Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
Otitis media akut suppuratif (OMA) merupakan suatu peradangan akut
sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum mastoid dan
sel-sel mastoid (< 3 minggu).
1
e!ala "ang timbul antara lain n"eri dan berkurangn"a
pendengaran "ang disertai dengan adan"a demam dan cairan (otorea) "ang biasan"a
!uga men"ertai infeksi ini.
#
$nsiden ter!adin"a OMA pada praktek umum sekitar #% per 1%%% pasien
pertahunn"a dan lebih ban"ak diderita oleh ba"i dan anak-anak.
#,3
&a"i dan anak-
anak lebih rentan menderita OMA karena tuba eustachiusn"a lebih pendek, lebar dan
letakn"a lebih hori'ontal.
(

OMA dapat menimbulkan komplikasi intrakranial dan ekstrakranial. )ada
penelitian "ang dilakukan pada #(.3#1 pasien (tahun 1*+,-1**%) terdapat angka
mortalitas sebesar 1,,(- pada pasien "ang menderita komplikasi OMA intrakranial.
3

.elinga tengah biasan"a steril, meskipun terdapat mikroba di nasofaring dan
faring. .uba eustachius merupakan saluran "ang menghubungkan antara telinga
tengah dengan nasofaring. /umbatan pada tuba eustachius merupakan pen"ebab
utama dari ter!adin"a OMA dan pencetus "ang paling ban"ak adalah infeksi saluran
nafas.
(

0engan mengetahui etiologi, patogenesis, dan ge!ala-ge!ala maka diagnosis
dan penatalaksanaan OMA dapat dilakukan dengan cepat dan tepat sehingga
meningkatkan angka kesembuhan dan mencegah ter!adin"a komplikasi baik
intrakranial maupun ekstrakranial.
1
BAB II
OTITIS MEDIA AKUT SUPURATIF
2.1 DEFINISI
Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah,
tuba eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Otitis media terbagi atas otitis
media supuratif dan otitis media non supuratif. Otitis media supuratif terbagi men!adi
dua "aitu otitis media supuratif akut (OMA) dan otitis media supuratif kronis
(OM/1).
1
0iagnosa OMA ditegakkan apabila infeksi berlangsung kurang dari 3 minggu.
Apabila proses pen"akit sudah lebih dari 3 minggu maka disebut dengan otitis media
supuratif subakut dan apabila perforasi dan secret tetap keluar lebih dari satu
setengah-dua bulan maka disebut OM/1.
1
2.2 ANATOMI
.elinga tengah merupakan suatu ruangan berbentuk kubus dengan2
(
- batas luar2 membrana timpani
- batas depan2 tuba eustachius
- batas ba3ah2 bulbus !ugularis
- batas belakang2 aditus ad antrum, kanalis fasialis pars 4ertikalis
- batas atas2 tegmen timpani
- batas dalam2 berturut-turut dari atas ke ba3ah kanalis semisirkularis
hori'ontal, kanalis fasialis, tingkap lon!ong, tingkap bundar, dan
promontorium.
Membrana timpani berbentuk bundar dan cekung apabila dilihat dari arah
liang telinga da oblik pada sumbu liang telinga. &agian atas disebut pars flaksida dan
bagian ba3ah pars tensa. &a"angan penon!olan pada bagian ba3ah maleus pada
membran timpani disebut sebagai umbo. 0ari umbo bermula suatu refleks caha"a
#
"aitu pada pukul 5 pada membran timpani kiri dan pukul + pada membran timpani
kanan.
Membran timpani dibagi dalam ( kuadran "aitu antero superior, antero
inferior, postero superior dan posteroinferior untuk men"atakan letak perforasi
membrana timpani dan !uga posisi untuk melakukan miringotomi.
(

.uba eustachius termasuk dalam telinga tengah "ang menghubungkan daerah
nasofaring dengan telinga tengah.

