Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Biologi merupakan ilmu tentang makhluk hidup beserta lingkungannya.Objek yang
dipelajari dalam biologi adalah makhluk hidup dan makhluk tak hidup.Makhluk hidup
selalu erat kaitannya dengan lingkungannya.Lingkungan tersebut terbagi menjadi
lingkungan biotik dan lingkungan abiotik.Lingkungan biotik meliputi semua makhluk
hidup

yang

terbagi

menjadi

atas

mikroorganisme,

tumbuhan,

hewan,

dan

manusia.Lingkungan abiotik meliputi faktor fisika dan kimia yang penting bagi
makhluk hidup, seperti air, temperatur, sinar matahari, dan tanah.
Dalam ruang lingkup Biologi, organisme yang dipelajari, khususnya makhluk hidup
terdiri atas berbagai tingkatan organisasi kehidupan.Tingkatan organisasi yang
dipelajari

dimulai

dari

yang

paling

sederhana

hingga

tingkatan

yang

kompleks.Tingkatan organisasi kehidupan dimulai dari molekul, sel, jaringan, organ,


sistem organ, individu, populasi, ekosistem, hingga ketingkatan bioma.
Banyak hal yang menarik dalam mempelajari organisasi kehidupan.Mulai dari
berbagai jenis yang ada di bumi ini sampai hal-hal terdetail yang terdapat pada masingmasing makhluk itu sendiri.Sebuah kekhasan pasti dimiliki oleh setiap makhluk hidup
sebagai wujud keanekaragaman hayati yang merupakan anugerah ilahiyah.
Seperti yang kita ketahui, dunia menyimpan bermacam kehidupan antara lain
tumbuhan dan hewan. Dua objek kajian biologi ini cukup menarik untuk ditelusuri
kehidupannya. Berbicara tentang hewan dan tumbuhan tidak akan lepas dari struktur
yang menjadi dasar kita untuk mempelajari kedua makhluk ini. Perlu kita pahami, jika
berbicara tentang struktur tumbuhan dan hewan kita akan berhadapan langsung dengan
segala sesuatu yang berhubungan dengan penyusun dari tumbuhan dan hewan tersebut
sehingga membentuk struktur yang fungsional, yaitu jaringan. Untuk itu, dalam
kesempatan kali ini kelompok kami akan membahas tentang struktur tumbuhan dan
hewan beserta fungsi organnya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana struktur organ yang terdapat pada tumbuhan?
2. Apa fungsi dari organ-organ pada tumbuhan tersebut?
3. Bagaimana struktur organ yang terdapat pada hewan?
4. Apa fungsi dari organ-organ tersebut pada hewan tersebut?
1.3. Tujuan Permasalahan
1. Untuk mengetahui bagaimana struktur organ pada tumbuhan.
2. Untuk mengetahui apa fungsi dari tiap-tiap organ pada tumbuhan tersebut.
3. Untuk mengetahui bagaimana struktur organ pada hewan
4. Untuk mengetahui apa fungsi tiap-tiap organ pada hewan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. STRUKTUR DAN ORGANISASI TUBUH TUMBUHAN
2.1.1. Struktur dan organisasi tubuh tumbuhan tingkat rendah
Tumbuhan tingkat rendah adalah tumbuhan yang mempunyai alat reproduksi
tersembunyi dan lebih sederhana, seperti spora. Struktur organisasi tumbuhan
tingkat rendah dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Tingkat Jaringan
Tubuh sebagian masih berbentuk talus, tetapi sudah memperlihatkan adanya
sumbu yang merupakan semacam batang beserta bagian-bagian kesamping
menyerupai daun.Akar sesungguhnya belum ada, yang ada hanya akar semu
atau rizoid.Sudah mempunyai alat kelamin jantan (antheridium) dan alat
kelamin betina (archegonium).Misalnya ditemui pada tumbuhan lumut
(Bryophyta). Contoh: lumut hati (Marchantia sp.) dan lumut tanduk
(Anthoceros sp.)
2. Tingkat Organ
Tubuh tumbuhan telah berupa kormus dengan akar, batang , dan daun- daun
sejati yang sudah disusun jaringan-jaringan dan membentuk organ. Bunga
belum ada tetapi mempunyai kumpulan sporofil di ujung-ujung batang, di
ketiak daun dan di permukaan daun.Misalnya pada tumbuhan paku-pakuan
(Pteridophyta). Contoh: Asplenium sp. dan Adiantum sp.
2.1.2. Tumbuhan Tingkat Tinggi
Tumbuhan tingkat tinggi terdiri dari kumpulan sel-sel, yang mempunyai
asal, fungsi serta struktur yang sama, disebut jaringan. Merupakan tumbuhan
yang sudah mempunyai tubuh yang lebih sempurna dari pada tumbuhan tingkat
rendah, dibangun oleh jaringan-jaringan yang membentuk organ, maka struktur
tumbuhan tingkat tinggi disebut tingkat organ.Tumbuhan tingkat tinggi
mempunyai organ vegetative (akar, batang, dan daun) yang disebut juga organ
okok, serta organ generative (bunga, buah dan biji).
Tumbuhan

tingkat

tinggi

disebut

jga

dengan

tumbuhan

biji

(Spermathopyta), karena organ reproduksi generatifnya adalah biji. Pada


tumbuhan biji yang berkembang biak secara seksual, kehidupanya selalu diawali

dari satu sel, yaitu sel zigot. Zigot terbentuk dari hasil pembuahan sel kelamin
betina dan sel kelamin jantan. Zigot sebagai hasil pembuahan akan membelah
menghasilkan embrio. Selanjutnya embrio akan berkecambah menghasilkan
individu muda. Dalam perkecambahan tersebut, sel-sel embrio akakn membelah.
Proses ini akann menghasilkan banyak sel dengan bentuk dan fungsi, struktur
dan susunan biokimianya berbeda.
Tumbuhan tingkat tinggi, memiliki ciri-ciri :

Berkormus sehingga disebut CORMOPHYTA

Organ sudah dapat dibedakan dengan nyata/kjelas antara akar, daun dan
batang.

Mempunyai jaringan pengangkutan/vasikuler.

Ex : Angiospermae (Dikotil dan Monokotil) dan Gymnospermae.

2.1.2.1.Organ Tumbuhan
Organ organ pada tumbuhan terdiri atas :
1. Akar
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix) pada Dikotil, akar lembaga
terus tumbuh sehingga membentuk akar tunggang. Pada monokotil, akar
lembaga mati kemudian pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang
memiliki ukuran hamper sama sehingga membentuk akar serabut. Akar
monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra,
yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah, sel-sel
kaliptra ada yang mengandung butir-butir amilum, dinamakan kolumela.
Fungsi fungsi akar, diantaranya :

Untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah

Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan

Menyerap air dam garam-garam mineral terlarut

Anatomi akar, diantaranya :


a. Epidermis
Susunan sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah
dilewati air.Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar,
bertugas menyerap air dan garam-garam mineral terlarut, bulu akar
memperluas permukaan akar.
b. Korteks
Letaknya langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat
sehingga banyak memiliki ruang antar sel. Sebagian besar dibangun oleh
jaringan parenkim.
c. Endodermis
Merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat.Sel-sel
endodermis dapat mengalami penebalan zat gabus pada dindingnya dan
membentuk seperti titik-titik, dinamakan titik Caspary. Pada pertumbuhan
selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding sel yang menghadap
silinder pusat, bila diamati di bawah mikroskop akan tampak seperti hutuf
U, disebut sel U, sehingga air tak dapat menuju ke silinder pusat. Tetapi
tidak

semua

sel-sel

endodermis

mengalami

penebalan,

sehingga

memungkinkan air dapat masuk ke silinder pusat.Sel-sel tersebut


dinamakan sel penerus/sel peresap.
d. Silinder Pusat / Stele
Silinder Pusat / Stele merupakan bagian terdalam dari akar. Terdiri dari
beberapa macam, yaitu :

Perisikel / Perikambium : Merupakan lapisan terluar dari stele. Akar,


canbang terbentuk dari pertumbuhan perisikel kea rah luar.

