Anda di halaman 1dari 13

MACAM - MACAM BENTUK MUKA BUMI

TENAGA PEMBENTUK MUKA BUMI


Secara garis besar dapat dibagi dua:
Tenaga Endogen: berasal dari dalam bumi dan bersifat membangun permukaan
bumi. Terdiri atas tiga unsur: tektonis, vulkanis, dan seismis.
Tenaga Eksogen: berasal dari luar bumi dan bersifat merusak. Terdiri atas
empat unsur: pelapukan, erosi, pengangkutan, dan sedimentasi.
Tenaga Ekstrateresterial: berasal dari ruang angkasa. Contohnya meteor.
Ada tiga tahap pembentukan relief muka bumi:
Permukaan tahap pertama: paling luas, berupa benua dan basin lautan.
Permukaan tahap kedua: disebabkan kegiatan internal berupa tenaga endogen.
Permukaan tahap ketiga: dihasilkan tenaga dari luar bumi, terutama matahari.
TENAGA ENDOGEN
Adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi.
1. Tenaga Tektonis
Merupakan tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan terjadinya perubahan letak
lapisan permukaan bumi secara mendatar atau vertikal. Gerak tektonis dibagi atas
dua: epirogenesa dan orogenesa.
Tektonis epirogenesa: proses perubahan bentuk daratan yang disebabkan oleh tenaga
yang lambat dengan arah vertikal, meliputi wilayah yang luas. Ada dua macam:
Epirogenesa positif adalah gerakan yang menyebabkan daratan mengalami
penurunan sehingga seolah permukaan laut naik. Penyebabnya antara lain
tambahan beban (misalnya karena sedimen yang sangat tebal, disebut
geosinklinal), atau karena tertutup glasial yang sangat tebal.
Epirogenesa negatif adalah gerakan yang menyebabkan naiknya permukaan
daratan sehingga seolah permukaan air turun.
Epirogenesa positif dan epirogenesa negatif
Tektonis orogenesa: pergerakan lempeng tektonis yang sangat cepat meliputi wilayah
yang sempit. Merupakan proses pembentukan gunung akibat tabrakan lempeng benua,
sesar bawah benua, perekahan kontinen, atau pergeseran punggung samudra dengan
benua. Tenaga ini biasanya diikuti pelengkungan (warping), lipatan (folding), patahan
(faulting), dan retakan (jointing).
Lipatan (fault) terjadi karena tekanan yang lemah, tapi berlangsung terus-menerus.
Puncak lipatan disebut antiklinal, lembah lipatan disebut sinklinal.


Ada empat tipe lipatan umum:
Lipatan tegak, dihasilkan dua arah mendatar disertai kekuatan dan arah
gerakan sama.
Lipatan miring, diakibatkan gaya tangensial satu dan yang lain. Ditunjukkan
oleh bidang porosnya yang miring.
Lipatan menggantung, diakibatkan salah satu gaya tangensial yang terus
bekerja sehingga salah satu sisi lain lebih miring. Sedemikian sehingga kemiringan
sayap dan kecuramannya sudah melalui poros vertikal.
Lipatan rebah, diakibatkan lipatan miring dan menggantung mendapatkan gaya
tangensial yang lebih besar dari yang lain.
Lipatan sesar sungkup, diakibatkan lipatan rebah tetap mendapatkan tekanan
gaya tangensial.
Lipatan isoklinal, deret lipatan yang memiliki bentuk sama besar.
Lipatan monoklinal, yaitu pencuraman setempat di suatu daerah yang
umumnya ditandai kemiringan landai.
Lipatan terbuka, lipatan yang masih berpotensi lebih melengkung lagi.
Patahan (fold) terjadi karena adanya tekanan yang kuat melampaui titik patah
batuan, dan berlangsung sangat cepat. Tidak hanya retakan, batuan pun dapat
terpisah.


Ada tiga macam patahan:
Normal fault: patahan yang arah lempeng batuannya turun mengikuti arah gaya
berat.
Reserve fault: patahan yang arah lempeng batuannya naik berlawanan arah
dengan gaya berat.