2.3 EPIDEMIOLOGI
0i Amerika OMA lebih ban"ak diderita oleh ba"i dan anak-anak, lebih dari
separuh ke!adian telah didiagnosa pada anak-anak kurang dari ( tahun. )ada
penelitian lain OMA dibagi men!adi # kelompok. 1elompok anak dengan usia %-5
tahun lebih sering terkena OMA disbanding kelompok anak dengan usia lebih tua (5-
11 tahun).
#

)ada usia 6 bulan, sekitar #5- dari semua anak pernah mengalami OMA satu
kali atau lebih. )ada usia 1 tahun !umlah anak "ang menderita OMA meningkat
men!adi 6#-, pada usia 3 tahun men!adi ,1- dan usia 5 tahun men!adi ,1-. $nsiden
menurun pada anak berusia lebih dari + tahun.
#,3
1omplikasi otitis media lebih ban"ak ditemukan pada anak-anak namun
insiden ter!adin"a komplikasi dari otitis media menurun se!ak adan"a antibiotik. )ada
era preantibiotik, angka mortalitas akibat ter!adin"a komplikasi dari otitis media
adalah sebesar +6,(- sedangkan pada tahun 1**5, 1angsaranak et al meneliti pada
#(.3#1 pasien dengan otitis media han"a terdapat angka ke!adian komplikasi
intrakranial sebesar %,36-.
3

2.4 ETIOLOGI
)en"ebab utama terdapatn"a bakteri piogenik pada telinga tengah adalah
disfungsi dari tuba eustachius. &an"ak ter!adi pada ba"i dan anak-anak karena
berbagai sebab antara lain bentuk tuba "ang abnormal sehingga tuba men!adi tertutup
3
dan terganggun"a ker!a m. tensor palatini "ang berfungsi untuk membuka tuba
eustachius.
5

&akteri "ang paling sering men"ebabkan OMA adalah streptokokus
pneumoniae (35-), 7aemofilus influen'a (#3-) dan Mora8ella kataralis (1(-).
5
Organisme anaerob seperti 4irus 9/:, parainfluen'a, entero4irus dan adeno4irus dari
saluran pernafasan dapat !uga men"ebabkan infeksi.
6
/elain infeksi saluran nafas atas, terdapat beberapa faktor resiko lain "ang
dapat men"ebabkan peningkatan insidensi OMA antara lain perubahan cuaca
(dingin), kurangn"a kebersihan, kelainan anatomi seperti palatoski'is, defisiensi
imunologi, barotrauma, hipertropi adenoid, dan anak-anak dengan orangtua "ang
perokok (.abel #).
5

2.5 PATOFISIOLOGI
;pitel kolumner pseudostatified bersilia pada saluran respirasi berlan!ut ke
tuba eustachius se!auh bagian anterior rongga telinga tengah. ;pitel tersebut beserta
sel goblet dan kelen!ar sekresi menghasilkan mukus pada telinga tengah. )ada bagian
(
posterior terdapat epitel simplek atau epitel kuboid bertstratifikasi "ang tidak
menghasilkan cairan mukus.
5
<mumn"a OMA disebabkan oleh ter!adin"a sumbatan tuba eustachius "ang
dicetuskan oleh infeksi saluran nafas atas. Akibat adan"a infeksi maka ter!adi
hiperemi dan edem pada mukosa tuba eustachius bagian faring "ang kemudian
lumenn"a dipersempit oleh hiperplasi limfoid pada submukosa. 1arena fungsi tuba
terganggu maka pencegahan in4asi kuman ke telinga tengah !uga terganggu sehingga
kuman masuk ke dalam telinga tengah dan ter!adi peradangan.
#
)ada inflamasi a3al ter!adi inflamasi pada !aringan submukosa. 1elen!ar
sekresi menghasilkan cairan mukoid. 1emudian ter!adi kematian dari sel-sel epitel
dan bakteri bermultiplikasi. 1emudian ter!adi reaksi peradangan sel polimorfonuklear
"ang berasal dari sel neutrofil dari sirkulasi darah "ang men"ebabkan ter!adin"a
sekret mukopurulen. =airan ini dapat menetap pada telinga tengah dan sel-sel mastoid
karena gangguan mobilitas "ang disebabkan oleh rusakn"a sel-sel "ang bersilia
tersebut, termasuk sel-sel "ang terdapat pada tuba eustachius.
#

