Anda di halaman 1dari 31

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Sumber energi merupakan sesuatu yang memiliki kemampuan untuk
menyimpan atau menghasilkan energi. Ada banyak macam jenis energi serta
sumber energi yang ada di dunia ini. Masing-masing dari sumber tersebut
memiliki kapasitas yang berbeda-beda.
Energi merupakan kebutuhan penting umat manusia, karena setiap
aktivitas yang dilakukan pasti berhubungan dengan energi. Sebagai contoh
sederhana, memasak nasi kita membutuhkan energi seperti energi listrik,
mengendarai mobil kita juga membutuhkan energi seperti bahan bakar minyak.
Seperti halnya manusia industri-industri juga membutuhkan energi untuk
menjalankan peralatan operasional pada pabrik. Sementara, jenis energi ini
banyak dimanfaatkan oleh umat manusia adalah energi yang berasal dari fosil
yang biasa kita sebut sebgai minyak bumi.
Jenis energi yang berasal dari fosil tersebut merupakan energi yang tidak
bisa untuk diperbarui. Karena hal tersebut, maka dimungkinkan akan terjadi
kelangkaan energi tersebut di masa depan atau bahkan mungkin juga energi yang
menjadi penopang utama bagi kehidupan sehari-hari bagi manusia akan habis.
Jika hal ini berlangsung berkepanjangan, dan manusia tidak bergegas untuk
menggunakan energi alternatif sebagai pengganti, saat cadangan minyak bumi
yang ada telah habis, maka manusia akan menjadi kesulitan karena terlalu
bergantung pada sumber energi tersebut, dalam hal ini dalah energi fosil. Sebagai
salah satu solusi permasalahan ini adalah energi terbarukan yang salah satunya
adalah energi angin. Banyak sekali orang membuat kincir angin dan kincirair
untuk dikonversi menjadi energi listrik. Oleh karena itu dengan mengetahui
proses konversi energi angin menjadi energi listrik dapat menjadikan bahan
pertimbangan dalam mengembangkan energi angin menjadi salah satu sumber

1
3




energi alternative yang terbarukan dan tidak menimbulkan polusi bagi
lingkungan.

1.2 Tujuan
a. Mengetahui pengertian dan pemanfaatan energi angin.
b. Mengetahui jenis-jenis turbin angin.
c. Memahami potensi sumber energi angin angin menjadi listrik.
d. Memahami teknik konversi energi angin menjadi listrik.
e. Mengetahui kecepatan angin di dunia dan di Indonesia sebagai potensi
PLTB.

1.3 Permasalahan
a. Apa Pengertian Energi Angin.
b.Bagaimana kelebihan dan kekurangan energi angin menjadi ener gi listrik.
c. Bagaimana konversi energi angin menjadi listrik.
d.Bagaimana prinsip kerja dari turbin angin.
e. Bagaimana potensi kecepatan angin di dunia dan di Indonesia untuk PLTB.













3





BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Proses Terjadinya Angin
Angin adalah pertukaran sejumlah massa udara yang diakibatkan oleh
fenomenatermal. Sumber energy termal pendorong adalah matahari. Karena
matahari memanaskan permukaan bumi secara tidak merata, maka terbentuklah
angin
Angin adalah masssa udara yang bergerak dari daerah bertekanan
maksimum ke daerah bertekanan minimum. Gerakan massa udara yang arahnya
horizontal dikenal dengan istilah angin. Anemometer mangkok adalah alat yang
digunakan untuk mengukur kecepatan angin. Satuan yang biasa digunakan dalam
menentukan kecepatan angin adalah km/jam atau knot (1 knot = 0,5148 m/det =
1,854 km/jam). Sistem penamaan angin biasanya dihubungkan dengan arah
datangnya massa udara tersebut (Buys Ballot, 1992). Untuk mengukur kecepatan
angin dapat menggunakan anemometer.
Angin terjadi bila terdapat pemanasan permukaan bumi yang tak sama
oleh sinar matahari. Di siang hari udara di atas lautan relati lebih dingin daripada
daratan. Sinar matahari menguapkan air lautan dan diserap lautan. Penguapan dan
obsorsi sinar matahari di daratan kurang sehingga udara di atas daratan lebih
panas. Dengan demikian udara di atas mengembang,jadi ringan dan naik ke atas
(Nanang Okta : 2006)

2.2 Energi Angin
Energi angin saat ini adalah sumber energi terbarukan yang paling populer
di dunia.Energi angin merupakan salah satu sumber energi tertua, dan konversi
energi angin menjadi bentuk energi yang berguna telah dilakukan selama lebih
dari 5000 tahun untuk tujuan seperti mendorong perahu dan kapal layar. Dewasa
ini energi angin banyak digunakan untuk menghasilkan listrik, dan merupakan
salah satu sektor energi terbarukan paling maju dengan potensi di tahun-tahun


3




mendatang memiliki rasio yang jauh lebih besar sebagai pemasok kebutuhan
energi dunia dibandingkan di saat ini.
Energi angin juga merupakan sumber energi terbarukan yang berarti tidak
dapat habis seperti bahan bakar fosil. Energi angin yang tersedia di atmosfer lima
kali lebih besar daripada konsumsi energi dunia saat ini. Potensi energi angin di
darat dan dekat pantai sekitar 72 TW (tera watt) yang melebihi lima kali lebih
banyak dari penggunaan energi dunia saat ini dalam segala bentuk.
Berdasarkan data dari GWEC, jumlah PLTB yang ada di dunia saat ini
adalah sebesar 157.900 MWatt (sampai dengan akhir tahun 2009), dan
pembangkit jenis ini setiap tahunnya mengalami peningkatan dalam
pembangunannya sebesar 20-30%. Teknologi PLTB saat ini dapat mengubah
energi gerak angin menjadi energi listrik dengan efisiensi rata-rata sebesar 40%.
Efisiensi 40% ini disebabkan karena akan selalu ada energi kinetik yang tersisa
pada angin karena angin yang keluar dari turbin tidak mungkin mempunyai
kecepatan sama dengan nol. Gambar ini merupakan laju pertumbuhan dan daya
elektrik total PLTB di dunia yang ada sampai saat ini.

