PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan skenario sgd terdapat pokok permasalahan yang perlu
didiskusikan. Masalah utama dalam skenario ters.ebut adalah nyeri. Nyeri yang
berhubungan dengan skenario terbagi atas dua bahasan yaitu nyeri secara umum dan
nyeri orofacial.
Menurut prior knowledge anggota sgd kami, nyeri adalah rasa yang tidak
nyaman yang di akibatkan oleh gangguan suatu jaringan, akibat rangsangan suhu dan
tekanan . Pengalaman sensorik dan emosional yang mengakibatkan ketidaknyaman
yang di akibatkan oleh kerusakan suatu jaringan ataupun Proses mempertahankan
keseimbangan tubuh (homeostatis).
Sedangkan nyeri orofacial ialah nyeri pada bagian rongga mulut dan wajah ,
nyeri yang timbul dapat menyerang bagian depan dan belakang kepala , dan
perbedaannya dengan nyeri kepala adalah nyeri kepala merupakan Nyeri yang
menyerang bagian cranial.
Setelah mengetahui makna dari nyeri, sgd kami membahas lebih lanjut
mengenai nyeri .antara lain penyebab nyeri, klasifikasi nyeri, ciri nyeri, mekanisme
terjadinya nyeri, sifat nyeri, patofisiologis dari nyeri.
B. Skenario
Judul : aduh, nyerinya sampai ke pelipis dan telinga!
Seseorang ibu muda berusia 32 tahun datang ke dokter gigi mengeluhkan rasa
nyeri yang hebat di rongga mulutnya. Rasa nyeri dirasakan sejak 2 bulan lalu dan
makin terasa tidak nyaman hingga sekarang. Rasa nyeri menyebar dari pipi sebelah
atas kiri, telinga kiri hingga ke pelipis kiri dan terasa semakin hebat ketika digunakan
untuk mengunyah. Kadang pasien sempat merasa pusing karena rasa nyeri tersebut.
Pasien pernah mengkonsumsi obat penghilang rasa nyeri tetapi rasa sakit hanya hilang
sementara lalu muncul kembali.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan skenario ,masalah yang akan di bahas pada sgd kami antara lain
penyebab nyeri orofacial, macam-macam nyeri orofacial, mekanisme nyeri, faktor
yang mempengaruhi reaksi nyeri, saraf yang mempengaruhi reaksi nyeri, patofisiologi
nyeri.
Bradikinin
merupakan
zat
yang
paling
berperan
dalam
Penyebab dari nyeri orofacial yang beragam antara lain inflamasi pada pulpa,
gangguan otot jaringan dan saraf, kondisi oklusi, trauma pada orofacial.
Neoplasma ganas yang melibatkan saraf trigeminal, neuralgia glossopharyngeal,
herpes zoster (termasuk pasca-herpetic neuralgia). Selain itu, bisa nyeri orofacial
dapat disebabkan karena gangguan vascular seperti migrain, migrainous neuralgia,
giant cell arteritis.
e) Mekanisme Nyeri
1. Transduksi
Transduksi rasa sakit dimulai ketika ujung saraf bebas (nociceptors) dari
serat C dan serat A-delta neuron aferen primer menanggapi rangsangan
berbahaya. Nociceptors terkena rangsangan berbahaya ketika kerusakan
jaringan dan inflamasi terjadi sebagai akibat dari, misalnya, trauma,
pembedahan, peradangan, infeksi dan iskemia. Nociceptors didistribusikan
pada ;
Struktur Somatik (kulit, otot, jaringan ikat, tulang, sendi);
Struktur Viseral (organ viseral seperti hati, saluran gastro-intestinal).
Serat C dan serat A-delta yang terkait dengan kualitas yang berbeda
rasa sakit.
Stimuli berbahaya dan tanggapan
Ada tiga kategori rangsangan berbahaya:
Mekanik (tekanan, pembengkakan, abses, irisan, pertumbuhan tumor);
Thermal (membakar, panas);
Kimia (neurotransmitter rangsang, racun, iskemia, infeksi).
Penyebab stimulasi mungkin internal, seperti tekanan yang diberikan
oleh tumor atau eksternal, misalnya, terbakar. Stimulasi ini menyebabkan
pelepasan mediator kimia berbahaya dari sel-sel yang rusak, termasuk:
prostaglandin , bradikinin, serotonin, substansi P, kalium, histamin. Mediator
kimia ini mengaktifkan dan atau sensitivitas nociceptors terhadap rangsangan
berbahaya. Dengan maksud memperbaiki rasa nyeri , pertukaran ion natrium
dan kalium (de-polarisasi dan re-polarisasi) terjadi pada membran sel. Hal ini
menghasilkan suatu potensial aksi dan generasi dari sebuah impuls nyeri..
2. Transmisi Rasa Nyeri
3
mana
rasa
sakit
menjadi
pengalaman
multi-dimensi
sadar.
serotonin (5-HT);
norepinephirine (noradrenalin);
gamma-aminobutyric (GABA),
neurotensin;
asetilkolin;
oksitosin.
kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit sistemik, nyeri akut biasanya
menurun sejalan dengan penyembuhan.
Nyeri akut
Nyeri Kronis
Sakit kronis dapat menjadi masalah besar bagi sebagian orang dan
mempengaruhi kualitas hidup mereka. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan
dalam nosisepsi, cedera atau sakit dan dapat hasil dari kerusakan SSP saat ini atau
masa lalu ke sistem saraf perifer (PNS),, atau mungkin tidak menyebabkan
(Calvino dan Grilo, 2006) organik. Patofisiologi sakit kronis bahwa mekanisme
yang tepat terlibat dalam patofisiologi nyeri kronis yang kompleks dan tetap tidak
jelas. Hal ini diyakini bahwa setelah trauma, perubahan yang cepat dan tempat
jangka panjang dalam SSP terlibat dalam transmisi dan modulasi nyeri (informasi
nociceptive) (Ko dan Zhuo, 2004).
