Anda di halaman 1dari 53

TUGAS

BAB I dan II PENELITIAN PENGEMBANGAN (R and D)


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Problematika Pendidikan Sains yang
diampu oleh Dra. Suparmi, M.A., Ph.D

Disusun Oleh:
Fitria Wahyu Pinilih
S831402034

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah

Di tahun 2013 pemerintah Indonesia meramu sebuah kurikulum


pendidikan baru yang sering disebut dengan kurikulum 2013. Kurikulum 2013
merupakan kurikulum ke-10 yang digunakan oleh Pendidikan Indonesia. Sejak

tahun 1945, perubahan kurikulum terjadi pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968,
1975, 1984, 1994, 2004, 2006, dan tahun 2013 ini. Saat ini, kurikulum 2013 masih
berada pada tahap perintisan. Kurikulum 2013 tidak serta merta dilaksanakan di
seluruh institusi pendidikan di indonesia, tetapi sedang dilaksanakan oleh
beberapa sekolah yang ditunjuk sebagai sekolah perintis. Setiap kabupaten
menunjuk beberapa sekolah meliputi SD, SMP, dan SMA untuk menggunakan
kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2013/2014.
Secara ideal, seperti yang tertuang pada Permendikbud No. 65 Tahun
2013, proses pembelajaran yang digunakan pada kurikulum 2013 memiliki
beberapa prinsip, sebagai berikut: (1) peserta didik mencari tahu; (2) aneka
sumber belajar; (3) pendekatan ilmiah; (4) pembelajaran berbasis kompetensi; (5)
pembelajaran terpadu; (6) jawaban multidimensi (tidaktunggal); (7) pembelajaran
ketrampilan aplikatif; (8) keseimbangan hardskill dan softskill; (9) belajar
sepanjang hayat; (10) pembelajaran melalui keteladanan; (11) pembelajaran
berlangsung dimana saja; (12) siapapun adalah guru; (13) memanfaatkan
teknologi dan komunikasi, serta (14) memperhatikan latar belakang peserta didik.
Prinsip-prinsip yang tertuang pada Permendikbud tersebut menuntut siswa aktif
mencari pengetahuan dari berbagai sumber serta mendayagunakan seluruh
kemampuan mereka untuk mendapatkan kompetensi atau kemampuan yang
menjadi tujuan pembelajaran. Pembelajaran kurikulum 2013 menempatkan guru
sebagai fasilitator yang diharapkan mampu menyediakan, mempersiapkan, dan
menyelenggarakan
memberdayakan

pembelajaran
pikiran

dan

yang

melibatkan

kemampuannya

untuk

siswa

aktif

mencapai

dan
tujuan

pembelajaran. Dalam hal ini guru dituntut kreatif dan inovatif, serta menahan diri
dari metode klasik seperti ceramah.
Berdasarkan observasi di salah satu SMP di Sukoharjo pada tahun 2014,
terdapat beberapa permasalahan baik tentang keberlangsungan pembelajaran dan
sarana atau sumber yang digunakan. Beberapa permasalahan tersebut diantaranya
sebagai berikut:
1. Guru masih kesulitan mengintegrasikan materi Fisika dan biologi, sehingga
pembelajaran IPA Terpadu masih dirasa terpisah-pisah.

2. Beberapa siswa masih menggunakan buku Fisika dan buku Biologi yang
tidak terintegrasi.
3. Pada saat penarikan kesimpulan setelah mendapatkan data percobaan, siswa
masih terlihat mengacu pada materi di buku tidak menyimpulkan sendiri.
4. Telah tersedia buku IPA Terpadu, tetapi konten buku didominasi oleh materi
yang tersaji utuh, dapat diasumsikan seperti disajikan materi untuk siswa,
bukan siswa mencari materi atau pengetahuan dengan mandiri.
5. Eksperimen pada buku bersifat pembuktian dari materi yang telah disajikan di
awal.
6. Beberapa siswa mengeluh tas yang dibawa berat akibat dari buku yang
dibawa banyak dan tebal.
7. Belum ada media elektronik yang mendukung pembelajaran IPA Terpadu
seperti video pembelajaran dan simulasi pembelajaran yang dapat
menguatkan memori dan pemahaman siswa.
8. Beberapa eksperimen di dalam buku hanya dapat dilakukan oleh siswa ketika
siswa berada di laboratorium atau di kelas, sedangkan ketika mereka ingin
mencobanya sendiri di rumah ada alat yang tidak tersedia.
9. Guru mengeluhkan permasalahan waktu pembelajaran jika harus melakukan
eksperimen di dalam buku tersebut sebelum menyampaikan materi.
10. Media yang biasa digunakan terbatas pada media presentasi yang belum
mampu mengajak siswa terlibat aktif dalam pembelajaran
11. Siswa memiliki ketertarikan pada alat elektronik seperti laptop, tetapi belum
ada media pembelajaran yang memanfaatkan ketertarikan siswa tersebut.
Berdasarkan observasi di salah satu SMP di Sukoharjo pada tahun 2014,
terdapat beberapa permasalahan baik tentang keberlangsungan pembelajaran dan
sarana atau sumber yang digunakan. Beberapa permasalahan tersebut diantaranya
sebagai berikut: 1) Guru masih kesulitan mengintegrasikan materi Fisika dan
biologi, sehingga pembelajaran IPA Terpadu masih dirasa terpisah-pisah; 2)
Beberapa siswa masih menggunakan buku Fisika dan buku Biologi yang tidak
terintegrasi; 3) Pada saat penarikan kesimpulan setelah mendapatkan data
percobaan, siswa masih terlihat mengacu pada materi di buku tidak
menyimpulkan sendiri; 4) Telah tersedia buku IPA Terpadu, tetapi konten buku
didominasi oleh materi yang tersaji utuh, dapat diasumsikan seperti disajikan
materi untuk siswa, bukan siswa mencari materi atau pengetahuan dengan

mandiri; 5). Eksperimen pada buku bersifat pembuktian dari materi yang telah
disajikan di awal; 6) Beberapa siswa mengeluh tas yang dibawa berat akibat dari
buku yang dibawa banyak dan tebal. Dan seterusnya.
Permasalahan permasalahan yang terjadi tersebut menunjukkan bahwa
beberapa komponen kurikulum 2013 masih kurang sesuai dengan hakikat
kurikulum 2013 itu sendiri. Seperti halnya, buku pegangan siswa yang kurang
sesuai dengan pendekatan scientific approach yang mendahulukan permasalahan
atau percobaan daripada materi pelajaran. Selain itu, buku kurang mendukung
siswa melakukan pembelajaran di rumah maupun di tempat lain selain sekolah
karena belum didukung dengan adanya versi elektroniknya. Siswa kurang tertarik
pada buku cetak yang tebal. Kegiatan-kegiatan yang terdapat di buku kurang
dapat dilakukan siswa atau diulangi siswa di rumah.
Identifikasi dari permasalahan-permasalahan tersebut dapat diidentifikasi
bahwa diperlukan sumber belajar yang mampu bersinergi dengan pendekatan
yang disyaratkan oleh kurikulum 2013 yaitu pendekatan scientific approach yang
sering diimplementasikan dengan metode pembelajaran inkuiri dengan cara
didalam sumber belajar tidak mengungkapkan materi pelajaran terlebih dahulu,
tetapi menyajikan percobaan, simulasi, maupun aplikasi materi tersebut, sehingga
dari hal tersebut siswa dapat menarik kesimpulan dan mendapatkan materi
pelajaran dengan upaya sendiri. Selain itu buku sebagai sumber belajar
seyogyanya bersifat portable agar siswa dapat membawa kemana saja, sehingga
siswa dapat belajar dimana saja serta kegiatan-kegiatan yang terdapat pada buku
dapat dilakukan dan diulangi siswa di rumah. Selain itu pula, kecenderungan
siswa pada jaman sekarang menyukai media-media elektronik, sehingga sumber
belajar seyogyanya dapat dikembangkan sesuai dengan yang diminati siswa, agar
minat belajar siswa meningkat.
E-book merupakan singkatan dari electronic book yang mudah dikenal
dengan pengertian buku elektronik atau buku digital. Didefinisikan oleh kamus
besar bahasa Inggris, e-book diartikan sebagai versi elektronik dari buku cetak
yang dapat dibaca melalui computer pribadi maupun perangkat genggam yang
dirancang khusu untuk tujuan mmbaca e-book ini. E-book didedikasikan kepada

para pembaca yang ingin mengkoleksi buku-buku favorit mereka dalam bentuk
yang lebih ringkas, bagi penulis pun mudah untuk mempublikasikan tulisannya.
Pembaca dan penulis pun dapat membaca bacaan favorit mereka dimanapun tanpa
menggotong-gotong buku.
Seperti yang disebut di awal, E-book merupakan digital book, sehingga
memungkinkan memuat animasi, video dan simulasi. Penggunaan e-book dalam
pembelajaran pun dapat memudahkan siswa dan guru dalam menggali
pengetahuan. E-book yang ditujukan pada pembelajaran dapat memuat animasi,
vidro, dan simulasi pembelajaran. Bagi bidang ilmu fisika, hal ini sangat
bermanfaat untuk menukung penanaman konsep materi yang ingin disampaikan.
Penggunaan simulasi didalam e-book juga dimungkinkan dapat meningkatkan
minat belajar sebab tampilan yang ditampilkan lebih menarik untuk dibaca
daripada buku cetak. Seperti yang diungkapkan oleh Mariyati (2012) bahwa
penggunaan media simulasi pembelajaran dapat meningkatkan motivasi siswa
untuk aktif dan memperhatikan pelajaran.
Penggunaan e-book pada pembelajaran di kurikulum 2013 sesuai dengan
hakikat kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan scientific approach.
Melalui simulasi dan video yang dimuat di dalam e-book, siswa dapat diberi
permasalahan terlebih dahulu sebelaum mendapatkan materi pelajaran. Pada
kurikulum 2013 yanga mensyaratkan integrasi fisika dan biologi ke dalam ipa
terpadu, memungkinkan e-book bermanfaat bagi kurikulum 2013, sebab integrasi
fisika dan biologi yang ditampilkan secara visual akan lebih mudah.
E-book mampu menampilkan materi pelajaran dan simulasi pembelajaran
dengan melibatkan siswa terlibat pada media tersebut. Misalnya pada materi gerak
lurus beraturan terdapat materi pelajaran gerak lurus beraturan dan simulasi gerak
lurus beraturan, simulasi tersebut dilakukan dengan kegiatan siswa memasukkan
angka kelajuan dan jarak yang akan ditempuh kemudian simulasi itu akan
bergerak dengan perintah yang telah dimasukkan oleh siswa, sehingga dengan
simulasi tidak hanya keaktifan siswa yang meningkat tetapi juga dapat
meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa, seperti yang diungkapkan oleh
Saehana (2009) bahwa simulasi dapat meningkatkan pemahaman siswa dan

menurunkan menurunkan miskonsepsi siswa pada mata pelajaran Fisika. Hal


senada disampaikan oleh Mardana (2002) bahwa simulasi dapat menurunkan
miskonsepsi dan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fisika.
Oleh karena itu, perlu adanya penelitian pengembangan yang
berkonsentrasi pada media simulasi dengan judul: Pengembangan E-book IPA
Terpadu Tema Energi dalam Sistem Kehidupan berbasis Pendekatan Inkuiri
untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII SMP.
B.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijabarkan di atas, dapat diidentifikasi


masalah sebagai berikut:
1. Guru masih kesulitan mengintegrasikan materi Fisika dan biologi, sehingga
pembelajaran IPA Terpadu masih dirasa terpisah-pisah.
2. Beberapa siswa masih menggunakan buku Fisika dan buku Biologi yang
tidak terintegrasi.
3. Pada saat penarikan kesimpulan setelah mendapatkan data percobaan, siswa
masih terlihat mengacu pada materi di buku tidak menyimpulkan sendiri.
4. Telah tersedia buku IPA Terpadu, tetapi konten buku didominasi oleh materi
yang tersaji utuh, dapat diasumsikan seperti disajikan materi untuk siswa,
bukan siswa mencari materi atau pengetahuan dengan mandiri.
5. Eksperimen pada buku bersifat pembuktian dari materi yang telah disajikan
di awal.
6. Beberapa siswa mengeluh tas yang dibawa berat akibat dari buku yang
dibawa banyak dan tebal.
7. Belum ada media elektronik yang mendukung pembelajaran IPA Terpadu
seperti video pembelajaran dan simulasi pembelajaran yang dapat
menguatkan memori dan pemahaman siswa.
8. Beberapa eksperimen di dalam buku hanya dapat dilakukan oleh siswa ketika
siswa berada di laboratorium atau di kelas, sedangkan ketika mereka ingin
mencobanya sendiri di rumah ada alat yang tidak tersedia.
9. Guru mengeluhkan permasalahan waktu pembelajaran jika harus melakukan
eksperimen di dalam buku tersebut sebelum menyampaikan materi.
10. Media yang biasa digunakan terbatas pada media presentasi yang belum
mampu mengajak siswa terlibat aktif dalam pembelajaran

