Disusun Oleh:
Fitria Wahyu Pinilih
S831402034
BAB I
PENDAHULUAN
A.
tahun 1945, perubahan kurikulum terjadi pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968,
1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan tahun 2013 ini. Saat ini, kurikulum 2013 masih
berada pada tahap perintisan. Kurikulum 2013 tidak serta merta dilaksanakan di
seluruh institusi pendidikan di indonesia, tetapi sedang dilaksanakan oleh
beberapa sekolah yang ditunjuk sebagai sekolah perintis. Setiap kabupaten
menunjuk beberapa sekolah meliputi SD, SMP, dan SMA untuk menggunakan
kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2013/2014.
Secara ideal, seperti yang tertuang pada Permendikbud No. 65 Tahun
2013, proses pembelajaran yang digunakan pada kurikulum 2013 memiliki
beberapa prinsip, sebagai berikut: (1) peserta didik mencari tahu; (2) aneka
sumber belajar; (3) pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran berbasis kompetensi; (5)
pembelajaran terpadu; (6) jawaban multidimensi (tidaktunggal); (7) pembelajaran
ketrampilan aplikatif; (8) keseimbangan hardskill dan softskill; (9) belajar
sepanjang hayat; (10) pembelajaran melalui keteladanan; (11) pembelajaran
berlangsung dimana saja; (12) siapapun adalah guru; (13) memanfaatkan
teknologi dan komunikasi, serta (14) memperhatikan latar belakang peserta didik.
Prinsip-prinsip yang tertuang pada Permendikbud tersebut menuntut siswa aktif
mencari pengetahuan dari berbagai sumber serta mendayagunakan seluruh
kemampuan mereka untuk mendapatkan kompetensi atau kemampuan yang
menjadi tujuan pembelajaran. Pembelajaran kurikulum 2013 menempatkan guru
sebagai fasilitator yang diharapkan mampu menyediakan, mempersiapkan, dan
menyelenggarakan
memberdayakan
pembelajaran
pikiran
dan
yang
melibatkan
kemampuannya
untuk
siswa
aktif
mencapai
dan
tujuan
pembelajaran. Dalam hal ini guru dituntut kreatif dan inovatif, serta menahan diri
dari metode klasik seperti ceramah.
Berdasarkan observasi di salah satu SMP di Sukoharjo pada tahun 2014,
terdapat beberapa permasalahan baik tentang keberlangsungan pembelajaran dan
sarana atau sumber yang digunakan. Beberapa permasalahan tersebut diantaranya
sebagai berikut:
1. Guru masih kesulitan mengintegrasikan materi Fisika dan biologi, sehingga
pembelajaran IPA Terpadu masih dirasa terpisah-pisah.
2. Beberapa siswa masih menggunakan buku Fisika dan buku Biologi yang
tidak terintegrasi.
3. Pada saat penarikan kesimpulan setelah mendapatkan data percobaan, siswa
masih terlihat mengacu pada materi di buku tidak menyimpulkan sendiri.
4. Telah tersedia buku IPA Terpadu, tetapi konten buku didominasi oleh materi
yang tersaji utuh, dapat diasumsikan seperti disajikan materi untuk siswa,
bukan siswa mencari materi atau pengetahuan dengan mandiri.
5. Eksperimen pada buku bersifat pembuktian dari materi yang telah disajikan di
awal.
6. Beberapa siswa mengeluh tas yang dibawa berat akibat dari buku yang
dibawa banyak dan tebal.
7. Belum ada media elektronik yang mendukung pembelajaran IPA Terpadu
seperti video pembelajaran dan simulasi pembelajaran yang dapat
menguatkan memori dan pemahaman siswa.
8. Beberapa eksperimen di dalam buku hanya dapat dilakukan oleh siswa ketika
siswa berada di laboratorium atau di kelas, sedangkan ketika mereka ingin
mencobanya sendiri di rumah ada alat yang tidak tersedia.
9. Guru mengeluhkan permasalahan waktu pembelajaran jika harus melakukan
eksperimen di dalam buku tersebut sebelum menyampaikan materi.
10. Media yang biasa digunakan terbatas pada media presentasi yang belum
mampu mengajak siswa terlibat aktif dalam pembelajaran
11. Siswa memiliki ketertarikan pada alat elektronik seperti laptop, tetapi belum
ada media pembelajaran yang memanfaatkan ketertarikan siswa tersebut.
