Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seorang dokter gigi erat kaitannya dengan pengabdiandiri kepada masyarakat. Dalam hal
ini, seorang dokter gigi memerlukan program-program kesehatan, bukan hanya dengan cara
menyembuhkan penyakit yang diderita masyarakat, melainkan juga dengan cara memberi
informasi-informasi tentang kesehatan gigi dan mulut sebagai bentuk pencegahan terhadap
penyakit yang mungkin beresiko diderita oleh masyarakat.
Pemberian informasi-informasi tentang kesehatan gigi dan mulut dapat dilakukan dengan
cara penyuluhan. Penekanan konsep penyuluhan kesehatan lebih pada upaya mengubah
perilaku sasaran agar berperilaku sehat terutama pada aspek kognitif (pengetahuan dan
pemahaman sasaran), sehingga pengetahuan sasaran penyuluhan telah sesuai dengan yang
diharapkan oleh penyuluh kesehatan maka penyuluhan berikutnya akan dijalankan sesuai
dengan program yang telah direncanakan (Maulana, 2009). Sedangkan Effendy (1998)
menyatakan bahwa penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan
cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu
dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya
dengan kesehatan.
Penyuluhan dilakukan berdasarkan identifikasi masalah pada sebuah kelompok atau
individu. Dalam kedokteran gigi masalah-masalah tersebut sangatlah banyak, misalnya
halitosis, kalkulus, karies, dan lain sebagainya. Kalkulus merupakan salah satu masalah
kesehatan gigi dan mulut yang kerap kali kita jumpai keberadaannya, dalam kehidupan
sehari-hari kalkulus disebut dengan karang gigi. Karang gigi adalah jaringan keras yang
melekat erat pada gigi yang terdiri dari bahan-bahan mineral seperti Ca, Fe, Cu, Zn, dan Ni.
Karang gigi terbentuk oleh karena adanya pengendapan sisa makanan dengan air ludah dan
kuman-kuman pada permukaan gigi yang kemudian terkalsifikasi menjadi keras.
Penyuluhan mengenai karang gigi dapat ditujukan pada berbagai sasaran, baik anak-anak,
remaja, maupun dewasa, sebab karang gigi ini memang secara normal akan terbentuk pada
permukaan gigi. Namun jika keberadaannya diabaikan, dengan kata lain tidak diberi
perawatan, maka akan timbul masalah-masalah kesehatan gigi dan mulut lainnya. Sedangkan
metode dan alat yang digunakan dalam penyeluhan tersebut, disesuaikan dengan sasaran di
atas. Dalam pembuatan makalah ini, penulis akan menjelaskan tentang penyuluhan mengenai
karang gigi yang ditujukan kepada anak-anak bermain dengan rata-rata pendidikan kelas 3
Sekolah Dasar (SD) dengan menggunakan metode ceramah, bermain peran, sekaligus
demonstrasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah isi dari materi yang akan disampaikan, yakni meliputi faktor
penyebab dan proses terjadinya karang gigi, cara pencegahan karang gigi, dan cara
perawatan karang gigi?
2. Bagaimanakah metode yang akan digunakan dalam penyuluhan?
1.3 Tujuan
1. Mampu memahami isi dari materi yang akan disampaikan, yakni meliputi faktor
penyebab dan proses terjadinya karang gigi, cara pencegahan karang gigi, dan
cara perawatan karang gigi
2. Mampu memahamimetode yang akan digunakan dalam penyuluhan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Karang Gigi
2.1.1 Faktor penyebab dan proses terjadinya karang gigi
a. Faktor Penyebab
Karang gigi adalah jaringan keras yang melekat erat pada gigi yang terdiri dari bahan-
bahan mineral seperti Ca, Fe, Cu, Zn, dan Ni. Karang gigi terbentuk dari deposit lunak
yang terdiri atas kumpulan bakteri yang berkembang biak di dalam lapisan suatu matrik
intraseluler (dental plak) yang telah mengalami mineralisasi. Adapun faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi pembentukan karang gigi adalah sebagai berikut :
1. Lingkungan fisik yang meliputi anatomi dan posisi gigi, anatomi jaringan sekitar
gigi, dan struktur permukaan gigi. Pada daerah yang terlindung karena
kecembungan permukaan gigi, gigi yang letaknya salah, permukaan gigi dengan
kontur tepi gusi yang buruk, permukaan email yang cacat dan daerah cemento
enamel junction yang kasar, terlihat jumlah plak yang terbentuk lebih banyak.