Gambar 1. Grafik laju pertumbuhan dan daya elektrik total PLTB di dunia (2009)
( Sumber: http://indocropcircles.wordpress.com/2014/01/04/ )

3




2.3 Turbin Angin
Turbin angin merupakan elemen utama dari sebuah ladang angin (wind
farm), dan digunakan untuk mengubah energi kinetik angin menjadi energi
mekanik dan kemudian menjadi listrik. Dalam konteks produksi listrik, turbin
angin ini juga dikenal sebagai generator angin. Sebuah turbin angin terdiri dari
rotor, baling-baling yang melekat pada rotor, generator dan struktur menara.
Untuk menghasilkan listrik diperlukan generator, yang mengubah energi
kinetik menjadi listrik. Dalam turbin angin komersial terdapat gearbox yang
ditempatkan di antara rotor dan generator, untuk mengubah kecepatan putaran
rendah baling-baling ke rotasi kecepatan tinggi yang diperlukan untuk
memproduksi listrik. Kecepatan rotasi turbin angin biasanya antara 40-400 rpm
(rotasi per menit) sedangkan untuk menghasilkan listrik kita membutuhkan 1200-
1800 rpm.
Turbin angin dipasang di atas struktur menara tinggi (biasanya di atas 80
meter) untuk dapat beroperasi pada ketinggian yang diperlukan. Turbin angin
memanfaatkan aliran angin pada ketinggian yang lebih tinggi karena
kecepatannya yang lebih tinggi dan lebih konstan (karena pengaruh penurunan
drag).
Ada dua desain utama turbin angin, turbin angin sumbu horizontal dan
turbin angin sumbu vertikal. Sebuah turbin angin sumbu horizontal berputar di
sumbu horizontal turbin angin tersebut. Baling-baling turbin angin modern
dikendalikan oleh motor yang terkontrol secata komputerisasi dan dioptimalkan
sehingga mereka selalu menghadap ke arah yang terbaik untuk "menangkap"
angin, sehingga dapat mempertahankan kinerja tinggi untuk waktu yang cukup
lama. Turbin angin sumbu horizontal merupakan turbin angin tipe lama dan yang
paling umum digunakan saat ini pada ladang angin komersial.
Di sisi lain, turbin sumbu vertikal berputar pada sumbu vertikal (omni-
directional) yang berarti mereka menghadap ke arah arah angin untuk berputar.
Turbin angin sumbu vertikal tidak memerlukan tidak perlu kecepatan angin yang
tinggi dan teratur untuk beroperasi seperti pada sumbu horizontal, sehingga turbin
angin jenis ini dapat diletakkan pada ketinggian yang lebih rendah. Ini merupakan
3




keuntungan turbin omni-directional, kemampuan yang mereka miliki
membuatnya lebih cocok untuk daerah perkotaan dan di atas atap.
Turbin angin dapat didirikan baik di darat (dikenal sebagai turbin angin
darat) atau di laut (turbin angin lepas pantai). Turbin angin darat biasanya lebih
murah karena mereka lebih mudah untuk diinstal. Turbin angin lepas pantai lebih
mahal, tetapi mereka memperoleh keuntungan dari hembusan angin yang lebih
konstan dan lebih banyak yang ditemukan di laut, memungkinkan untuk dipasang
dengan kapasitas yang lebih besar.
Untuk produksi skala besar, turbin angin listrik diinstal dalam bentuk
ladang angin. Ladang angin yang besar luasnya dapat mencapai beberapa mil
persegi dan terdiri dari beberapa ratus turbin angin. Ladang angin yang terletak di
darat disebut ladang angin darat dan ladang angin yang diletakkan di laut disebut
ladang angin lepas pantai. Lokasi turbin angin yang terbaik adalah yang memiliki
hembusan konstan, kecepatan angin yang non-turbulen minimal 10m/h (16km/h),
dan terletak di dekat sebuah sistem transmisi.
Sebelum membangun ladang angin, angin di lokasi tersebut dipantau dan
diukur setidaknya selama satu tahun. Pengukuran dilakukan pada tempat dan
ketinggian yang berbeda. Data yang dikumpulkan akan menentukan desain,
ketinggian, lokasi turbin angin di ladang angin, dan jarak antar turbin angin.
Sebuah gardu juga diperlukan di lokasi tersebut, tempat semua listrik yang
dihasilkan dari turbin angin individu (tegangan menengah) dikumpulkan dan
ditransmisikan dalam sistem transmisi lokal (ditransformasikan ke tegangan
tinggi).

2.3.1 Komponen Turbin Angin
Turbin angin yang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga angin
tersusun dari berbagai komponen. Berikut ini akan dijelaskan bagian-bagian dari
turbin angin:(Daryanto:2007).


3
















Gambar 2. Komponen turbin angin
(sumber : http://jendeladenngabei.blogspot.com, 2008 )

1. Blades
Kebanyakan turbin baik dua atau tiga pisau. Angin bertiup di atas
menyebabkan pisau-pisau untuk mengangkat dan berputar
2. Rotor
Pisau dan terhubung bersana-sama disebut rotor
3. Pitch
Blades yang berbalik, atau nada, dari angin untuk mengontrol kecepatan
rotor dan menjaga rotor berputar dalam angin yang terlalu tinggi atau
terlalu rendah untuk menghasilkan listrik.


