Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PLTA

Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah


SISTEM TENAGA DAN PEMBANGKIT LISTRIK

Dosen Pembimbing:
Ahmad Fahriannur, ST, MT
Oleh
Rico Rofyan Dabrianto

B4210617

Agus Susanto

B42120701

Ibnu Evendi Hadi C.

B42120768

Sofwan

B42120769

Qisti Ahmad Nabawi

B42120834

Ibnu Atho Illah

B42120845

Zahrotul Munawwaroh

B42120865

PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI TERBARUKAN


JURUSAN TEKNIK
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2014

KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
yang diharapkan.Dalam makalah ini kami membahas Pembangkit Listrik Tenaga
Air
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang PLTA
dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa yang mengikuti
mata kuliah Sistem Tenaga dan Pembangkit Listrik
Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan,
arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya kami
sampaikan :

Ahmad Fahriannur, ST, MT selaku dosen mata kuliah Sitem Tenaga dan
Pembangkit Listrik

Rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak memberikan masukan untuk


makalah ini.

Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat,


Jember, Oktober 2014
Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.2

Latar belakang
PLTA adalah suatu pusat tenaga air yang memiliki peralatan tertentu dan

bertujuan merubah (konversi) energi potensial air menjadi energi listrik.


Pembangkit tinggi tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi
potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan
turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan
generator). Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara
dengan 3,6 milyar barrel minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia
yang digunakan oleh lebih 1 milyar orang.
PLTA termasuk jenis pembangkitan hidro. Karena pembangkitan ini menggunakan
air untuk kerjanya.
Saat ini pengetahuan tentang PLTA sangat dibutuhkan oleh para
mahasiswa sebagai bekal ilmu ketika akan bekerja di PLTA, dimana para pekerja
dituntut untuk benar benar paham tentang segala sesuatu yg ada di PLTA.
Diharapkan dengan adanya makalah ini mahasiswa dapat memahami segala
sesuatu tentang PLTA.
1.2

Rumusan masalah
Masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini meliputi definisi, gambar,

macam macam (klasifikasi), prinsip kerja, pemasangan. Hal hal diluar dari
yang disebutkan tadi tidak akan dibahas dalam makalah ini.
1.1

Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan
-

Untuk mempermudah mahasiswa dalam memahami tentang PLTA

Supaya mahasiswa mengerti prinsip kerja PLTA

Supaya mahasiswa bisa mengoperasikan PLTA

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Potensi PLTA di Indonesia


Di seluruh Indonesia, potensi PLTA skala besar dan kecil sekitar 75.670

MW (75,7 GW), tetapi hanya dimanfaatkan 5.940,04 MW atau 7,92% saja (PLTA
5.711,29 MW, PLTMH 228,75 MW) dan Dirjen EBTKE menargetkan 9.700 MW
pada tahun 2015. . Indonesia memiliki enam provinsi yang potensi tenaga airnya
besar untuk dimanfaatkan menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro
(PLTMH).Hal itu dipaparkan dalam buku Rencana Induk Pengembangan Energi
Baru Terbarukan (RIPEBAT) 2010-2025.
Enam provinsi tersebut diantaranya Papua, meliputi sungai Memberamo,
Derewo,Ballem, Tuuga, Wiriagar/Sun, Kamundan dan Kladuk dengan total
potensi mencapai 12.725 megawatt (MW). Potensi terbesar lainnya yaitu
Kalimantan Timur,meliputi sungai Kerayan, Mentarang, Tugu, Mahakam, Boh,
Sembakung dan Kelai dengan total potensi mencapai 6.743 MW. Sedangkan
empat provinsi lain yang memiliki potensi adalah Sulawesi Selatan, Kalimantan
Barat, Sumatera Utara dan Aceh.
2.2

Jenis-Jenis PLTA

1. Berdasarkan Tinggi Terjun PLTA

PLTA jenis terusan air (water way)


Adalah pusat listrik yang mempunyai tempat ambil air (intake) di hulu sungai
dan mengalirkan air ke hilir melalui terusan air dengankemiringan (gradient)
yang agak kecil.
Tenaga listrik dibangkitkan dengan cara memanfaatkan tinggi terjun dan
kemiringan sungai.