Mekanisme central di sumsum tulang belakang, yang disebut 'wind-up', juga
dikenal sebagai hipersensitivitas atau hyperexcitability, mungkin terjadi. Wind-up
terjadi ketika berulang-ulang, panjang, stimulasi berbahaya menyebabkan neuron
tanduk dorsal untuk mengirimkan meningkatnya jumlah impuls nyeri. Pasien
mungkin merasakan sakit dalam menanggapi rangsangan yang tidak biasanya
dikaitkan dengan nyeri, misalnya, sentuh. Ini allodynia disebut. Pengolahan
abnormal ini nyeri di PNS dan SSP bisa mandiri peristiwa menyakitkan yang asli.
Dalam beberapa kasus, misalnya, amputasi, cedera asli mungkin telah terjadi pada
saraf tepi, namun mekanisme yang mendasari nyeri hantu diproduksi baik di PNS
dan SSP
Nyeri neuropatik
Nyeri neuropatik dapat didefinisikan sebagai nyeri dimulai atau disebabkan
oleh lesi primer atau disfungsi dari sistem saraf yang dihasilkan dari;
trauma, misalnya, kompleks sindrom nyeri regional, nyeri pasca operasi
kronis,
6
kali
dan
menjadi
semakin
sensitif
terhadap
rangsangan.
sekitarnya.
Phantom pain : nyeri yang berada jaringan yang telah hilang.
Central pain : nyeri yang berpusat hanya di jaringan tersebut saja.
Reffered pain : nyeri yang rasa sakitnya tidak pada sumber nyerinya.
Klasifikasi nyeri berdasarkan letak nyeri
Nyeri neuropati perifer : nyeri ini di mulai dari saraf tepi ganglion radiks
radiks dorsalis , letak lesi pada nyeri ini di system aferen perifer.
- Nyeri neuropatik sentrral : nyeri yang letak lesidari medulla spinalis korteks.
- Nyeri non spesifik : nyeri yang mekanisme nya belum di ketahui
Contoh nyeri kepala requren.
Klasifikasi nyeri berdasarkan lamanya
- Nyeri kronis : tertusuk (terkena tekanan) , beberapa bulan atau dapat di
katakan nyeri yang masih berlanjut hingga lesi nya udah hilang di sebakan
karena lesi tersebut
- Nyeri akut : nyeri ini berlangsung lama akan timbulnya pegal ( nyeri
otot ) , biasanya waktunya beberapa detik beberapa hari
Contoh : nyeri pasca truma , nyeri terjadi akibat kerusakan jaringan yang
berlangsung tidak lama , cepat pulih kembali.
Klasifikasi nyeri berdasarkan reseptor
- Slow pain : reseptornya serabut c , sensasi terbakar , lokalisasi tidak jelas ,
penjalaran sinyal tepi ini traktus paleospinotalamikus.
- Fast pain : reseptornya serabut a delta , ciri ciri sensasi tajam dan menusuk ,
terlokalisasi , penjalaran sinyal pada nyeri tipe ini traktus neospinotalamikus.
Klasifikasi nyeri berdasarkan sifat nyeri
- Nyeri insidentil : nyeri yang hilangnya cepat muncul nya secara tiba , timbel
sewaktu waktu dan kemudian menghilang.
- Nyeri steady:nyeri yang timbul nya menetap dan di rasakan dalam waktu yang
lama.
- Paroxysimal : nyeri berintensitas tinggi dan sangat kuat , menetap 10 15
menit.
- Intractibel pain : nyeri yang resisten yang di obati atau di kurangi contoh :
pemberian analgetik.
Klasifikasi nyeri berdasarkan rasa
Nyeri cepat :nyeri ini timbul saat 0 , 1 detik.
Nyeri lambat :nyeri ini timbul setelah 1 detik .
Klasifikasi nyeri berdasarkan visual analog scale (vas)
Ringan : skala 1 3 , dengan ciri masih bias di rasakan.
Sedang : skala 4 6 , dengan ciri masih dapat terasa mendesis tapi masih bias
Mata secara alami merupakan bagian dari wajah, normalnya pasien tidak
mengeluh tentang rasa sakit dari penyakit mata atau telinga, tetapi mengeluh
tentang rasa sakit dari organ yang terserang. Sebaliknya, sakit dari struktur
lain biasanya meluas ke telinga (terutama dari gigi geraham besar bawah dan
sendi temporomandibular).
Keadaan seperti ini ditandai dengan kelainan lokal yang berhubungan
engan rasa sakit, tetapi selain itu juga terlohat tanda yang samar ari
penyakityang terdapat di luar wajah yang menimbulkan rasa sakit tersebut
(Gayford and Haskell, 1990).
Tes rangsangan
Merupakan elemen yang sangat membantu dalam menentukan
penyebab nyeri/sakit yang dirasakan. Palpasi otot, tulang-tulang yang
menonjol (persendian, insersi otot), dan gerakan-gerakan spesifik dapat
mencari untuk mengeluarkan atau memperburuk rasa sakit pasien
(Kanner, 2003).
11
B. Kerangka Konsep
Etiologi nyeri
Faktor pemicu
nyeri
Mekanisme nyeri
12
Orofacial Pain
Klasifikasi
Patofisiologi
Faktor yang
mempengaruhi
13
14