3




4. Brake
Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox agar
bekerja pada titik aman saat terdapat angin yang besar. Alat ini perlu
dipasang karena generator memiliki titk kerja aman dalam
pengoperasiannya. Generator ini akan menghasilkan energi listrik
maksimal pada saat bekerja pada titik kerja yang telah ditentukan.
Kehadiran angin diluar dugaan akan menyebabkan putaran yang cukup
cepat pada poros generator, sehingga jika tidak diatasi maka putaran ini
merusak generator. Dampakanya adalah overheat, rotor breakdown.
5. Low-Speed Shaft
Mengubah poros rotor kecepatan rendah sekitar 30-60 rotasi per menit.
6. Gear box
Gears menghubungkan poros kecepatan tinggi di poros kecepatan rendah
dan meningkatkan kecepatan sekitar 30-60 rpm, sekitar 1000-1800 rpm,
kecepatan rotasi yang diperlukan oleh sebagian besar generator unyuk
meng hasilkan listrik. Gearbox adalah bagian mahal dan berat dari turbin
angin.
7. Generator
Berfungsi mengkonversi energi putar manjadi energi listrik. Ada berbagai
jenis generator yang dapat digunakan dalam sistem turbin angin, antara
lain generator serempak (synchronous generator), generator tak serempak
(unsynchronous generator), rotor sangkar maupun rotor belitan ataupun
generator magnet permanen.
Penggunaan generator serempak memudahkan kita untuk mengatur
tegangan dan frekuensi keluaran generator dengan cara mengatur-atur arus
medan generator. Sayangnya penggunaan generator serempak jarang
daplikasikan karena biayanya yang mahal, membutuhkan arus penguat dan
membutuhkan sistem kontrol yang rumit.
Generator tak serempak sering digunakan untuk sistem turbin angin dan
sistem mikrohidro, baik untuk sistem fixed-speed maupun sistem variable
speed.
3




8. Controller
Pengontrol mesin mulai dengan kecepatan angin sekitar 8-16 mil per jam
(mph) dan menutup mesin turbin sekitar 55 mph di atas, karena dapat
rusak oleh angin yang kencang.
9. Anemometer
Mengukur kecepatan angin dan mengirimkan data kecepatan angin ke
pengontrol.
10. Wind vane
Tindakan arah angin dan berkomunikasi dengan yaw drive untuk
menggerakkan turbin dengan koneksi yang benar dengan angin.
11. Nacelle
Nacelle berada di atas menara dan berisi gear box, poros kecepatan rendah
dan tinggi, generator, kontrol dan rem.
12. High-Speed Shaft
Drive generator. Poros yang berhubungan langsung dengan rotor
generator.
13. Yaw Drive
Yang digunakan untuk menjaga rotor menghadap ke arah angin sebagai
perubahan angin.
14. Yaw Motor
Kekuatan dari drive yaw.
15. Tower
Menara yang terbuat dari baja tabung, beton atau kisi baja. Karena
kecepatan angin maningkat dengan tinggi, menara tinggi memungkinkan
turbin untuk menangkap lebih banyak energi dan menghasilkan listrik
lebih banyak. Tower pembankit listrik tenaga angin ada tiga macam
seperti gambar di bawah ini:




3













Gambar 3. macam-macam tower Pembangkit listrik Tenaga angin
( Sumber http://jendeladenngabei.blogspot.com, 2006 )
2.3.2 Jenis-jenis Turbin Angin
Ada dua jenis turbin angin yang umum digunakan saat ini, yaitu
berdasarkan arah poros berputar (sumbu): turbin angin sumbu horisontal
danturbin angin sumbu vertikal. Ukuran turbin angin bervariasi. Turbin kecil yang
digunakan untuk memasok energi rumah tunggal atau bisnis mungkin memiliki
kapasitas kurang dari 100 kilowatt. Beberapa turbin komersial berukuran besar
mungkin memiliki kapasitas 5 juta watt, atau 5 megawatt. Turbin yang lebih besar
sering dikelompokkan bersama-sama sebagi ladang angin yang memasok listrik
ke jaringan listrik.
a. Turbin Angin Sumbu Horisontal

Gambar 4. Turbin Horisontal ( sumberhttp://id.wikipedia.org , 2010 )
3




Kebanyakan turbin angin yang digunakan saat ini adalah tipe sumbu
horisontal. Turbin angin sumbu horisontal memiliki bilah baling-baling seperti di
pesawat. Sebuah turbin angin horisontal berdiri setinggi bangunan 20-lantai dan
memiliki tiga pisau yang rentangnya menjangkau 200 kaki. Turbin angin terbesar
di dunia memiliki baling-baling yang lebih lebih panjang dari lapangan sepak
bola. Turbin angin yang tinggi dan lebar dibangun untuk menangkap lebih
banyak angin.Turbin jenis ini paling banyak dikembangkan di berbagai negara.
Cocok dipakai untuk menghasilkan listrik. Terdiri dari dua tipe, yaitu mesin
upwind dan mesin downwind.
Mesin upwind : rotor berhadapan dengan angin. Rotor di disain tidak
fleksibel, diperlukan mekanisme yaw untuk menjaga rotor agar tetap
berhadapan dengan angin. Untuk menjaga rotor agar tetap berhadapan.
Mesin downwind : rotor ditempatkan dilbelakang tower. Rotor dapat
dibuat lebih fleksibel tanpa menggunakan mekanisme yaw, sehingga
mengurangi berat, lebih ringan dari pada mesin upwind. Kelemahannya
adalah bahwa angin harus melewati tower terlebih dahulu sebelum
sampai pada rotor, sehingga menambah beban (fatigue load) pada
turbin.

