Anda di halaman 1dari 43

ANATOMI FEMUR

Femur
Di sebelah atas, femur bersendi dengan acetabulum untuk membentuk articulatio coxae dan
di bawah dengan tibia dan patella untuk mebentuk articulatio genue. Ujung atas femur
memilki caput, collum, trochanter major, dan trochanter minor. Caput membentuk kira-
kira 2/ dari bulatan dan bersendi dengan acetabulum os coxae untuk membentuk articulatio
coxae. !ada pusat caput terdapat lekukan kecil "ang disebut fovea capitis, untuk tempat
melekatn"a ligamentum capitis femoris. #ebagian suplai darah untuk caput femoris dari a.
$bturatoria dihantarkan melalui ligamentum ini dan memasuki tulang melalui fo%ea capitis.
Collum "ang menghubungkan caput dengan corpus, berjalan ke bawah, ke belakang, dan
lateral serta membentuk sudut sekitar &2'
o
(pada perempuan lebih kecil)dengan sumbu
panjang corpus femoris. *esarn"a sudut ini dapat berubah akibat adan"a pen"akit.
Trochanter major dan minor merupakan tonjolan besar pada taut antara collum dan corpus.
+inea intertrochanterica menghubungkan kedua trochanter ini di bagian anterior, tempat
melekatn"a legamentum iliofemorale, dan di bagian posterior oleh crista intertrochanterica
"ang menonjol, pada crista ini terdapat tuberculum uadratum.
Corpus femoris permukaan anteriorn"a licin dan bulat sedangkan permukaan posteriorn"a
mempun"ai rigi, disebut linea aspera. !ada linea ini melekat otot-otot dan septa
intermuscularis. !inngir linea melebar ke atas dan bawah. !inggir medial berlanjut ke distal
sebagai crista supracond!laris medialis "ang menuju ke tuberculum adductorum pada
cond"lus medialis. !inggir lateral melanjutkan diri ke distal sebagai crista supracond!laris
lateralis. !ada permukaan posterior corpus, di bawah trochanter major terdapat tuberositas
glutea untuk tempat melekatn"a ,. -luteus maximus. Corpus melebar ke arah ujung
distaln"a dan membentuk daerah segitiga datar pada permukaan posteriorn"a, "ang disebut
facies poplitea"
Ujung bawah femur mempun"ai cond"li medialis dan lateralis, "ang di bagian posterior
dipisahkan oleh incisura intercond"laris. !ermukaan anterior cond"lus bersatu dengan facies
articularis patella. .edua cond"li ikut serta dalam pembentukan articulatio genu. Di atas
cond"li terdapat epicond!lus lateralis dan medialis. /uberculum adductorum dilanjutkan
oleh epicond"lus medialis.
#A$INA FEMORA%I&
#elubung femoralis adalah penonjolan fascia pembungkus dinding abdomen ke arah bawah
ke dalam tungkai atas. Dinding anteriorn"a berlanjut ke atas sebagai fascia trans%ersa, dan
dinding posterior sebagai fascia iliaca. 0agina ini membungkus 1. 0. femoralis serta
membungkus limfe sampai kira-kira & inchi (2,' cm) dibawah ligamentum inguinale 1.
2emoralis terletak di ruang lateral %agina pada saat memasuki tungkai atas di bawah
ligamentum inguinale. 0. 2emoralis pada saat meninggalkan tungkai atas, terletak di sisi
medialn"a, dipisahkan oleh septum fibrosum, sehingga dengan demikian terletak di ruang
intermedia. !embuluh-pembuluh limfe, pada saat meninggalkan tungkai atas, dipisahkan dari
%. 2emoralis oleh septum fibrosum dan menempati ruang paling ban"ak medial.
Canalis femoralis adalah istilah "ang digunakan untuk men"ebut ruangan kecil di sisi medial,
tempat pembuluh-pembuluh limfe. !anjangn"a lebih kurang 3 inchi (&,cm) dan lubang di
atasn"a disebut annulus femoralis. #eptum femoralis, "ang merupakan kondensasi jaringan
ektraperitoneal, menutupi anulus ini. Canalis femoralis berisi4
&. 5aringan ikat berlemak
2. #emua pembuluh limfe eferen dari nodi l"mphoidei inguinales profundi
. #alah satu dari nodi l"pmphoidei inguinales profundi
'erdarahan ruan( Fascia Anterior 'aha
1rteria femoralis
1rteri femoralis sampai di tungkai atas dengan berjalan di be6lakang ligamentum inguinale,
sebagai lanjutan dari 1. 7liaca externa. Disini, arteria terletak di pertengahan antara spina
iliaca anterior superior dan s"mphisis pubis. 1. 2emoralis merupakan pembuluh nadi utama
untuk membrum inferius. 1rteria ini berjalan ke bawah hampir %ertical ke arah tuberculum
adductor magnus (hiatus adductorius) dengan memasuki spatium poplitea sebagai 1.
!oplitea.
*atas-batas4
1nterior4 pada bagian atas perjalanann"a 1. 2emoralis terletak superficial dan ditutup
oleh kulit dan fascia. !ada bagian bawah perjalanann"a a. 2emoralis berjalan di
belakang ,. #artorius
!osterior4 1. 2emoralis terletak di atas ,. !soas, "ang memisahkann"a dari
articulatio coxae, ,. !ectineus, dan ,. 1dductor longus. 0ena femoralis terletak
diantara 1. 2emoralis dan ,. 1dductor longus
,edial4 berbatas dengan 0. 2emoralis pada bagian atas perjalanann"a
+ateral4 8. 2emoralis dan cabang-cabangn"a
Cabang-cabang4
1. Circumflexa ilium superficialis adalah sebuah cabang kecil "ang berjalan ke atas
ke regio spina iliaca anterior superior
1. 9pigastrica superficialis adalah sebuah cabang kecil "ang men"ilang ligamentum
inguinale dan berjalan ke regio umbilicus
1. !udenda externa superficialis adalah sebuah cabang kecil "ang berjalan ke medial
untuk mempers"arafi kulit scrotum (labium majus)
1. !udenda externa profunda berjalan ke medial dan mempers"arafi kulit scrotum
(labium majus)
1. !rofunda femoris adalah sebuah cabang besar dan penting "ang muncul dari sisi
lateral 1. 2emoralis kira-kira &,' inchi (: cm) di bawah ligamentum inguinale. 1rteria
ini berjalan ke medial di belakang 1. 2emoralis dan masuk ke dalam ruang medial
fascia tungkai bawah. 1rteria ini berakhir sebagai 1. !erforans 70. !ada pangkaln"a,
arteria ini mempercabangkan 1. Circumflexa femoris medialis dan 1. Circumflexa
femoris lateralis dan dalam perjalanann"a mempercabangkan buah aa. !erforantes.
1. Circumflexa femoris medialis, berjalan ke belakang di antara otot-otot "ang
membentuk dasar trigonum femorale dan memberikan cabang-cabang musculares di
ruang fascial medial tungkai atas, arteri ini ikut serta membentuk anstomosis
cruciatum. 1. Circumflexa femoris lateralis berjalan ke lateral di antara cabang-
cabang terminal n. 2emoralis. 1rteri ini bercabang-cabang untuk mendarahi otot-otot
di daerah ini dan ikut serta membentuk anstomisis cruciatum. aa. !erforantes 7, 77, 777
berasal dari cabang a. !rofundus femoris6 aa perforantes 70 merupakan bagian
terminal dari a. !rofundus femoris. 1a. !erforantes berjalan ke belakang, menembus
berbagai lapisan otot dan berakhir dengan anastomosis bersama a. -lutes inferior dan
a. Circumflexa femoris di atas, serta rami musculares a.poplitea di bawah.
1. -enicularis descendens adalah cabang kecil "ang dipercabangkan dari 1.
2emoralis dekat ujung akhirn"a. 1rteria ini membantu mendarahi articulatio genu.
0ena 2emoralis
0ena femoralis masuk tungkai atas dengan berjalan melalui hiatus m. Di adductor magnus
sebagai lanjutan dari %ena poplitea. 0ena ini berjalan ke atas melalui tungkai atas, awaln"a di
sisi lateral a. 2emoralis, kemudian di sebelah posterior, dan akhirn"a di sisi medialn"a.
!embuluh ini meninggalkan tungkai atas pada ruang intermedia dari %agina femoralis dan
berjalan di belakang ligamentum inguinale untuk berlanjut sebagai %. 7liaca externa.
Cabang-cabang %ena femoralis adalah %ena saphena magna, dan %enae "ang bersesuaian
cabang-cabang a. 2emoralis. 0ena circumflexa ilim superficialis, %ena epigastrica
superficialis, dan %%. !udendae externae bermuara ke %ena saphena magna.
Nodi l!mphoidei di ruan( fascia anterior tun()ai atas
8odi l"mphoidei inguinales profundi jumlahn"a ber%ariasi, tetapi biasan"a berjumlah buah,
terletak disepanjang sisi medial bagian terminal %ena femoralis, dan "ang paling atas
biasan"a terletak di canalis femoralis. .elenjar-kelenjar ini menerima cairan limfe dari nodi
inguinales superficiales melalui pembuluh-pembuluh limfe "ang berjalan melalui fascia
cribriformis pada hiatus saphenus. 8odi ini juga menerima cairan limfe dari struktur-struktur
dalam dari membrum inferius "ang berjalan ke atas di dalam pembuluh limfe "ang berjalan
bersama arteria, bebrapa melalui nodi poplitei. !embuluh limfe eferen dari nodi inguinales
profundi berjalan ke atas ke dalam rongga abdomen melalui canalis femoralis dan bermuara
ke nodi iliaci externi.
'ers!arafan ruan( fascia anterior tun()ai atas
8er%us 2emoralis
n. femoralis merupakan cabang terbesar dari plexus lumbalis (+2,,:). #araf ini keluar dari
pinggir lateral m. !soas di dalam abdomen dan berjalan ke bawah di dalam celah antara m.
!soas dan m. 7liacus. #araf ini terletak di belakang fascia iliaca dan memasuki tungkai atas di
lateral a. 2emoralis dan %agina femoralis, di belakang ligamentum inguinale &,' inchi (:cm)
distal dari ligamentum inguinale, saraf ini berakhir dengan bercabang 2 dalam di%isi anterior
dan di%isi posterior n. 2emoralis mempers"arafi seluruh otot di ruang anterior tungkai atas.
8. 2emoralis tidak berada di dalam selubung femoralis saat memasuki tungkai atas.
Cabang-cabang4
Di%isi anterior memberikan 2 cabang kulit dan 2 cabang otot. Cabang kulit "aitu n.
Cutaneus femoris medialis dan n. Cutaneus femoris intermedius "ang masing-masing
mempers"arafi kulit permukaan medial dan anterior tungkai atas. Cabang-cabang otot
mempers"arafi m. #artorius dan m.pectineus.
Di%isi posterior memberikan & cabang kulit n. #aphenus dan cabang-cabang ke otot
ke m. ;uadriceps femoris. 8. #aphenus berjalan ke bawah dan medial dan
memn"ilangi a. 2emoralis dari sisi lateral ke medialn"a. #araf ini muncul dari sisi
medial lutut di antara tendo-tendo dari m. #artorius dan m. -racilis. .emudian saraf
ini berjalan turun pada sisi medial tungkai bersama dengan %. #aphena magna. 8.
#aphenus berjalan di depan malleolus medialis dan sepanjang sisi medial kaki, dan
saraf ini akan berakhir pada daerah ibu jari kaki.
<amus muscularis ke m. <ectus femoris juga mempers"arafi articulatio coxae6
cabang-cabang untuk ketiga mm. 0asti juga mempers"arafi articulatio genu.
Tri(onum Femorale
1dalah sebuah cekungan berbentuk segitiga "ang terdapat pada bagian atas aspek medial
tungkai atas tepat di bawah ligamentum inguinale. /rigonum ini dibatasi di atas oleh
ligamentum inguinale, lateral4m. #artorius, medial4 pinggir medial m. 1dductor longus.
