Anda di halaman 1dari 22

Peramalan Permintaan

Ruang lingkup Manajemen Operasi mencakup tiga aspek utama yaitu:


1.

Perencanaan Sistem Produksi. Perencanaan Sistem Produksi ini meliputi Perencanaan Produk,
Perencanaan Lokasi Pabrik, Perencanaan Layout Pabrik, Perencanaan Lingkungan Kerja,
Perencanaan Standar Produksi.

2.

Sistem Pengendalian Produksi. Meliputi pengendalian proses produksi, bahan, tenaga kerja,
biaya, kualitas dan pemeliharaan.

3.

Sistem Informasi Produksi. Aspek ini meliputi struktur organisasi, Produksi atas dasar pesanan,
Mass Production.
Ketiga aspek dan komponen-komponennya tersebut agar dapat berjalan dengan baik
perlu planning, organizing, directing, coordinating, controlling (Management Process).
Dalam perencanaan manajemen produksi/operasi, perencanaan hingga pengambilan
keputusan dilakukan dengan menggunakan pendekatan kalsifikasi hirarkhis (Hierarchical
Classifications). Artinya, perencanaan dan keputusan ditempatkan pada tiga kategori yakni:

1. Strategic Plans and Decisions


Pada tataran ini, perencanaan dan keputusan memiliki skop yang luas dan meliputi seperti
misalnya, penentuan product line, distribution and marketing channel, new plant and warehouse,
dll.
2. Tactical Plans and Decisions
Merupakan keputusan-keputusan perencanaan taktis terutama yang terkait penyusunan skedul
operasi, alokasi dana, penggunaan mesin, perencanaan tingkat produksi , penentuan jumlah
tenaga kerja yang diperlukan, penentuan perlu tidaknya lembur, penentuan perlu tidaknya
persediaan dan berapa banyak.

3. Operational Plans and Decisions


Merupakan keputusan jangka pendek yang terkai misalnya menetukan pekerjaan yang harus
dilakukan hari ini atau minggu ini, menentukan siapa melakukan tugas apa, menentukan tugastugas apa yang harus diprioritaskan. Perencanaan dan keputusan operasional ini merupakan
tingkatan yang terakhir yang mencakup perencanan dan keputusan tugas-tugas rutin sehari-hari,
nisalnya penjadualan karyawan dan peralatan, penyesuaian tingkat produksi, keputusan

melakukan tindakan-tindakan penyesuaian bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam
pengoperasian mesin, pengawasan terhadap kualitas produksi.
Perencanaan dan keputusan pada tataran strategic diambil oleh mereka yang berada pada
tingkatan tertinggi dalam organisasi, yang kemudian perencanaan dan keputusan pada tingkat
strategic tersebut perlu diterjemahkan dan dijadikan pedoman atau batasan dalam perencanaan
dan keputusan taktiS. Selanjutnya perencanaan dan keputusan taktical, yang dibuat berdasarkan
perecanaan dan keputusan stratejik, dijadikan pedoman bagi perencanaan dan keputusan
operational.
Rencana produksi adalah bagian dari rencana bisnis jangka menengah Anda yang
merupakan tanggung jawab bagian manufaktur / operasional Anda untuk dikembangkan.
Rencana tersebut menyatakan dalam istilah umum jumlah hasil produksi yang menjadi tanggung
jawab bagian manufaktur untuk dibuat pada setiap periode sesuai perencanaan.
Hasil produksi biasanya dinyatakan dalam istilah peso atau unit ukuran lain (misalnya
ton, liter, kg.) atau unit produk agregat (ini mengacu pada rata-rata tertimbang semua produk
dalam perusahaan Anda). Rencana produksi adalah otorisasi dari bagian manufaktur Anda untuk
memproduksi barang-barang dengan laju yang konsisten dengan rencana korporasi perusahaan
Anda secara menyeluruh.
Rencana produksi ini perlu diterjemahkan kedalam jadwal produksi induk agar dapat
menjadwal semua barang untuk penyelesaian pada waktunya, menurut berbagai tanggal
pengiriman yang dijanjikan; untuk menghindari kelebihan muatan atau kekurangan muatan dari
fasilitas produksi; sehingga kapasitas produksi dimanfaatkan secara efisien dan berdampak pada
biaya produksi yang rendah.
Mengapa penting untuk memiliki rencana produksi yang dikembangkan dengan cermat?
Perencanaan produksi merupakan salah satu fungsi perencanaan yang dibutuhkan oleh
perusahaan dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhan para nasabahnya. Adalah kegiatan
perencanaan jangka menengah yang mengikuti perencanaan jangka panjang seperti perencanaan
proses dan perencanaan kapasitas strategis. Perusahaan perlu mempunyai perencanaan agregat
atau strategi perencanaan produksi untuk memastikan bahwa kapasitas yang cukup telah tersedia
untuk memenuhi perkiraan permintaan dan menetapkan rencana terbaik untuk memenuhi
permintaan ini.

Rencana produksi yang telah dikembangkan dengan cermat akan memungkinkan perusahaan
Anda memenuhi tujuan sebagai berikut:
Meminimalkan biaya / memaksimalkan laba
Memaksimalkan layanan nasabah
Meminimalkan investasi inventaris
Meminimalkan perubahan dalam nilai produksi
Meminimalkan perubahan dalam tingkat tenaga kerja
Memaksimalkan pemanfaatan pabrik dan perlengkapan

Bagaimana rencana produksi dipersiapkandisiapkan?


