0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
26 tayangan16 halaman
LAPORAN KASUS
SKIZOFRENIA PARANOID (F 20.0)
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. D
Umur : 19 tahun
Jenis kelamin : laki - laki
Agama : Kristen
Status : Belum menikah
Pendidikan : SMP
Alamat : Rimbua Desa Buri Kecamatan Tana Toraja
Masuk UGD RSKD : 27 November 2013
Alloanamnesis diperoleh dari :
Nama : Tn. F
Umur : 20 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Toraja
Hubungan dengan pasien : Saudara pasien (kakak)
LAPORAN KASUS
SKIZOFRENIA PARANOID (F 20.0)
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. D
Umur : 19 tahun
Jenis kelamin : laki - laki
Agama : Kristen
Status : Belum menikah
Pendidikan : SMP
Alamat : Rimbua Desa Buri Kecamatan Tana Toraja
Masuk UGD RSKD : 27 November 2013
Alloanamnesis diperoleh dari :
Nama : Tn. F
Umur : 20 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Toraja
Hubungan dengan pasien : Saudara pasien (kakak)
LAPORAN KASUS
SKIZOFRENIA PARANOID (F 20.0)
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. D
Umur : 19 tahun
Jenis kelamin : laki - laki
Agama : Kristen
Status : Belum menikah
Pendidikan : SMP
Alamat : Rimbua Desa Buri Kecamatan Tana Toraja
Masuk UGD RSKD : 27 November 2013
Alloanamnesis diperoleh dari :
Nama : Tn. F
Umur : 20 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : wiraswasta
Alamat : Toraja
Hubungan dengan pasien : Saudara pasien (kakak)
IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. D Umur : 19 tahun Jenis kelamin : laki - laki Agama : Kristen Status : Belum menikah Pendidikan : SMP Alamat : Rimbua Desa Buri Kecamatan Tana Toraja Masuk UGD RSKD : 27 November 2013 Alloanamnesis diperoleh dari : Nama : Tn. F Umur : 20 tahun Pendidikan : SMP Pekerjaan : wiraswasta Alamat : Toraja Hubungan dengan pasien : Saudara pasien (kakak)
I. RIWAYAT PENYAKIT A. Keluhan Utama dan Alasan Masuk RS Gelisah B. Riwayat gangguan sekarang Keluhan dan Gejala : Pasien masuk RSKD dengan keluhan bicara terus sejak 2 bulan yang lalu sejak pulang dari Kalimantan.Sejak saat itu pasien sulit tidur bahkan kadang-kadang pasien tidak tidur.Pasien sering mondar mandir didalam rumah dan selalu ingin keluar rumah.Pasien juga sering marah apabila permintaannya tidak dituruti.Pasien juga sering melihat seseorang yang katanya selalu mengikutinya dengan pisau dan ingin membunuhnya. Pasien
juga sering mendengar suara suara yang menyuruhnya. Menurut pasien suaratersebut adalah suara Tuhan Yesus yang memberikan ilham padanya untuk menyelamatkan dunia dari orang jahat. Pasien selalu menatap matahari dari pagi sampai siang katanya menunggu sesuatu pemberian dari langit. Pasien juga sering marah dan membuang barang - barang bila keinginannya tidak dituruti.Menurut keterangan dari keluarganya, kira-kira 7 hari sebelum pulang ke Toraja, pasien mulai berubah perilakunya, cepat marah dan banyak bicara, sebelumnya pasien sempat berkelahi dengan rekan kerjanya di Kalimantan yang marah karena pasien mengajak adiknya ikut bekerja disana. Hendaya/disfungsi - Hendaya sosial (+) - Hendaya pekerjaaan (+) - Hendaya waktu senggang (+) Faktor stressor psikososial Tidak jelas Hubungan gangguan,sekarang dengan riwayat fisik dan psikis sebelumnya : Tidak ada C. Riwayat gangguan sebelumnya - Trauma (-) - Infeksi (-) - Kejang (-) - NAPZA (+), merokok (1 hari 1 bungkus) D. Riwayat kehidupan pribadi - Riwayat prenatal dan perinatal Pasien lahir di Desa Buri Kecamatan Tana Toraja tanggal 19 Agustus 1993 , lahir normal, cukup bulan, di rumah ditolong dukun.
- Riwayat masa kanak awal (1 3 tahun) Pasien memperoleh ASI dari ibunya, tapi tidak diketahui dengan jelas berapa lama dan sampai kapan.Pertumbuhan dan perkembangan normal, sesuai anak seusianya.