Dasarn"a berbentuk alur dan dibentuk dari lateral ke medial oleh m. 7liopsoas, m. !ectineus,
m. 1dductor longus. 1tapn"a dibentuk oleh kulit dan fasciae dari tungkai atas. /rigonum
femorale berisi bagian terminal n. 2emoralis dan cabang-cabangn"a, %agina femoralis, a,
femoralis, beserta cabang-cabangn"a, %. 2emoralis beserta cabang-cabangn"a, dan nodi
l"mphoidei inguinales profundi.
'ers!arafan ruan( posterior tun()ai atas
8er%us 7schiadicus
n. ishiadicus, sebuah cabang dari plexus sacralis (+:,' dan #&-), meninggalkan regio glutea
dengan baerjalan turun di garis tengah tungkai atas. #araf ini di posterior tertutup oleh pinggir
,.biceps femoris dan m. #emimebranosus. #araf ini terletak pada aspek posterior ,. 1dductor
magnus. !ada sepertiga bagian bawah tungkai atas saraf ini berakhir dengan bercabang
menjadi 24 n. /ibialis dan n. !eroneus communis. .adang-kadang n. 7schiadicus membagi
menjadi 2 bagian terminal di tingkat "ang lebih tinggi, "aitu pada bagian atas tungkai atas, di
regio glutes, atau bahkan di dalam pel%is.
*I&TO%O$I TU%AN$
/ulang adalah jaringan "ang tersusun oleh sel dan didominasi oleh matrix kolagen
ekstraselular (t"pe 7 collagen) "ang disebut sebagai osteoid. $steoid ini termineralisasi oleh
deposit kalsium h"drox"apatite, sehingga tulang menjadi kaku dan kuat.
&TRU+TUR MA+RO&+O'I+
!ada potongan tulang terdapat 2 macam struktur 4
#ubstantia spongiosa (berongga)
#ubstantia compacta (padat)
*agian diaph"sis tulang panjang "ang berbentuk sebagai pipa dindingn"a merupakan tulang
padat, sedang ujung-ujungn"a sebagian besar merupakan tulang berongga "ang dilapisi oleh
tulang padat "ang tipis. <uangan dari tulang berongga saling berhubungan dan juga dengan
rongga sumsum tulang.
,ENI& ,ARIN$AN TU%AN$
#ecara histologis tulang dibedakan menjadi 2 komponen utama, "aitu4 /ulang muda/tulang
primer dan tulang dewasa/tulang sekunder. .edua jenis ini memiliki komponen "ang sama,
tetapi tulang primer mempun"ai serabut-serabut kolagen "ang tersusun secara acak, sedang
tulang sekunder tersusun secara teratur.
5aringan /ulang !rimer
Dalam pembentukan tulang atau juga dalam proses pen"embuhan kerusakan tulang, maka
tulang "ang tumbuh tersebut bersifat muda atau tulang primer "ang bersifat sementara karena
nantin"a akan diganti dengan tulang sekunder
5aringan tulang ini berupa an"aman, sehingga disebut sebagai wo%en bone. ,erupakan
komponen muda "ang tersusun dari serat kolagen "ang tidak teratur pada osteoid. =o%en
bone terbentuk pada saat osteoblast membentuk osteoid secara cepat seperti pada
pembentukan tulang ba"i dan pada dewasa ketika terjadi pembentukan susunan tulang baru
akibat keadaan patologis.
#elain tidak teraturn"a serabut-serabut kolagen, terdapat ciri lain untuk jaringan tulang
primer, "aitu sedikitn"a kandungan garam mineral sehingga mudah ditembus oleh sinar->
dan lebih ban"ak jumlah osteosit kalau dibandingkan dengan jaringan tulang sekunder.
5aringan tulang primer akhirn"a akan mengalami remodeling menjadi tulang sekunder
(lamellar bone) "ang secara fisik lebih kuat dan resilien. .arena itu pada tulang orang dewasa
"ang sehat itu han"a terdapat lamella saja.
5aringan /ulang #ekunder
5enis ini biasa terdapat pada kerangka orang dewasa. Dikenal juga sebagai lamellar bone
karena jaringan tulang sekunder terdiri dari ikatan paralel kolagen "ang tersusun dalam
lembaran-lembaran lamella. Ciri khasn"a 4 serabut-serabut kolagen "ang tersusun dalam
lamellae(lapisan) setebal -?@m "ang sejajar satu sama lain dan melingkari konsentris saluran
di tengah "ang dinamakan Canalis Aa%ersi. Dalam Canalis Aa%ersi ini berjalan pembuluh
darah, serabut saraf dan diisi oleh jaringan pengikat longgar. .eseluruhan struktur konsentris
ini dinamai #"stema Aa%ersi atau osteon.
#el-sel tulang "ang dinamakan osteosit berada di antara lamellae atau kadang-kadang di
dalam lamella. Di dalam setiap lamella, serabut-serabut kolagen berjalan sejajar secara spiral
meliliti sumbu osteon, tetapi serabut-serabut kolagen "ang berada dalam lamellae di dekatn"a
arahn"a men"ilang. Di antara masing-masing osteon seringkali terdapat substansi amorf "ang
merupakan bahan perekat. #usunan lamellae dalam diaph"sis mempun"ai pola sebagai
berikut 4
/ersusun konsentris membentuk osteon.
+amellae "ang tidak tersusun konsentris membentuk s"stema interstitialis.
+amellae "ang malingkari pada permukaan luar membentuk lamellae
circumferentialis externa.
+amellae "ang melingkari pada permukaan dalam membentuk lamellae
circumferentialis interna.

'ERIO&TEUM
*agian luar dari jaringan tulang "ang diselubungi oleh jaringan pengikat pada fibrosa "ang
mengandung sedikit sel. !embuluh darah "ang terdapat di bagian periosteum luar akan
bercabang-cabang dan menembus ke bagian dalam periosteum "ang selanjutn"a samapai ke
dalam Canalis 0olkmanni. *agian dalam periosteum ini disebut pula lapisan osteogenik
karena memiliki potensi membentuk tulang. $leh karena itu lapisan osteogenik sangat
penting dalam proses pen"embuhan tulang.
!eriosteum dapat melekat pada jaringan tulang karena 4
pembuluh-pembuluh darah "ang masuk ke dalam tulang.
terdapat serabut #harpe" ( serat kolagen ) "ang masuk ke dalam tulang.
terdapat serabut elastis "ang tidak seban"ak serabut #harpe".
EN-O&TEUM
9ndosteum merupakan lapisan sel-sel berbentuk gepeng "ang membatasi rongga sumsum
tulang dan melanjutkan diri ke seluruh rongga-rongga dalam jaringan tulang termasuk
Canalis Aa%ersi dan Canalis 0olkmanni. #ebenarn"a endosteum berasal dari jaringan
sumsum tulang "ang berubah potensin"a menjadi osteogenik.
+OM'ONEN ,ARIN$AN TU%AN$
#epertin"a haln"a jaringan pengikat pada umumn"a, jaringan tulang juga terdiri atas unsur-
unsur 4 sel, substansi dasar, dan komponen fibriler. Dalam jaringan tulang "ang sedang
tumbuh, seperti telah dijelaskan pada awal pembahasan, dibedakan atas : macam sel 4
$steoblas
#el ini bertanggung jawab atas pembentukan matriks tulang, oleh karena itu ban"ak
ditemukan pada tulang "ang sedang tumbuh. #eln"a berbentuk kuboid atau silindris
pendek, dengan inti terdapat pada bagian puncak sel dengan kompleks -olgi di
bagian basal. #itoplasma tampak basofil karena ban"ak mengandung
ribonukleoprotein "ang menandakan aktif mensintesis protein. !ada pengamatan
dengan ,.9 tampak jelas bahwa sel-sel tersebut memang aktif mensintesis protein,
karena ban"ak terlihat <9 dalam sitoplasman"a. #elain itu terlihat pula adan"a
lisosom.
$steosit
,erupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. !ada sediaan gosok terlihat
bahwa bentuk osteosit "ang gepeng mempun"ai tonjolan-tonjolan "ang bercabang-
cabang. *entuk ini dapat diduga dari bentuk lacuna "ang ditempati oleh osteosit
bersama tonjolan-tonjolann"a dalam canaliculi. Dari pengamatan dengan ,.9 dapat
diungkapkan bahwa kompleks -olgi tidak jelas, walaupun masih terlihat adan"a
akti%itas sintesis protein dalam sitoplasman"a. Ujung-ujung tonjolan dari osteosit
"ang berdekatan saling berhubungan melalui gap junction. Aal-hal ini menunjukkan
bahwa kemungkinan adan"a pertukaran ion-ion di antara osteosit "ang berdekatan.
$steosit "ang terlepas dari lacunan"a akan mempun"ai kemampuan menjadi sel
osteoprogenitor "ang pada gilirann"a tentu saja dapat berubah menjadi osteosit lagi
atau osteoklas.
$steoklas
,erupakan sel multinukleat raksasa dengan ukuran berkisar antara 2B @m-&BB@m
dengan inti sampai mencapai 'B buah, terdapat hubungan sel osteoklas ($) dengan
resorpsi tulang. Aal tersebut misaln"a dihubungkan dengan keberadaan sel-sel
osteoklas dalam suatu lekukan jaringan tulang "ang dinamakan +acuna Aowship (A).
keberadaan osteoklas ini secara khas terlihat dengan adan"a micro%illi halus "ang
membentuk batas "ang berkerut-kerut (ruffled border). -ambaran ini dapat dilihat
dengan mroskop electron. <uffled border ini dapat mensekresikan beberapa asam
organik "ang dapat melarutkan komponen mineral pada enCim proteolitik lisosom
untuk kemudian bertugas menghancurkan matriks organic. !ada proses persiapan
dekalsifikasi (a), osteoklas cenderung men"usut dan memisahkan diri dari permukaan
tulang. <elasi "ang baik dari osteoklas dan tulang terlihat pada gambar (b). resorpsi
osteoklatik berperan pada proses remodeling tulang sebagai respon dari pertumbuhan
atau perubahan tekanan mekanikal pada tulang. $steoklas juga berpartisipasi pada
pemeliharaan homeostasis darah jangka panjang.
#el $steoprogenitor
#el tulang jenis ini bersifat osteogenik, oleh karena itu dinamakan pula sel osteogenik.
#el-sel tersebut berada pada permukaan jaringan tulang pada periosteum bagian dalam
dan juga endosteum. #elama pertumbuhan tulang, sel-sel ini akan membelah diri dan
mnghasilkan sel osteoblas "ang kemudian akan akan membentuk tulang. #ebalikn"a
pada permukaan dalam dari jaringan tulang tempat terjadin"a pengikisan jaringan
tulang, sel-sel osteogenik menghasilkan osteoklas.
#el D sel osteogenik selain dapat memberikan osteoblas juga berdiferensiasi menjadi
khondroblas "ang selanjutn"a menjadi sel cartilago. .ejadian ini, misaln"a, dapat
diamati pada proses pen"embuhan patah tulang. ,enurut penelitian, diferensiasi ini
dipengaruhi oleh lingkungann"a, apabila terdapat pembuluh darah maka akan
berdiferensiasi menjadi osteoblas, dan apabila tidak ada pembuluh darah akan
menjadi khondroblas. #elain itu, terdapat pula penelitian "ang men"atakan bahwa sel
osteoprogenitor dapat berdiferensiasi menjadi sel osteoklas lebih D lebih pada
permukaan dalam dari jaringan tulang.