Kegiatan 1 Penentuan Kebutuhan
Kegiatan 1 dalam Perencanaan Produksi adalah penentuan kebutuhan untuk perencanaan masa
depan. Perkiraan permintaan memainkan peranan yang penting dalam pelaksanaan ketiga
tugas ini. Oleh karena itu para manajer perlu sadar akan berbagai faktor yang akan
mempengaruhi ketepatan dari ramalan permintaan dan penjualan.
Terdapat sejumlah faktor perusahaan yang dapat mempengaruhi tingkat permintaan untuk
produk perusahaan. Segala faktor intern ini mencakup usaha pemasaran perusahaan; rancangan
produk itu sendiri; segala strategi untuk meningkatkan layanan nasabah; dan kualitas serta harga
produk.
Ada juga sejumlah faktor ekstern atau faktor lokasi pasar yang secara signifikan mempengaruhi
permintaan seperti tingkat persaingan atau kemungkinan reaksi pesaing terhadap strategi bisnis
perusahaan; persepsi nasabah tentang produk dan tingkah laku nasabah yang dipengaruhi oleh
profil sosio-demografis. Akhirnya, ada sembarang faktor yang dapat mempengaruhi ketepatan
permintaan ramalan seperti kondisi ekonomi secara menyeluruh dan munculnya siklus bisnis.
Kegiatan 2 Bagaimana Memenuhi Kebutuhan
Kegiatan utama berikutnya meliputi pengenalan berbagai alternatif yang dapat digunakan oleh
perusahaan dalam memenuhi perkiraan produksi serta segala kendala dan biaya yang terlibat.
Khususnya, kegiatan ini meliputi tugas-tugas sebagai berikut:

Begitu rencana paling tepat telah terpilih, maka perusahaan akan menegevaluasi rencana tersebut
dan nantinya menyelesaikan pelaksanaannya. Untuk maksud proses perencanaan yang efisien
dan efektif, maka direkomendasikan pembentukan tim perencanaan produksi yang terdiri dari
para manajer dari bagian manufaktur, pemasaran, pembelian dan keuangan.
Masukan apa saja yang ada untuk proses perencanaan produksi?
Agar dapat melaksanakan proses perencanaan agregat, informasi berikut perlu tersedia bagi tim
perencanaan produksi ini. Data ini mencakup hal-hal sebagai berikut:
Informasi bahan / pembelian
Informasi operasional / manufaktur
Rancangan teknik / proses
Informasi penjualan, pemasaran dan distribusi
Informasi keuangan dan akuntansi
Informasi sumber daya manusia
Perencanaan dan pengendalian produksi merupakan salah satu fungsi yang terpenting
dalam usaha mencapai tujuan perusahaan. Yang dimaksud dengan perencanaan dan
pengendalian produksi yaitu merencanakan kegiatan-kegiatan produksi, agar apa yang telah
direncanakan dapat terlaksana dengan baik. Perencanaan produksi adalah aktivitas untuk
menetapkan produk yang diproduksi, jumlah yang dibutuhkan, kapan produk tersebut harus
selesai dan sumber-sumber yang dibutuhkan. Pengendalian produksi adalah aktivitas yang
menetapkan kemampuan sumber-sumber yang digunakan dalam memenuhi rencana, kemampuan
produksi berjalan sesuai rencana, melakukan perbaikan rencana. Tujuan utamanya adalah
memaksimumkan pelayanan bagi konsumen, meminimumkan investasi pada persediaan,
perencanaan kapasitas, pengesahan produksi dan pengesahan pengendalian produksi, persediaan
dan kapasitas, penyimpanan dan pergerakan material, peralatan, routing dan proses planning, dan
sebagainya.

Tujuan perencanaan dan pengendalian produksi adalah sebagai berikut:

a. Mengusahakan agar perusahaan dapat berproduksi secara efisien dan efektif


b. Mengusahakan agar perusahaan dapat menggunakan modal seoptimal mungkin
c. Mengusahakan agar pabrik dapat menguasai pasar yang luas
d. Untuk dapat memperoleh keuntungan yang cukup bagi perusahaan

Fungsi dari perencanaan dan pengendalian produksi adalah :


a. Meramalkan permintaan produk yang dinyatakan dalam jumlah produk sebagai fungsi dari
waktu
b. Memonitor permintaan yang aktual, membandingkannya dengan ramalan permintaan
sebelumnya dan melakukan revisi atas ramalan tersebut jika terjadi penyimpangan
c. Menetapkan ukuran pemesanan barang yang ekonomis atas bahan baku yang akan dibeli
d. Menetapkan sistem persediaan yang ekonomis
e. Menetapkan kebutuhan produksi dan tingkat persediaan pada saat tertentu
f. Memonitor tingkat persediaan, membandingkannya dengan rencana persediaan, dan
melakukan revisi rencana produksi pada saat yang ditentukan
g. Membuat jadwal produksi, penugasan, serta pembebanan mesin dan tenaga kerja yang
terperinci

Sistem pengendalian dan perencanaan produksi terbagi ke dalam tiga tingkatan

1. Perencanaan jangka panjang (long range planning)Perencanaan ini meliputi kegiatan


peramalan usaha, perencanaan jumlah produk dan penjualan,perencanaan produksi,
perencanaan kebutuhan bahan, dan perencanaan finansial
2. Perencanaan jangka menengah (medium range planning) Perencanaan jangka menengah
meliputi kegiatan berupa perencanaan kebutuhan kapasitas (capacity reqiurement
planning),perencanaan kebutuhan material (material requirement planning), jadwal induk
produksi (master production schedule), dan perencanaan kebutuhan distribusi
(distribution requirement planning)
3. Perencanaan jangka pendek (short range planning) Perencanaan jangka pendek berupa
kegiatan penjadwalan perakitan produk akhir (final assembly schedule), perencanaan dan

pengendalian input-output, pengendalian kegiatan produksi, perencanaan dan


pengendalian purchase, dan manajemen proyek

Kegiatan perencanaan dan pengendalian produksi meliputi :