Berdasarkan observasi di salah satu SMP di Sukoharjo pada tahun 2014,
terdapat beberapa permasalahan baik tentang keberlangsungan pembelajaran dan
sarana atau sumber yang digunakan. Beberapa permasalahan tersebut diantaranya
sebagai berikut: 1) Guru masih kesulitan mengintegrasikan materi Fisika dan
biologi, sehingga pembelajaran IPA Terpadu masih dirasa terpisah-pisah; 2)
Beberapa siswa masih menggunakan buku Fisika dan buku Biologi yang tidak
terintegrasi; 3) Pada saat penarikan kesimpulan setelah mendapatkan data
percobaan, siswa masih terlihat mengacu pada materi di buku tidak
menyimpulkan sendiri; 4) Telah tersedia buku IPA Terpadu, tetapi konten buku
didominasi oleh materi yang tersaji utuh, dapat diasumsikan seperti disajikan
materi untuk siswa, bukan siswa mencari materi atau pengetahuan dengan
mandiri; 5). Eksperimen pada buku bersifat pembuktian dari materi yang telah
disajikan di awal; 6) Beberapa siswa mengeluh tas yang dibawa berat akibat dari
buku yang dibawa banyak dan tebal. Dan seterusnya.
Permasalahan permasalahan yang terjadi tersebut menunjukkan bahwa
beberapa komponen kurikulum 2013 masih kurang sesuai dengan hakikat
kurikulum 2013 itu sendiri. Seperti halnya, buku pegangan siswa yang kurang
sesuai dengan pendekatan scientific approach yang mendahulukan permasalahan
atau percobaan daripada materi pelajaran. Selain itu, buku kurang mendukung
siswa melakukan pembelajaran di rumah maupun di tempat lain selain sekolah
karena belum didukung dengan adanya versi elektroniknya. Siswa kurang tertarik
pada buku cetak yang tebal. Kegiatan-kegiatan yang terdapat di buku kurang
dapat dilakukan siswa atau diulangi siswa di rumah.
Identifikasi dari permasalahan-permasalahan tersebut dapat diidentifikasi
bahwa diperlukan sumber belajar yang mampu bersinergi dengan pendekatan
yang disyaratkan oleh kurikulum 2013 yaitu pendekatan scientific approach yang
sering diimplementasikan dengan metode pembelajaran inkuiri dengan cara
didalam sumber belajar tidak mengungkapkan materi pelajaran terlebih dahulu,
tetapi menyajikan percobaan, simulasi, maupun aplikasi materi tersebut, sehingga
dari hal tersebut siswa dapat menarik kesimpulan dan mendapatkan materi
pelajaran dengan upaya sendiri. Selain itu buku sebagai sumber belajar
seyogyanya bersifat portable agar siswa dapat membawa kemana saja, sehingga
siswa dapat belajar dimana saja serta kegiatan-kegiatan yang terdapat pada buku
dapat dilakukan dan diulangi siswa di rumah. Selain itu pula, kecenderungan
siswa pada jaman sekarang menyukai media-media elektronik, sehingga sumber
belajar seyogyanya dapat dikembangkan sesuai dengan yang diminati siswa, agar
minat belajar siswa meningkat.
E-book merupakan singkatan dari electronic book yang mudah dikenal
dengan pengertian buku elektronik atau buku digital. Didefinisikan oleh kamus
besar bahasa Inggris, e-book diartikan sebagai versi elektronik dari buku cetak
yang dapat dibaca melalui computer pribadi maupun perangkat genggam yang
dirancang khusu untuk tujuan mmbaca e-book ini. E-book didedikasikan kepada
para pembaca yang ingin mengkoleksi buku-buku favorit mereka dalam bentuk
yang lebih ringkas, bagi penulis pun mudah untuk mempublikasikan tulisannya.
Pembaca dan penulis pun dapat membaca bacaan favorit mereka dimanapun tanpa
menggotong-gotong buku.
Seperti yang disebut di awal, E-book merupakan digital book, sehingga
memungkinkan memuat animasi, video dan simulasi. Penggunaan e-book dalam
pembelajaran pun dapat memudahkan siswa dan guru dalam menggali
pengetahuan. E-book yang ditujukan pada pembelajaran dapat memuat animasi,
vidro, dan simulasi pembelajaran. Bagi bidang ilmu fisika, hal ini sangat
bermanfaat untuk menukung penanaman konsep materi yang ingin disampaikan.
Penggunaan simulasi didalam e-book juga dimungkinkan dapat meningkatkan
minat belajar sebab tampilan yang ditampilkan lebih menarik untuk dibaca
daripada buku cetak. Seperti yang diungkapkan oleh Mariyati (2012) bahwa
penggunaan media simulasi pembelajaran dapat meningkatkan motivasi siswa
untuk aktif dan memperhatikan pelajaran.