Berkas Pembuluh Angkut/Vasis : terdiri atas xilem dan floem yang


tersusun bergantian menurut arah jari jari. Pada dikotil di antara xilem dan
floem terdapat jaringan cambium.

Empulur : letaknya paling dalam atau diantara berkas pembuluh angkut


terdiri dari jaringan parenkim.

2. Batang
Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan
anatominya.
1) Batang Dikotil
Pada batang dikotil terdapat lapisan lapisan dari luar ke dalam, yaitu :
Epidermis
Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai ruang
antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya.
Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan
epidermis digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium
gabus.
Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis
sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan
kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.
Endodermis
Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel,
merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis
tumbuhan Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak
terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.
Stele / Silinder Pusat
Merupakan lapisan terdalam dari batang.Lapis terluar dari stele
disebut perisikel atau perikambium.lkatan pembuluh pada stele
disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem. Letak saling
bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar.

Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada


perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara
berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang
disebut

kambium

intervasikuler.Keduanya

dapat

mengadakan

pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya


diameter batang.

Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan hidupnya menahun,


pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus,
tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang pada
musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan
menebalnya

pada

batang

tampak

berlapis-lapis,

setiap

lapis

menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis


lingkaran tersebut dinamakan Lingkaran Tahun.

2) Batang Monokotil
Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas
antara korteks dan stele umumnya tidak jelas.Pada stele monokotil
terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral
tertutup yangartinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan
kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan
batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan
lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun

demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan


menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp)
dan pohon Nenas seberang (Agave sp).

Gambar : struktur batang monokotil


3.

Daun

gambar : anatomi-daun
Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh
tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan
fotosintesis paling banyak berlangsung di daun.

Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian :

1) Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan
epidermis bawah, untuk mencegah penguapan yang terlalu besar,
lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Pada epidermis
terdapatstoma/mulut

daun,

stoma

berguna

untuk

tempat

berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan.


2) Parenkim/Mesofil
Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni palisade (jaringan
pagar) dan spons (jaringan bunga karang), keduanya mengandung
kloroplast. Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang jaringan bunga
karang sel-selnya agak renggang, sehingga masih terdapat ruangruang antar sel. Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar
karena kloroplastnya lebih banyak daripada jaringan bunga karang.
3) JaringanPembuluh
Jaringan pembuluh daun merupakan lanjutan dari jaringan batang,
terdapat di dalam tulang daun dan urat-urat daun.
4. Bunga
Bunga merupakan organ reproduksi pada tumbuhan, organ ini bukanlah
organ pokok dan rnerupakan modifikasi (perubahan bentuk) dari organ utama
yaitu batang dan daun yang bentuk, susunan, dan warnanya telah disesuaikan
dengan fungsinya sebagai alat perkembangbiakan pada tumbuhan.|ika kita
memperhatikan bagian dasar bunga dan tangkai bunga, bagian ini merupakan
modifikasi dari batang, sedangkan kelopak dan mahkota bunga merupakan
modifikasi dari daun yang bentuk dan warnanya berubah. Sebagian masih
tetap bersifat seperti daun, sedangkan sebagian lagi akan mengalami
metamorfosis membentuk bagian yang berperan dalam proses reproduksi.
Kelopak bunga merupakan bagian bunga yang masih mempertahankan
sifat daun.Kelopak bunga berfungsi untuk melindungi kuncup bunga sebelum
bunga mekar.Mahkota bunga biasanya memiliki warna dan bentuk yang
menarik jika dibandingkan dengan kelopak bunga. Mahkota bunga ini
berperan dalam menarik serangga dan agen penyerbukan yang lain. Benang
sari merupakan bagian yang berperan sebagai alat reproduksi jantan pada

bunga, benang sari terdiri atas kepala sari yang merupakan tempat
berkembangnya serbuk sari (gametofit jantan) dan suatu tangkai yang disebut
filamen (tangkai sari).
Putik merupakan alat reproduksi betina pada bunga.Pada putik terdapat
kepala putik yang biasanya memiliki permukaan yang lengket sebagai tempat
menempelnya serbuk sari.Selain itu, putik memiliki saluran yang disebut
tangkai putik.Saluran ini menuju ke ovarium pada dasar bunga yang
mengandung bakal buah tempat sel telur (gametofit betina).

5. Buah
Berkembang dari bagian sel gamet yang disebut bakal buah.
a. Bagian buah

Buah yang lengkap tersusun dari biji, daging buah dan kulit
buah.

Kulit buah yang sudah masak biasanya terdiri dari epikarp,


mesokarp dan endokarp. Terdapat pada Cocos sp, Kenari,
Mangifera indica, Musa paradisiaca.

b. Fungsi buah

Menyimpan cadangan makanan

Membantu proses pemencaran tumbuhan.

c. Macam buah, secara umum :

Buah tunggal yaitu buah yang dibentuk oleh satu bakal buah
yang berasal dari satu bunga. Ex : Mangifera indica

Buah agregat yaitu buah yang dibentuk oleh banyak bakal


buah yang berasak dari satu bunga. Ex : Anona muricata,
Fragaria vesca, Srikaya.

Buah majemuk yaitu buah yang terbentuk dari banyak bakal


buah yang berasal dari banyak bunga. Ex : Ananas commosus,
Artocarpus integra, Keluwih.

d. Macam buah berdasarkan jenisnya :

Buah sejati yaitu buah yang terbentuk dari bakal buah. Ex :


Mangifera indica, Avocado, Papaya sp, Semangka.

Buah semu aytiubuah yang terbentuk dari bakal buah dan bagianbagianlain dari bunga. Ex : Anacardium ocidentale, Fragaria
vesca, Pyrus malus, Artocarpus integra.

6. Biji

Tebentuk dari bakal biji, hasil dari fertilisasi

Terletak dalam bakal buah.

Merupakan alat reproduksi generatif

Bagian dalam terdapat embrio atau calon individu baru.

a. Fungsi biji

Menyimpan cadangan makanan.

Alat pemencaran tumbuhan.

b. Bagian-bagian biji

Spermodermis, merupakan kulit pelindung yang terluar. Pada


Gymnospremae terdiri dari 3 lapisan yaitu luar (lapisanyang tebal),
tengah (lapisan yang keras)

dan dalam (lapisanyang tipis). Ex :

Gnetum gnemon, Cycas rumphii. Pada Angiospermae terdiri dari 2


lapisan yaitu testa (lapisan yang tipis dan keras) dan tegmen (lapisan
yang tipis seperti selaput). Ex : Manggifera indica, Arachis hypogea.

Funiculus,merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan


papan biji (plasenta). Disebut juga dengan tali pusat.

