjukkan adanya penurunan nilai
kapasitas antioksidan Mikroenkapsulat dibandingan Ekstrak. Penurunan tersebut disebabkan
akibat adanya proses pemanasan dalam pembuatan mikroenkapsulat. Proses pembuatan
mikroenkapsulat sendiri menggunakan spray dryer pada kisaran suhu 145
o
C. Panas merusak
komponen bioaktif ekstrak sehingga menjadi tidak aktif lagi sebagai antioksidan . Selain adanya
6

panas, nilai antioksidan yang lebih rendah disebabkan adanya komponen bioaktif yang terikat
dengan matriks penyalut sehingga tidak semua komponen bioaktif teranalisis. Hal ini membuat
hasil analisis mengalami kesalahan negatif, hasil analisis yang lebih rendah dibandingkan kondisi
sesungguhnya. Terdapat perbedaan hasil analisis kapasitas antioksidan dan kadar total fenol hasil
penelitian ini dengan literatur penelitian lainnya. Penelitian yang dilakukan oleh Weecharangsan
et al. (2006) menggunakan pelarut air memiliki nilai IC50 34.98 ppm, penelitian oleh Asep
Permana et al. (2012) ekstrak KBM memiliki kadar fenol sebesar 237.44 mg GAE/g sedangkan
mikroenkapsulat KBM sebesar 188.40 mg GAE/g. Adanya perbedaan hasil analisis dapat
disebabkan perbedaan prosedur dalam menganalisis dan proses ekstraksi. Penelitian ini
menggunakan kulit manggis yang dikeringkan dan ditepungkan yang telah mengalami proses
pemanasan dan penyimpanan dahulu, bukan menggunakan hancuran kulit buah manggis segar.

Analisis Kualitas Minya Sawit


.
Proses oksidasi memiliki peranan penting pada proses deteorientasi kualitas minyak.
Perubahan rasa dan aroma (tengik) merupakan perubahan karakteristik utama akibat oksidasi, serta
diiringi perubahan warna, viskositas, kerusakan asam lemak esensial, vitamin dan pro-vitamin.
Oksidasi minyak terutama disebabkan adanya radikal bebas yang terbentuk selama proses
pengolahan dan penyimpanan. Hidrogen peroksida adalah salah satu radikal bebas penyebab
utama oksidasi lemak. Jalur utama pembentukan hidrogen peroksida adalah proses auto-oksidasi,
sedangkan jalur pembentukan lainnya adalah photo-oxidation, enzymatic oxidation, dan iradiasi.
(B. Matthaus 2010)woodhead pub.
Kadar asam lemak dan bilangan peroksida merupakan indikator tingkat kerusakan lemak.
Semakin tinggi kadar lemak bebas dan bilangan peroksida maka semakin tinggi pula kerusakan
pada minyak. Kadar asam lemak merupakan bilangan yang menunjukkan jumlah (%) asam lemak
bebas yang terdapat pada minyak (lemak). Asam lemak bebas merupakan salah satu produk akhir
hidrolisis lemak selain digliserida dan monogliserida. Pembentukkan asam lemak bebas
mempercepat oksidasi lemak karena asam lemak bebas lebih mudah mengalami oksidasi
dibandingkan dengan bentuk trigliserida. Hasil penelitian menunjukkan kadar asam lemak bebas
minyak tanpa pemanasan sebesar 0.170.01%, lebih rendah dibandingkan minyak dengan
pemasaan sebesar 0.790.00%. Hasil uji t-test menunjukkan perbedaan yang nyata antara kadar
asam lemak bebas sebelum dan sesudah dipanaskan (p<0.05). Terjadi kenaikan kadar asam lemak
bebas sebanyak 3.64 kali setelah minyak dipanaskan selama 72 jam pada suhu 170
o
C secara
kontinu. Selama proses pemanasan, terjadi reaksi hidrolisis lemak oleh air yang menghasilkan
asam lemak bebas. Air yang terdapat pada minyak dapat berasal dari minyak itu sendiri, bahan
Tabel 2 Perbandingan kualitas minyak
Uji
Minyak
Non
Oksidasi
Rerata
Minyak
Teroksidasi
Rerata
Kenaikan
Nilai
(x)
Bilangan
Peroksidan
(Meq/g)
3.81
3.85
31.28
31.28 8.12
3.89 31.29
Kadar Asam
Lemak
Bebas (%)
0.18
0.17
0.79
0.79 4.65
0.16 0.79
7

pangan ataupun lingkungan. Reaksi hidrolisis yang terjadi dipercepat dengan adanya suhu tinggi.
Seiring dengan waktu pemanasan, kadar asam lemak bebas akan semakin meningkat.
Bilangan peroksida merupakan bilangan yang menyatakan jumlah peroksida yang
terkandung pada minyak sebagai pertanda awal kerusakan lemak. Peroksida merupakan produk
oksidasi lemak yang bersifat radikal dan terbentuk pada awal oksidasi. Reaksi oksidasi
pembentukan radikal bebas melalui tiga tahap, yaitu: inisiasi, propagasi, dan terminasi. Pada tahap
inisiasi, terjadi pengambilan satu atom hidrogen dari gugus oleofin yang menghasilkan radikal
bebas peroksi (peroksida dan hidrogen peroksida). Radikal bebas peroksi akan mengambil molekul
hidrogen dari gugus tak jenuh lain menghasilkan peroksida dan radikal bebas yang lain ( deMan
1999; Ericson 2002). Hasil pengujian menunjukkan bilangan peroksida minyak tanpa pemanasan
lebih rendah dibandingkan dengan setelah pemanasan, yaitu 3.85Meq/g minyak dengan 31.28
Meq/g minyak. Hasil uji t-test untuk mengetahui perbedaan rata-rata bilangan peroksida minyak
tanpa pemanasan dan sebelum pemanasan menunjukkan hasil berbeda nyata. (p=0.00). Hasil ini
sesuai dengan hasil penelitian oeh Alyas et al. (2006) yang menunjukkan adanya perbedaan nyata
peningkatan bilangan peroksida akibat kenaikan suhu tinggi dan waktu pemanasan. Pembentukan
peroksida dikatalis oleh panas, yang setiap kenaikan suhu 10
o
C meningkatkan kecepatan reaksi
(oksidasi) dua kali lipat (Keraten 1986).
8

Pengujian Pengaruh Mikroenkapsulat secara I n-vivo
Konsumsi Pakan dan Berat Badan Tikus
Gambar 1 Rata-rata konsumsi pakan tikus selama 50 hari

Gambar 2 Grafik perubahan berat badan tikus selama 50 hari


Konsumsi pakan masing-masing tikus ditimbang setiap hari saat proses pengantian pakan
sedangkan berat badan ditimbang setiap hari. Gambar 1. menunjukkan rata-rata konsumsi pakan
dari yang tertinggi hingga terendah adalah KBM3 sebesar 18.02 g, K- sebesar 17.50 g, KBM2
sebesar 17.39 g, K- 17.07 sebesar g dan KBM1 sebesar 16.27 g. Uji statistik t-test dilakukan pada
kelompok K- dan K+ untuk mengetahui perbedaan rata-rata konsumsi pakan perlakuan
penambahan minyak teroksidasi. Hasil uji t-test menunjukkan kedua kelompok tidak berbeda
nyata (p>0.05). Uji Anova menunjukkan bahwa terdapat perbedaan secara nyata antara kelompok
KBM1, KBM2, KBM3 dibandingkan dengan kelompok K+. Uji Duncan mengelompokkan K+
dan KBM2 ke dalam satu subset, sedangkan KBM1 dan KBM3 ke dalam subset yang saling
berbeda. Hasil tersebut menandakan konsumsi pakan KBM2 dan K+ tidak berbeda nyata satu sama
200.0
220.0
240.0
260.0
280.0
300.0
320.0
340.0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55
B
e
r
a
t

B
a
d
a
n

(
g
)
Hari
Kurva Berat Badan Tikus 50 Hari
K(-)
K(+)
KBM1
KBM2
KBM3
17.5076
17.07
16.2744
17.3784
18.0244
15
15.5
16
16.5
17
17.5
18
18.5
K
o
n
s
u
m
s
i