1. Peramalan kuantitas permintaan


2. Perencanaan pembelian/pengadaan: jenis, jumlah, dan waktu
3. Perencanaan persediaan (inventory): jenis, jumlah, dan waktu
4. Perencanaan kapasitas: tenaga kerja, mesin, fasilitas
5. Penjadwalan produksi dan tenaga kerja
6. Penjaminan kualitas
7. Monitoring aktivitas produksi
8. Pengendalian produksi
9. Pelaporan dan pendataang

Tipe Produksi
klasifikasikan sistem manufaktur berdasarkan tipe produksi menjadi 4 kategori, yaitu :
Make To Stock (MTS)
Pada strategi MTS, persediaan dibuat dalam bentuk produk akhir yang siap dipak. Siklus dimulai
ketika perusahaan menentukan produk, kemudian menentukan kebutuhan bahan baku, dan
membuatnya untuk disimpan, Konsumen akan memesan produk jika harga dan spesifikasi
produk sesuai dengan kebutuhannya. Operasi difokuskan pada kebutuhan pemenuhan tingkat
persediaan dan order yang tidak diidentifikasi pada proses produksi. Sistem produksi
mengembangkan tingkat persediaan yang didasarkan pada order yang akan datang, bukan pada
order sekarang. Pada strategi ini, resiko persediaan lebih besar. Contoh produk: makanan,
minuman, mainan, dan lain-lain

Assemble to Order (ATO)


Strategi ATO, semua subassembly masuk pada persediaan. Ketika order suatu produk datang,
perusahaan dapat dengan cepat merakit komponen menjadi produk jadi. Strategi ini digunakan
oleh perusahaan yang mempunyai produk modular, yang dapat dirakit menjadi beberapa produk

akhir. Strategi ini mempunyai moderate risk terhadap investasi persediaan. Operasi lebih
difokuskan pada modul atau part. Contoh produk: automobile, elektronik, komputer komersil,
restoran fast food yang menyediakan beberapa paket makanan, dan lain-lain

Make To Order (MTO)


Strategi MTO mempunyai persediaan tetapi hanya dalam bentuk desain produk dan beberapa
bahan baku standar, sesuai dengan produk yang telah dibuat sebelumnya. Aktivitas proses
berdasarkan order konsumen. Aktivitas proses dimulai pada saat konsumen menyerahkan
spesifikasi produk yang dibutuhkan dan perusahaan akan membantu konsumen menyiapkan
spesifikasi produk, beserta harga dan waktu penyerahan. Apabila telah dicapai kesepakatan,
maka perusahaan akan mulai membuat komponen dan merakitnya menjadi produk dan kemudian
menyerahkan kepada konsumen. Pada strategi ini, resiko terhadap investasi persediaan kecil,
operasionalnya lebih fokus pada keinginan konsumennya. Contoh produk: komponen mesin,
komputer untuk riset, dan lain-lain
Sistem manufaktur Make to Order (MTO) adalah sistem manufaktur yang beroperasi
berdasarkan pesanan. Sistem manufaktur ini dibagi lagi menjadi MTO non-repetitif dan MTO
repetitive
Kedua sistem MTO ini umumnya memiliki sistem produksi job shop, agar bisa
mengakomodasikan order dengan ukuran yang kecil dan spesifikasi setiap order yang berbeda.
Akan tetapi, untuk beberapa sistem manufaktur MTO yang berperan sebagai sub-kontraktor
dapat memiliki sistem produksi flow shop, karena adanya kesamaan proses dalam
sistem order yang diterima, misalnya sub-kontraktor produk semi konduktor, perusahaan
pembuat tirai alumunium untuk jendela rumah dengan berbagai ukurannya, dan pabrik
pengolahan karet alami.
Sistem produksi flow shop umumnya merupakan sistem produksi untuk sistem manufakturmake
to stock (MTS) yang cenderung untuk memproduksi produk-produk dalam jumlah besar dan
variasi yang sedikit. Pada sistem manufaktur MTS, peningkatan performansi stasiun kerja
dilakukan dengan memeperbaiki cara kerja yang dilakukan di setiap stasiun. Sistem manufaktur
MTO dapat juga memiliki sistem produksi flow shop, tetapi peningkatan performansi stasiun
kerja tidak hanya dilakukan dengan memperbaiki cara kerja melainkan juga dengan mengatur
urutan order-order yang akan diproses

Pada bagian sebelumnya telah dijelaskan bahwa sistem produksi untuk sistem manufaktur MTO
dapat berupa job shop maupun flow shop yang ditentukan oleh karakteristik urutan pengertian
setiap order. Sistem MTO repetitif memiliki sistem produksi job shop, apabila urutan
pengerjaannya tidak mengikuti suatu aliran urutan pengerjaan tertentu, sedangkan sistem
produksi flow shop diterapkan jika urutan pengerjaan setiap order mengikuti urutan pengerjaan
tertentu. Sistem MTO repetitif job shop dengan urutan pengerjaan yang tidak mengikuti aliran
tertentu mempunyai variasi urutan pengerjaan yang lebih tinggi dibandingkan MTO
repetitif flow shop, sehingga perkiraan saat order akan diproses di stasiun kerja tertentu untuk
MTO repetitif job shop akan relatif lebih komplek dibandingkan dengan MTO repetitif flow
shop.