Hilus atau pusat biji , merupakan bagian dari tali pusat yang sudah
putus, sehingga meninggalkan bekasnya saja apabila biji sudah
masak.

Nucleus seminis (inti biji/isi biji), merupakan bagian biji yang


terdalam yang terdiri dari : embrio (lembaga) yang akan dapat
menjadi akar lembaga (radikula), kotiledon (daun lembaga) dan
pucuk lembaga (plumulae).

Selain itu terdapat pula

endosperm

(putih lembaga/cadangan makanan). Pada Golongan Leguminoceae,


endpspermnya berada dalam daun .
2.2. Struktur dan Organisasi Hewan
2.2.1. SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA HEWAN
1.Sistem Pencernaan Pada Hewan Invertebrata
Sistem pencernaan pada hewan invertebrata umumnya dilakukan secara
intrasel, seperti pada protozoa, porifera, dan Coelenterata. Pencernaan
dilakukan dalam alat khusus berupa vakuola makanan, sel koanosit dan rongga
gastrovaskuler. Pencernaan dilakukan dalam alat khusus berupa vakuola
makanan, sel koanosit dan rongga gastrovaskuler. Selanjutnya, pada cacing
parasit seperti pada cacing pita, alat pencernaannya belum sempurna dan tidak
memiliki mulut dan anus.pencernaan dilakukan dengan cara absorbsi langsung
melalui kulit. System pencernaan secara intrasululer merupkan system
pencernaaan yang terjadi secara aman di dalam suatu kompratemen yang
terbungkus oleh membran dimana vakuola makanan menyatu dengan lisosom
yang merupakan organel yang mengadung enzim hidrolitik sehingga makanan
tercampur dengan enzim. Sedangkan pencernaan secara ektraseluler adalah

perombakan makanan di luar sel. Pencernaan ekstraseluler terjadi di dalam


kopartemen yang berhubungan, melalui saluran-saluran, dengan bagian tubuh
luar.

Pencernaan intraseluler pada Paramecium

Pencernaan ekstra seluler pada Hidra


a.Sistem Pencernaan Makanan Pada Cacing Tanah

Sistem pencernaan makanan pada cacing tanah sudah sempurna.Cacing tanah


memiliki alat-alat pencernaan mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus,
dan anus. Proses pencernaan dibantu oleh enzim enzim yang dikeluarkan oleh
getah pencernaan secara ekstrasel. Makanan cacing tanah berupa daun-daunan
serta sampah organik yang sudah lapuk.Cacing tanah dapat mencerna senyawa
organik tersebut menjadi molekul yang sederhana yang dapat diserap oleh
tubuhnya.Sisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus.

b. Sistem Pencernaan Pada Serangga


Sebagaimana pada cacing tanah, serangga memiliki sistem pencernaan
makanan yang sudah sempurna, mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus
sampai anus.Pencernaan pada serangga dilakukan secara ekstrasel.

2. Sistem Pencernaan Pada Hewan vertebrata

Organ pencernaan pada hewan vertebrata meliputi saluran pencernaan


(tractus digestivus) dan kelenjar pencernaan (glandula digestoria).System
pencernaan pada hewan vertebrata umumnya terjadi secara ekstraseluler.
a. Sistem Pencernaan Pada Ikan
Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di
dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada
geraham bawah dan lidahyang pendek terdapat pada dasar mulut, lidah itu tidak
dapat digunakan seperti lidah pada hewan lainnya karena tidak dapat digerakan
serta banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim).
Dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di
daerah sekitar insang.Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang
insang, dan bila tidak dilalui makanan lumennya menyempit.Dari kerongkongan
makanan di dorong masuk ke lambung, lambung pada umum-nya membesar,
tidak jelas batasnya dengan usus.Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan
buntu untuk memperluas bidang penyerapan makanan. Dari lambung, makanan
masuk keusus yang berupa pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya.
Usus bermuara padaanus.Kelenjar pencernaan pada ikan, meliputi hati dan
pankreas. Hati merupakan kelenjar yang berukuran besar, berwarna merah
kecoklatan, terletak di bagian depan rongga badan dan mengelilingi usus,
bentuknya tidak tegas, terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian yang
menuju ke arah punggung. Fungsi hati menghasilkan empedu yang disimpan
dalam kantung empedu untuk membantu proses pencernaan lemak. Kantung
empedu berbentuk bulat, berwarna kehijauan terletak di sebelah kanan hati, dan
salurannya

bermuara

pada

lambung.Kantung

empedu

berfungsi

untuk

menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila diperlukan. Pankreas


merupakan organ yangberukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi
pankreas, antara lain menghasilkan enzim enzim pencernaan dan hormon
insulin.

b. Sistem Pencernaan Pada Amfibi


Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi
saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. salah satu binatang amphibi adalah
katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturutturut saluran pencernaan pada katak meliputi:
1) rongga mulut: terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan
lidah untuk menangkap mangsa,
2) esofagus; berupa saluran pendek,
3) ventrikulus (lambung), berbentuk kantung yang bila terisi makananmenjadi
lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya
esofagus dan lubang keluar menuju usus,
4) intestinum (usus): dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus
meliputi: duodenum. jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.
5) Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloata, dan
6) kloaka: merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan,
saluran reproduksi, dan urine.

Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas.Hati berwarna
merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua
lobulus.Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan dalam kantung
empedu yang berwarna kehijauan.pankreas berwarna Kekuningan, melekat
diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum). Pancreas berfungsi
menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.
c. Sistem Pencernaan Pada Reptil
Sebagaimana pada ikan dan amfibi, sistem pencernaan makanan pada reptil
meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.Reptil umumnya karnivora
(pemakan daging). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada reptil meliputi:
1) rongga mulut: bagian rongga mulut disokong oleh rahang atas dan bawah,
masingmasing memiliki deretan gigi yang berbentuk kerucut, gigi menempel
pada gusi dan sedikit melengkung ke arah rongga mulut. Pada rongga mulut juga
terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah dengan ujung bercabang dua.
2) esofagus (kerongkongan)
3) ventrikulus(lambung)
4) intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus.
Kelenjar pencernaan pada reptil meliputi hati, kantung empedu, dan
pankreas.Hati pada reptilia memiliki dua lobus (gelambir) dan berwarna
kemerahan.Kantung empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati.Pankreas
berada di antara lambung dan duodenum, berbentuk pipih kekuning-kuningan.

d. Sistem Pencernaan Pada Aves


Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan.Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan
buah-buahan. Saluran pencernaan pada burung terdiri atas:
1) paruh: merupakan modifikasi dari gigi
2) rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara
rongga mulut dan tanduk,
3) faring: berupa saluran pendek, esofagus: pada burung terdapat pelebaran
pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan
makanan yang dapat diisi dengan cepat.
4) lambung terdiri

atas:

Proventrikulus

(lambung

kelenjar):

banyak

menghasilkan enzim pencernaan, dinding ototnya tipis.


- Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal. Pada
burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama
makanan yang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut sebagai " hens
teeth,
5) intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka.
Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum. Kelenjar
pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu,dan pankreas. Pada burung
merpati tidak terdapat kantung empedu.

e. Sistem Pencernaan pada Hewan Mamah Biak (Ruminansia)


Hewan-hewan herbivora (pemakan rumput) seperti domba, sapi, kerbau
disebut sebagai hewan memamah biak (ruminansia). Sistem pencernaan
makanan pada hewan ini lebih panjang dan kompleks. Makanan hewan ini
banyak mengandung selulosa yang sulit dicerna oleh hewan pada umumnya
sehingga sistem pencernaannya berbeda dengan sistem pencernaan hewan lain.
Perbedaan sistem pencernaan makanan pada hewan ruminansia, tampak
pada struktur gigi, yaitu terdapat geraham belakang (molar) yang besar,
berfungsi untuk mengunyah rerumputan yang sulit dicerna. Di samping itu, pada
hewan ruminansia terdapat modifikasi lambung yang dibedakan menjadi 4
bagian, yaitu: rumen (perut besar), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab),
dan abomasums (perut masam). Dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan
umur dan makanan alamiahnya. Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum
7-8%, dan abomasums 7- 8'/o.Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada
saat otot spingter berkontraksi. Abomasum merupakan lambung yang
sesungguhnya pada hewan ruminansia.
Hewan herbivora, seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai
struktur lambung seperti halnya pada sapi untuk fermentasi selulosa. Proses
fermentasi atau pembusukan yang dilakukan oleh bakteri terjadi pada sekum
yang banvak mengandung bakteri. proses fermentasi pada sekum tidak seefektif
fermentasi yang terjadi dilambung. Akibatnya, kotoran kuda, kelinci, dan
marmut lebih kasar karena pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yaitu
pada sekum.Sedangkan pada sapi, proses pencernaan terjadi dua kali, yaitu pada

lambung dan sekum keduanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu.
Adanya bakteri selulotik pada lambung hewan memamah biak merupakan
bentuk simbiosis mutualisme yang dapat menghasilkan vitamin B serta asam
amino. Di samping itu, bakteri ini dapat ,menghasilkan gas metana (CH4),
sehingga dapat dipakai dalam pembuatan biogas sebagai sumber energi
altematif.

Perbedaan antara pencernaan pada hewan herbivore dan karnivora, antara lain:

Meskipun kedua mamalia ini hampir sama ukurannya, usus halus koala jauh
lebih panjang. Suatu adaptasi untuk meningkatkan pengolahan dan eukaliptus
yang berserat dan kurang protein, sumber hampir semua makanan dan air bagi
koala. Pengunyahan secara ekstensif akan mencincang daun-daun itu menjadi

potongan-potongan kecil yang meningkatkan pemaparan makanan ituke getah


pencernaan. Sekum koala panjangnya sekitar 2 meter, merupakan yang
terpanjang di antara hewan-hewan yang berukuran sama, berfungsi sebagai
ruangan fermentasi di mana bakteri simbiotik mengubah daun-daun yang telah
di jarang itu menjadi makanan yang lebih bergizi. Panjang saluran penceraan
coyote yang lebih pendek sudah cukup untuk mencerna daging dan menyarap
nutrein dari jenis makanan ini.
2.2.2 Sistem Pernafasan Pada Hewan
Dengan berbagai jenis ragam hewan maka carapernafasannya pun juga
berbeda, dibawah ini merupakan sistem pernafasan pada hewan
1. Protozoa

Mekanisme Pernapasan :
Oksigen di udara -> berdifusi melalui membran ke sitoplasama -> menuju
mitokondria -> oksigen digunakan untuk memecah senyawa organik ->
menghasilkan energi dan zat sisa berupa air dan karbon dioksida -> zat sisa
menuju membran -> karbon dioksida berdifusi-> karbon dioksida masuk ke
udara.
Protozoa tidak mempunyai alat pernapasan khusus untuk memperoleh
oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.Oksigen masuk ke dalam sel malalui
selaput plasma secara difusi.Demikian juga karbon dioksida dari dalam sel

deikeluarkan melalui selaput plasma.Hewan bersel satu hanya mempunyai satu


sel, oleh karena itu seluruh proses kehidupan dilakukan di dalam sel tersebut.
Hewan bersel satu sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan mikroskop.Hewan
ini hidup di tempat-tempat berair, misal danau, sungai, laut, tanah basah.
2.

Porifera

Mekanisme Pernapasan :
Air beroksigen masuk ke tubuh melalui pori-pori -> oksigen dalam air masuk
melalui koanosit secara difusi dibawa ke mitokondria -> oksigen dipakai
mengurai senyawa organik -> menghasilkan karbon dioksida -> karbon dioksida
larut dalam air -> air dibawa menuju membran -> keluar dari membran menuju
spongosol -> digerakkan sel flagellum koanosit -> keluar melalui oskulum.
Porifera bernapas dengan cara memasukkan air melalui pori-pori (ostium)
yang terdapat pada seluruh permukaan tubuhnya, masuk ke dalam rongga
spongocoel. Proses pernapasan selanjutnya dilakukan oleh sel leher (koanosit),
yaitu sel yang berbatasan langsung dengan rongga spongocoel. Aliran air yang
masuk melalui ostium menuju rongga spongocoel membawa oksigen sekaligus
zat-zat makanan.Pengikatan O2 dan pelepasan CO2 dilakukan oleh sel leher
(koanosit). Selain melakukan fungsi pernapasan, sel leher sekaligus melakukan
proses pencernaan dan sirkulasi zat makanan. Selanjutnya, air keluar melalui
oskulum.
3. Cacing

Mekanisme Pernapasan :
Oksigen dari lingkungan berdifusi -> masuk ke kapiler darah pada kulit ->
oksigen diikat hemoglobin -> darah diedarkan ke seluruh tubuh -> menghasilkan
karbon dioksida -> karbon dioksida berdifusi keluar melalui kulit.
Cacing menggunakan permukaan tubuhnya untuk bernapas.Hewan ini
memanfaatkan permukaan kulitnya untuk bernapas.Oleh karena itu, kulit cacing
tanah selalu basah untuk memudahkan terjadinya pertukaran udara.Di bawah
permukaan kulitnya yang basah tersebut, ternyata terdapat kapiler-kapiler
darah.Melalui kapiler ini, oksigen berdifusi masuk ke dalam kulit, lalu ditangkap
dan diedarkan oleh sistem peredaran darah.Sebaliknya, karbon dioksida yang
terkandung

dalam

darah

dilepaskan

dan

berdifusi

keluar

tubuh.

Sebagian besar Vermes bernapas menggunakan permukaan tubuhnya, misalnya


anggota filum Platyhelminthes yaitu Planaria dan anggota filum Annelida yaitu
cacing tanah (Pheretima sp.).Namun, pada beberapa Annelida bernapas dengan
insang, misalnya Annelida yang hidup di air yaitu Polychaeta (golongan cacing
berambut banyak) ini bernapas menggunakan sepasang porapodia yang berubah
menjadi insang.
4.