P
a
k
a
n

(
g
)
Rata-rata Konsumsi Pakan 50 Hari
k- K+ KBM1 KBM2 KBM3
9

lain dan berbeda nyata dengan konsumsi pakan KBM1 dan KBM3. Konsumsi pakan KBM1 dan
KBM3 saling berbeda nyata set sama lain namun keduanya tidak berbeda nyata dengan kelompok
KBM2 dan K+. Hal ini diduga disebabkan adanya ekstrak KBM, yang berasa pahit dan getir. Rasa
pahit dan getir ini disebabkan kandungan senyawa polifenol, seperti tanin, saponin, antosianin dan
xantone. Minyak teroksidasi yang ditambahkan pada pakan mempunya rasa pahit, sepat dan bau
tengik sebagai akibat proses destruksi panas, hidrolisis dan oksidasi yang menghasilkan senyawa
aldehid, asam, dan asam lemak rantai pendek bersifat folatil yang merupakan sumber bau tengik.
(Winarno 2002). Aplikasi teknologi mikroenkapsulasi pada ekstrak KBM menurunkan rasa getir,
pahit dan sepat karena ekstrak terselubungi oleh lapisan penyalut sehingga menurunkan interaksi
ekstrak KBM dengan taste bud. Hal ini diduga yang menyebabkan konsumsi pakan kelompok
KBM2 dan KBM3 lebih tinggi dibandingkan kelompok lain.
Gambar 2. menunjukkan perubahan berat badan masing-masing tikus kelompok setelah
perlakuan selama 50 hari, Semua kelompok teramati menunjukkan tren pertambahan berat badan
yang relatif sama. Hasil uji t-test dilakukan pada kelompok K- dan K+ untuk mengetahui pengaruh
pemberian minyak pemanasan terhadap pertumbuhan. Hasil uji t-test menyebutkan berat badan
kelompok K- dan K+ tidak berbeda nyata (p>0.05). Uji statistik Dunnett yang dilakukan dengan
membandingkan kelompok KBM1, KBM2, dan KBM3 menunjukkan tidak ada perbedaan rata-
rata berat badan antar perlakuan. Uji Duncan mengelompokkan keempat kelompok ke dalam 1
subset yang menunjukkan tidak ada perbedaan nyata rata-rata berat badan antara kelompok K+,
KBM1, KBM2, dan KBM3 (p>0.05).Kenaikan konsumsi pakan tidak menaikkan berat badan tikus.
Contoh hal ini dapat terlihat pada kelompok KBM3 yang rata-rata konsumsi pakan tertinggi namun
tidak memiliki pertambahan berat badan tertinggi. Analisis berat badan tidak dapat secara langsung
menjelaskan pengaruh percobaan perlakuan sebab hewan percobaan sendiri bertumbuh, variasi
antar subjek cenderung meningkat yang mengarah pada hetrogenitas dan kecepatan pertumbuhan
tidak independen.
Berat Relatif Organ Tikus
Gambar 3 Berat Organ Hati, Ginjal, Limfa dan Adiposa
Hati Adiposa Ginjal Limfa
K- 4.25 1.52 0.54 0.81
K+ 3.91 1.70 0.34 0.71
KBM1 3.99 1.34 0.33 0.70
KBM2 4.02 1.42 0.35 0.71
KBM3 3.83 1.43 0.37 0.71
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
B
e
r
a
t

R
e
l
a
t
i
f

(
%
)
Organ
Berat Relatif Organ
10

Proses pemeliharaan tikus percobaan dilakukan selama 50 hari. Pada hari ke-50 terminas
dilakukan pada ke-25 ekor tikus secara berurutan. Proses terminasi diawali dengan menimbang
tikus, lalu tikus dibius dengan eter dan diambil sampel darah melalui pembuluh darah arteri.
Langkah selanjutnya adalah pengambilan organ dimulai dari hati, ginjal, limfa dan adiposa. Organ
yang telah diambil kemudian ditimbang dan difoto sebagai proses dokumentasi. Berat relatif organ
hati, limfa, ginjal dan jaringan adiposa tersaji pada gambar 3.
Radikal bebas yang terkandung pada minyak teroksidasi berbahaya bagi sel dan membran
sel tubuh. Pada kondisi stress oksidatif, saat kadar radikal bebas tidak seimbang dengan kadar
antioksidan mendorong reaksi radikal bebas dengan protein, lemak hingga DNA. Kerusakan oleh
radikal bebas pada hati dapat menyebabkan inflamasi hingga penurunan kinerja hati akibat
menurunnya jumlah sel hepatosit. Radikal bebas dapat pula menyerang ginjal. Sel dan membran
sel nefron, dapat meningkatkan permeabilitas nefron. Hal ini menyebabkan menurunnya kerja
ginjal dalam menyaring komponen nutrisi, sel darah merah tua, serta memiliki fungsi pertahanan
imun (Purnomo 2003). Limfa rentan mengalami inflamasi ketika bekerja sangat keras melakukan
fungsinya. (Rifai 2011;Bloom dan Fawcett 2002). Uji Anova yang dilakukan pada berat relatif
organ hati, ginjal, limfa dan jaringan adiposa menunjukkan tidak ada perbedaan nyata antara
kelompok K(+) dengan kelompok KBM1, KBM2, dan KBM3. Tidak teramati adanya pengaruh
pemberian ekstrak KBM dan mikroenkapsulat dalam menurunkan radikal bebas sehingga
penentuan tingkat peroksidasi lemak dilakukan dengan analisis kadar MDA pada organ hati tikus.

Kadar MDA Hati Tikus

Peroksidasi lemak merupakan penyebab utama terjadinya stres oksidatif dalam tubuh.
Salah satu produk hasil peroksidasi lemak yang bersifat toksik adalah malonandehida (MDA).
MDA sendiri menyusun sekitar 15% dari keseluruhan dekomposisi lemak. (Esterbauer et all
1990;Kappus 1991). MDA bersifat racun terhadap membran sel dan sel-sel tubuh. 2. MDA dapat
membentuk ikatan kovalen dengan protein, DNA. Reaksi antara protein, DNA dengan MDA
memicu terjadinya mutasi genetik sel yang menyebabkan penyakit kanker (Houglum et al. 1991).
MDA telah banyak digunakan sebagai parameter status antioksidan dan tingkat peroksidasi lemak
di hati. Ketika terjadi peningkatan kadar MDA menandakan terdapat kenaikan produksi radikal
bebas (Kiziltunc, Ahmet et al. 1998). Kadar MDA diukur dengan cara membandingkannya dengan
standar tetraetoksipropana (TEP) (Konig dan Berg 2002). Pemberian minyak teroksidasi secara
nyata meningkatkan kadar MDA hati tikus, terlihat pada kadar MDA kelompok K(+) sebesar
0.0043 L/mL yang jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok K(-) sebesar 0.0014 L/mL. Uji t t-
0.0014
0.0043
0.0020
0.0029
0.0022
0
0.001
0.002
0.003
0.004
0.005
M
D
A


(

L
/
m
L
)
Kadar MDA
K-
K+
KBM1
KBM2
Gambar 4 Kadar MDA pada organ hati tikus
11

test kadar MDA organ hati kelompok K(-) dan K(+) memiliki perbedaan yang nyata (p<0.05).
Pemberian ekstrak dan mikroenkapsulat KBM menurunkan kadar MDA pada hati tikus. Kadar
MDA hati tikus kelompok KBM1 turun menjadi 0.0020 L/mL, KBM2 turun menjadi 0.0029
L/mL dan kelompok KBM3 turun menjadi 0.0022 L/mL. Uji anova yang dilakukan pada
kelompok KBM1, KBM2 dan KBM3 dibandingkan dengan K(+) menunjukkan adanya perbedaan
nyata (p<0.05). Minyak teroksidasi mengandung banyak radikal bebas, terutama hidroperoksida.
Konsumsi minyak sawit teroksidasi menurunkan kadar high density lipoprotein cholestrol (HDL),
meningkatkan kadar trigliserida dan low density lipoprotein cholestrol (LDL) (Leong et al. 2009;
Nurul-Iman et al. 2013). Hal tersebut menandakan bahwa konsumsi minyak sawit teroksidasi
memiliki efek negatif bagi kesehatan. Stres oksidatif di hati merupakan konsekuensi dari
peningkatan produksi, konsumsi radikal bebas minyak teroksidasi dan penurunan kapasitas sistem
pertahanan antioksidan dalam hepatosit. Meningkatnya kadar radikal bebas yang tidak diimbangi
dengan proses degradasinya menciptakan kondisi stres oksidatif. Stres oksidatif menyebabkan
peningkatan modifikasi oksidatif biomolekul, karena itu stres oksidatif memiliki kaitan kuat
dengan mekanisme patogenesis beberapa penyakit, seperti aterosklerosis, kanker, diabetes melitus,
gagal jantung, hipertensi, penyakit inflamasi, obesitas serta proses penuaan. Stres oksidatif dapat
mengubah morfologi mitokondria sehingga menyebabkan disfungsi mitokondria. Perubahan
(kerusakan mitokondria) menurunkan produksi adenosine triphosphate (ATP) yang menyebabkan
apoptopsis sel dan penurunan bioavaibilitas nitric oxide (NO) (Ren et. Al. 2010). NO menghasilkan
vasodilatasi dan poten antiatherogenik, seperti penghambatan agregasi platelet, pencegahan
proliferasi sel, penurunan peroksidasi lemak. (Landmesser dan Harrison 2001).
Bagian tubuh yang banyak dipelajari untuk mengkaji stres oksidatif adalah hati, karena
perannya dalam metabolisme produk endogen dan eksogen. Hati sediri merupakan organ internal
terbesar yang dimiliki vertebrata dan memiliki fungsi penting seperti metabolisme lemak dan
karbohidrat, sintesis protein dan asam empedu, penyimpanan vitamin A dan besi serta lemak. Hati
berperan penting dalam proses detoksifikasi senyawa racun dan xenobiotik. Peranan hati pada
metabolisme senyawa aromatik, obat-obatan, alkohol, hidrokarbon karsinogenik membuat
terbentuknya radikal bebas dalam jumlah besar. (Gomez, et al 2012). Peroksidasi lemak terjadi
sebagai akibat keberadaan radikal bebas. Peroksidasi lemak melalui tiga tahap, yaitu inisiasi,
propagasi dan terminasi. Tahap inisiasi meliputi abstraksi atom hidrogen oleh radikal bebas
seperti: hidroksil (-OH), alkoksil (RO-), peroksil (ROO-), dan mungkin HO2-. Fosfolipid yang
mengandung asam lemak tidak jenuh pada membran sel/lemak merupakan bagian yang mudah
mengalami peroksidasi. Hal ini disebabkan abstraksi dari grup metilen (CH2-), menyisakan satu
elektron tidak berpasangan. Ikatan ganda pada asam lemak melemahkan ikatan C-H disekitarnya,
dengan demikian memfasilitasi pengambilan H. Molekul lemak radikal (L-) dihasilkan saat OH
bereaksi dengan asam lemak tidak jenuh. Lemak radikal lalu bereaksi dengan molekul oksigen
membentuk radikal lemak peroksil (lipid peroxy radical LOO-). Keduanya mensekresikan reactive
oxygen spesies (ROS) radikal dan mengoksidasi lipoprotein. Oksidasi lipoprotein menstimulasi
pembentukan sel busa (foam cell) dan apoptosis sel endotelial, yang kemudian menyebabkan
pertumbuhan plak, erosi dan pemecahan. (Hulsman et. al. 2011). Cr 35944.
Peroksidasi lemak akan meningkatkan kadar radikal bebas dan ROS di dalam sel. Jaringan
adiposa rentan terhadap serangan radikal bebas. Jaringan adiposa terdiri dari adiposit yang
berfungsi sebagai tempat penyimpanan lemak dan sebagai jaringan endokrin yang mengatur
massa lemak dan homeostasis nutrisi, melepaskan mediator bioaktif, modulasi tekanan darah,
homeotasis, tekanan darah, metabolisme glukosa dan lemak. inflamasi, dan aterosklerosis. 35944
Adiposit mensekresikan adipokin, yang termasuk adiponektin, resistin, leptin, dan visfatin. Stres
12