MATRI+& TU%AN$
*erdasarkan beratn"a, matriks tulang "ang merupakan substansi interseluler terdiri dari
E?BF garam anorganik dan BF matriks organic. G'F komponen organic dibentuk dari
kolagen, sisan"a terdiri dari substansi dasar proteogl"can dan molekul-molekul non kolagen
"ang tampakn"a terlibat dalam pengaturan mineralisasi tulang. .olagen "ang dimiliki oleh
tulang adalah kurang lebih setengah dari total kolagen tubuh, strukturn"a pun sama dengan
kolagen pada jaringan pengikat lainn"a. Aampir seluruhn"a adalah fiber tipe 7. <uang pada
struktur tiga dimensin"a "ang disebut sebagai hole Cones, merupakan tempat bagi deposit
mineral.
.ontribusi substansi dasar proteogl"can pada tulang memiliki proporsi "ang jauh lebih kecil
dibandingkan pada kartilago, terutama terdiri atas chondroitin sulphate dan asam h"aluronic.
#ubstansi dasar mengontrol kandungan air dalam tulang, dan kemungkinan terlibat dalam
pengaturan pembentukan fiber kolagen.
,ateri organik non kolagen terdiri dari osteocalcin ($sla protein) "ang terlibat dalam
pengikatan kalsium selama proses mineralisasi, osteonectin "ang berfungsi sebagai jembatan
antara kolagen dan komponen mineral, sialoprotein (ka"a akan asam salisilat) dan beberapa
protein.
,atriks anorganik merupakan bahan mineral "ang sebagian besar terdiri dari kalsium dan
fosfat dalam bentuk kristal-kristal h"drox"apatite. .ristal Dkristal tersebut tersusun sepanjang
serabut kolagen. *ahan mineral lain 4 ion sitrat, karbonat, magnesium, natrium, dan
potassium.
.ekerasan tulang tergantung dari kadar bahan anorganik dalam matriks, sedangkan dalam
kekuatann"a tergantung dari bahan-bahan organik khususn"a serabut kolagen.
ME+ANI&ME +A%&IFI+A&I -AN RE&OR'&I TU%AN$
!roses kalsifikasi tulang "ang kompleks belum diketahui secara pasti, namun disini akan
dibahas garis besarn"a.
.alsifikasi dalam tulang tidak terlepas dari proses metabolisme kalsium dan fosfat. *ahan-
bahan mineral "ang akan diendapkan semula berada dalam aliran darah. $steoblas berperan
dalam mensekresikan enCim alkali fosfatase. Dalam keadaan biasa, darah dan cairan jaringan
mengandung cukup ion fosfat dan kalsium untuk pengendapan kalsium Ca(!$:)2 apabila
terjadi penambahan ion fosfat dan kalsium. !enambahan ion-ion tersebut diperoleh dari
pengaruh enCim alkali fosfatase dari osteoblas. Aal tersebut juga dapat diperoleh dari
pengaruh hormone parath"reoid dan pemberian %itamin D atau pengaruh makanan "ang
mengandung garam kalsium tinggi.
2aktor lain "ang harus diperhitungkan "aitu keadaan pA karena kondisi "ang agak asam lebih
menjurus ke pembentukan garam CaA!$: daripada Ca(!$:)2. .arena CaA!$: lebih
mudah larut, maka untuk mengendapkann"a dibutuhkan kadar fosfat dan kalsium "ang lebih
tinggi daripada dalam kondisi alkali untuk mengendapkan Ca(!$:)2 "ang kurang dapat
larut.
.enaikan kadar ion kalsium dan fosfat setempat sekitar osteoblast dan khondrosit hipertrofi
disebabkan sekresi alkali fosfatase "ang akan melepaskan fosfat dari sen"awa organik "ang
ada di sekitarn"a. #erabut kolagen "ang ada di sekitar osteoblast akan merupakan inti
pengendapan, sehingga kristal-kristal kalsium akan tersusun sepanjang serabut.
<esorpsi tulang sama pentingn"a dengan proses kalsifikasin"a, karena tulang akan dapat
tumbuh membesar dengan cara menambah jaringan tulang baru dari permukaan luarn"a "ang
dibarengi dengan pengikisan tulang dari permukaan dalamn"a. <esorpsi tulang "ang sangat
erat hubungann"a dengan sel-sel osteoklas, mencakup pembersihan garam mineral dan
matriks organic "ang keban"akan merupakan kolagen. Dalam kaitann"a dengan resorpsi
tersebut terdapat kemungkinan4 osteoklas bertindak primer dengan cara melepaskan mineral
"ang disusul dengan depolimerisasi molekul-molekul organic, osteoklas men"ebabkan
depolimerisasi mukopolisakarida dan glikoprotein sehingga garam mineral "ang melekat
menjadi bebas, sel osteoklas berpengaruh kepada serabut kolagen
<upan"a, cara "ang paling mudah untuk osteoklas dalam membersihkan garam mineral "aitu
dengan men"ediakan suasana setempat "ang cukup asam pada permukaan kasarn"a.
*agaimana cara osteoklas membuat suasana asam belum dapat dijelaskan. !erlu pula
dipertimbangkan adan"a lisosom dalam sitoplasma osteoklas "ang pernah dibuktikan.
'ERTUM.U*AN TU%AN$
!erkembangan tulang pada embrio terjadi melalui dua cara, "aitu osteogenesis desmalis dan
osteogenesis enchondralis. .eduan"a men"ebabkan jaringan pendukung kolagen primiti%e
diganti oleh tulang, atau jaringan kartilago "ang selanjutn"a akan diganti pula menjadi
jaringan tulang. Aasil kedua proses osteogenesis tersebut adalah an"aman tulang "ang
selanjutn"a akan mengalami remodeling oleh proses resorpsi dan aposisi untuk membentuk
tulang dewasa "ang tersusun dari lamella tulang. .emudian, resorpsi dan deposisi tulang
terjadi pada rasio "ang jauh lebih kecil untuk mengakomodasi perubahan "ang terjadi karena
fungsi dan untuk mempengaruhi homeostasis kalsium. !erkembangan tulang ini diatur oleh
hormone pertumbuhan, hormone t"roid, dan hormone sex.
$steogenesis Desmalis
8ama lain dari penulangan ini "aitu $steogenesis intramembranosa, karena terjadin"a
dalam membrane jaringan. /ulang "ang terbentuk selanjutn"a dinamakan tulang desmal.
Hang mengalami penulangan desmal ini "aitu tulang atap tengkorak.
,ula-mula jaringan mesenkhim mengalami kondensasi menjadi lembaran jaringan
pengikat "ang ban"ak mengandung pembuluh darah. #el-sel mesenkhimal saling
berhubungan melalui tonjolan-tonjolann"a. Dalam substansi interselulern"a terbentuk
serabut-serabut kolagen halus "ang terpendam dalam substansi dasar "ang sangat padat.
/anda-tanda pertama "ang dapat dilihat adan"a pembentukan tulang "aitu matriks "ang
terwarna eosinofil di antara 2 pembuluh darah "ang berdekatan. $leh karena di daerah
"ang akan menjadi atap tengkorak tersebut terdapat an"aman pembuluh darah, maka
matriks "ang terbentuk pun akan berupa an"aman. /empat perubahan awal tersebut
dinamakan !usat penulangan primer.
!ada proses awal ini, sel-sel mesenkhim berdiferensiasi menjadi osteoblas "ang memulai
sintesis dan sekresi osteoid. $steoid kemudian bertambah sehingga berbentuk lempeng-
lempeng atau trabekulae "ang tebal. #ementara itu berlangsung pula sekresi molekul-
molekul tropokolagen "ang akan membentuk kolagen dan sekresi glikoprotein.
#esudah berlangsungn"a sekresi oleh osteoblas tersebut disusul oleh proses pengendapan
garam kalsium fosfat pada sebagian dari matriksn"a sehingga bersisa sebagai selapis tipis
matriks osteoid sekeliling osteoblas. Dengan menebaln"a trabekula, beberapa osteoblas
akan terbenam dalam matriks "ang mengapur sehingga sel tersebut dinamakan osteosit.
1ntara sel-sel tersebut masih terdapat hubungan melalui tonjolann"a "ang sekarang
terperangkap dalam kanalikuli. $steoblas "ang telah berubah menjadi osteosit akan
diganti kedudukann"a oleh sel-sel jaringan pengikat di sekitarn"a. Dengan berlanjutn"a
perubahan osteoblas menjadi osteosit maka trabekulae makin menebal, sehingga jaringan
pengikat "ang memisahkan makin menipis. !ada bagian "ang nantin"a akan menjadi
tulang padat, rongga "ang memisahkan trabekulae sangat sempit, sebalikn"a pada bagian
"ang nantin"a akan menjadi tulang berongga, jaingan pengikat "ang masih ada akan
berubah menjadi sumsum tulang "ang akan menghasilkan sel-sel darah. #ementara itu,
sel-sel osteoprogenitor pada permukaan !usat penulangan mengalami mitosis untuk
memproduksi osteoblas lebih lanjut
$steogenesis 9nchondralis
1wal dari penulangan enkhondralis ditandai oleh pembesaran khondrosit di tengah-
tengah diaph"sis "ang dinamakan sebagai pusat penulangan primer. #el D sel khondrosit
di daerah pusat penulangan primer mengalami h"pertroph", sehingga matriks kartilago
akan terdesak mejadi sekat D sekat tipis. Dalam sitoplasma khondrosit terdapat
penimbunan glikogen. !ada saat ini matriks kartilago siap menerima pengendapan garam
D garam kalsium "ang pada gilirann"a akan membawa kemunduran sel D sel kartilago
"ang terperangkap karena terganggu nutrisin"a. .emunduran sel D sel tersebut akan
berakhir dengan kematian., sehingga rongga D rongga "ang saling berhubungan sebagai
sisa D sisa lacuna. !roses kerusakan ini akan mengurangi kekuatan kerangka kalau tidak
diperkuat oleh pembentukan tulang disekelilingn"a. !ada saat "ang bersamaan,
perikhondrium di sekeliling pusat penulangan memiliki potensi osteogenik sehingga di
bawahn"a terbentuk tulang. !ada hakekatn"a pembentukan tulang ini melalui penulangan
desmal karena jaringan pengikat berubah menjadi tulang. /ulang "ang terbentuk
merupakan pipa "ang mengelilingi pusat penulangan "ang masih berongga D rongga
sehingga bertindeak sebagai penopang agar model bentuk kerangka tidak terganggu.
+apisan tipis tulang tersebut dinamakan pipa periosteal.
#etelah terbentukn"a pipa periosteal, masuklah pembuluh D pembuluh darah dari
perikhondrium,"ang sekarang dapat dinamakan periosteum, "ang selanjutn"a menembus
masuk kedalam pusat penulangan primer "ang tinggal matriks kartilago "ang mengalami
klasifikasi. Darah membawa sel D sel "ang diletakan pada dinding matriks. #el D sel
tersebut memiliki potensi hemopoetik dan osteogenik. #el D sel "ang diletakan pada
matriks kartilago akan bertindak sebagai osteoblast. $steoblas ini akan mensekresikan
matriks osteoid dan melapiskan pada matriks kartilago "ang mengapur. #elanjutn"a
trabekula "ang terbentuk oleh matriks kartilago "ang mengapur dan dilapisi matriks
osteoid akan mengalami pengapuran pula sehingga akhirn"a jaringan osteoid berubah
menjadi jaringan tulang "ang masih mengandung matriks kartilago "ang mengapur di
bagian tengahn"a. !usat penulangan primer "ang terjadi dalam diaph"sis akan disusun
oleh pusat penulangan sekunder "ang berlangsung di ujung D ujung model kerangka
kartilago.