- Riwayat masa kanak pertengahan dan remaja (4 11 tahun) Pendidikan terakhir pasien SMP
- Riwayat masa kanak akhir remaja (12 18 tahun) Pergaulan baik, dikenal sebagai anak yang pendiam dan tertutup
- Riwayat masa dewasa Riwayat Pekerjaan Pasien bekerja di Kalimantan (pekerja batako),informasi lain tidak diketahui Riwayat Pernikahan Pasien belum menikah
E. Riwayat kehidupan keluarga Pasien merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudara (L,L,L,L). hubungan dengan keluarga baik. Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga (+), ibunya.
F. Situasi sekarang Saat ini pasien tinggal serumah dengan ibu dan ayahnya
G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya Pasien tidak merasa dirinya sakit
Autoanamnesis (tanggal 28 November 2013 jam 14.00 WITA) DM : Selamat siang pak, perkenalkan nama saya Ayu, dokter muda yang bertugas disini, kalau boleh tahu nama bapak siapa? P : Daniel bali
DM : Bapak tau tidak kenapa bapak dibawa kesini? P : Saya juga tidak tau dok, saya tidak mau dikurung disini, saya mau bebas DM : Siapa yang bawa bapak ke sini? P : adik sama kakakku DM : Kenapa saudaranya bapak bawa bapak kesini? P : Saya juga tidak tau dok, kenapa saya dibawa kesini DM : Katanya bapak sulit tidur, benar begitu? P : Iya dok, ada yang selalu bisik saya DM : Siapa itu pak, bapak kenal tidak orangnya? P : Tidak DM : Bapak lihat tidak orang yang selalu bisik bapak? P : Cuma saya yang bisa lihat DM : Saya dengar bapak juga sering mengamuk, benar begitu pak? P : Iya saya mengamuk, tatapi saya tidak memukul orang DM : Kenapa bapak mengamuk? P : Saya dihina. DM : Dihina kenapa pak? P : Katanya kalau kita sabar kita cepat mati DM : Siapa yang hina bapak, bapak kenal tidak orangnya? P : Iya, ada yang selalu bisik saya, katanya jangan coba-coba sama saya DM : Terus apalagi yang dia bilang bapak? P : Banyak, tapi cuman itu yang paling bikin sakit telingaku sehingga saya juga tidak bisa tidur karena bisikan itu. DM : Apalagi dia bilang pak? P : Jangan coba-coba sama saya, masuk disawit saja kamu, sudah banyak insyinyur didalam DM : Menurut bapak suara-suara yang bisik bapak suaranya siapa? P : Tuhan yang memberikan pada saya, saya tidak mau ambil tapi tuhan berkata ambil saja cukup sudah kesabaranmu karena selama ini saya pergi kemanapun dihina. Suara itu juga yang menyuruh saya mmperkosa ibu saya sendiri DM : Katanya bapak suka melihat matahari?
P : Ia, saya suka melihat cahaya DM : Dimana bapak lihat cahaya ? P : DiToraja dan diluar rumah saya melihat cahaya DM : Apa yang bapak lihat dalam cahaya? P : Semua yang terdapat dilangit, ada yang tersimpan didalam cahaya DM : Apa itu pak? P : Ia, kalau kita bunuh orang berarti itu sudah kiamat DM : Selama ini ada yang ingin membunuh bapak? P : Ia, ada DM : Siapa itu? P : Orang licik DM : Saya bisa lihat tidak orang itu? P : Kamu tidak bisa lihat orang itu hanya saya yang bisa melihatnya, teman saya yang satu ini sering suruh kalian tapi kalian tidak tahu, hanya saya yang tahu. DM : Orang itu ada disini? P : Ia, ada didekat saya DM : Bapak tidak takut? P : Saya takut DM : Apa yang bapak pikirkan tentang cahaya? P : Ia berbahaya, kalau cahaya itu jatuh ketangan orang jahat karena bisa membunuh sehingga dunia ini akan berakhir, makanya saya pegang supaya aman karena hanya saya yang bisa menyelmatkan dunia ini DM : Sejak kapan bapak pegang cahaya ini? P : Hari rabu sewaktu saya mengawal kapal Amerika, satu minggu saya tidak pernah tidur karena selalu ada yang mengganggu, biar saya berikan obat tetapi tidak bisa membantu karena ada yang selalu mengganggu. DM : Siapa orang yang selalu ganggu bapak? P : Orang itu membawa pisau DM : Bapak asalnya darimana? P : Toraja DM : Berapa bapak bersaudara?