Pembentukan plak ini nantinya akan berlanjut menjadi karang gigi jika tidak segera
ditangani.
2. Friksi atau gesekan oleh makanan yang dikunyah pada permukaan gigi yang tidak
terlindung dan pemeliharaan kebersihan mulut, dapat mencegah atau mengurangi
penumpukan plak dan karang gigi di permukaan gigi.
3. Pengaruh diet terhadap pembentukan plak dan karang gigi. Keras lunaknya
makanan mempengaruhi pembentukan plak dan karang gigi, plak dan karang gigi
akan terbentuk apabila kita lebih banyak menkonsumsi makanan lunak.
Terutamanya makanan yang mengandung karbohidrat jenis sukrosa karena akan
menghasilkan dektran dan levan yang memegang peranan penting dalam
pembentukan matrik plak.
b. Proses Terjadinya Karang gigi
Proses terjadinya karang gigi diawali oleh pembentukan dental plak. Dental plak
merupakan suatu deposit lunak yang terdiri atas kumpulan bakteri yang berkembang biak di
dalam lapisan suatu matrik intraseluler. Lapisan ini terbentuk dan melekat erat pada
permukaan gigi bila seseorang mengabaikan kebersihan gigi dan mulutnya (Forest, 1995).
Mekanisme pembentukan plak terdiri dari dua tahap yaitu tahap pembentukan lapisan
acquired pelicle dan tahap proliferasi bakteri.
Acquired pelicle merupakan deposit selapis tipis dari protein saliva terdiri dari
glikoprotein yang terbentuk beberapa detik setelah menyikat gigi. Setelah pembentukan
acquired pellicle, bakteri mulai berproliferasi disertai dengan pembentukan matriks inter
bakterial yang terdiri dari polisakarida ekstraseluler. Polisakarida ini terdiri dari levan,
dextran, protein saliva dan hanya bakteri pembentuk polisakarida ekstraseluler yang dapat
tumbuh, yakni Streptococcus mutans, Streptococcus bovis, Streptococcus sanguis dan
Streptococcus salivarius, sehingga pada 24 jam pertama terbentuklah lapisan tipis yang
terdiri dari jenis coccus. Bakteri tidak membentuk suatu lapisan yang kontinyu diatas
permukaan aquirec pelikel melainkan suatu kelompok kelompok kecil yang terpisah,
suasana lingkungan pada lapisan plak masih bersifat aerob sehingga hanya mikroorganisma
aerobik dan fakultatif yang dapat tumbuh dan berkembang biak (Klaus,1989 ; Manson,1993 ;
Caranza, 2006).
Pada awal ploriferasi bakteri yang tumbuh adalah jenis coccus dan bacillus fakultatif
(Neisseria, Nocardia dan Streptococcus), dari keseluruhan populasi 50% terdiri dari
Streptococcus mutans (Willet, 1991). Dengan adanya perkembangbiakan bakteri maka
lapisan plak bertambah tebal karena adanya hasil metabolisme dan adesi bakteri pada
permukaan luar plak, dan lingkungan dibagian dalam plak berubah menjadi anaerob. Setelah
kolonisasi pertama oleh Streptococcus mutans berbagai jenis mikroorganisma lain memasuki
plak, hal ini dinamakan Phenomena of succession, pada keadaan ini dengan bertambahnya
umur plak, terjadi pergeseran bakteri di dalam plak (Semaranayake, 2006).