Engineering to Order (ETO)


Dalam ETO, tidak ada persediaan. Produk belum dibuat sebelum ada order. Ketika order datang,
perusahaan akan mengembangkan desain produk berserta waktu dan biaya yang diperlukan.
Apabila rancangannya disetujui konsumen, maka produk baru dibuat. Strategi ini tidak
mempunyai resiko (zero risk) persediaan. Dan cocok untuk produk baru atau unik. Misalnya:
Kapal, komputer untuk militer, prototype mesin baru, dan lain-lain. Operasi lebih difokuskan
pada spesifikasi order dari konsumen daripada partnya itu sendiri.

Volume produksi
Bedworth & Bailey, 1987 mengklasifikasikan sistem manufaktur menjadi 3 kategori, yaitu:
a. Produksi massa
Laju serta tingkat produksi pada produksi massa umumnya tinggi, permintaan terhadap produk
yang dihasilkan tinggi, dan peralatan umumnya mempunyai fungsi khusus. Keahlian tenaga kerja
tidak terlalu tinggi sebagai akibat dari fungsi peralatan yang khusus.
b. Produksi batch
Ukuran lot produksi adalah medium. Tujuan dilakukannya produksi batch adalah untuk
memenuhi kebutuhan konsumen terhadap produk-produk yang diperlukan secara kontinu.
Peralatan umumnya mempunyai fungsi umum tetapi dirancang untuk tingkat produksi yang
tinggi.
c. Produksi job shop

Tingkat produksi rendah, peralatan mempunyai fungsi umum, keahlian yang diperlukan tenaga
kerja cukup tinggi, biasanya membuat berdasarkan pesanan.
Aliran produksi
Fogarty et al. (1991) mengklasifikasikan sistem manufaktur berdasarkan aliran proses menjadi 3
tipe disain manufaktur tradisional, yaitu:
a. Fixed Site (Project)
Pada tipe project, material, tools, dan personel dialokasikan pada produk yang dibuat. Secara
ekstrim dikatakan bahwa tidak ada aliran produk pada tipe ini, tetapi masih terdapat urutan
operasi. Bentuk operasi pada project digunakan ketika terdapat kebutuhan khusus/spesial yang
memerlukan kreativitas dan keunikan. Hal ini sulit diotomasikan pada proses manufaktur, karena
hanya dilakukan satu kali. Project memerlukan biaya tinggi dengan perencanaan dan
pengendalian yang sulit, sebab berat pada tahap definisi initial dengan tingkat perubahanperubahan dan inovasi yang tinggi.
b. Job Shop (Jumbled Flow)
Pada proses job shop, man dan machine dikelompokkan menjadi stasiun kerja (semua bor pada
satu stasiun kerja, gerinda, dan sebagainya). Aliran produk dan job hanya pada stasiun kerja yang
dibutuhkan. Keuntungannya, dengan mesin yang berfungsi umum (general-purpose equipment)
dan operator berketerampilan tinggi membuat proses manufaktur job shop fleksibel dalam
merespon perubahan disain dan volume pesanan konsumen. Kerugiannya, tidak efisien.
c. Flow Shop, meliputi: small batch line flow, large batch (repetitive) line flow, dan continuous
line flow.
Flow Shop disusun dari stasiun kerja dalam urutan operasi untuk membuat produk. Semua
produk mengikuti standar produk yang ditentukan. Lintas rakitan automobile merupakan contoh
bagus untuk proses flow shop.
3 tipe flow shop adalah:
1) Small-Batch Line Flow, mempunyai semua karakter flow shop, tetapi tidak semua memproses
produk yang sama secara terus menerus. Memproses beberapa produk dengan ukuran batch
kecil, dengan kebutuhan setup per batch. Digunakan ketika biaya proses bisa dipertimbangkan,
permintaan part rendah, dan non-diskrit. Contohnya adalah farmasi.
2) Large-Batch (Repetitive) Line Flow, memproduksi produk diskrit dalam volume besar tetapi
tidak kontinu.

3) Continuous Line Flow merefer pada proses kontinu dari fluida, bedak, logam, dan lain-lain.
Biasa digunakan pada industri gula, minyak, dan logam lainnya.
Tata letak (lay out)
klasifikasikan sistem manufaktur berdasarkan tata letak menjadi 3 kategori, yaitu:
1. Fixed position layoutFixed position layout disebut juga layout dengan posisi tetap.
Artinya pengaturan fasilitas produksi dalam membuat produk, dengan meletakkan produk
yang dibuat tetap atau tidak dipindah-pindah. Mesin, karyawan, dan fasilitas produksi
lain yang berpindah mengelilingi produk yang dikerjakan sesuai dengan kebutuhan.
Contoh: pembuatan produk pesawat terbang, kapal laut, dan lain-lain.
2. Process layout Process layout disebut juga layout fungsional. Artinya pengaturan letak
fasilitas produksi di dalam pabrik didasarkan atas fungsi bekerjanya setiap mesin atau
fasilitas produksi yang ada. Mesin atau fasilitas yang memiliki fungsi yang sama
dikelompokkan dan diletakkan pada tempat yang sama. Layout ini biasanya digunakan
untuk membuat barang yang beragam. Dalam layout ini arus barang selalu berubah,
tergantung pada kebutuhan mesin yang digunakan untuk membuat suatu produk. Contoh:
berbagai produk dan besi.
3. Product flow layout Product flow layout disebut juga layout garis. Artinya pengaturan
letak mesin-mesin atau fasilitas produksi dalam suatu pabrik didasarkan atas urut-urutan
proses produksi dalam membuat suatu produk. Produk yang dikerjakan setiap hari selalu
sama dan arus produk yang dikerjakan juga selalu sama, seolah-olah menyerupai garis,
meskipun tidak selalu berupa garis lurus.