PLTA jenis DAM /bendungan


Adalah pembangkit listrik dengan bendungan yang melintang disungai,
pembuatan bendungan ini dimaksudkan untuk menaikkan permukaan air
dibagian hulu sungai guna membangkitkan energi potensial yang lebih besar
sebagai pembangkit listrik.

PLTA jenis terusan dan DAM (campuran)


Adalah pusat listrik yang menggunakan gabungan dari dua jenis sebelumnya,
jadi energi potensial yang diperoleh dari bendungan dan terusan.
2. Berdasarkan Aliran Sungai PLTA

PLTA jenis aliran sungai langsung (run of river)


Banyak dipakai dalam PLTA saluran air/terusan, jenis ini membangkitkan
listrik dengan memanfaatkan aliran sungai itu sendiri secara alamiah.

PLTA dengan kolam pengatur (regulatoring pond)


Mengatur aliran sungai setiap hari atau setiap minggu dengan menggunakan
kolam pengatur yang dibangun melintang sungai dan membangkitkan listrik
sesuai dengan beban.
Disamping itu juga dibangun kolam pengatur di hilir untuk dipakai pada
waktu beban puncak (peaking power plant) dengan suatu waduk yang
mempunyai kapasitas besar yang akan mengatur perubahan air pada waktu
beban puncak sehingga energi yang dihasilkan lebih maksimal.

Pusat listrik jenis waduk (reservoir)


Dibuat dengan cara membangun suatu waduk yang melintang sungai,
sehingga terbentuk seperti danau buatan, atau dapat dibuat dari danau asli
sebagai penampung air hujan sebagai cadangan untuk musim kemarau.

PLTA Jenis Pompa (pumped storage)

adalah jenis PLTA yang memanfaatkan tenaga listrik yang berlebihan ketika
musim hujan atau pada saat pemakaian tenaga listrik berkurang saat tengah
malam, pada waktu ini sebgian turbin berfungsi sebagai pompa untuk memompa
air yang di hilir ke hulu, jadui pembangkit ini memanfaatkan kembali air yang
dipakai saat beban puncak dan dipompa ke atas lagi saat beban puncak terlewati.

2.3 Komponen komponen dasar PLTA

1. DAM
Sesuai dengan kondisi alam, pengembangan PLTA dapat dibagi atas 2 jenis
yaitu : tipe waduk dan tipe aliran langsung. Tipe waduk dapat berupa bendungan
(reservoir) dan keluaran danau (lake outlet), sedangkan tipe aliran langsung dapat
berupa aliran langsung sungai (run-off river) dan aliran langsung dengan
bendungan

pendek

(run-off

river

with

low

head

dam).

Bendungan Scrivener, Canberra Australia, dibangun untuk mengatasi


banjir 5000-tahunan. Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk
menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali
bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik
Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk
membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan.
Sedangkan waduk adalah kolam besar tempat menyimpan air sediaan untuk
berbagai kebutuhan. Waduk dapat terjadi secara alami maupun dibuat manusia.
Waduk buatan dibangun dengan cara membuat bendungan yang lalu dialiri air
sampai waduk tersebut penuh.
Bendungan Hoover, sebuah bendungan beton lengkung di Black Canyon di
Sungai Colorado. Dam dapat diklasifikasikan menurut struktur, tujuan atau
ketinggian. Berdasarkan struktur dan bahan yang digunakan, bendungan dapat

diklasifikasikan sebagai dam kayu, "embankment dam" atau "masonry dam",


dengan berbagai subtipenya
.Tujuan dibuatnya termasuk menyediakan air untuk irigasi atau penyediaan air di
perkotaan,

meningkatkan

navigasi,

menghasilkan

tenaga

hidroelektrik,

menciptakan tempat rekreasi atau habitat untuk ikan dan hewan lainnya,
pencegahan banjir dan menahan pembuangan dari tempat industri seperti
pertambangan atau pabrik. Hanya beberapa dam yang dibangun untuk semua
tujuan di atas.
Menurut ketinggian, dam besar lebih tinggi dari 15 meter dan dam utama lebih
dari 150 m. Sedangkan, dam rendah kurang dari 30 m, dam ketinggian-medium
antara