)er!alanan OMA dapat terbagi men!adi beberapa stadium. /hambaugh (1*6*)
membagi stadium OMA men!adi 6 bagian, antara lain2 stadium h"peremia, stadium
eksudasi, stadium supurasi, stadium koalesen dan Mastoiditis, stadium komplikasi,
dan stadium resolusi.
+
0!aafar (<$, #%%3) membagi OMA men!adi ( stadium , antara lain2
1
1. /tadium oklusi tuba eustachius
.andan"a adan"a oklusi tuba eustachius adalah gambaran retraksi
membran timpani dengan gambaran 3arna normal atau mungkin sedikit
keruh. ;fusi mungkin telah ter!adi, tetapi tidak dapat dideteksi.
#. /tadium hiperemis (stadium presuppurasi)
.ampak pembuluh darah melebar atau seluruh membran timpani tampak
hiperemis serta edem. /ekret mungkin masih berbentuk eksudat serous
sehingga sukar terlihat.
5
3. /tadium suppurasi
;dem "ang hebat pada mukosa, hancurn"a sel epitel superficial serta
tampak sekret "ang purulen sehingga mengakibatkan membran timpani
menon!ol (bulging) ke arah telinga luar.
)ada stadium ini pasien terlihat sangat sakit, n"eri menghebat, nadi dan
suhu meningkat. >ika tekanan pada ka4um timpani tidak berkurang maka akan
ter!adi nekrosis membrana timpani sehingga pada stadium ini disarankan
untuk melakukan miringotomi sebelum ter!adi ruptur "ang spontan.
(. /tadium perforasi
)ada stadium ini telah ter!adi ruptur pada membran timpani sehingga
nanah dapat keluar dari telinga tengah dan penderita men!adi lebih tenang.
5. /tadium resolusi
&ila membrana timpani tetap utuh maka keadaan membran timpani dapat
men!adi normal lagi dan !ika telah ter!adi perforasi maka sekret akan
berkurang dan kering. OMA dapat men!adi otitis media supuratif kronis
(OM/1) bila perforasi menetap dan sekret keluar terus-menerus dan hilang
timbul.
ambar 1. Otitis media dengan infeksi dan akumulasi cairan pada telinga tengah.
6
2.6 GAMBARAN KLINIS
6
<mumn"a pada a3al pen"akit, penderita dengan OMA merasakan penuh pada
telinga dan penurunan pendengaran. )enderita dapat !uga merasakan n"eri pada
telinga dan sepertiga sampai setengahn"a mengalami demam. )ada ba"i, ge!ala klinis
"ang dapat ditemukan adalah iritabilitas, muntah, diare dan demam.
#,5
)ada stadium supuratif, telinga tengah men!adi penuh dengan eksudat
sehingga penderita merasakan otalgia dan demam. )enurunan nafsu makan, muntah-
muntah, demam dan diare dapat ter!adi pada anak kecil.
6
&ila infeksi berlan!ut maka dapat ter!adi perforasi membrana timpani sehingga
dapat keluar cairan hemorargik "ang kemudian dapat men!adi cairan mukopurulen.
/etelah ter!adi perforasi, otalgia pada penderita men!adi berkurang.
5,6
2.7 DIAGNOSIS
0iagnosis OMA dapat ditegakkan dengan anamnesis per!alanan pen"akit dan
pemeriksaaan fisik telinga dengan menggunakan otoskop. )emeriksaan ini dapat
menun!ukkan gambaran membran timpani "ang hiperemis, bulging ataupun perforasi
pada pasien dengan OMA. )ada keadaan membrana timpani "ang normal pemeriksa
dapat melihat reflek caha"a sedangkan pada OMA reflek caha"a dapat berubah
ataupun menghilang. Adan"a sekret "ang mukus ataupun mukopurulen menun!ukkan
cairan berasal dari telinga tengah dan merupakan tanda adan"a perforasi pada
membrana timpani.
6
+
0engan pemeriksaan menggunakan otoskop pneumatic maka dapat dilakukan
pemeriksaan menggerakkan membrana timpani. )ada keadaan OMA dengan adan"a
perforasi pada membrana timpani maupun cairan "ang berakumulasi pada ca4um
timpani men"ebabkan pergerakan membrana timpani men!adi berkurang atau
hilang.
6,,
2.8 PEMERIKSAAN TAMBAHAN
0apat dilakukan pemeriksaan mikrobiologi (kultur) ataupun pemeriksaan
langsung menggunakan mikroskop dari pus maupun cairan "ang keluar dari telinga
untuk mengidentifikasi !enis mikroorganisme "ang terdapat pada ca4um timpani
sehingga pemilihan antibiotik pada OMA dapat lebih tepat dan efektif.
6
Tabl 1. O!"a#$%& 'a#" (!$%)la%$ *#"a# ($&+a#)%$#(%$% +a*a
O($($% &*$a a,-(
<mum ditemukan
Streptococcus pneumoniae
Haemophilus influenzae
Moraxella catarrhalis
>arang ditemukan
Streptococcus pyogenes
Staphylococcus aureus*
ram-negati4e enteric bacteria?
Anaerobic bacteria
:iral pathogens2
@ respirator" s"nc"tial 4irus
