Anda di halaman 1dari 4

SAJAK GURU O GURU USMAN AWANG

(1979)
BERBURU ke padang datar
Dapat rusa belang kaki
Berguru kepala ajar
Ibarat bunga kembang tak jadi
Dialah pemberi paling setia
Tiap akar ilmu miliknya
Pelita dan lampu segala
Untuk manusia sebelum jadi dewasa.
Dialah ibu dialah bapa juga sahabat
Alur kesetiaan mengalirkan nasihat
Pemimpin yang ditauliahkan segala umat
Seribu tahun katanya menjadi hikmat.

Jika hari ini seorang Perdana Menteri berkuasa


Jika hari ini seorang Raja menaiki takhta
Jika hari ini seorang Presiden sebuah negara
Jika hari ini seorang ulama yang mulia
Jika hari ini seorang peguam menang bicara
Jika hari ini seorang penulis terkemuka
Jika hari ini siapa sahaja menjadi dewasa;
Sejarahnya dimulakan oleh seorang guru biasa
Dengan lembut sabarnya mengajar tulis-baca.
Di mana-mana dia berdiri di muka muridnya
Di sebuah sekolah mewah di Ibu Kota
Di bangunan tua sekolah Hulu Terengganu
Dia adalah guru mewakili seribu buku;
Semakin terpencil duduknya di ceruk desa
Semakin bererti tugasnya kepada negara.
Jadilah apa pun pada akhir kehidupanmu, guruku
Budi yang diapungkan di dulangi ilmu
Panggilan keramat cikgu kekal terpahat
Menjadi kenangan ke akhir hayat.

PANTUN BUDI

Payah kami menabur padi,


Nenas juga ditanam orang,
Payah kami menabur budi,
Emas juga dipandang orang.
Tinggi bukit gilang-gemilang,
Air laut tenang-tenangan,
Budi sedikit tidakkan hilang,
Itu menjadi kenang-kenangan.
Jentayu burung jentayu,
Hinggap dibalik pokok mayang,
Bunga kembang akan layu,
Budi baik bilakan hilang.
Biarlah orang bertanam buluh,
Mari kita bertanam padi,
Biarlah orang bertanam musuh,
Marilah kita bertanam budi.

Jikalau kita bertanam padi


Senanglah makan adik-beradik
Jikalau kita bertanam budi
Orang yang jahat menjadi baik
Baik-baik makan keladi
Keladi itu ada miangnya
Baik-baik termakan budi
Budi itu ada hutangnya
Buah nenas bawa berlayar
Dimakan sebiji di Tanjung Jati
Hutang emas boleh dibayar
Hutang budi dibawa mati
Tenanglah tenang air di laut
Sampan kolek mudik ke tanjung
Hati terkenang mulut menyebut
Budi yang baik rasa nak junjung
Cindai bercorak penuh berpita
Pakaian anak Panglima Garang
Emas dan perak pengaruh dunia
Budi yang baik dijunjung orang
Jangan suka mencabut padi
Bila dicabut hilang buahnya
Jangan suka menyebut budi
Bila disebut hilang tuahnya
Kalau keladi sudah ditanam
Jangan lagi meminta talas
Kalau budi sudah ditanam
Jangan lagi meminta balas

Singgah ke pulau menggali ubi


Kalau ke beting berdayung juga
Sepuluh kali kita berbudi
Kalau miskin terbuang juga
Sudah lama memakai gelang
Gelang berukir sirama-rama
Harimau mati meninggalkan belang
Manusia mati meninggalkan nama
Mati kayu karena benalu
Patah layu dahannya mati
Mati Melayu karena malu
Kalah Melayu termakan budi
Mencari ikan belida
Terpancing pula si ikan keli
Buat baik berpada-pada
Buat jahat jangan sekali
Jauh sungguh pergi mandi
Setapak jalan lewatkan huma
Berat sungguh menanggung budi
Seribu tahun takkan lupa
Ragi pulut dalam kati
Tapai manis dalam kuali
Selagi hidup dalam pekerti
Sampailah mati dalam budi

Anda mungkin juga menyukai