P : Empat DM : Bapak umurnya berapa sekarng? P : Sudah hampir 33 tahun DM : Keluarga bapak ada yang menderita seperti ini? P Ibu saya juga menderita seperti ini dikampung, ibu saya buta ditusuk matanya karena diguna-guna sama dukun, ibu saya memang cantik orangnya DM : Sekarang ibu dan bapak ta masih ada? P : Ia, masih DM : bapak sekarang tinggal bersama siapa? P : Sama orang tua DM : Sebelumnya bapak pernah kecelakaan? P : Tidak pernah DM : Bapak merokok? P : Ia DM : Bapak baru pertama kali seperti ini? P : Ia, baru pertama kali DM : Bapak sering bicara sendiri ? P : Tidak DM : Terus sama siapa bapak temani bicara? P : Tuhan Yesus, allah, roh kudus, bapak DM : Kapan bapak bicara sama mereka? P : Siang malam DM : Baiklah bapak, terima kasih atas informasinya, jangan lupa obatnya diminum ya pak? P : Ia, dok
II. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL A. Deskripsi umum 1) Penampilan Tampak seorang laki-laki sesuai umur, perawatan diri cukup. Memakai baju bermotif garis-garis berwarna merah hitam dan
celana jeans hitam kulit sawo matang, rambut hitam lurus dan perawakan kurus kecil. 2) Kesadaran Berubah 3) Perilaku dan aktivitas motorik Tampak tenang 4) Pembicaran Lancar, spontan, dan intonasi biasa 5) Sikap terhadap pemeriksa Kooperatif
B. Keadaan afektif (mood), perasaan dan empati 1) Mood : Sulit dinilai 2) Afek : Restriktif 3) Empati : Tidak dapat dirabarasakan
C. Fungsi intelektual 1) Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan Sesuai taraf pendidikan 2) Daya konsentrasi : baik 3) Orientasi (waktu, tempat dan orang) : baik 4) Daya ingat Jangka Panjang : Baik Jangka Sedang : Baik Jangka Pendek : Baik Jangka Segera : Baik 5) Pikiran abstrak : Terganggu 6) Bakat kreatif : Tidak diketahui 7) Kemampuan menolong diri sendiri : cukup D. Gangguan persepsi 1) Halusinasi
Visual (+) : Pasien melihat seseorang yang selalu ingin mencoba membunuhnya Auditorik (+) : Suara-suara yang menurutnya dari Tuhan Yesus yang mengatakan memberikan ilham padanya 2) Ilusi : tidak ditemukan 3) Depersonalisasi : tidak ditemukan 4) Derealisasi : tidak ditemukan E. Proses berpikir 1) Arus pikiran - Produktivitas : cukup - Kontinuitas : kadang irelevan, asosiasi longgar - Hendaya berbahasa : tidak ditemukan 2) Isi pikiran - Pre-okupasi :Tidak ditemukan - Gangguan isi pikir : waham kebesaran (Pasien yang dipilih oleh Tuhan Yesus untuk diberikan ilham sehingga pasien bisa menyelamatkan dunia dari orang jahat); waham kejar (yakin ada yang mengikuti dan ingin membunuhnya) F. Pengendalian Impuls Terganggu G. Daya Nilai 1) Norma sosial :Terganggu 2) Uji Daya Nilai : Terganggu 3) Penilaian Realitas :Terganggu H. Tilikan (insight) Derajat 1 (pasien menyangkal penuh dirinya sakit) I. Taraf Dapat Dipercaya Dapat dipercaya
III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT Pemeriksaan fisis dan Neurologis
A. Status internus Keadaan pasien tampak baik, tingkat kesadaran compus mentis, tekanan darah 120/80 mmhg, nadi 80x/menit, pernapasan 24x/menit, suhu 36,5 0 C. Anemis (-), sklera ikterus (-).
B. Status neurologis GCS E 4 M 6 V 5 , gejala rangsang selaput otak : kaku kuduk (-), kernig sign (-)/(-), pupil bulat dan isokor.