Strike slip fault: patahan yang arah lempeng batuannya horisontal berlawanan
arah dengan gaya berat.
Patahan dapat menghasilkan bentuk-bentuk permukaan bumi seperti berikut:
Graben atau Slenk, yakni suatu depresi yang terbentuk antara dua patahan.
Horst atau tanah naik, yakni jika antara dua patahan mengalami pengangkatan
lebih tinggi.
Fault scrap, yakni dinding terjal (cliff) yang dihasilkan patahan dengan salah
satu blok bergeser ke atas menjadi lebih tinggi.
Retakan (joint) terjadi karena pengaruh gaya renggangan, sehingga batuan mengalami
retak-retak tapi masih bersambung. Biasanya ditemukan pada batuan rapuh di daerah
puncak antiklinal dan dikenal dengan nama tectonic joint. Berdasarkan cara
pembentukannya ada dua macam retakan, yakni:
Retakan yang disebabkan tekanan (shear/compression joints), umumnya
terlihat paralel dengan gejala sesar.
Retakan yang disebabkan tarikan (tension joints), berbentuk tidak teratur
dengan bidang-bidang tidak rata dan selalu terbuka.
Pelengkungan (warping) adalah gerak vertikal yang tidak merata pada suatu daerah,
khususnya yang berbatuan sedimen akan menghasilkan perubahan struktur lapisan
yang mulanya horisontal menjadi melengkung. Jika melengkung ke atas menjadi
kubah (dome), jika ke bawah menjadi cekungan (basin).
Bumi sebenarnya tersusun oleh sejumlah potongan daratan yang tersusun seperti
mainan gambar potong (puzzle). Potongan-potongan ini disebut sebagai lempeng
tektonik. Lempeng tektonik ini bersifat dinamis dan terus bergerak. Tabrakan antara
dua lempeng tektonik dapat menyebabkan gempa tektonik.




Lempeng-lempeng tektonik di dunia antara lain:
Lempeng Amerika Utara
Lempeng Amerika Selatan
Lempeng Afrika
Lempeng Eurasia
Lempeng Arabia
Lempeng Pasifik
Lempeng Indian Australia
Lempeng Antartika
Lempeng Kokos
Lempeng Karibia
Lempeng Juan de Fuca
Lempeng Filipina
Lempeng Scotia
Teori tentang eksistensi lempeng benua ini pertama dikatakan oleh Harry Hess pada
1968. Kerak bumi atau litosfer yang mengapung di atas lapisan astenosfer yang
bersifat plastis akibat proses naiknya magma ke permukaan. Lempeng-lempeng ini
berjalan dengan kecepatan orde beberapa sentimeter per tahun.
Lempeng ini saling bertemu di tepi garis yang berbeda, yaitu:
Perluasan lempeng yang terjadi pada pematang samudera (zona Divergen)


Ditandai adanya parit (palung) tempat satu lempeng menunjam di bawah
lempeng yang lain (zona Konvergen)



Saling bergesekan pada sisinya ketika saling melewati (zona Sesar mendatar)


Secara umum lempeng tektonik dibagi dua:
Plate benua (lempeng benua): lempeng tektonik bergeser membawa benua
Plate lautan (lempeng samudra): lempeng tektonik bergeser membawa dasar
samudera.
2. Tenaga Vulkanis
Dapat diartikan sebagai suatu gejala atau akibat adanya aktivitas magma dalam
litosfer hingga keluar sampai ke permukaan bumi.
Magma adalah materi silikat pijar yang ada di dalam lapisan kulit bumi. Macam
magma berdasarkan susunan mineralnya adalah:
Magma asam (granitis): magma yang banyak mengandung kuarsa (SiO3) dan
berwarna terang.
Magma basa (basaltis): magma yang banyak mengandung besi dan magnesium
dan berwarna gelap.
Magma pertengahan (andesit): magma yang mengandung kuarsa, besi, dan
magnesium seimbang dan berwarna kelabu gelap.