11. Siswa memiliki ketertarikan pada alat elektronik seperti laptop, tetapi belum
ada media pembelajaran yang memanfaatkan ketertarikan siswa tersebut.
C.

PEMBATASAN MASALAH

Dari beberapa masalah yang diidentifikasi di atas, peneliti membatasi


permasalahan penelitian pada upaya mensinergikan media pembelajaran dengan
pendekatan scientific approach yang bersifat portable untuk materi IPA Terpadu
Tema Energi dalam Kehidupan manusia sehinagga siswa dapat melakukan
pembelajaran dimana puun berada.
D.

Perumusan Masalah

Permasalahan tersebut di atas dapat dirumuskan secara lebih rinci sebagai


berikut:
1. Bagaimana langkah-langkah mengembangkan E-book IPA Terpadu tema energi
dalam sistem kehidupan berbasis pendekatan inkuiri?
2. Bagaimanakah E-book IPA Terpadu tema energi dalam sistem kehidupan
berbasis pendekatan inkuiri yang dihasilkan?
3. Apakah E-book IPA Terpadu tema energi dalam sistem kehidupan berbasis
pendekatan inkuiri memenuhi kriteria kelayakan?
E.

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian pengembangan simulasi pembelajaran


adalah:
1. Mendeskripsikan langkah-langkah mengembangkan E-book IPA Terpadu tema
energi dalam sistem kehidupan berbasis pendekatan inkuiri.
2. Mendeskripsikan isi E-book IPA Terpadu tema energi dalam sistem kehidupan
berbasis pendekatan inkuiri yang dihasilkan.
3. Melakukan uji kelayakan E-book IPA Terpadu tema energi dalam sistem
kehidupan berbasis pendekatan inkuiri.
F.

Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat bagi siswa,

guru, dan peneliti, serta berbagai pihak yang berkepentingan.

1. Bagi siswa:
a. E-book menjadi media belajar yang mudah dibawa, dibuka, dan menarik
dipelajari oleh siswa.
b. E-book IPA Terpadu Tema Energi dalam Sistem Kehidupan menjadi media
bagi siswa meningkatkan kemampuan berpikir kritisyang dimiliki.
c. E-book IPA Terpadu Tema Energi dalam Sistem Kehidupan memberikan
kesan dalam pembelajaran sehingga ingatan siswa bertahan lama.
2. Bagi guru
a. E-book IPA Terpadu Tema Energi dalam Sistem Kehidupan memberikan
alternatif media pembelajaran materi IPA Terpadu Tema Energi dalam
Sistem Kehidupan
b. E-book IPA Terpadu Tema Energi dalam Sistem Kehidupan memudahkan
guru meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
c. E-book IPA Terpadu Tema Energi dalam Sistem Kehidupan memudahkan
guru untuk menggiring perhatian siswa pada pembelajaran.
3. Bagi peneliti
a. E-book IPA Terpadu Tema Energi dalam Sistem Kehidupan menjadi
referensi atau rujukan maupun bahan pengembangan untuk media
interaktif yang lain.

BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Kajian Teori
1. Media E-book
a. Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang berarti
perantara atau pengantar. Menurut Gagne dalam Susilana dan Riyana
(2008:6): media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa
yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Hal senada juga diutarakan
oleh Miarso, dalam Susilana dan Riyana (2008:6): media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan yang dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa untuk belajar. Berdasarkan
pendapat kedua tokoh di atas media memiliki peranan penting dalam proses
pembelajaran, sehingga dapat disimpulkan bahwa media adalah objek yang
dapat digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan pesan berupa
materi pembelajaran dari guru agar pesan tersebut dapat diterima dengan
baik oleh siswa sehingga siswa tergerak untuk belajar.
Namun batasan media yang berbeda dikemukakan oleh NEA
(National Education Association), dalam Susilana dan Riyana (2008:5):
media adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio-visual,
termasuk teknologi perangkat kerasnya. Berdasarkan pemaparan tersebut
dapat disimpulkan bahwa video, animasi, buku dan koleksi cetak lain seperti
foto, maupun perangkat keras seperti komputer dan projector, merupakan
beberapa contoh dari media pembelajaran.
Namun media tidak dapat dipersempit sebagai alat atau bahan saja,
akan tetapi media juga berarti hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat
memperoleh pengetahuan. Sebagaimana disebutkan Gerlach dan Ely dalam
Sanjaya, (2006: 163) yang menyatakan: a medium, conceived is any
person, material or event that established condition which enable the
learner to acquire knowledge, skill and attitude. Menurut Gerlach dan Ely,
media itu secara umum meliputi orang, bahan, peralatan atau kegiatan yang
menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan,

keterampilan dan sikap. Sehingga dalam pengertian ini, media bukan hanya
alat perantara seperti TV, radio, slide, bahan cetak, video, maupun animasi
saja, tetapi meliputi manusia sebagai sumber belajar atau juga berupa
kegiatan seperti halnya karya wisata, seminar, dan lain sebagainya yang
dikondisikan untuk menambah pengetahuan dan wawasan, mengubah sikap
siswa atau untuk menambah keterampilan. Namun jika alat atau kegiatan
tersebut tidak mengandung unsur pembelajaran maka tidak dapat dikatakan
sebuah media pembelajaran.
Pada proses pembelajaran, seorang guru harus dapat menguasai dan
memilih media pembelajaran yang tepat untuk digunakan pada proses
pembelajaran. Hal tersebut bertujuan agar materi pembelajaran yang
diberikan akan diterima dengan baik oleh siswa, sehingga proses
pembelajaran akan berlangsung efektif. Sebagaimana dipaparkan oleh
Sudjana dan Rivai (2011:3): ..penggunaan media pengajaran dalam proses
pengajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas pengajaran.
Kemudian ditambahkan oleh Susilana dan Riyana (2008:4) bahwa:
Dalam

bentuk

komunikasi

pembelajaran

manapun

sangat

dibutuhkan peran media untuk lebih meningkatkan tingkat keefektifan


pencapaian tujuan/kompetensi. Artinya, proses pembelajaran tersebut akan
terjadi

apabila

ada

komunikasi

antara

penerima

pesan

dengan

sumber/penyalur pesan lewat media tersebut.


Adapun kedudukan media dalam proses pembelajaran dapat dilihat
dari gambar berikut ini.
Guru

Pesan Media

Siswa

Gambar 2.1
Kedudukan Media dalam Proses Pembelajaran
(Sumber: Susilana dan Riyana, 2008:4)
Media pembelajaran berfungsi untuk memudahkan guru dalam
menyampaikan pesan pembelajaran kepada siswa agar tujuan pembelajaran
dapat tercapai. Namun walaupun demikian, media tidak hanya berfungsi

sebagai alat bantu guru, namun juga sebagai pembawa materi atau pesan
dari guru dalam memberikan materi pembelajaran kepada siswa. Oleh
karena itu, media perlu dirancang dan dipersiapkan dengan memperhatikan
ciri-ciri dan karakteristik dari sasaran dan kesesuaian dengan tujuan
instruksional yang telah ditetapkan. Media pembelajaran yang dirancang
dan dipersiapkan dengan baik dan benar akan dapat merangsang siswa
untuk

memperhatikan

dan

memahami

isi

pembelajaran,

sehingga

komunikasi antara guru dan siswa dapat dipermudah dengan adanya media
tersebut. Kemp dan Dayton dalam Susilana dan Riyana (2008:9)
memaparkan beberapa kontribusi media pembelajaran, yaitu:
1). Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar.
2). Pembelajaran dapat lebih menarik.
3). Pembelajaran menjadi lebih interkatif dengan menerapkan
teori belajar.
4). Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.
5). Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
6). Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan
dimanapun diperlukan.
7). Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses
pembelajaran dapat ditingkatkan.
8). Peran guru berubah ke arah yang positif.
Sedangkan beberapa manfaat media pengajaran dalam proses
belajar siswa menurut Sudjana dan Rivai (2011:2) antara lain:
1). Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga
dapat menumbuhkan motivasi belajar.
2). Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat
lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa
menguasai tujuan pengajaran lebih baik.
3). Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,
sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga,
apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran.

4). Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak


hanya mendengarkan guru, tetapi juga aktifitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
Media pembelajaran sangat penting perannya dalam mempermudah
guru dalam mentransfer informasi atau isi pembelajaran kepada siswa,
namun pada kenyataannya diperlukan media yang cocok untuk digunakan
dalam proses pembelajaran. Tidak semua materi pembelajaran dapat
menggunakan media pembelajaran yang sama dan pada akhirnya guru harus
dapat memilih dan menggunakan media pembelajaran yang berbeda dalam
setiap materi pelajaran yang akan disampaikan. Sudjana dan Rivai (2011:4)
mengemukakan: penggunaan media pengajaran sangat bergantung pada
tujuan pengajaran, bahan pengajaran kemudahan memperoleh media yang
diperlukan serta kemampuan guru dalam menggunakannya dalam proses
pengajaran. Kemudian lanjut Sudjana dan Rivai (2011:5): kehadiran
media dalam proses pengajaran jangan dipaksakan sehingga mempersulit
tugas guru, tapi harus sebaliknya yakni mempermudah guru dalam
menjelaskan bahan pengajaran. Berdasarkan pemaparan tersebut, maka
pemilihan media dalam proses pembelajaran akan penting artinya.
Dewasa ini, perkembangan media pembelajaran semakin menuju
ke arah yang lebih baik.Semakin banyak media yang dapat dipakai sebagai
alat untuk mempermudah proses pembelajaran. Edgar dale yang
mengadakan klasifikasi pengalaman menurut tingkat dari yang paling
kongkrit hingga hal yang paling abstrak. Klasifikasi tersebut dikenal dengan
nama kerucut pengalaman (Cone of Experience), sebagai berikut:

Gambar 2.2
Kerucut Pengalaman (Cone of Experience) Edgar Dale
(Sumber:http://benramt.files.wordpress.com)
Pada hakikatnya, media merupakan sebuah alat atau bahan untuk
menyajikan informasi. Dilihat dari bentuk informasi yang diberikan,
Susilana dan Riyana (2008:13-23) mengelompokkan media penyaji ke
dalam beberapa kelompok, yaitu:
1). Kelompok Pertama : Media Grafis, Bahan
Cetak, Gambar Diam
a). Media Grafis,contohnya adalah grafik, diagram, bagan, sketsa,
poster, papan flanel dan bulletin board.
b). Media Bahan Cetak, contohnya adalah buku teks, modul, dan

2).