F. Strategi Perencanaan dan Pengendalian Produksi


Perencanaan (planning) merupakan tahap awal dalam manajemen, yaitu menentukan tujuan
terukur dan memutuskan cara pencapaiannya. Sehingga planning merupakan awal dari
pelaksanaan dan pengendalian. Tanpa perencanaan, maka tidak akan ada dasar pelaksanaan dan
evaluasi pencapaian hasil. Pelaksanaan (execution) adalah pelaksanaan dari rencana dan
pengendalian merupakan proses membandingkan antara hasil aktual dengan hasil yang
diharapkan dan memutuskan langkah berikutnya. Planning, execution, dancontrol merupakan
proses iteratif yang seharusnya dilakukan secara terus menerus.

Hirarki perencanaan meliputi:


1. Issues perencanaan strategis
a. Perencanaan produk yang akan dibuat
b. Perancangan sistem manufaktur
2. Issues perencanaan taktis
a. Perincian rencana strategis
b. Disagregasi rencana agregat
c. Penentuan planned order releases
3. Issues perencanaan pelaksanaan
a. Dispaching planned order releases
b. Day-by-day basis
c. Minimizing manufacturing lead time and work in process

Proses Manufaktur Baru


Sekarang telah berkembang disain proses manufaktur baru, yaitu:
1. Flexible Manufacturing System (FMS)Flexible Manufacturing System (FMS) adalah disain
proses manufaktur yang bersifat fleksibel dan dikontrol dengan menggunakan komputer.
Minimal ada 3 komputer yang harus ada dalamFlexible Manufacturing System (FMS).
a. Adanya rangkaian proses produksi yang terdiri atas beberapa macam pusat kerja dan diatur
dengan menggunakan komputer. Biasanya dengan CNC Machines.
b. Pengangkutan barang dilakukan secara otomatis, biasanya dengan AGV atau Automated
Guided Vehicles.
c. Bongkar muat dan pengambilan barang dilakukan secara otomatis, biasanya dengan
AS/AR atau Automated Storage and Retreival System.
2. Agile Manufacturing System (AMS)
AMS merupakan perusahaan yang akan mencapai keuntungan yang dicapai FMS tetapi tanpa
otomasi intensif. AMS lebih merupakan sebuah filosofis dibanding sekumpulan hardware.
Dalam satu industri, AMS biasa akan menggunakan JIT (Just in Time), pada shop floor pada
saat eksekusi, sebab teknologinya dapat dipakai dengan biaya yang efektif (cost efective).
Secara umum, AMS merupakan sistem manufaktur yang mempunyai kapabilitas yang

lengkap dalam merespon permintaan konsumen.Beberapa bagian dalam sistem manufaktur


masa depan antara lain:
1. EDI (Electronic Data Interchane) adalah sistem informasi dengan menggunakan komputer
yang dihubungkan dengan telepon atau alat komunikasi yang lain.
2. CAD (Computer Aided Design) adalah pembuatan disain produk dengan menggunakan
bantuan komputer. Dengan bantuan komputer dapat dibuat gambar disain dengan mudah serta
perhitungan penggunaan bahan, daya tahan produk, dan informasi lain yang berhubungan dengan
desain produk yang dibuat.
3. CAM (Computer Aided Manufacturing) adalah penggunaan komputer untuk merencanakan,
mengatur, dan mengontrol kerja mesin, alat-alat, dan arus produk dalam proses produksi.
4. CAPP (Computer Aided Process Planning) adalah penggunaan komputer untuk proses
perencanaan yang berhubungan dengan pembuatan suatu produk.
5. CAI (Computer Aided Inspection) adalah penggunaan komputer untuk melakukan
pemeriksaan produk jadi sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa datang yang meliputi
kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka
memenuhi permintaan barang ataupun jasa. Salah satu jenis peramalan adalah peramalan
permintaan. Peramalan permintaan merupakan tingkat permintaan produk produk yang
diharapkan akan terealisasi untuk jangka waktu tertentu pada masa yang akan datang
Untuk menjamin efektivitas dan efisiensi dari sistem peramalan permintaan, terdapat Sembilan
langkah yang harus diperhatikan yaitu :
1.

Menentukan tujuan dari peramalan

2.

Memilih item independent demand yang diramalkan

3.

Menentukan horizon waktu dari peramalan

4.

Memilih model model peramalan

5.

Memperoleh data yang dibutuhkan untuk melakukan peramalan

6.

Validasi model peramalan

7.

Membuat peramalan

8.

Implementasi hasil hasil peramalan

9.

Memantau keandalan hasil peramalan


Fungsi Peramalan

Dalam fungsi peramalan tidak hanya termasuk di dalamnya teknik khusus dan model, tetapi juga
termasuk input dan output dari subyek peramalan .
Pengembangan fungsi peramalan dibutuhkan untuk mengidentifikasi output, karena
spesifikasi output dapat menyederhanakan pemilihan model peramalan, tetapi fungsi permalan
tidaklah lengkap tanpa mempertimbangkan input.
Peramalan biasanya meliputi beberapa pertimbangan berikut ini :
1.

Item yang diramalkan

2.

Peramalan dari atas (top-down) atau dari bawah (buttom-up)

3.