Terdapat dua gerakan magma:
Intrusi Magma: proses penerobosan magma melalui rekahan-rekahan dan celah
pada lapisan pembentuk litosfer, tapi tidak sampai keluar ke permukaan bumi.
Terjadi akibat tekanan gas-gas yang terkandung dalam magma itu sendiri.
Ekstrusi Magma: proses keluarnya magma ke permukaan bumi. Ada dua cara
proses keluarnya: MELELEH (erupsi efusif), melalui rekahan pada badan gunung
api, serta MENDESAK (erupsi eksplosif), yang menghancurkan sebagian badan
gunung api. Ada tiga macam ekstrusi: LINIER yaitu proses keluarnya magma melalui
patahan atau pada suatu garis memanjang. SENTRAL yaitu magma keluar lewat
satu titik pusat yaitu pipa letusan. Tipe gunung api dengan ekstrusi sentral: 1)
efusif (peristiwa keluarnya magma tanpa ledakan), 2) eksplosif (peristiwa
keluarnya magma disertai ledakan hebat), 3) campuran (campuran efusif dan
eksplosif). AREAL yaitu magma muncul di banyak tempat dalam wilayah yang luas.
Berdasarkan bentuknya gunung api dibagi tiga:
Strato: berbentuk kerucut, yang terbentuk karena materi letusan gunung api
yang merupakan campuran erupsi efusif dan eksplosif. Terjadi berulang-ulang
sehingga membentuk badan gunung. Hampir semua gunung api di Indonesia bertipe
strato.
Maar: berbentuk seperti danau kecil, karena letusan eksplosif yang relatif tidak
kuat dan hanya berlangsung sekali. Contohnya Gunung Lamongan (Jawa Timur).
Perisai: berbentuk seperti perisai, karena letusan dengan bahan keluaran yang
sangat cair. Contohnya gunung api di kepulauan Hawaii.
Berdasarkan tipe letusannya, gunung api dibedakan:
Hawaii, yakni magma sangat cair dengan tekanan gas rendah, dapur magma
yang dangkal. Contohnya Gunung Mauna Loa dan Kilauea di Hawaii.
Stromboli, yakni erupsi tidak begitu eksplosif, namun berlangsung lama. Dapur
magmanya agak dalam. Contohnya Gunung Vesuvius di Italia, Gunung Raung di
Indonesia.
Vulkano, yakni magma kental dengan tekanan gas tinggi, berasal dari dapur
magma dangkal sampai dalam. Contohnya Gunung Etna di Italia.
Perret (Plinian), yakni memiliki ledakan sangat dahsyat disertai material yang
menyembur ke angkasa karena tekanan gas yang sangat tinggi. Contohnya Gunung
Krakatau.
Merapi, yakni magma kental dan mengalir perlahan karena tekanan gas yang
rendah sehingga membentuk sumbat kawah, mengakibatkan tekanan gas makin
kuat hingga kawah terangkat dan pecah disertai keluarnya awan panas. Contohnya
Gunung Merapi.
Saint Vincent, yakni magma kental dengan tekanan gas sedang berasal dari
dapur magma yang dangkal. Contohnya Gunung Saint Vincent di Kepulauan Antiles.
Pelee, yakni magma kental dengan tekanan gas tinggi berasal dari dapur
magma yang dalam. Contohnya Gunung Pelee di Amerika Tengah.
Struktur dalam gunung berapi:
Jalur gunung api di Indonesia terlihat dalam peta berikut.
3. Tenaga Seismis
Adalah getaran yang dapat dirasakan di permukaan bumi karena adanya gerakan,
terutama dari dalam lapisan-lapisan bumi. Secara umum penyebab gempa bumi dapat
dibagi tiga:
Gempa tektonis, yakni disebabkan gerakan yang terjadi di dalam kulit bumi
secara tiba-tiba, baik berupa patahan maupun pergeseran.
Gempa vulkanis, yakni disebabkan oleh letusan atua retakan yang terjadi di
dalam struktur gunung berapi. Gempa ini terjadi karena adanya magma atau
batuan meleleh yang menerobos ke arah kerak bumi. Terasa hanya di sekitar
gunung berapi, karena intensitasnya lemah hingga sedang.