3).
4).

5).
6).

7).

bahan pengajaran terprograma.


c). Media Gambar Diam, contohnya adalah foto.
Kelompok Kedua : Media Proyesi Diam
a). Media OHP dan OHT
b). Media Opaque Projector
c). Media Slide atau Film Bingkai
d). Media Filmstrip
Kelompok Ketiga: Media Audio
a). Media Radio
b). Media Alat Perekam Pita Magnetik
Kelompok Keempat: Media Audio Visual Diam
a). Media Sound Slide
b). Filmstrip Bersuara
c). Halaman Bersuara
Kelompok Kelima: Film
Kelompok Keenam: Televisi
a). Media Televisi Terbuka
b). Media Televisi Tertutup, contohnya CCTV
c). Media Video Cassette Recorder
Kelompok Ketujuh: Multimedia
a). Media Objek, contohnya replika, model dan benda tiruan
b). Media Interaktif, contohnya komputer, program, simulator, mesin
pembelajaran, laboratorium bahasa, video inteaktif.

Pada hakikatnya, proses pembelajaran adalah sebuah proses


komunikasi, dimana guru berperan sebagai pengantar pesan dan siswa
sebagai penerima pesan. Namun pada kenyataannya selalu terdapat
kekurangan pada saat penyampaian materi pembelajaran dikarenakan daya
tangkap siswa.yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, diperlukan penggunaan
media pembelajaran yang cocok untuk digunakan dalam kegiatan belajarmengajar. Selain itu, diperlukan pula metode dan strategi pembelajaran
dalam mempergunakan media dalam proses pembelajaran agar proses
pembelajaran berlangsung efektif.

Sebagaimana yang diutarakan oleh

Susilana dan Riyana (2008:130): .... sasaran didik (audience)


diorganisasikan dengan baik hingga mereka dapat menggunakan media itu
secara teratur, berkesinambungan dan mengikuti pola belajar mengajar
tertentu.
2. Pembelajaran IPA Terpadu di SMP
a. IPA Terpadu
Bidang kajian dalam Ilmu Pengetahuan (IPA) di SMP/MTs
meliputi energi dan perubahannya, bumi antariksa, makhluk hidup dan
proses kehidupan, serta materi dan sifatnya yang dapat membantu peserta
didik untuk dapat memahami fenomena alam. IPA merupakan pengetahuan
ilmiah. Dikatakan seperti itu karena IPA merupakan ilmu pengetahuan
yang telah diuji kebenarannya melalui metode ilmiah. Adapun ciri-ciri dari
metode ilmiah yaitu objektif, metodik, sistematis, dan universal.
Konsep-konsep IPA dibentuk dari hasil mengkaji bagian-bagian
yang sangat kecil dari alam. Karena alam yang dipelajari sangat luas, maka
konsep-konsep IPA dibagi dalam 3 ilmu dasar yaitu, fisika, kimia, dan
biologi (Darliana, 2007: 6).
Namun pada aplikasinya, mata pelajaran IPA di SMP/MTs masih
diajarkan secara terpisah (fisika-biologi-kimia). Dan berdasarkan standar
isi, IPA di SMP/MTs diharuskan untuk disajikan dalam satu mata pelajaran
yaitu IPA Terpadu. IPA Terpadu mencakup bidang kajian IPA yaitu fisika,
bumi antariksa, biologi, dan kimia. Memadukan materi-materi tersebut
minimal harus ada 2 paduan bidang kajian, misalnya fisika-biologi, fisika-

kimia, kimia-biologi, atau bahkan mencakup tiga bidang kajian fisikakimia-biologi yang dijadikan satu materi berdasarkan tema yang telah
ditentukan. Hal tersebut telah sesuai dengan karakteristik yang
disampaikan oleh Puskur (2006), IPA merupakan gabungan dari unsurunsur fisika, kimia, biologi serta bumi dan antariksa. Oleh karena itu,
kompetensi dasar mata pelajaran IPA dikemas dalam satu pokok bahasan
dan tema tertentu. (hlm. 5)
Menurut Fogarty, tiga model yang sesuai untuk dikembangkan
dalam IPA Terpadu di tingkat pendidikan di Indonesia yaitu model
connected, webbed, dan integrated (Puskur, 2006: 8). Deskripsi dari ketiga
model tersebut yaitu:
1) Connected
Memiliki karakteristik untuk menggabungkan satu konsep dengan
konsep lain, topik satu dengan topik lain, satu ketrampilan dengan
ketrampilan yang lain, ide yang satu dengan ide yang lain, tetapi masih
dalam satu cakupan bidang studi. Kekurangan dari model ini yaitu
keterkaitan dengan interdisiplin kurang nampak. Model connected
dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1. Model Connected


2) Webbed
Model webbed

memiliki

karakteristik

yaitu

dimulai

dengan

menentukan tema yang kemudian mengembangkan subtemanya


dengan disiplin ilmu yang lain. Model ini memiliki kelebihan jika
temanya dekat dengan siswa akan mrmbuat motivasi siswa meningkat
dan memberikan pegalaman berfikir serta kerja interdisipliner. Namun,
kekurangan dari tema ini adalah masih banyak guru yang kesulitan
menentukan tema. Berikut gambar model webbed.

Gambar 2.2. Model Webbed


3) Integrated
Memiliki ciri-ciri yaitu identifikasi konsep, ketrampilan, sikap yang
overlap pada beberapa disiplin ilmu atau beberapa bidang studi.
Kelebihan dari model ini adalah terdapat hubungan antar bidang studi
jelas, dan dapat dilihat dilihat dari kegiatan belajar. Model ini terlalu
fokus pada kegiatan belajar, dan kadang mengabaikan target
penguasaan konsep dan menuntut wawasan luas dari guru. Model
integrated dapat dilihat dari gambar berikut:

Gambar 2.3. Model Integrated


IPA Terpadu dapat mengemas dengan tema tentang suatu wacana
yang dibahas dari sudut pandang atau disiplin ilmu yang mudah dipahami
oleh siswa. Suatu tema dibahas dari berbagai aspek bidang kajian dalam
bidang kajian IPA. Maka, melalui pembelajaran yang tepadu ini beberapa
konsep

yang

dapat

dijadikan

satu

tidak

akan

diulang-ulang

penyampaiannya dengan bidang kajian yang lain. Sehingga akan terbentuk


penggunaan waktu yang efektif dan efisien dalam penyampaiannya.
b. Pembelajaran IPA Terpadu
Hal-hal yang dipelajari dalam IPA Terpadu yaitu sebab-akibat,
hubungan dari setiap kejadian yang terjadi di alam. Melalui pembelajaran
IPA Terpadu, diharapkan siswa dapat menambah kekuatan untuk menerima
dan menerapkan ke dalam kehidupan sehari-hari konsep yang telah
diterima. Sehingga, siswa dapat terlatih untuk dapat menemukan
konsepnya sendiri yang dipelajari secara menyeluruh, bermakna, dan aktif.
Kaitan konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang kajian IPA yang

relevan akan membentuk skema kognitif, sehingga anak memperoleh


pengetahuan yang utuh. Pemerolehan pengetahuan yang utuh hanya dapat
disajikan melalui pembelajaran terpadu. IPA adalah ilmu yang materinya
mencakup alam dengan segala isinya (Puskur, 2006: 3).
Trianto (2011: 152-153) mengungkapkan bahwa pembelajaran IPA
di sekolah sebaiknya:
1) Memberikan pengalaman pada peserta didik sehingga mereka
kompeten melakukan pengukuran berbagai besaran fisis.
2) Menanamkan pada peserta didik pentingnya pengamatan empiris
dalam menguji suatu pernyataan ilmiah (hipotesis). Hipotesis ini dapat
berasal dari pengamatan terhadap kejadian sehari-hari yang
memerlukan pembuktian secara ilmiah.
3) Latihan berpikir kuantitatif yang mendukung kegiatan belajar
matematika, yaitu sebagai penerapan matematika pada masalahmasalah nyata yang berkaitan dengan peristiwa alam.
4) Memperkenalkan dunia teknologi melalui kegiatan kreatif dalam
kegiatan perancangan dan pembuatan alat-alat sederhana maupun
penjelasan berbagai gejala dan keampuhan IPA dalam menjawab
berbagai masalah
Puskur (2006) menyatakan bahwa manfaat yang dapat dipetik
melalui pelaksanaan pembelajaran terpadu antara laian sebagai berikut.
1) Dengan menggabungkan berbagai bidang kajian akan terjadi
penghematan waktu, karena ketiga bidang kajian tersebut (Energi dan
perubahannya, Materi dan sifatnya, dan Makhluk hidup dan proses
kehidupan) dapat dibelajarkan sekaligus. Tumpang tindih materi juga
dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
2) Peserta didik dapat melihat hubungan yang bermakna antarkonsep
Energi dan perubahannya, Materi dan sifatnya, dan Makhluk hidup dan
proses kehidupan.
3) Meningkatkan taraf kecakapan berpikir peserta didik, karena peserta
didik dihadapkan pada gagasan atau pemikiran yang lebih luas dan
lebih dalam ketika menghadapi situasi pembelajaran.
4) Pembelajaran terpadu menyajikan penerapan/aplikasi tentang dunia
nyata yang dialami dalam kehidupan sehari-hari, sehingga
memudahkan pemahaman konsep dan kepemilikan kompetensi IPA.
5) Motivasi belajar peserta didik dapat diperbaiki dan ditingkatkan.
6) Pembelajaran terpadu membantu menciptakan struktur kognitif yang
dapat menjembatani antara pengetahuan awal peserta didik dengan
pengalaman belajar yang terkait, sehingga pemahaman menjadi lebih
terorganisasi dan mendalam, dan memudahkan memahami hubungan
materi IPA dari satu konteks ke konteks lainnya.
7) Akan terjadi peningkatan kerja sama antarguru bidang kajian terkait,
guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta

didik/guru dengan narasumber; sehingga belajar lebih menyenangkan,


belajar dalam situasi nyata, dan dalam konteks yang lebih bermakna
(hlm.7).
Tujuan pembelajaran IPA Terpadu diungkapkan oleh Trianto (2011:
155-157) sebagai berikut:
1) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran
Dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai
peserta didik masih dalam lingkup bidang kajian energi dan
perubahannya, materi dan sifatnya, makhluk hidup dan proses
kehidupannya, dan bumi alam semesta. Apabila disajikan secara
terpisah-pisah maka akan dapat menimbulkan adanya tumpang tindih
materi dan pengulangan, sehingga membutuhkan waktu yang banyak
dalam penyampaiannya, serta menyebabkan kebosanan bagi siswa.
2) Meningkatkan minat dan motivasi
Menetapkan bidang kajian
IPA Terpadu dapat mempermudah dan memotivasi peserta didik untuk
yang akan dipadukan
mengenal, menerima, menyerap, dan memahami keterkaitan antara
konsep pengetahuan dan nilai atau tindakan yang termuat dalam tema
Mempelajari Standar
tersebut. Peserta Kompetensi
didik akan dan
lebih
termotivasi dalam belajar bila
Kompetensi
dasarpembelajaran
bidang kajian itu bermakna dan dapat
mereka merasa bahwa
diterapkan.
3) Beberapa kompetensi dasarMenetapkan
dapat dicapai sekaligus
Model pembelajarantema
IPA atau
terpadu
dapat
menghemat waktu, tenaga, dan
topik
pemersatu
sarana, serta biaya karena pembelajaran beberapa kompetensi dasar
dapat diajarkan sekaligus.
Menetapkan KD dan
Pembelajaran IPA Terpadu harus diarahkan pada proses
tema pemersatu
pembentukan pengalaman belajar siswa dan perubahan tingkah laku. Guru
diharuskan menggunakan bahan ajar yang lebih bervariasi sehingga siswa
Membuat matrik atau bagan
dapat terdorong untuk hubungan
menemukan
pengetahuan
baru.
kompetensi
dasar
Panduan alur dan
penyusunan
perencanaan
pembelajaran
IPA Terpadu
tema atau topik pemersatu
menurut Puskur (2006: 12) digambarkan pada Gambar 2.4.
Merumuskan indikator
pembelajaran terpadu

