Anda di halaman 1dari 4

Topik : Mengukur Potensial Osmotik dan Potensial Air Jaringan

Tujuan : Mengetahui nilai Potensial Air jaringan pada umbi kentang

I.

Kajian Pustaka
Dalam tanah dan tubuh tumbuhan tingkah laku dan pergerakan air didasarkan atas suatu hubungan
energi potensial. Air mempunyai kapasitas untuk melakukan kerja, yaitu akan bergerak dari daerah
dengan energi potensial tinggi ke daerah dengan energi potensial rendah. Energi potensial dalam
sistem cairan dinyatakan dengan cara membandingkannya dengan energi potensial air murni.
Secara kimia, air dalam tumbuhan dan tanah biasanya tidak murni itu disebabkan oleh adanya
bahan terlarut dan secara fisik dibatasi oleh berbagai gaya, seperti gaya tarik-menarik yang
berlawanan, gravitasi, dan tekanan.Maka dari itu energi potensialnya lebih kecil dari pada energi
potensial air murni (Gardner, 1991).
Potensial Air merupakan energi yang dimiliki air untuk bergerak atau untuk mengadakan reaksi.
Dengan kata lain, potensial air merupakan tingkat kemampuan molekul-molekul air untuk melakukan
difusi. Pada potensial air, air bergerak dari potensial tinggi ke potensial rendah (dari larutan encer ke
larutan pekat, larutan encer lebih banyak mengandung air daripada larutan pekat).
Dalam fisiologi tumbuhan, potensial kimia air atau potensial air (PA) merupakan konsep yang
sangatpenting. Ralph O. Slatyer (Australia) dan Sterling A Taylor (Utah State University) pada tahun
1960, mengusulkan bahwa potensial air digunakan sebagai dasar untuk sifat air dalam sistem
tumbuhan-tanah-udara. Potensial air merupakan sesuatu yang sama dengan potensial kimia air
dalam suatu sistem,dibandingkan dengan potensial kimia air murni pada tekanan atmosfir dan suhu
yang sama. Mereka menganggap bahwa PA air murni dinyatakan sebagai (0) nol (merupakan
konvensi) dengan satuan dapat berupa tekanan (atm, bar) atau satuan energi. Difusi air melintasi
membran semipermeabel dinamakan osmosis. Molekul air dapat berdifusi secara bebas melintasi
membran, dari larutan dengan gradien konsentrasi larutan rendah ke larutan dengan gradien
konsentrasi larutan tinggi (Ismail, 2006).
Status energi bebas air adalah suatu pernyataan Potensial air, suatu ukuran daya yang
menyebabkan air bergerak kedalam suatu sistem, seperti jaringan tumbuhan, jaringan tumbuhan,
tanah atau atmosfir, atau suatu bagian dari bagian lain dalam suatu sistem. (Ismail, 2009).

Osmosis merupakan difusi air yang melintasi membran semipermeabel dari daerah dimana air lebih
banyak ke daerah yang lebih sedikit . Osmosis sangat ditentukan oleh potensial kimia air atau
potensial air , yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi.
Sejumlah besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang sedikit, di
bawah kondisi yang sama. Energi bebas zuatu zat per unit jumlah, terutama per berat gram molekul
(energi bebas mol-1) disebut potensial kimia. Potensial kimia zat terlarut kurang lebih sebanding
dengan konsentrasi zat terlarutnya. Zat terlarut yang berdifusi cenderung untuk bergerak dari daerah
yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju daerah yang berpotensial kimia lebih kecil (Ismail, 2006).
Osmosis adalah difusi melalui membran semipermeabel. Contoh proses osmosis adalah masuknya
larutan ke dalam sel-sel endodermis. Dalam tubuh organisme multiseluler, air bergerak dari satu sel
ke sel lainnya dengan bebas. Selain air, molekul-molekul yang berukuran kecil seperti O2 dan
CO2 juga mudah melewati membran sel. Molekul-molekul tersebut akan berdifusi dari daerah
dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Jika telah mencapai keseimbangan konsentrasi
zat di kedua sisi membran maka proses osmosis akan berhenti. (Anonim, 2009).
Struktur dinding sel dan membran sel berbeda. Membran memungkinkan molekul air melintas lebih
cepat daripada unsur terlarut; dinding sel primer biasanya sangat permeable terhadap keduanya.
Memang membran sel tumbuhan memungkinkan berlangsungnya osmosis, tapi dinding sel yang
tegar itulah yangmenimbulkan tekanan. Sel hewan tidak mempunyai dinding, sehingga bila
timbul tekanan didalamnya, sel tersebut sering pecah, seperti yang terjadi saat sel darah merah
dimasukkan dalam air. Sel yang turgid banyak berperan dalam menegakkan tumbuhan yang tidak
berkayu (Salisbury, 1995).