oksidatif pada jaringan adiposa menyebabkan disregulasi sekresi mediator biaktif seperti
berkurangnya sekresi adiponektin (ApN). ApN mempunyai efek meningkatkan sensitifitas insulin,
anti-artherogenesis, anti-inflamasi dan menurunkan massa lemak. ApN yang rendah menurunkan
sensitivitas terhadap insulin yang merupakan indikator penyakit diabetes tipe 2, meningkatnya
inflamasi yang berperan dalam artherogenesis, serta akan menstimulus lipogenesis yang berperan
pada obesitas. Penurunan kadar ApN teramati pada pasien penderita penyakit jantung koroner,
obesitas dan diabetes. Peroksidasi lemak juga akan merusak sel hati dan menggagu kerja hati.
Kerusakan sel hati oleh serangan radikal bebas menyebabkan menurunnya peroxisome
proliferator-activated receptors (PPARs) yang memiliki berperan penting dalam metabolisme
lemak dan homeostasis energi. PPARs terdiri dari PPAR yang berperan dalam penyimpanan
energi (lemak) dengan meningkatkan adipogenesis dan reaksi biokimia insulin sensitization,
PPAR dan PPAR/ berperan dalam pembentukan energi dengan mengaktivasi reaksi -oksidasi
mitokondria dan peroxisome. PPAR banyak terdapat pada hati tikus, menurunnya PPAR akan
menyebabkan reaksi -oksidasi asam lemak terhambat sehingga asam lemak terakumulasi pada
hati dan berujung pada steatosis hingga steatohepatitis. (Rao dan Reddy 2004). PPAR banyak
terdapat di jaringan adiposa yang merupakan potent terapi diabetes (tipe 2). Mutasi genetik PPAR
berkorelasi kuat pada resistensi insulin ekstrim dan hipertensi. (Barroso 1999).
Kadar radikal bebas yang tinggi menyebabkan stres oksidatif yang memiliki efek negatif
bagi kesehatan. Untuk mengurangi efek negatif akibat radikal bebas dibutuhkan antioksidan.
Antioksidan adalah senyawa yang mampu menghambat proses oksidasi substrat pada konsentrasi
rendah (Vaya dan Aviram 2001). Ekstrak dan mikroenkapsulat KBM berperan secara efektif
sebagai sumber antioksidan. Antioksidan dalam KBM mampu mendonorkan satu elektron pada
senyawa radikal bebas sehingga berubah menjadi senyawa yang tidak berbahaya yang dapat
dibuang secara aman. Hal ini juga akan diikuti dengan menurunnya peroksidasi lemak oleh radikal
bebas. Terlihat pada kelompok KBM1, KBM2 dan KBM3 yang mengalami penurunan kadar
MDA hati tikus. Rangkaian reaksi peroksidasi lemak yang terhenti mencegah kerusakan DNA
pada sel hati serta mencegah inflamasi dan fibrosis organ. Penelitian oleh William, Peta (1995)
menunjukkan hal serupa, ekstrak KBM mampu menghambat peroksidasi LDL pada percobaan
secara in vitro berdasarkan lagtime oksidasi dan produksi MDA. Radikal bebas yang diredam akan
menghentikan reaksi peroksidasi lemak yang sehingga menghentikan kerusakan sel dan organ
tubuh. Ekstrak air KBM memiliki kemampuan meredam radikal hidroksil dan menghambat
peroksidasi lemak yang lebih kuat dibandingkan ekstrak KBM menggunakan pelarut metanol dan
heksana. Kemampuan ini dipengaruhi kandungan senyawa polifenol larut air seperti tanin,
antosianin dan epikatekin. (Ngawhirunpat 2010;Zhao 2007). Kadar senyawa polifenol tersebut:
tanin 59.6 2.2 g TAE/100 g ekstrak, kadar antosianin 6.22 mg/g tepung, (Ngawhirumpat
2010;Widayanti 2009). Sedangkan senyawa xantone hanya sedikit terkandung dalam ekstrak air
KBM, yaitu sebesar 0.72mg/g tepung. Senyawa-senyawa polifenol tersebut umumnya memutus
rantai reaksi radikal bebas dengan berfungsi sebagai antioksidan primer. (Rahma 2006). Tanin,
antosianin dan epikatekin tidak hanya antioksidan kuat namun memiliki efek lain seperti: tanin
memiliki aktivitas dan memiliki efek anti-inflamasi (Souza et al 2006), antosianin memiliki efek
anti-inflamasi, neuroprotective, dan poten alagenik dan katekin memiliki efek anti-
artherosklerosis, mencegah oksidasi LDL dan anti-kanker. ( Korte et al. 2009;Weyant 2001).
Xantone juga merupakan antioksidan kuat yang memiliki efek anti-inflamasi dan anti-kanker,
(Orozco dan Failla 2013). Ekstak dan mikroenkapsulat KBM mampu menghentikan reaksi
berantai peroksidasi lemak dan radikal bebas di hati, jaringan adiposa dan sel sehingga kerusakan
13

akibat konsumsi minyak sawit teroksidasi dapat dicegah. Stres oksidatif pun dapat dicegah
sehingga tidak menggagu regulasi metabolisme tubuh.


SIMPULAN DAN SARAN
Ekstrak air KBM tergolong antioksidan kuat sedangkan mikroenkapsulat KBM tergolong
antioksidan sedang dengan nilai IC50 sebesar 44.704 ppm dan 102.896 ppm. Aplikasi teknologi
mikroenkapsulasi meningkatkan tingkat konsumsi pakan tikus perlakuan. Pemberian ekstrak dan
mikroenkapsulat KBM tidak menunjukkan perbedaan nyata pada berat badan tikus, berat hati
organ tikus. Pemberian ekstrak dan mikroenkapsulat KBM menurunkan secara nyata kadar MDA
pada hati tikus


Saran
Parameter uji kerusakan hati sebaiknya ditambah dengan melakukan analisis SGOT, SGPT,
SOD, GPx, dan Catalase untuk membuktikan keadaan stres oksidatif pada organ dan jaringan
adiposa. Selain itu konsentrasi pemberian mikroenkapsulat pada tikus harus diperbesar rentangnya
sehingga diketahui konsentrasi optimum KBM yang aman dan tetap memberikan efek yang
diharapkan.





