30

100

m,

dan

dam

tinggi

lebih

dari

100

m.

Kadang-kadang ada yang namanya Bendungan Sadel sebenarnya adalah sebuah


dike, yaitu tembok yang dibangun sepanjang sisi danau untuk melindungi tanah di
sekelilingnya dari banjir. Ini mirip dengan tanggul, yaitu tembok yang dibuat
sepanjang sisi sungai atau air terjun untuk melindungi tanah di sekitarnya dari
kebanjiran.
Sebuah bendungan Pengukur overflow dam didisain untuk dilewati air. weir
adalah sebuah tipe bendungan pengukur kecil yang digunakan untuk mengukur
input air. Bendungan Pengecek check dam adalah bendungan kecil yang didisain
untuk mengurangi dan mengontrol arus soil erosion.
2. SWITCHYARD
Serandang hubung ialah saluran air yang digunakna untuk mengairkan air yang
berasal dari bendungan. Saluran ini terhubung dengan Gedung sentral. Pada
saluran ini air memiliki energi kinetic yang sangat besar, karena dipenaruhi oleh
tekanan air yang disebabkan ketinggian bendungan. Semakin tinggi bendungan
dan semakin banyak jumlah air, maka semakin besar pula energi kinetic yang
dihasilkan.
3. GEDUNG SENTRAL
Terdiri atas Turbin dan Generator. Turbin adalah alat yang dapat merubah energi
kinetic air menjadi energi mekanik, sedangkan generator ialah alat yang
digunakan untuk merubah energi mekanik menjadi energi listrik.

3.1 TURBIN
Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara luas untuk
pembangkit tenaga listrik.. Turbin air mengubah energi potensial air menjadi
energi mekanis. Energi mekanis diubah dengan generator listrik menjadi tenaga
listrik. Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air
menjadi energi mekanis, turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin
impuls dan turbin reaksi.
Turbin Impuls
Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pda nozle. Air keluar nozle
yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Setelah membentur
sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan momentum
(impulse). Akibatnya roda turbin akan berputar. Turbin impuls adalah turbin
tekanan sama karena aliran air yang keluar dari nosel tekanannya adalah sama
dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan tekanan
ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan.
Turbin Pelton
Pelton wheel from Walchensee, Germany hydro power station.
Turbin pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set sudu
jalan yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih alat
yang disebut nosel. Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang
paling efisien. Turbin Pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk head
tinggi.
Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk
sedemikian sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu dan
pancaran air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehinga bisa membalikkan
pancaran air dengan baik dan membebaskan sudu dari gaya-gaya samping. Untuk
turbin dengan daya yang besar, sistem penyemprotan airnya dibagi lewat beberapa
nosel. Dengan demikian diameter pancaran air bisa diperkecil dan ember sudu

