Case Dr. Amel
Case Dr. Amel
Seorang pasien laki-laki usia 39 tahun dibawa oleh keluarganya ke IGD RSJ HB
Saanin pada tanggal 10 September 2012 dengan keluhan pasien marah- marah, sempat
memukuli orang, dan menghancurkan perabotan rumah sejak 1 minggu sebelum masuk
rumah sakit. Pasien diperiksa oleh dokter jaga IGD dan disetujui untuk rawat inap. Ini
adalah sakit untuk yang kesekian kalinya dan dirawat untuk pertama kali, sakit kali ini
lebih berat dari sakit sebelumnya.
Identitas Pasien :
Nama / Panggilan
: Tn. A
: Laki-laki
: Pakan Kamis
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Pekerjaan / Sekolah
: Petani / Tamat SD
Alamat
Agama
: Islam
Warga Negara
: Indonesia
Suku bangsa
: Minangkabau
Suku
: Sikumbang
Status Internus
Keadaan umum
: Sedang
Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
Nadi
Suhu
: 36,5 0C
Nafas
Tinggi Badan
: 170 cm
Berat badan
: 70 kg
Sistim respiratorik
: Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Perkusi
Perkusi
: timpani
: Tidak ada
Status Neurologikus
I. Urat syaraf kepala (panca indra)
Penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, dan perabaan baik.
Gejala rangsangan selaput otak : kaku kuduk tidak ada.
Gejala peningkatan tekanan intrakranial : muntah proyektil tidak ada,
sakit kepala progresif tidak ada
Mata :
-
Gerakan
Persepsi
Pupil
: isokor, bulat
Reaksi cahaya
:+/+
Reaksi kornea
:+/+
II. Motorik :
-
Tonus
: eutonus
Turgor
: baik
Koordinasi: baik
Refleks
: Fisiologis (patella) : ++ / ++
Patologis (Babinsky) : - / -
III. Sensibilitas
Kaku
: tidak ada
Tremor
: tidak ada
Nasal stiffness
: tidak ada
Tortikolis
: tidak ada
Lain lain
: tidak ada
ALLOANAMNESIS
Nama / umur
: Tn. A / 42 tahun
Pekerjaan
: Montir
Pendidikan
: Tamat SMP
Hubungan
: Abang kandung
Medan. Sewaktu pasien sedang bekerja tiba-tiba pasien kembali merasa sakit
kepala. Pasien berobat ke RS Pirngadi Medan, dari hasil CT-Scan dokter
mengatakan bahwa ada penyumbatan di otak, pasien dirawat di rumah sakit
selama 1 bulan. Pasien dipulangkan karena kondisi telah membaik, dan dapat
beraktivitas.
melihat orang lain berbicara sambil menatapnya, dan pasien dapat menjadi
marah-marah jika keinginannya tidak terpenuhi. Pasien berobat jalan ke dokter
Sp.KJ dan 2 bulan berobat jalan di Medan, pasien diminta pulang ke kampung
oleh keluarganya, pasien pun menyambung pengobatannya di Bukittinggi.
Tahun 1998 - Agustus 2012 pasien masih kontrol dan mendapatkan obat
perubahan bahkan saat menghentikan minum obat yang didapatkan dari rumah
sakit pasien merasa emosinya kembali tidak stabil, mudah marah ketika ada
permasalahan didalam keluarga atau keinginannya yang tidak terpenuhi, dan
sempat murung beberapa hari pada akhir tahun 2011 setelah ayahnya
meninggal. Pasien juga mudah curiga, oleh karena itu pasien melanjutkan
berobat jalan ke RS dan kembali meminum obat yang diberikan dokter.
Keadaan ini telah terjadi beberapa kali selama 14 tahun belakangan ini.
Hingga akhir Agustus 2012, Pasien kembali tidak minum obat karena
berobat ke dukun kampung. Keadaan pasien tidak membaik, bahkan sakit kali
ini lebih berat dari sebelumnya, saat itu kakak perempuan pasien bertengkar
dengan saudara perempuannya yang lain mengenai keuangan yang digunakan
untuk membantu kebutuhan sehari- hari pasien dan ibunya, pasien tidak suka
dengan keadaan ini dan ia merasa telah menjadi beban dikeluarganya. Tiba- tiba
pasien merasa kepalanya sakit dan jadi marah- marah, pasien juga kembali
melihat bayang- bayang perempuan melintas dihadapannya dan mendengar
suara laki- laki yang memerintahkannya untuk bertindak yang tidak baik seperti
pasien hampir melompat ke dalam sumur karena merasa dirinya adalah hantu
air. Pasien juga mudah curiga dan tersinggung, sempat memukuli orang,
menghancurkan perabotan rumah, dan memecahkan kaca jendela rumah sejak 1
minggu sebelum masuk rumah sakit.