@ rhino4irus
@ adeno4irus
@ influen'a
@ parainfluen'a
? relatif !arang ditemukan pada neonatus (< 1 bulan)
2.. DIAGNOSIS BANDING
,
Meskipun otalgia merupakan ge!ala "ang !elas pada pasien dengan OMA
namun dapat pula dipikirkan otalgia "ang merupakan pen!alaran (reffered pain) dari
tempat lain seperti abses pada gigi, maloklusi, gangguan pada sendi
temporomandibular, sindrom n"eri miofasial (terutama pada otot masseter),
karsinoma nasofaring, infeksi pada sinus paranasal, faring dan kelen!ar sali4a,
arthritis temporal dan neuralgia.
3,5
2.1/ PENATALAKSANAAN
)ada stadium oklusi, pengobatan bertu!uan untuk membuka kembali tuba
eustachius untuk menghilangkan tekanan negatif pada telinga tengah. <ntuk
stadium ini diberikan obat tetes hidung 7=l efedrin %,5- untuk anak kurang dari
1# tahun dan 1- untuk anak lebih dari 1# tahun dan orang de3asa. Antibiotika
!uga diberikan apabila pen"ebab pen"akit adalah bakteri, bukan 4irus atau alergi.
)ada stadium presupurasi diberikan antibiotik, obat tetes hidung dan analgetika.
Antibiotika "ang dian!urkan ialah golongan penisilin dan ampisilin. Aamun
terdapat semakin meningkatn"a insidens resisten ampisilin maka antibiotik kini
dikombinasikan dengan asam kla4ulanat dan terbukti efektif terhadap bakteri
pembentuk beta-laktamase. 1ombinasi sefalosporin atau ampisilin dengan asam
kla4ulanat merupakan terapi pilihan terhadap organsime "ang resisten. >ika
penderita alergi dengan pensilin maka diberikan kombinasi sulfisoksa'ol dengan
eritromisin. /emua pangobatan perlu diberikan paling sedikit 1%-1( hari dan
dilakukan pemeriksaan lan!utan untuk memastikan resolusi lengkap.
.erapi pada stadium supurasi, selain pemberian antibiotika maka miringotomi
!uga dilakukan bila membran timpani masih utuh. .indakan ini dimaksudkan untuk
mengontrol drainase melalui insisi "ang akan sembuh dengan !aringan parut minimal.
Miringotomi dilakukan dengan menggunakan pisau miringotomi, diinsisi pada
kuadran antero inferior membran timpani. $nsisi !uga dapat dilakukan pada kuadran
postero inferior tetapi tidak pernah pada kuadran postero superior karena dapat
*
mengenai sendi inkudostapedial. 1epala harus di!aga agar tidak bergerak dan sering
dilakukan narkose umum pada anak kecil.
)ada stadium perforasi sering terlihat sekret ban"ak keluar dan kadang
keluarn"a sekret secara berden"ut (pulsasi). )engobatan "ang diberikan adalah obat
cuci telinga 7#O# 3- selama 3-5 hari serta antibiotika "ang adekuat. &iasan"a sekret
akan menghilang dan perforasi akan menutup dalam 3aktu +-1% hari.
)ada stadium resolusi membran timpani berlangsung normal kembali, sekret
tidak ada lagi dan perforasi membran timpani menutup. &ila tidak ter!adi resolusi
biasan"a cairan akan tetap mengalir melalui perforasi membran timpani. )ada
keadaan demikian antibiotika dapat dilan!utkan selama 3 minggu.
2.11 KOMPLIKASI
Otitis media merupakan infeksi bakteri terban"ak pada anak-anak. 1ira-kira
+%- anak-anak terinfeksi pada usia 3 tahun. 0engan penggunaan antibiotik ter!adi
penurunan frekuensi komplikasi otitis media dibandingkan pada era pra antibiotik.
&agaimanapun, komplikasi berat masih ter!adi dan kemungkinan berkaitan dengan
mortalitas "ang tinggi.
#,3
1omplikasi otitis media akut disebabkan karena pen"ebaran infeksi.
1omplikasi otitis media dapat berupa komplikasi ekstra kranial dan intra kranial.
)en"ebaran infeksi dari telinga dan tulang temporal men"ebabkan komplikasi intra
kranial dari otitis media. )en"ebaran infeksi ter!adi melalui 3 rute, pen"ebaran
langsung, limfogen, dan secara hematogen. 1omplikasi ekstra kranial biasan"a
sekuele langsung dari peradangan akut atau kronis "ang terlokalisasi.
3
1omplikasi ekstrakranial dapat berupa otitis eksterna kronis dan stenosis
meatal, adhesi telinga tengah, timpanosklerosis, otosklerosis, karsinoma sel
skuamosa, paralisis ner4us fasialis, labirintitis purulenta atau serosa, petrositis,
sindrom gradenigo, dan fistula labirin. )aralisis ner4us fasialis dan gangguan
pendengaran adalah resiko morbiditas "ang signifikan tampak pada pasien.
3

1%
1omplikasi intrakranial seperti trombosis sinus lateral (trans4erse dan
sigmoid), meningitis ekstradural, subdural atau abses intra serebral (serebelum dan
lobus temporal), dan hidrosefalus otitis.
#,3
e!ala-ge!ala "ang men"ertai komplikasi
intrakranial antara lain demam, letargi, ge!ala neurologis fokal, edema papil,
meningismus, perubahan mental dan sakit kepala hebat.
3
2.12 PEN0EGAHAN
Balaupun otitis media kadang-kadang tidak dapat dihindarkan pada masa
anak-anak, beberapa tindakan dapat dilakukan untuk menurunkan kemungkinan
berulangn"a infeksi dan akumulasi cairan. )emberian A/$ akan memberikan
perlindungan terhadap infeksi saluran nafas atas, "ang !uga melindungi dari
perkembangan otitis media. >ika ba"i men"usu dengan botol, orang tua dinasihatkan
agar posisi ba"i tegak, daripada membiarkan ba"i berbaring. 1egiatan higiene "ang
sehat (khususn"a mencuci tangan) membantu menurunkan infeksi saluran nafas atas
di rumah dan pusat kesehatan.
6

11
BAB III
KESIMPULAN
Otitis media supuratif akut (OMA) merupakan suatu bentuk peradangan
telinga akut (<3 minggu) "ang disebabkan gangguan fungsi tuba eustachius dan
paling ban"ak dicetuskan oleh adan"a infeksi pada saluran nafas.
e!ala klinis OMA pada orang de3asa dapat berupa telinga terasa penuh,
n"eri dan demam sedangkan pada ba"i dan anak-anak terkadang ge!ala OMA dapat
berupa demam, iritabel, muntah dan diare.
0iagnosis OMA dapat ditegakkan dengan anamnesis per!alanan pen"akit dan
pemeriksaan fisik telinga dengan menggunakan otoskop maupun otoskop pneumatik.
)enatalaksanaan OMA berbeda pada setiap stadium. )ada stadium oklusi dan
persupuratif pengobatan dapat dilakukan dengan memeriksan nasal dekongestan,
analgetik dan antibiotik (minimal 1%-1( hari). )ilihan antibiotik "ang pertama adalah
golongan ampisilin dan penisilin namun !ika terdapat resistensi maka dapat diberikan
antibiotik kombinasi ampisilin atau sefalosporin dengan asam-kla4ulanat.
Miringotomi dapat dilakukan pada OMA stadium supurasi "ang bertu!uan untuk
mengontrol drainase dan mempercepat proses pen"embuhan.
)enatalaksanaan OMA harus dilakukan dengan tepat dan efektif karena dapat
menimbulkan komplikasi intrakranial maupun ekstrakranial disebabkan oleh
pen"ebaran infeksi secara langsung, limfogen maupun hematogen.
1#

Anda mungkin juga menyukai