Penggunaan e-book pada pembelajaran di kurikulum 2013 sesuai dengan
hakikat kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan scientific approach.
Melalui simulasi dan video yang dimuat di dalam e-book, siswa dapat diberi
permasalahan terlebih dahulu sebelaum mendapatkan materi pelajaran. Pada
kurikulum 2013 yanga mensyaratkan integrasi fisika dan biologi ke dalam ipa
terpadu, memungkinkan e-book bermanfaat bagi kurikulum 2013, sebab integrasi
fisika dan biologi yang ditampilkan secara visual akan lebih mudah.
E-book mampu menampilkan materi pelajaran dan simulasi pembelajaran
dengan melibatkan siswa terlibat pada media tersebut. Misalnya pada materi gerak
lurus beraturan terdapat materi pelajaran gerak lurus beraturan dan simulasi gerak
lurus beraturan, simulasi tersebut dilakukan dengan kegiatan siswa memasukkan
angka kelajuan dan jarak yang akan ditempuh kemudian simulasi itu akan
bergerak dengan perintah yang telah dimasukkan oleh siswa, sehingga dengan
simulasi tidak hanya keaktifan siswa yang meningkat tetapi juga dapat
meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa, seperti yang diungkapkan oleh
Saehana (2009) bahwa simulasi dapat meningkatkan pemahaman siswa dan
Identifikasi Masalah
11. Siswa memiliki ketertarikan pada alat elektronik seperti laptop, tetapi belum
ada media pembelajaran yang memanfaatkan ketertarikan siswa tersebut.
C.
PEMBATASAN MASALAH
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat bagi siswa,
1. Bagi siswa:
a. E-book menjadi media belajar yang mudah dibawa, dibuka, dan menarik
dipelajari oleh siswa.
b. E-book IPA Terpadu Tema Energi dalam Sistem Kehidupan menjadi media
bagi siswa meningkatkan kemampuan berpikir kritisyang dimiliki.
c. E-book IPA Terpadu Tema Energi dalam Sistem Kehidupan memberikan
kesan dalam pembelajaran sehingga ingatan siswa bertahan lama.
2. Bagi guru
a. E-book IPA Terpadu Tema Energi dalam Sistem Kehidupan memberikan
alternatif media pembelajaran materi IPA Terpadu Tema Energi dalam
Sistem Kehidupan
b. E-book IPA Terpadu Tema Energi dalam Sistem Kehidupan memudahkan
guru meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
c. E-book IPA Terpadu Tema Energi dalam Sistem Kehidupan memudahkan
guru untuk menggiring perhatian siswa pada pembelajaran.
3. Bagi peneliti
a. E-book IPA Terpadu Tema Energi dalam Sistem Kehidupan menjadi
referensi atau rujukan maupun bahan pengembangan untuk media
interaktif yang lain.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Kajian Teori
1. Media E-book
a. Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang berarti
perantara atau pengantar. Menurut Gagne dalam Susilana dan Riyana
(2008:6): media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa
yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Hal senada juga diutarakan
oleh Miarso, dalam Susilana dan Riyana (2008:6): media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan yang dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa untuk belajar. Berdasarkan
pendapat kedua tokoh di atas media memiliki peranan penting dalam proses
pembelajaran, sehingga dapat disimpulkan bahwa media adalah objek yang
dapat digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan pesan berupa
materi pembelajaran dari guru agar pesan tersebut dapat diterima dengan
baik oleh siswa sehingga siswa tergerak untuk belajar.
Namun batasan media yang berbeda dikemukakan oleh NEA
(National Education Association), dalam Susilana dan Riyana (2008:5):
media adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio-visual,
termasuk teknologi perangkat kerasnya. Berdasarkan pemaparan tersebut
dapat disimpulkan bahwa video, animasi, buku dan koleksi cetak lain seperti
foto, maupun perangkat keras seperti komputer dan projector, merupakan
beberapa contoh dari media pembelajaran.
Namun media tidak dapat dipersempit sebagai alat atau bahan saja,
akan tetapi media juga berarti hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat
memperoleh pengetahuan. Sebagaimana disebutkan Gerlach dan Ely dalam
Sanjaya, (2006: 163) yang menyatakan: a medium, conceived is any
person, material or event that established condition which enable the
learner to acquire knowledge, skill and attitude. Menurut Gerlach dan Ely,
media itu secara umum meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang
menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Sehingga dalam pengertian ini, media bukan hanya
alat perantara seperti TV, radio, slide, bahan cetak, video, maupun animasi
saja, tetapi meliputi manusia sebagai sumber belajar atau juga berupa
kegiatan seperti halnya karya wisata, seminar, dan lain sebagainya yang
dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap
siswa atau untuk menambah keterampilan. Namun jika alat atau kegiatan
tersebut tidak mengandung unsur pembelajaran maka tidak dapat dikatakan
sebuah media pembelajaran.
