Anda di halaman 1dari 11

BAB 1V

ANALISA DAN PEMBAHASAN



4.1 Data Hasil Percobaan
(Terlampir)

4.2 flowchart perhitungan

4.3 contoh perhitungan
4.3.1 logam perantara Tembaga I ( S.Stainless steel-set point 100)
diketahui: - T1 = 326.7 K
- T2 = 320.1 K
- d = 0.04 m
- A =



ditanya: qteori , K, Tavg, dan Rtembaga ?

analisa:

( )

) ( ) )



4.3.2 Logam perantara Tembaga II ( S.Stainless steel-set point 100)
diketahui: - T5 = 303.5 K
- T6 = 302.7 K
- d = 0.04 m
- A =



ditanya: qteori , K, Tavg, dan Rtembaga ?

analisa:

( )

) ( ) )



4.3.3 Spesimen Stainless steel (Set Point 100)
Diketahui: T3 = 302.5 K
T4 = 316.3 K
D = 0.04 m
A =


Ditanya: qteori , K, Tavg, dan Rss ?
Analisa:

( )

) ( ) )







4.3.4 Logam Perantara tembaga I ( S.Besi-set point 100)
diketahui: - T1 = 321.7 K
- T2 = 312.7 K
- d = 0.04m
- A =



ditanya: qteori , K, Tavg, dan Rtembaga ?

analisa:

( )

) ( ) )



4.3.5 Logam perantara Tembaga II ( S.Besi-set point 100)

diketahui: - T5 = 302.6 K
- T6 = 302 K
- d = 0.04 m
- A =



ditanya: qteori , K, Tavg, dan Rtembaga ?

analisa:

( )

) ( ) )



4.3.6 Spesimen Besi (Set Point 100)
Diketahui: T3 = 302.4 K
T4 = 310.4 K
D = 0.0353 m
A =


Ditanya: qteori , K, Tavg, dan Rss ?
Analisa:

( )

) ( ) )







4.3.7 logam perantara Tembaga I (S.Alumunium-set point 100)
diketahui: - T1 = 311.4 K
- T2 = 307.2 K
- d = 0.04 m
- A =



ditanya: qteori , K, Tavg, dan Rtembaga ?

analisa:

( )

) ( ) )



4.3.8 Logam perantara Tembaga II ( S.Alumunium-set point 100)
diketahui: - T5 = 302.2 K
- T6 = 301.6 K
- d = 0.04 m
- A =



ditanya: qteori , K, Tavg, dan Rtembaga ?

analisa:

( )

) ( ) )



4.3.9 Spesimen Alumunium (Set Point 100)
Diketahui: T3 = 303.2 K
T4 = 304.5 K
D = 0.04 m
A =


Ditanya: qteori , K, Tavg, dan Rss ?
Analisa:

( )

) ( ) )












4.4 Analis Grafik
4.4.1 Pembahasan Grafik Temperatur vs Jarak pada Stainless Steel

Gambar 4.3 Grafik Temperatur vs Jarak pada Stainless steel

Grafik diatas menunjukkan grafik fungsi distribusi temperature terhadap
titik pada specimen Stainless Steel dalam beberapa set point grafik tersebut
menunjukkan trend yang hampir sama pada masing-masing set point, pada posisi
1 ke 2 grafik menurun secara landau lalu pada posisi 2 ke 3 grafik cenderung
menurun lebih curam dikarenakan di titik tersebut terdapat contact resistance
antara tembaga dan specimen stainless steel. Posisi 3 ke 4 grafik cenderung naik
secara drastic kemudian pada posisi 4 ke 5 grafik cenderung menurun secara
curam seperti pada posisi 2 ke 3. Kemudian pada posisi 5 ke 6 grafik cenderung
konstan
Pada grafik tersebut dapat dilihat bahwa untuk set point 100 grafik berada
pada posisi atas kemudian yang di bawahnya adalah grafik pada set point 125.
Dan yang berada pada posisi paling bawah adalah grafik pada set point 150.
Pada grafik teori posisi grafik 3 ke 4 seharusnya cenderung landai
dikarenakan masih dalam berada satu specimen. Fenomena fisik ini terjadi karena
perbedaan set point menunjukkan nilai q(heat transfer) pada specimen. Semakin
besar nilai set point maka nilai q juga semakin besar. Dengan nilai q yang
semakin tinggi maka penurunan nilai temperature yang terjadi semakin besar.
300
310
320
330
0 1 2 3 4 5 6
T
e
m
p
e
r
a
t
u
r
(
K
)