Molusca

Mekanisme Pernapasan :
oksigen dari luar -> masuk ke tubuh -> melalui paru-paru (moluska darat) /
insang (moluska air) -> menuju ke jantung -> melalui aorta -> menyebar ke
hemosoel.
Hewan bertubuh lunak (Mollusca) yang hidup di air, seperti siput, cumi-cumi,
dan kerang (Bivalvia) bernapas menggunakan insang. Aliran air masuk ke
dalam insang dan terjadi pertukaran udara dalam lamela insang.Mollusca yang
hidup di darat, seperti siput darat (bekicot) bernapas menggunakan paru-paru.
5. Amphibi

Mekanisme Pernapasan :
a. Fase larva & berudu
Oksigen dalam air -> masuk ke tubuh -> melalui insang -> berdifusi ke
pembuluh darah -> tersebar ke seluruh tubuh -> menghasilkan karbon dioksida > kembali ke insang -> melepas karbon dioksida
b. Fase katak dewasa

Oksigen dalam udara -> masuk ke tubuh -> melalui hidung ke rongga mulut ->
melalui paru-paru -> melalui alveolus -> terjadi pertukaran gas -> kembali ke
paru-paru -> keluarkan karbon dioksida dari hidung
Alat pernafasan berupa selaput rongga mulut, kulit dan paru-paru.Alat
pernafasan ini mempunyai lapisan tipis dan basah yang berdekatan dengan
pembuluh darah sehingga oksigen dapat berdifusi.
6. Reptil

Mekanisme Pernapasan :
Oksigen dari air -> air disaring rigi-rigi pada lengkung insang -> melalui insang
-> oksigen diikat darah -> menuju ke seluruh tubuh -> mengikat karbon dioksida
di jantung -> kembali ke insang -> melepas karbon dioksida.
Reptilia bernapas menggunakan paru-paru.Gas O2 dalam udara masuk melalui
lubang hidung -> rongga mulut -> anak tekak -> trakea yang panjang ->
bronkiolus dalam paru-paru.Dari paru-paru, O2 diangkut darah menuju seluruh
jaringan tubuh. Dari jaringan tubuh, gas CO2 diangkut darah menuju jantung
untuk dikeluarkan melalui paru-paru => bronkiolus -> trakea yang panjang ->
anak tekak -> rongga mulut -> lubang hidung. Pada Reptilia yang hidup di air,
lubang hidung dapat ditutup ketika menyelam.
7. Pisces

Mekanisme Pernapasan :
Oksigen dari air -> air disaring rigi-rigi pada lengkung insang -> melalui insang
-> oksigen diikat darah -> menuju ke seluruh tubuh -> mengikat karbon dioksida
di jantung -> kembali ke insang -> melepas karbon dioksida.
Ikan hidup di air rawa, sungai, laut, kolam, danau.Ikan bernafas dengan
insang.Pernafasan ikan berlangsung 2 tahap:
Tahap I (Tahap Pemasukan) : Pada tahap ini mulut ikan membuka dan tutup
insang menutup sehingga air masuk rongga mulut, kemudian menuju lembaran
insang, disinilah oksigen yang larut dalam air diambil oleh darah, selain itu
darah juga melepaskan karbondioksida dan uap air.
Tahap II (Tahap Pengeluaran) : Mulut menutup dan tutup insang membuka
sehingga air dari rongga mulut mengalir keluar melalui insang. Air yang
dikeluarkan ini telah bercmpur dengan CO2 dan uap air yang dilepaskan darah.
8. Aves

Mekanisme Pernapasan I :

a. Fase sayap diangkat


Oksigen dari udara -> masuk ke tubuh melalui lubang hidung -> melewati trakea
-> melewati siring -> melewati bronkus -> menuju ke paru-paru sebesar kurang
lebih 25% -> menuju ke kantong udara krg lebi sebesar 75%
b. Fase sayap diturunkan
Kemudian darah di paru-paru mengikat karbon dioksida -> karbon dioksida di
paru-paru dibawa ke trakea, sementara oksigen di kantong udara dibawa ke
paru-paru -> karbon dioksida dibawa ke hidung -> karbon dioksida dikeluarkan
dari tubuh
2.2.2. Sistem Ekskresi pada Hewan
Sistem ekskresi adalah sistem organ pada makhluk hidup yang berfungsi untuk
mengeluarkan ekskrit.Ekskrit adalah sisa metabolisme yang tidak lagi berguna
dan harus dibuang dari dalam tubuh.
Sesuai dengan jenis makhluk hidupnya, sistem ekskresinya sangat bervariasi
dalam hal fungsi dan kompleksitas.Semakin tinggi tingkatan suatu makhluk,
umumnya makin kompleks sistem ekskresinya.Berikut ini adalah sistem ekskresi
pada hewan.
1. Sistem Ekskresi Hewan Rendah
a. Protozoa
Sistem ekskresi Protozoa, misalnya pada Paramecium, dilakukan oleh
vakuola kontraktil.Vakuola ini biasa ditemukan pada Protozoa yang hidup di air
tawar.Disebut vakuola kontraktil karena vakuola ini bisa membesar dan
mengecil.Selain untuk ekskresi, vakuola kontraktil juga berfungsi sebagai
pengatur tekanan osmosis.Itu sebabnya sering disebut sebagai osmoregulator.

b. Cacing Pipih (Platyhelminthes)

Contoh cacing pipih mudah kita kenal adalah Planaria. Alat ekskresi Planaria
disebutsel-sel api atau flame cell. Cairan tubuh yang melewati sel api akan
disaring, lalu zat-zat sisa yang dikandungnya akan diserap oleh sel api. Gerakan
bulu getar di dalam saluran sel api akan mendorong zat air ke arah saluran
gabungan. Melalui saluran gabungan inilah, akhirnya zat-zat sisa dibuang ke luar
melalui lubang ekskresi.

c. Cacing Tanah (Anellida)


Alat ekskresi cacing tanah dikenal dengan nefridium.Setiap nefridium
dilengkapi corong terbuka atau nefrostoma yang terdapat pada setiap sekat
pemisah somit (ruas tubuh).Corong tersebut melalui sekat menjadi pembuluh
panjang yang mempunyai saluran berliku-liku yang terdapat pada setiap segmen
berikutnya.Saluran berliku-liku ini dikelilingi pembuluh darah. Pada saat cairan
melalui nefrida, zat-zat yang berguna akan diserap oleh darah, sedangkan cairan
tubuh yang berupa zat sisa yang tidak berguna seperti air, senyawa nitrogen, dan
garam-garam yang tidak diperlukan tubuh akan ditampung dalam kantong
kemih, selanjutnya dikeluarkan melalui lubang nefridium.

d. Serangga

Alat ekskresi serangga, misalnya belalang, berupa pembuluh malpighi.


Pembuluh ini melekat pada satu atau kedua ujung usus. Zat-zat sisa metabolisme
(ekskrit) yang berupa senyawa nitrogen dari cairan tubuh diubah menjadi asam
urat lalu diserap pembuluh malpighi, dan diangkut ke usus terutama pada
rektum. Air yang berlebih diserap oleh usus, sehinga kotoran serangga berupa
butiran-butiran padat.
Sistem transportasi sering disebut sistem sirkulasi atau peredaran darah.
Sistem transportasi berfungsi untuk mengangkut sel-sel darah serta mengangkut
nutrisi (sari makanan) yang diperlukan oleh sel-sel tubuh.

2. Sistem ekskresi pada Vertebrata


Sistem ekskresi pada Vertebrata antara lain:
a. Ikan (Pisces)
Alat ekskresi pada ikan berupa sepasang ginjal.Ginjal ini dilengkapi urethra,
yang muaranya menyatu dengan muara saluran kelamin, sehingga disebut muara
saluranurogenitalis.

Anatomi ikan. Perhatikan ginjal (kidney)

Cara adaptasi ikan air tawar.Perhatikan aliran air.

Cara adaptasi ikan air laut.Perhatikan aliran air.


Untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh dengan larutan yang ada di
sekitamya, ikan yang hidup di air laut dan air tawar mempunyai proses ekskresi
berbeda. Ikan air laut banyak minum, sedikit mengeluarkan urine. Garam-garam
yang masuk bersama air yang diminum, akan dikeluarkan secara aktif melalui
insang. Sebaliknya,ikan air tawar sedikit minum namun banyak mengeluarkan
urine.
b. Amfibi dan Reptil
Alat ekskresi katak (Amphibi) berupa sepasang ginjal kiri dan kanan.
Zat-zat sisa seperti urine, garam-garam yang berlebihan, air yang berlebih akan
dikeluarkan. Zat sisa yang diambil oleh ginjal akan disalurkan melalui ureter
menuju ke kantong kemih.

Alat urogenital kodok jantan dan betina


Alat ekskresi pada reptil, misalnya kadal, tidak jauh berbeda dengan
katak.Alatnya
pada kloaka.

berupa

ginjal,

berjumlah

sepasang.Salurannya

bermuara

c. Burung (Aves) dan Mamalia


Alat ekskresi burung berupa paru-paru, ginjal, dan kulit.Ginjalnya
berjumlah sepasang berwarna coklat.Saluran ekskresi, saluran kelamin dan
saluran pencernaan menyatu bermuara pada kloaka.Burung tidak mempunyai
kantong urine.Urine yang dihasilkan ginjal langsung bercampur dengan sisa
pencernaan dan langsung dikeluarkan melalui kloaka.Kulit burung tidak
mempunyai kelenjar keringat, tetapi mempunyai kelenjar minyak (glandula
uropigialis) yang terdapat pada ekor.Minyak ini berguna untuk meminyaki bulu
agar tidak basah sewaktu terkena air.

Anatomi internal Aves.


2.2.4. Sistem Transportasi pada Hewan
Sistem transportasi sering disebut sistem sirkulasi atau peredaran darah. Sistem
transportasi berfungsi untuk mengangkut sel-sel darah serta mengangkut nutrisi (sari
makanan) yang diperlukan oleh sel-sel tubuh.
1. Sistem transportasi pada Invertebrata
Berikut ini adalah berbagai macam sistem peredaran pada mikroorganisme
dan invertebrata.
a. Protozoa (protista mirip hewan)
Tubuh protozoa hanya terdiri atas satu sel. Oleh sebab itu, seluruh proses
hidupnya termasuk transportasi dilaksanakan oleh sel itu sendiri. Oksigen yang
diperlukandiserap melalui seluruh permukaan tubuhnya, selanjutnya akan menyebar ke
seluruh tubuh dengan cara difusi di dalam sitoplasma. Zat makanan dicerna dan
diedarkan oleh vakuola makanan. Proses peredaran zat seperti ini misalnya
padaParamaecium dan Amoeba.

Paramecium caudatum dan Amoeba proteus


b. Coelenterata
Pada invertebrata yang belum memiliki sistem peredaran khusus, misalnya
Hydra, transportasinya dilakukan oleh sistem gastrovaskuler, yakni saluran pencernaan
yang berfungsi sekaligus sebagai alat peredaran.Saluran pencernaan pada Hydra
bercabang-cabang dan bercabang-cabang lagi ke semua bagian tubuh. Percabangan ini
menyebabkan permukaan dalam saluran pencemaan semakin luas, sehingga saluran ini
akan lebih efisien dalam melakukan penyerapan zat sekaligus mengantarkan zat yang
diserapnya ke seluruh jaringan tubuh. Dengan demikian, walaupun pada hewan ini tidak
terdapat sistem peredaran khusus, zat yang diserap oleh saluran pencernaan akan dapat
mencapai seluruh jaringan tubuh.

Hydra viridis. Kanan: skesta penampang tubuh Hydra


c. Serangga
Alat peredaran darah serangga, misalnya belalang, terdiri atas jantung pembuluh
dan pembuluh darah. Bila jantung pembuluh berdenyut, darah akan terpompa ke arah
depan melalui aorta. Selanjutnya darah akan beredar bebas ke seluruh tubuh tanpa
melalui pembuluh pembuluh darah. Itulah sebabnya sistem peredaran darah pada
serangga disebut sistem peredaran darah terbuka.

Pembagian tubuh belalang.Perhatikan jantung pembuluhnya (heart).


Struktur jantung pembuluh pada belalang.Darah yang dipompa jantung keluar
dari dalam pembuluh darah (peredaran terbuka).Darah yang beredar langsung diluar
pembuluh ini sering disebut hemolimfe.
Selama dalam peredarannya, darah mensuplai zat makanan ke jaringan-jaringan
dan mengambil zat-zat sisa metabolisme. Selanjutnya darah dari jaringan akan kembali
ke jantung pembuluh melalui lubang-lubang halus (ostium) yang terdapat diantara
gelembung jantung.
Darah serangga tidak mengandung hemoglobin maka tidak berwarna
merah.Darah serangga hanya berperan mengedarkan nutrisi dan tidak berperan dalam
pengangkutan oksigen, karena oksigen telah diedarkan oleh sistem trakea yang
bercabang-cabang menuju ke berbagai jaringan.
d. Cacing
Peredaran

darah

cacing

merupakan

peredaran

tertutup.Selama

dalam

peredarannya darah tetap berada di dalam pembuluh. Alat peredaran darah cacing tanah
terdiri atas pembuluh darah punggung (dorsal), pembuluh darah perut (ventral) dan
lima pasang lengkung aorta yang berfungsi sebagai jantung. Karena itu jantung cacing
sering disebut jantung aorta.

Perhatikan bagian berwarna merah.Itulah jantung aorta pada cacing.

Jantung aorta pada cacing tanah, terbagi menjadi pembuluh darah dorsal dan ventral
Bila pembuluh punggung dan jantung berdenyut, darah mengalir menuju ke
pembuluh darah perut, lalu mengalir menuju ke bagian belakang (posterior) tubuh dan
selanjutnya kembali ke jantung aorta melalui poembuluh darah punggung.Darah yang
beredar mengangkut nutrisi dan oksigen, serta mengambil sisa metabolisme untuk
dikeluarkan dari dalam tubuh.
Cacing tanah belum memiliki alat pernapasan khusus.Oksigen dari udara bebas
berdifusi ke dalam darah cacing melalui seluruh permukaan kulit.Dari sini oksigen
diangkut oleh darah didalam kapiler bersama-sama dengan darah yang mengangkut zat
makanan dari usus menuju ke pembuluh darah punggung.Selanjutnya darah tersebut
dipompakan keseluruh jaringan tubuh.
Berbeda dengan darah vertebrata yang hemoglobinnya terikat dalam sel darah
merah, hemoglobin darah cacing larut dalam plasma darah.
2. Sistem transportasi pada Vertebrata
Sistem sirkulasi pada Vertebrata jauh lebih maju dibandingkan dengan sistem
sirkulasi pada invertebrata.Berikut ini uraian singkat mengenai perbandingan sistem
sirkulasi pada kelompok vertebrata.
a. Ikan (Pisces)

Jantung ikan terdiri atas dua ruangan, yaitu sebuah serambi atau atrium dan
sebuah bilik atau ventrikel.Untuk menjaga agar aliran darah tetap searah, antara serambi
dan bilik terdapat katup jantung.

Sistem sirkulasi pada ikan: peredaran darah tunggal.