Gempa runtuhan atau terban, antara lain terjadi karena longsoran massa
batuan, misalnya dari lereng gunung. Intensitasnya sangat kecil.
Gerakan gempa diukur dengan sebuah alat yang peka terhadap getaran yang bernama
seismograf.
Untuk mengukur tingkat intensitas gempa digunakan beberapa macam skala.
Skala Richter mengukur kekuatan gempa sebagai berikut:
> 8 SR Bencana nasional (national disaster)
7-8 SR Gempa besar (major earthquake)
6-7 SR Gempa destruktif (destructive earthquake)
5-6 SR Gempa merusak (damaging earthquake)
4-5 SR Gempa keras (strongly felt earthquake)
3-4 SR Gempa kecil (small quake)
0-3 SR Goncangan kecil (small shock quake)
Skala Mercalli mengukur kekuatan gempa sebagai berikut:
I Tidak terasa, hanya tercatat oleh alat peka getaran
II Dirasakan oleh orang yang sedang tertidur
III Terasa di dalam rumah, belum diketahui bahwa berasal dari gempa bumi (seolah
seperti gerakan truk lewat)
IV Terasa di dalam rumah, benda-benda bergoyang, pintu dan jendela bergemertak,
benda-benda dari kaca gemerincing
V Terasa di luar rumah, yang tidur terbangung, air bergoyang, benda-benda digantung
jatuh, pintu bergoyang
VI Terasa semua orang, panik, berjalan tidak stabil, kaca pecah, benda digantung
berjatuhan
VII Sulit berdiri tegak, dirasakan orang berkendara, tembok rumah runtuh
VIII Sulit mengemudikan mobil, cabang-cabang pohon patah, rumah-rumah dengan
pondasi lemah dapat runtuh
IX Kepanikan umum, tembok-tembok roboh, rumah-rumah dengan tembok kuat
mengalami kerusakan berat, pipa-pipa bawah tanah pecah
X Bangunan beton rusak, bendungan hancur, air danau bergolak
XI Pipa-pipa bawah tanah hancur total, jembatan hancur, rel kereta api bengkok
XII Kerusakan total, batuan retak-retak, benda-benda terlempar ke udara
Skala lain yang digunakan:
Rossi & Forrel Intensity Scale
Skala Beno Gutenberg
Menurut episentrumnya gempa dibagi 2:
Gempa sentral jika episentrumnya berupa titik.
Gempa linear jika episentrumnya berupa garis.
Menurut kedalaman hiposentrumnya gempa dibagi 3:
Gempa dangkal (< 100 m)
Gempa menengah (100-300 m)
Gempa dalam (300-700 m)
Menurut letak episentrumnya gempa dibagi 2:
Gempa darat
Gempa laut
Menurut jarak episentrumnya gempa dibagi 3:
Gempa setempat, jika jarak episentrumnya kurang dari 10.000 km
Gempa jauh, jika jarak episentrumnya sekitar 10.000 km
Gempa sangat jauh, jika jarak episentrumnya lebih dari 10.000 km
Energi dari dalam bumi merambat lewat tiga jenis gelombang:
Gelombang primer (longitudinal), yakni gelombang pertama kali dicatat seismograf.
Gelombang sekunder (transversal), yakni gelombang yang tercatat setelah
gelombang primer.
Gelombang panjang, yakni gelombang dari episentrum yang menyebar ke segala
arah lewat permukaan bumi.
Untuk menghitung jarak antara episentrum dan stasiun pencatat, digunakan Rumus
Laska:
J = {(S P) 1} x 1000 km
di mana:
J = Jarak episentrum
S = Waktu gelombang sekunder
P = Waktu gelombang primer
1 = 1 menit
Beberapa istilah yang berkaitan dengan seisme:
Hiposentrum yakni pusat gempa bumi di lapisan bumi bagian dalam. Sering disebut
juga fokus.
Episentrum yakni pusat gempa bumi di permukaan bumi, tegak lurus hiposentrum.
Seismograf yakni alat pencatat gempa bumi.
