Anda di halaman 1dari 3

Nama : Diana Fitriani Surtika

NPM : 230210130010

KONSUMSI OKSIGEN PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

1. Klasifikasi Ikan Nila
Ikan nila adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari
Afrika, tepatnya Afrika bagian timur, pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan
peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia. Nama ilmiahnya
adalah Oreochromis niloticus, dan dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Nile
Tilapia. Klasifikasi ikan nila adalah sebagai berikut:
Kelas : Osteichthyes
Sub-kelas : Acanthoptherigii
Ordo : Percomorphi
Sub-ordo : Percoidea
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus.

2. Morfologi Ikan Nila
Morfologi ikan nila yaitu memiliki bentuk tubuh yang pipih ke arah bertikal
(kompres) dengan profil empat persegi panjang ke arah antero posterior. Posisi
mulut terletak di ujung hidung (terminal) dan dapat disembuhkan. Pada sirip ekor
tampak jelas garis-garis vertikal dan pada sirip punggungnya garis tersebut kelihatan
condong letaknya. Ciri khas ikan nila adalah garis-garis vertikal berwarna hitam
pada sirip ekor, punggung dan dubur. Pada bagian sirip caudal (ekor) dengan bentuk
membuat terdapat warna kemerahan dan bisa digunakan sebagai indikasi
kematangan gonad. Pada rahang terdapat bercak kehitaman. Sisik ikan nila adalah
tipe ctenoid. Ikan nila juga ditandai dengan jari-jari dorsal yang keras, begitu pun
bagian analnya. Dengan posisi sirip anal di belakang sirip dada (abdorminal).
3. Sistem Pernafasan
Pernapasan adalah pertukaran CO2 (sisa-sisa proses metabolisme tubuh yg harus
dibuang) dengan O2 yang berasal dari perairan, dibutuhkan tubuh untuk proses
metabolism. Pernapasan dilakukan dengan organ utama yaitu insang untuk
mengambil oksigen, terdapat beberapa bagian insan yaitu tulang lengkung insang,
tulang lapis insang, dan daun insang.
Dalam vertebrata terdapat 2 fase respirasi yaitu eksternal dan internal. Respirasi
eksternal digunakan untuk menunjukkan pertukaran gas antara darah dengan
lingkungan, Respirasi internal sama dengan pertukaran gas antara darah dan
jaringan atau sel di dalam tubuh. Respirasi eksternal biasanya terdapat pada kapiler
insang tetapi beberapa struktur seperti kulit lainya.
Berdasarkan sumber lain, ada dua tahap pernapasan, tahap pertama oksigen
masuk ke dalam dan pengeluaran karbondioksida keluar tubuh melalui organ-organ
pernafasan disebut respirasi eksternal, dan pengangkutan gas-gas pernapasan dari
organ-organ pernapasan ke jaringan tubuh atau sebaliknya di lakukan oleh sistem
sirkulasi . Tahap kedua adalah pertukaran O
2
dari cairan tubuh (darah) dengan CO
2

dari sel-sel dalam jaringan disebut respirasi internal.

4. Konsumsi Oksigen Ikan Nila
Kelangsungan hidup ikan sangat ditentukan oleh kemampuannya memperoleh
oksigen yang cukup dari lingkungannya. Berkurangnya oksigen terlarut dalam
perairan, tentu saja akanmempengaruhi fisiologi respirasi ikan, dan hanya ikan yang
memiliki sistem respirasi yang sesuai dapat bertahan hidup (Fujaya, 2004). Menurut
Ville, et. al (1988), konsumsi oksigen digunakan untuk menilai laju metabolisme
ikan sebab sebagian besar energi berasal dari metabolisme aerobik. Menurut Fujaya
(2004) Oksigen sebagai bahan pernapasan dibutuhkan oleh sel untuk berbagai
metabolisme.
Oksigen yang terlarut atau tersedia bagi hewan air jauh lebih sedikit daripada
hewan darat yang hidup dalam lingkungan dengan 21% oksigen (Ville, et. al, 1988).
Ikan dapat hidup di dalam air dan mengkonsumsi oksigen karena ikan mempunyai
insang. Insang memberikan permukaan luas yang dibasahi oleh air. Oksigen yang
terlarut di dalam air akan berdifusi ke dalam sel-sel insang ke jaringan ke sebelah
dalam dari badan (Kimball, 1988). Penentukan kadar oksigen terlarut dengan suhu
standar dapat dilakukan dengan metode winkler. Metode winkler menggunakan
sampel air yang dimasukkan dalam erlenmeyer ditambah KOH + KI + MnSO4,
masing-masing 21 tetes sampai larutan berwarna cokelat. KOH dan MnSO4
berfungsi untuk mengikat O2 sehingga terjadi endapan. Kemudian campuran larutan
itu dikocok supaya homogen dan didiamkan sehingga muncul endapan. Endapan
tersebut ditunggu sampai turun ke dasar erlenmeyer, setelah itu ditambahkan lagi
H2SO4 sebanyak 21 tetes untuk menghilangkan endapan. Campuran tersebut
dikocok sampai endapan menghilang (menjadi jernih) baru ditambahkan amilum
sebanyak 11 tetes sehingga warnanya berubah menjadi biru. Amilum berfungsi
sebagai indikator O2. Campuran yang berwarna biru tua tersebut dititrasi dengan
Na2S2O3, sampai tidak berwarna (jernih). Banyaknya Na2S2O3 pada titrasi sampai
campuran berwarna jernih dihitung, itulah yang akan digunakan untuk menghitung
besarnya KO2

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Budidaya Ikan Nila. http://budidayanila.wordpress.com/2009/07/23/
klasifikasi-ikan-nila (diakses pada tanggal 22 Oktober 2014)
Anonim. 2008. Konsumsi Oksigen Pada Ikan. http://api3kmirza.wordpress.com /2008
/06/03/33(diakses pada tanggal 22 Oktober 2014)

Anda mungkin juga menyukai