Bila bilik jantung berkontraksi, darah akan terpompa ke luar menuju ke insang.
Di dalam kapiler insang CO2 dibebaskan ke dalam air, sedangkan oksigen dari air
berdifusi ke dalam darah insang, sehingga darah yang meninggalkan insang banyak
mengandung oksigen.Dari insang darah mengalir melalui vena sambil mengedarkan
oksigen dan sari makanan ke seluruh tubuh dan selanjutnya menuju ke atrium jantung,
lalu mengalir ke bilik.
Peredarah darah ikan hanya sekali melewati jantung.Peredaran darah yang
demikian disebut peredaran darah tunggal.
b. Katak (Amphibi)
Sel-sel darah katak terdiri atas sel-sel darah merah (eritrosit) dan sel-sel darah
putih (leukosit).Eritrositnya berinti, berbentuk bulat panjang, pipih dan mengandung
hemoglobin.Leukositnya tidak berwarna, berinti dan dapat bergerak bebas secara
ameboid.
Jantung katak mempunyai tiga ruangan, yakni satu ventrikel atau bilik, dua
serambi atau atrium kiri dan kanan yang berdinding tipis.Di antara serambi dan bilik
terdapat katup jantung.Di samping itu terdapat kantong berdinding tipis tempat
bermuaranya vena yang mengangkut darah yang kaya CO2 dari berbagai organ tubuh
selain paru-paru dan kulit, disebut sinus venosus. Darah yang masuk ke sinus venosus
ini kaya akan CO2. Darah dari sinus venosus akan masuk ke atrium kanan.

Sistem sirkulasi pada katak.Perhatikan ventrikelnya hanya satu.


Darah dari ventrikel keluar melalui batang nadi atau trunkus arteriosus.Batang
nadi ini selanjutnya bercabang-cabang menjadi dua. Yang satu mengalirkan darah ke
seluruh tubuh, sedang yang lain mengalirkan darah menuju ke kepala (arteri karotis)
serta ke kulit dan paru-paru (arteri pulmokutanea). Di dalam kapiler paru-paru dan kulit
darah akan membebaskan CO2 dan mengikat oksigen, selanjutnya mengalir melalui
vena pulmo kutanea kembali ke atrium kiri. Darah yang melalui pembuluh vena ini kaya
akan oksigen.
Darah yang berasal dari seluruh tubuh membawa sisa metabolisme dan
CO2kembali ke jantung melalui vena cava yang bermuara pada sinus venosus, dan
akhirnya darah mengalir masuk ke atrium kanan. Darah yang berasal dari atrium kiri
dan kanan akan dipompa masuk ke dalam ventrikel, akibatnya terjadi percampuran
antara darah kotor dan darah bersih.
Pada katak terdapat tiga macam sistem vena, yaitu:
1. sistem vena kava, yang terdiri dari vena kava yang berasal dari tungkai depan
dan kepala, serta vena kava yang berasal dari alat tubuh bagian belakang.
2. sistem vena pulmo kutanea, yakni vena yang mengangkutdarah dariparu-paru
dan kulit.
3. sistem vena porta, yakni vena yang merngalirkan darah dari organ tubuh
sebelum kembali ke jantung mampir terlebih dahulu ke organ lain. Pada katak
ada dua macam vena porta:

vena porta hepatica: vena yang mampir ke hati

vena porta renalis: vena yang mampir ke ginjal

Di samping peredaran darah, pada katak juga terdapat peredaran getah bening atau
peredaran limfe yang merupakan sistem peredaran terbuka.Peredaran ini berperan
penting dalam pengambilan cairan tubuh dari dalam darah.
Reptilia
Reptilia mempunyai jantung yang terdiri atas 4 ruangan, yakni dua serambi dan
dua bilik.Antara serambi kanan dan kiri serta bilik kanan dan kiri telah bersekat, tetapi
belum sempurna, sehingga darah yang kaya O2 dalam bilik kiri dan darah yang kaya
CO2 dalam bilik kanan dapat bercampur.Pada buaya, sekat antar bilik mempunyai
lubang kecil yang dikenal sebagai foramen panizzae.

Jantung Reptile. Perhatikan foramen pannizae-nya.


Darah bersih dipompa dari bilik kiri melalui aorta ke seluruh tubuh untuk
mengedarkan nutrisi dan oksigen. Dari jaringan tubuh, darah yang mengandung CO2
dan sisa metabolisme kembali ke serambi kanan dan masuk ke ventrikel kanan untuk
selanjutnya dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Di paru-paru CO2 dibuang
dan oksigen diikat oleh darah. Darah bersih ini kemudian kembali ke serambi kiri
melalui vena pulmonalis, lalu mengalir ke bilik kiri dan siklus yang sama terulang.
c. Burung (Aves) dan Mamalia
Jantung burung dan mamalia sama. Mempunyai 4 ruangan, yaitu dua serambi
kanan dan kiri, serta dua bilik kanan dan kiri.Antar serambi dan antar bilik telah
dipisahkan oleh sekat yang sempurna.

Jantung Aves dan Mamalia


2.2.5. Organ Luar Hewan
1. Kulit

Stratum korneum adalah lapisan terluar epidermis yang terutama terdiri dari selsel mati yang tidak memiliki inti.Sel-sel mati ini terus-menerus diganti oleh sel-sel baru
dari stratum

germinativum (stratum

basale).Sel-sel

dari

stratum

lorneum

mengandung keratin, sebuah protein yang membantu menjaga hidrasi kulit dengan
mencegah penguapan air. Selain itu, sel-sel ini juga dapat menyerap air, yang membantu
hidrasi lebih lanjut dan menjelaskan mengapa manusia dan hewan lain mengalami
kerutan pada kulit di jari tangan dan kaki ketika berendam dalam air untuk waktu yang
lama.

Fungsi bagian-bagian kulit :


a. Kulit ari berfungsi mencegah masuknya bibit penyakit dan
mencegah penguapan air dari dalam tubuh.
b. Kelenjar keringat berfungsimenghasilkan keringat
c. Lapisan lemak berfungsi menghangatkan tubuh
d. Otot penggerah rambut berfungsi mengatur gerakan rambut
e. Pembuluh darah berfungsi mengalirkan darah keseluruh tubuh.

Fungsi bagian-bagian indra pembau :


a. Lubang hidung berfungsi untuk keluar masuknya udara
b. Rambut hidung berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ketika bernapas
c. Selaput lendir berfungsi tempat menempelnya kotoran dan sebagai indra
pembau
d. Serabut saraf berfungsi mendeteksi zat kimia yang ada dalam udara
pernapasan
e. Saraf pembau berfungsi mengirimkan bau-bauan yang ke otak
2. Mata

Mata terdiri dari otot mata, bola mata dan saraf mata serta alat tambahan mata
yaitu alis, kelopak mata, dan bulu mata. Alat tambahan mata ini berfungsi melindungi
mata dari gangguan lingkungan.Alis mata berfungsi untuk melindungi mata dari
keringat, kelopak mata melindungi mata dari benturan dan bulu mata melindungi mata
dari cahaya yang kuat, debu dan kotoran.
Fungsi bagian - bagian indra penglihatan adalah sebagai berikut :
a. Kornea mata berfungsi untuk menerima rangsang cahaya dan meneruskannya ke
bagian mata yang lebih dalam.
b. Lensa mata berfungsi meneruskan dan memfokuskan cahaya agar bayangan benda
jatuh ke lensa mata.
c. Iris berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke mata
d. Pupil berfungsi sebagai saluran masuknya cahaya.
e. Retina berfungsi untuk membentuk bayangan benda yang kemudian dikirim oleh oleh
saraf mata ke otak
f. Otot mata berfungsi mengatur gerakan bola mata
g. Saraf mata berfungsi meneruskan rangsang cahaya dari retina ke otak
3. Telinga
Indra

pendengar

adalah

telinga

yang

terdiri

dari

1). Telinga bagian luar yaitu daun telinga, lubang telinga dan liang pendengaran
2). Telinga bagian tengah terdiri dari gendang telinga, 3 tulang pendengar ( martil,
landasan dan sanggurdi) dan saluran eustachius.