Pada proses pembelajaran, seorang guru harus dapat menguasai dan
memilih media pembelajaran yang tepat untuk digunakan pada proses
pembelajaran. Hal tersebut bertujuan agar materi pembelajaran yang
diberikan akan diterima dengan baik oleh siswa, sehingga proses
pembelajaran akan berlangsung efektif. Sebagaimana dipaparkan oleh
Sudjana dan Rivai (2011:3): ..penggunaan media pengajaran dalam proses
pengajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pengajaran.
Kemudian ditambahkan oleh Susilana dan Riyana (2008:4) bahwa:
Dalam
bentuk
komunikasi
pembelajaran
manapun
sangat
apabila
ada
komunikasi
antara
penerima
pesan
dengan
Pesan Media
Siswa
Gambar 2.1
Kedudukan Media dalam Proses Pembelajaran
(Sumber: Susilana dan Riyana, 2008:4)
Media pembelajaran berfungsi untuk memudahkan guru dalam
menyampaikan pesan pembelajaran kepada siswa agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Namun walaupun demikian, media tidak hanya berfungsi
sebagai alat bantu guru, namun juga sebagai pembawa materi atau pesan
dari guru dalam memberikan materi pembelajaran kepada siswa. Oleh
karena itu, media perlu dirancang dan dipersiapkan dengan memperhatikan
ciri-ciri dan karakteristik dari sasaran dan kesesuaian dengan tujuan
instruksional yang telah ditetapkan. Media pembelajaran yang dirancang
dan dipersiapkan dengan baik dan benar akan dapat merangsang siswa
untuk
memperhatikan
dan
memahami
isi
pembelajaran,
sehingga
komunikasi antara guru dan siswa dapat dipermudah dengan adanya media
tersebut. Kemp dan Dayton dalam Susilana dan Riyana (2008:9)
memaparkan beberapa kontribusi media pembelajaran, yaitu:
1). Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar.
2). Pembelajaran dapat lebih menarik.
3). Pembelajaran menjadi lebih interkatif dengan menerapkan
teori belajar.
4). Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.
5). Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
6). Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan
dimanapun diperlukan.
7). Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses
pembelajaran dapat ditingkatkan.
8). Peran guru berubah ke arah yang positif.
Sedangkan beberapa manfaat media pengajaran dalam proses
belajar siswa menurut Sudjana dan Rivai (2011:2) antara lain:
1). Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga
dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2). Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat
lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa
menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
3). Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga,
apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.
Gambar 2.2
Kerucut Pengalaman (Cone of Experience) Edgar Dale
(Sumber:http://benramt.files.wordpress.com)
Pada hakikatnya, media merupakan sebuah alat atau bahan untuk
menyajikan informasi. Dilihat dari bentuk informasi yang diberikan,
Susilana dan Riyana (2008:13-23) mengelompokkan media penyaji ke
dalam beberapa kelompok, yaitu:
1). Kelompok Pertama : Media Grafis, Bahan
Cetak, Gambar Diam
a). Media Grafis,contohnya adalah grafik, diagram, bagan, sketsa,
poster, papan flanel dan bulletin board.
b). Media Bahan Cetak, contohnya adalah buku teks, modul, dan
2).
3).
4).
5).
6).
7).