lebih kecil.
Turbin Pelton untuk pembangkit skala besar membutuhkan head lebih kurang 150
meter tetapi untuk skala mikro head 20 meter sudah mencukupi.
Turbin Turgo
Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin pelton
turbin turgo merupakan turbin impulse, tetapi sudunya berbeda. Pancaran air dari
nozle membentur sudu pada sudut 20 o. Kecepatan putar turbin turgo lebih besar
dari turbin Pelton. Akibatnya dimungkinkan transmisi langsung dari turbin ke
generator sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan biaya
perawatan.
Turbin Crossflow
Salah satu jenis turbin impuls ini juga dikenal dengan nama Turbin Michell-Banki
yang merupakan penemunya. Selain itu juga disebut Turbin Osberger yang
merupakan perusahaan yang memproduksi turbin crossflow. Turbin crossflow
dapat dioperasikan pada debit 20 litres/sec hingga 10 m3/sec dan head antara 1 s/d
200 m.
Turbin Zcrossflow menggunakan nozle persegi panjang yang lebarnya sesuai
dengan lebar runner. Pancaran air masuk turbin dan mengenai sudu sehingga
terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanis. Air mengalir keluar
membentur sudu dan memberikan energinya (lebih rendah dibanding saat masuk)
kemudian meninggalkan turbin. Runner turbin dibuat dari beberapa sudu yang
dipasang pada sepasang piringan paralel.
Turbin Reaksi
Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan terjadinya
penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini memberikan
gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang berputar) dapat berputar.
Turbin yang bekerja berdasarkan prinsip ini dikelompokkan sebagai turbin reaksi.
Runner turbin reaksi sepenuhnya tercelup dalam air dan berada dalam rumah

turbin.
Turbin Francis
Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara
sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian
keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah mengarahkan
air masuk secara tangensial. Sudu pengarah pad turbin Francis dapat merupakan
suatu sudu pengarah yang tetap ataupun sudu pengarah yang dapat diatur
sudutnya. Untuk penggunaan pada berbagai kondisi aliran air penggunaan sudu
pengarah yang dapat diatur merupakan pilihan yang tepat.
Turbin Kaplan & Propeller
Turbin Kaplan dan propeller merupakan turbin rekasi aliran aksial. Turbin ini
tersusun dari propeller seperti pada perahu.. Propeller tersebut biasanya
mempunyai tiga hingga enam sudu.
3.2 Generator Listrik
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber
energi mekanikal. Proses ini dikenal sebagai pembangkit listrikSebelum hubungan
antara magnet dan listrik ditemukan, generator menggunakan prinsip elektrostatik.
Mesin Wimshurst menggunakan induksi elektrostatik atau "influence". Generator
Van de Graaff menggunakan satu dari dua mekanisme:
* Penyaluran muatan dari elektroda voltase-tinggi
* Muatan yang dibuat oleh efek triboelectric menggunakan pemisahan dua
insulator
Generator elektrostatik tidak efisien dan berguna hanya untuk eksperimen saintifik
yang membutuhkan voltase tinggi.
* Generator portabel (pandangan samping)
* Generator portabel (pandangan sudut)
Pada 1831-1832 Michael Faraday menemukan bahwa perbedaan potensial
dihasilkan antara ujung-ujung konduktor listrik yang bergerak tegak lurus
terhadap medan magnet. Dia membuat generator elektromagnetik pertama

berdasarkan efek ini, menggunakan cakram tembaga yang berputar antara kutub
magnet tapal kuda. Proses ini menghasilkan arus searah yang kecil.
2.4 Desain PLTA
Rekayasa di bidang PLTA telah berkembang dengan pesat. Ditemukannya turbinturbin yang mempunyai efisiensi tinggi, penggunaan pembangkit listrik tenaga
pompa, dan tunnel dalam PLTA banyak mempengaruhi konsep dalam mendesain
PLTA. Secara umum ada 5 tahapan sebelum pembangunan PLTA dapat terwujud.
Tahapan tersebut adalah :
- Studi Pendahuluan (Preliminary Study)
- Studi Kelayakan
- Studi Dampak Lingkungan
- Desain Rinci
- Pembangunan, yang dibagi menjadi 3 tahapan lagi yaitu : persiapan konstruksi,
pekerjaan utama, dan memonitor data hidrologi. Persiapan konstruksi meliputi
pembuatan akses jalan atau memperbaiki jalan yang sudah ada dan
mempersiapkan sumber tenaga untuk keperluan konstruksi. Mulai dari studi
pendahuluan sampai pembangunan diperlukan waktu yang berkisar antara 7
sampai 15 tahun, tergantung dari besar atau kecilnya proyek. Untuk dapat
membuat desain suatu PLTA diperlukan survey dan studi tentang berbagai aspek.
Survei dan studi yang diperlukan tersebut adalah :
- Survei topografi
- Studi geologi dan fondasi
- Studi meteorologi dan hidrologi
- Penyelidikan material bangunan
- Studi sarana komunikasi
- Studi dampak lingkungan, dan
- Studi tata letak.

