Anda di halaman 1dari 3

Penyusunan Kembali Gen

Diketahui bahwa DNA beberapa eukariotik dapat langsung menyusun ulang gen dengan
perintah merubah keadaan ekspresi gen bebas. Organisme eukariotik memiliki beberapa
mekanisme untuk mengatur ulang segmen tertentu dari DNA mereka dengan cara yang
pengontrolan, serta memiliki mekanisme untuk menambah kuantitas gen tertentu bila diperlukan,
contohnya Drosophilla, Trypanosoma, Saccharomyces cerevisae. Selain itu juga ada limfosit B
yang mempunyai potensi dapat mendeferensiasi sel guna menghasilkan immunoglobulin. Hal ini
dihubungkan dengan DNA limfosit B yangberfungsi sebagai gen pengkode rantai ringan maupun
rantai berat pada immunoglobulin. Penyusunan kembali gen berhubungan dengan ekspresi gen
tingkat fenotip. Dari semua informasi yang terkumpul, muncul asumsi yang menyatakan bahwa
banyak fenotip yang dapat mengubah proses dari polipeptida yang saling berhubungan.

Transkrip Splicing Gen mRNA


Gen pengkode mRNA pada organisme eukariotik diketahui punya urutan yang ikut
bercampur, tidak seperti gen organisme prokariotik. Dalam faktanya, tRNA dan gen rRNA juga
punya. Urutan yang bercampur itu disebut sebagaisekuen intron atau urutan yang tidak dikode,
sedangkan sekuen exon sebagai urutan yang dikode. Gen eukariotik tersusun atas sekuen exon
dan sekuen intron. Pemotongan traskrip terjadi dalam beberapa cara. Tidak semua transkripi akan
menjadi bagian dari mRNA eukariotik. Ada beberapa contoh dari pemotongan transkripsi ekson.
Sebagai contoh fenomena tersebut terdeteksi pada Drosophila adalah fenomena pemotongan
hasil transkrip antenepedia gen exon sama dengan ekson tropomiosin. Contoh lain yaitu pada gen
sapi, pengkodean mRNA preprotachykinin terdiri lebih dari satu polipeptida yang dihasilkan dari
satu molekul prekusor mRNA Contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa transkrip exon dalam
organisme eukariotik menghasilkan tipe protein yang berbeda.

Gen yang Overlapping (Tumpang Tindih)


Gen overlapping dapat dideteksi dari phage. Gen yang mengalami tumpang tidih tersebut
terjadi pada virus, bakteri, dan yang mempunyai genom kecil lainnya. Gen overlapping akan
mengoptimiskan fage DNA yang berukuran kecil, tetapi juga menunjukkan bahwa gen-gen
overlapping mempunyai resiko untuk diri mereka sendiri. Beberapa mutasi gen bisa mengubah
lebih dari satu polipeptida.

Tidak Setiap Gen Mentranskripsi Mrna


Tidak setiap gen mentranskripsi mRNA yang akan ditranslasikan untuk membentuk
polipeptida, beberapa gen mentranskripsi tRNA, rRNA sebaik snRNA. RNA RNA tersebut
tidak ditranslasikan untuk memproduksi banyak polipeptida meskipun terlibat langsung dalam
sintesis polipeptida. Ada banyak gen yang terdeteksi di berbagai organisme, berfungsi untuk
menstrankripsi banyak jenis tRNA yang berpasangan dengan kode genetika yang berhubungan
dengan proses translasi.