kimia, kimia-biologi, atau bahkan mencakup tiga bidang kajian fisikakimia-biologi yang dijadikan satu materi berdasarkan tema yang telah
ditentukan. Hal tersebut telah sesuai dengan karakteristik yang
disampaikan oleh Puskur (2006), IPA merupakan gabungan dari unsurunsur fisika, kimia, biologi serta bumi dan antariksa. Oleh karena itu,
kompetensi dasar mata pelajaran IPA dikemas dalam satu pokok bahasan
dan tema tertentu. (hlm. 5)
Menurut Fogarty, tiga model yang sesuai untuk dikembangkan
dalam IPA Terpadu di tingkat pendidikan di Indonesia yaitu model
connected, webbed, dan integrated (Puskur, 2006: 8). Deskripsi dari ketiga
model tersebut yaitu:
1) Connected
Memiliki karakteristik untuk menggabungkan satu konsep dengan
konsep lain, topik satu dengan topik lain, satu ketrampilan dengan
ketrampilan yang lain, ide yang satu dengan ide yang lain, tetapi masih
dalam satu cakupan bidang studi. Kekurangan dari model ini yaitu
keterkaitan dengan interdisiplin kurang nampak. Model connected
dapat digambarkan sebagai berikut:
memiliki
karakteristik
yaitu
dimulai
dengan
yang
dapat
dijadikan
satu
tidak
akan
diulang-ulang
Menyusun silabus
pembelajaran terpadu
Menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran
terpadu
yang
pertama
dalam
pembuatan
perencanaan
pembelajaran
(RPP)
yang
merupakan
realisasi
dari
1) Team Teaching
Pembelajaran terpadu dalam hal ini diajarkan dengan cara
team teaching; satu topik pembelajaran dilakukan oleh lebih dari satu
orang guru. Setiap guru memiliki tugas masing-masing sesuai dengan
keahlian dan kesepakatan. Kelebihan sistem ini antara lain adalah: a)
pencapaian KD pada setiap topik efektif karena dalam tim terdiri atas
beberapa guru yang ahli dalam masing-masing bidang kajian (Fisika
dan Biologi), b) pengalaman dan pemahaman peserta didik lebih kaya
daripada dilakukan oleh satu orang guru karena dalam satu tim dapat
mengungkapkan berbagai konsep dan pengalaman, dan c) peserta didik
akan lebih cepat memahami karena diskusi akan berjalan dengan nara
sumber dari berbagai disiplin ilmu.Kelemahan dari sistem ini antara
lain adalah jika tidak ada koordinasi, maka setiap guru dalam tim akan
saling mengandalkan sehingga pencapaian KD tidak akan terpenuhi.
Selanjutnya, jika kurang persiapan, penampilan di kelas akan
tersendat-sendat karena skenario tidak berjalan dengan semestinya,
sehingga para guru tidak tahu apa yang akan dilakukan di dalam kelas.
2) Guru Tunggal
Pembelajaran IPA dengan satu orang guru merupakan hal yang
ideal dilakukan. Hal ini disebabkan: a) IPA merupakan satu mata
pelajaran, b) guru dapat merancang skenario pembelajaran sesuai
dengan topik yang ia kembangkan tanpa konsolidasi terlebih dahulu
dengan guru yang lain, dan c) oleh karena tanggung jawab dipikul
seorang diri, maka potensi untuk saling mengandalkan tidak akan
muncul. Namun demikian, terdapat beberapa kelemahan dalam
pembelajaran IPA terpadu yang dilakukan oleh guru tunggal, yakni: a)
oleh karena mata pelajaran IPA terpadu merupakan hal yang baru,
sedangkan guru-guru yang tersedia merupakan guru bidang studi
sehingga sangat sulit untuk melakukan penggabungan terhadap
berbagai bidang studi tersebut, b) seorang guru bidang studi fisika
tidak menguasai secara mendalam tentang kimia dan biologi sehingga
dalam pembelajaran IPA terpadu akan didominasi oleh bidang studi
yang selama ini diajarkannya (sesuai dengan latar belakangnya), serta
c) jika skenario pembelajaran tidak menggunakan metode yang
inovatif maka pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
tidak akan tercapai karena akan menjadi sebuah narasi yang kering
tanpa makna.
Pembelajaran terpadu oleh guru tunggal dapat memperkecil masalah yang
berhubungan dengan jadwal pelajaran. Secara teknis, pengaturan jadwal
pelajaran dapat dilakukan di awal semester atau awal tahun pelajaran.
Selain itu, guru tunggal juga dapat melakukan persiapan pembelajaran
sesuai dengan target pencapaian SK dan KD sesuai dengan tema yang
dihasilkan dari pemetaan.
3.
Pendekatan Inkuiri
a. Pengertian Inkuiri
Model inkuiri didefinisikan oleh Piaget (Sund dan Trowbridge,
1973) sebagai: Pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk
melakukan eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin melihat apa yang
terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbul-simbul dan
mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan
yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang
ditemukan dengan yang ditemukan orang lain.
Kuslan Stone (Dahar, 1991) mendefinisikan model inkuiri
sebagai pengajaran di mana guru dan anak mempelajari peristiwaperistiwa dan gejala-gejala ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para
ilmuwan. Pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang
berpusat pada siswa di mana kelompok-kelompok siswa dihadapkan pada
suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di
dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas
(Hamalik, 1991).
Wilson (Trowbridge, 1990) menyatakan bahwa model inkuiri
adalah sebuah model proses pengajaran yang berdasarkan atas teori
belajar dan perilaku. Inkuiri merupakan suatu cara mengajar muridmurid bagaimana belajar dengan menggunakan keterampilan, proses,
sikap, dan pengetahuan berpikir rasional (Bruce & Bruce, 1992).