2.5 Prinsip Kerja


Energi Potensial Air pada dam yang memiliki ketinggian

Energi Kinetik Air yang bergerak melalui reservior

Energi Mekanik Putaran pada turbin

Energi Listrik Putaran rotor generator


Sementara prinsip kerja suatu PLTA secara umum adalah menghimpun air dalam
waduk atau bendungan atau kolam tando tahunan yang berfungsi dasar untuk
menampung air dan menaikkan tinggi tekan air (head) yang merupakan potensi air
sungai lalu menyalurkannya ke turbin dalam gedung sentral yang terletak lebih
rendah dari waduk. Selanjutnya turbin menyalurkan energi air ke generator yang
akan mengubahnya menjadi energi listrik.
Prinsip dasar pembangkitan energi PLTA adalah pokok hukum hidrodinamika
persamaan Bernoulliyang merupakan turunan dari hukum kekekalan energi
dalam fluidayang secara matematis adalah P + V2 + gh = konstan, yakni P
(pressure) adalah tekanan, (dibaca: rho) merupakan massa jenis dan V (velocity)
adalah kecepatan aliran, dan g (gravity) yakni gaya gravitasi bumi dan h (height)
adalah tinggi zat cair. Dengan kata lain terdapat hubungan antara tekanan,
kecepatan aliran dan letak (tinggi atau rendah) terhadap aliran air. Sehingga
semakin tinggi letak air maka semakin besar tekanan air yang berefek semakin
tingginya kecepatan air untuk menggerakkan turbin dan energi listrik yang
dihasilkan pun semakin besar.
Dalam hubungan dengan reservoir air maka h (height) adalah beda ketinggian
antara muka air pada reservoir dengan muka air keluar dari kincir air/turbin air.
Total energi yang tersedia dari suatu reservoir air adalah merupakan energi
potensial air.

Adanya udara bertekanan tinggi yang timbul akibat pengisian saluran pelimpah
atau pipa pesat juga diperhitungkan dengan adanya pipa udara atau pipa
gelombang yang diletakkan di ujung saluran pelimpah sebelum pintu masuk pipa
pesat. Udara bertekanan tinggi tersebut dapat merusak turbin bila tidak diserap
oleh pipa gelombang.
Air yang mengalir menuju turbin juga menghasilkan arus balik yang
bergelombang tinggi akibat pengaturan pemasukan air dalam turbin oleh
penggerak turbin sehingga terjadi penolakan sebagian arus air. Arus balik ini dapat
memperlambat arus air menuju turbin dan meningkatkan pukulan tekanan air
(over pressure) terhadap dinding saluran pipa pesat. Dalam kasus seperti ini
dibutuhkan tangki gelombang yang berfungsi sebagai penyangga yang menyerap
peningkatan guncangan tekanan dengan cara menampung arus balik tersebut.
Air yang mengalir melalui pipa-pipa selalu mempunyai head dan tinggi kinetik.
Pada pintu pemasukan ke penggerak turbin (turbine runner), tinggi tekan dapat
secara utuh diubah menjadi tinggi kinetik dalam keadaan tekanan jet air keluar
dari satu atau lebih mulut pipa pemancar (nozzle) dan mengenai sudu-sudu roda.
Pada kondisi seperti ini pancaran jet bebas akan menjadi tekanan atmosfer. Pada
jenis turbin Francis yang digunakan PLTA Cirata yang termasuk turbin tekan atau
turbin reaksi dan bekerja dengan aliran air bertekanan, penggerak turbin langsung
mengubah tenaga kinetik dan tenaga tekanan menjadi tenaga mekanik secara
bersamaan.
Turbin-turbin hidrolik berhubungan erat dengan generator. Poros penggerak turbin
berhubungan langsung dengan generator sehingga tenaga mekanik yang
diproduksi dialirkan ke generator yang memiliki kumparan kawat rotor dan stator
yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Stator adalah susunan
rangka baja yang dipipihkan sebagai inti magnet dan berbentuk medan magnet
yang merupakan kepala rotor. Dengan berputarnya rotor karena perputaran poros
turbin yang dihubungkan dengan poros generator, energi mekanik dari turbin
memasuki medan magnet dan berubah menjadi energi listrik.
Potensi tenaga air di seluruh Indonesia secara teoretis diperkirakan sekitar 75.000
MW yang tersebar pada 1.315 lokasi. Tenaga air merupakan salah satu potensi