Pada tahap kedua, dihari kedua sampai keempat apabila kebersihan mulut diabaikan,
coccus gram negatif dan bacillus bertambah jumlahnya (dari 7% menjadi 30%) dimana 15%
diantaranya terdiri dari bacillus yang bersifat anaerob. Pada hari kelima Fusobacterium,
Actinomyces dan Veillonella yang aerob bertambah jumlahnya. Pada saat plak matang dihari
ketujuh ditandai dengan munculnya bakteri jenis Spirochaeta, Vibrio dan jenis filamen terus
bertambah, dimana peningkatan paling menonjol pada Actinomyces naeslundi. Pada hari ke
28 dan ke-29 jumlah Streptococcus terus berkurang (Semaranayake, 2006 ; Gurenlian, 2007 ;
Megananda et al, 2009).
Bakteri-bakteri tersebut dapat bertahan karena melakukan metabolisme. Metabolisme
karbohidrat oleh bakteri asidogenik akan menghasilkan pembentukan dan penimbunan asam,
asam ini akan mengakibatkan terjadinya dekalsifikasi dan destruksi permukaan gigi sehingga
terjadi karies. Sedangkan metabolisme protein akan menghasilkan bahan toksik terhadap
jaringan lunak, selain itu juga menghasilkan produksi basa seperti NH3 yang dapat
meningkatkan pH dan merangsang deposisi serta penimbunan garam kalsium dan fosfat yang
menyebabkan terjadinya kalkulus atau karang gigi (Klaus, 1989 ; Megananda et al, 2009).
Kalkulus atau karang gigi dapat berwarna putih, kuning, coklat, hingga hitam. Hal ini
disebabkan karena terdapat stain di dalamnya. Stain atau diskolorisasi gigi adalah deposit
berpigmen pada permukaan gigi. Stain merupakan masalah estetik. Penggunaan produk
tembakau, teh, kopi, obat kumur tertentu, dan pigmen dalam makanan menyebabkan
terbentuknya stain. Stain pada gigi dapat terjadi dengan tiga cara : (1) stain melekat langsung
pada permukaan, (2) stain terjebak di dalam kalkulus atau deposit lunak, (3) stain bergabung
dengan struktur gigi atau material restoratif.
2.2 Cara Pencegahan Karang Gigi
a. Menyikat Gigi
Menyikatgigimerupakancarapencegahan yang harusdilakukandenganbaikdanbenaryakni :
Harus menggunakan sikat gigi yang tepat. Richard H Price, DMD, penasihat
American Dental Association (ADA) mengatakan, Jika Anda harus membuka rahang
cukup besar untuk membiarkan gagang sikat masuk ke dalam mulut, bias jadi sikat
gigi terlalu besar untuk Anda. Gagangnya pun harus nyaman digenggam, sensasinya
harus senyaman saat Anda memeganggar pusat makan. Semakin nyaman sikat gigi
Anda, makin sering Anda akan menggunakannya dengan benar.
Harus menggunakan bulu sikat yang tepat. Para doktergigi ADA menyarankan agar
memilih sikat yang lembut, jangan yang kasar atau kaku karena bias
merusak/menyakiti gusi. Carilah bulu sikat yang cukup kaku untuk mengangkat plak,
tetapi tidak cukup kuat untuk merusak gigi.
Harus menggunakan pasta gigi berfluor
Cara menyikat gigi dengan benar, yakni dengan membuat sudut 45 derajat dari garis
gusi dan membuat gerakan pendek-pendek saat menyikat. Gerakan menyikat panjang
di sepanjang garis gusi bias menyebabkan abrasi pada gusi. Sikatlah perlahan ke arah
atas dan bawah dari gigi, jangan dengan gerakan menyamping pada gigi. Buat
gerakan sirkular vertikal, jangan horizontal semua permukaan gigi (labial, lingual,
bukal, dan oklusal, selama kurang lebih 2 menit.