Senada dengan pendapat Bruce & Bruce, Cleaf
(1991) menyatakan
bahwa inkuiri adalah salah satu strategi yang digunakan dalam kelas
yang berorientasi proses. Inkuiri merupakan sebuah strategi pengajaran
yang berpusat pada siswa, yang mendorong siswa untuk menyelidiki
masalah
prosedur yang digunakan oleh ilmuwan sosial yang menyelidiki masalahmasalah dan menemukan informasi.
Sementara itu, Trowbridge (1990) menjelaskan model inkuiri
sebagai proses
mendefinisikan
dan
menyelidiki
masalah-masalah,
cara
yang
lebih
dewasa.
masalah,
merencanakan
eksperimen,
melakukan
merupakan
dengan pendekatan
bagian
inkuiri.
inti
dari
kegiatan
Pengetahuan
dan
dan
menyajikan
hasil
dalam
tulisan,
gambar,
d.
2). Membantu dalam ingatan dan transfer pada waktu proses belajar
mengajar yang baru,
3). Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri,
bersikap objektif, jujur dan terbuka,
4). Mendorong siwa untuk berfikir intuitif dan merumuskan hipotesanya
sendiri,
5). Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
Selain memiliki keunggulan metode inkuiri juga memiliki
kekurangan-kekurangan. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh
Roestiyah N.K (1991) diantaranya:
1). Ada kemungkinan hanya beberapa siswa yang pandai saja yang
terlibat secara aktif dalam prinsip ilmu dan sebagian besar diam
(pasif) sambil menunggu adanya siswa yang menyatakan at uran
umumnya,
2). suatu keluhan atau kesukaran umum adalah bahwa pendekatan inquiry
memerlukan waktu yang banyak,
3). Tidak memungkinkan siswa sepenuhnya diberi kesempatan untuk
membuktikan secara bebas semua yang dipermasalahkan.
4.
mengorganisasikan,
mengingat,
dan
menganalisis
membuat
keputusan.
Dari
definisi-definisi
di
atas
dapat
Kemudian
mengumpulkan
informasi
sebanyak mungkin
dengan
keterampilan
menganalisis.
Keterampilan
dasarnya
kemampuan berpikir
kritis
erat
kaitannya
5.
A. Energi
Perhatikan gambar berikut!
Di pagi hari pada saat libur sekolah, minumlah segelas susu dan makanlah
makanan sarapanmu!
2.
3.
4.
Apakah yang kamu rasakan setelah sarapan? Apa yang kamu rasakan
setelah mencuci baju? Apa yang kamu amati pada baju yang dijemur?
Catatlah semua yang kamu rasakan untuk setiap kegiatan tersebut!
5.
Energi apa saja yang dapat kamu ketahui dari peristiwa mulai sarapan,
sampai cucianmu kering?
6.
7.
dan energi listrik. Asam cuka menyimpan energi kimia. Energi kimia tersebut
dapat berubah menjadi energi listrik yang mampu menyalakan lampu. Energi
listrik kemudian berubah menjadi energi cahaya. Dengan demikian energi akan
mengalami perubahan bentuk, tetapi energinya sendiri tidak hilang.
Macam-Macam Energi Potensial
1. Energi potensiasl gravitasi
Energi potensial gravitasi, yaitu energi yang
dimiliki suatu benda karena
terletak di atas
2. Energi
elastisitas
Energi potensial elastisitas, ialah energi
yang
tersimpan
sedang
4. Energi Listrik
Energi listrik, ialah energi yang dimiliki muatan listrik dan arus listrik.
Energi ini paling banyak digunakan karena mudah diubah menjadi energi
lainnya.
energi
kinetik
atau
energi
perhatikan
ketika
anak-anak
banyak energi potensial pada saat berada di puncak perosotan (karena pengaruh
gravitasi) dibandingkan ketika berada pada dasar perosotan. Energi kinetik akan
diubah menjadi energi potensial (energi tersimpan) ketika menaiki perosotan
itu. Energi potensial diubah menjadi energi kinetik selama meluncur turun
B. Berbagai Sumber Energi
Sumber energi adalah segala sesuatu yang menghasilkan energi.
Panas matahari yang digunakan
untuk
memanaskan
air
adalah
sumber energi. Begitu juga spiritus yang digunakan sebagai bahan bakar
adalah sumber energi. Listrik dan arang yang dibakar untuk memanaskan
setrika merupakan sumber energi juga. Energi memegang peranan yang
sangat penting bagi kehidupan manusia. Semua aktivitas kehidupan manusia
dapat dilakukan karena melibatkan penggunaan energi.
Pada zaman prasejarah sampai awal zaman sejarah, hanya kayu dan batu
yang digunakan sebagai sumber energi untuk keperluan hidup manusia.