Teknik peramalan (model kuantitatif atau kualitatif)

4.

Satuan yang digunakan

5.

Interval/horison waktu

6.

Komponen peramalan

7.

Ketepatan peramalan

8.

Pengecualian dan situasi khusus

9.

Perbaikan parameter model peramalan.


Peramalan dan Horison Waktu
Dalam hubunganya dengan horizon waktu peramalan, kita dapat mengklasifikasikan peramalan
tersebut ke dalam 3 kelompok, yaitu :

1.

Peramalan Jangka Pajang, umumnya 2 sampai 10 tahun. Peramaln ini digunakan untuk
perencanaan produk dan perencanaan sumber daya.

2.

Peramalan Jangka Menengah, umumnya 3 sampai 24 bulan. Peramalan ini lebih


mengkhusus dibandingkan peramalan jangka panjang, biasanya digunakan untuk menentukan
aliran kas, perencanaan produksi, dan penentuan anggaran.

3.

Peramalan Jangka Pendek, umumnya 1 sampai 3 bulan. Peramalan ini digunakan untuk
mengambil keputusan dalam hal perlu tidaknya lembur, penjadwalan kerja, dan lain lain.
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Peramalan
Permintaan suatu produk pada suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor
lingkungan yang saling berinteraksi dalam pasar yang berada di luar kendali perusahaan. Dimana
faktor faktor lingkungan tersebut juga akan mempengaruhi peramalan. Berikut ini merupakan
beberapa faktor lingkungan yang mempengaruhi peramalan :

1.

Kondisi umum bisnis dan ekonomi

2.

Reaksi dan tindakan pesaing

3.

Tindakan pemerintah

4.

Kecenderungan pasar

5.

Siklus hidup produk

6.

Gaya dan mode

7.

Perubahan permintaan konsumen

8.

Inovasi teknologi
Karakteristik Peramalan yang Baik
Peramalan yang baik mempunyai beberapa criteria yang penting, antara lain akurasi, biaya, dan
kemudahan. Penjelasan dari criteria criteria tersebut adalah sebagai berikut:

Akurasi. Akurasi dari suatu hasil peramalan diukur dengan kebiasan dan kekonsistensian
peramalan. Hasil peramalan dikarakan bias bila peramalan tersebut terlalu tinggi atau terlalu
rendah dibanidng dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Hasil peramalan dikatakan
konsisten bila besarnya kesalahan peramalan relatif kecil.
Buffa menjelaskan bahwa metode yang lebih canggih tidak menjamin dihasilkannya hasil yang
lebih akurat ketimbang metode yang lebih sederhana, lebih mudah diterapkan, dan lebih murah.
Berikut ini merupakan temuan temuan yang berhubungan dengan pemilihan metode peramalan
dan akurasi hasil peramalan :

1.

Akurasi peramalan meningkat jika ramalan dari lebih banyak metode dikombinasikan untuk
menghasilkan ramalan akhir; tetapi dampak marjinal dari penambahan satu metode berkurang
dengan semakin banyaknya jumlah metode yang digunakan.

2.

Resiko kesalahan yang lebih besar dalam peramalan yang mungkin disebabkan oleh pemilihan
metode yang keliru, resiko kesalahan akan berkurang jika hasil dari dua atau lebih metode
dikombinasikan.

3.

Variabilitas dalam akurasi ramalan diantara berbagai kombinasi metode peramalan berkurang
dengan makin banyaknya metode yang digunakan.

Biaya. Biaya yang diperlukan untuk pembuatan suatu peramalan tergantung dari jumlah item
yang diramalkan, lamanya periode peramalan, dan metode peramalan yang dipakai.

Kemudahan. Penggunaan metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat, dan mudah
diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Beberapa Sifat Hasil Peramalan

Dalam membuat peramalan atau menerapkan hasil peramalan, ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan, yaitu :
1.

Peramalan pasti mengandunga kesalahan, artinya peramal hanya bias mengurangi


ketidakpastian yang akan terjadi tetapi tidak dapat menghilangkan ketidakpastian tersebut.

2.

Peramalan seharusnya memberikan informasi mengenai berapa ukuran kesalahan.

3.

Peramalan jangka pendek lebih akurat dibandingkan dengan peramalan jangka panjang.
Peraturan Peramalan
Terdapat beberapa peraturan yang harus diperhatikan sebelum melakukan peramalan, yaitu :
Tidak boleh meramalkan produk produk yang tergolong ke dalam dependent demand.
Produk produk yang tergolong dalam dependent demand harus direncanakan atau dihitung.
Peramalan hanya boleh dilakukan pada produ produk yang tergolong ke dalam independent
demand.
Penentuan horizon peramalan berdasarkan kondisi aktual sistem manufaktur dan tujuan
dari peramalan.
Semakin jauh periode di masa mendatang yang diramalkan-dengan asumsi faktor faktor lain
tetap-hasil ramalan akan semakin kurang akurat
Disamping berdasarkan waktu, peramalan juga dapat dilakukan berdasarkan lokasi
geografis, kelompok produk, yang dikenal sebagai peramlan berdasarkan dimensi agregasi
dan disagregasi.
Peramalan pada tingkat agregasi yang lebih tinggi akan lebih akurat dibandingkan peramalan
pada tingkat agregasi yang lebih rendah atau pada tingkat disagregasi.
METODE PERAMALAN PERMINTAAN
Banyak jenis metode peramalan yang tersedia untuk manajemen. Namun yang lebih
penting bagi para praktisi adalah bagaimana memahami karakteristik suatu metode peramalan
agar cocok bagi situasi pengambilan keputusan tertentu. Secara umum metode peramalan dapat
dibagi dalam dua ketegori utama, yaitu metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode
kuantitatif dapat dibagi ke dalam deret berkala atau kurun waktu (time series) dan metode kausal,
sedangkan metode kualitatif dapat dibagi menjadi metode eksploratoris dan normative.
Metode kuantitatif sangat beragam dan setiap teknik memiliki sifat, ketepatan dan biaya
tertentu yang harus dipertimbangkan dalam memilih metode tertentu. Untuk menggunakan
metode kuantitatif terdapat tiga kondisi yang harus dipenuhi, yaitu:

Tersedia informasi tentang masa lalu

Informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk numeric

Diasumsikan bahwa beberapa pola masa lalu akan terus berlanjut

Beberapa Sifat Hasil Peramalan


Dalam membuat peramalan atau menerapkan suatu peramalan, maka ada beberapa hal yang
harus dipertimbangkan, yaitu :
1.

Ramalan pasti mengandung kesalahan, artinya peramal hanya bisa mengurangi ketidakpastian
yang akan terjadi, tetapi tidak dapat menghilangkan ketidakpastian tersebut.

2.

Peramalan seharusnya memberikan informasi tentang beberapa ukuran kesalahn, artinya


karena peramalan pasti mengandung kesalahan, maka adalah penting bagi peramal untuk
menginformasikan seberapa besar kesalahan yang mungkin terjadi.

3.

Peramalan jangka pendek lebih akurat dibandingkan peramalan jangka panjang. Hal ini
disebabkan karena peramalan jangka pendek, faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
relatif masih konstan sedangkan semakin panjang periode peramalan, maka semakin besar pula
kemungkinan terjadinya perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Teknik Peramalan

Peramalan dimaksudkan untuk memperkecil resiko yang timbul akibat pengambilan


keputusan dalam suatu perencanaan produksi. Semakin besar upaya yang dikeluarkan tentu
resiko dapat diperkecil. Namun upaya memperkecil resiko tersebut dibatasi biaya yang
diperlukan.

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam peramalan:

Horizon Peramalan
Ada dua aspek dari horison waktu yang berhubungan dengan masing-masing metode
peramalan yaitu:
1.

Cakupan waktu di masa yang akan dating

2.

Perbedaan dari metode peramalan yang digunakan sebaiknya disesuaikan.

3.

Periode peramalan

Ada teknik dan metode peramalan yang hanya dapat meramal untuk peramalan satu atau dua
periode di muka, teknik dan metode lain dapat meramalkan beberapa waktu di depan.

Tingkat ketelitian
Tingkat ketelitian yang dibutuhkan sangat erat hubungannya dengan tingkat perincian
yang dibutuhkan dalam suatu peramalan. Dalam suatu pengambilan keputusan diharapkan
variasi atau penyimpangan atas ramalan antara 10% -15% sedangkan pengambilan keputusan
yang lain variasi 5% sudah berbahaya.

Ketersediaan data
Metode yang digunakan sangat besar manfaatnya. Apabila dari data yang lalu diketahui
adanya pola musiman, maka untuk untuk peramalan satu tahun ke depan sebaiknya digunakan
metode variasi musiman. Sedangkan apabila diketahui hubungan antar variabel saling
mempengaruhi, maka perlu digunakan metode sebab akibat atau korelasi.

Bentuk pola data


Dasar utama metode peramalan adalah anggapan bahwa pola data yang diramalkan akan
berkelanjutan. Sebagai contoh, beberapa deret yang menunjukan pola musiman, atau trend.
Metode peramalan yang lain mungkin lebih sederhana, terdiri dari satu nilai rata-rata, dengan
fluktuasi yang acakan atau random yang terkandung. Karena perbedaan kemampuan metode
peramalan untuk mengidentifikasi pola-pola data, maka perlu adanya usaha penyesuaian pola
data.

Biaya
Umumnya ada empat jenis biaya dalam proses peramalan yaitu: biaya pengembangan, biaya
penyimpanan, biaya operasi, dan biaya kesempatan penggunaan teknik peramalan. Adanya

perbedaan nyata berpengaruh atas menarik tidaknya penggunaan metode tertentu untuk suatu
keadaan yang dihadapi.

Adapun langkah-langkah dalam melakukan peramalan adalah :


1.

Tentukan tujuan peramalan

2.

Pembuatan diagram pencar

3.

Pilih minimal dua metode peramalan yang dianggap sesuai

4.

Hitung parameter-parameter fungsi peramalan.

5.

Hitung kesalahan setiap metode yang terbaik, yaitu yang memiliki kesalahan terkecil

6.

Pilih metode yang terbaik, yaitu yang memiliki kesalahan terkecil.

7.

Lakukan verifikasi peramalan.

METODE RUNTUN WAKTU

Metode runtun waktu atau sering disebut metode deret waktu atau deret berkala
menggambarkan berbagai gerakan yang terjadi pada sederetan data pada waktu tertentu. Langkah
penting dalam memiliki metode runtunwaktu adalah dengan mempertimbangkan jenis pola data.
Pola data dapat dibedakan menjadi empat jenis siklus dan trend (makriadis & wheelright, 1983),
yaitu:
1.

Pola horizontal, terjadi bilamana nilai data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata yang

konstan.
2.

Pola musiman, terjadi bilamana suatu deret dipengaruhi oleh factor musiman.

3.

Pola siklus, terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang

seperti siklus bisnis.


4.

Pola trend, terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang

dalam data.