'ERTUM.U*AN MEMAN,AN$ TU%AN$ 'I'A
#etelah berlangsung penulangan pada pusat penulangan sekunder di daerah epiph"sis, maka
teradapatlah sisa D sisa sel khondrosit diantara epiph"sis dan diaph"sis. #el D sel tersebut
tersusun bederet Dderet memanjang sejajar sumbu panjang tulang. ,asing D masing deretan
sel kartilago dipisahkan oleh matriks tebal kartilago, sedangkan sel Dsel kartilago dalam
masing D masing deretan dipisahkan oleh matriks tipis. 5aringan kartilago "ang memisahkan
epiph"sis dan diaph"sis berbentuk lempeng atau cakram sehingga dinamakan Discus
epiph"sealis.
#el Dsel dalam masing D masing deretan tidak sama penampilann"a. Aal ini disebabkan
karena ke arah diaph"sis sel D sel kartilago berkembang "ang sesuai dengan perubahan D
perubahan "ang terjadi pada pusat penulangan. .arena perubahan sel Dsel dalam setiap deret
seirama, maka discus tersebut menunjukan gambaran "ang dibedakan dalam daerah D daerah
perkembangan.
Daerah D daerah perkembangan4
&. Iona !roliferasi 4 sel kartilago membelah diri menjadi deretan sel D sel gepeng.
2. Iona ,aturasi 4 sel kartilago tidak lagi membelah diri,tapi bertambah besar.
. Iona h"pertroph" 4 sel Dsel membesar dan ber%akuola.
:. Iona kalsifikasi 4 matriks cartJlago mengalami kalsifikasi.
'. Iona degenerasi 4 sel D sel cartJlago berdegenerasi diikuti oleh terbukan"a lacuna
sehingga terbentuk trabekula.
.arena masukn"a pembuluh darah, maka pada permukaan trabekula di daerah ke arah
diaph"sis diletakan sel Dsel "ang akan berubah menjadi osteoblas "ang selanjutn"a akan
melanjutkan penulangan. Dalam proses pertumbuhan discus epiph"sealis akan semakin
menipis, sehingga akhirn"a pada orang "ang telah berhenti pertumbuhan memanjangn"a
sudah tidak deketemukan lagi.
'EM.E&ARAN -IAMETER TU%AN$ 'I'A
!ertumbuhan tulang pipa selain memanjang melalui discus epiph"sealis juga mengalami
pertambahan diameter dengan cara pertambahan jeringan tulang melalui penulangan oleh
periosteum lapisan dalam "ang dibarengi dengan pengikisan jaringan tulang dari permukaan
dalamn"a. Dengan adan"a proses pengikisan jaringan tulang ini, walau pun diameter tulang
bertambah namun ketebalann"a tetap dipertahankan. Aal ini penting,karena tanpa
pengikisan,berat tulang akan bertambah terus sehingga mengganggu fungsin"a.
'ERU.A*AN &TRU+TUR ,ARIN$AN TU%AN$
!ada mulan"a, dari perkembangan trabekula tulang terbentuk semacam sistem har%ers "ang
tidak teratur polan"a "ang dinamakan sistem Aa%ers primitif. Untuk membentuk sistem
Aa%ers dengan pola teratur, perlulah sistem Aa%ers primitif mengalami perubahan sehingga
terjadilah tulang sekunder. !erubahan dimulai pada beberapa tempat "ang terletak tersebar
dalam bentuk rongga D rongga "ang disebabkan erosi tulang oleh sel-sel osteoklas. <ongga D
rongga tersebut meluas sehingga terbentuk silindris "ang memanjang, disusul oleh masukn"a
pembuluh darah bersama jeringan sumsum tulang kedalam rongga D rongga tersebut. 1pabila
rongga sudah cukup besar, erosi akan berhenti dalm mulailah pembentukn tulang oleh
osteoblas "ang diletakan oleh darah pada dinding rongga. !embentukan tulang berlangsung
sebagai lembaran D lembaran "ang dimulai dari dinding rongga "ang makin lama makin
mengecilkan rongga sehingga akhirn"a pembuluh darah dikelilingi penuh oleh lembaran D
lembaran tulang. Dengan demikian terbentuklah sistem har%ers dengan pembuluh darah di
tengahn"a. !ada perbatasan luar setiap sistem har%ers terdapat substansi perekat "ang
merupakan sisa matriks tulang.
!embentukan sistem Aa%ers tidak berhenti estela proses di atas, namun akan terjadi pula erosi
lagi "ang diikuti pembentukan sistem har%ers baru seperti semula. !roses tersebut terjadi
berulang-ulang sehingga pada potongan melintang tulang pipa akan dapat dibedakan
beberapa struktur 4
&. #istem Aa%ers "ang lama
2. #istem Aa%ers "ang sedang dibentuk
. <uang-ruang karena erosi
:. #isa D sisa sistem har%ers sebagai lamela intersitiil.
'ER.AI+AN 'ATA* TU%AN$
5ika terjadi patah tulang, maka kerusakan akan men"ebabkan perdarahan "ang biasan"a akan
diikuti oleh pembekuan. .erusakan juga men"ebabkan kerusakan matriks dan sel D sel tulang
di dekatgaris patah.
1wal dari proses perbaikan tulang dimulai dengan pembersihan dari bekuan darah, sisa D sisa
sel dan matriks "ang rusak. !eriosteum dan endosteum disekitar tulang "ang patah
menanggapi dengan meningkatn"a proliferasi fibroblast sehingga terbentuklah jaringan
seluler disekitar garis patah dan di antara ujung D ujung tulang "ang terpisah. !embentukan
tulang baru berlangsung melalui penulangan enkhondral dan desmal secara simultan. Untuk
penulangan enkhondral didahului dengan terbentukn"a kartilago hialin "ang berasal dari
perubahan jaringan granulasi sebagai hasil proliferasi fibroblast. Celah fragmen tulang
sekarang diisi oleh jaringan kartilago "ang merupakan kalus. 5aringan tulang baru mengisi
celah diantara fragmen tulang membentuk kalus tulang dan menggantikan kalus kartilago. #el
D sel osteoprogenitor dari periosteum dan endosteum akan menjadi osteoblas sehingga di
daerah tersebut terjadi penulangan desmal. !enulangan enkhondral berlangsung sebagai
trabekula dalam jaringan kartilago "ang merupakan jaringan penopang sementara dalam
perbaikan patah tulang. /ekanan pada tulang selama proses pen"embuhan men"ebabkan
perbaikan bentuk tulang ke bentuk asaln"a sehingga benjolan kalus akhirn"a akan len"ap
melalui resorpsi.
FRA+TUR 'A-A ANA+
2raktur pada anak berbeda dengan orang dewasa, karena adan"a perbedaan anatomi
biomekanik serta fisiologi tulang.
!erbedaan anatomi4 anatomi tulang pada anak terdapat lempeng epifisis "ang merupakan
tulang rawan pertumbuhan. !eriosteum sangat tebal dan kuat dan menghasilkan kalus "ang
cepat dan lebih besar daripada orang dewasa.
!erbedaan biomekanik4
*iomekanik tulang, tulang anak-anak sangat porous, korteks berlubang-lubang dan
sangat mudah dipotong oleh karena kanalis har%esian menduduki sebagian besar
tulang. 2aktor ini men"ebabkan tulang anak-anak dapat menerima toleransi "ang
besar terhadap deformitas tulang dibandingkan orang dewasa. /ulang dewasa sangat
kompak dan mudah mengalami tegangan dan tekanan sehingga tidak dapat menahan
kompresi.
*iomekanik lempeng pertumbuhan, lempeng perrtumbuhan merupakan tulang rawan
"ang melelkat erat pada metafisis di bagian luarn"a diliputi oleh periosteium sedang
di bagian dalamn"a oleh prosesus mamilaris. Untuk memisahkan metafisis dan
epifisis diperlukan kekuatan "ang besar. /ulang rawan lempeng epifisis mempun"ai
konsistensi seperti karet "ang keras.
*iomekanik periosteum, periosteum pada anak-anak sangat kuat dan tebal dan tidak
mudah mengalami robekan dibandingkan orang dewasa.
!erbedaan fisiologis
!ada anak-anak pertumbuhan merupakan dasar terjadin"a remodelling "ang lebih besar
dibandingkan pada orang dewasa
!ertumbuhan berlebihan (o%er growth)
!ertumbhan diafisis tulang panjang akan memberikan stimulasi pada pertumbuhan
tulang panjang karena tulang rawan lempeng epifisis mengalami hiperemi pada waktu
pen"embuhan tulang
Deformitas "ang progresif
.erusakan permanen lempeng epifisis men"ebabkan pemendekan atau deformitas
anguler pada epifisis
2raktur total
!ada anak fraktur total jarang bersifat komunitif karena tulangn"a sangat fleksibel
dibandingkan orang dewasa.
1tas dasar kelainan perbedaan anatomi, biomekanik dan fisiologis maka fraktur pada anak-
anak mempun"ai gambaran khusus, "aitu4
&. +ebih sering ditemukan
2. !eriosteum sangat aktif dan kuat
. !en"embuhan fraktur sangat cepat
:. /erdapat problem khusu dalam diagnosis
'. .oreksi spontan pada suatu deformitas residual
K. /erdapat perbedaan dalam komplikasi
?. *erbeda dalam metode pengobatan
L. <obekan ligamen dan dislokasi lebih jarang ditemukan
G. .urang toleransi terhadap kehilangan darah
+%A&IFI+A&I FR+TUR 'A-A ANA+
.lasifikasi radiologis
2raktur buckle atau torus
/ulang melengkung
2raktur green stick
2raktur total
.lasifikasi anatomis
2raktur epifisis
2raktur lempeng epifisis &/ dari seluruh fraktur pada anak
2raktur metafisis
2raktur diafisis
.lasifikasi klinis
/raumatik
!atologis
#tres pada anak anak terutama pada &/ proksimal tibia. 3 distal fibula, metatarsal,
iga , panggul, femur, dan humerus.
.lasifikasi khusus pada anak
2raktur akibat trauma lahir
2raktur child abuse
FRA+TUR E'IFI&I&
2raktur epifisis merupakan suatu fraktur tersendiri dan dibagi dalam
&. 2raktur a%ulsi akibat tarikan ligamen, terutama terjadi pada spina tibia, stiloid ulna
dan basis falangs. 2ragmen tulang masih mempun"ai cukup %askularisasi dan
biasan"a tidak mengalami neksrosis a%askular. *ila terjadi fraktur bergeser maka
jarang terjadi union karena pembentukan kalus dihambat oleh jaringan sono%ia.
2raktur bergeser juga menghambat gerakan dan jga men"ebabkan sendi menjadi tidak
stabil.
2. 2raktur kompresi "ang bersifat komunitif, jarang terjadi karena lempeng epifisis
berfngsi sebagai shock absorber pada tulang
. 2raktur osteokondral (bergeser), sering ditemukan pada distal femur, patela, kaput
radius. 2raktur bergeser akan men"ebabkan gangguna men"erupai benda asing dalam
sendi. 2ragmen "ang besar sebaikn"a dikembalikan dan "ang kecil dapat dilakukan
eksisi.
2raktur epifisis jarang terjadi tanpa disertai dengan fraktur lempeng epifisis.
FRA+TUR %EM'EN$ E'IFI&I&
+empeng epifisis merupakan suatu diskus tulang rawan "ang terletak di antara epifisis dan
metafisis. 2raktur lempeng epifisis merupakan &/ dari seluruh fraktur pada anak-anak.
!embuluh darah epifisis masuk di dalam permukaaan epifisis dan apabila ada kerusakan
pembuluh darah maka akan terjadi gangguan pertumbuhan. !embuluh darah epifisis biasan"a
tidak mengalami kerusakan pada saattrauma tetapi pada epifisis femur proksimal dan epifisis
radius proksimal pembuluh darah berjalan sepanjang leher tulang "ang dimaksud dan
melintang pada lempeng epifisis di perifer, sehingga pada kedua tempat ini apabila terjadi
pemisahan epifisis, juga akan menimbulkan kerusakan %askularisasi "ang akan menimbulkan
neksrosis a%askuler.