Sampai saat ini, bahan bakar minyak bumi dan gas digunakan untuk
berbagai keperluan hidup manusia. Diagram di atas merupakan persentase
berbagai sumber energi yang paling banyak digunakan untuk kehidupan
manusia.
Eureka!
Buatlah kelompok belajar! Cari referensi dan literatur mengenai sumbersumber energi tersebut! Buatlah dalam bentuk makalah tentang sumbersumber energi!
1.
Amati perbedaan antara angin yang memutar kincir dari kertas dan batu baterai
yang menggerakkan kipas angin! Manakah sumber energi yang dapat habis?
Spiritus dan batu baterai adalah sumber energi yang tak
minyak
bumi,
dilakukan
saat
akan
habis
menyebabkan
tidak akan habis dipakai. Sumber energi terbarukan yang saat ini mulai
dikembangkan adalah biogas dari kotoran ternak, air mengalir, angin, dan
panas matahari. Salah satu sumber energi terbarukan yang saat ini mulai
dipelajari agar dapat dikembangkan di Indonesia adalah sampah biologis.
a. Energi Matahari
Energi surya
dan kinetik
dari air
hidroelektrik.
disebut
Komponen
pembangkit listrik jenis ini adalah generator yang dihubungkan ke turbin yang
digerakkan oleh energi kinetik dari air. Namun, secara luas, pembangkit listrik
tenaga air tidak hanya terbatas pada air dari sebuah waduk atau air terjun,
melainkan juga meliputi pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air dalam
bentuk lain seperti tenaga ombak.
c. Energi Angin
Energi angin memanfaatkan tenaga angin
dengan menggunakan kincir angin untuk
diubah menjadi energi listrik atau bentuk
energi lainnya. Umumnya, digunakan
dalam ladang angin skala besar untuk menyediakan listrik di lokasi yang terisolir.
d. Energi Tidal
Gambar 2.17. Kincir digerakkan oleh angin
Energi
tidal
merupakan
surut air yang sering disebut juga sebagai energi pasang surut. Jika
dibandingkan dengan energi angin dan energi matahari, energi tidal
memiliki sejumlah keunggulan, antara lain memiliki aliran energi yang
lebih pasti/mudah diprediksi, lebih hemat ruang, dan tidak membutuhkan
teknologi konversi yang rumit. Kelemahan energi ini adalah membutuhkan
alat konversi yang andal yang mampu bertahan dengan kondisi
lingkungan laut yang keras karena tingginya tingkat korosi dan kuatnya
arus laut.
Review
1. Apa yang dimaksud dengan energi?
2. Seberapa penting energi bagi kehidupan? Jelaskan!
3. Jelaskan apa yang kamu ketahui mengenai energi biomassa!
4.
energi!
Berpikir Kritis
Global warming
Zat makanan yang berperan sebagai sumber energi adalah karbohidrat, lemak, dan
protein.
1.
Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa kimia yang tersusun oleh unsur-unsur karbon.
Bahan makanan yang banyak mengandung
karbohidrat,
misalnya
beras,
jagung,
2. Protein
Protein merupakan senyawa kimia yang
mengandung unsur C, H, O, N (kadang juga
mengandung unsur P dan S). Bahan makanan yang
mengandung banyak protein, antara lain:
a. protein hewani, misalnya daging, ikan, telur, susu,
dan keju.
sebesar
kalori/gram,
menunjukkan
hubungan
antara
makhluk
hidup
heterotrof
(makhluk
hidup
yang
digunakan
mengubah
untuk
karbohidrat,
protein, dan lemak. Mitokondria banyak terdapat pada sel otot makhluk
hidup dan sel saraf.
E.
Metabolisme Sel
Metabolisme adalah proses kimia yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup/sel. Metabolisme
disebut reaksi enzimatis karena
metabolisme
terjadi
selalu
Bernapas
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis
meskipun dalam keadaan tertidur. Itu dikarenakan sistem pernapasan
dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Proses bernapas melalui dua
tahapan/fase (Gambar 2.25), yaitu fase inspirasi dan fase ekspirasi.
dada
tekanan
di
luar
sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
Menghitung jumlah napas dalam waktu tertentu
1. Hitunglah berapa kali kamu bernapas (1 kali inspirasi dan 1 kali ekspirasi)
pada saat:
a. duduk
b. lari di tempat
c. lari keliling lapangan sekolah.
2. Hitung setiap posisi selama 1 menit dan diulang sebanyak 3 kali.
3. Lakukan pengamatan dan tuliskan hasilnya pada sebuah lembar pengamatan!
(TABEL)
Tabel 2.1. Lembar Pengamatan
G.