Menyusun silabus
pembelajaran terpadu

Menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran
terpadu

Gambar 2.4 Alur Penyusunan Pembelajaran IPA Terpadu


Langkah

yang

pertama

dalam

pembuatan

perencanaan

pembelajaran IPA Terpadu yaitu menetapkan bidang kajian yang harus


dipadukan. Ketika menetapkan bidang kajian yang akan dipadukan
sebaiknya memiliki alas an yang rasional dan berkaitan dengan pencapaian
standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam pembelajaran. Langkah
kedua yaitu mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar bidang
kajian akan dipadukan kemudian dipetakan berdasarkan kelompok
kelasnya. Pemetaan ini difungsikan agar memperoleh gambaran secara
menyeluruh dan utuh. ketentuan dalam pemetaan Kompetensi Dasar
dalam pengembangan model pembelajaran IPA terpadu menurtu Puskur
(2006) adalah:
1) Mengidentifikasi beberapa kompetensi dasar dalam berbagai standar
komptensi yang memiliki potensi untuk dipadukan.

2) Beberapa kompetensi dasar yang tidak berpotensi dipadukan, jangan


dipaksakan untuk dipadukan dalam pembelajaran. Kompetensi dasar
yang tidak diientegrasikan disajikan secara tersendiri.
3) Kompetensi dasar yang dipetakan tidak harus berasal dari semua
standar kompetensi yang ada pada mata pelajaran IPA pada kelas yang
sama, melainkan memungkinkan hanya dua atau tiga komptensi dasar
saja.
4) Kompetensi dasar yang sudah dipetakan dalam satu topik atau tema
masih bisa dipetakan dengan topik atau tema yang lain juga (hlm.15).
Matrik keterhubungan dibuat berdasarkan tema dan kompetensi
dasar (KD) yang telah terbentuk. Tujuan dari dibuatnya matrik yaitu untuk
menunjukkan hubungan antara tema dengan KD yang telah dipadukan.
Selanjutnya, KD tersebut dijabarkan ke dalam indikator yang akan
digunakan sebagai dasar pembuatan silabus. Penyusunan silabus
dikembangkan menjadi beberapa kegiatan penelitian yang memiliki
hubungan antara satu konsep dengan konsep lainnya dalam beberapa
bidang kajian IPA. Komponen penyusunan silabus yaitu SK, KD,
indikator, kegiatan pembelajaran, alokasi waktu, penilaian, dan sumber
belajar. Setelah menyusun silabus, selanjutnya yaitu menyusun rencana
pelaksanaan

pembelajaran

(RPP)

yang

merupakan

realisasi

dari

pengalaman belajar siswa yang telah ditentukan dalam silabus IPA


Terpadu.
Pembelajaran IPA Terpadu yang direncanakan akan memberikan
dampak terhadap guru dan bahan ajar. Pada umumnya, guru-guru yang
mengajar di sekolah terdiri atas disiplin ilmu yang berbeda seperti fisika,
kimia, dan biologi. Guru dengan latar belakang yang berbeda tersebut
tentunya akan mengalami kesulitan untuk dapat beradaptasi ke dalam
pengintegrasian bidang kajian IPA. Misalkan untuk guru berlatabelakang
fisika tidak memiliki kemampuan optimal pada kimia dan biologi, begitu
pula sebaliknya. Di samping itu, beban jam mengajar yang diemban guru
bidang kajian IPA tentunya akan berkurang, sementara ketentuan atas
kewajiban beban mengajar setiap guru masih tetap sama. Untuk itu, dalam
pembelajaran IPA Terpadu menurut Puskur (2006: 21-23) dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu:

1) Team Teaching
Pembelajaran terpadu dalam hal ini diajarkan dengan cara
team teaching; satu topik pembelajaran dilakukan oleh lebih dari satu
orang guru. Setiap guru memiliki tugas masing-masing sesuai dengan
keahlian dan kesepakatan. Kelebihan sistem ini antara lain adalah: a)
pencapaian KD pada setiap topik efektif karena dalam tim terdiri atas
beberapa guru yang ahli dalam masing-masing bidang kajian (Fisika
dan Biologi), b) pengalaman dan pemahaman peserta didik lebih kaya
daripada dilakukan oleh satu orang guru karena dalam satu tim dapat
mengungkapkan berbagai konsep dan pengalaman, dan c) peserta didik
akan lebih cepat memahami karena diskusi akan berjalan dengan nara
sumber dari berbagai disiplin ilmu.Kelemahan dari sistem ini antara
lain adalah jika tidak ada koordinasi, maka setiap guru dalam tim akan
saling mengandalkan sehingga pencapaian KD tidak akan terpenuhi.
Selanjutnya, jika kurang persiapan, penampilan di kelas akan
tersendat-sendat karena skenario tidak berjalan dengan semestinya,
sehingga para guru tidak tahu apa yang akan dilakukan di dalam kelas.
2) Guru Tunggal
Pembelajaran IPA dengan satu orang guru merupakan hal yang
ideal dilakukan. Hal ini disebabkan: a) IPA merupakan satu mata
pelajaran, b) guru dapat merancang skenario pembelajaran sesuai
dengan topik yang ia kembangkan tanpa konsolidasi terlebih dahulu
dengan guru yang lain, dan c) oleh karena tanggung jawab dipikul
seorang diri, maka potensi untuk saling mengandalkan tidak akan
muncul. Namun demikian, terdapat beberapa kelemahan dalam
pembelajaran IPA terpadu yang dilakukan oleh guru tunggal, yakni: a)
oleh karena mata pelajaran IPA terpadu merupakan hal yang baru,
sedangkan guru-guru yang tersedia merupakan guru bidang studi
sehingga sangat sulit untuk melakukan penggabungan terhadap
berbagai bidang studi tersebut, b) seorang guru bidang studi fisika
tidak menguasai secara mendalam tentang kimia dan biologi sehingga
dalam pembelajaran IPA terpadu akan didominasi oleh bidang studi
yang selama ini diajarkannya (sesuai dengan latar belakangnya), serta
c) jika skenario pembelajaran tidak menggunakan metode yang
inovatif maka pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
tidak akan tercapai karena akan menjadi sebuah narasi yang kering
tanpa makna.
Pembelajaran terpadu oleh guru tunggal dapat memperkecil masalah yang
berhubungan dengan jadwal pelajaran. Secara teknis, pengaturan jadwal
pelajaran dapat dilakukan di awal semester atau awal tahun pelajaran.
Selain itu, guru tunggal juga dapat melakukan persiapan pembelajaran
sesuai dengan target pencapaian SK dan KD sesuai dengan tema yang
dihasilkan dari pemetaan.

3.

Pendekatan Inkuiri
a. Pengertian Inkuiri
Model inkuiri didefinisikan oleh Piaget (Sund dan Trowbridge,
1973) sebagai: Pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk
melakukan eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin melihat apa yang
terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbul-simbul dan
mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan
yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang
ditemukan dengan yang ditemukan orang lain.
Kuslan Stone (Dahar, 1991) mendefinisikan model inkuiri
sebagai pengajaran di mana guru dan anak mempelajari peristiwaperistiwa dan gejala-gejala ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para
ilmuwan. Pengajaran berdasarkan inkuiri adalah suatu strategi yang
berpusat pada siswa di mana kelompok-kelompok siswa dihadapkan pada
suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di
dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas
(Hamalik, 1991).
Wilson (Trowbridge, 1990) menyatakan bahwa model inkuiri
adalah sebuah model proses pengajaran yang berdasarkan atas teori
belajar dan perilaku. Inkuiri merupakan suatu cara mengajar muridmurid bagaimana belajar dengan menggunakan keterampilan, proses,
sikap, dan pengetahuan berpikir rasional (Bruce & Bruce, 1992).
Senada dengan pendapat Bruce & Bruce, Cleaf

(1991) menyatakan

bahwa inkuiri adalah salah satu strategi yang digunakan dalam kelas
yang berorientasi proses. Inkuiri merupakan sebuah strategi pengajaran
yang berpusat pada siswa, yang mendorong siswa untuk menyelidiki
masalah

dan menemukan informasi. Proses tersebut sama dengan

prosedur yang digunakan oleh ilmuwan sosial yang menyelidiki masalahmasalah dan menemukan informasi.
Sementara itu, Trowbridge (1990) menjelaskan model inkuiri
sebagai proses

mendefinisikan

dan

menyelidiki

masalah-masalah,

merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, menemukan data, dan


menggambarkan

kesimpulan masalah-masalah tersebut. Lebih lanjut,

Trowbridge mengatakan bahwa esensi dari pengajaran inkuiri adalah


menata lingkungan/suasana belajar yang berfokus pada siswa dengan
memberikan bimbingan secukupnya dalam menemukan konsep-konsep
dan prinsip-prinsip ilmiah.
Senada dengan pendapat Trowbridge, Amien (1987) dan
Roestiyah

(1998) mengatakan bahwa inkuiri adalah suatu perluasan

proses discovery yang digunakan dalam

cara

yang

lebih

dewasa.

Sebagai tambahan pada proses discovery, inkuiri mengandung proses


mental yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan masalah,
merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan
menganalisis data, menarik kesimpulan, menumbuhkan sikap objektif,
jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan sebagainya.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
inkuiri merupakan suatu proses yang ditempuh mahasiswa untuk
memecahkan

masalah,

merencanakan

eksperimen,

melakukan

eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik


kesimpulan. Jadi, dalam model inkuiri ini mahasiswa terlibat secara
mental maupun fisik untuk memecahkan suatu permasalahan yang
diberikan dosen. Dengan demikian, siswa akan terbiasa bersikap seperti
para ilmuwan sains, yaitu teliti, tekun/ulet, objektif/jujur, kreatif, dan
menghormati pendapat orang lain.
b.