b. Turbin Angin Sumbu Vertikal

3




Gambar 5. Turbin Vertikal ( sumber http://id.wikipedia.org, 1998 )

2.3.3 Kelebihan dan Kelemahan Tiap jenis Turbin
Keunggulan dan Kelemahan Turbin Angin Sumbu Horizontal (TASH)
a. Keunggulan TASH
Dasar menara yang tinggi membolehkan akses ke angin yang lebih kuat
ditempat-tempat yang memiliki geseran angin (perbedaan antara laju dan arah
anginantara dua titik yang jaraknya relatif dekat di dalam atmosfir bumi. Di
sejumlah lokasi geseran angin, setiap sepuluh meter ke atas, kecepatan angin
meningkat sebesar 20%.
b. Kelemahan TASH
Menara yang tinggi serta bilah yang panjangnya bisa mencapai 90 meter
sulit diangkut. Diperkirakan besar biaya transportasi bisa mencapai 20%
dari seluruh biaya peralatan turbin angin.
TASH yang tinggi sulit dipasang, membutuhkan derek yang yang sangat
tinggi dan mahal serta para operator yang tampil.
Konstruksi menara yang besar dibutuhkan untuk menyangga bilah-bilah
yang berat,gearbox, dan generator.
TASH yang tinggi bisa mempengaruhi radar airport.
Ukurannya yang tinggi merintangi jangkauan pandangan dan mengganggu
Penampilan pemandangan.

Keunggulan dan Kelemahan Turbin Angin Sumbu Vertikal (TASV)
a. Keunggulan TASV
Tidak membutuhkan struktur menara yang besar.
Karena bilah-bilah rotornya vertikal, tidak dibutuhkan mekanisme yaw.
Sebuah TASV bisa diletakkan lebih dekat ke tanah, membuat pemeliharaan
bagian-bagian yang bergerak jadi lebih mudah.
TASV memiliki sudut airfoil (bentuk bilah sebuah baling-baling yang
terlihat secara melintang) yang lebih tinggi, memberikan keaerodinamisan
3




yang tinggi sembari mengurangi drag pada tekanan yang rendah dan
tinggi.
Desain TASV berbilah lurus dengan potongan melintang berbentuk kotak
atau empat persegi panjang memiliki wilayah tiupan yang lebih besar
untuk diameter tertentu daripada wilayah tiupan berbentuk lingkarannya
TASH.
TASV memiliki kecepatan awal angin yang lebih rendah daripada TASH.
Biasanya TASV mulai menghasilkan listrik pada 10km/jam (6 m.p.h.)
TASV biasanya memiliki tip speed ratio (perbandingan antara kecepatan
putaran dari ujung sebuah bilah dengan laju sebenarnya angin) yang lebih
rendah sehingga lebih kecil kemungkinannya rusak di saat angin
berhembus sangat kencang.
TASV bisa didirikan pada lokasi-lokasi dimana struktur yang lebih tinggi
dilarang dibangun.
TASV yang ditempatkan di dekat tanah bisa mengambil keuntungan dari
berbagai lokasi yang menyalurkan angin serta meningkatkan laju angin
(seperti gunung atau bukit yang puncaknya datar dan puncak bukit),
TASV tidak harus diubah posisinya jika arah angin berubah.
Kincir pada TASV mudah dilihat dan dihindari burung.

b. Kelemahan TASV
Kebanyakan TASV memproduksi energy hanya 50% dari efisiensi TASH
karena drag tambahan yang dimilikinya saat kincir berputar.
TASV tidak mengambil keuntungan dari angin yang melaju lebihkencang
dielevasi yang lebih tinggi.
Kebanyakan TASV mempunyai torsi awal yang rendah, dan membutuhkan
energy untuk mulai berputar.
Sebuah TASV yang menggunakan kabel untuk menyanggahnya member
tekanan pada bantalan dasar karena semua berat rotor dibebankan pada
bantalan. Kabel yang dikaitkan kepuncak bantalan meningkatkan daya
dorong kebawah saat angin bertiup.
3




2.3.4 Kelebihan dan Kelemahan Turbin Angin secara garis besar
a. Kelebihan
Penggunaan angin untuk energi memiliki dampak lingkungan yang lebih
sedikit dibandingkan banyak sumber energi lainnya. Turbin angin (sering disebut
kincir angin) tidak melepaskan emisi yang mencemari udara atau air (dengan
sedikit perkecualian), dan mereka tidak memerlukan air untuk pendinginan.
Turbin angin juga dapat mengurangi jumlah listrik yang dihasilkan dari bahan
bakar fosil dan oleh karena itu mengurangi jumlah polusi udara, emisi karbon
dioksida, dan penggunaan air dibandingkan pembangkit listrik berbahan bakar
fosil.
Kebanyakan ilmuwan percaya bahwa perubahan iklim disebabkan oleh
emisi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia dam penggunaan energi angin
dapat membantu menguranginya.
b. Kelemahan
Turbin angin memang memiliki dampak negatif terhadap lingkungan,
tetapi dampak negatif bisa diseimbangkan dengan kebutuhan kita akan listrik;
dampak lingkungan dengan menggunakan angin untuk energi secara keseluruhan
relatif lebih rendah dibandingkan sumber energi lainnya untuk membuat listrik.
Turbin angin modern adalah mesin yang sangat besar, dan beberapa pihak
tidak suka mengenai dampak visual mereka pada lanskap. Ada beberapa turbin
angin yang terbakar, bahkan ada cairan pelumas yang bocor, meskipun hal ini
relatif jarang. Beberapa pihak tidak menyukai suara yang ditimbulkan oleh baling-
baling turbin angin.
Beberapa jenis turbin angin dan proyek energi angin menyebabkan
kematian burung dan kelelawar. Namun cara untuk mengurangi dampak dari
turbin angin pada burung dan kelelawar terus diliti.
Sebagian besar proyek pembangkit listrik tenaga angin di darat juga
membutuhkan jalan dan sarana transportasi yang menambah dampak fisik
terhadap lingkungan. Memproduksi logam dan bahan lainnya di turbin angin, dan
3




beton untuk pondasi juga memerlukan penggunaan energi, yang mungkin berasal
dari bahan bakar fosil.