Waktu untuk menyikat gigi adalah setelah makan dan sebelum tidur malam.
b. Menggunakan Dental Floss
Penggunaan dental floss memungkinkan plak dihilangkan dari permukaan aproksimal
gigi yang tidak dapat dijangkau sikat gigi. Idealnya, flossing dilakukan di samping
menggosok gigi sebagai bagian latihan oral hygiene seharihari. Flossing sulit dilakukan dan
memerlukan latihan yang lama sebelum benar-benar menguasai. Oleh karenanya flossing
harus diperkenalkan pada anak dengan teknik yang mudah dan efisien sebagai bagian dari
prosedur menggosok gigi disertai dengan sedikit antusiasme. Pada mereka diperlihatkan
bagaimana menggunakan floss pada gigi-gigi anterior terlebih dahulu, kemudian diperluas ke
gigi-gigi posterior. Cara lain, orang tua yang termotivasi untuk menggunakan floss dapat
didorong untuk melakukan flossing pada gigi anaknya. Bagi dokter gigi atau ahli kesehatan
untuk mengawasi prosedur ini secara berkala, karena teknik flossing yang salah dapat
mengakibatkan lebih banyak kerusakan dari pada kebaikan yang diharapkan.
Cara menggunakan dental floss adalah:
1. Potong floss kira-kira 30 40 cm panjangnya dan dengan ringan putar ujungnya di
sekitar jar itengah.
2. Ujung jari atau ibu jari tempat floss tidak lebih dari 2 cm jaraknya, supaya dapat
mengendalikan floss dengan baik.
3. Lewatkan floss perlahan-lahan melalui titik kontak dengan menggerakkan floss ke
arah buko lingual sampai masuk perlahan-lahan. Hindari pemaksaan yang kasar
karena dapat membuat trauma pada papilla interdental.
4. Gerakkan floss dengan perlahan-lahan ke arah okluso gingival dan buko lingual
terhadap tiap permukaan proksimal.
6. Setelah melakukan flossing semua gigi-gigi, kumur mulut dengan kuat untuk
mengeluarkan plak dan debris yang berada pada ruang interdental
c. Diet
Beberapa jenis makanan yang dapat mencegah munculnya plak gigi antara lain :
Makanan yang mengandung vitamin A, D atau C. Makanan yang tepat untuk pencegah
plak gigi ialah Buah-buahan dan sayuran. Buah pada umumnya mengandung vitamin A
dan C. Vitamin A dan C telah terbukti mampu meningkatkan daya tahan tubuh
termasuk sebagai peningkat aktivitas sel imun yang melawan bakteri penyebab plak
gigi. Buah tersebut antara lain: Mangga, Jeruk, Tomat, Apel, Pir, Rambutan dan lain
sebagainya. Adapun sayuran berwarna hijau memiliki kandungan vitamin A yang
sangat besar. Sayuran selain mengandung vitamin A juga mengandung serat yang dapat
pula meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Adapun vitamin D terkandung pada
beberapa produk hewani antara lain daging, putih telur, hati ayam, minyak ikan dan
masih banyak lagi.
Konsumsi makanan yang banyak mengandung kalsium. Kalsium tidak hanya dapat
menguatkan tulang dan gigi saja. Ternyata kandungan kalisum dalam gigi yang cukup
juga dapat mengurangi kemampuan bakteri untuk menembus lapisan email gigi.
Sehingga plak gigi tidak mudah menempel gigi sehingga gigi tidak mudah keropos.
Adapun makanan pencegah plak gigi yang banyak mengandung kalsium anatara lain
adalah buah pir, apel, pisang, susu, telur, sumsum tulang ayam, produk ikan dan lain
sebagainya.
2.3 Cara Perawatan Karang Gigi
Karang gigi tidak dapat hilang bila hanya dengan menggosok gigi atau berkumur
dengan obat kumur. Untuk membersihkan karang gigi tidak dianjurkan untuk membersihkan
sendiri, karena dikawatirkan akan memperparah keadaan gigi. Perawatan karang gigi lebih
baik dilakukan oleh dokter gigi, yakni dengan cara scaling dan root planning.