14

DAFTAR PUSTAKA
Alyas, S.A., Abdullah, A., Idris, N. A. 2006. Change of -Caretene Content During Heating of
Red Palm Olein. Journal of Oil Research. Special Issue-April 2009: 99-120.
Barroso, I., Gurnell, M., Crowley, V.E., Agostini, M., Schwabe, J.W., Soos, M.A., Maslen, G.L.,
Williams, T.D., Lewis, H., Schafer, A.J., Chatterjee, V.K., and ORahilly, S. (1999) Dominant
negative Transcriptional Control of Adipogenesis and Fat Cell Gene Expression mutations in
human PPARgamma associated with severe insulin resistance, diabetes mellitus and
hypertension. Nature, 402:880883.
Chang, L, Yen, Wen-Jhe., Huang, S. C. and Duh, PirDer.2002. Antioxidant activity of
sesamecoat. Food Chemistry 78: 347-354.
Chaverri, Jose, Noem Crdenas-Rodrguez, Marisol Orozco-Ibarra, Jazmin M. Prez-Rojas.2008.
Medical properties of mangosteen (Garcinia mangostana). Food and Chemical Toxicology.
46: 3227-3239.
Conforti, F .2002. Antioxidant Activity of Mehtanolic Extract of Hyepercum triquetrifolum tura
aerial part, Phytoterapia. 73:479 483.
deMan, M.J. 1999. Principles of Food Chemistry 3
rd
Edition. Gaithersburg:Aspen Publicer Inc.
Elbe, J.H. Von dan Schwartz, Teven J. Colorants. 1996. Di dalam: Fennema, O.R. (Ed.) 1996. (pp.
681693) 3rd ed. New York: Dekke.
Ericson, M.C., 2002. Lipid Oxidation of Muscle Foods dalam Akoh. C. C., dan Min B. D. 2002.
Food Lipid: Chemistry, Nutrition, and Biotechnology 2
nd
Edition. New York: Marcel Dekker
Inc.
Fenema OR. 1996. Food chemistry 3
rd
edition. New York: Marcel Dekker, Inc.
Houglum, K., Filip, M., Witztum, J.L., Chojkier, M., 1991. Malondialdehyde and 4-
hydroxynonenal protein adducts in plasma and liver of rats with iron overload. J. Clin.Invest.
86.
Hulsmans, M. De Keyzer, D. & Holvoet, P. (2011). MicroRNAs regulating oxidative stres and
inammationin relation to obesity and atherosclerosis. FASEB J, Vol. 25, No. 8, . 2515-2527
Keraten. S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI-Press: Jakarta.
Kiziltunc, Ahmet et al. 1998. Carnitine and antioksidant level in patients Alt rematoid arthritis.
Scand. J. Rheumatol. 27: 441-445.
Konig, D., Berg, A. 2002. Exercise and Oxidative Stress: is there a need for additional a
ntioxidant. Osterreichisches. J Fur Sportmedizin 3: 6-15.
Korte, Gabriele; Dreiseitel, Andrea; Schreier, Peter; Oehme, Anett; Locher, Sanja; Hajak, Goeran;
Sand, Philipp G. (2009). An Examination of Anthocyanins' and Anthocyanidins' Affinity for
Cannabinoid Receptors. Journal of Medicinal Food 12 (6): 140710
Landmesser, U. dan Harrison, DG. (2001). Oxidant Stress as a Marker for Cardiovascular Events
Ox Marks the Spot. Circulation, Vol. 104, pp. 2638-2640
Lannang, A. M. et al. 2005. Bangangxantone A and B, Two Xantones from The Stembark of
Garcinia polyantha Oliv. Phytochemisry. 66:2351.
Leong XF, Najib MNM, Das S, Mustafa MR, Jaarin K. 2009. Intake of repeatedly heated palm oil
cause elevation blood pressure with impaired vasorelaxationin rats. Tohoku J. Exp. Med.
219:71-78.
Maliana, Yayang, Khotimah, Siti dan Farah Diba.2013. Aktivitas Antibakteri Kulit Garcinia
mangostana Linn. Terhadap Pertumbuhan Flavobacterium dan Enterobacter Dari Coptotermes
curvignathus Holmgren. Jurnal Protombiont Vol 2: 7-11.
15

Mardawati, Efri, et al. 2008. Kajian Aktivitas Antioksidan Ektrak Kulit Manggis (Garcinia
mangistana L.) dalam Rangka Pemanfaatan Limbah Kulit Manggis di Kecamatan Puspahiang,
Kabupaten Tasikmalaya. Bandung: Lemabaga Penelitian UNPAD.
Matthaus, Bertrand. 2010. Oxidation of edible Oil. Oxidation in Food and beverages and
antioxidant application.183-238.Minami, H. 1996. Novel Prenylated Xantones with
Antioxidant Property from the Wood of Garcinia subelliptica. Chem. Pharm. Bull. 53:111-114.
Mesembe, I. Ibanga dan E. E. Osim. 2004. The effect of fresh Ana thermoxidized palm Oil diet on
som haematological indices in the erat. Nigerian Journal of Physiological Sciences. 19:86-91.
Nurul-Iman BS, Kamisah Y, Jaarin K, Qodriyah HMS. 2013. Virgin coconut Oil prevents blood
pressure elevation and improves endothelial functions in ras fed with repeatedly heated palm
oil. Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine. http://dx.doi.org/10.1155/
2013/629329
Orozco, Fabiola G. dan Faila, Mark L. 2013. Biological Activities and Bioavailability of
Mangosteen Xanthones: A Critical Review of the Current Evidence. Nutrients 5: 3163-3183.
Palapol, Y., Ketsaa, S., Stevensonb, D., Cooneyb, J.M., Allanc, A.C., Fergusonc,I.B. 2009. Colour
Development and Quality Of Mangosteen (Garcinia Mangostana L.) Fruit During Ripening
and After Harvest. J Postharvest Biol. Technol. 51: 349-35.
Permana, Asep W. et al. 2012. Sifat Antioksidan Bubuk Kulit Buah Manggis (Garcinia
Mangostana L.) Instan dan Aplikasinya untuk Minuman Fungsional Berkarbonasi. J, Pasca
Panen 9 (2) 2012: 88 95.
Prihatman, K., 2000, Manggis (Garcinia mangostana L.), Kantor Deputi Menegristek Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi BPP Teknologi: Jakarta.
Rao, M. Sambasiva dan Reddy Janardan.2004. PPAR in the patogenesis of fatty liver disease.
Hepatology. 40: 783-786.
Ren, J. Pulakat, L. Whaley-Connell, A. & Sowers, JR. (2010). Mitochondrial biogenesis in The
metabolic syndrome and cardiovascular disease. J Mol Med, Vol. 88, No. 10, 993-1001
Sigma-Aldrich. 2009. Solvent Micibility Table. [terhubung
berkala].http://www.sigmaaldrich.com/chemistry/solvent . (14 April 2014).
Supiyanti, Wiwin et al.2010. uji aktifitas antioksidan dan penentuan antosianin total kulit buah
manggis (Garcinia mangost`ana L.). Majalah Obat Tradisional. 15. 64-70.
Souza, S. M. C. et al.; Aquino, L. C.; Milach Jr, A. C.; Bandeira, M. A.; Nobre, M. E.; Viana, G.
S. (2006). Antiinflammatory and antiulcer properties of tannins from Myracrodruon urundeuva
Allemo (Anacardiaceae) in Rodents. Phytotherapy Research 21 : 220225.
Vaya, J dan Aviram 2001. Nutritional antioxidants: mechanism of action, analyses of activities
and medical applications. Curr. Med. Chem.-Imm. , Endoc. & Metab. Agents., 1, 99-117.
Weecharangsan, W., Opanasopit, P., Sukma, M., Ngawhirunpat, T., Sotanaphun, U., Siripong, P.,
2006. Antioxidative and neuroprotective activities of extracts fromthe fruit hull of mangosteen
(Garcinia mangostana Linn.). Med. Princ. Pract. 15, 281287
Weyant MJ, Carothers AM, Dannenberg AJ, Bertagnolli MM .2001. (+)-Catechin inhibits
intestinal tumor formation and suppresses focal adhesion kinase activation in the min/+ mouse.
Cancer Res. 61 (1): 11825.
Wijaya, Leonardus Adi. 2010. Kandungan Antioksidan Ekstrak Tepung Kulit Buah Manggis
(Garcinia Mangistana L.) pada Berbegai Pelarut, Suhu, dan Waktu Ekstraksi.. Skripsi.
FATETA: IPB, Bogor.
Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit Gramedia: Jakarta.
16

Yu L, Zhao M, Yang B, Zhao Q, Jiang Y. Phenolics from hull of Garcinia mangostana fruit and
their antioxidant activities. J. Food Chem. 104: 176-181.


17

LAMPIRAN
Lampiran 1. Analisis Kapasitas Antioksidan (IC50)
SampelKBM
Konsentrasi
(ppm)
Kapasitas
Antioksidan(%)
IC50(ppm)
Rata-
rata
(ppm)
SD
U1 U2 U1 U2
Ekstrak1:10
50 54.829 56.231
44.497 45.025 44.761 0.373352
40 44.470 42.757
30 41.277 39.174
20 33.567 37.617
10 25.623 28.115
Ekstrak1:20
50 42.757 39.525
62.616 55.8443 59.23015 4.788315
40 24.143 37.928
30 16.900 31.464
20 13.318 24.338
10 1.869 1.869
Mikroenkapsulat
50 29.907 29.361
105.247 98.907 102.077 4.483057
40 23.754 26.636
30 19.782 20.016
20 16.433 16.277
10 14.174 13.629

Lampiran 2 Analisi Kadar Total Fenol
SampelKBM
Berat
Sampel
(g)
Volume
(L)
Abs.
Konsentrasi
(mg/L)
FP
Total
Fenol
(mg/g)
Rata-
rata
(mg/g)
SD
ekstrak1:10 0.0200
0.001 1.234 212.3000 1 10.6150
10.8263 0.298753
0.001 1.285 220.7500 1 11.0375
ekstrak1:20 0.0200
0.001 1.441 246.7667 1 12.3383
12.2458 0.130815
0.001 1.419 243.0667 1 12.1533
mikroenkapsulat 0.0200
0.001 0.881 153.4000 1 7.6700
7.4950 0.247487
0.001 0.839 146.4000 1 7.3200