sumber energi yang sangat besar, tetapi pemanfaatannya masih jauh di bawah
potensinya. Dari potensi tersebut diperkirakan sebesar 34.000 MW dapat
dikembangkan untuk pusat pembangkit tenaga listrik dengan kapasitas cukup
besar, yaitu 100 MW ke atas. Tenaga air dibagi dalam tiga kategori yaitu skala
besar, mini, dan mikro. Belum ada ketentuan secara jelas mengenai pembagian
skala tersebut. Tampaknya setiap negara mempunyai ukuran yang berbeda.
Namun, secara umum tenaga air (hidro) skala besar mempunyai kapasitas diatas
10 MW, mini berkapasitas 200 kW sampai 10 MW, dan mikro berkapasitas
sampai 200 kW.
Pemanfaatan tenaga air skala besar untuk pembangkit tenaga listrik sampai
dengan tahun 2000 mencapai 4.208 MW atau hanya sekitar 5,6% dari potensi
yang ada. Namun, potensi tenaga air yang berada di Pulau Jawa telah
dikembangkan secara optimal, yaitu telah dikembangkan sekitar 2.389 MW atau
53% dari total potensi yang ada. Sedangkan mini dan mikrohidro, potensinya
sekitar 460 MW, dan yang sudah dimanfaatkan sekitar 64 MW yang pada
umumnya dimanfaatkan untuk listrik perdesaan.
Menurut jenis arusnya, sistem tenaga listrik dikenal dengan sistem arus bolakbalik (AC) dan sistem arus searah (DC). Pada sistem AC, penaikkan dan
penurunan tegangan, medan magnet putarnya mudah dilakukan. Maka
berdasarkan kemudahan tersebut, hampir di seluruh dunia menggunakan sistem
tenaga listrik AC, walaupun sistem DC juga mulai dikembangkan dengan
pertimbanganpertimbangan tertentu. Sementara sistem AC tidak dapat disimpan,
sehingga dalam memenuhi permintaan konsumen, pusat listrik harus dioperasikan
sesuai dengan permintaan konsumen yang berubah dari waktu ke waktu.
Sistem tenaga listrik dibangkitkan dalam pusatpusat listrik dan disalurkan ke
konsumen melalui jaringan saluran tenaga listrik. Tenaga listrik dibangkitkan
dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP, PLTGU dan PLTD,
kemudian disalurkan melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu dinaikkan
tegangannya oleh transformator penaik tegangan yang ada dipusat listrik. Saluran