Scaling adalah suatu proses dimana plak dan kalkulus dibuang dari permukaan
supragingiva dan subgingiva gigi.Peralatan yang biasadipakaiadalah hands instruments
scaleratau manual scalerdan ultrasonic scaler..Root planing adalah proses dimana sisa
kalkulus yang berada di sementum dikeluarkan dari akar untuk menghasilkan permukaan gigi
yang halus, keras, dan bersih.Tujuan utama dari scaling dan root planing untuk memulihkan
kesehatan gusi secara menyeluruh untuk menghapus elemen yang dapat menyebabkan
inflamasi gusi dari permukaan gigi. Instrumentasi telah terbukti secara dramatis mengurangi
jumlah mikroorganisme subgingiva dan menghasilkan pergeseran dalam komposisi plak
subgingiva dari tingginya jumlah gram negatif anaerob satu didominasi oleh bakteri gram
positif fakultatif yang kompatibel dengan kesehatan. Setelahdilakukan scaling dan root
planning secara menyeluruh, terjadi pengurangan spitochetes, batang motil, dan pathogen
putative seperti Actinobacillus actinomycetemcomitans, Porphyromonas gingivalis, and
Prevotella intermedia dan terjadi perubahan dalam mikrobiota yang disertai dengan
berkurangnya atau hilangnya peradangan klinis.
Permukaan akar yang terkena plak dan kalkulus menimbulkan masalah yang berbeda.
Deposit kalkulus pada permukaan akar sering tertanam dalam sementum irregular. Ketika
dentin terkena, bakteri pada plak dapat menyerang tubulus dentin. Oleh karena itu perawatan
skeling saja tidak cukup sehingga root planning dilakukan dimana bagian dari permukaan
akar tersebut dibuang untuk menghilangkan plak dan kalkulus yang menempel.
Scaling dan root planning bukan merupakan suatu prosedur yang terpisah. Semua
prinsip-prinsip scaling sama untuk root planing. Scaling dan root planning termasuk dalam
perawatan periodontal fase pertama.Sebelum dilakukan scaling, dokter gigi akan melakukan
anamnesis pemeriksaan gigi. Dokter gigi akan memeriksa keadaan pasien secara ekstra dan
intra oral. Secara ekstra oral akan dilakukan anamnesis atau wawancara dan dilihat apakah
ada pembengkakan kelenjar limfe di bagian kepala dan leher sebagai tanda adanya
penyebaran infeksi, lalu pemeriksaan intra oral untuk melihat keadaan dalam mulut pasien.
Setelah dilakukan analisis secara cermat, jumlah kunjungan yang diperlukan harus
diperkirakan. Pasien dengan jumlah kalkulus yang sedikit dengan keadaan jaringan di sekitar
gigi relative sehat dapat dirawat dalam satu kali kunjungan. Dokter gigi harus memperkirakan
jumlah kunjungan yang diperlukan berdasarkan jumlah gigi dalam mulut pasien, tingkat
keparahan inflamasi, jumlah dan lokasi kalkulus, ke dalaman dan aktivitas poket, adanya
invasi furkasi, dan kebutuhan untuk anastesi lokal.

BAB III
METODE
3.1 Penyampaian Materi
Materi yang akan disampaikan adalah mengenai karang gigi, meliputi :
a. Faktor penyebab dan proses terjadinya karang gigi
b. Cara pencegahan karang gigi
c. Cara perawatan karang gigi
3.2 Sasaran
Sasaran yang akan diberi penyuluhan adalah anak-anak bermain dengan rata-rata
pendidikan kelas 3 Sekolah Dasar (SD)
3.3 Metode
Metode yang digunakan adalah metode penyuluhan gabungan, yakni :
1) Metode Ceramah
Metode ini adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide,
pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh
informasi tentang kesehatan. Ceramah merupakan salah satu metode didaktik (satu arah) yang
baik digunakan pada pendidikan kesehatan gigi dan mulut untuk anak-anak sekolah dasar.
Tujuan metode ini adalah pemberian pengetahuan sebanyak mungkin. Dalam penyuluhan
yang kami lakukan, metode ceramahnya berupa pemberian informasi mengenai factor
penyebab dan proses terjadinya karang gigi, pencegahan karang gigi, dan perawatan karang
gigi menggunakan alat bantu poster. Keuntungannya adalah dapat diterima oleh siswa yang
tidak mau membaca, mudah, serta murah. Kerugiannya adalah tidak memberi kesempatan
kepada pendengarnya untuk berpartisipasi serta kurang diketahui umpan baliknya, karena ide
hanya timbul dari satu orang. Dengan adanya kekurangan itu maka, kami menggabungkan
metode ceramah dengan metode bermain peran dan demonstrasi.