18


Lampiran 3 Bilangan Peroksida Minyak

Lampiran 4 Bilangan Asam Lemak
Sampel Ulangan
Berat
Sampel (g)
Volume NaOH
(mL)
Bilangan
Asam (mg/g)
Rata-rata
(mg/g)
SD
Minyak
Teroksidasi
1 5.0150 1.4 1.0890
1.1280 0.0449 2 5.0141 1.5 1.1670
3 5.0130 1.4 1.0895
Minyak Non-
Oksidasi
1 5.0217 0.35 0.2719
0.2713 0.0005 2 5.0380 0.35 0.2710
3 5.0360 0.35 0.2711

Lampiran 5 Berat Badan dan Konsumsi Pakan TIkus Selama 50 Hari
Hari
ke-
Rata-rata Berat Badan Tikus (g) Rata-rata Konsumsi Pakan Tikus (g)
K(-) K(+) KBM1 KBM2 KBM3 K(-) K(+) KBM1 KBM2 KBM3
0 231.1 225.4 226.0 223.5 234.1 14.90 17.15 14.48 17.26 16.50
1 235.2 229.8 230.6 227.8 237.8 16.82 16.80 13.94 13.62 15.10
2 239.4 227.3 227.0 227.8 238.4 16.72 14.55 15.36 14.50 15.94
3 239.8 235.3 231.6 231.6 244.2 16.92 16.10 16.60 14.90 18.46
4 244.0 239.5 236.2 234.4 247.2 1.58 16.20 14.94 14.50 17.50
5 250.0 239.3 240.0 234.2 254.0 16.92 14.35 15.72 14.10 18.58
6 250.6 242.5 239.6 235.4 251.8 18.08 14.18 16.82 15.84 18.30
7 253.0 242.8 241.6 237.6 255.4 17.62 12.53 14.28 14.26 17.86
8 257.4 247.5 241.6 235.2 257.2 17.78 14.53 14.78 14.10 17.88
9 258.6 249.5 244.0 241.6 259.6 17.64 14.80 15.06 14.98 18.62
10 261.6 249.3 246.0 241.6 260.4 18.20 14.18 14.92 15.28 18.26
11 262.2 252.0 243.4 238.8 259.0 17.54 15.33 15.14 15.48 18.30
12 265.6 256.3 251.2 244.0 266.6 19.16 16.90 15.52 15.44 17.86
13 271.6 254.0 249.0 243.0 264.8 19.00 15.90 16.90 16.00 17.20
14 270.0 258.5 251.6 246.6 269.8 18.06 15.25 16.14 16.76 17.84
Sampel Ulangan
Berat
Sampel
(g)
Volume
Na2S2O3
(mL)
Bilangan
Peroksida
(mg/g)
Rata-rata
(mg/g)
SD
Minyak
Teroksidasi
1
0.2596
0.7
31.2507
31.2568 0.0086
2
0.2595
0.7
31.2628
Minyak
Non-
Oksidasi
1
0.2661
0.35
3.8109
3.8081 0.0040
2
0.2665
0.35
3.8052
19

15 276.0 258.3 252.0 243.4 266.6 17.26 15.63 14.72 15.80 17.02
16 260.0 259.5 256.2 250.6 271.0 17.76 15.55 15.34 16.58 17.62
17 282.2 261.3 258.4 252.8 272.4 18.16 16.85 14.78 17.74 16.34
18 282.0 261.8 255.6 250.4 268.0 18.50 16.88 15.24 17.76 17.62
19 284.4 269.3 258.4 253.2 270.4 17.89 17.08 15.82 16.60 17.10
20 286.4 264.3 261.4 253.8 270.6 17.40 17.95 14.52 17.76 17.90
21 291.4 261.8 261.0 253.8 269.8 17.82 16.65 13.98 18.12 17.78
22 288.4 265.5 259.0 259.4 273.8 16.54 16.43 14.64 18.44 18.80
23 292.6 270.0 263.4 264.4 275.2 17.26 15.20 13.72 18.30 19.02
24 291.4 269.8 261.4 273.6 273.4 17.78 17.98 17.62 18.62 18.56
25 288.4 272.5 264.6 271.0 276.8 17.98 17.95 18.00 18.82 19.22
26 292.6 273.8 265.8 269.0 278.0 18.18 17.53 17.36 18.40 17.64
27 294.2 269.0 268.0 270.2 277.4 18.50 16.43 16.22 17.58 15.62
28 295.0 269.8 270.0 269.8 277.6 17.72 17.25 16.54 18.24 16.96
29 294.4 271.8 273.4 271.2 274.2 16.72 17.08 16.28 18.10 18.08
30 301.8 277.3 278.6 275.6 280.8 17.68 17.18 16.16 18.82 18.86
31 298.4 279.3 281.4 277.0 283.4 18.72 15.78 15.86 18.68 18.62
32 301.4 278.8 279.4 276.4 285.0 17.62 18.40 15.96 19.56 18.66
33 300.0 281.3 281.8 280.4 287.2 17.04 18.98 16.58 19.46 18.96
34 303.8 280.8 283.6 281.4 288.0 17.64 19.58 16.86 19.08 18.02
35 306.4 281.5 284.2 280.6 287.6 16.92 19.13 16.78 18.84 18.64
36 300.2 282.0 284.2 281.6 290.0 17.72 16.88 16.04 18.10 18.48
37 301.4 282.3 284.8 281.2 288.2 18.30 19.38 17.98 17.38 18.74
38 291.2 283.0 282.4 277.4 284.6 19.16 19.73 19.02 17.76 19.44
39 290.0 279.3 281.6 273.8 281.4 18.72 18.03 16.74 16.74 16.74
40 289.2 282.3 283.2 273.4 280.2 17.90 19.95 19.38 19.04 19.54
41 291.0 284.3 285.4 276.6 284.4 16.98 20.00 19.74 18.22 19.32
42 293.8 285.5 285.2 281.2 290.8 17.70 19.68 19.66 18.84 19.38
43 306.0 292.3 286.8 290.4 292.6 19.46 19.13 19.08 20.00 18.96
44 305.2 291.8 289.6 292.4 294.2 18.64 19.43 18.82 19.90 18.96
45 306.8 296.5 290.6 291.8 294.2 19.12 19.60 17.60 19.84 18.54
46 311.2 299.0 291.2 290.6 296.2 16.86 19.43 17.66 19.50 19.24
47 313.6 301.8 292.0 291.6 298.6 19.04 18.83 16.88 19.04 19.52
48 315.2 302.5 292.6 293.0 300.2 18.98 15.60 14.40 19.10 15.98
49 308.0 301.3 293.6 297.2 303.4 18.77 17.73 17.14 17.14 17.14
50 308.8 290.8 291.6 300.2 303.0
Rata-
rata 283.0 268.2 265.3 263.0 274.3 17.51 17.07 16.27 17.38 18.02
SD 22.9 20.2 20.3 21.6 17.2 2.455 1.840 1.576 1.790 1.073

20

Lampiran 6 Berat Relatif Organ Hati, Adiposa, Limfa, dan Ginjal pada Hari ke-50
Perlakuan
Berat Relatif Hati (%)
Ulangan k- k+ KBM1 KBM2 KBM3
u1 3.74 4.23 4.62 4.81 4.37
u2 4.59 4.03 4.26 4.00 4.00
u3 3.75 3.60 4.16 3.70 3.94
u4 5.01 3.74 3.11 3.87 3.85
u5 4.17 3.98 3.81 3.73 3.01
Rata-rata 4.25 3.91 3.99 4.02 3.83
SD 0.88 0.25 0.57 0.45 0.50

Berat Relatif Adiposa (%)
Ulangan k- k+ KBM1 KBM2 KBM3
u1 1.85 1.69 0.97 0.79 1.17
u2 1.98 1.50 1.13 1.96 1.44
u3 1.72 1.84 1.96 0.96 1.81
u4 1.22 2.57 0.56 2.37 1.31
u5 0.83 0.87 2.09 1.02 1.79
Rata-rata 1.52 1.70 1.34 1.42 1.43
SD 1.53 0.66 0.66 0.70 0.29

Berat Relatif Limfa (%)
Ulangan k- k+ KBM1 KBM2 KBM3
u1 0.86 0.27 0.53 0.41 0.30
u2 0.47 0.40 0.28 0.36 0.32
u3 0.49 0.35 0.29 0.32 0.30
u4 0.34 0.28 0.30 0.32 0.48
u5 0.55 0.39 0.28 0.33 0.47
Rata-rata 0.54 0.34 0.33 0.35 0.37
SD 0.19 0.06 0.11 0.04 0.09

Berat Relatif Ginjali (%)
Ulangan k- k+ KBM1 KBM2 KBM3
u1 1.00 0.78 0.74 0.81 0.90
u2 1.05 0.78 0.74 0.64 0.66
u3 0.53 0.65 0.75 0.76 0.68
u4 0.79 0.61 0.56 0.70 0.68
u5 0.69 0.72 0.72 0.64 0.60
Rata-rata 0.81 0.71 0.70 0.71 0.71
SD 0.22 0.08 0.08 0.08 0.12