1natomi, Aistologi Dan 2isiologi4 tulang rawan lempeng epifisis lebih lemah daripada
tulang. Daerah "ang paling lemah dari lempeng epifisis adalah Cona transformasi tulang
rawan pada daerha hipertrofi dimana biasan"a terjadi garis fraktur.
Diagnosis4 secara klinis kita harus mencurigai adan"a fraktur lempeng epfisis pada seorang
anak dengan fraktur pada tulang panjang di daerah ujung tulang pada dislokasi sendi serta
robekan ligamen. Diagnosis dapat ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan rontgen
dengan 2 pro"eksi dan membandingkann"a dengan anggota gerak "ang sehat.
.lasifikasi
*an"ak klasifikasi fraktur lempeng epifisis antara lain menurut #alter-Aarris, !oland, 1itken,
=eber, <ang, $gend. /api klasifikasi #alter Aarris dianggap "ang paling mudah dan praktis
serta memenuhi s"arat untuk terapi dan prognosis. .lasifikasi menurut #alter-Aarris4
&. /ipe 7 terjadi pemisahan total lempeng epifisis tanpa adan"a fraktur pada tulang, sel-
sel pertumbuhan lempeng epifisis masih melekat pada epifisis. 2raktur ini terjadi oleh
karena adan"a shearing force dan sering terjadi pada ba"i baru lahir dan pada anak-
anak "ang lebih muda. !engobatan dengan reduksi tertutup mudah oleh karena masih
ada perlekatan periosteum "ang utuh dan intak. !rognosis biasan"a baik bila
direposisis dengan cepat.
2. /ipe 77 merupakan jenis fraktur "ang sering ditemukan. -aris fraktur melalui
sepanjang lempeng epifisis dan membelok ke metafisis dan akan mebentuk suatu
fragmen metafisis "ang akan berbentuk segitiga "ang akan disebut tanda T hurston-
Holland. #el-sel pertumbuhan pada lempeng epifisis juga masih meleka. /rauma "ang
menghasilkan jenis fraktur ini biasan"a terjadi karena trauma shearing force dan
membengkok dan umumn"a pada anak-anak "ang lebih tua. !eriosteum mengalami
robekan pada daerah kon%eks tetapi tetap utuh pada daerah konkaf. !engobatan
dengan reposisisi secepatn"a tidak begitu sulit kecuali bila reposisi terlambat harus
dilakukan tindakan operasi.prognosis biasan"a beik tergantung kerusakan pembuluh
darah.
. /ipe 777, merupakn fraktur intra-artikuler. -aris fraktur mulai permukaan sendi
melewati lempeng epifisis kemudian sepanjang garis lempeng epifisis. 5enis fraktur
ini bersifat intra-artikuler dan biasan"a ditemukan pada epifisis tibia distal. $leh
karena fraktur ini bersifat intra-artikuler dan diperlukan reduksi "ang akurat maka
sebaikn"a dilakukan operasi terbuka dan fiksasi interna dengan mempergunakan pin
"ang halus
:. /ipe 70 merupakan fraktur intra artikuler "ang melalui permukaan sendi memotong
epifisis serta seluruh lapisan lempeng epifisis dan berlanjut pada sebagian metafisis.
5enis fraktur ini misaln"a fraktur cond"lus lateralis humeri pada anak-anak.
!engobatan dengan operasi terbuka dan fiksasi interna karena fraktur tidak stabil
akibat tarikan otot. !rognosis jelek bila reduksi tidak dilakukan dengan baik.
'. /ipe 0, merupakan fraktur akibat hancurn"a epifisis "ang diteruskan pada lempeng
epifisis. *iasan"a terjadi pada daerah sendi penopang badan "aitu sendi pergelangan
kaki dan sendi lutut. Diagnosis sulit karena secara radiologik tidak dapat dilihat.
!rognosis jelek karena dapat terjadi kerusakan sebagian atau seluruh lempeng
pertumbuhan.
!en"embuhan, setelah reduksi dari fraktur epifisis tipe 7, 77, 777 akan terjadi osifikasi
endokondral pada daerah metafisis lempeng pertumbuhan dan dalam 2 minggu osifikasi
endokondral ini telah mengalami pen"embuhan. #edangka tipe 70 dan tipe 0 mengalami
pen"embuhan seperti pada fraktur daerah tulang kanselosa.
!rognosis terhadap gangguan pertumbuhan
L'F trauma lempeng epifisis tidak mengalami gangguan dalam pertumbuhann"a. #isan"a
&'F akan memberikan gangguan dalam pertumbuhann"a. 1dabeberapa faktor "ang penting
dalam perkiraan prognosis, "aitu4
5enis fraktur, fraktur tipe 7, 77, 777 mempun"ai prognosis "ang baik, fraktur tipe 70
prognosisn"a tergantung pada tindakan pengobatan dan tipe 0 prognosisn"a jelek
tergantung kerusakan awal lempeng epifisis
Umur waktu terjadin"a trauma, apabila trauma terjadi pada umur "ang lebih muda
maka prognosisn"a lebiih jelek diabndingkan pada umur "ang lebih tua.
0askularisasi pada epifisis, apabila terjadi kerusakan pada %askularisasi epifisis maka
prognosisn"a lebih jelek
,etode reduksi, metode reduksi "ang dilakukan dengan tidak hati-hati akan
menimbulkan kerusakan "ang lebih hebat pada lempeng epifisis.
5enis trauma apakah terbuka atau tertutup. !ada trauma terbuka kemungkinan terjadi
infeksi dan akan men"ebabkan fusi dini dari epifisis
=aktu terjadin"a trauma, hal ini penting karena penundaan tindakan men"ebabkan
kesulitan dalam reduksi dan gangguan pertumbuhan "ang terjadi akan lebih berat.
FRA+TUR %E*ER FEMUR
2raktur leher femur pada anak-anak jarang ditemukan. +ebih sering pada anak laki-laki
daripada anak perempuan dengan perbandingan 42. 7nsidens tersering pada umur &&-&2
tahun.
,ekanisme /rauma, trauma biasan"a terjadi karena kecelakaan, jatuh dari ketinggian atau
jatuh dari sepeda dan biasan"a disertai trauma pada tempat lain.
.lasifikasi, fraktur leher femur pada ank diklasifikasikan sesuai denganlokasi anatomis dan
dibagi dalam : tipe
/ipe &, disebut juga transepifisial6 terjadi pemisahan epifisis dan harus dibedakan
dengan slipped upper femoral epiph"sis
/ipe 77, disebut juga transer%ikal, fraktur melali begian tegah leher femur
/ipe 777, disebut juga ser%ikotrokanterik6 fraktur melalui basis leher femur
/ipe 70, disebut juga pertrokanterik6 fraktur antara basis leher femur dan trokanter
minor
-ambaran .linis, fraktur leher femur biasan"a disertai trauma hebat dan n"eri di daerah
panggul sehingga penderita tidak dapat berjalan. !ada pemeriksaan ditemukan adan"a
rigiditas dan gangguan pergerakan sendi panggul. *ila fraktur disertai pergeseran maka
penderita tidak dapat menggerakan sendi pangguln"a. #elain itu ditemukan pula n"eri tekan
di daerah panggul.
!emeriksaan radiologis, dengan pemeriksaan rontgen dapat ditentukan jenis-jenis fraktur
serta pergeserann"a.
!engobatan
!engobatan tergantung pada jenis dn pergeseran fraktur
&. .onser%atif
/raksi kulit
#pika panggul
.eduan"a dilakukan pada penderita dengan fraktur "ang pergeserann"a sangat
minimal.
2. /indakan operasi
$perasi dilakukan apabila terjadi pergeseran fraktur. *eberapa penulis mencoba
melakukan reposisi tertutup pada fraktur "ang disertai pergeseran, dilanjutkan dengan
pemasangan spika panggul.
.omplikasi4 nekrosis a%askuler, koksa %ara, fusi epifisis "ang dini, dela"ed union dan
nonunion
FRA+TUR -IAFI&I& FEMUR
2raktur diafisis femur sering ditemukan pada anak-anak dan harus dianggap sebagai suatu
fraktur "ang dapat menimbulkan perdarahan dan s"ok.
,ekanisme trauma, fraktur terjadi karena sutu trauma hebat dan lokalisasi "ang paling sering
adalah pada &/ tengah diafisis femur.
.lasifikasi, fraktur femur dibagi dalam4
#ubtrokanterik
1dduksi
1bduksi
.lasik
!osisi fraktur terjadi karena tarikan dan lokalisasi fraktur. !ada fraktur femur &/
proksimal, fragmen proksimal tertarik dalam posisi fleksi karena tarikan muskulus
iliopsoas, abduksi oleh muskulus gluteus medius dan minimus serta rotasi eksterna
karena otot rotator pendek dan gluteus maksimus. 2raktur dapat bersifat oblik,
trans%ersal dan jarang bersifat komunitif.
-ambaran .linis, penderita biasan"a datang dengan gejala trauma hebat disertai
pembengkakan pada daerah tungkai atas dan tidak dapat menggerakan tungkai. /erdapat
deformitas, pemendekan anggota gerak dan krepitasi. !emeriksaan harus dilakukan secara
hati-hati agar tidak menambah perdarahan.
!emeriksaan radiologis, pemeriksaan rontgen menentukan tipe dan lokalisasi fraktur.
!engobatan
!rinsip pengobatan adalah4
&. .onser%atif
1nak umur B-2 tahun6 traksi kulit menurut br"ant (gallow)
1nak umur 2 tahun ke atas6 traksi kuli menurut hamilton-russel
1nak "ang lebih besar dapat dilakukan traksi tulang melalui kondilus femur
dengan menggunakan bidai dari /homas dan pen"angga !earson
#pika panggul6 dilakukan setelah reposisi dan imobilisasi dengan gips
2. /erapi operatif, dilakukan dengan menggunakan .-nail atau plate "ang kecil terutama
pada anak "ang lebih besar dengan indikasi tertentu
.omplikasi4 tungakai "ang tidak sama panjang setelah sembuh, malrotasi atau deformitas
anguler, pembentukan spur "ang menonjol pada otot "ang menggangu pergerakan, kontraktur
Muadrisep
FRA+TUR FEMUR E'IFI&I& -I&TA%
2raktur femur epifisis distal sangat jarang ditemukan. 2raktur biasan"a terjadi pada anak
umur &&-&' tahunkarena suatu trauma hebat, trauma lalu lintas, atau trauma olahraga.
.lasifikasi dan ,ekanisme /rauma
/ipe abduksi
5enis ini terjadi karen benturan dari samping pada femur distal misaln"a sewaktu
bermain sepak bola. 5enis ini menimbulkan fraktur lempeng epifisis tipe 77 (#alter-
Aarris)
/ipe hiperekstensi
5enis ini biasan"a terjadi karena trauma dalam kendaraan. 2emur distal epifisis
bergeser ke depan oleh karena trauma hiperekstensi serta tarikan kontraksi muskulus
Muadricep. !eriosteum pada aspek posterior mengalami robekan, bagian serabut otot
gastrocnemius juga mengalami robekan. *agian metafisis berbentuk segitiga dengan
bagian periost "ang intake di bagian depan. 5enis ini juga merupakan tipe 77 (#alter-
Aarris)
/ipe hiperfleksi, terjadi pergeseran epifisis ke posterior dan hal ini lebih jarang terjadi
(tipe 7 salter harris)
/ipe 70 salter harris, jenis ini merupakan fraktur lempeng epifisis tipe 70 (salter
harris) dan bersifat komunitif
-ambaran .linis, biasan"a penderita datang dengankeluhan trauma hebat pada anggota gerak
bawah disertai pembengkakan dan n"eri di daerha lutut. 5uga terdapat n"eri tekan dan n"eri
pergerakan.