2) Metode Bermain peran
Metode ini adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan
tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atu lebih untuk dipakai sebagai bahan
pemikiran oleh kelompok. Menurut Effendy (1998), bermain peran adalah memerankan
sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua
orang atau lebih untuk dipakai sebagai bahan pemikiran oleh kelompok. Misalnya, dalam
penyuluhan yang kami lakukan, metode bermain perannya adalah dengan cara menjadi Unyil,
Meilanie, Pak Raden, dan gigi-gigi serta bakteri-bakteri yang saling berinteraksi satu sama
lain saat proses pembentukan karang gigi. Hal ini cenderung dinilai lebih menarik, karena
sifatnya tidak monoton dan langsung berdasarkan analisis kasus dan melibatkan objek secara
menyeluruh dan aktif.
3) Metode Demonstrasi
Metode ini adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur tentang
sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana cara
melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan menggunakan alat peraga. Metode ini
digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya. (Notoatmodjo, 2002).
Tujuan metode demonstrasi yaitu untuk mengajar seseorang atau siswa bagaimana
melakukan suatu tindakan atau memakai suatu produksi baru. Keuntungannya dapat
menjelaskan suatu prosedur secara visual, sehingga mudahdi mengerti dan siswa dapat
mencoba pengetahuan yang diterimanya. Kerugian pada metode ini diperlukan alat-alat dan
biaya yang besarserta perencanaannya memakan waktu yang lama. Dalam penyuluhan yang
kami berikan, metode demonstrasinya berupa memperlihatkan cara mencegah karang gigi
yakni dengan menyikat gigi, menggunakan dental floss, dan makan makanan yang bergizi,
serta memperlihatkan cara merawat karang gigi dengan scalling.
3.4 Alat
Dalam pembuatan makalah ini, alat yang digunakan adalah :
a. Poster berisi tentang proses terjadinya karang gigi dan penyebabnya, cara
pencegahan karang gigi, dan cara perawatan karang gigi.
b. Perlengkapan bermain peran sekaligus demonstrasi berupa :
kostum gigi
kostum bakteri
sikat gigi buatan
dental flossing buatan
scaller buatan

3.5 Penyuluh
a. Achmad Hendrawan S. : Unyil
b. Wahyu Hidayat : Pak Raden
c. Zhara Hafza Audilla : Pemeran Gigi 2
d. Ria Dhini Musyarofah : Dokter Gigi
e. Catur Putri Kinasih : Meilanie
f. Karina Saraswati I. : Pemeran Gigi 1
g. Alfin Tiara Shafira : Pemeran Gigi 3
h. Ni Putu Yogi Wiranggi : Sikat gigi, dental floss, dan scaler
3.6 Skenario
Semua Anggota Kelompok masuk dan memperkenalkan diri kepada audience.
Selanjutnya, keluar satu persatu.
Pada suatu hari yang cerah, Unyil hendak pergi bermain ke rumah Meilanie.
Unyil : (berjalan masuk ke panggung, dan setibanya di rumah Meilanie)
Meilanie, main yuuk
Meilanie : (Meilanie keluar menghampiri Unyil) Ayok
Unyil : Kita mau main apa Meil?
Meilanie : Bagaimana kalau kita main tebak-tebakan?
Unyil : (Unyil diam sejenak, sambil mencengirkan hidungnya menandakan membau
sesuatu) mmm.. aku seperti membau sesuatu, bau banget (sambil terus
mencengirkan hidungnya mencari sumber bau)
Kamu kentut ya? (menyapa audiens)
Meilanie : (sambil mencengirkan hidung, mencari sumber bau juga) aku tidak
membau sesuatu kok.
Unyil : yaaaa ternyata bau mulutmu. (sambil menutup hidung) kamu nggak
gosok gigi ya?
Meilanie : akuu bukan bukan kamu kali, aku lo rajin gosok gigi.
Unyil : Ih, Meilanie bau
Disela sela mereka yang terus memperdebatkan hal tersebut tiba-tiba Pak Ogah datang
menghampiri mereka.
Pak Raden : Aduuuh, apa apaan ini? Sudah jangan ribut-ribut. Ada apa?
