Vaccinology Rabies
Vaccinology Rabies
Rabies
Iskandar Syarif
28/05/2002
Rabies
Epidemiologi
Virologi
Patogenesis
Manifestasi klinis
Terapi dan Pencegahan
2
Epidemiologi
Rabies:
Dilaporkan pada 100 negara di seluruh dunia
> 2.5 milyar penduduk tinggal di daerah
endemik
> 10 juta orang/tahun mendapatkan terapi
Secara global: min. 50,000 kasus/tahun
(underestimated)
Infeksi pada manusia penyebab kematian
no. 10
Kelompok risiko tinggi anak 5-15 th
99% rabies pada manusia di Asia, Afrika
dan Amerika Selatan
Weekly Epidemiological Record, No. 14, 5 April 2002
Epidemiologi
Insiden: (/100,000 penduduk)
India:
3.00
Afrika:
0.001-13
Amerika Latin :
0.01-0.2
Thailand
0.05-0.07
(Banyak yang tidak dilaporkan)
Penderita:
Semua umur
Terbanyak umur 5-15
Laki-laki > perempuan
Weekly Epidemiological Record, No. 14, 5 April 2002
Epidemiologi
Vektor dan reservoir
Asia, sebagian besar Afrika dan Amerika Latin
Terutama anjing
Eropa, daerah Artik dan Sub-Artik
Hewan liar
Amerika Utara
Hewan liar seperti skunk, rakun, coyote, kelelawar
Afrika
mongoose, jackal
Asia Barat
Serigala
Amerika Latin
Kelelawar pengisap darah
Weekly Epidemiological Record, No. 14, 5 April 2002
Epidemiologi
Jumlah hewan positif rabies tahun 2003 - 2004
700
3000
2723
600
583
573
2500
500
2085
2000
400
Jumlah kasus
1609
1507
1500
1447
Sumber
300
1147
1098 1113
1074 1058
1007
1000
906
200
833
775
179
728
175
148
625
538
525
480
100
Propinsi
Jumlah gigitan hew an tersangka rabies 2003
31
00
00
00
00
00
00
00
Jatim
22
Gorontalo
Jateng
DI Yogyakarta
12
10
0
DKI Jakarta
NAD
Kalsel
10
Jabar
21
11
Banten
12
Kalteng
20
12
19
Kaltim
13
Bengkulu
34
Maluku
15
11
Lampung
36
00
NTT
Sumut
28
Sulteng
Jatim
Sulteng
DI Yogyakarta
Kalsel
Gorontalo
DKI Jakarta
NAD
Kaltim
Jabar
Kalteng
Jambi
Riau
Sultra
NTT
Lampung
Sulut
Sumsel
Sumut
Maluku
Sulsel
Sumsel
111
3428 23
71
Riau
139
121
155
138
136
124
Jambi
161
158 159
85
78
72
Sulsel
179
87
279
Banten
282
240
Bengkulu
241
Sultra
357
281
Sulut
363
Jateng
500
Sumbar
477
Sumbar
Jumlah kasus
1740
Propinsi
Jumlah hew an positif rabies 2003
Epidemiologi
Jumlah hewan yang diperiksa dan jumlah hewan
positif rabies tahun 2003
800
699
700
800
699
600
700
583
600
583
500
Jumlah kasus
400
400
300
300
200
100
89
87
78
72
97
Sultra
Sulsel
Sulut
Sulteng
6 6
2 2
Gorontalo
0 0
Kaltim
0 0
Kalsel
0 0
Jatim
DKI Jakarta
0 0
Kalteng
Jateng
0 0
DI Yogyakarta
1 0
Jabar
1 1
Banten
Sumsel
Riau
Jambi
0 0
Lampung
1111
Sumbar
NAD
3131
20
1515
NTT
Sultra
Sulsel
1513
Sulteng
66
24
12
Maluku
3131
22
Sulut
00
Gorontalo
00
Kaltim
00
Jatim
00
Kalteng
Jateng
Lampung
00
DI Yogyakarta
Sumsel
10
DKI Jakarta
11
Jabar
00
Bengkulu
Riau
Jambi
Sumbar
NAD
38
20
00
Propinsi
38
0 0
9494
71
Bengkulu
30
21
97
89
78
24
1513
12
NTT
72
Maluku
87
1111
Banten
100
100
Sumut
30
21 1515
9494
71
Kalsel
100
200
Sumut
Jumlah kasus
500
Propinsi
Jumlah hew an yang diperiksa
Epidemiologi
Kasus gigitan hewan tersangka rabies di lima
propinsi utama tahun 2001 - 2004
3000
2713 2723
2500
2381
Jumlah kasus
2085
2000
1740
1740
1714
1609
1507
1500
1000
728
2002
1152
1017
1007
1113
1058
1102
1107
2001
918
817
2003
2004
775
500
0
Sumbar
Sumut
Sumsel
Sulsel
NTT
Propinsi
8
Epidemiologi
Kasus rabies pada enam propinsi utama
tahun 2001 - 2004
15
10
889
5
0
20
18
15
15
12
10
7
22
14
89
45
13
2001
2002
65 5
Lampung
18
NTT
20
Sumbar
Jumlah kasus
25
2003
00
2004
Propinsi
9
Virologi
Bentuk virus Rabies
seperti peluru
Protein G
Permukaan berduri
180 X 75 nm.
5 protein struktural
Gliko-protein
Protein matrix
Nukleoprotein
Virion transkriptase
Nucleocapsid asso.