IV. Ikhtisar penemuan bermakna Seorang laki-laki, umur 19 tahun masuk Rumah Sakit tanggal 27 November 2013 dengan keluhan utama gelisah sejak pulang dari Kalimantan. Sejak saat itu pasien sulit tidur bahkan kadang-kadang pasien tidak tidur.Pasien sering mondar mandir didalam rumah dan selalu ingin keluar rumah.Pasien juga sering marah apabila permintaannya tidak dituruti.Pasien juga sering melihat seseorang yang katanya selalu mengikutinya dengan pisau dan ingin membunuhnya. Pasien juga sering mendengar suara suara yang menyuruhnya. Menurut pasien suaru tersebut adalah suara Tuhan Yesus yang memberikan ilham padanya untuk menyelamatkan dunia dari orang jahat. Pasien selalu menatap matahari dari pagi sampai siang katanya menunggu sesuatu pemberian dari langit. Pasien juga sering marah dan membuang barang - barang bila keinginannya tidak dituruti. Menurut keterangan dari keluarganya, kira-kira 7 hari sebelum pulang ke Toraja, pasien mulai berubah perilakunya, cepat marah dan banyak bicara, sebelumnya pasien sempat berkelahi dengan rekan kerjanya di Kalimantan yang marah karena psien mengajak adiknya ikut bekerja disana. Dari pemeriksaan status mental didapatkan seorang laki-laki, wajah sesuai umur, perawatan diri cukup, memakai baju bermotif garis-garis berwarna merah hitam dan celana jeans warna hitam, kulit sawo matang, rambut hitam lurus dan perawakan kurus kecil.Kesadaran berubah, perilaku dan aktivitas motorik cukup tenang, pembicaraan lancar, spontan dan
intonasi biasa, sikap terhadap pemeriksa kooperatif.Keadaan afektif, mood sulit dinilai, afek restriktif, empati tidak dapat dirabarasakan.Taraf pendidikan sesuai, orientasi waktu, tempat dan orang baik, daya ingat jangka panjang, sedang, pendek dan segera baik.Konsentrasi dan perhatian baik, pikiran abstrak terganggu, Kemampuan menolong diri sendiri cukup.Terdapat gangguan persepsi berupa halusinasi visual yaitu melihat seseorang yang katanya ingin membunuhnya dan halusinasi auditorik yaitu suara-suara yang menurutnya dari Tuhan Yesus yang memberikan ilham padanya. Pada proses pikir produktivitas cukup, kontinuitas kadang irelevan, asosiasi longgar,tidak didapatkan hendaya dalam berbahasa. Pada isi pikir terdapat waham kebesaran (pasien merasa dirinya sebagai utusan Tuhan Yesus yang mendapat ilham), waham kejar (pasien merasa ada yang mengikuti dan ingin membunuhnya), Pengendalian impuls, norma sosial, daya nilai, dan penilaian realitas terganggu, tilikan derajat I ( pasien menyangkal penuh bahwa dirinya sakit), secara umum yang diutarakan pasien dapat dipercaya.
V. Evaluasi multiaksial Aksis I Berdasarkan alloanamnesa, autoanamnesa, dan pemeriksaan status mental didapatkan gejala klinis yang bermakna yaitu, bicara sendiri kadang-kadang mengamuk.Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) pada keluarga dan lingkungannya serta menimbulkan disability dalam fungsi psikososialnya, pekerjaan, dan penggunaan waktu senggang sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien menderita gangguan jiwa. Pada pemeriksaan status mental ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realitas berupa halusinasi dan wahamsehingga didiagnosa gangguan jiwa psikotik. Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak ditemukan adanya kelainan, sehingga kemungkinan adanya gangguan mental organik dapat disingkirkan dan didiagnosisgangguan jiwa psikotik non organik.