Kenapa?(sambil merokok)
Unyil : Ini Pak, mulut Meilanie bau. (sambil menutup hidung)
Pak Raden : Masak? (sambil menghembuskan asap rokok)
Meilani : Nggak kok pak, Meilani kan rajin gosok gigi.
Pak Raden : Wuih, iya. Kamu habis makan apa Mei?
Meilani : Nggak makan apa-apa Pak Raden
Unyil : ALESAN DEEEH...
Pak Raden : Sudah-sudah...supaya tau kenapa kok bau mulut, mending kita dokter gigi
saja yuk.
Kemudian mereka bertiga bergegas menuju ke dokter gigi terdekat. Beberapa menit
kemudian sampai di praktik dokter gigi.
Unyil : Assalamualaikum
Dokter Gigi : Walaikumsalam. (keluar dan mengajak mereka masuk ke dalam) Oh
unyil, meilanie, Pak Raden to, mari masuk dan silahkan duduk.
Pak Raden : Iya bu dokter, terimakasih.
Dokter Gigi : Pak Raden, mohon dimatikan dulu rokoknya.
Pak Raden : Oh iya bu dokter, maaf, lupa. (mematikan rokoknya)
(Meilanie, Unyil dan Pak Ogah duduk di tempat yang telah disediakan)
Dokter Gigi : Ada masalah apa ini?
Unyil : Begini dok, mulut Meilanie bau, kenapa ya bisa begitu?
Meilanie : Tidak dok, Meilanie lo rajin gosok gigi.
Dokter Gigi : Coba sini saya periksa (dokter gigi menyuruh membuka mulut pasien dan
memeriksa keadaan rongga mulut dengan alat kedokteran gigi)
Dokter Gigi : Oooo ternyata gigi Meilanie ada karang giginya.
Bersamaan : Karang gigi? Apa itu karang gigi bu dokter?
Dokter Gigi : Sebentar ya, saya ambil dulu posternya. Karang gigi adalah lapisan yang
mengeras di permukaan gigi. Biasanya karena sisa-sisa makanan dan kuman-
kuman yang menumpuk dan menempel erat pada permukaan gigi. Nah
tumpukan ini lama-kelamaan akan mengeras. Biasanya pada gigi itu terlihat
berwarna kekuningan sampai kecoklatan.
Unyil : Kok bisa beda-beda dok warnanya?
Dokter Gigi : Perubahan warna itu disebabkan karena makanan dan minuman yang kita
konsumsi, misalnya teh dan kopi . Nah kalau untuk Pak Raden, harus tahu juga nih, kalau
merokok seperti yang tadi Bapak lakukan, juga bisa mempengaruhi karang gigi itu. Coba
bapak buka mulut, tuh kan karang giginya juga banyak. Kalian mau tau lebih jelasnya? Kita
lihat vidio yuk, mau?
Unyil : Mau dong dok
(anggota kelompok yang bertugas bermain peran masuk panggung memeragakan adegan
tentang karang gigi)
Vidio : Gigi-gigi kita awalnya bersih. Namun, karena kita gunakan untuk mengunyah
makanan, maka akan ada sisa-sisa makanan yang menumpuk dan menempel di sela-sela gigi.
Sisa-sisa makanan itu bisa mengundang bakteri, yang lama kelamaan campuran makanan dan
bakteri itu akan mengeras dan menjadi karang gigi.
(Dokter gigi me-skip video peraga.)
Meilanie : oh..jadi karang gigi itu memang biasa terjadi ya dok? Lalu, apakah tidak
bisa dicegah?
Dokter Gigi : Tentu bisa Meilani, coba perhatikan!(menjelaskan poster kembali)
karang gigi bisa diatasi dengan menyikat gigi yang benar dan secara teratur 2
kali sehari, pagi setelah makan dan malam sebelum tidur, bisa juga dengan
menggunakan dental floss untuk membersihkan sisa makanan di sela-sela gigi
serta makan buah-buahan keras seperti apel, dan pear.
Unyil : Oh begitu ya dok. Nah kalau sudah terlanjur seperti meilani, lalu bagaimana
cara menghilangkannya dokter?
