2, Oktober 2011 : 18 24
R. D. Ratnani
Jurusan Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Wahid Hasyim Semarang
Jl Menoreh Tengah X/22 Semarang
e-mail :
Ratnani_unwahas@yahoo.com
Industri tahu di Jawa Tengah saat ini telah berkembang pesat. Seiring
dengan berkembangnya industri makanan telah banyak pula efek negatif
yang timbul. Limbah cair yang dihasilkan oleh industry tahu adalah berupa
limbah organic. Limbah organic sebenarnya dapat terdegradasi oleh
lingkungan secara alami, tetapi apabila kapasitas tinggi atau berlebihan.
Metode pengolahan limbah cair tahu telah banyak dilakukan. Pada
penelitian kali ini dilakukan pengolahan limbah cair tahu dengan
menggunakan lumpur aktif kemudian di amati kecepatan penyerapanya
Hasil yang diperoleh dengan menggunakan lumpur aktif adalah
konsetrasi limbah yang berupa COD, DO dan pH menurun sampai dibawah
baku mutu. Selain itu pada limbah yang telah diolah tidak lagi berbau
menyengat/berbau busuk. Warna limbah cairnya juga sudah tidak putih
keruh tetapi menjadi jernih.
Kata kunci : limbah Organik, degradasi, lumpur aktif ,COD, DO, dan pH
Latar Belakang
Industri tahu banyak terdapat di
Indonesia. Lokasi industri tahu kebanyakan
menyatu dengan pemukiman penduduk, sehingga
muncul permasalahan dengan warga sekitar.
Industri tahu menghasilkan limbah cair yang dapat
mengakibatkan pencemaran terhadap lingkungan.
Pencemaran akibat limbah cair tahu dapat berupa:
oksigen terlarut rendah, air menjadi kotor, dan bau
yang menyengat. Menurut Jenie (1995), limbah
cair tahu mengandung zat organik yang dapat
menyebabkan pesatnya pertumbuhan mikroba
dalam air. Hal tersebut akan mengakibatkan kadar
oksigen dalam air menurun tajam. Limbah cair
tahu mengandung zat tersuspensi, sehingga
mengakibatkan air menjadi kotor/keruh.
Bahan baku tahu adalah kedelai, asam
cuka, dan air. Kandungan protein dalam kedelai
dan asam cuka yang ditambahkan dalam proses
pembuatan tahu akan menyebabkan limbah cair
tahu mengeluarkan bau yang tidak diinginkan.
Bau busuk pada limbah cair tahu disebabkan
adanya pemecahan protein yang mengandung
sulfur tinggi oleh mikroba alam. Nurtiyani (2000)
menyebutkan beberapa dampak dari pencemaran
yang diakibatkan oleh adanya industri tahu yaitu:
berupa gangguan kehidupan biotik, gangguan
kesehatan, gangguan keindahan, serta merusak
benda.
Lumpur aktif juga dapat digunakan untuk
mendegradasi zat organik yang terdapat dalam
limbah cair tahu. Pada sistem ini, mikroorganisme
18
(R.D. Ratnanai)
(R.D. Ratnanai)
METODOLOGI PENELITIAN
Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan adalah
limbah cair tahu yang diambil dari pabrik tahu
Barokah di Semarang. Lumpur aktif yang
digunakan diambil dari selokan-selokan disekitar
perusahaan. Bahanbahan kimia untuk analisis
COD berupa asam sulfat, kalium dikromat, perak
sulfat, mercury sulfat, ferro amonium sulfat, dan
indikator ferroin dibeli dari CV. General Labora
Yogyakarta.
Sebelum dilakukan proses pengolahan,
telah diketahui karakter dari limbah cair tahu
tersebut. Karakteristik limbah cair tahu dapat
dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Karakteristik Limbah Cair Pabrik
Tahu Barokah di Semarang.
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Parameter
pH
DO
COD
Air
Abu
Karbohidrat
Protein
Lemak
Serat kasar
Temperatur
Warna
12
Bau
Hasil Analisis
4,26
4,5 ppm
11628 ppm
99,162 %
0.139 %
0.294%
0,155 %
0,058 %
0.191 %
45 C
Kuning keruh
Berbau
menyengat
22
Pengolahan
Limbah
Aklimatisasi
lumpur aktif
Analisis konsentrasi
COD dan lumpur
aktif
Analisis data
Gambar 1. Diagram alir penelitian pada perlakuan
dengan lumpur aktif
PENGAMATAN
SIMULASI
7,2
536
896
487
844
7,2
512
932
454
858
7,2
496
948
419
871
7,2
496
948
496
948
7,2
488
968
467
960
7,2
480
996
438
971
7,2
456
1128
408
983
7,2
440
1048
378
995
7,2
384
1064
348
1007
7,2
331
1096
317
1019
7,2
250
1104
284
1033
pH
XL,
ppm
COD/C
l, ppm
XL,
ppm
6,9
808
692
808
808
6,9
784
696
785
701
7,0
768
708
763
710
7,0
752
716
739
719
7,1
728
720
716
729
7,1
688
744
692
738
7,1
672
764
668
748
7,1
648
780
644
758
7,1
648
780
648
780
7,1
574
768
617
793
7,1
576
848
585
805
7,2
560
876
553
818
7,2
552
888
520
831
900
KONSENTRASI COD [mg/L]
HARI
COD/Cl,
ppm
(R.D. Ratnanai)
800
700
600
500
400
300
200
100
COD 1 DATA
COD1 SIM ULASI
0
0
COD 2 DATA
COD 2 SIM ULASI
3
4
WAKTU [hari]
COD 3 DATA
COD 3 SIM ULASI
23
1200
1000
800
600
400
200
LUM PUR 1 DATA
LUM PUR 2 SIM ULASI
0
0
3
4
WAKTU [hari]
KESIMPULAN
Dari penelitian yang sudah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa, dengan pada perlakuan
dengan lumpur aktif saja efisiensi penyerapan
dengan eceng gondok sendiri berkisar 46-81, 2050, dan 20-34%.
DAFTAR PUSTAKA
Algadrie, Y.S, 2002, Kajian Kualitas Lingkungan
yang Ditimbulkan Limbah Cair Tahu dan
Evaluasi Sistem Unit Pengolahan Limbah
di Dusun Gerso Desa Trimurti Kecamatan
Srandakan Kabupaten Bantul, Tesis S2,
Magister Pengelolaan Lingkungan UGM,
Yogyakarta.
Antara, N.Y., 1993, Aklimasi Lumpur Aktif dan
Penerapannya dalam Pengolahan Limbah
Cair Industri Tahu, Tesis S2, Ilmu dan
Teknologi Pangan UGM, Yogyakarta.
Bahri, S., 2006, Pemanfaatan Tumbuhan Air
(Azzola) untuk Pengolahan Limbah Cair
Industri Tahu di Desa Bandarjaya
Kecamatan Terbanggi Besar Lampung
Tengah, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Lampung,
Lampung.
Jenie, B.S.L., 1995, Utilization of Tofu and
Tapioca Solid Wastes and Rise Brand to
Produce Red Pigments by Monascus
Pupureus in Tofu Liquid Waste Medium,
Journal Indonesian Food and Nutrision
Progress, Vol. 2, no.2, hal 24 29.
Pramudyanto dan Nurhasan, 1991, Penanganan
Limbah Pabrik Tahu, Yayasan Bina
Lestari, Semarang .
Repley B.S., Muller, E., and Behenna, M., 2006,
Biomass and Photosynthetic Productyvity
of Water Hyacinth as Effected by Nutrient
24