2.4 Proses Pembangkitan Energi Listrik Tenaga Angin
Suatu pembangkit listrik dari energi angin merupakan hasil dari
penggabungan dari beberapa turbin angin sehingga akhirnya dapat menghasilkan
listrik. Cara kerja dari pembangkitan listrik tenaga angin ini yaitu awalnya energi
angin memutar turbin angin. Turbin angin bekerja berkebalikan dengan kipas
angin (bukan menggunakan listrik untuk menghasilkan listrik, namun
menggunakan angin untuk menghasilkan listrik). Kemudian angin akan memutar
sudu-sudu turbin, lalu diteruskan untuk memutar rotor pada generator yang
letaknya di bagian belakang turbin angin. Generator mengubah energi putar rotor
menjadi energi listrik dengan prinsip hukum faraday, yaitu bila terdapat
penghantar di dalam suatu medan magnet, maka pada kedua ujung penghantar
tersebut akan dihasilkan beda potensial (Alamsyah,2007).









Gambar 6. proses kerja pembangkit listrik tenaga angin
(sumber http://yefrichan.wordpress.com, 2007
3




Ketika poros generator mulai berputar, maka akan terjadi perubahan fluks
pada stator yang akhirnya dihasilkan tegangan dan arus listrik. Tegangan dan arus
listrik yang dihasilkan disalurkan melalui kabel jaringan listrik didistribusikan.
Tegangan arus listrik yang dihasilkan oleh generator berupa AC
(alternating current) yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal.
Energi listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dimanfaatkan.

2.5 Kecepatan Angin dan Perkiraan Konversinya

Tabel 1. Kecepatan dan Daya Angin dibeberapa Ketinggian
No. Ketinggian 10 m Ketinggian 50 m
Daya
(W/m
2
)
Kecepatan
(m/s)
Daya
(W/m
2
)
Kecepatan
(m/s)
1 <100 <4.4 <200 <5.6
2 100-150 4.4 5.1 200 300 5.6 6.4
3 150-200 5.1 5.6 300 400 6.4 7.0
4 200-250 5.6 6.0 400 500 7.0 7.5
5 250-300 6.0 6.4 500 600 7.5 8.0
6 300-400 6.4 7.0 600 800 8.0 8.8
7 >400 >7.0 >800 >8.8
Sumber http://digilib.itb.ac.id , 2008

Pada umumnya angin yang dipakai sebagai pembangkit energi adalah
angin yang ada dipemukaan bumi, yakni pada ketinggian maksimal 1 km.
Tidak semua jenis angin dapat digunakan untuk memutar turbin
pembangkit listrik tenaga angin. Untuk iti berikut akan dijelaskan
klasifikasi dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi
listrik.



3




Tabel 2. indikasi kondisi alam di daratan dengan beberapa kecepatan angin.


















(sumber http://yefrichan.wordpress.com, 2007 )

Syarat angin untuk pembangkit listrik Indonesia, negara kepulauan yang
2/3 wilayahnya adalah lautan dan mempunyai garis pantai terpanjang di dunia
yaitu 80.791,42 Km merupakan wilayah potensial untuk pengembangan
pembanglit listrik tenaga angin, namun sayang potensi ini nampaknya belum
dilirik oleh pemerintah. Sungguh ironis, disaat Indonesia menjadi tuan rumah
konfrensi dunia mengenai pemanasan global di Nusa Dua, Bali pada akhir tahun
2007, pemerintah justru akan membangun pembangkit listrik berbahan bakar
batubara yang merupakan penyebab nomor 1 pemanasan global.


Kelas
angin
Kecepatan angin
(m/s)
Kondisi alam di daratan
1 0,00 -0,02 ------------------------------------------
2 0,3 1,5 Angin tenang , asap lurus keatas
3 1,6 3,3 Asap bergerak mengikuti arah angin
4 3,3 5,4
Wajah terasa ada angin, daun-daun
bergoyang pelan, petunjuk arah angin
bergerak
5 5,5 7,9
Debu dan kertas berterbangan, ranting
pohon bergoyang
6 8,0 10,7
Ranting pohon bergoyang, bendera
berkibar
7 10,8 13,8
Ranting pohon besar bergoyang, air
berombak kecil
8 13,9 17,1
Ujung pohon melengkung, hembusan
angin terasa di telinga
9 17,2 20,7
Dapat mematahkan ranting pohon, jalan
berat melawan arah angin
10 20,8 24,4
Dapat mematahkan ranting pohon, rumah
roboh
11 24,5 28,4
Dapat meruntuhkan pohon, menimbulkan
kerusakan
12 28,5 32,6 Menimbulkan kerusakan parah
13 32,7 35,9 Tornado
3




BAB III
POTENSI ENERGI ANGIN DI INDONESIA DAN BERBAGAI DUNIA

3.1 Potensi Energi Angin Di Dunia

Gambar 7. Grafik total kapasitas energi angin terpasang di dunia











( Sumber : http://www.indoenergi.com/2012/07/energi-angin-dan-
dampaknya-pada.html )