3). Telinga bagian dalam terdiri dari alat keseimbangan tubuh, tiga saluran setengah
lingkaran, tingkap jorong, tingkap bundar dan rumah siput (koklea)
Fungsi bagian-bagian indra pendengar :
a. Daun telinga, lubang telinga dan liang pendengaran berfungsi menangkap dan
mengumpulkan gelombang bunyi.
b. Gendang telinga berfungsi menerima rangsang bunyi dan meneruskannya ke bagian
yang lebih dalam.
c. Tiga tulang pendengaran ( tulang martil, landasan dan sanggurdi) berfungsi
memperkuat getaran dan meneruskannya ke koklea atau rumah siput.
d. Tingkap jorong, tingkap bundar, tiga saluran setengah lingkaran dan koklea (rumah
siput) berfungsi mengubah impuls dan diteruskan ke otak. Tga saluran setengah
lingkaran juga berfungsi menjaga keseimbangan tubuh.
e. Saluran eustachius menghubungkan rongga mulut dengan telinga bagian luar.
3.1. Telinga luar
Bagian luar merupakan bagian terluar dari telinga.Telinga luar terdiri dari daun
telinga, lubang telinga, dan saluran telinga luar.Telinga luar meliputi daun
telinga atau pinna, Liang telinga atau meatus auditorius eksternus, dan gendang
telinga atau membran timpani. Bagian daun telinga berfungsi untuk membantu
mengarahkan suara ke dalam liang telinga dan akhirnya menuju gendang telinga.
Rancangan yang begitu kompleks pada telinga luar berfungsi untuk menangkap suara
dan bagian terpenting adalah liang telinga. Saluran ini merupakan hasil susunan tulang
dan rawan yang dilapisi kulit tipis.
Di dalam saluran terdapat banyak kelenjar yang menghasilkan zat seperti lilin
yang disebut serumen atau kotoran telinga.Hanya bagian saluran yang memproduksi
sedikit serumen yang memiliki rambut.Pada ujung saluran terdapat gendang telinga
yang meneruskan suara ke telinga dalam.

3.2. Telinga tengah


Telinga tengah adalah rongga udara di belakang gendang telinga, yang meliputi, 3
tulang pendengaran (martil atau malleus, landasan atauincus, dan sanggurdi
atau stapes).Ujung dari saluran Eustachius juga berada di telinga tengah.
Getaran suara yang diterima oleh gendang telinga akan disampaikan ke tulang
pendengaran. Masing-masing tulang pendengaran akan menyampaikan getaran ke
tulang berikutnya. Tulang sanggurdi yang merupakan tulang terkecil di tubuh
meneruskan getaran ke koklea atau rumah siput.
Pada manusia dan hewan darat lainnya, telinga tengah dan saluran pendengaran
akan terisi udara dalam keadaan normal. Tidak seperti pada bagian luar, udara pada
telinga tengah tidak berhubungan dengan udara di luar tubuh.Saluran Eustachius
menghubungkan ruangan telinga tengah ke belakang faring.Dalam keadaan biasa,
hubungan saluran Eustachius dan telinga tengah tertutup dan terbuka pada saat
mengunyah

dan

menguap.Hal

ini

menjelaskan

mengapa

penumpang pesawat

terbang merasa 'tuli sementara' saat lepas landas.Rasa tuli disebabkan adanya perbedaan
tekanan antara udara sekitar.Tekanan udara di sekitar telah turun, sedangkan di telinga
tengah merupakan tekanan udara daratan.Perbedaan ini dapat diatasi dengan mekanisme
mengunyah sesuatu atau menguap.Peradangan atau infeksi pada bagian telinga ini
disebut sebagai Otitis Media

3.3. Telinga dalam

Pendengaran

Potongan melintang koklea. Endolimfe terdapat di skala media - daerah hijau


terang pada tengah diagram.Telinga dalam terdiri dari labirin osea (labirin
tulang),

sebuah

rangkaian

rongga

pada tulang

pelipis yang

dilapisi periosteum yang berisi cairan perilimfe & labirin membranasea, yang
terletak lebih dalam dan memiliki cairan endolimfe.
Di depan labirin terdapat koklea atau rumah siput. Penampang melintang
koklea terdiri dari tiga bagian yaitu skala vestibuli, skala media, dan skala
timpani. Bagian dasar dari skala vestibuli berhubungan dengan tulang sanggurdi
melalui jendela berselaput yang disebut tingkap oval, sedangkan skala timpani
berhubungan dengan telinga tengah melalui tingkap bulat.
Bagian atas skala media dibatasi oleh membran vestibularis atau membran
Reissner dan sebelah bawah dibatasi oleh membran basilaris.Di atas membran
basilaris terdapat organo corti yang berfungsi mengubah getaran suara menjadi
impuls.Organo corti terdiri dari sel rambut dan sel penyokong. Di atas sel
rambut terdapat membran tektorial yang terdiri dari gelatin yang lentur,
sedangkan sel rambut akan dihubungkan dengan bagian otak dengan saraf
vestibulokoklearis.

Organ Keseimbangan

Selain bagian pendengaran, bagian telinga dalam terdapat Indra Pengatur


Keseimbangan atau organ Vestibular. Bagian ini secara struktural terletak di
belakang labirin yang membentuk struktur utrikulus dan sakulus serta tiga
saluran setengah lingkaran atauSaluran Gelung atau semisirkular. Kelima
bagian ini berfungsi mengatur keseimbangan Tubuh dan memiliki sel rambut
yang akan dihubungkan dengan bagian keseimbangan dari saraf Pendengaran,

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa struktur
yang terdapat pada tumbuhan dan hewan mempunyai ruang lingkup yang
berbeda.Struktur tumbuhan dan hewan merupakan penyusun dari makhluk hidup itu
sendiri.Bermula dari sel sebagai unit terkecil penyusun makhluk hidup. Lalu, kumpulan
sel yang berbentuk dan berfungsi sama itu akan membentuk jaringan. Kemudian,
jaringan-jaringan tersebut akan membentuk organ yang nantinya akan menghasilkan
organisme. Begitu seterusnya secara kontunitas.Setiap penyusun dari struktur baik pada
tumbuhan dan hewan memiliki fungsi yang dijalankan sesuai dengan organel yang telah
tersedia sesuai dengan fungsi dan bentuknya masing-masing.
3.2. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah biologi umum ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifetnya
membangun demi kesempurnaan makalah ini, dan semoga bermanfaat bagi para
pembaca.

DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjoyo, Mukayat Djarubito. 1989. Zoology Dasar. Jakarta: Erlangga.
Campbell, N.A., J.B. Reece, & L. G. Mitchell. 2005. Biologi. Edisi ke-5.Terj. Dari:
Biology. 5th ed. oleh Manulu, W. Jakarta: Erlangga.
Graciella Eunike Satriyo.Sanjose,Bali 2011
Mader, S.S. 2004. Biology. Boston: McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai