Anda di halaman 1dari 6

TEORI AKUNTANSI

Pertemuan 1

Oleh:
Vazria Ulfa Liandini (1215351191)

Program Ekstensi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
2014

1.1 PENGERTIAN TEORI DALAM ILMU PENGETAHUAN


Teori dalam ilmu pengetahuan berarti model atau kerangka pikiran yang menjelaskan fenomena
alami atau fenomena sosial tertentu. Teori dirumuskan, dikembangkan, dan dievaluasi menurut metode
ilmiah. Teori juga merupakan suatu hipotesis yang telah terbukti kebenarannya.
Dalam istilah ilmiah, teori itu benar-benar sebuah hipotesis yang telah terbukti sesuai dengan
fakta-fakta dan yang memiliki kualitas prediktif. Dengan definisi tersebut, dan tanpa mendevaluasi
keyakinan, tidak semua keyakinan akan dianggap sebagai teori. Suatu teori harus dapat diuji
kebenarannya, karena jika tidak, maka dia bukanlah suatu teori.
Suatu Teori pada hakekatnya merupakan hubungan antara dua fakta atau lebih, atau pengaturan
fakta menurut cara-cara tertentu. Fakta tersebut merupakan sesuatu yang dapat diamati dan pada
umumnya dapat diuji secara empiris. Teori merupakan hubungan dua variabel atau lebih, yang telah
diuji kebenarannya. Variabel merupakan karakteristik dari orang-orang, benda-benda atau keadaan
yang mempunyai nilai-nilai yang berbeda, misalnya usia, jenis kelamin, dsb.
Teori sebagai buah pikir manusia tentu tidak datang begitu saja, penemuan atas sebuah teori
disandarkan pada suatu hasil penelitian dan pengujian secara berulang-ulang hingga menghasilkan
sebuah hipotesis dan beranak menjadi sebuah teori.
Teori merupakan kristalisasi dari fenomena empiris yang terjadi yang di gambarkan dalam bentuk
dlil-dalil dan di sajikan dalam bentuk kalimat-kalimat pendek yang berlaku secara umum. Teori
akuntansi dapat bermanfaat apabila rumusan teori itu dapat dijadikan sebagai alat untuk meramaklkan
apa yang diharapkan mungkin terjadi dimasa yang akan datang. teori akuntansi dapat memberikan
penjelasan mengenai praktik akuntansi, menjawab dan menjelaskan semua fenomena yang
melatarbelakangi penerapan suatu metode dalam praktik akuntansi.
Teori dapat didefinisikan sebagai hasil pemikiran yang beradasarkan metode ilmiah atau logika.
teori terdiri dari dua bagian: pertama, Asumsi-asumsi klasik termasuk definisi variabel-variabelnya dan
logika yang menghubungkan antara variabel tersebut. Yang kedua, Himpunan hipotesis-hipotesis yang
penting. sedangkan hipotesis merupakan anggapan awal dari fenomena atau masalah yang akan di
analisis. tujuan dari teori akuntansi adalah menjelaskan dan meramalkan praktik akuntansi. Teori
akuntansi adalah konsep, definisi, dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena
akuntansi yang menjelaskan hubungan antarvariabel dengan variabel lainnya dalam struktur akuntansi
dengan maksud dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena yang akan muncul.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa teori pada dasarnya
merupakan konseptualisasi atau penjelasan logis dan empiris tentang suatu fenomena.

Salah satu fungsi penting teori adalah memberikan penjelasan tentang gejala-gejala, baik bersifat
alamiah maupun bersifat sosial. Pemenuhan fungsi itu tidak hanya dilakukan dengan mengemukakan,
melukiskan gejala-gejala, melainkan disertai dengan keterangan tentang gejala tersebut baik dengan
membandingkan, menghubungkan, memilah-milah, atau mengkombinasikannya. Hal ini menegaskan
bahwa fungsi teori adalah menjelaskan keterkaitan antara kajian teoritis dengan hal-hal yang sifatnya
empiris.
Dalam penjelasan terhadap gejala-gejala, dapat dilakukan melalui berbagai bentuk, seperti melalui
penjelasan logis, penjelasan sebab akibat, penjelasan final (menerangkan sebuah proses berdasarkan
tujuan yang ingin dicapai), penjelasan fungsional (cara kerja), penjelasan historis atau genensis
(berdasarkan terjadinya), serta melalui penjelasan analog (dengan menganalogkan melalui strukturstruktur yang lebih dikenal). Khusus dalam kaitan dengan penelitian atau pengembangan ilmu, fungsi
teori adalah sebagai landasan dalam merumuskan hipotesis.
Teori adalah kebenaran yang tidak terbantahkan. Tetapi hal ini berlaku sebelum muncul teori baru
yang dapat menumbangkan teori tersebut. Keyakinan terhadap kebenaran teori ini menjadikan fungsi
toeri adalah menjelaskan kebanaran dalam menerangkan suatu gejala yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, karena didukung oleh fakta-fakta.
Karena itu pula, sekali teori telah dibangun dan diterima oleh kalangan ilmuwan dalam bidangnya,
maka teori akan melaksanakan berbagai fungsinya. Fungsi teori dalam hal ini untuk mengantar
sesorang kepada kepeduliannya untuk mengamati hubungan-hubungan yang terjadi, membantu dalam
mengumpulkan dan menyusun data yang relevan, menjelaskan kebenaran operasional (mengarahkan
kepada ramalan-ramalan yang dapat diuji dan diverifikasi), penggunaan istilah-istiah tertentu secara
konsisten, dalam membangun metode-metode baru sesuai dengan situasi yang terjadi atau dalam
mengevaluasi metode-metode yang telah dibangun sebelumnya, serta dalam membantu menjelaskan
perilaku yang terjadi pada individu dan bagaimana cara-cara mengatasinya.

1.2 PENGANTAR MENGENAI KONSEP DASAR AKUNTANSI SEBAGAI


SEBUAH TEORI NORMATIF
Pengertian dari teori akuntansi memiliki berbagai sudut pandang, teori akuntansi dapat
dikategorikan sebagai seni, sains maupun teknologi. Pengertian teori akuntansi sangat bergantung pada
pendefinisian akuntansi sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, tujuan kejelasan
dalam tatanan taksonomi dari teori akuntansi dimaksud akan supaya rerangka teori akuntansi dapat
dikenali dengan jelas, baik isi maupun lingkupnya. Maka dari itu, berdasarkan taksonomi terpilih

diharapkan mampu membantu dalam mengenali dan menjelaskan apa sebenarnya yang menjadi dasar
dalam karakteristik akuntansi.
Perkembangan akuntansi normatif lebih menekankan atas pernyataan atau penalaran yang
dilandasi oleh pertimbangan nilai. Seperti teori akuntansi positif, jika akuntansi normatif dihubungkan
dengan pendefinisian akuntansi, maka akuntansi sebagai teknologi mempunyai karakteristik yang
paling sesuai dengan konsep teori akuntansi normatif. Oleh karena akuntansi dipandang sebagai
teknologi, maka dalam prosesnya membutuhkan suatu penalaran logis yang dapat menjelaskan dan
memberikan alasan tentang perlakuan suatu praktek akuntansi tertentu.
Proses penalaran logis diwujudkandalam bentuk perekayasaan pelapoan keuangan. Perekayasaan
pelaporan keuangan tersebut menghasilkan suatu rerangka konseptual. Sedangkan, fungsi dari rerangka
konseptual adalah untuk mengevaluasi, membenarkan atau mempengaruhi praktek akuntansi sekarang
maupun masa akan datang. Dan juga konsep dasar berfungsi untuk melandasi penalaran pada tingkat
perekayasaan akuntansi. Konsep dasar sangat bermanfaat dalam penyusunan standar, baik prinsip,
metode maupun teknik. Selain itu, perekayasaan akuntansi menghasilkan elemen-elemen yang
diwujudkan dalam statemen keuangan, merepresentasikan realitas kegiatan badan usaha, sehingga
orang tidak perlu datang langsung, cukup hanya memperoleh gambaran yang jelas mengenai realita
operasi perusahaan secara keuangan. Secara umum tujuan ekonomi dan sosial negara dijabarkan dalam
pelaporan keuangan dengan maksud agar tujuan akuntansi secara tidak langsung juga akan membantu
tercapainya tujuan negara.
Dalam perkembangannya, teori akuntansi mengalami permasalah akibat perubahan harga.
Perubahan harga umunya terjadi karena perbedaan jumlah rupiah yangdapat digunakan untuk
memperoleh barang yang sama dalam jangka waktu yang berbeda. Rerangka akuntansi pokok dilandasi
oleh asumsi bahwa daya beli uang stabil, dan manfaat ekonomik barang tidak berubah. Akuntansi
perubahan harga merupakan bagian dari pelaporan keuangan untuk mencapai tujuan penyajian
informasi keuangan. Jika konsep pemrosesan data dapat dipisahkan dari proses pelaporan data, maka
akuntansi perubahan harga tidak perlu mengganti rerangka akuntansi pokok.
Teori Akuntansi Positif
Teori akuntansi positif berusaha untuk menjelaskan fenomena akuntansi yang diamati didalam
masyarakat dengan kata lain PAT (positif accounting theory ) dimaksudkan memprediksi konsekuensi
yang terjadi jika manajer menentukan pilihan tertentu. Penjelasan dan prediksi dalam PAT didasarkan
pada proses kontrak atau hubungan keagenan antara manajer dengan kelompok lain seperti investor,
kreditor, auditor, pihak pengelola pasar modal dan institusi pemerintah.

Teori Akuntansi Normatif


Teori normatif berusaha untuk membenarkan tentang apa saja yang harus dipraktekkan, misalnya
pernyataan yang menyebutkan bahwa laporan keuangan seharusnya didasarkan pada metode pengukuran aktiva tertentu. Menurut nelson (1973) teori normatif hanya menyebutkan hipotesis tentang
bagaimana akuntansi seharusnya dipraktekkan tanpa menguji hasil hipotesis tersebut.
Perumusan akuntansi normatif mencapai keemasan pada tahun 1950 dan 1960an. Pada periode
tersebut teori normatif lebih berkosentrasi pada: Penciptaan laba sesungguhnya dan pengambilan
keputusan.
Hubungan Teori Akuntansi Positif dan Normatif
Teori akuntansi berdasarkan tujuan perumusannya ada dua yaitu teori akuntansi normatif dan
positif. Dalam penjelasan mengenai akuntansi positif tidak dapat dilepaskan dari adanya teori ekonomi
normatif. Teori akuntansi positif merupakan varian dari teori ekonomi normatif. Teori berkembang
seiring dengan kebutuhan untuk menjelaskan dan memprediksi realitas praktik-praktik akuntansi yang
ada dimasyarakat.
Pendekatan positif atau empirik berkaitan dengan usaha menguji/menghubungkan kembali
hipotesis/teori dengan pengalaman/fakta-fakta dunia nyata. Penelitian akuntansi positif difokuskan
pada pengujian empirik terhadap asumsi-asumsi yang dibuat oleh teori akuntansi normatif. Misalnya
menggunakan kuisoner dan teknik survey lainnya, peneliti akan menguji sikap manajer terhadap
manfaat metode atau teknik akuntansi tertentu. Pendekatan khusus dapat dilakukan dengan cara
mensurvey pendapat-pendapat analisis keuangan, manajer bank, atau akuntan terhadap tugas/kasus
tertentu yang dibuat peneliti (misalnya prediksi kebangkrutan, keputusan membeli/menjual saham dll).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hubungan teori akuntansi normatif dan teori akuntansi
positif yaitu teori akuntansi positif pada dasarnya merupakan alat untuk menguji secara empirik
asumsi-asumsi yang dibuat oleh teori akuntansi normatif. Karena pada dasarnya teori normatif
merupakan pendapat pribadi yang subyektif yang tidak dapat diterima begitu saja dalam menentukan
keputusan, oleh sebab itu dibutuhkan pengembangan teori akuntansi yang sekarang dikenal dengan
teori akuntansi positif yang bertujuan untuk menguji teori akuntansi normatif secara empiris agar
memiliki dasar teori yang kuat.

DAFTAR PUSTAKA

Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE.


http://badroez.wordpress.com/tag/akuntansi-positif-dan-normatif/
http://jodis.blogs.sapo.tl/2181.html
http://firdinata.wordpress.com/2011/09/25/fungsi-teori/
http://myaccountinglive.blogspot.com/2010/05/teori-akuntansi-normatif-dan-positif.html

Anda mungkin juga menyukai