Di seluruh dunia, banyak negara yang berinvestasi pada tenaga angin di
darat maupun turbin lepas pantai. Sebuah organisasi nirlaba berbasis di Jerman
yang mewakili asosiasi energi angin di lebih dari 100 negara, World Wind Energy
Association, mengatakan bahwa nantinya akan ada diversifikasi pasar tenaga
angin yang lebih besar.Organisasi World Wind Energi Association (WWEA)
mempromosikan pembaharuan energy, menyarankan pemerintah untuk membuat
kebijakan, dan menjalankan pengembangan industri tenaga angin. Negara di
Amerika Latin dan Afrika memasang peternakan tenaga angin pertama yang
pernah dimiliki. Pasar tenaga angin yang lebih besar dan beragam juga berarti
meningkatkan persaingan dan harga yang lebih baik bagi konsumen.

16
3




Berikut 10 dari banyak negara anggota WWEA yang menghasilkan tenaga angin
terbesar.
1. China
Negara China mempunyai pasar angin terbesar dari negara manapun di dunia
ini. Berdasarkan data terakhir WWEA, China menghasilkan kapasitas angina
sekitar 67,7 gigawatts pada bulan Juni 2012 lalu. Bukan tidak mungkin kini
China bisa menghasilkan lebih dari 80 gigawatts. Pengembangan tenaga angin
skala besar telah dimulai kurang dari 10 tahun yang lalu. Sejak itu, China telah
berkembang menjadi mesin utama dalam industri angin global. Tenaga angin
sangat dibutuhkan di China karena sumber energi konvensional di China tidak
akan cukup untuk memenuhi kebutuhan di masa depan.

Gambar 8. Pembangkit Tenaga Angin China
( sumber http://jendeladenngabei.blogspot.com, 2006 )

2. Amerika Serikat
Amerika Serikat berada tepat di bawah China dalam peringkat total kapasitas
tenaga angin. Saat ini kapasitas tenaga angin yang dimiliki Amerika Serikat
mendekati angka 60 gigawatts. Jumlah ini disebabkan oleh pemasangan per
3




kapita di Amerika Serikat tidak pada jumlah yang mengesankan. Selain itu,
dukungan politik tenaga angin di Amerika Serikat juga belum pasti, sehingga
hal ini menciptakan tantangan bagi produsen dan investor untuk mencari
rencana stabilitas jangka panjang.
3. Jerman
Pasar tenaga angin di Eropa dipimpin oleh Jerman dengan total kapasitas lebih
dari 30 gigawatts, membantu Uni Eropa untuk melampaui 100 gigawatts
tenaga angin yang dipasang musim gugur yang lalu. Meskipun berfokus pada
lobi batubara, namun Jerman tetap berkomitmen dengan energi terbarukan.
Tenaga angin dan energi terbarukan lainnya mendapatkan dukungan publik
yang kuat, kemudian dukungan ini diterjemahkan dalam kebijakan politik
4. Spanyol
Kapasitas tenaga angin Spanyol menunjukkan angka yang mengesankan,
tetapi keadaan ekonomi Spanyol menunjukkan sebaliknya. Spanyol berada
tepat di bawah Jerman untuk total kapasitas tenaga angin, dan negara ini
masih bergulat dengan krisis ekonomi yang dimulai tahun 2008 lalu. Kondisi
ekonomi ini menyebabkan kurangnya dukungan untuk energi terbarukan.
Spanyol tidak memiliki sumber daya fosil dan masih ada kesenjangan antara
potensial sumber daya dengan investasi energi terbarukan.
5. India
Negara berkembang pertama yang memperkenalkan tenaga angin berskala
besar adalah India. Populasi yang semakin berkembang dan tingkat
pertumbuhan industri yang tinggi menciptakan peningkatan tuntutan
kebutuhan energi. India tidak memiliki sumber daya fosil, namun negara ini
telah berinvestasi dalam energi terbarukan meskipun pertumbuhan tenaga
angin di negara ini lebih lambat dari China.
3





Gambar 9. Pembangkit Tenaga angin di India
( sumber www.engineeringtown.com , 2013 )
6. Italia
Tahun 2011, publik Italia memutuskan adanya referendum untuk tenaga
nuklir. Hal ini masuk akal bagi sebuah negara yang tidak bergantung pada
impor bahan bakar fosil yang memutuskan berinvestasi dalam tenaga angin.
Namun, sektor energi terbarukan merupakan pisau bermata dua bagi Italia
karena adanya keterlibatan mafia Sisilia yang mengatakan bahwa energi
terbarukan bisa menjadi bisnis yang penting.
7. Perancis
Tahun 2012 lalu presiden Perancis, Franois Hollande, mengumumkan untuk
mengurangi ketergantungan negara pada tenaga nuklir. Pergeseran kebutuhan
energi merupakan langkah yang tepat, yang akhirnya menjadikan Perancis
sebagai negara terbesar ke-7 di dunia. Dewasa ini, perusahaan Perancis
merupakan pemimpin manufaktur teknologi dan tenaga angin.
8. Kanada
Kebijakan politik tentang energi di Kanada mendapat dukungan dari provinsi.
Secara keseluruhan, kapasitas tenaga angin yang dimiliki Kanada lebih dari
5,5 gigawatts. Program energi angin, terutama di Ontarlo dan Nova Scotia,
telah mempunyai sistem insentif bagi investor yang berbasis masyarakat yang
merupakan elemen penting untuk mengambil potensi pemegang saham di
industri tenaga angin.
3




9. Brazil
Alasan Brazil berada di daftar 10 besar negara penghasil tenaga angin adalah
karena pertumbuhan industri di Brazil sangat tinggi. Lelang terbuka energi
angin pada harga dan kondisi yang tepat di Brazil terbukti bisa mengalahkan
gas, tenaga air, nuklir, dan batubara. Harga tenaga angin di Brazil sekitar 5 sen
per kilowatt-hour.

Gambar 10. Pembangkit Tenaga Angin di Brazil
( sumberwww.majalahenergi.com , 2003 )

10. Denmark
Posisi terakhir ditempati oleh negara yang menggunakan tenaga angin untuk
menggerakkan 28 persen listrik keseluruhan. Target Denmark mencapai 50
persen di tahun 2020 kelak. Denmark memiliki pengalaman dan pengetahuan
tentang cara mengintegrasikan tenaga angin ke dalam sistem. Misalnya salah
satu daerah di Denmark, lebih dari 100 persen listrik berasal dari sumber daya
terbarukan dan tenaga angin yang sebagian besar digunakan untuk penghangat
ruangan.

3




Dan dibawah ini merupakan table kapasitas energi angin yang terpasang pada
2004/2005
Tabel 3. Kapasitas Energi Angin di Berbagai Negara Pada 2004/2005
Urutan Negara Kapasitas (MW)
2005 2004
01 Jerman 18.428 16.629
02 Spanyol 10.027 8.263
03 AS 9.149 6.725
04 India 4.430 3.000
05 Denmark 3.128 3.124
06 Italia 1.717 1.265
07 Britania Raya 1.353 888
08 China 1.260 764
09 Belanda 1.219 1,078
10 Jepang 1.040 896
3




11 Portugal 1.022 522
12 Austria 819 606
13 Perancis 757 386
14 Kanada 683 444
15 Yunani 573 473
16 Australia 572 379
17 Swedia 510 452
18 Irlandia 496 339
19 Norwegia 270 270
20 Selandia
Baru
168 168
21 Belgia 167 95
22 Mesir 145 145
23 Korea
Selatan
119 23
3




24 Taiwan 103 13
25 Finlandia 82 82
26 Polandia 73 63
27 Ukraina 73 69
28 Kosta Rika 70 70
29 Maroko 64 54
30 Luxemburg 35 35
31 Iran 32 25
32 Estonia 30 3
33 Filipina 29 29
34 Brasil 29 24
35 Republik
Ceko
28 17
Total dunia 58.982 47.671
( sumberwww.scribd.com , 2013 )
3




3.2 Pontensi Energi Angin di Indonesia
Energi angin di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk
dikembangkan sebagai sumber energi terbarukan (Toni:2008).
Potensi ini bukan hanya pada besarnya nilai energi yang dapat dihasilkan
namun juga akan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia.
Dalam beberapa tahun mendatang diperkirakan dapat menjadi sumber energi
tumpuan bagi Indonesia.
Tabel 4. Perkiraan potensi energi angin di beberapa pulau di Indonesia
Sumber : majalah LAPAN No. 16 Tahun ke-4
Keterangan : WPEA = Wilayah Produksi EnergiAngin

Pada tahun 2006 lalu, Presiden mengeluarkan dekrit presiden nomor 5
tahun 2006 yang berkaitan tentang Kebijakan Energi Nasional di tahun 2025
(Gambar 2).
Dari keputusan tersebut dapat terlihat bahwa Indonesia berusaha untuk
mengurangi ketergantungan energi dari sumber daya fosil yang semakin menipis.
Namun skema pembagian energi ini pun masih terlihat bahwa 83% sumber
energi bergantung dari energi fosil (minyak, batubara, dan gas), hanya sekitar
17% yang berasal dari sumber energi terbarukan termasuk energi angin (kurang
lebih 1%).
No. Daerah Luas
WPEA
Daya Listrik yang dapat
dihasilkan(MW)
1 Jawa 1200 9600
2 Sumatra 1000 8000
3 Kalimantan 600 4800
4 Sulawesi 800 6400
5 Nusa
Tenggara
500 4000
6 Lainnya 500 4000
Jumlah 4600 36800
3




Pada tahun 2011 Perusahaan Listrik Negara (PLN) memprediksikan
pertumbuhan listrik di Indonesia mencapai 5.500 MW pertahunnya. Angka
tersebut sama dengan kapasitas total sebesar 100.000 MW pada tahun 2025 nanti.
Energi angin di Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk
dikembangkan sebagai sumber energi terbarukan (Darwis:2009).
Potensi ini bukan hanya pada besarnya nilai energi yang dapat dihasilkan
namun juga akan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia.
Dalam beberapa tahun mendatang diperkirakan dapat menjadi sumber energi
tumpuan bagi Indonesia.
Pada tahun 2006 lalu, Presiden mengeluarkan dekrit presiden nomor 5
tahun 2006 yang berkaitan tentang Kebijakan Energi Nasional di tahun 2025
Dari keputusan tersebut dapat terlihat bahwa Indonesia berusaha untuk
mengurangi ketergantungan energi dari sumber daya fosil yang semakin menipis.
Namun skema pembagian energi ini pun masih terlihat bahwa 83% sumber
energi bergantung dari energi fosil (minyak, batubara, dan gas), hanya sekitar
17% yang berasal dari sumber energi terbarukan termasuk energi angin (kurang
lebih 1%).
Dengan skenario national perpaduan energi (energy mix) di atas,
kebutuhan listrik yang disediakan dari energi angin dapat diperkirakan sebesar
1000 MW pada tahun 2025.
Sedangkan menurut data World Wind Energi Association Report (WWEA
2010), kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga angin di Indonesia sebesar
1,4 MW yang tersebar di Nusa Penida (Bali), Bangka Belitung, Yogyakarta dan
Pulau Selayar (Sulawesi Utara).
Jumlah tersebut belum mencapai angka yang signifikan untuk memenuhi
skenario energy mix 2025. Artinya pemerintah harus berusaha keras untuk
membangun Pembangkit Listrik Tenaga Bayu dengan kapasitas total 1.000 MW
hingga 13 tahun mendatang.
Jumlah ini bukanlah mustahil untuk dipenuhi jika kita melihat potensi
energi angin yang tersebar di seluruh pesisir nusantara. Indonesia yang memiliki
total garis pantai mencapai 81.000 km dengan kecepatan angin rata-rata 3-5 m/s.
3




Indonesia memiliki karakteristik kecepatan angin rata-rata (V
mean
) yang
relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara pengguna SKEA seperti
Finlandia, Amerika Serikat, dan negara-negara lainya. Daerah-daerah di Indonesia
umumnya memiliki V
mean
antara 3-6 m/s, berbeda dengan negara-negara Eropa
yang berkisar di antara 9-12 m/s. Keunikan karakter angin Indonesia
menimbulkan masalah ketika teknologi PLTB, yang umumnya dirancang
mengikuti karakteristik angin negara-negara Eropa, diaplikasikan di
Indonesia.Adapun data kecepatan rata-rata angin di Indonesia dapat dilihat pada
Gambar di bawah ini yang didapat dari NASA.














Gambar 11. Kecepatan angin di Indonesia ( Sumber www.scribd.com , 2013 )

Dapat dilihat bahwa daerah yang memiliki kecepatan angin rata-rata
terbesar adalah daerah Nusa Tenggara, 5,5-6,5 m/s. Sedangkan pulau-pulau besar
di Indonesia, seperti Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan Papua hanya
memiliki kecepatan angin rata-rata antara 2,7 4,5 m/s. Kecepatan angin pada
3




daerah-daerah di Indonesia memang relatif lebih kecil dari daerah-daerah
konsumen energi angin seperti Finlandia, Belanda, dan Amerika Serikat.
Kendala terdahulu yang sering dijumpai ketika kita ingin membuat suatu
pembangkit listrik tenaga angin adalah kecepatan angin di Indonesia yang sangat
rendah jika dibandingkan dengan negara-negara di eropa utara dan amerika.
Kemudian fluktuasi kecepatan angin tersebut sering kali membuat turbin bekerja
tidak efektif (Susilo:2002).
Namun hal ini dapat teratasi dengan teknologi generator dan konverter
daya modern dimana dengan kecepatan angin yang sangat rendah pun, hanya
sekitar 2,5 m/s, kita masih dapat menuai energi listrik secara optimal. Teknologi
ini masih terus dikembangkan karena memiliki beberapa keunggulan, yaitu :
1. Tidak memerlukan sistem transmisi (gearbox) yang mengakibatkan
rendahnya efisiensi turbin.
2. Sistem dapat digunakan pada kecepatan angin yang rendah sekalipun (2,5
3 m/s), sehingga efisiensi tinggi.
3. Pengendalian sistem dan pemeliharaan yang cenderung lebih mudah.
Namun beberapa kendala umum yang sering muncul ketika ingin
mengembangkan sistem ini juga ada yaitu sebagai berikut :
1. Belum banyak industry yang bermain di wilayah ini karena biaya investasi
yang masih cenderung mahal.
2. Belum ada pemetaan spasial yang spesifik dan akurat, yang secara khusus
dilakukan untuk menghitung potensi aktual tiap daerah.
3. Secara ekonomis, energi ini belum bisa bersaing dengan energi fosil.






3




BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari uraian yang telah dijelaskan sebelumnya dan analisa hasil
simulasi,maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam konversi energi angin menjadi energi listrik ditentukan oleh
koefisien atau efisiensi yang dimiliki rotor, efisiensi transmisi dan
efisiensi generator.
2. Semakin tinggi kecepatan angin yang diterima oleh baling-baling semakin
tinggi pula daya yang dapat dihasilkan dan semakin besar diameter rotor
yang menerima laju angin semakin tinggi pula daya yang dihasilkan oleh
turbin angin.
3. Keuntungan dan Kerugian Energi Angin adalah sebagai berikut ini :
Dari segi keuntungan :
a. Angin merupakan sumber daya alam yang tidak pernah habis.
b. Tidak diperlukan bahan bakar sehingga bebas pengaruh transport dan
perubahan harga bahan bakar.
c. Dari segi pengaruh lingkungan sangat kecil.
d. Memiliki banyak variasi pemanfaatannya, baik untuk keperluan
mekanis maupun elektris.
Dari segi kerugian :
a. Tidak tentu dalam penyediaanya baik dalam waktu dan jumlah.
b. Energi kinetik rendah dalam suatu volume udara.
c. Bila dipakai sebagai pembangkit tenaga listrik yang melayani beban
dasar diperlukan alat penyimpanan tenaga listrik yang cukup mahal.
d. Karena sifat angin yang tersebar (tidak terkonsentris), dibutuhkan biaya
besar untuk dapat memusatkan angin ini.

28
3




e. Pembangkit listrik tenaga angin unit tunggal menghasilkan kapasitas
relatif kecil dibandingkan sumber tenaga lain yang lazim dipakai
sehingga diperlukan jumlah unit pembangkit yang banyak yang akan
mempengaruhi segi estetika.


4.2 Saran
Seharusnya pemanfaatan energi angin di Indonesia harus lebih
dikembangkan karena energi angin merupakan salah satu yang termasuk dari
clean energy yang tidak menimbulkan efek samping yang berarti pada lingkungan
yang dan tidak dapat habis.

Anda mungkin juga menyukai