Dari alloanamnesis, autoanamnesa dan pemeriksaan status mental didapatkanadanya arus pikir yang kadang irelevan dan asosiasi longgar, gangguan persepsi berupa halusinasi visual dan auditorik serta adanya gangguan isi pikiran berupa waham kebesaran dan kejar, perlangsungan gejala lebih dari 1 bulan sehingga memenuhi kriteria Skizofrenia(F20). Pada pasien ini didapatkan halusinasi dan waham yang menonjol berupa waham kejar dan kebesaran sehingga berdasarkan pedoman penggolongan diagnosis gangguan jiwa (PPDGJ III) diagnosis diarahkan pada Skizofrenia Paranoid (F 20.0). Aksis II Dari data-data yang dikumpulkan didapatkan pasien adalah orang yang pendiam dan tertutup.sehingga dapat dikatakan pasien memiliki ciri kepribadian skizoid. Aksis III Stressor tidak jelas Aksis IV Tidak ditemukan Aksis V GAF Scale 50 41
VI. DAFTAR MASALAH 1. Organobiologik Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, tetapi diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter sehingga pasien memerlukan psikofarmakoterapi 2. Psikologik Ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai sehingga membutuhkan psikoterapi Sosiologik Ditemukan adanya hendaya berat dalam bidang sosial, pekerjaan, dan penggunaan waktu senggang sehingga perlu dilakukan sosioterapi
VII. PROGNOSIS Malam Faktor pendukung : Perlangsungan belum lama Adanya dukungan dari keluarga Gejala positif menonjol Faktor penghambat : Ada riwayat keluarga dengan keluhan yang sama Onset usia muda Stressor tidak jelas Tingkat pendidikan yang kurang Ciri kepribadian skizoid VIII. PEMBAHASAN/ TINJAUAN PUSTAKA Menurut buku Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ-III), skizofrenia paranoid (F20.0) pada umumnya ditandai dengan penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi serta oleh afek yang tidak wajar (inappropriate) atau tumpul (blunted). Kesadaran jerniih dan kemampuan intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian. Pedoman diagnostik, harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang jelas): a) - Thought echo : isi pikirannya sendiri yang berulang/bergema dalam kepalanya - Thought insertion : isi pikiran asing dari luar masuk ke dalam pikirannya - Thought withdrawal : isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya - Thought broadcasting : isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum dapat mengetahuinya
b) - Delusion of control : waham tentang dirinya dikendalikan oleh sesuatu kekuatan tertentu dari luar. - Delusion of influence : waham tentang dirinya dipengaruhi oleh sesuatu kekuatan tertentu dari luar. - Delusion of passivity : waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasien pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar. - Delusion of preception : pengalaman indrawi yang tidak wajar yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat c) Halusinasi auditorik: - Suara halusinasi yang berkomentar terus menerus terhadap perilaku pasien - Mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (di antara berbagai suara yang bicara), atau - Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh d) Waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil misalnya perihal keyakinan agama, politik, kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (mampu mengendalikan cuaca). Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus ada secara jelas e) Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas atau disertai ide ide yang berlebihan yang menetap, terjadi setiap hari selama berminggu minggu atau berbulan bulan terus menerus. f) Arus pikiran yang terputus atau mengalami sisipan yang berakibat inkohorensi atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme g) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.
h) Gejala gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika. Adanya gejala gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik atau prodromal). Harus ada satu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan penarikan secara sosial. Sementara untuk mendiagnosis Skizofrenia sesuai PPDGJ III yaitu harus memenuhi criteria diagnosis untuk skizofrenia, dan sebagai tambahan : - Halusinasi atau waham harus menonjol - Suara-suara yang mengancam pasien atau memrintah atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi peluit, mendengung, atau bunyi tawa. - Halusinasi pembauan dan pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh, halusinasi visual mungkin ada tapi jarang menonjol. - Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tapi waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence) atau passivity dan keyakinan dikejar yang beraneka ragam adalah yang paling khas. Pada pasien ini, dari gejala maupun pemeriksaan status mental telah memenuhi kriteria umum Skizofrenia (F.20).Adanya halusinasi auditorik berupa suara-suara yang memberi perintah dan visual serta waham kejar dan kebesaran yang menonjol, maka pasien tersebut dapat
didiagnosis sebagai Skizofrenia Paranoid (F.20.0) sesuai dengan PPDGJ III. Rencana terapi psikofarmaka yang diberikan pada pasien ini adalah obat antipsikotik atipikal (generasi II) yaitu risperidon, dengan mempertimbangkan efektivitasnya yang tinggi dan menghindari terjadinya efeksamping berupa sindrom ekstrapiramidal dan penurunan fungsi kognitif, terutama dengan mempertimbangkan usia pasien yang tergolong muda. Pemakaian risperidon yang teratur dapat mencegah terjadinya kekambuhan dan menurunkan jumlah dan lamanya perawatan sehingga baik digunakan dalam dosis pemeliharaan.
XI. RENCANA TERAPI Farmakoterapi - Risperidon 2 mg 2 X 1 Psikoterapi Ventilasi : memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan keluhan dan isi hati serta perasaan sehingga pasien merasa lega Konseling : memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien sehingga dapat membantu pasien dalam memahami penyakitnya dan cara menghadapinya Sosioterapi Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang - orang sekitarnya sehingga tercipta dukungan sosial dengan lingkungan yang kondusif untuk membantu proses penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan berkala.
X. FOLLOW UP Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta efektivitas terapi dan kemungkinan terjadinya efek samping dari obat yang diberikan.