tegangan tinggi di Indonesia mem punyai tegangan 150 kV yang disebut sebagai
Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan tegangan 500 kV yang disebut
sebagai Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET).
Saluran transmisi ada yang berupa saluran udara dan ada pula yang berupa kabel
tanah. Karena saluran udara harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan
kabel tanah, maka saluran transamisi kebanyakkan berupa saluran udara. Kerugian
saluran transmisi menggunakan kabel udara adalah adanya gangguan petir., kena
pohon dan lainlain. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui saluran transmisi,
maka sampailah tenaga listrik di Gardu Induk (GI) untuk diturunkan tegangannya
melalui transformator penurun tegangan menjadi tegangan menengah atau yang
juga disebut tegangan distribusi primer.
Tegangan distribusi primer yang digunakan pada saat ini adalah tegangan 20 kV.
Jaringan setelah keluar dari GI disebut jaringan distribusi, sedangkan jaringan
antara Pusat Listrik dengan GI disebut jaringan transmisi. Setelah tenaga listrik
disalurkan melalui jaringan distribusi primer, maka kemudian tenaga listrik
diturunkan tegangannya dalam gardugardu distribusi menjadi tegangan rendah
dengan tegangan 380/220 Volt, kemudian disalurkan melalui Jaringan Tegangan
Rendah untuk selanjutnya disalurkan ke rumah-rumah pelanggan (konsumen)
melalui Sambungan Rumah.
Dalam praktek karena luasnya jaringan distribusi, sehingga diperlukan banyak
transformator distribusi, maka Gardu Distribusi seringkali disederhanakan
menjadi transformator tiang. Pelanggan yang mempunyai daya tersambung besar
tidak dapat disambung melalui Jaringan Tegangan Rendah, melainkan disambung
langsung pada Jaringan Tegangan Menengah, bahkan ada pula yang disambung
pada jaringan Transmisi Tegangan Tinggi, tergantung besarnya daya tersambung.
Setelah tenaga listrik melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM), Jaringan
Tegangan Rendah (JTR) dan Sambungan Rumah, maka tenaga listrik selanjutnya

melalui alat pembatas daya dan KWH meter. Dari uraian tersebut, dapat
dimengerti bahwa besar kecilnya konsumsi tenaga listrik ditentukan sepenuhnya
oleh para pelanggan, yaitu tergantung bagaimana para pelanggan akan
menggunakan alat alat listriknya, yang harus diikuti besarnya suplai tenaga listrik
dari Pusat-pusat Listrik. Proses penyampaian tenag a listrik dari Pusat-pusat
Listrik
2.6 Kelebihan PLTA
PLTA mempunyai kelebihan dibandingkan pembangkit tenaga listrik lainnya.
Beberapa keunggulan PLTA di antaranya :
1. Proses start-upnya cepat (10 15 menit)
2. Sistem pengoperasiannya lebih mudah diatur (pengaturan beban dan frekwens
imudah)
3. Biayap roduksi listriknya murah karena air diperoleh dengan gratis
4. Ramah lingkungan (tidakmenghasilkan polusi)
5. Reservoir air dapat digunakan untuk banyak keperluan; seperti untuk perikanan,
irigasi dan pengendalian banjir
6. Tidak rawan kerusakan (karena bagian-bagian yang bergeraknya dioperasikan
dalam kondisi dingin)
7. Masa guna melebihi 50 tahun dan dapat diperpanjang lagi melalui renovasi
kerena PLTA termasuk jenis energi yang terbarukan.
8. Tingkat efisiensi dapat di atas 90 %.
9. Peran PLTA dalam jaringan listrik disamping untuk substitusi tenaga termal
juga dapat
10. Berfungsi sebagai pemikul beban puncak karena dapat cepat mengikuti
perubahan beban tanpa harus mengorbankan efisiensi.
Meskipun PLTA mempunyai banyak kelebihan, apabila pertimbangan hanya
didasarkan aspek pertumbuhan semata maka pemanfaatan PLTA di Irian Jaya pada
umumnya dan di Sungai Mamberamo pada khususnya masih akan memerlukan
waktu yang sangat lama. Namun potensi tersebut dapat segera dimanfaatkan bila
ada suatu industri padat energi yang dikembangkan di daerah tersebut. Hal ini

sejalan dengan kebijaksanaan pemerintah untuk mengembangkan KTI.