Seismogram yakni gambaran getaran gempa bumi yang dicatat seismograf.
Pleistoseista yakni garis yang membatasi daerah yang mengalami kerusakan terhebat
di sekitar episentrum.
Homoseista yakni garis yang menghubungkan daerah-daerah yang dilalui gelombang
getaran gempa yang sama dalam waktu yang sama.
Isoseista yaitu garis yang mengubungkan daerah-daerah dengan kekuatan gempat
yang sama.
Makroseista yaitu daerah di permukaan bumi yang mengalami kerusakan terhebat
akibat gempa.
Gambaran episentrum gempa di seluruh dunia, yakni sebanyak 358.214 kejadian
antara 1963-1998.
TENAGA EKSOGEN
Adalah tenaga yang bersifat dari luar bumi dan sifatnya merusak. Terdiri atas
pelapukan, erosi, pengangkutan, dan sedimentasi.
1. Pelapukan
Adalah proses perusakan dan penghancuran massa batuan yang disebabkan oleh
pengaruh-pengaruh cuaca, angin, dan organisme. Berdasarkan proses terjadinya,
pelapukan dibagi tiga:
Pelapukan Mekanik adalah proses penghancuran batuan menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil tanpa mengubah susunan kimia batuan. Faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya pelapukan mekanik antara lain:
Perbedaan suhu yang sangat besar antara siang dan malam. Kondisi ini umumnya
terjadi di gurun. Suhu di siang hari umumnya sangat panas, malam hari sangat dingin.
Menyebabkan batuan memuai dan mengerut sangat tidak beraturan dan cepat
sehingga batuan pecah.
Pembekuan air dalam celah-celah batuan. Air dalam keadaan cair akan meningkat
volumenya ketika dalam bentuk es. Maka, air yang membeku dalam celah batuan
dapat menekan batuan sehingga pecah.
Mengkristalnya air garam.
Pelapukan kimiawi adalah proses penghancuran massa batuan disertai perubahan
struktur kimia batuan. Umumnya terjadi karena pelarutan. Air hujan mengandung CO2
dan asam amoniak sangat besar daya larutnya. Selain itu, suhu udara tinggi dan curah
hujan yang besar dapat mempercepat proses pelapukannya. Pelapukan ini umum
ditemukan di daerah kapur.
Hasil dari pelapukan ini umumnya terlihat dari beberapa bentang alam berikut:
Ponor, yaitu lubang dalam seperti pipa akibat larutnya batuan kapur oleh air hujan.
Dolin, yaitu lekukan berbentuk corong, karena larutnya batuan kapur atau
runtuhnya langit-langit gua di daerah kapur.
Stalagtit dan stalagmit.
Sungai bawah tanah.
2. Erosi
Erosi atau pengikisan adalah proses pelepasan partikel batuan secara alamiah oleh
tenaga pengangkut yang ada di permukaan bumi, antara lain angin dan air. Erosi
menurut penyebabnya dapat dibagi atas empat macam:
Erosi Aliran Permukaan terjadi apabila intensitas dan lamanya hujan melebihi
kapasitas infiltrasi.
Erosi Angin disebabkan oleh angin, yang disebut juga deflasi atau ablasi. Erosi ini
banyak terjadi di daerah gurun. Ciri-ciri yang dapat diamati akibat erosi angin adalah
batu jamur. Bentuk erosi yang disebabkan angin dapat dibedakan sebagai berikut:
Tiupan angin menerbangkan partikel debu ke tempat yang jauh.
Angin menggulingkan pecahan batuan atau bukit pasir.
Kerikil dan bongkahan batu yang tidak dapat digerakkan angin akan tertinggal di
belakang permukaan. Bongkahan tersebut akan tergores dan mengikis batuan lainnya.
Erosi Gletser atau erosi glasial adalah erosi yang terjadi akibat pengikisan massa es
yang bergerak menuruni lereng. Dapat terjadi di pegunungan yang tertutup salju. Ciri
khas bentuk lahannya adalah adanya alur-alur lembah yang arahnya relatif sejajar.
Jika berlangsung lama akan membuat lembah-lembah dalam berbentuk huruf U.
Erosi Air Laut disebut abrasi atau erosi marine. Erosi ini disebabkan gelombang yang
mampu mengikis batuan yang ada di pantai, kemudian diendapkan di sekitar pantai.
Beberapa bentuk lahan akibat erosi air laut antara lain:
Cliff, yakni pantai berdinding curam hingga tegak.
Relung, yakni cekungan-cekungan yang terdapat pada dinding cliff.
Dataran abrasi, yakni hamparan wilayah yang datar akibat abrasi dan dapat terlihat
jelas pada pasang surut.
Menurut kecepatannya erosi dapat dibagi dua:
Erosi Geologi (Erosi Alami), yaitu erosi yang berjalan sangat lambat, di mana jumlah
tanah tererosi sama dengan jumlah tanah terbentuk. Erosi ini tidak berbahaya, karena
terjadi dalam keseimbangan alami.
Erosi Dipercepat (Accelarated Erosion) adalah erosi yang terjadi lebih cepat akibat
aktivitas manusia yang mengganggu keseimbangan alam. Jumlah tanah tererosi lebih
besar dibanding tanah terbentuk. Berjalan sangat cepat sehingga tanah di permukaan
hilang.
Berdasarkan bentuknya erosi dapat dibagi:
Pelarutan, umumnya di tanah kapur yang mudah dilarutkan air.
Erosi percikan (splash erosion): curah hujan yang langsung jatuh ke tanah dapat
melempar butir-butir tanah sampai setingi 1 meter.
Erosi lembar (sheet erosion): pemindahan tanah terjadi lapis demi lapis mulai dari
lapisan teratas. Erosi ini sepintas tidak telrihat, karena kehilangan lapisan tanah yang
seragam, namun berbahaya karena suatu saat lapisan teratasnya akan benar-benar
habis.
Erosi alur (rill erosion): dimulai dari genangan-genangan kecil setempat di suatu
lereng, bila air dalam genangan tersebut mengalir terbentuklah alur-alur bekas aliran
tersebut.
Erosi Gully (Gully erosion): erosi ini merupakan lanjutan erosi alur. Karena alur yang
terus-menerus digerus aliran air, maka alur tersebut menjadi dalam dan lebar dengan
aliran yang lebih kuat.
Erosi parit (channel erosion): parit-parit yang besar sering masih mengalir lama
setelah hujan berhenti. Aliran ini dapat mengikis dasar parit atau dinding-dinding
parit di bawah permukaan air, sehingga dinding di atasnya dapat runtuh ke dasar
parit.
Erosi dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut:
Curah hujan. Intensitas hujan dapat mempengaruhi erosi. Semakin deras hujan,
maka semakin besar erosi yang ditimbulkan.
Sifat-sifat tanah. Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kepekaan tanah terhadap
erosi adalah tekstur tanah, struktur tanah, daya infiltasi/permeabelitas tanah, dan
kandungan bahan organik.
Lereng/topografi. Erosi akan meningkat apabila lereng semakin curam atau panjang.
Vegetasi. Vegetasi mempunyai pengaruh terhadap erosi, seperti menghalangi air
hujan agar tidak langsung jatuh ke permukaan tanah, menghambat aliran permukaan
dan memperbanyak air infiltrasi, serta penyerapan air di dalam tanah diperkuat
transpirasi/penguapan air lewat vegetasi.
Manusia. Tindakan manusia seringkali berdampak buruk terhadap lingkungan yaitu
mempercepat erosi.
3. Mass Wasting
Adalah perpindahan massa batuan/tanah akibat pengaruh gaya berat. Prosesnya mirip
dengan terjadinya erosi. Bentuk-bentuk mass wasting antara lain sebagai berikut:
Tanah longsor (land slide)
Tanah amblas atau ambruk (subsidence)
Tanah nendat (slumping), yaitu proses longsoran tanah yang gerakannya terputus-
putus, sehingga memperlihatkan bentuk mirip teras.