protein
(NS protein)
Amplop
Protein M
RNA
10
Melekat ke reseptor
Asetilkolin pada
neuromuscular junction
Kemungkinan
kontaminasi
12
Patogenesis
Sel yang disukai oleh virus rabies antara lain
neuron-neuron di batang otak dan medulla spinalis
korteks serebri biasanya normal
<< virus di hippocampus (HC)
>> virus di batang otak
neurotransmiter terutama terdapat di HC dan
batang otak
(-) Ab ditemukan di dalam LCS
biasanya virus menyerang dan bermultiplikasi di
dalam otot dan sedikit di dalam kulit (rabies
kelelawar)
kadang-kadang virus langsung menyerang sel-sel
syaraf dan secara retrograde mencapai otak
dalam waktu singkat.
Hemachudha T. Presentation of Rabies : patogenesis dan clinical manifestation. at National Seminar on
Update on Rabies Terapi. Bangkok,: Tawana Ramada, 13-14 Dec. 2001.
13
Patogenesis
Lesi terdiri dari penghancuran neuron pada
batang otak dan medulla spinalis
Manifestasi klinis
Inkubasi
Biasanya 3-8 minggu (20-90 hari)
Tercepat 4 hari; terlama 6-7 tahun
Tergantung pada:
Tempat/derajat luka
Besar inokulum
Banyak syaraf di daerah gigitan
Jarak luka ke SSP (otak)
Jumlah/strain virus
Proteksi dari pakaian dan faktor-faktor lain
Masa inkubasi memanjang pada anak pre-pubertal
Biasanya tidak ada gejala
Weekly Epidemiological Record, No. 14, 5 April 2002
15
Manifestasi klinis
Prodromal
16
Manifestasi klinis
Fase neurologik akut
Berlangsung selama 2-10 hari
2 tipe gambaran klinis
Rabies Klasikal
Rabies Non-klasikal
Rabies Klasikal
Tipe Aktif
Tipe Paralitik (Dump rabies)
Rabies Non-Klasikal
Rabies kelelawar
Unusual rabies (strains yang tidak biasa, G1)
Hemachudha T. Presentation of Rabies : patogenesis dan clinical manifestation. at National Seminar on
Update on Rabies Terapi. Bangkok,: Tawana Ramada, 13-14 Dec. 2001.
17
Manifestasi klinis
Fase neurologik akut
Rabies Klasikal Aktif
1. Kesadaran berfluktuasi
Perubahan tingkah laku
Agitasi/bingung sampai periode tenang (lucid period)
2. Spasme fobik
Hidrofobia (patognomonik)
Aerophobia (patognomonik)
Spasme otot-otot leher
Spasme inspirasi yang menyentak-nyentak (jerky)
3. Tanda-tanda stimulasi otonom
abnormalitas pupil
hipersalivasi (1.5 L/hari)
keringat berlebihan
spasme inspirasi (spasme diafragma)
peningkatan sekresi kortison plasma
interval RR memendek
18
Manifestasi klinis
Fase neurologik akut
Rabies Klasikal Paralitik (Dump rabies)
1. Ascending systemic paralysis
Flaksiditas dan penurunan refleks-refleks tendon
Demyelinasi neuron dini dan AHC
Nyeri dan fasikulasi ascending pada otot-otot yang dikenai
2. Seperti Sindrom Guillain Barre (SGB) tetapi disertai dengan:
demam
Fungsi sensorik utuh (kecuali rabies kelelawar)
quadriparesis terutama otot-otot proximal
Inkontinensia urine
Spasme Inspirasi
DD/ dengan SGB dan Porfiria (urine hitam, lesi kulit
kronik)
19
Terapi
Tidak ada terapi radikal, tetapi letal
jika terapi post-exposure tidak
dilakukan sedini mungkin
Terapi Post-exposure (TPE)
Terapi lokal luka
Anti-rabies immunoglobulin (RIG)
Vaksinasi
20
21
RIG Kuda
Reaksi Serum
sickness < 1%, 5%
40 IU/Kg
RIG Manusia
Reaksi lokal
20 IU/Kg
Jika memungkinkan secara anatomis, dosis penuh harus disuntikkan di sekitar luka,
dan kalau ada sisanya diberikan pada tempat yang jauh dari tempat vaksinasi.
Plotkin S.A.. Rabies. di dalam Behrman M.E.: Nelson Textbook of Pediatrics, 14th ed, WB Saunders, 1993, p.834-35
22
23
Bahan
Perhatian
Tempat
Jaringan Saraf
Pasteur
Fermi
Semple
Asia, Afrika
Fuenzalida
Amerika Selatan
Embrio bebek
DEV
Kultur Sel
HDCV
RVA
US
PHKCV
Digunakan di Cina
Cina, Rusia
PCECV
PVRV
24
Perancis, seluruh dunia
25
14
28
5 vial
5 kunjungan
RIG
Regimen Zagreb : Reduced multisite IM regimen (2-1-1)
REGIMEN
STANDAR WHO
RIG
WHO Recommendations on Rabies Post-Exposure Terapi. 1997 WHO/EMC/200/96.6
4 vial
3 kunjungan
26
28
29