Prinsip osmosis: transfer molekul solvent dari lokasi hypotonic (potensi rendah) solution menuju
hypertonic solution, melewati membran. Jika lokasi hypertonic solution kita beri tekanan tertentu,
osmosis dapat berhenti, atau malah berbalik arah (reversed osmosis).Besarnya tekanan yang
dibutuhkan untukmenghentikan osmosis disebut sebagai osmotic press.Jika dijelaskan sebagai
konsep termodinamika, osmosis dapat dianalogikan sebagai proses perubahan entrropi. Komponen
solvent murni memiliki entropi rendah, sedangkan komponen berkandunagn solut tinggi memiliki
entropi yg tinggi juga. Mengikuti Hukum Termo II: setiap perubahan yang terjadi selalu menuju

kondisi entropi maksimum, maka solvent akan mengalir menuju tempat yg mengandung solut lebih
banyak, sehingga total entropi akhir yang diperoleh akan maksimum. Solvent akan kehilangan
entropi, dan solut akan menyerap entropi. "Orang miskin akan semakin miskin, sedang yang kaya
akan semakin kaya". Saat kesetimbangan tercapai, entropi akan maksimum, atau gradien
(perubahan entropi terhadap waktu) = 0. Ingat: pada titik ekstrim, dS/dt = 0 (Wibosono, 2009).

Plasmolisis adalah suatu proses lepasnya protoplasma dari dinding sel yang
diakibatkan keluarnya sebagian air dari vakuola (Salisbury and Ross, 1992).
Menurut Tjitrosomo (1987), jika sel dimasukan ke dalam larutan gula, maka arah gerak
air neto ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan nilainya didalam
sel. Jika potensial larutan lebih tinggi, air akan bergerak dari luar ke dalam sel, bila
potensial larutan lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya, artinya sel akan kehilangan
air. Apabila kehilangan air itu cukup besar, maka ada kemungkinan bahwa volum sel
akan menurun demikian besarnya sehingga tidak dapat mengisi seluruh ruangan yang
dibentuk oleh dinding sel. Membran dan sitoplasma akan terlepas dari dinding sel,
keadaan ini dinamakan plasmolisis. Sel daun Rhoeo discolor yang dimasukan ke dalam
larutan sukrosa mengalami plasmolisis. Semakin tinggi konsentrasi larutan maka
semakin banyak sel yang mengalami plasmolisis.
Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui dari proses
plasmolisis. Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan oleh sel-sel
yang terplasmolisis. Apabila ruang bening diantara dinding dengan protoplas diisi
udara, maka dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang berwarna kebirubiruan. Jika isinya air murni maka sel tidak akan mengalami plasmolisis. Molekul gula
dapat berdifusi melalui benang-benang protoplasme yang menembus lubang-lubang
kecil pada dinding sel. Benang-benang tersebut dikenal dengan sebutan plasmolema,
dimana diameternya lebih besar daripada molekul tertentu sehingga molekul gula dapat
masuk dengan mudah (Salisbury, 1995).
Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplsma agar tetap menempel pada
dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat lepasnya protoplasma
dari dinding sel. Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut plasmolisis insipien. Plasmolisis
insipien terjadi pada jaringan yang separuh jumlahnya selnya mengalami plasmolisis.
Hal ini terjadi karena tekanan di dalam sel = 0. potensial osmotik larutan penyebab
plasmolisis insipien setara dengan potensial osmotik di dalam sel setelah
keseimbangan dengan larutan tercapai (Salisbury and Ross, 1992)

II.

Tempat dan waktu praktikum


Tempat : Laboatorium Botani

Waktu : 30 September 20011

III. Alat dan Bahan


Alat : a. Pelubang gabus, diameter 0,6-0,8 cm5
b. Pisau tajam
c. Penggaris dan Timbangan Digital
d. Cawan petri dan penutup cawan petri
Bahan : a. Umbi kentang
b. Larutan sukrosa

Anda mungkin juga menyukai