Fotosintesis
Fotosintesis merupakan perubahan energi cahaya menjadi energi
kimia dalam bentuk glukosa. Sumber energi cahaya alami adalah matahari
yang memiliki spektrum cahaya tampak, dari ungu sampai merah, infra
merah, dan ultra ungu tidak digunakan dalam fotosintesis.
tersebut! Pada proses fotosintesis yang terjadi dalam daun, terjadi reaksi
kimia antara senyawa air (H2O) dan karbon dioksida (CO2) dibantu oleh
cahaya matahari yang diserap oleh klorofil menghasilkan oksigen (O2) dan
senyawa glukosa (C6H12O6). Glukosa adalah makanan bagi
tumbuhan.
Respirasi
Respirasi, yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam
zat sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari
respirasi, dihasilkan energi kimia untuk kegiatan kehidupan, seperti sintesis
(anabolisme), gerak, dan pertumbuhan.
Contoh:
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya
C6H12O6 + O2 > 6CO2 + 6H2O + energi (glukosa)
Pengamatan Respirasi Serangga
Apa yang kamu perlukan?
1. Respirometer sederhana
2. Neraca
3. Jangkrik/kecoa/belalang
4. Kristal NaOH (KOH)
5. Larutan eosin
6. Plastisin/vaselin
7. Kapas
8. Pipet tetes
9. Stopwatch/pengukur waktu
Apa yang kamu lakukan?
1. Tabung respirometer dikeluarkan dari tempatnya!
2. Timbanglah serangga/jangkrik yang akan dipakai untuk pratikum!
3. Susunlah alat dan bahan seperti gambar di atas!
Sistem Pencernaan
Sudah dikemukakan di atas bahwa makanan merupakan sumber energi bagi tubuh.
Makanan yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami perombakan dari molekul
kompleks menjadi molekul sederhana. Perombakan ini akan menghasilkan
sejumlah energi. Zat makanan yang berperan sebagai sumber energi adalah
karbohidrat, lemak, dan protein.
1.
Karbohidrat setelah dicerna di usus akan diserap oleh dinding usus halus dalam
bentuk monosakarida.
Monosakarida dibawa oleh aliran darah sebagian besar menuju hati dan sebagian
lainnya dibawa ke sel jaringan tertentu dan mengalami proses metabolisme lebih
lanjut.
Di dalam hati, monosakarida mengalami proses sintesis menghasilkan glikogen,
dioksidasi menjadi CO2 dan H2O, atau dilepaskan untuk dibawa oleh aliran darah
ke bagian tubuh yang memerlukan.
Hati dapat mengatur kadar glukosa dalam darah atas bantuan hormon
insulin yang dikeluarkan oleh kelenjar pankreas. Kenaikan proses pencernaan dan
penyerapan karbohidrat menyebabkan glukosa dalam darah meningkat sehingga
sintesis glikogen dari glukosa oleh hati akan naik. Sebaliknya, jika banyak
kegiatan, banyak energi yang digunakan untuk kontraksi otot sehingga kadar
glukosa dalam darah menurun. Dalam hal ini, glikogen akan diuraikan menjadi
b.
2.
dan zat sisa yang yang tidak mengandung nitrogen akan diubah
tersebut
lebih
berat
dalam
menguraikan
protein
dan
kekurangan
biasanya
bersamaan
kekurangan
Gangguan
Gambar 2.30. Akibat kekurangan protein
dua bentuk busung, yaitu (a)
kwashiorkor
terjadi
dengan
karbohidrat.
tersebut
marasmus. Perhatikan
menjadi
asetil
koenzim.
Gangguan
metabolisme
berupa
B.
Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Dede Suryadie dengan judul Pengembangan
Modul elektronik IPA TerpaduTipe Shared untuk Siswa Kelas VIII SMP/ MTs
2013
KERANGKA BERFIKIR
merupakan
kurikulum
yang
diterapkan
pada
pembelajaran
terpadu;
pembelajaran
berlangsung
dimana
saja;
Kurikulum 2013
Pembelajaran
Terpadu
Pendekatan
ilmiah
Peserta Didik
Mencari Tahu
Masalah
Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Rendah
Solusi
Validasi:
Materi
Bahasa
Grafis
Uji coba
D.
Pertanyaan penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, maka diajukan
beberapa pertanyaan penelitian berkaitan dengan pengembangan e-book IPA
Terpadu tema energi dalam sistem kehidupan berbasis pendekatan inkuiri untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII SMP, sebagai berikut
Apakah E-book yang dikembangkan memenuhi kriteria layak digunakan?.