Review Of One Gen One Polypeptida Hypothesis


Berdasarkan keterangan yang berhubungan antara hipotesis satu gen-satu enzim
maupun hipotesis satu gen satu polipeptida yang didiskusikan sebelumnya, sangat jelas bahwa
dua paradigma dirumuskan di era dimana gen diinterpretasikan sebagai sekuen/rangkaian DNA
berlanjut. Di sisi lain, interpretasi gen sekarang menjadi bahan debatan. Tijauan dari hipotesis
satu gen satu polipeptida akan dilaksanakan dengan batasan dua dimensi.
Berhubungan dengan interpretasi gen sebagai sekuen DNA yang berlanjut, fakta penataan
ulang gen dibahas, meskipun kenyataan yang dilaporkan terbatas, sebenarnya menunjukkan
bahwa satu gen dapat menentukan lebih dari satu polipeptida. Dalam hubungan ini, ada saran
bahwa konsep klasik satu gen-satu polipeptida hipotesis tidak memadai, setidaknya dalam bentuk
yang paling sederhana untuk menjelaskan hubungan gen-antibodi. Fakta penataan ulang gen
dibahas sebenarnya tidak perlu ditafsirkan lagi bahwa salah satu gen dapat menentukan lebih dari
satu polipeptida. Dalam batas-batas konteks itu belum ditafsirkan bahwa lebih dari satu gen
menentukan lebih dari satu jenis polipeptida, sehingga paradigma hipotesis satu gen-satu
polipeptida belum tergantikan.
Colinearity antara gen dan polipeptida dalam organisme eukariotik adalah batas-batas
penafsiran gen sebagai urutan DNA yang berlanjut dan tidak relevan membicarakan mengenai
batas-batas penafsiran gen bukan sebagai urutan DNA berlanjut. Dalam organisme eukariotik,
colinearity tidak mutlak karena transkrip intron dari mRNA coding gen tidak menjadi bagian dari
kode genetik yang akan menerjemahkan serta menghasilkan polipeptida. Oleh karena itu, dalam
organisme eukariotik, tidak semua bagian dari gen mRNA coding bertanggung jawab untuk
biosintesis polipeptida. Demikian, satu gen-satu polipeptida hipotesis tidak cukup untuk
organisme eukariotik.
Adanya lebih dari satu alternatif penyambungan ekson transkrip mRNA gen dalam
organisme eukariotik merupakan suatu bukti secara langsung dan eksplisit bahwa salah satu kode
gen mRNA dapat menentukan lebih dari satu jenis polipeptida. Dengan demikian, pada

kenyataannya, ini adalah bukti yang sangat kuat bahwa satu gen-satu polipeptida, menunjukkan
suatu hipotesis yang valid untuk organisme eukariotik.
Karena hanya di mRNA akan diterjemahkan untuk diproduksi mengingat tRNA, rRNA,
dan juga snRNA, sehingga hipotesis tentang satu per satu model gen polipeptida seperti gen
tRNA, rRNA, juga snRNA akan diacuhkan. RNA lainnya akan diacuhkan kecuali mRNA yang
berlaku pada dua gen terjemahan. Hal ini sangat beralasan bahwa model dua gen yang
diterjemahkan yang keluar batas dikatakan tidak benar. Berdasarkan semua fakta yang telah
didiskusikan dapat diambil kesimpulan bahwa paradigma hipotesis satu gen merupakan satu
polipeptida tidat cocok pada semua organisme dari virus dan juga organisme eukariotik yang
lebih tinggi.
Dalam kaitannya dengan fakta penataan ulang gen serta fakta lebih dari satu dari
transkrip ekson alternatif dalam organisme eukariotik, Lewin (2000) menyatakan bahwa
"bukannya mengatakan" satu gen satu polipeptida kita (juga) dapat menggambarkan sebagai
hubungan " satu polipeptida satu gen ". Terkait dengan usulan Lewin (2000), sekilas tampaknya
seperti paradigma alternatif yang memadai pengganti paradigma hypothesis satu gen satupolypeptida, karena paradigma baru tidak terbatas dalam batas-batas dari dua interpretasi gen. Di
sisi yang lain, jika itu dianalisis ebih hati-hati, paradigma baru dari satu gen satu polipeptida
belum bertentangan fakta (yang terjadi) dalam organisme eukariotik, satu polipeptida tidak
ditentukan oleh semua bagian gen. Paradigma baru ini belum juga bertentangan untuk fakta lain
bahwa tidak semua RNA gen akan diterjemahkan untuk menghasilkan polipeptida.
Akhirnya hanya ada beberapa catatan tambahan yang menyebutkan bahwa jika kebenaran
"satu gen-satu polipeptida" tidak diperhatikan dalam semua organisme, maka paradigma terkenal
dari genetika molekuler harus diubah. Bagaimanakah paradigma selanjutnya di masa depan?
Paradigma berikutnya akan dibahas lebih lanjut jika diperlukan, tapi sangat penting untuk dicatat
meskipun paradigma tersebut belum diperlukan. Di sisi lain, tidak ada keraguan hubungan antara
gen dan polipeptida, tanpa merumuskan secara jelas hubungan antara satu gen dan satu
polipeptida.

Anda mungkin juga menyukai