!engobatan tergantung jenis fraktur dan laman"a kejadian. !ada fraktur tipe 7, 77, 777 dapat
dilakukan terapi konser%atif dengan reduksi tertutup dan pembiusan umum. 1pabila
penderita datang terlambat maka kemungkinan reduksi tidak berhasil dan perlu dilakukan
operasi. !ada tipe 70 salter harris sebaikn"a dilakukan operasi dengan menggunakan fiksasi
dan pin kecil.
'EN/EM.U*AN FRA+TUR
!en"embuhan fraktur merupakan suatu proses biologis "ang menakjubkan. /idak seperti
jaringan lainn"a, tulang "ang mengalami fraktur dapat sembuh tanpa jaringan parut.
!engertian tentang reaksi tulang "ang hidup dan periosteum pada pen"embuhan fraktur
merupakan dasar untuk mengobati fragmen fraktur. !roses pen"embuhan pada fraktur mulai
terjadi segera setelah tulang mengalami kerusakan apabila lingkungan untuk pen"embuhan
memadai sampai terjadi konsolidasi. 2aktor mekanis "ang penting seperti imobilisasi
fragmen tulang secara fisik sangat penting dalam pen"embuhan, selain faktor biologis "ang
juga merupakan suatu faktor "ang sangat esensial dalam pen"embuhan fraktur. !roses
pen"embuhan fraktur berbeda pada tulang kortikal pada tulang panjang serta tulang kanselosa
pada metafisis tulang panjang atau tulang-tulang pendek, sehingga kedua jenis pen"embuhan
fraktur ini harus dibedakan.
'en!embuhan Fra)tur 'ada Tulan( +orti)al
!roses pen"embuhan fraktur pada tulang kortikal terdiri atas lima fase, "aitu4
&. 2ase hematoma
1pabila terjadi fraktur pada tulang panjang, maka pembuluh darah kecil "ang
melewati kanalikuli dalam sistem har%esian mengalami robekan pada daerah fraktur
dan akan membentuk hematoma di antara kedua sisi fraktur. Aematoma "ang besar
diliputi oleh periosteum. !eriosteum akan terdorong dan dapat mengalami robekan
akibat tekanan hematoma "ang terjadi sehingga dapat terjadi ekstra%asasi darah ke
dalam jaringan lunak.
$steosit dengan lakunan"a "ang terletak beberapa milimeter dari daerah fraktur akan
kehilangan darah dan mati, "ang akan menimbulkan suatu daerah cincin a%askuler
tulang "ang matipada sisi sisi fraktur segera setelah trauma. =aktu terjadin"a proses
ini dimulai saat fraktur terjadi sampai 2 D minggu.
2. 2ase proliferasi seluler subperiosteal dan endosteal
!ada saat ini terjadi reaksi jaringan lunak sekitar fraktur sebagai suatu reaksi
pen"embuhan. !en"embuhan fraktur terjadi karena adan"a sel-sel osteogenik "ang
berproliferasi dari periosteum untuk membentuk suatu kalus eksterna serta pada
daerah endosteum membentuk kalus interna sebagai aktifitas seluler dalam kanalis
medularis. 1pabila terjadi robekan "ang hebat pada periosteum, maka pen"embuhan
sel berasal dari diferensiasi sel-sel mesenkimal "ang tidak berdiferensiasi ke dalam
jaringan lunak. !ada tahap awal dari pen"embuhan fraktur ini terjadi pertambahan
jumlah dari sel-sel osteogenik "ang memberi pertumbuhan "ang cepat pada jaringan
osteogenik "ang sifatn"a lebih cepat dari tumor ganas. 5aringan seluler tidak terbentuk
dari organisasi pembekuan hematoma suatu daerah fraktur. #etelah beberapa minggu,
kalus dari fraktur akan membentuk suatu massa "ang meliputi jaringan osteogenik.
!ada pemeriksaan radiologis kalus belum mengandung tulang sehingga merupakan
suatu daerah radiolusen. !ada fase ini dimulai pada minggu ke 2 D setelah terjadin"a
fraktur dan berakhir pada minggu ke : D L.
. 2ase pembentukan kalus (fase union secara klinis)
#etelah pembentukan jaringan seluler "ang bertumbuh dari setiap fragmen sel dasar
"ang berasal dari osteoblas dan kemudian pada kondroblas membentuk tulang rawan.
/empat osteoblas diduduki oleh matriks interseluler kolagen dan perlekatan
polisakarida oleh garam-garam kalsium membentuk suatu tulang imatur. *entuk
tulang ini disebut sebagai wo%en bone. !ada pemeriksaan radiologis pertama terjadi
pen"embuhan fraktur.
:. 2ase konsolidasi (fase union secara radiologik)
=o%en bone akan membentuk kalus primer dan secara perlahan-lahan diubah menjadi
tulang "ang lebih matang oleh akti%itas osteoblas "ang menjadi struktur lamelar dan
kelebihan kalus akan diresorpsi secara bertahap. !ada fase dan : dimulai pada
minggu ke : D L dan berakhir pada minggu ke L D &2 setelah terjadin"a fraktur.
'. 2ase remodelling
*ilamana union telah lengkap, maka tulang "ang baru membentuk bagian "ang
men"erupai bulbus "ang meliputi tulang tetapi tanpa kanalis medularis. !ada fase
remodelling ini, perlahan-lahan akan terjadi resorbsi secara osteoklasik dan tetap
terjadi proses osteoblastik pada tulang dan kalus eksterna secara perlahan-lahan
menghilang. .alus intermediat berubah menjadi tulang "ang kompak dan berisi
sistem har%esian dan kalus bagian dalam akan mengalami peronggaan untuk
membentuk ruang sumsum. !ada fase terakhir ini, dimulai dari minggu ke L D &2 dan
berakhir sampai beberapa tahun dari terjadin"a fraktur.
'EN/EM.U*AN FRA+TUR 'A-A TU%AN$ +AN&E%O&A
!en"embuhan fraktur pada tulang kanselosa terjadi secara cepat karena beberapa factor,
"aitu4
&. 0askularisasi "ang cukup
2. /erdapat permukaan "ang lebih luas
. .ontak "ang baik memberikan kemudahan %askularisasi "ang cepat
:. Aematoma memberikan peranan dalam pen"embuhan fraktur
/ulang kanselosa "ang berlokalisasi pada metafisis tulang panjang, tulang pendek serta
tulang pipih diliputi oleh korteks "ang tipis. !e"embuhan fraktur pada tulang kanselosa
melalui proses pembentukan kalus interna dan endosteal. !ada anak D anak proses
pen"embuhan pada daerah korteks juga memegang peranan penting. !roses osteogenik
pe"embuhan sel dari bagian endosteal "ang menutupi trabekula, berproliferasi untuk
membentuk wo%en bone primer di dalam daerah fraktur "ang disertai hematoma.
!embentukan kalus interna mengisi ruangan pada daerah fraktur. !en"embuhan fraktur pada
tulang kanselosa terjadi pada daerah dimana terjadi kontak langsung diantara permukaan
tulang fraktur "ang berarti satu kalus endosteal. 1pabila terjadi kontak dari kedua fraktur
maka terjadi union secara klinis. #elanjutn"a wo%en bone diganti oleh tulang lamellar dan
tulang mengalami konsolidasi.
'EN/EM.U*AN FRA+TUR 'A-A TU%AN$ RA0AN 'ER&EN-IAN
/ulang rawan hialin permukaan sendi sangat terbatas kemampuan untuk regenerasi. !ada
fraktur interartikular pen"embuhan tidak terjadi melalui tulang rawan hialin, tetapi terbentuk
melalui fibrokartilago.
0A+TU 'EN/EM.U*AN FRA+TUR
=aktu pen"embuhan fraktur ber%ariasi secara indi%idual dan berhubungan dengan beberapa
factor penting pada penderita, antara lain4
Umur penderita
=aktu pen"embuhan tulang pada anak D anak jauh lebih cepat pada orng dewasa. Aal ini
terutama disebabkan karena akti%itas proses osteogenesis pada daerah periosteum dan
endoestium dan juga berhubungan dengan proses remodeling tulang pada ba"i pada ba"i
sangat aktif dan makin berkurang apabila unur bertambah
%o)alisasi dan )onfi(urasi fra)tur
+okalisasi fraktur memegang peranan sangat penting. 2raktur metafisis pen"embuhann"a
lebih cepat dari pada diafisis. Disamping itu konfigurasi fraktur seperti fraktur tran%ersal
lebih lambat pen"embuhann"a dibanding dengan fraktur oblik karena kontak "ang lebih
ban"ak.
'er(eseran a1al fra)tur
!ada fraktur "ang tidak bergeser dimana periosteum intak, maka pen"embuhann"a dua kali
lebih cepat dibandingkan pada fraktur "ang bergeser. /erjadin"a pergeseran fraktur "ang
lebih besar juga akan men"ebabkan kerusakan periosteum "ang lebih hebat.
#as)ularisasi pada )edua fra(men
1pabila kedua fragmen memiliki %askularisasi "ang baik, maka pen"embuhan biasan"a tanpa
komplikasi. *ila salah satu sisi fraktur %askularisasin"a jelek sehingga mengalami kematian,
maka akan menghambat terjadin"a union atau bahkan mungkin terjadi nonunion.
Redu)si dan Imobilisasi
<eposisi fraktur akan memberikan kemungkinan untuk %askularisasi "ang lebih baik dalam
bentuk asaln"a. 7mobilisasi "ang sempurna akan mencegah pergerakan dan kerusakan
pembuluh darah "ang akan mengganggu pen"embuhan fraktur.
0a)tu imobilisasi
*ila imobilisasi tidak dilakukan sesuai waktu pen"embuhan sebelum terjadi union, maka
kemungkinan untuk terjadin"a nonunion sangat besar.
Ruan(an diantara )edua fra(men serta interposisi oleh jarin(an lema)"
*ila ditemukan interposisi jaringan baik berupa periosteal, maupun otot atau jaringan fibrosa
lainn"a, maka akan menghambat %askularisasi kedua ujung fraktur.
Adan!a infe)si
*ila terjadi infeksi didaerah fraktur, misaln"a operasi terbuka pada fraktur tertutup atau
fraktur terbuka, maka akan mengganggu terjadin"a proses pen"embuhan.
2airan &inovia
!ada persendian dimana terdapat cairan sino%ia merupakan hambatan dalam pen"embuhan
fraktur.
$era)an a)tif dan pasif an((ota (era)
-erakan pasif dan aktif pada anggota gerak akan meningkatkan %askularisasi daerah fraktur
tapi gerakan "ang dilakukan didaerah fraktur tanpa imobilisasi "ang baik juga akan
mengganggu %askularisasi.
!en"embuhan fraktur berkisar antara minggu D : bulan. =aktu pen"embuhan pada anak
secara kasar setengah waktu pen"embuhan daripada orang dewasa.
!erkiraan pen"embuhan fraktur pada orang dewasa dapat di lihat pada table berikut 4
+$.1+7#1#7 =1./U !98H9,*UA18 (minggu)
!halang / metacarpal/ metatarsal / kosta
Distal radius
Diafisis ulna dan radius
Aumerus
.la%icula
!anggul
2emur
Condillus femur / tibia
/ibia / fibula
0ertebra
D K
K
&2
&B D &2
K
&B D &2
&2 D &K
L D &B
&2 D &K
&2
'ENI%AIAN 'E/EM.U*AN FRA+TUR
!enilaian pen"embuhan fraktur (union) didasarkan atas union secara klinis dan union secara
radiologik. !enilaian secara klinis dilakukan dengan pemeriksaan daerah fraktur dengan
melakukan pembengkokan pada daerah fraktur, pemutaran dan kompresi untuk mengetahui
adan"a gerakan atau perasaan n"eri pada penderita. .eadaan ini dapat dirasakan oleh
pemeriksa atau oleh penderita sendiri. 1pabila tidak ditemukan adan"a gerakan, maka secara
klinis telah terjadi union dari fraktur.