METODE GERAKAN TREND


Anggapan yang mengatakan bahwa garis trend seharusnya merupakan garis linear tidak
selalu demikian. Terdapat empat cara yang biasa digunakan untuk mengukur gerakan trend,
yaitu:

Metode bebas (freehand method)

Metode setengah-setengah (semi average method)

Metode rata-rata bergerak (moving average method)

Metode kuadrat terkecil (least quares method)

Single Moving Average

Salah satu cara untuk mengubah pengaruh data masa lalu terhadap nilai tengah sebagai ramalan
adalah dengan menentukan sejak awal berapa jumlah nilai observasi masa lalu yang akan
dimasukkan untuk menghitung nilai tengah. Untuk menggambarkan prosedur ini digunakan
istilah rata-rata bergerak (moving average) karena setiap muncul nilai observasi baru, nilai ratarata baru dapat dihitung denagn membuang nilai observasi yang paling tua dan memasukkan
nilai observasi yang terbaru. Rata-rata bergerak ini kemudian akan menjadi ramalan untik
periode mendatang.

Data time series seringkali mengandung ketidakteraturan yang akan menyebabkan prediksi yang
beragam. Untuk menghilangkan efek yang tidak diinginkan dari ketidak-teraturan ini,
metode single moving average mengambil beberapa nilai yang sedang diamati, memberikan
rataan, dan menggunakannya untuk memprediksi nilai untuk periode waktu yang akan datang.
Semakin tinggi jumlah pengamatan yang dilakukan, maka pengaruh metode moving average
akan lebih baik. Meningkatkan jumlah observasi akan menghasilkan nilai peramalan yang lebih
baik karena ia cenderung meminimalkan efek-efek pergerakan yang tidak biasa yang muncul
pada data.

Double Moving Average


Untuk mengurangi kesalahan sistematis yang terjadi bila rata-rata bergerkan dipakai pada data
berkecenderungan maka dikembangkan metode rata-rata bergerak linear. Dasar metode ini
adalah menghitung rata-rata bergerak yang kedua. Rata-rata bergerak ganda ini merupakan
rata-rata bergerak dari rata-rata bergerak, dan menurut simbol dituliskan sebagai MA(M x N)
dengan arti MA M-periode dari MA N-periode.

Moving Average juga mempunyai dua kelemahan yaitu memerlukan data masa lalu dalam
jumlah besar untuk ketepatan prediksi, dan masing-masing observasi diberikan bobot yang sama,
ini melanggar bukti empiris bahwa semakin observasi terbaru seharusnya lebih dekat dengan
nilai masa depan maka kepentingan bobotnya akan meningkat pula

Single Exponential Smoothing

Juga dikenal sebagai simple exponential smoothing yang digunakan pada peramalan jangka
pendek, biasanya hanya 1 bulan ke depan. Model mengasumsikan bahwa data berfluktuasi di
sekitar nilai mean yang tetap, tanpa trend atau pola pertumbuhan konsisten.

Rumus untuk Simple exponential smoothing adalah sebagai berikut:


St = * Xt + (1 ) * St-1
dimana:

St = peramalan untuk periode t.


Xt + (1-) = Nilai aktual time series
Ft-1 = peramalan pada waktu t-1 (waktu sebelumnya)
= konstanta perataan antara nol dan 1

2. Double Exponential Smoothing

Metode ini digunakan ketika data menunjukkan adanya trend. Exponential smoothing dengan
adanya trend seperti pemulusan sederhana kecuali bahwa dua komponen harus diupdate setiap
periode level dan trendnya. Level adalah estimasi yang dimuluskan dari nilai data pada akhir
masing-masing periode. Trend adalah estimasi yang dihaluskan dari pertumbuhan rata-rata pada
akhir masing-masing periode. Rumus double exponential smoothing adalah:
St = * Yt + (1 ) * (St-1 + bt-1)
bt = * (St St-1) + (1 ) * bt-1
Dekomposisi dalam peramalan merupakan metode yang menggunakan empat komponen utama
dalam meramalkan nilai masa depan, komponen tersebut antara
lain trend (Tt), musiman (St), Siklik/siklus (Ct) dan Error atau komponen ketidakteraturan
(Et). Dekomposisi mengisolasi komponen-komponen tersebut untuk kemudian menyusun
kembali komponen-komponen tersebut menjadi efek musiman, efek siklus, efek trend,
dan error. Metode dekomposisi klasik biasa kita kenal dengan metode Census I.
Berikut adalah contoh data yang mengandung empat komponen tersebut:

Secara umum terdapat dua jenis model dekomposisi antara lain:


Dekomposisi Aditif
Dekomposisi Aditif menghitung dekomposisi time seris pada komponen-komponen trend,
musiman, siklus dan error. Metode ini mengidentifikasi ramalan masa depan dan menjumlahkan
proyeksi yang hasil peramalan. Model diasumsikan bersifat aditif (semua komponen
ditambahkan untuk mendapatkan hasil peramalan)
Persamaan model ini adalah:
Xt = Tt + St + Ct + t
dimana T adalah trend, S adalah komponen musiman, C adalah komponen siklik/siklis dan
adalah error.
Dekomposisi Multiplikatif
Dekomposisi multiplikatif menghitung dekomposisi time series pada komponenkomponen trend, musiman, siklus, dan error dan kemudian memprediksi nilai masa depan.
Model diasumsikan bersifat multiplikatif (semua komponen dikalikan satu sama lain untuk
mendapatkan model peramalan).
Persamaan model ini adalah:
Xt = Tt * St * Ct * t

Anda mungkin juga menyukai