Tanah mengalir (earth flow), yaitu gerakan tanah yang jenuh air pada lereng-lereng
landai.
Lumpur mengalir (mud flow), yaitu sejenis tanah mengalir dengan kadar air tinggi.
Rayapan tanah (soil creep), yaitu gerakan tanah yang sangat lambat pada lereng
landai.
4. Sedimentasi
Adalah pengendapan material hasil erosi karena kecepatan tenaga media
pengangkutannya berkurang/melambat. Karena medianya berbeda-beda, sedimentasi
juga menghasilkan bentukan alam yang berbeda pula:
Sedimentasi Fluvial adalah proses pengendapan materi-materi yang diangkut air
sepanjang aliran sungai. Tempatnya antara lain di dasar sungai, danau, atau muara
sungai. Pengendapan di sepanjang aliran air sungai memperlihatkan ciri khas, yaitu
makin ke hilir makin kecil ukuran butir batuan yang diendapkan. Di hulu, batuan yang
diendapkan berupa batu besar, di tengah batuan lebih kecil, kerikil, dan pasir kasar,
dan di hilir pasir halus dan lumpur.
Sedimentasi Aeolis adalah proses pengendapan materi-materi yang dibawa atau
diangkut angin. Proses ini banyak terjadi di daratan. Sering juga disebut sedimentasi
teresterial.
Sedimentasi Marine adalah pengendapan materi hasil abrasi di sepanjang pantai.
Bentuk-bentuk sedimentasi ini antara lain:
Kipas alluvial, yaitu bentuk alam menyerupai kipas atau kerucut rendah.
Delta, yakni bentuk endapan yang ditemukan di muara sungai berbentuk menyerupai
huruf delta. Delta terdiri dari berbagai macam bentuk: Delta Runcing (contohnya
Delta Sungai Tiber), Delta Cembung/Busur Kipas (contohnya Delta Sungai Nil), Delta
Pengisi Estuarium (contohnya Delta Sungai Seine), Delta Kaki Burung/Delta Lobben
(contohnya Delta Sungai Mississippi).
Dataran banjir (floodplain), yaitu hasil pengendapan sedimen pada bekas aliran yang
ditinggalkan pada daerah meander.
Sand dunes (bukit pasir).
Tombolo, yaitu endapan pasir/kerikil yang menghubungkan antara pulau dekat
pantai dan daratan utama.
Nehrung (lidah pasir), yaitu endapan pasir yang bentuknya menyerupai lidah, biasa
ditemukan pada mulut sebuah teluk atau muara sungai.
Moraine (morena), yaitu endapan pasir, kerikil, atau bongkah-bongkah batuan yang
diendapkan gletser.
Tanggul sungai yang terdapat di tepi sungkai dan arahnya sejajar aliran air sungai.
Tanggul pantai adalah hasil pengendapan material yang dibawa sungai tapi dibantu
arus laut dengan arah tegak lurus tanggul sungai.
Beting adalah endapan di tengah sungai atau di muara karena menurunnya daya
angkut air sungai secara tiba-tiba.
Gosong mirip seperti beting, hanya saja permukaan gosong kadang tidak tampak di
permukaan air, kadang tampak.
Meander adalah belokan sungai 1800 atau lebih.
Sungai mati (oxbow lake) adalah bagian sungai yang terpotong bernentuk bulan sabit
dan merupakan sungai mati, sehingga tampak mirip danau.
RELIEF DARATAN
Gambaran relief muka bumi di daratan adalah sebagai berikut:
GUNUNG
Adalah kawasan yang menjulang sedikitnya 620 m lebih tinggi dari kawasan di daerah
sekitarnya. Gunung sangat berpengaruh terhadap cuaca: massa gunung yang besar
membelah arus angin yang bertiup teratur di sekeliling buki sehingga menimbulkan
bermacam iklim.
PEGUNUNGAN
Adalah rangkaian dari gunung-gunung yang membuat satu jalur. Ada beberapa macam
pegunungan:
Pegunungan dome, diakibatkan tenaga endogen ke atas yang tidak begitu kuat.