Union secara radiologik dinilai dengan pemeriksaan roentgen pada daerah fraktur dan dilihat
adan"a garis fraktur atau kalus dan mungkin dapat ditemukan adan"a trabekulasi "ang sudah
men"ambung pada kedua fragmen. !ada tingkat lanjut dapat dilihat adan"a medulla atau
ruangan dalam daerah fraktur.
'EN/EM.U*AN A.NORMA% 'A-A FRA+TUR
MA%UNION
,alunion adalah keadaan dimana fraktur men"embuh pada saatn"a, tetapi terdapat
deformitas "ang terbentuk angulasi, %arus / %algus, rotasi, kependekan atau union secara
men"ilang misaln"a pada fraktur radius dan ulna.
Etiolo(i
2raktur tanpa pengobatan
!engobatan "ang tidak adekuat
<eduksi dan imobilisasi "ang tidak baik
!engambilan keputusan serta teknik "ang salah pada awal pengobatan
$sifikasi premature pada lempeng epifisis karena adan"a trauma
$ambaran )linis
Deformitas dengan bentuk "ang ber%ariasi
-angguan fungsi anggota gerak
8"eri dan keterbatasan pergerakan sendi
Ditemukan komplikasi seperti paral"sis tardi ner%us ulnaris
$steoarthritis apabila terjadi pada daerah sendi
*ursitis atau nekrosis kulit pada tulang "ang mengalami deformitas
'emeri)saan radiolo(ist
!ada foto roentgen terdapat pen"ambungan fraktur tetapi pada posisi "ang tidak sesuai
dengan keadaan "ang normal.
'en(obatan
Konservatif
Dilakukan refrakturisasi dengan pembiusan umum dan imobilisasi sesuai dengan fraktur "ang
baru. 1pabila ada kependekan anggota gerak dapat digunakan sepatu orthopedic.
Operatif
$steotomi koreksi (osteotomi I) dan bone graft disertai dengan fiksasi interna
$steotomi dengan pemanjangan bertahap, misaln"a pada anak D anak.
$steotomi "ang bersifat baji
-E%A/E- UNION
Dela"ed union adalah fraktur "ang tidak sembuh setelah selang waktu -' bulan ( bulan
untuk anggota gerak atas dan ' bulan untuk anggota gerak bawah)
Etiolo(i
9tiologi dela"ed union sama dengan etiologi pada nonunion
$ambaran )linis
8"eri anggota gerak pada pergerakan dan waktu berjalan.
/erdapat pembengkakan
8"eri tekan
/erdapat gerakan "ang abnormal pada daerah fraktur
!ertambahan deformitas
'emeri)saan radiolo(ist
/idak ada gambaran tulang baru pada ujung daerah fraktur
-ambaran kista pada ujung D ujung tulang karena adan"a dekalsifikasi tulang
-ambaran kalus "ang kurang disekitar fraktur.
'en(obatan
Konservatif
!emasangan plester untuk imobilisasi tambahan selama 2 D bulan.
Operatif
*ila union diperkirakan tidak akan terjadi, maka segera dilakukan fiksasi interna dan
pemberian bone graft.
NONUNION
Disebut nonunion apabila fraktur tidak men"embuh antara K D L bulan dan tidak didapatkan
konsolidasi sehingga didapat pseudoarthrosis (sendi palsu). !seudoarthrosis dapat terjadi
tanpa infeksi tetapi dapat juga terjadi sama D sama dengan infeksi disebut infected
pseudoarthrosis.
*eberapa jenis nonunion terjadi menurut keadaan ujung D ujung fragmen tulang.
*ipertrofi)
Ujung D ujung tulang bersifat sklerotik dan lebih besar dari normal "ang disebut gambaran
elephantNs foot. -aris fraktur tampak dengan jelas. <uangan antar tulang diisi dengan tulang
rawan dan jaringan ikat fibrosa. !ada jenis ini %askularisasin"a baik sehingga biasan"a han"a
diperlukan fiksasi "ang rigid tanpa pemasangan bone graft.
Atrofi) 3Oli(otrofi)4
/idak ada tanda D tanda akti%itas seluler pada ujung fraktur. Ujung tulang lebih kecil dan
bulat serta osteoporotik dan a%askular. !ada jenis ini disamping dilakukan fiksasi rigid juga
diperlukan pemasangan bone graft.
$ambaran )linis
8"eri ringan atau sama sekali tidak ada
-erakan abnormal pada daerah fraktur "ang membentuk sendi palsu "ang disebut
pseudoarthrosis.
8"eri tekan atau sama sekali tidak ada.
!embengkakan bisa ditemukan dan bisa juga tidak terdapat pembengkakan sama
sekali
!ada perabaan ditemukan rongga diantara kedua fragmen.
'emeri)saan radiolo(ist
/erdapat gambaran sklerotik pada ujung D ujung tulang
Ujung D ujung tulang berbentuk bulat dan halus
Ailangn"a ruangan meduler pada ujung D ujung tulang
#alah satu ujung tulang dapat berbentuk cembung dan sisi lainn"a cekung
(psedoarthrosis)
'en(obatan
2iksasi interna rigid dengan atau tanpa bone graft
9ksisi fragmen kecil dekat sendi. ,isaln"a kepala radius, prosesus stiloid ulna
!emasangan protesis, misaln"a pada fraktur leher femur
#timulasi elektrik untuk mempercepat osteogenesis.
'EN/E.A. NONUNION -AN -E%A/E- UNION
0askularisasi pada ujung D ujung fragmen "ang kurang
<eduksi "ang tidak adekuat
7mobilisasi "ang tidak adekuat sehingga terjadi gerakan pada kedua fragmen.
=aktu imobilisasi "ang tidak cukup
7nfeksi
Distraksi pada kedua ujung karena adan"a traksi "ang berlebihan
7nterposisi jaringan lunak diantara kedua fragmen tulang
/erdapat jarak "ang cukup besar antara kedua fragmen
Destruksi tulang misaln"a oleh karena tumor atau osteomielitis (fraktur patologis)
Disolusi hematoma fraktur oleh jaringan sino%ia (fraktur intrakapsuler)
.erusakan periosteum "ang hebat sewaktu terjadi fraktur atau operasi
2iksasi interna "ang tidak sempurna
Dela"ed union "ang tidak diobati
!engobatan "ang salah atau sama sekali tidak dilakukan pengobatan
/erdapat benda asing diantara kedua fraktur, misaln"a pemasangan screw diantara
kedua fragmen.
TIN,AUAN 'U&TA+A
2<1./U< 29,U<
7.!98D1AU+U18
2raktur adalah terputusn"a kontinuitas dari tulang, sering diikuti olehkerusakan jaringan
lunak dengan berbagai macam derajat, mengenai pembuluhdarah, otot dan persarafan.
2raktur femur mempun"ai pengaruh sosial ekonomi "ang penting. Dengan bertambahn"a
usia, angka kejadian fraktur femur meningkat secaraeksponensial. ,eskipun dapat dipulihkan
dengan operasi, fraktur femur men"ebabkan peningkatan bia"a kesehatan.#ampai saat ini,
fraktur femur makin sering dilaporkan dan masih tetapmenjadi tantangan bagi ahli
orthopaedi. !ada orang-orang tua, patah tulang pinggul intrakapsular sering disebabkan oleh
trauma "ang tidak berat (energiringan), seperti akibat terpeleset. 1kan tetapi, pada orang-
orang muda, patahtulang pinggul intrakapsular biasan"a disebabkan oleh trauma "ang
hebat(energi besar), dan seringkali disertai oleh cedera pada daerah "ang lainn"aserta
meningkatkan kemungkinan terjadin"a a%askular nekrosis dan nonunion.=alaupun
penatalaksanaan di bidang orthopaedi dan geriatri telah berkembang, akan tetapi mortalitas
dalam satu tahun pasca trauma masih tetaptinggi, berkisar antara &B sampai 2B persen.
#ehingga keinginan untuk mengembangkan penanganan fraktur ini masih tetap tinggi.
<eduksi anatomisdini, kompresi fraktur dan fiksasi internal "ang kaku digunakan
untuk membantu meningkatkan proses pen"embuhan fraktur, akan tetapi jika suplaidarah ke
kaput femur tidak dikontrol dengan baik, dapat men"ebabkan peningkatan kemungkinan
terjadin"a a%askular nekrosis.
77.9/7$+$-7
Untuk mengetahui mengapa dan bagaimana tulang mengalami kepatahan,kita harus
mengetahui kondisi fisik tulang dan keadaan trauma "ang dapatmen"ebabkan tulang patah.
/ulang kortikal mempun"ai struktur "ang dapatmenahan kompresi dan tekanan memuntir
(shearing)..eban"akan fraktur terjadi akibat truma "ang disebabkan oleh kegagalantulang
menahan tekanan membengkok, memutar dan tarikan. /rauma "angdapat men"ebabkan
fraktur dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung.
/rauma +angsung/rauma langsung men"ebabkan tekanan langsung pada tulang dan
terjadifraktur pada daerah tekanan. 2raktur "ang terjadi biasan"a bersifatkomunitif
dan jaringan lunak ikut mengalami kerusakan.
/rauma /idak +angsung1pabila trauma dihantarkan ke daerah "ang lebih jauh dari
daerah fraktur,misaln"a jatuh dengan tangan ekstensi dapat men"ebabkan fraktur
padacla%icula. !ada keadaan ini biasan"a jaringan lunak tetap utuh.
777.!1/$27#7$+$-7
2raktur biasan"a disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. .ekuatan dansudut dari tenaga
tersebut, keadaan tulang, dan jaringan lunak disekitar tulangakan menentukan apakah fraktur
"ang terjadi itu lengkap atu tidak lengkap.2raktur lengkap terjadi apabila seluruh tulang
patah, sedangkan pada fraktur tidak lengkap tidak melibatkan seluruh ketebalan tulang.
2raktur terjadi apabila ada suatu trauma "ang mengenai tulang, dimanatrauma tersebut
kekuatann"a melebihi kekuatan tulang,ada 2 faktor "angmempengaruhi terjadin"a fraktur"a
itu ekstrinsik (meliputi kecepatan, sedangkan durasi trauma "ang mengenai tulang, arah dan
kekuatan), intrinsik meliputi kapasitas tulang mengabsorbsi energi trauma, kelenturan,
kekuatanadan"a densitas tulang D tulang "ang dapat men"ebabkan terjadin"a patah pada
tulang bermacam-macam, antara lain trauma langsung dan tidak langsung, akibat keadaan
patologi serta secara spontan.
70.181/$,7
/ulang femur adalah tulang terpanjang "ang ada di tubuh kita. /ulang inimemiliki
karakteristik "aitu4
1rtikulasi kaput femoralis dengan acetabulum pada tulang panggul. Diaterpisah
dengan collum femoris dan bentukn"a bulat,halus dan ditutupideengan tulang rawan
sendi. .onfigurasi ini memungkinkan area pegerakan "ang bebas. *agian caput
mengarah ke arah medial, ke atas,dan kedepan acetabulum. 2o%ea adalah lekukan
ditengah caput, dimanaligamentum teres menempel. Collum femur membentuk sudut
&2'
o
dengancorpus femur. !engurangan dan pelebaran sudut "ang patologis masing
D masing disebut deformitas coxa %ara dan coxa %alga.
Corpus femur menentukan panjang tulang. !ada bagian ujung diatasn"aterdapat
trochanter major dan pada bagian posteromedialn"a terdapattrochanter minor. *agian
anteriorn"a "ang kasar "aitu line trochantericmembatasi pertemuan antara corpus dan
collum. +inea aspera adalahtonjolan "ang berjalan secara longitudinal sepanjang
permukaan posterior femur, "ang terbagi, pada bagian bawah menjadi garis-
garissuprakondilar. -aris suprakondilar medial berakhir pada adductor tubercle.