Dokter Gigi : Karang gigi ini dapat dihilangkan dengan alat yang dinamakan scaler, oleh
karena itu adik-adik juga Pak Raden jangan lupa ke dokter gigi 6 bulan sekali,
agar kontrol plak dapat dilakukan mau tahu lebih jelasnya? Yuk kita lihat
lagi.
(anggota kelompok yang bertugas bermain peran masuk panggung memeragakan adegan
tentang pencegahan dan perawatan karang gigi)
Vidio : Untuk mencegah karang gigi, kita harus menggosok gigi kita secara benar,
yakni menggosok gigi di semua permukaan yang terlihat dan juga permukaan kunyah.
Menyikat gigi ini dilakukan setiap seusai makan dan sebelum tidur malam. Sedangkan sela-
sela gigi, dapat dibersihkan dengan menggunakan dental flossing. Dan yang terakhir,
makanlah buah-buahan dan sayur mayur yang keras dan mengandung serat.
Namun, jika karang gigi telah terbentu, maka kalian harus ke dikter gigi untuk dihilangkan
karang giginya menggunakan alat yang dinamakan scaler. Sehingga kalian tidak boleh lupa
untuk memeriksakan kesehatan gigi dan mulut kalian kepada dokter gigi setiap 6 bulan
sekali.
Pak Raden : weleh..weleh. gitu to. Aku sudah paham sekarang. Jadi, aku harus
mengurangi kebiasaan merokok.
Meilanie : okedeh.. sekarang Meilanie juga sudah paham. Harus rajin sikat gigi 2x
ditambah memakai dental floss.
Unyil : dan jangan lupa makan buah-buahan yang keras.
Dokter Gigi : :siip benar sekali. Dan jangan lupa rajin memeriksakan gigi 6 bulan sekali
ke dokter gigi.
Bersamaan : oke dok, terimakasih.
(Pak Raden, Meilanie, dan Unyil bergegas meninggalkan tempat praktik Dokter Gigi
tersebut)
Penyuluh menutup pertemuan






BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Penyuluhan merupakan upaya mengubah perilaku sasaran agar berperilaku sehat
terutama pada aspek kognitif (pengetahuan dan pemahaman sasaran), sehingga pengetahuan
sasaran penyuluhan telah sesuai dengan yang diharapkan oleh penyuluh. Dalam
pelaksanaannya dibutuhkan metode-metode dan alat-alat untuk perlengkapan penyuluhan.
Metode gabungan lebih efisien apabila akan digunakan pada sasaran-sasaran tertentu,
misalnya gabungan metode ceramah, bermain peran, dan demonstrasi untuk sasaran anak SD
kelas 3, sehingga materi yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan mudah
karena penyuluhan dikemas dengan menarik.
5.2 Kritik dan Saran
Makalah ini disusun berdasarkan dengan mengacu pada sumber-sumber sahih. Dalam
pembuatannya, kami telah berupaya memaksimalkan kelengkapan dan kebenaran makalah
ini, namun tidak menutup kemungkinan bahwa di dalamnya masih terdapat kesalahan-
kesalahan. Sehingga saran kepada pembaca ke depannya agar dapat mencari informasi lebih
dari sumber lain, dan kepada pembuat makalah selanjutnya untuk dapat melengkapi dan
membenarkan makalah ini agar tersusun laporan yang lebih baik. Kritik pembaca sangat
diperlukan. Demikian penyusunan makalah kelompok satu ini, kami ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

1. Herry Novrinda. Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat Pencegahan FKG UI.
Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut
2. Buku Pedodonsia Terapan. Dental Health Education/ DHE Pendidikan/ Penyuluhan
Kesehatan Gigi/ PKG
3. Kementrian Kesehatan RI. Buku Kesehatan Peserta Didik
4. Jurnal oleh : Eriska Rianti dan Risti Septari. Upaya Peningkatan Kesehatan Gigi dan
Mulut Melalui Perubahan Perilaku Anak. FKG UNPAD
5. Habibi. 2013. 10 Kesalahan Umum Cara Sikat Gigi

Anda mungkin juga menyukai