Pembelajaran dengan Pendekatan Inkuiri


Menemukan
pembelajaran

merupakan

dengan pendekatan

bagian
inkuiri.

inti

dari

kegiatan

Pengetahuan

dan

keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat


seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Langkahlangkah kegiatan pembelajaran dengan pendekatan inkuiri adalah sebagai
berikut:
1). Merumuskan masalah

2). Mengamati atau observasi


3). Menganalisis

dan

menyajikan

hasil

dalam

tulisan,

gambar,

laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya


4). Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca,
teman sekelas, guru, atau audien yang lain
Metode inkuiri dapat dilaksanakan apabila dipenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
1). Guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan
didepan kelas (persoalan bersumber dari bahan pelajaran yang
menantang siswa/problematik) dan sesuai dengan daya nalar siswa,
2). Guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan
menciptakan situasi belajar yang menyenangkan,
3). Adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup,
4). Adanya kebebasan siswa berpendapat atau berdiskusi,
5). Partisipasi siswa dalam setiap kegiatan belajar
6). Guru tidak banyak campur tangan atau intervensi terhadap kegiatan
siswa.
c.

Tujuan Pembelajaran Inkuiri


Tujuan pembelajaran inkuiri antara lain:
1). mengembangkan sikap terampil, kepercayaan memutuskan secara
tepat dan objektif
2). mengembangkan kemampuan berfikir agar lebih tangguh, cermat dan
melatih daya nalar (kritis, analitis dan logis);
3). membina dan mengembangkan sikap penasaran (rasa ingin tahu);
4). mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

d.

Kelebihan dan Kekurangan Inkuiri


Kelebihan inkuiri menurut Roestiyah N.K (1991) sebagai berikut:
1). Dapat membentuk dan mengembangkan self concept pada diri siswa,
sehingga siswa dapat mengerti tentang kons ep dasar dan ide-ide yang
lebih baik,

2). Membantu dalam ingatan dan transfer pada waktu proses belajar
mengajar yang baru,
3). Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatif sendiri,
bersikap objektif, jujur dan terbuka,
4). Mendorong siwa untuk berfikir intuitif dan merumuskan hipotesanya
sendiri,
5). Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
Selain memiliki keunggulan metode inkuiri juga memiliki
kekurangan-kekurangan. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh
Roestiyah N.K (1991) diantaranya:
1). Ada kemungkinan hanya beberapa siswa yang pandai saja yang
terlibat secara aktif dalam prinsip ilmu dan sebagian besar diam
(pasif) sambil menunggu adanya siswa yang menyatakan at uran
umumnya,
2). suatu keluhan atau kesukaran umum adalah bahwa pendekatan inquiry
memerlukan waktu yang banyak,
3). Tidak memungkinkan siswa sepenuhnya diberi kesempatan untuk
membuktikan secara bebas semua yang dipermasalahkan.

4.

Kemampuan Berpikir Kritis


a. Pengertian Berpikir Kritis
Mengenai berpikir kritis beragam definisi dikemukakan oleh para
ahli, tetapi komponen-komponen berpikir kritis yang dikemukakan para
ahli mengandung banyak kesamaan. Steven (1991, dalam Martomidjojo,
2009) memberikan definisi berpikir kritis yaitu berpikir dengan benar
dalam memperoleh pengetahuan yang relevan dan reliabel. Berpikir kritis
adalah berpikir nalar, reflektif, bertanggungjawab, dan mahir berpikir. Dari
definisi Steven ini seseorang yang berpikir kritis dapat menentukan
informasi yang relevan dan dapat membuat kesimpulan yang tepat.

Berpikir kritis dapat digambarkan sebagai metode ilmiah. Menurut Steven


lagi berpikir kritis adalah metode tentang menyelidikan ilmiah, yaitu
mengidentifikasi masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan datadata yang relevan, menguji hipotesis secara logis, dan evaluasi serta
membuat kesimpulan yang reliabel.
Menurut Krulick dan Rudnick (1995) berpikir kritis adalah
berpikir yang melibatkan aktivitas menguji, menghubungkan, dan
mengevaluasi semua aspek sebuah situasi atau masalah, termasuk juga
mengumpulkan,

mengorganisasikan,

mengingat,

dan

menganalisis

informasi. Berpikir kritis juga merupakan kemampuan untuk membaca


dengan pemahaman dan mengidentifikasi materi-materi yang diperlukan.
Selain itu juga merupakan kemampuan untuk mengambil kesimpulan dari
sekumpulan data yang diberikan dan untuk menentukan inkonsistensi dan
kontradiksi. Berpikir kritis adalah berpikir analitis dan reflektif.
Sedangkan Ennis (1996:xvii) mengemukakan berpikir kritis adalah suatu
proses yang bertujuan untuk membuat keputusan rasional yang diarahkan
untuk memutuskan apakah meyakini atau melakukan sesuatu. Dari
definisi Ennis terdapat beberapa hal penting. Tujuan berpikir kritis
difokuskan ke dalam pengertian sesuatu yang penuh kesadaran mengarah
kepada suatu tujuan. Tujuan dari berpikir kritis akhirnya memungkinkan
untuk

membuat

keputusan.

Dari

definisi-definisi

di

atas

dapat

disimpulkan bahwa berpikir kritis adalah berpikir rasional tentang


sesuatu.

Kemudian

mengumpulkan

informasi

sebanyak mungkin

tentang sesuatu tersebut sebelum mengambil suatu keputusan atau


melakukan suatu tindakan.
Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir kritis dapat
diidentifikasi dari perilaku yang diperlihatkannya. Menurut Angelo
(dalam Santoso, 2009) ada lima perilaku yang sistematis dalam
berpikir kritis. Lima perilaku tersebut adalah sebagai berikut:
1). Keterampilan Menganalisis

Keterampilan menganalisis merupakan suatu keterampilan


menguraikan sebuah struktur ke dalam komponen-komponen agar
mengetahui pengorganisasian struktur tersebut. Dalam keterampilan
ini terkandung tujuan untuk memahami sebuah konsep dengan cara
menguraikan atau merinci globalitas tersebut ke dalam bagianbagian yang lebih kecil dan terperinci.
2). Keterampilan Mensintesis
Keterampilam mensintesis merupakan ketrampilan yang
berlawanan

dengan

keterampilan

menganalisis.

Keterampilan

mensintesis adalah keterampilan menggabungkan bagian-bagian


menjadi sebuah bentukan atau susunan yang baru.
3). Keterampilan Mengenal dan Memecahkan Masalah
Keterampilan ini merupakan katerampilan aplikatif konsep
kepada beberapa pengertian. Keterampilan ini menuntut pembaca
untuk memahami bacaan dengan kritis sehingga setelah selesai
kegiatan membaca mampu menangkap beberapa pokok pikiran
bacaan, sehingga mampu mempola sebuah konsep.
4). Keterampilan Menyimpulkan
Keterampilan menyimpulkan adalah kegiatan akal pikiran
manusia berdasarkan pengertian/pengetahuan (kebenaran) yang
dimilikinya, dapat beranjak mencapai pengertian (kebenaran) yang
baru yang lain.
5). Keterampilan Mengevaluasi atau Menilai
Keterampilan ini menuntut pemikiran yang matang dalam
menentukan nilai sesuatu dengan berbagai kriteria yang ada.
b. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
Pada

dasarnya

kemampuan berpikir

kritis

erat

kaitannya

dengan proses berpikir kritis dan indikator-indikatornya. Indikator


berpikir kritis dapat dilihat dari karakteristiknya sehingga dari dengan
memiliki karakteristik tersebut seseorang dapat dikatakan telah memiliki
kemampuan berpikir kritis.

Wade (dalam Filsaime, 2008:81) menjelaskan karakteristik


berpikir kritis yang melibatkan kemampuan-kemampuan :
1). Mengajukan berbagai pertanyaan.
2). Mengidentifikasi masalah.
3). Menguji fakta-fakta.
4). Menganalisis asumsi dan bias.
5). Menghindari penalaran emosional.
6). Menghindari oversimplifikasi.
7). Mempertimbangkan interpretasi lain.
8). Mentoleransi ambiguitas.
Sejalan dengan Wade, Facion (dalam Filsaime, 2008: 66-68)
mengungkapkan enam kemampuan berpikir kritis utama yang terlibat di
dalam proses berpikir kritis, yaitu :
1). Interpretasi.
2). Analisis.
3). Evaluasi.
4). Inferensi.
5). Eksplanasi.
6). Regulasi diri

5.

Tema Energi dalam Sistem Kehidupan

A. Energi
Perhatikan gambar berikut!

Gambar 2.1. Anak yang sarapan, bersemangat belajar

Gambar 2.2. Anak yang tidak sarapan, malas belajar


Mengapa anak yang tidak sarapan malas belajar sedangkan anak
sarapan bersemangat belajar?
Sebenarnya apa yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat melakukan
aktifitas?
Apakah sama yang dibutuhkan manusia untuk bergerak dengan yang
dibutuhkan mobil untuk bergerak ?
Nah, kita sebagai manusia dapat melakukan aktifitas atau bergerak
karena kita makan. Makanan yang masuk ke dalam tubuh kita itulah yang
menjadi energi bagi kita untuk dapat bergerak. Begitu pula dengan mobil,
dia dapat bergerak jika ada bahan bakarnya, sebab bahan bakar tersebut
yang menjadi energi bagi mobil tersebut. Lalu, apa itu energi ?
Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja atau usaha atau untuk
melakukan perubahan.

Coba lakukan kegiatan berikut ini di rumah!


1.

Di pagi hari pada saat libur sekolah, minumlah segelas susu dan makanlah
makanan sarapanmu!

2.

Kemudian, ambillah sepasang kaos kakimu yang kotor, sepasang baju


seragam kotor, dan cucilah tanpa menggunakan mesin cuci!

3.

Jemurlah hasil cucianmu tersebut di bawah terik matahari!

4.

Apakah yang kamu rasakan setelah sarapan? Apa yang kamu rasakan
setelah mencuci baju? Apa yang kamu amati pada baju yang dijemur?
Catatlah semua yang kamu rasakan untuk setiap kegiatan tersebut!

5.

Energi apa saja yang dapat kamu ketahui dari peristiwa mulai sarapan,
sampai cucianmu kering?

6.

Bandingkan dan Simpulkan

7.

Bandingkan hasil pengamatanmu dengan hasil pengamatan temanmu!


Apakah terdapat perbedaan? Diskusikan mengapa demikian!
Energi memiliki berbagai bentuk. Kamu akan mempelajari beberapa

bentuk energi melalui kegiatan berikut ini.


Apa yang Menentukan Besarnya Energi Potensial?
Tujuan: menentukan faktor-faktor yang memengaruhi besarnya energi potensial.
Apa yang perlu disiapkan?
1. Penggaris panjang
2. Katapel
3. Batu
4. Meja

Lakukan langkah-langkah berikut.


1. Ambil sebuah katapel, kemudian letakkan batu pada tempatnya!
2. Tarik karet katapel sejauh 10 cm dari keadaan semula! Lepaskan pegangan
pada batu sehingga batu terlempar ke depan (perhatikan di depan kamu agar
tidak membahayakan orang lain)!
3. Ukur berapa jauh batu terlempar dari awalnya! Isikan dalam tabel yang
dibuat!
4. Ulangi langkah nomor 2 beberapa kali dengan jarak tarikan karet katapel
yang berbeda beda! Isikan pada tabel!
5. Letakkan batu di atas meja, kemudian dorong hingga terjatuh!