POSISI
T=F(x) Stainless Steel
set point 100
set point 125
set point 150

4.4.2 Pembahasan Grafik Temperatur vs Jarak pada Besi
Gambar 4.3 Grafik Temperatur vs Jarak pada Besi

Grafik diatas menunjukkan grafik fungsi distribusi temperature terhadap
titik pada specimen Stainless Steel dalam beberapa set point grafik tersebut
menunjukkan trend yang hampir sama pada masing-masing set point, pada posisi
1 ke 2 grafik menurun secara landai lalu pada posisi 2 ke 3 grafik cenderung
menurun landau seperti pada posisi 1 ke 2. Posisi 3 ke 4 grafik cenderung naik
secara drastic kemudian pada posisi 4 ke 5 grafik cenderung menurun secara
curam. Kemudian pada posisi 5 ke 6 grafik cenderung konstan
Pada grafik tersebut dapat dilihat bahwa untuk set point 150 grafik berada
pada posisi atas kemudian yang di bawahnya adalah grafik pada set point 125.
Dan yang berada pada posisi paling bawah adalah grafik pada set point 100.
Pada grafik teori posisi grafik 3 ke 4 seharusnya cenderung landai
dikarenakan masih dalam berada satu specimen. Kemudia pada grafik teori posisi
2 ke 3 seharusnya grafik menurun lebih curam dikarenakan perbedaan luas
penampang antara tembaga dan besi. Fenomena fisik ini terjadi karena perbedaan
set point menunjukkan nilai q(heat transfer) pada specimen. Semakin besar nilai
set point maka nilai q juga semakin besar. Dengan nilai q yang semakin tinggi
maka penurunan nilai temperature yang terjadi semakin besar.
300
305
310
315
320
325
330
335
340
345
350
0 1 2 3 4 5 6
T
e
m
p
e
r
a
t
u
r
(
K
)

POSISI
T=F(x) Besi
set point 100
set point 125
set point 150
4.4.3Pembahasan Grafik Temperatur vs Jarak pada Alumunium
Gambar 4.3 Grafik Temperatur vs Jarak pada Alumunium

Dari grafik diatas terlihat bahwa tren line yang terbentuk dari ketiga grafik secara
umum sama yaitu terus menurun dari T1 sampai T6. Pada set poin 100 didapat
nilai T1 311,4 K. Lalu grafik turun secara curam sampai T5 pada temperatur
302,2 K. Kemudian sama sampai T6 pada temperatur 301.6 K. Pada set poin 125
pada T1 nilainya sebesar 317,6 K. Kemudian grafik turun drastis sampai T3
sebesar 304,2 K. Kemudian naik sampai T4 yaitu pada 307,4 K. Lalu kembali
turun curam sampai T5 302,9 K dan sama sampai T6 301,7 K. Grafik pada saat
set point 150 nilai T1 324,5 K. Lalu grafik turun secara curam sampai T3 pada
temperatur 305,7 K .Kemudian naik landai sampai T4 pada temperatur 310,3 K.
Lalu kembali turun sampai T5 303,6 K, dan turun landai pada T6 302,6 K.
Berdasarkan grafik diatas juga terlihat hubungan antara temperatur dan
panjang spesimen (L). Semakin besar L maka temperatur semakin turun. Hal ini
berarti hubungan antara temperatur dengan L berbanding terbalik. Ketika L2
temperatur pada set poin 125 sebesar 311,5 K. Sedangkan pada L6 temperatur
pada semua set poin berhimpit pada temperatur 301,7 K. Berdasarkan rumus
konduksi q= k.A

dengan q adalah laju perpindahan panas konduksi (watt) A


adalah luas permukaan spesimen (m), k adalah konduktivitas termal (W/mK), T
300
310
320
330
340
350
0 1 2 3 4 5 6
T=F(x) Aluminium
set point 100
set point 125
set point 150
adalah perubahan temperatur (K), dan L adlah panjang spesimen (m). Pada rumus
tersebut terlihat bahwa perubahan temperatur berbanding terbalik dengan panjang
spesimen. Ketika L1 sampai L5 terlihat grafik menurun drastis hal ini terjadi
karena penurunan temperatur.
Dari grafik tersebut terlihat bahwa temperatur berbanding terbalik dengan
jarak. Apabila jarak semakin besar maka temperatur akan semakin kecil dan
sebaliknya ketika jaraknya kecil maka temperaturnya besar sehingga memenuhi
persamaan q= k.A



4.4.4 Pembahasan Grafik k fungsi Tavg dari tiap spesimen

Gambar 4.4 Grafik k fungsi Tavg dari tiap spesimen

Pada grafik diatas ditunjukkan perbandingan antara k fungsi Tavg dan K
teori dimana pada spesimen besi didapat tren line turun kemudian naik kembali
dibandingakan dengan trenline k teori yang selalu datar Namun pada spesimen
aluminium dan stainlees steel baik pada grafik K teori maupun K percobaan
mempunyai trenline yang sama yaitu datar.





0
50
100
150
200
250
300
300 305 310 315
k=f (T Avg)
k teori besi
k praktikum besi
k teori stainlees steel
k praktikum stainless
steel
k teori aluminium
k praktikum aluminium

Anda mungkin juga menyukai