Ujung bawah femur teridiri dari condilus femoral, medial dan lateralfemur
epicondilus medial. *agian tersebut menunjang permukaan persendian dengan tibia
pada sendi lutut. +ateral ep"condilus lebihmenonjol dari medila ep"condilus, hal ini
untuk mencegah pergeseranlateral dari patella. .ondilus D kondilus itu didipisahkan
bagian posteriorn"a dengan sebuah intercond"lar notch "ang dalam. 2emur bawah
pada bagian anteriorn"a halus untuk berartikulasi dengan bagian posterior patella.
1natomi normal osseus pada femur cukup jelas. !ro"eksi normal x D ra"n"a adalah
1! dan lateral. 5ika terdpat 2raktur femur sebenarn"a sangat jelas, seperti "ang biasa
diperkirakan, mungkin saja frakturn"a trans%ersal,spiral, atau comminut fraktur,
dengan %ariasi sudut dan bagian D bagian"ang tumpang tindih.
0..+1#727.1#7 2<1./U<
2raktur dapat terbagi menjadi klasifikasi, "aitu4&..lasifikasi etiologis
2raktur traumatik Hang terjadi karena trauma "ang tiba-tiba
2raktur patologis/erjadi karena kelemahan tulang sebelumn"a akibat kelainan
patologisdi dalam tulang, misaln"a tumor tulang primer atau sekunder,
mielomamultipel, kista tulang, osteomielitis dan sebagain"a.
2raktur stres/erjadi karena adan"a trauma "ang terus menerus pada suatu
tempattertentu.
2,?
2..lasifikasi klinis
2raktur tertutup (simple fracture) 1dalah suatu fraktur "ang tidak mempun"ai
hubungan dengan dunialuar.
2raktur terbuka (compound fracture)1dalah fraktur "ang mempun"ai hubungan
dengan dunia luar melaluilika pada kulit dan jaringan lunak, dapat berbentuk from
within (daridalam) atau from without (dari luar)
2raktur dengan komplikasi (complicated fracture)1dalah fraktur "ang disertai dengan
komplikasi, misaln"a malunion,dela"ed union, nonunion, infeksi tulang.
..lasifikasi radiologis.lasifikasi ini berdasarkan atas4a.+okalisasi (gambar 2.&)
Diafisial
,etafisial
7ntra-artikuler
2raktur dengan dislokasi
b..onfigurasi (gambar 2.2)
2raktur trans%ersal
2aktur oblik
2raktur spiral
2raktur I
2raktur segmental
2raktur komunitif, fraktur lebih dari dua fragmen
2raktur baji biasan"a pada %ertebra karena trauma kompresi
2raktur a%ulsi, fragmen kecil tertarik oleh otot atau tendo misaln"afraktur epikondilus
humeri, fraktur patela
2raktur depresi, karena trauma langsung misaln"a pada tulangtengkorak
2raktur impaksi
2raktur pecah (burst) dimana terjadi fragmen kecil "ang berpisah pada fraktur
%ertebra, patela, talus,
kalkaneus
2raktur epifisis.
c.,enurut ekstensi (gambar
2.)
2raktur total
2raktur tidak total (fraktur crack)
2raktur buckle atau torus
2raktur garis rambut
2raktur green stick
d.,enurut hubungan antara fragmen dengan fragmen lainn"a(gambar 2.:)
/idak bergeser (undisplaced)
*ergeser (displaced) dapat terjadi dalam K cara4 a. *ersampingan, b. 1ngulasi, c.
<otasi d. Distraksi, e. $%er riding, f. 7mpaksi
07..+1#727.1#7 2<1./U< 29,U<
a.2<1./U< !<$>7,1+ 29,U<
7ntracapsular fraktur termasuk femoral head dan leher femur (gambar .&)
Capital4uncommon
#ubcapital4common
/ranscer%ical4 uncommon
*asicer%ical4 uncommon
9ntracapsular fraktur termasuk trochanters
7ntertrochanteric
#ubtrochanteric
b.2<1./U< +9A9< 29,U<
/ingkat kejadian "ang tinggi karena faktor usia "ang merupakanakibat dari berkurangn"a
kepadatan tulang
2raktur leher femur dibagi atas intra-(rusakn"a suplai darah ke head femur) danextra- (suplai
darah intak) capsular.Diklasifikasikan berdasarkan anatomin"a.7ntracapsular dibagi kedalam
subcapital,transcer%ical dan basicer%ical. 9xtracapsular tergantung dari fraktur
pertrochanteric
*iasan"a pada wanita dewasa6 dibawah usia KB tahun, laki-lakilebih sering terkena (biasan"a
extrakapsular fraktur)
#ering ditemukan pada pasien "ang mengkonsumsi berbagaimacam obat seperti
corticosteroids, th"roxine, phen"toin and frusemide
.eban"akan han"a berkaitan dengan trauma kecil
2raktur 7ntracapsular diklasifikasikan
-rade 7 4 7ncomplete,korteks inferior tidak sepenuhn"a rusak
-rade 774 Complete, korteks inferior rusak,tapi trabekulum tidak angulasi
-rade 7774 #lightl" displaced, pola trabekular angulasi
-rade 70 4 2ull" displaced, grade terberat,sering kali tidak ada kontinuitas tulang
c.2<1./U< !1D1 !$<$#/*1/18- 29,U< !ada patah tulang diafisis femur biasan"a
pendarahan dalam cukupluas dan besar sehingga dapat menimbulkan s"ok. #ecara klinis
penderitatidak dapat bangun, bukan saja karena n"eri, tetapi juga karenaketidakstabilan
fraktur. *iasan"a seluruh tungkai bawah terotasi ke luar,terlihat lebih pendek, dan bengkak
pada bagian proksimal sebagai akibat pendarahan ke dalam jaringan lunak. !ertautan
biasan"a diperoleh dengan penanganan secara tertutup, dan normaln"a memerlukan waktu 2B
mingguatau lebih.
d.2<1./U< D7#/1+ 29,U<
#upracond"lar
8ondisplaced
Displaced
7mpacted
Continuited
Cond"lar
7ntercond"lar
077.D71-8$#7#
1.!9,9<7.#118 27#7.
!ada pemeriksaan awal penderita, perlu diperhatikan adan"a4
&. #"ok, anemia atau pendarahan
2. .erusakan pada organ-organ lain, misaln"a otak, sumsum tulang belakang atau organ-
organ dalam rongga toraks, panggul dan abdomen
. 2aktor predisposisi, misaln"a pada fraktur patologis.
*.!9,9<7.#118 +$.1+
7nspeksi ( +ook )!embengkakan, memar dan deformitas (penonjolan "ang
abnormal,angulasi, rotasi, pemendekan) mungkin terlihat jelas, tetapi hal "ang penting
adalah apakah kulit itu utuh6 kalau kulit robek dan lukamemiliki hubungan dengan
fraktur, cedera terbuka.
!alpasi ( 2eel )/erdapat n"eri tekan setempat, tetapi perlu juga memeriksa bagian
distal dari fraktur untuk merasakan nadi dan untuk menguji sensasi. Cedera pembuluh
darah adalah keadaan darurat
!ergerakan (,o%ement ).repitus dan gerakan abnormal dapat ditemukan, tetapi lebih
pentinguntuk menan"akan apakah pasien dapat menggerakan sendi D sendi di bagian
distal cedera.
:. !emeriksaan neurologis!emeriksaan neurologis berupa pemeriksaan saraf secara sensoris
danmotoris serta gradasi kelainan neurologis "aitu neuropraksia,aksonotmesis atau
neurotmesis. .elainan saraf "ang didapatkan harusdicatat dengan baik karena dapat
menimbulkan masalah asuransi dantuntutan (klaim) penderita serta merupakan patokan untuk
pengobatanselanjutn"a.
!emeriksaan radiologi
,acam-macam pemeriksaan radiologi "ang dapat dilakukan untuk menetapkan kelainan
tulang dan sendi 4
2oto !olos
Dengan pemeriksaan klinik kita sudah dapat mencurigai adan"a fraktur.=alaupun demikian
pemeriksaan radiologis diperlukan untuk menentukan keadaan, lokasi serta ekstensi fraktur.
Untuk menghindarkan bidai "ang bersifat radiolusen untuk imobilisasisementara sebelum
dilakukan pemeriksaan radiologis./ujuan pemeriksaan radiologis 4
Untuk mempelajari gambaran normal tulang dan sendi
Untuk konfirmasi adan"a fraktur
Untuk melihat sejauh mana pergerakan dan konfigurasi fragmenserta pergerakann"a
Untuk menentukan teknik pengobatan
Untuk menentukan apakah fraktur itu baru atau tidak
Untuk menentukan apakah fraktur intra-artikuler atau ekstra-artikuler
Untuk melihat adan"a keadaan patologis lain pada tulang
Untuk melihat adan"a benda asing, misaln"a peluru.
7ngat gunakan prinsip 2 (rule of 2)4
dua posisi pro"eksi (minimal 1! dan lateral)
2 sendi pada anggota gerak dan tungkai harus difoto, dibawah dan diatas sendi "ang
mengalami fraktur
2 anggota gerak
2 trauma, pada trauma hebat sering men"ebabkan fraktur pada 2 daerah tulang. ,isal4
fraktur kalkaneus dan femur, maka perlu dilakukan foto pada panggul dan tulang
belakang
2 kali dilakukan foto. !ada fraktur tertentu misaln"a tulang skafoid foto pertama
biasan"a tidak jelas sehingga biasan"a diperlukan foto berikutn"a &B-&:
harikemudian.
C/-#can. #uatu jenis pemeriksaan untuk melihat lebih detail mengenai bagiantulang atau
sendi, dengan membuat foto irisan lapis demi lapis.!emeriksaan ini menggunakan pesawat
khusus.
,<7, dapat digunakan untuk memeriksa hampir seluruh tulang, sendi, dan jaringan lunak.
m<7 dapat digunakan untuk mengidentifikasi cedera tendon,ligamen, otot, tulang rawan dan
tulang.
0777.!981/1+1.#18118
!rinsip Umum
#eperti haln"a pada tulang "ang lain, tulang paha "ang patah perluOdikurangiO atau kembali
ke keselarasan dan bergerak sampai sembuh.1da beberapa metode "ang dapat digunakan,
tergantung pada tingkatkematangan tulang pasien, jumlah pergerakan, jenis istirahat, dan
adan"acedera terkait "aitu /raksi "ang merupakan metode tradisional untuk mengobati patah
tulang paha, walaupun traksi itu sendiri mempun"ai ban"ak kekurangan. .aki ditempatkan di
gips, dan selotip (traksi kulit)atau pin logam (traksi tulang) digunakan untuk melampirkan
rangkaianstring "ang terhubung ke beban. #inar-> "ang digunakan untuk memantau posisi
tulang sehingga traksi dapat disesuaikan.,eskipun traksi "ang efektif, memerlukan tinggal di
rumah sakitdalam waktu "ang lama. .arena penelitian telah menegaskan pentingn"amobilitas
awal dalam mengurangi komplikasi dan mempromosikan pen"embuhan "ang baik, metode
lain seperti fiksasi, sekarang lebih populer daripada traksi.
!<$-8$#7#
!en"embuhan fraktur merupakan suatu proses biologis "ang menakjubkan./idak seperti
jaringan lainn"a, tulang "ang mengalami fraktur dapat sembuhtanpa jaringan parut.
!engertian tentang reaksi tulang "ang hidup dan periosteum pada pen"embuhan fraktur mulai
terjadi segera setelah tulangmengalami kerusakan apabila lingkungan untuk pen"embuhan
memadaisampai terjadi konsolidasi. 2aktor mekanis "ang penting seperti imobilisasifragmen
tulang secara fisik sangat penting dalam pen"embuhan, selain faktor biologis "ang juga
merupakan suatu faktor "ang sangat esensial dalam pen"embuhan fraktur.

Anda mungkin juga menyukai