Pegunungan patahan, terjadi karena permukaan bumi yang lapisan batuannya rapuh
terkena tenaga endogen yang kuat dan tiba-tiba.
Pegunungan lipatan, diakibatkan terlipatnya lapisan-lapisan sedimen karena gerakan
tangensial dari dalam bumi.
Pegunungan kompleks, merupakan hasil dari beberapa proses yang mengakibatkan
bentuk-bentuk di atas.
Pegunungan berapi, yang ditimbulkan oleh proses vulkanisme.
Secara geologis Indonesia merupakan pertemuan antara Lempeng Eurasia dan India-
Australia. Pertemuan keduanya membentuk dua jalur pegunungan lipatan yang
melalui wilayah Indonesia, yaitu Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik.
Sirkum Mediterania berawal dari Pegunungan Alpen di Eropa kemudian menyambung
ke Pegunungan Himalaya di Asia masuk ke Indonesia lewat Sumatra, Jawa, Bali, Nusa
Tenggara, dan Maluku. Di wilayah Indonesia Sirkum Mediterania terbagi dua:
Busur Dalam yang merupakan jalur vulkanis. Wilayah yang termasuk busur dalam
antara lain Sumatra, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Oleh karena itu di jalur ini
banyak dijumpai gunung api aktif.
Busur Luar yang merupakan jalur nonvulkanis yang sebagian besar terletak di dasar
laut. Wilayahnya meliputi pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa, Nusa Tenggara,
dan Maluku
Sirkum Pasifik berawal dari Pegunungan Andes di Amerika Selatan kemudian
menyambung ke Pegunungan Rocky di Amerika Utara, Jepang, Filipina, dan masuk ke
Indonesia melalui Sulawesi bersambung ke Halmahera hingga Papua.
DATARAN TINGGI
Adalah bagian muka bumi yang relatif datar dan ketinggiannya antara 200 m 700 m.
Dataran tinggi yang lerengnya curam disebut plateau.
BUKIT
Adalah bagian muka bumi yang menyerupai gunung, tapi lebih rendah dari gunung,
dengan ketinggian 200 m hingga 300 m.
DATARAN RENDAH
Adalah permukaan bumi yang datar dan luas, ketinggian antara 0 m hingga 200 m.
Terjadi umumnya akibat sedimentasi sungai yang bermuara pada laut dangkal.
RELIEF DASAR LAUT BUMI
SHELF
Adalah dangkalan benua atau paparan, yakni kelanjutan dari benua yang tergenang
air, dengan kedalaman kira-kira 0 m 200 m. Ada dua paparan besar di Indonesia:
Paparan Sunda, dasar laut antara Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Kedalaman rata-
ratanya 40 m 45 m.
Paparan Sahul, dasar laut antara Papua dan Australia. Kedalaman rata-ratanya 45 m
60 m.
CONTINENTAL SLOPE
Adalah bidang miring yang membatasi dangkalan benua, dengan kemiringan antara 10
hingga 350. Kedalamannya kira-kira 200 m hingga 1.800 m.
PUNGGUNG LAUT (RIDGE)
Adalah bukit-bukit di bawah laut. Punggung laut yang melandai disebut rise.
AMBANG LAUT
Adalah punggung laut yang tidak muncul di permukaan laut dan terletak di antara 2
laut dalam.
PLATO DAN GUNUNG LAUT
Plato adalah bentukan positif dengan puncak yang relatif datar. Sementara gunung
laut adalah gunung yang kakinya berasal dari dasar laut, dan mungkin muncul
puncaknya di permukaan laut.
LUBUK LAUT/BASIN/BEKKEN
Adalah depresi luas yang bentuknya cekung membulat/lonjong karena adanya
pemerosotan dasar laut.
PALUNG LAUT/TRENCH/TROG
Adalah dasar laut yang sangat dalam dengan dinding curam, semakin ke bawah akan
semakin sempit. Trench adalah palung laut yang memanjang, sempit, dengan lereng
yang tidak begitu curam. Trog adalah palung laut yang memanjang lebih lebar dari
trench dan berlereng curam.

Anda mungkin juga menyukai