6. Tulis dan simpulkan hasil percobaanmu di atas!


Akibat kedudukan batu terhadap keadaan setimbang, batu mampu
melakukan kerja atau memiliki energi. Energi yang diperoleh karena lokasi atau
kedudukannya tersebut dinamakan energi potensial. Contoh lain, air dalam
bendungan menyimpan energi potensial karena ketinggiannya.
Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh suatu materi
karena lokasi atau strukturnya.
Benda yang diletakkan di atas meja memiliki energi potensial gravitasi.
Karena energi potensial gravitasi inilah, benda dapat bergerak dari meja ke tanah.
Batu di katapel mendapat energi saat karet katapel diregangkan. Energi potensial
itulah yang mendorong batu terlempar dari katapel.
Aktivitas Kelompok
Adakah Hubungan antara Energi Kimia dan Energi Listrik?
Apa yang harus disiapkan?
1. Asam cuka
2. Kawat tembaga dan lembaran seng
3. Lampu LED dan kabel listrik
4. Gelas kimia
Lakukan langkah-langkah berikut.
1. Tuangkan asam cuka ke dalam gelas kimia!
2. Pasang salah satu ujung kabel listrik pada tembaga, ujung lain ke lampu,
kawat lain dipasang ke seng, dan ujung lain ke lampu (lihat Gambar 6.3)!
3. Celupkan tembaga dan seng bersama-sama ke dalam asam cuka!
4. Catat apa yang terjadi! Kesimpulan apa
yang kamu dapatkan dari percobaan
tersebut?
Kegiatan tersebut menjelaskan dua
bentuk energi potensial, yaitu energi kimia
Gambar 2.4. Susunan Alat Percobaan

dan energi listrik. Asam cuka menyimpan energi kimia. Energi kimia tersebut
dapat berubah menjadi energi listrik yang mampu menyalakan lampu. Energi
listrik kemudian berubah menjadi energi cahaya. Dengan demikian energi akan
mengalami perubahan bentuk, tetapi energinya sendiri tidak hilang.
Macam-Macam Energi Potensial
1. Energi potensiasl gravitasi
Energi potensial gravitasi, yaitu energi yang
dimiliki suatu benda karena

terletak di atas

permukaan bumi. Makin tinggi letak suatu benda


di atas permukaan bumi, makin besar energi
potensial gravitasinya.
Gambar 2.5. Apel jatuh dari pohonnya

2. Energi
elastisitas
Energi potensial elastisitas, ialah energi
yang

tersimpan

pada benda yang

sedang

diregangkan (misalnya, pada karet katapel dan


busur panah) atau ditekan (misalnya, pada per). Gambar 2.6. Anak memanah
Makin jauh peregangan dan penekanannya,
makin besar energinya.
3. Energi Kimia
Energi kimia, ialah energi yang terkandung
dalam suatu zat. Misalnya, makanan memiliki energi
kimia sehingga orang yang makan akan memilik
energi untuk beraktivitas. Contoh energi kimia
lainnya, bensin, mempunyai energi kimia sehingga
dapat digunakan untuk menggerakkan mesin.
Gambar 2.7. Fotosintesis

4. Energi Listrik

Energi listrik, ialah energi yang dimiliki muatan listrik dan arus listrik.
Energi ini paling banyak digunakan karena mudah diubah menjadi energi
lainnya.

Gambar 2.8. Energi Listrik


Setiap materi yang berpindah atau
bergerak memiliki bentuk energi yang
disebut

energi

kinetik

atau

energi

pergerakan. Objek bergerak melakukan


kerja dengan cara menggerakkkan benda
lain. Pemain biliar menggerakkan tongkat
biliar untuk mendorong bola. Selanjutnya, Gambar 2.9. Air menggerakkan turbin
bola yang bergerak akan menggerakkan
bola-bola lain. Air yang mengalir melalui suatu bendungan akan menggerakkan
turbin. Ketika kamu naik sepeda, kontraksi otot kaki akan mendorong pedal
sepeda.
Untuk lebih mudah memahami
perbedaan energi potensial dan energi
kinetik,

perhatikan

ketika

anak-anak

sedang bermain perosotan. Anak-anak di


Gambar 2.10. Anak bermain perosotan

arena bermain ini memiliki lebih

banyak energi potensial pada saat berada di puncak perosotan (karena pengaruh
gravitasi) dibandingkan ketika berada pada dasar perosotan. Energi kinetik akan
diubah menjadi energi potensial (energi tersimpan) ketika menaiki perosotan
itu. Energi potensial diubah menjadi energi kinetik selama meluncur turun
B. Berbagai Sumber Energi
Sumber energi adalah segala sesuatu yang menghasilkan energi.
Panas matahari yang digunakan
untuk

Gambar 2.11. Diagram sumber energi

memanaskan

air

adalah

sumber energi. Begitu juga spiritus yang digunakan sebagai bahan bakar
adalah sumber energi. Listrik dan arang yang dibakar untuk memanaskan
setrika merupakan sumber energi juga. Energi memegang peranan yang
sangat penting bagi kehidupan manusia. Semua aktivitas kehidupan manusia
dapat dilakukan karena melibatkan penggunaan energi.
Pada zaman prasejarah sampai awal zaman sejarah, hanya kayu dan batu
yang digunakan sebagai sumber energi untuk keperluan hidup manusia.
Sampai saat ini, bahan bakar minyak bumi dan gas digunakan untuk
berbagai keperluan hidup manusia. Diagram di atas merupakan persentase
berbagai sumber energi yang paling banyak digunakan untuk kehidupan
manusia.
Eureka!
Buatlah kelompok belajar! Cari referensi dan literatur mengenai sumbersumber energi tersebut! Buatlah dalam bentuk makalah tentang sumbersumber energi!

1.

Sumber Energi Tak Terbarukan


Energi tak terbarukan yang paling banyak dimanfaatkan adalah
minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Ketiganya dipakai baik dalam
kehidupan sehari-hari, pada industri, untuk pembangkit listrik, mupun
transportasi. Berdasarkan hasil perhitungan para ahli, minyak bumi akan
habis 30 tahun lagi, sedangkan gas akan habis 47 tahun lagi, dan batu bara
193 tahun lagi.
Eureka!
Apakah Perbedaan Energi Terbarukan dan Tak Terbarukan?
Amati perbedaan spiritus dan panas
matahari sebagai sumber energi untuk
memanaskan air. Manakah yang dapat habis
dan manakah yang tidak dapat habis?

Amati perbedaan antara angin yang memutar kincir dari kertas dan batu baterai
yang menggerakkan kipas angin! Manakah sumber energi yang dapat habis?
Spiritus dan batu baterai adalah sumber energi yang tak

Gambar 2.12. Kipas Angin Listrik

terbarukan, sedangkan matahari dan angin adalah energi

yang terbarukan. Apa arti kedua jenis energi tersebut?


Tuliskan kesimpulan dari hasil pengamatanmu! Kemudian, diskusikan dengan
temanmu di kelas!
a.

Energi Hasil Tambang Bumi


Minyak bumi, gas, dan batu
bara merupakan bahan bakar fosil
berasal dari tumbuhan dan hewanhewan yang terkubur jutaan tahun di
dalam bumi. Untuk mendapatkan

Gambar 2.13. Pertambangan Minyak

minyak

bumi,

dilakukan

penambangan ke dalam perut


bumi.
b. Energi Nuklir
Energi nuklir adalah

energi potensial yang

terdapat pada partikel di dalam nukleus atom.


Partikel nuklir, seperti proton dan neutron,
tidak terpecah di dalam proses reaksi fisi dan
fusi . Akan tetapi, kumpulan tersebut memiliki
massa lebih rendah daripada ketika berada

Gambar 2.14. Energi Nuklir

dalam posisi terpisah. Adanya perbedaan massa


ini dibebaskan dalam bentuk energi panas melalui radiasi nuklir.
2. Sumber Energi Terbarukan
Ancaman bahwa sumber energi
suatu

saat

akan

habis

menyebabkan

banyak ilmuwan berusaha menemukan


energi alternatif yang terbarukan atau

Gambar 2.15. Panel Surya

tidak akan habis dipakai. Sumber energi terbarukan yang saat ini mulai
dikembangkan adalah biogas dari kotoran ternak, air mengalir, angin, dan
panas matahari. Salah satu sumber energi terbarukan yang saat ini mulai
dipelajari agar dapat dikembangkan di Indonesia adalah sampah biologis.
a. Energi Matahari
Energi surya

atau energi matahari adalah energi yang didapat

dengan mengubah energi panas surya (matahari) melalui peralatan tertentu


menjadi energi dalam bentuk lain. Matahari merupakan sumber utama
energi. Energi matahari dapat digunakan secara langsung maupun diubah ke
bentuk energi lain.
b. Pembangkit Listrik Tenaga Air
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
adalah pembangkit yang mengandalkan
energi potensial

dan kinetik

dari air

untuk menghasilkan energi listrik. Energi


listrik yang dibangkitkan ini
sebagai

hidroelektrik.

disebut

Komponen

Gambar 2.16. PLTA

pembangkit listrik jenis ini adalah generator yang dihubungkan ke turbin yang
digerakkan oleh energi kinetik dari air. Namun, secara luas, pembangkit listrik
tenaga air tidak hanya terbatas pada air dari sebuah waduk atau air terjun,
melainkan juga meliputi pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air dalam
bentuk lain seperti tenaga ombak.
c. Energi Angin
Energi angin memanfaatkan tenaga angin
dengan menggunakan kincir angin untuk
diubah menjadi energi listrik atau bentuk
energi lainnya. Umumnya, digunakan
dalam ladang angin skala besar untuk menyediakan listrik di lokasi yang terisolir.
d. Energi Tidal
Gambar 2.17. Kincir digerakkan oleh angin

Energi

tidal

merupakan

energi yang memanfaatkan pasang

Gambar 2.18. Energi Tidal

surut air yang sering disebut juga sebagai energi pasang surut. Jika
dibandingkan dengan energi angin dan energi matahari, energi tidal
memiliki sejumlah keunggulan, antara lain memiliki aliran energi yang
lebih pasti/mudah diprediksi, lebih hemat ruang, dan tidak membutuhkan
teknologi konversi yang rumit. Kelemahan energi ini adalah membutuhkan
alat konversi yang andal yang mampu bertahan dengan kondisi
lingkungan laut yang keras karena tingginya tingkat korosi dan kuatnya
arus laut.
Review
1. Apa yang dimaksud dengan energi?
2. Seberapa penting energi bagi kehidupan? Jelaskan!
3. Jelaskan apa yang kamu ketahui mengenai energi biomassa!
4.

Carilah literatur sebanyak-banyaknya mengenai cara untuk menghemat

energi!
Berpikir Kritis
Global warming

adalah salah satu isu lingkungan yang paling banyak

dibicarakan beberapa tahun terakhir. Apakah hubungan global warming dengan


penggunaan energi? Diskusikan dengan teman dan gurumu!
C.

Makanan sebagai Sumber Energi

Makanan merupakan sumber energi bagi tubuh manusia. Untuk berolahraga,


belajar, dan aktivitas lain, kamu membutuhkan makanan sebagai sumber energi.
Berikut beberapa kandungan bahan kimia yang terdapat dalam makanan yang
dapat digunakan sebagai sumber energi bagi tubuh manusia. Makanan diperlukan
oleh tubuh sebagai sumber energi. Dengan asupan makanan yang baik dan cukup,
kamu dapat melakukan berbagai aktivitas sehari-hari.