21

Lampiran 7 Foto Organ Hati
Perlakuan Gambar Organ Hati
K (-)

K (+)

KBM1

KBM2

KBM3


22

Lampiran 8 Kadar MDA
Perlakuan Ulangan Absorbansi
Kadar MDA
(L/mL)
Rata-rata
(L/mL)
SD
K (-)
1 0.254 0.0015
0.0014 0.0002
2 0.222 0.0013
3 0.195 0.0012
4 0.200 0.0012
5 0.260 0.0016
K (+)
1 0.725 0.0044
0.0042 0.0004
2 0.615 0.0037
3 0.634 0.0038
4 0.726 0.0044
5 0.744 0.0045
KBM1
1 0.294 0.0023
0.0020 0.0003
2 0.210 0.0017
3 0.227 0.0018
4 0.222 0.0018
5 0.287 0.0023
KBM2
1 0.388 0.0030
0.0028 0.0002
2 0.374 0.0029
3 0.348 0.0027
4 0.335 0.0026
5 0.367 0.0029
KBM3
1 0.279 0.0022
0.0022 0.0003
2 0.257 0.0020
3 0.307 0.0024
4 0.213 0.0017
5 0.313 0.0025



23


Lampiran 9 Uji t-test pH Ekstrak
Group Statistics
perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
pH
Ekstrak 1:10 6 4.6467 .05785 .02362
Ekstrak 1:20 6 4.6333 .03141 .01282



Independent Samples Test
Levene's Test for Equality
of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval
of the Difference
Lower Upper
pH
Equal variances
assumed
2.163 .172 .496 10 .631 .01333 .02687 -.04655 .07321
Equal variances not
assumed

.496 7.712 .634 .01333 .02687 -.04904 .07571






24




Lampiran 10 Uji t-test Rendemen Ekstrak
Group Statistics

perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Rendemen
Ekstrak 1:10 3 3.1000 .07810 .04509
Ekstrak 1:20 3 3.0200 .01000 .00577



Independent Samples Test
Levene's Test for Equality
of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
Rendemen
Equal variances
assumed
11.636 .057 1.760 4 .153 .08000 .04546 -.04622 .20622
Equal variances
not assumed

1.760 2.066 .217 .08000 .04546 -.10977 .26977


25


Lampiran 11 Uji t-test Total Kadar Fenol

Group Statistics

perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean
fenol
Ekstrak 1:10 2 10.82625 .298753 .211250
Ekstrak 1:20 2 12.24580 .130815 .092500



Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
fenol
Equal variances
assumed
3645322208566394.000 .000
-
6.156
2 .025 -1.419550 .230614 -2.411802 -.427298
Equal variances
not assumed

-
6.156
1.370 .058 -1.419550 .230614 -3.007594 .168494

26


Lampiran 12 Analisis Keragaman (ANOVA) Kadar Total Fenol
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: fenol
Source Type III Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
Corrected Model 23.788
a
2 11.894 212.883 .001
Intercept 622.896 1 622.896 11148.657 .000
perlakuan 23.788 2 11.894 212.883 .001
Error .168 3 .056

Total 646.852 6

Corrected Total 23.956 5

a. R Squared = .993 (Adjusted R Squared = .988)

fenol

perlakuan N Subset

1 2 3
Duncan
a,b

Mikroenkapsulat 2 7.49500

Ekstrak 1:10 2

10.82625

Ekstrak 1:20 2

12.24580
Sig.

1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .056.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 2.000.
b. Alpha = 0.05.











27


Multiple Comparisons
Dependent Variable: fenol

(I) perlakuan (J) perlakuan Mean
Differenc
e (I-J)
Std.
Error
Sig. 95% Confidence
Interval

Lower
Bound
Upper
Bound
Dunnet
t T3
Ekstrak 1:10
Ekstrak 1:20 -1.41955
.23061
4
.10
7
-
3.9155
8
1.0764
8
Mikroenkapsula
t
3.33125
*

.27432
0
.01
6
1.5231
5
5.1393
5
Ekstrak 1:20
Ekstrak 1:10 1.41955
.23061
4
.10
7
-
1.0764
8
3.9155
8
Mikroenkapsula
t
4.75080
*

.19794
3
.01
2
2.9435
5
6.5580
5
Mikroenkapsula
t
Ekstrak 1:10 -3.33125
*

.27432
0
.01
6
-
5.1393
5
-
1.5231
5
Ekstrak 1:20 -4.75080
*

.19794
3
.01
2
-
6.5580
5
-
2.9435
5
Dunnet
t t (2-
sided)
b

Ekstrak 1:20 Ekstrak 1:10 1.41955
*

.23637
2
.01
5
.50561
2.3334
9
Mikroenkapsula
t
Ekstrak 1:10 -3.33125
*

.23637
2
.00
1
-
4.2451
9
-
2.4173
1
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .056.
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
b. Dunnett t-tests treat one group as a control, and compare all other groups against it.




28

Lampiran 13 Uji t-test Kapasitas Antioksidan
Group Statistics

perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
ic50
Ekstrak 1:10 2 44.76100 .373352 .264000
Ekstrak 1:20 2 59.23000 4.788527 3.386000


Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig
.
t df Sig.
(2-
tailed
)
Mean
Differenc
e
Std.
Error
Differenc
e
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
ic5
0
Equal
variance
s
assume
d
1584125767965942270.
000
.00
0
-
4.26
0
2 .051
-
14.46900
0
3.39627
6
-
29.08199
7
.143997
Equal
variance
s not
assume
d

-
4.26
0
1.01
2
.144
-
14.46900
0
3.39627
6
-
56.41694
6
27.47894
6



29



Lampiran 14 Analisis Keragaman (ANOVA) Kapasitas Antioksidan (I C50)
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: ic50
Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 3553.561
a
2 1776.780 123.481 .001
Intercept 28309.347 1 28309.347 1967.421 .000
perlakuan 3553.561 2 1776.780 123.481 .001
Error 43.167 3 14.389

Total 31906.075 6

Corrected Total 3596.728 5

a. R Squared = .988 (Adjusted R Squared = .980)

Multiple Comparisons
Dependent Variable: ic50

(I) perlakuan (J) perlakuan Mean
Difference
(I-J)
Std.
Error
Sig. 95% Confidence
Interval

Lower
Bound
Upper
Bound
Dunnett
T3
Ekstrak 1:10
Ekstrak 1:20 -14.46900 3.396276 .239 -84.11920 55.18120
Mikroenkapsulat -57.31600 3.180974 .057
-
122.27501
7.64301
Ekstrak 1:20
Ekstrak 1:10 14.46900 3.396276 .239 -55.18120 84.11920
Mikroenkapsulat
-
42.84700
*

4.638307 .024 -72.39874 -13.29526
Mikroenkapsulat
Ekstrak 1:10 57.31600 3.180974 .057 -7.64301 122.27501
Ekstrak 1:20 42.84700
*
4.638307 .024 13.29526 72.39874
Dunnett
t (2-
sided)
b

Ekstrak 1:20 Ekstrak 1:10 14.46900 3.793292 .052 -.19780 29.13580
Mikroenkapsulat Ekstrak 1:10 57.31600
*
3.793292 .001 42.64920 71.98280
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 14.389.
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
b. Dunnett t-tests treat one group as a control, and compare all other groups against it.

30



Homogeneous Subsets
ic50

perlakuan N Subset

1 2 3
Duncan
a,b

Ekstrak 1:10 2 44.76100

Ekstrak 1:20 2

59.23000

Mikroenkapsulat 2

102.07700
Sig.

1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 14.389.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 2.000.
b. Alpha = 0.05.


31



Lampiran 15 Uji t-test Kadar Asam Lemak Bebas Minyak
Group Statistics

Perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
kadar_asam
tanpa oksdasi 2 .1700 .01414 .01000
dengan oksidasi 2 .7900 .00000 .00000


Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
kadar_asam
Equal
variances
assumed
. .
-
62.000
2 .000 -.62000 .01000
-
.66303
-
.57697
Equal
variances not
assumed

-
62.000
1.000 .010 -.62000 .01000
-
.74706
-
.49294


32


Lampiran 16 Uji t-test Peroksida Minyak
Group Statistics

Perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
peroksida
tanpa oksdasi 2 3.8500 .05657 .04000
dengan oksidasi 2 31.2850 .00707 .00500


Independent Samples Test
Levene's Test for Equality
of Variances
t-test for Equality of Means
F Sig
.
t df Sig.
(2-
taile
d)
Mean
Differen
ce
Std.
Error
Differen
ce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
peroksi
da
Equal
varianc
es
assume
d
22390900045781796.
000
.00
0
-
680.57
9
2 .000
-
27.4350
0
.04031
-
27.6084
5
-
27.2615
5
Equal
varianc
es not
assume
d

-
680.57
9
1.03
1
.001
-
27.4350
0
.04031
-
27.9119
5
-
26.9580
5


33



Lampiran 17 uji t-test Berat Badan Tikus
Group Statistics

Perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean
Berat Badan
k+ 51 276.26 24.394 3.450
k- 51 276.90 19.287 2.728



Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Berat
Badan
Equal
variances
assumed
6.523 .012
-
.146
98 .885 -.640 4.398 -9.367 8.087
Equal
variances
not
assumed

-
.146
93.048 .885 -.640 4.398 -9.373 8.093


34


Lampiran 18 Analisis keragaman (ANOVA) berat badan tikus
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: bb_50hr_kmiuns
Source Type III Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
Corrected Model 3570.420
a
3 1190.140 3.224 .024
Intercept 14423820.500 1 14423820.500 39069.994 .000
perlakuan2 3570.420 3 1190.140 3.224 .024
Error 72359.080 196 369.179

Total 14499750.000 200

Corrected Total 75929.500 199

a. R Squared = .047 (Adjusted R Squared = .032)

Berat Badan Tikus

perlakuan2 N Subset

1 2
Duncan
a,b

kbm2 51 263.80

kbm1 51 266.14

k+ 51 269.18 269.18
kbm3 51

275.08
Sig.

.189 .126
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 369.179.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 50.000.
b. Alpha = .05.