Keterlibatan pihak swasta untuk investasi dalam industri padat energi maupun
PLTA juga perlu didukung dengan pemberian kemudahan dan insentif.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan.
1

PLTA adalah sebuah bentuk implementasi pemanfaatan energi terbarukan,


dimana yang digunakan sebagai penggerak mulanya adalah Air yang
mengalir.

Prinsip kerja PLTA


Energi Potensial Air pada dam yang memiliki ketinggian

Energi Kinetik Air yang bergerak melalui reservior

Energi Mekanik Putaran pada turbin

Energi Listrik Putaran rotor generator


Ptotal generator = g x h x turbin x generator

Jenis PLTA
1. Berdasarkan Tinggi Terjun PLTA

PLTA jenis terusan air (water way)

PLTA jenis DAM /bendungan

PLTA jenis terusan dan DAM (campuran)

2. PLTA Berdasarkan Aliran Sungai

PLTA jenis aliran sungai langsung (run of river)

PLTA dengan kolam pengatur (regulatoring pond)

Pusat listrik jenis waduk (reservoir)

PLTA Jenis Pompa (pumped storage)

Komponen komponen dasar PLTA

1. DAM
Sesuai dengan kondisi alam, pengembangan PLTA dapat dibagi atas 2 jenis
yaitu : tipe waduk dan tipe aliran langsung. Tipe waduk dapat berupa bendungan
(reservoir) dan keluaran danau (lake outlet), sedangkan tipe aliran langsung dapat
berupa aliran langsung sungai (run-off river) dan aliran langsung dengan
bendungan pendek (run-off river with low head dam).
2. SWITCHYARD
3. GEDUNG SENTRAL
Terdiri atas Turbin dan Generator. Turbin adalah alat yang dapat merubah energi
kinetic air menjadi energi mekanik, sedangkan generator ialah alat yang
digunakan untuk merubah energi mekanik menjadi energi listrik.
3.1 TURBIN
a) Turbin Impuls
Turbin impuls adalah turbin tekanan sama karena aliran air yang keluar dari nosel
tekanannya adalah sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi
tempat dan tekanan ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi
kecepatan.

Turbin Pelton
Pelton wheel from Walchensee, Germany hydro power station.

Turbin pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set sudu
jalan yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih alat
yang disebut nosel. Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang
paling efisien. Turbin Pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk head
tinggi.

Turbin Turgo
Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin

pelton turbin turgo merupakan turbin impulse, tetapi sudunya berbeda. Pancaran
air dari nozle membentur sudu pada sudut 20 o. Kecepatan putar turbin turgo lebih
besar dari turbin Pelton. Akibatnya dimungkinkan transmisi langsung dari turbin

ke generator sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan biaya


perawatan.

Turbin Crossflow
Turbin crossflow dapat dioperasikan pada debit 20 litres/sec hingga 10

m3/sec dan head antara 1 s/d 200 m.Turbin crossflow menggunakan nozle persegi
panjang yang lebarnya sesuai dengan lebar runner.
b) Turbin Reaksi
Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan terjadinya
penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini memberikan
gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang berputar) dapat berputar

Turbin Francis
Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang

diantara sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di
bagian keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah
mengarahkan air masuk secara tangensial.

Turbin Kaplan & Propeller


Turbin Kaplan dan propeller merupakan turbin rekasi aliran aksial. Turbin

ini tersusun dari propeller seperti pada perahu.. Propeller tersebut biasanya
mempunyai tiga hingga enam sudu.
5

Proses Produksi PLTA

SWITCH YARD

POWER TRAFO

BAND TRAP

CB

LIGHT ARRESTER

DS

BUSBAR

ES

ISOLATOR

PT

STEEL STRUCTURE

CT

GROUNDING

Anda mungkin juga menyukai