Zat makanan yang berperan sebagai sumber energi adalah karbohidrat, lemak, dan
protein.

1.

Gambar 2.19. Fungsi Makanan

Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa kimia yang tersusun oleh unsur-unsur karbon.
Bahan makanan yang banyak mengandung
karbohidrat,

misalnya

beras,

jagung,

kentang, gandum, umbi-umbian, dan buahbuahan yang rasanya manis. Karbohidrat


berperan sebagai sumber energi (1 gram
karbohidrat sama dengan 4 kilo kalori).
Gambar 2.20. Bahan makanan karbohidrat

2. Protein
Protein merupakan senyawa kimia yang
mengandung unsur C, H, O, N (kadang juga
mengandung unsur P dan S). Bahan makanan yang
mengandung banyak protein, antara lain:
a. protein hewani, misalnya daging, ikan, telur, susu,
dan keju.

Gambar 2.21. Bahan makanan Protein

b. protein nabati, misalnya kacang-kacangan, tahu, tempe, dan gandum.


3. Lemak
Lemak merupakan senyawa kimia yang mengandung unsur C, H, dan
O. Peran lemak adalah menyediakan
energi

sebesar

kalori/gram,

melarutkan vitamin A, D, E, K, dan


menyediakan asam lemak esensial
bagi tubuh manusia. Lemak mulai
dianggap berbahaya bagi kesehatan
setelah adanya suatu penelitian yang

Gambar 2.22. Bahan makanan Lemak

menunjukkan

hubungan

antara

kematian akibat penyakit jantung koroner dengan banyaknya konsumsi lemak


dan kadar lemak di dalam darah. Penyakit jantung koroner terjadi bila
pembuluh darah tersebut tersumbat atau menyempit karena endapan lemak
yang secara bertahap menumpuk di dinding arteri. Bahan makanan yang
mengandung banyak lemak, antara lain:
a. lemak hewani: keju, susu, daging, kuning telur, daging sapi, daging
kambing, daging ayam, dan daging bebek
b. lemak nabati: kelapa, kemiri, kacang-kacangan, dan buah avokad.
Review
1. Sebutkan hal negatif yang dapat timbul jika mengonsumsi lemak, karbohidrat,
dan protein berlebihan!
2. Mengapa makanan menjadi salah satu sumber energi? Jelaskan!
Berpikir Kritis
Upaya-upaya apa yang dapat dilakukan agar masyarakat Indonesia mengurangi
kebergantungan pada beras sebagai sumber bahan makanan pokoknya?
D.

Transformasi Energi Dalam Sel


Pada

makhluk

hidup

heterotrof

(makhluk

hidup

yang

memanfaatkan sumber makanan organik/makhluk hidup yang tidak

mampu mengubah senyawa anorganik menjadi senyawa organik) energi


bersumber dari makanan yang dikonsumsi. Energi ini akan mengalami
transformasi mulai dari energi potensial berupa energi kimia makanan
menjadi energi panas dan energi kinetik/gerak dalam aktivitas makhluk
hidup tersebut. Transformasi energi tersebut terjadi di dalam organel yang
terdapat di dalam sel. Transformasi energi dalam sel terjadi sebagai berikut
:
1. Transformasi Energi oleh Klorofil
Klorofil adalah zat hijau daun yang terdapat dalam organel sel
tumbuhan

yang disebut kloroplas. Klorofil berfungsi dalam

fotosintesis. Energi radiasi sinar matahari yang ditangkap oleh klorofil


berfungsi melancarkan proses fotosintesis. Proses tersebut digunakan
untuk mereaksikan CO2 dan H2O menjadi glukosa. Selain menjadi
enerrgi kimia dalam glukosa, hasil reaksinya menghasilkan oksigen
yang dapat digunakan oleh tumbuhan untuk beraktivitas, seperti
tumbuh, berkembang, dan bernapas. Jadi, energi radiasi matahari yang
berbentuk energi cahaya diubah menjadi energi potensial dan energi
kimiawi yang disimpan dalam molekul karbohidrat dan bahan makanan
lainnya. Energi ini dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk beraktivitas
(tumbuh dan berkembang) dan juga dimanfaatkan oleh makhluk hidup
lain yang mengonsumsi tumbuhan tersebut. Akibatnya energi yang
terdapat pada tumbuhan berpindah ke dalam tubuh makhluk hidup
lainnya dan menjadi energi potensial. Di dalam tubuh makhluk hidup
ini, energi akan ditransformasi kembali.
2. Transformasi energi oleh mitokondria
Mitokondria adalah organel yang terdapat di dalam sel, yang memiliki
peran dalam respirasi sel. Di
dalam mitokondria, energi
kimia

digunakan

mengubah

untuk

karbohidrat,

protein, dan lemak. Mitokondria banyak terdapat pada sel otot makhluk
hidup dan sel saraf.
E.

Metabolisme Sel
Metabolisme adalah proses kimia yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup/sel. Metabolisme
disebut reaksi enzimatis karena
metabolisme

terjadi

selalu

menggunakan katalisator enzim.


Metabolisme terdiri atas reaksi
pembentukan/sintesis/anabolisme
seperti fotosintesis dan reaksi

Gambar 2.24. Metabolisme Sel


penguraian/katabolisme seperti respirasi. Enzim mengarahkan aliran
materi melalui jalur-jalur metabolisme dengan cara mempercepat tahapan
reaksi secara selektif.

Metabolisme adalah proses-proses kimia yang

terjadi di dalam tubuh makhluk hidup/sel.


F.

Bernapas
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis
meskipun dalam keadaan tertidur. Itu dikarenakan sistem pernapasan
dipengaruhi oleh susunan saraf otonom. Proses bernapas melalui dua
tahapan/fase (Gambar 2.25), yaitu fase inspirasi dan fase ekspirasi.

Gambar 2.25. Proses pernafasan (a) inspirasi dan (b) ekspirasi

a). Fase inspirasi


Fase ini berupa berkontraksinya otot antara tulang rusuk sehingga
rongga dada membesar. Akibatnya, tekanan dalam rongga dada menjadi lebih
kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk
ke dalam paru-paru.
b). Fase ekspirasi
Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara
tulang rusuk ke posisi semula yang diikuti turunnya tulang rusuk sehingga
rongga

dada

menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam

rongga dada menjadi

lebih besar daripada

tekanan

di

luar

sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
Menghitung jumlah napas dalam waktu tertentu
1. Hitunglah berapa kali kamu bernapas (1 kali inspirasi dan 1 kali ekspirasi)
pada saat:
a. duduk
b. lari di tempat
c. lari keliling lapangan sekolah.
2. Hitung setiap posisi selama 1 menit dan diulang sebanyak 3 kali.
3. Lakukan pengamatan dan tuliskan hasilnya pada sebuah lembar pengamatan!
(TABEL)
Tabel 2.1. Lembar Pengamatan

4. Bandingkan dan simpulkan


Bagaimana hasil pengamatanmu? Apakah terjadi perbedaan jumlah
napas pada setiap kegiatan? Bandingkan dengan hasil pengamatan temanmu!
Mengapa terjadi perbedaan?

G.

Fotosintesis
Fotosintesis merupakan perubahan energi cahaya menjadi energi
kimia dalam bentuk glukosa. Sumber energi cahaya alami adalah matahari
yang memiliki spektrum cahaya tampak, dari ungu sampai merah, infra
merah, dan ultra ungu tidak digunakan dalam fotosintesis.

Pratikum Fotosintesis (Uji Ingenhouz)


Apa yang kamu perlukan?
1. Beaker gelas
2. Corong kaca
3. Tabung reaksi
4. Kawat
5. Cutter
6. Termometer
7. Tanaman air ( Hydrilla sp., Densa sp.)
8. Air kolam
9. Larutan NaHCO3
10. Lampu halogen

Gambar 2.26. Percobaan Ingenhousz

Apa yang kamu lakukan?


1. Merakit alat seperti pada Gambar 6.24 (2 rakitan alat).
a. Masukkan beberapa cabang tanaman air yang sehat sepanjang kira-kira 1015 cm ke dalam corong kaca!
b. Masukkan corong kaca ke dalam beaker gelas yang berisi medium air
dengan posisi corong menghadap ke bawah!
c. Tutup bagian atas corong dengan tabung reaksi yang diusahakan berisi
sebagian besar medium dalam keadaan terbalik.
2. Letakkan satu rakitan di tempat yang terkena cahaya langsung dan rakitan
lainnya di dalam ruang yang tidak ada cahaya.
3. Biarkan selama 20 menit! Kemudian, amati ada tidaknya gelembung di dalam
tabung reaksi! Bandingkan jumlah gelembung pada kedua alat rakitan

tersebut! Pada proses fotosintesis yang terjadi dalam daun, terjadi reaksi
kimia antara senyawa air (H2O) dan karbon dioksida (CO2) dibantu oleh
cahaya matahari yang diserap oleh klorofil menghasilkan oksigen (O2) dan
senyawa glukosa (C6H12O6). Glukosa adalah makanan bagi

tumbuhan.

Oksigen yang dihasilkan pada proses fotosintesis sangat dibutuhkan oleh


manusia dan hewan.
H.

Respirasi
Respirasi, yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam

zat sumber energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari
respirasi, dihasilkan energi kimia untuk kegiatan kehidupan, seperti sintesis
(anabolisme), gerak, dan pertumbuhan.
Contoh:
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya
C6H12O6 + O2 > 6CO2 + 6H2O + energi (glukosa)
Pengamatan Respirasi Serangga
Apa yang kamu perlukan?
1. Respirometer sederhana
2. Neraca
3. Jangkrik/kecoa/belalang
4. Kristal NaOH (KOH)
5. Larutan eosin
6. Plastisin/vaselin
7. Kapas
8. Pipet tetes

Gambar 2.27. Percobaan respirasi serangga

9. Stopwatch/pengukur waktu
Apa yang kamu lakukan?
1. Tabung respirometer dikeluarkan dari tempatnya!
2. Timbanglah serangga/jangkrik yang akan dipakai untuk pratikum!
3. Susunlah alat dan bahan seperti gambar di atas!

4. Tempatkan pada tempat yang datar1!


5. Tutuplah sambungan antara pipa bejana agar tidak bocor udaranya!
6. Bungkus kristal NaOH dengan menggunakan kapas dan memasukkannya ke
dalam respirometer!
7. Masukkan 1 ekor jangkrik dan tutup respirometer dengan memberi vaselin
pada sambungan penutupnya untuk menghindari udara keluar atau masuk ke
respirometer!
8. Tetesi ujung respirometer yang berskala dengan eosin secukupnya dengan
menggunakan alat suntik!
9. Amati pergerakan eosin setiap 2 menit pada tabung berskala tersebut!
10. Catat hasilnya dalam tabel pengamatan!
11. Setelah selesai, bersihkan respirometer!
Apa yang kamu amati?
1. Apakah kegunaan NaOH atau KOH dalam percobaan di atas?
2. Apa yang terjadi dengan kedudukan eosin? Jelaskan!
3. Adakah hubungan antara berat jangkrik dan kebutuhan oksigen?
4. Buatlah grafik hubungan antara berat jangkrik dan kebutuhan oksigen!
5. Bandingkan dengan kelompok lain!
6. Presentasikan hasilnya!
Review
1. Apakah yang dimaksud dengan proses bernapas?
2. Apakah proses pernapasan juga terjadi pada hewan?
3. Bagaimanakah cara penyelam dapat tetap bernapas di dalam air?
Berpikir Kritis
Manusia, hewan, dan tumbuhan semuanya membutuhkan oksigen untuk
bernapas. Bagaimana alam dapat menyediakan oksigen untuk memenuhi
kebutuhan mahkluk hidup?
I.