35

Multiple Comparisons
Dependent Variable: bb_50hr_kmiuns

(I)
perlakuan2
(J)
perlakuan2
Mean
Difference (I-J)
Std.
Error
Sig. 95% Confidence
Interval

Lower
Bound
Upper
Bound
Dunnett T3
k+
kbm1 3.04 3.910 .967 -7.45 13.53
kbm2 5.38 4.054 .706 -5.50 16.26
kbm3 -5.90 3.594 .476 -15.55 3.75
kbm1
k+ -3.04 3.910 .967 -13.53 7.45
kbm2 2.34 4.077 .993 -8.60 13.28
kbm3 -8.94 3.620 .088 -18.66 .78
kbm2
k+ -5.38 4.054 .706 -16.26 5.50
kbm1 -2.34 4.077 .993 -13.28 8.60
kbm3 -11.28
*
3.774 .021 -21.42 -1.14
kbm3
k+ 5.90 3.594 .476 -3.75 15.55
kbm1 8.94 3.620 .088 -.78 18.66
kbm2 11.28
*
3.774 .021 1.14 21.42
Dunnett t (2-
sided)
b

kbm1 k+ -3.04 3.843 .768 -12.14 6.06
kbm2 k+ -5.38 3.843 .363 -14.48 3.72
kbm3 k+ 5.90 3.843 .291 -3.20 15.00
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 369.179.
*. The mean difference is significant at the .05 level.
b. Dunnett t-tests treat one group as a control, and compare all other groups against it.



36


Lampiran 19 Uji t-test konsumsi pakan tikus
Group Statistics

Perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Pakan50hr
k+ 50 17.0700 1.83989 .26020
k- 50 17.5076 2.45488 .34717




Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pakan50hr
Equal
variances
assumed
1.764 .187
-
1.009
98 .316 -.43760 .43386
-
1.29858
.42338
Equal
variances
not
assumed

-
1.009
90.845 .316 -.43760 .43386
-
1.29943
.42423
37


Lampiran 20 Analisis Keragaman (ANOVA) konsumsi pakan tikus
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: pakan_kmin
Source Type III Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
Corrected Model 79.220
a
3 26.407 10.332 .000
Intercept 59077.219 1 59077.219 23114.079 .000
perlakuan2 79.220 3 26.407 10.332 .000
Error 500.956 196 2.556

Total 59657.395 200

Corrected Total 580.176 199

a. R Squared = .137 (Adjusted R Squared = .123)

Konsumsi Pakan Tikus

perlakuan2 N Subset

1 2 3
Duncan
a,b

kbm1 50 16.2744

k+ 50

17.0700

kbm2 50

17.3784

kbm3 50

18.0244
Sig.

1.000 .336 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 2.556.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 50.000.
b. Alpha = .05.










38

Multiple Comparisons
Dependent Variable: pakantikus

(I)
perlakuan2
(J)
perlakuan2
Mean
Difference
(I-J)
Std.
Error
Sig. 95% Confidence
Interval

Lower
Bound
Upper
Bound
Dunnett T3
k+
kbm1 .7956 .34256 .125 -.1238 1.7150
kbm2 -.3084 .36304 .950 -1.2823 .6655
kbm3 -.9544
*
.30121 .013 -1.7663 -.1425
kbm1
k+ -.7956 .34256 .125 -1.7150 .1238
kbm2 -1.1040
*
.33726 .009 -2.0090 -.1990
kbm3 -1.7500
*
.26957 .000 -2.4751 -1.0249
kbm2
k+ .3084 .36304 .950 -.6655 1.2823
kbm1 1.1040
*
.33726 .009 .1990 2.0090
kbm3 -.6460 .29517 .172 -1.4413 .1493
kbm3
k+ .9544
*
.30121 .013 .1425 1.7663
kbm1 1.7500
*
.26957 .000 1.0249 2.4751
kbm2 .6460 .29517 .172 -.1493 1.4413
Dunnett t (2-
sided)
b

kbm1 k+ -.7956
*
.31974 .037 -1.5525 -.0387
kbm2 k+ .3084 .31974 .650 -.4485 1.0653
kbm3 k+ .9544
*
.31974 .009 .1975 1.7113
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 2.556.
*. The mean difference is significant at the .05 level.
b. Dunnett t-tests treat one group as a control, and compare all other groups against it.
Lampiran 21 Uji t-test Organ Tikus
Group Statistics

perlakuan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
hati
k+ 5 .0399 .00174 .00078
k- 5 .0501 .01074 .00480
ginjal
k+ 5 .7080 .07662 .03426
k- 5 .8120 .21615 .09666
adiposa
k+ 5 1.8680 .66582 .29777
k- 5 1.7540 1.52756 .68314
limfa
k+ 5 .3380 .06058 .02709
k- 5 .5420 .19357 .08657


39





Independent Samples Test

Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
hati
Equal
variances
assumed
9.025 .017
-
2.080
8 .071 -.01012 .00487 -.02134 .00110
Equal
variances
not
assumed

-
2.080
4.211 .103 -.01012 .00487 -.02337 .00313
ginjal
Equal
variances
assumed
5.103 .054
-
1.014
8 .340 -.10400 .10256 -.34050 .13250
Equal
variances
not
assumed

-
1.014
4.990 .357 -.10400 .10256 -.36780 .15980
adiposa
Equal
variances
assumed
1.667 .233 .153 8 .882 .11400 .74522
-
1.60448
1.83248
Equal
variances
not
assumed

.153 5.467 .884 .11400 .74522
-
1.75346
1.98146
limfa
Equal
variances
assumed
1.915 .204
-
2.249
8 .055 -.20400 .09071 -.41317 .00517
Equal
variances
not
assumed

-
2.249
4.776 .077 -.20400 .09071 -.44050 .03250
40

Lampiran 22 Analisis Keragaman (ANOVA) hati relatif tikus
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: hati
Source Type III Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig. Partial Eta
Squared
Corrected
Model
1.095E-005
a
3 3.650E-006 .179 .909 .032
Intercept .031 1 .031 1536.858 .000 .990
perlakuan 1.095E-005 3 3.650E-006 .179 .909 .032
Error .000 16 2.041E-005

Total .032 20

Corrected
Total
.000 19

a. R Squared = .032 (Adjusted R Squared = -.149)
hati

perlakuan N Subset

1
Duncan
a,b

kbm3 5 .0383
kbm1 5 .0399
k+ 5 .0399
kbm2 5 .0402
Sig.

.554
Means for groups in homogeneous
subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error)
= 2.041E-005.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size =
5.000.
b. Alpha = .05.










41

Multiple Comparisons
Dependent Variable: hati

(I)
perlakuan
(J)
perlakuan
Mean
Difference (I-
J)
Std.
Error
Sig. 95% Confidence
Interval

Lower
Bound
Upper
Bound
Dunnett T3
k+
kbm1 .0000 .00267 1.000 -.0107 .0108
kbm2 -.0003 .00219 1.000 -.0088 .0082
kbm3 .0016 .00237 .974 -.0078 .0110
kbm1
k+ .0000 .00267 1.000 -.0108 .0107
kbm2 -.0003 .00327 1.000 -.0114 .0108
kbm3 .0016 .00340 .997 -.0099 .0131
kbm2
k+ .0003 .00219 1.000 -.0082 .0088
kbm1 .0003 .00327 1.000 -.0108 .0114
kbm3 .0019 .00303 .985 -.0083 .0121
kbm3
k+ -.0016 .00237 .974 -.0110 .0078
kbm1 -.0016 .00340 .997 -.0131 .0099
kbm2 -.0019 .00303 .985 -.0121 .0083
Dunnett t (2-
sided)
a

kbm1 k+ .0000 .00286 1.000 -.0074 .0074
kbm2 k+ .0003 .00286 .999 -.0071 .0077
kbm3 k+ -.0016 .00286 .898 -.0090 .0058
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 2.041E-005.
a. Dunnett t-tests treat one group as a control, and compare all other groups against it.



42

Lampiran 23 Analisis keragaman (ANOVA) Ginjal Tikus
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: ginjal
Source Type III Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
Corrected Model .082
a
3 .027 .868 .478
Intercept 8.987 1 8.987 284.801 .000
perlakuan .082 3 .027 .868 .478
Error .505 16 .032

Total 9.574 20

Corrected Total .587 19

a. R Squared = .140 (Adjusted R Squared = -.021)




ginjal

perlakuan N Subset

1
Duncan
a,b

kbm1 5 .5594
kbm3 5 .7040
k+ 5 .7080
kbm2 5 .7100
Sig.

.235
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .032.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
b. Alpha = .05.













43

Multiple Comparisons
Dependent Variable: ginjal

(I)
perlakuan
(J)
perlakuan
Mean Difference
(I-J)
Std.
Error
Sig. 95% Confidence
Interval

Lower
Bound
Upper
Bound
Dunnett T3
k+
kbm1 .1486 .14666 .869 -.4575 .7547
kbm2 -.0020 .04790 1.000 -.1632 .1592
kbm3 .0040 .06156 1.000 -.2109 .2189
kbm1
k+ -.1486 .14666 .869 -.7547 .4575
kbm2 -.1506 .14648 .862 -.7573 .4561
kbm3 -.1446 .15150 .895 -.7390 .4498
kbm2
k+ .0020 .04790 1.000 -.1592 .1632
kbm1 .1506 .14648 .862 -.4561 .7573
kbm3 .0060 .06112 1.000 -.2082 .2202
kbm3
k+ -.0040 .06156 1.000 -.2189 .2109
kbm1 .1446 .15150 .895 -.4498 .7390
kbm2 -.0060 .06112 1.000 -.2202 .2082
Dunnett t (2-
sided)
a

kbm1 k+ -.1486 .11235 .431 -.4399 .1427
kbm2 k+ .0020 .11235 1.000 -.2893 .2933
kbm3 k+ -.0040 .11235 1.000 -.2953 .2873
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .032.
a. Dunnett t-tests treat one group as a control, and compare all other groups against it.




44


Lampiran 24 Analisis keragaman (ANOVA) adiposa tikus
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: adiposa
Source Type III Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
Corrected Model .812
a
3 .271 .746 .540
Intercept 47.032 1 47.032 129.725 .000
perlakuan .812 3 .271 .746 .540
Error 5.801 16 .363

Total 53.645 20

Corrected Total 6.612 19

a. R Squared = .123 (Adjusted R Squared = -.042)

adiposa

perlakuan N Subset

1
Duncan
a,b

kbm1 5 1.3420
kbm2 5 1.4200
kbm3 5 1.5040
k+ 5 1.8680
Sig.

.221
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .363.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
b. Alpha = .05.











45

Multiple Comparisons
Dependent Variable: adiposa

(I)
perlakuan
(J)
perlakuan
Mean
Difference (I-J)
Std.
Error
Sig. 95% Confidence
Interval

Lower
Bound
Upper
Bound
Dunnett T3
k+
kbm1 .5260 .41890 .751 -.8835 1.9355
kbm2 .4480 .43220 .866 -1.0072 1.9032
kbm3 .3640 .32419 .820 -.8675 1.5955
kbm1
k+ -.5260 .41890 .751 -1.9355 .8835
kbm2 -.0780 .43005 1.000 -1.5264 1.3704
kbm3 -.1620 .32133 .994 -1.3802 1.0562
kbm2
k+ -.4480 .43220 .866 -1.9032 1.0072
kbm1 .0780 .43005 1.000 -1.3704 1.5264
kbm3 -.0840 .33848 1.000 -1.3820 1.2140
kbm3
k+ -.3640 .32419 .820 -1.5955 .8675
kbm1 .1620 .32133 .994 -1.0562 1.3802
kbm2 .0840 .33848 1.000 -1.2140 1.3820
Dunnett t (2-
sided)
a

kbm1 k+ -.5260 .38082 .398 -1.5132 .4612
kbm2 k+ -.4480 .38082 .520 -1.4352 .5392
kbm3 k+ -.3640 .38082 .664 -1.3512 .6232
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .363.
a. Dunnett t-tests treat one group as a control, and compare all other groups against it.


46


Lampiran 25 Analisis keragaman (ANOVA) limfa tikus
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: limfa
Source Type III Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
Corrected Model .005
a
3 .002 .239 .868
Intercept 2.436 1 2.436 381.373 .000
perlakuan .005 3 .002 .239 .868
Error .102 16 .006

Total 2.543 20

Corrected Total .107 19

a. R Squared = .043 (Adjusted R Squared = -.137)
limfa

perlakuan N Subset

1
Duncan
a,b

kbm1 5 .3360
k+ 5 .3380
kbm2 5 .3480
kbm3 5 .3740
Sig.

.499
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .006.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
b. Alpha = .05.











47

Multiple Comparisons
Dependent Variable: limfa

(I)
perlakuan
(J)
perlakuan
Mean
Difference
(I-J)
Std.
Error
Sig. 95% Confidence
Interval

Lower
Bound
Upper
Bound
Dunnett T3
k+
kbm1 .0020 .05568 1.000 -.1991 .2031
kbm2 -.0100 .03206 1.000 -.1230 .1030
kbm3 -.0360 .04950 .967 -.2095 .1375
kbm1
k+ -.0020 .05568 1.000 -.2031 .1991
kbm2 -.0120 .05158 1.000 -.2149 .1909
kbm3 -.0380 .06389 .988 -.2544 .1784
kbm2
k+ .0100 .03206 1.000 -.1030 .1230
kbm1 .0120 .05158 1.000 -.1909 .2149
kbm3 -.0260 .04483 .988 -.1976 .1456
kbm3
k+ .0360 .04950 .967 -.1375 .2095
kbm1 .0380 .06389 .988 -.1784 .2544
kbm2 .0260 .04483 .988 -.1456 .1976
Dunnett t (2-
sided)
a

kbm1 k+ -.0020 .05055 1.000 -.1330 .1290
kbm2 k+ .0100 .05055 .994 -.1210 .1410
kbm3 k+ .0360 .05055 .818 -.0950 .1670
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = .006.
a. Dunnett t-tests treat one group as a control, and compare all other groups against it.




48


Lampiran 26 Uji t-test kadar mda hati tikus
Group Statistics

PERLAKUAN2 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
mda
K- 5 .001360 .0001817 .0000812
K+ 5 .004160 .0003782 .0001691

Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
mda
Equal
variances
assumed
12.253 .008
-
14.924
8 .000 -.0028000 .0001876 -.0032326 -.0023674
Equal
variances
not
assumed

-
14.924
5.753 .000 -.0028000 .0001876 -.0032639 -.0023361


49


Lampiran 27 Analisis keragaman (ANOVA) kadar MDA hati tikus
Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: mda
Source Type III Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
Corrected Model 1.465E-005
a
3 4.884E-006 54.267 .000
Intercept .000 1 .000 1717.422 .000
perlakuan 1.465E-005 3 4.884E-006 54.267 .000
Error 1.440E-006 16 9.000E-008

Total .000 20

Corrected Total 1.609E-005 19

a. R Squared = .911 (Adjusted R Squared = .894)

mda

perlakuan N Subset

1 2 3
Duncan
a,b

kbm1 5 .001980

kbm3 5 .002160

kbm2 5

.002820

K+ 5

.004160
Sig.

.357 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 9.000E-008.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 5.000.
b. Alpha = .05.














50

Multiple Comparisons
Dependent Variable: mda

(I)
perlakuan
(J)
perlakuan
Mean
Difference (I-J)
Std.
Error
Sig. 95% Confidence
Interval

Lower
Bound
Upper
Bound
Dunnett T3
K+
kbm1 .002180
*
.0002145 .000 .001447 .002913
kbm2 .001340
*
.0001844 .003 .000641 .002039
kbm3 .002000
*
.0002218 .000 .001249 .002751
kbm1
K+ -.002180
*
.0002145 .000 -.002913 -.001447
kbm2 -.000840
*
.0001510 .006 -.001385 -.000295
kbm3 -.000180 .0001949 .913 -.000837 .000477
kbm2
K+ -.001340
*
.0001844 .003 -.002039 -.000641
kbm1 .000840
*
.0001510 .006 .000295 .001385
kbm3 .000660
*
.0001612 .031 .000068 .001252
kbm3
K+ -.002000
*
.0002218 .000 -.002751 -.001249
kbm1 .000180 .0001949 .913 -.000477 .000837
kbm2 -.000660
*
.0001612 .031 -.001252 -.000068
Dunnett t
(<control)
b

kbm1 K+ -.002180
*
.0001897 .000

-.001757
kbm2 K+ -.001340
*
.0001897 .000

-.000917
kbm3 K+ -.002000
*
.0001897 .000

-.001577
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 9.000E-008.
*. The mean difference is significant at the .05 level.
b. Dunnett t-tests treat one group as a control, and compare all other groups against it.



51

RIWAYAT HIDUP


Dalam riwayat hidup dijelaskan tempat dan tanggal kelahiran mahasiswa, putra dan
putri ke berapa dari orang tua, nama kedua orang tua atau wali. Untuk skripsi, tuliskan
pendidikan penulis seja\k sekolah menengah hingga terdaftar sebagai mahasiswa IPB.
Kegiatan penulis di luar akademik yang menunjang pendidikan juga baik dicantumkan,
terutama prestasi akademik yang pernah diraih selama masa kemahasiswaan. Uraian
tentang riwayat hidup tidak lebih dari satu halaman.

Anda mungkin juga menyukai