4. Riwayat premorbid
-
Bayi
Anak
5. Riwayat pekerjaan :
Pasien pernah bekerja selama 3 tahun menjadi pegawai sebuah restoran di
Medan. Karena keluarganya tau bagaimana keadaan pasien, keluarga meminta
pasien pulang kampung dan bekerja sebagai petani mengurus sawah milik
keluarganya.
6. Riwayat pernikahan : Belum menikah, pasien mengatakan dirinya sakit
sehingga tidak mungkin untuk menikah.
7. Riwayat pendidikan
a. SD
b. SMP
: Rp. 300.000
Pengeluaran
: Rp. 300.000
Biaya listrik
: Rp. 40.000
Sisa
: Rp. 0
pasien
Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita gangguan jiwa.
Putus obat, pertengkaran
dalam keluarga
1997
Putus obat
Ayah
meninggal
Putus obat
2000
2006
Keadaan umum
a. Kesadaran/sensorium
: kompos mentis/baik
perhatian
: ada
b. Sikap
: kooperatif
insiatif
: ada
: aktif
d. Ekspresi fasial
: kaya
: tumpul
2.Hidup Emosi
a. Stabilitas
: stabil
b. pengendalian
: baik
c. echt-unecht
: echt
d. einfuhlung
: inadekuat
e. dalam dangkal
: dangkal
f. skala diferensiasi
: sempit
g. arus emosi
: cepat
: baik
b. daya konsentrasi
: kurang
: sukar dinilai
e. discrinimative insight
: tidak terganggu
: rata-rata normal
g. discriminative judgement
h. kemunduran intelek
C. Kelainan sensasi dan persepsi
a. ilusi
: tidak ada
b. halusinasi
: tidak ada
- akustik
- visual
: Tidak ada
: Cepat
b. sirkumtansial
: tidak ada
c. inkoherent
: tidak ada
d. terhalang
: tidak ada
e. terhambat
: tidak ada
f. meloncat-loncat
: tidak ada
: tidak ada
b. fobia
: tidak ada
c. obsesi
: tidak ada
d. delusi
: tidak ada
e. kecurigaaan
f. konfabulasi
: tidak ada
: ada
i. banyak/sedikit
: banyak
j. perasaan berdosa
: tidak ada
k. hipokondria
: tidak ada
l. lain-lain
: tidak ada
: tidak ada
b. Stupor
: tidak ada
c. Raptus
: tidak ada
d. Kegaduhan umum
e. Deviasi seksual
: tidak ada
f. Ekhopraksia
: tidak ada
g. Vagabondage
: tidak ada
h. Piromani
: tidak ada
i. Mannarisme
: tidak ada
j. Lain-lain
: tidak ada
: tidak ada
b. Keadaan dan fungsi intelek : daya ingat baik, daya konsentrasi kurang,
orientasi tidak terganggu, luas pengetahuan umum dan sekolah sukar
dinilai, discriminative insight tidak terganggu sejak 2 minggu ini dan
discriminative judgement tidak terganggu sejak 2 minggu ini, kemunduran
intelek tidak ada.
c. Kelainan sensasi dan persepsi : akustik ada, sejak 1 minggu sebelum masuk
rumah sakit, visual ada, sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit dan
halusinasi telah berkurang 3 hari ini.
d. Proses berfikir : cepat, kurang jelas dan kurang tajam, kecurigaan ada sejak
1 bulan sebelum masuk rumah sakit dan berkurang 2 minggu ini, isi pikiran
banyak, kelainan dalam proses berfikir lainnya tidak ada.
e. Kelainan dorongan instingtual dan perbuatan : kegaduhan umum ada, saat 1
minggu sebelum masuk rumah sakit dan tidak ada sejak 2 minggu ini,
kelainan lainnya tidak ada.
f. Anxietas yang terlihat overt : tidak ada
g. Hubungan dengan realita : terganggu: tingkah laku, pikiran dan perasaan
Axis II. Gangguan kepribadian dan retardasi mental
-
II.
III.
IV.
V.
GAF 41-50
DIAGNOSIS DIFFERENSIAL
1. F 20.0 Skizofrenia Paranoid
2. F 25.0 Skizoafektif Tipe Manik
TERAPI
ANJURAN TERAPI
Konsul bagian saraf
Psikoterapi individual dan kelompok
PROGNOSIS
Klinis
: Dubia ad bonam
Fungsional
: Dubia ad bonam
Sosial
: Dubia ad bonam