Sistem Pencernaan

Sudah dikemukakan di atas bahwa makanan merupakan sumber energi bagi tubuh.
Makanan yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami perombakan dari molekul
kompleks menjadi molekul sederhana. Perombakan ini akan menghasilkan
sejumlah energi. Zat makanan yang berperan sebagai sumber energi adalah
karbohidrat, lemak, dan protein.
1.

Metabolisme Pencernaan Karbohidrat dalam Tubuh

Karbohidrat setelah dicerna di usus akan diserap oleh dinding usus halus dalam
bentuk monosakarida.
Monosakarida dibawa oleh aliran darah sebagian besar menuju hati dan sebagian
lainnya dibawa ke sel jaringan tertentu dan mengalami proses metabolisme lebih
lanjut.
Di dalam hati, monosakarida mengalami proses sintesis menghasilkan glikogen,
dioksidasi menjadi CO2 dan H2O, atau dilepaskan untuk dibawa oleh aliran darah
ke bagian tubuh yang memerlukan.
Hati dapat mengatur kadar glukosa dalam darah atas bantuan hormon
insulin yang dikeluarkan oleh kelenjar pankreas. Kenaikan proses pencernaan dan
penyerapan karbohidrat menyebabkan glukosa dalam darah meningkat sehingga
sintesis glikogen dari glukosa oleh hati akan naik. Sebaliknya, jika banyak
kegiatan, banyak energi yang digunakan untuk kontraksi otot sehingga kadar
glukosa dalam darah menurun. Dalam hal ini, glikogen akan diuraikan menjadi

glukosa yang selanjutnya mengalami katabolisme menghasilkan energi (dalam


bentuk energi kimia). Hormon yang mengatur kadar gula dalam darah, yaitu:
a.

hormon insulin, dihasilkan oleh pankreas, berfungsi menurunkan kadar


glukosa dalam darah.

b.

hormon adrenalin, dihasilkan oleh korteks adrenal, berfungsi menaikkan


kadar glukosa dalam darah.

2.

Metabolisme Pencernaan Protein dalam Tubuh


Di dalam tubuh, protein diubah menjadi asam amino oleh beberapa
reaksi hidrolisis serta enzim-enzim yang bersangkutan. Enzim-enzim yang
bekerja pada proses hidrolisis protein, antara lain pepsin, tripsin,
kemotripsin, karboksi peptidase, dan amino peptidase.Protein yang telah
dipecah menjadi asam amino, kemudian diabsorpsi melalui dinding usus
halus dan sampai ke pembuluh darah. Setelah diabsorpsi dan masuk ke
dalam pembuluh darah, asam amino tersebut sebagian besar langsung
digunakan oleh jaringan. Sebagian lain, mengalami proses pelepasan
gugus amin (gugus yang mengandung N) di hati. Proses pelepasan gugus
amin ini dikenal dengan deaminasi protein. Cermati skema berikut untuk
dapat memahami proses metabolisme protein dalam tubuh.

Gambar 2.28. Metabolisme Pencernaan Karbohidrat

Gambar 2.29. Metabolisme Pencernaan Protein

Protein tidak dapat disimpan di dalam tubuh sehingga kelebihan


protein akan segera dibuang atau diubah menjadi zat lain. Zat sisa hasil
penguraian protein yang mengandung nitrogen akan dibuang bersama air
seni

dan zat sisa yang yang tidak mengandung nitrogen akan diubah

menjadi karbohidrat dan lemak. Oksidasi 1 gram protein dapat


menghasilkan energi 4 kalori. Kelebihan protein dalam tubuh dapat
mengakibatkan pembengkakan hati dan ginjal karena beban kerja organorgan

tersebut

lebih

berat

dalam

menguraikan

protein

dan

mengeluarkannya melalui air seni.


Akibat Kekurangan Protein
Kekurangan protein
pun tidak baik bagi tubuh.
Gangguan
protein

kekurangan
biasanya

bersamaan
kekurangan
Gangguan
Gambar 2.30. Akibat kekurangan protein
dua bentuk busung, yaitu (a)

kwashiorkor

terjadi
dengan

karbohidrat.
tersebut

dinamakan busung lapar atau


Hunger Oedema (HO). Ada
dan (b)

marasmus. Perhatikan

gangguan pertumbuhan yang terjadi pada penderita kwashiorkor dan marasmus


pada Gambar 2.30.
3.

Metabolisme Pencernaan Lemak dalam Tubuh


Di dalam tubuh, lemak mengalami metabolisme. Lemak akan dihidrolisis
menjadi
asam
lemak
dan
gliserol
dengan

Gambar 2.31. Metabolisme pencernaan Lemak

bantuan enzim lipase. Proses ini berlangsung dalam saluran pencernaan.


Sebelum diserap usus, asam lemak akan bereaksi dengan garam empedu
membentuk senyawa, seperti sabun. Selanjutnya, senyawa akan diserap
jonjot usus dan akan terurai menjadi asam lemak dan garam empedu. Oleh
lemak tersebut akan bereaksi dengan gliserol membentuk lemak.
Kemudian, diangkut oleh pembuluh getah bening usus menuju pembuluh
getah bening dada kiri. Selanjutnya, ke pembuluh balik bawah selangka
kiri. Lemak dikirim dari tempat penimbunannya ke hati dalam bentuk
lesitin untuk dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol. Selanjutnya,
gliserol akan diubah menjadi gula otot atau glikogen. Asam lemak akan
diubah

menjadi

asetil

koenzim.

Gangguan

metabolisme

berupa

tertimbunnya senyawa aseton yang dapat menyebabkan gangguan


pernapasan. Kesulitan bernapas terjadi karena meningkatnya tingkat
keasaman dan jumlah CO2 yang tertimbun. Kelainan ini dinamakan
asidosis.
Berpikir Kritis
Sebagaimana diketahui energi yang dihasilkan untuk satu gram lemak lebih
besar dibandingkan dengan energi yang dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat.
Namun, karbohidrat dijadikan sebagai sumber energi utama. Bagaimana
analisis kamu mengenai hal tersebut?
Renungan
Bayangkan, jika Tuhan Yang Maha Esa tidak menciptakan matahari, udara
yang mengandung oksigen dan karbon dioksida. Maka, tidak terjadi peristiwa
metabolisme, baik katabolisme maupun anabolisme pada organisme, sehingga
kehidupan tidak berjalan dengan baik. Tuhan Yang Maha Esa telah mengatur
kestabilan energi yang ada di alam dengan cara perubahan wujud/transformasi
energi untuk menjaga keseimbangan alam.

B.
Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Dede Suryadie dengan judul Pengembangan
Modul elektronik IPA TerpaduTipe Shared untuk Siswa Kelas VIII SMP/ MTs

menunjukkan hasil bahwa modul elektronik yang dikembangkan dengan


metode penelitian 4D layak digunakan dan memenuhi kualitas yang sangat
baik, dengan presentase kualitas materi 85,53 % dan media 83,65 %.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Didik Purwanto mahasiswa Program Studi
Pendidikan Sains FMIPA Universitas Negeri Surabaya dengan judul
Pengembangan Media Komik IPATerpadu Tema Pencemaran Air sebagai
media Pembelajaran untuk Siswa Kelas VII SMP menunjukkan bahwa media
yang dikembangkan dengan metode 4D memiliki presentase kelayakan 90,1 %
yang termasuk pada kategori layak, dan respon siswa sebesar 92,7 %.
3. Penelitian yang dikembangkan oleh Annalisa Prastica mahasiswa Universitas
negeri Yogyakarta yang berjudul pengembangan media pembelajaran komik
ipasebagai media pembelajaran mandiri dengan tema efek gas co rokok pada
manusia menunjukkan bahwa komik IPA menunjukkan telah memenuhi
kriteria layak sebagai media pembelajaran serta terjadi peningkatan hasil
belajar siswa sebesar 74 % yang termasuk ke dalam kriteria tinggi.
C.
Kurikulum

2013

KERANGKA BERFIKIR
merupakan

kurikulum

yang

diterapkan

pada

pembelajaran di semua jenjang pendidikan mulai tahun 2013. Beberapa indikator


yang disyaratkan oleh kurikulum ini yaitu: peserta didik mencari tahu; pendekatan
ilmiah;

pembelajaran

terpadu;

pembelajaran

berlangsung

dimana

saja;

memanfaatkan teknologi dan komunikasi. Ditinjau dari kelima indikator tersebut,


terdapat permaslahan yang terjadi di lapangan selama observasi implementasi
Kurikulum 2013, yaitu Kemampuan berpikir kritis siswa masih tergolong rendah,
hal ini ditunjukkan pada sikap siswa dalam mengambil kesimpulan masih melihat
materi yang ada di buku, tidak menyampaikan dengan bahasanya sendiri, media
belajar IPA terpadu yang disediakan oleh pemerintah dan digunakan di sekolah
masihh sebatas buku cetak yang belum dapat memuat video-video maupun
simulasi yang mendukung pembentukan konsep materi, belum ada media selain
buku yang memanfaatkan teknologi yang sebenarnya sangat mendukung
implementasi kurikulum 2013, dan buku cetak belum mendukung pembelajaran
dimana saja, jika dikembangkan buku yang bersifat elektronik dapat disimpan di

handphone siswa, sehingga siswa dapat membacanya dimanapun berada, serta


dapat dilengkapi dengan video dan simulasi yang dapat dicoba dimana saja tanpa
repot menyediakan alat. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian pengembangan
yang berkonsentrasi pada media elektronik yang mendukung pembelajaran
kurikulum 2013 dengan judul: Pengembangan E-book IPA Terpadu Tema
Energi dalam Sistem Kehidupan berbasis Pendekatan Inkuiri untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII SMP.
e-Book melalui beberapa tahapan, antara lain setelah disusun, e-Book
divalidasi pada bagian materi, bahasa, dan grafis, kemudian di uji coba, hingga
dapat dikatakan layak digunakan. Secara lebih jelas, dapat dilihat kerangka
berpikir pada Gambar 2.32 berikut:

Kurikulum 2013

Pembelajaran
Terpadu

Pendekatan
ilmiah

Peserta Didik
Mencari Tahu

Memanfaatkan Teknologi dan


Komunikasi

Masalah

Kemampuan Berpikir
Kritis Siswa Rendah

Belum Tersedia media


Belajar yang
Memanfaatkan Teknologi

Media Belajar IPA


Terpadu kurikulum
2013 baru berupa
buku cetak

Solusi

e-Book IPA Terpadu


berbasis inkuiri yang
bersifat portable

Validasi:
Materi
Bahasa
Grafis

Uji coba

e-Book IPA Terpadu berbasis inkuiri yang layak digunakan

Buku cetak kurang


mendukung
pembelajaran dimana
saja

D.
Pertanyaan penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, maka diajukan
beberapa pertanyaan penelitian berkaitan dengan pengembangan e-book IPA
Terpadu tema energi dalam sistem kehidupan berbasis pendekatan inkuiri untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII SMP, sebagai berikut
Apakah E-book yang dikembangkan memenuhi kriteria layak digunakan?.

Anda mungkin juga menyukai