Prosedur Evaluasi
1. Uji Organoleptis
Uji ini merupakan uji paling awal yang dilakukan setelah suatu sediaan selesai dibuat dan uji
ini digunakan untuk mengetahui apakah suatu sediaan sudah sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditentukan. Secara organoleptis sediaan dry syrup yang dibuat harus memiliki:
a. bentuk
: dry syrup
b. warna
: orange
c. bau
: jeruk
d. rasa
: jeruk
3. Uji Viskositas
Uji viskositas dilakukan untuk mengetahui kekentalan sediaan supaya dapat menjaga kestabilan
fisik dari suspense sehingga laju sedimentasinya lebih lambat.
Alat yang digunakan ialah viscometer
Spindel
Ditentukan ukuran dan dipasang
Spindel dipasang sampai tercelup pada suspensi
Tekan tombol on pada viskometer
Catat hasil yang diperoleh
4. Uji berat jenis
Uji berat jenis didefinisikan ratio kerapatan suatu zat terhadap kerapatan air pada 4oC (dt4). Selain
itu dikenal definisi bobot jenis yang lain yaitu ratio kerapatan suatu zat terhadap kerapatan air
pada t yang sama (dtt).
Uji ini dilakukan dengan menggunakan alat piknometer
Piknometer ditutup
Timbang seksama
Hitung kerapatan air pada suhu percobaan dan digunakan untuk menghitung volume air
= volume piknometer
:
Rangkailah alat uji, atur jarak dasar corong dengan alas 10 cm.
Hentikan pencatat waktu pada saat semua serbuk telah melewati corong.Ukur tinggi
kerucut (h) dan jari-jari (r) serbuk yang berada di
Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami membuat sediaan obat Amoxicillin dalam bentuk sirup
kering (dry syrup). Bahan aktif yang digunakan dalam sediaan ini adalah amoxicillin.Secara
umum dipasaran ada beberapa macam amoxicillin antara lain amoxicillin, amoxicillin trihidrat,
dan amoxicillin sodium. Pada formulasi sirup kering ini, kami menggunakan amoxicillin karena
amoxicillin trihidrat dan amoxicillin sodium merupakan bahan aktif yang higroskopis sehingga
ditakutkan pada penyimpanan yang lama dapat mempengaruhi stabilitas amoxicillin karena
terjadinya hidrolisis. Pada pembuatan dry sirup disarankan menghindari pemilihan bahan-bahan
yang bersifat higroskopis sehingga dapat menjaga serbuk tetap kering selama masa penyimpanan.
PVP
R/ Amoxicillin
PVP
10%
2%
Na Sitrat
2%
Na Sitrat
Asam sitrat
0,17 %
Asam Sitrat
Aspartam
1,177 %
Aspartam
Sukrosa
125mg/ 5 ml
1,177 %
Sukrosa
Na Benzoat
0,1 %
Na Benzoat
0,1 %
Tartrazine
Qs
Tartrazine
qs
Essence Jeruk
Qs
Essence jeruk
qs
Aquadest
ad
Aquadest
ad
60 ml
500 ml
Pada proses pembuatan sediaan sirup kering amoxicillin ini metode yang kami gunakan
ialah metode granulasi basah. Alasan dibuat secara granul dalam pembuatan sirup kering ini
adalah untuk memperbaiki sifat alir amoxicillin beserta bahan tambahannya. Selain itu kegunaan
dari pembuatan granul ialah memadatkan bahan-bahan yang digunakan dan memperbaiki
penampilan sediaan. Pembuatan granul juga berguna dalam mengendalikan kecepatan pelepasan
zat aktif dan menyediakan bahan-bahan dengan campuran seragam yang tidak memisah. Dalam
proses granulasi sediaan ini pelarut yang kami gunakan adalah etanol. Alasan kami
menggunakan etanol sebagai pelarutnya adalah agar amoxicillin dapat ikut serta digranulasi.
Selain itu sediaan yang dibuat adalah dry sirup sehingga kita harus menghindari adanya
penggunaan bahan-bahan yang mengandung air. Untuk suspending agent yang digunakan adalah
PVP. PVP dapat digunakan sebagai suspending agent dan juga sebagai bahan pengikat saat
proses granulasi. PVP juga merupakan bahan yang larut didalam etanol oleh sebab itu lah
formulasi kami menggunakan PVP. Dapar yang digunakan untuk menjaga pH ialah dapar sitrat.
Dapar sitrat merupakan jenis dapar yang biasa digunakan untuk sediaan per oral. Kami
menggunakan dapar sitrat pada formulasi dry sirup ini karena pH dapar sitrat hampir sama
dengan pH dry sirup yang kami targetkan.
Pada pembuatan sediaan ini langkah awal yang kami lakukan adalah menyiapkan seluruh
bahan. Dalam proses granulasi basah, pembasah yang digunakan adalah etanol sehingga dapat
menjaga kestabilan amoxicillin dan menjaga serbuk tetap kering. PVP kemudian dilarutkan
dalam etanol dengan perbandingan yang sesuai.Bahan-bahan yang bersifat higroskopis digerus
dalam mortir hangat. Kemudian semua bahan-bahan dicampur dan dibentuk menjadi granul.
Pada tahap terakhir diberikan tambahan pewarna dan essence jeruk.
Pada awal rancangan formula, kami mengharapkan sediaan ini memiliki spesifikasi
berikut:
Evaluasi
Spesifikasi
Bentuk sediaan
Dry Syrup 60 ml
pH sediaan
5,0 6,0
> 1 g/ ml
Viskositas
<100 mPa s
Warna
Orange
Bau
Jeruk
Rasa
Manis
Sedimentasi
<1
Waktu Alir
Sediaan yang dihasilkan dari percoban ini memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Evaluasi
Spesifikasi
Bentuk sediaan
Dry Syrup 60 ml
pH sediaan
Viskositas
2 mPa s
Warna
Orange
Bau
Jeruk
Rasa
Sedimentasi
Waktu Alir
Tinggi kerucut
granul
1 cm
Lebar kerucut
granul
4 cm
Berdasarkan kedua tabel diatas dapat dilihat bahwa hasil sediaan yang kami buat tidak
jauh dari spesifikasi yang ditargetkan. Hanya saja beberapa seperti rasa yang didapat tidak
semanis yang diharapkan hal ini dikarenakan kurangnya pemanis yang digunakan dan terlalu
kuatnya rasa pahit amoxicillin sehingga tidak dapat tertutupi dengan baik. Pada pembuatan
sediaan 60 ml, kami mendapatkan hasil granul yang terlalu keras sehingga tidak didapatkan
sediaan dry sirup yang baik. Hal ini disebabka karena penggunaan PVP yang terlalu banyak.
Dalam praktikum kali ini ada 5 uji yang kami lakukan terhadap sediaan kami, yaitu uji
organoleptis, uji pH, uji viskositas, uji sedimentasi, dan uji sifat alir granul. Hasil kelima uji
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pada uji organoleptis didapatkan bentuk larutan suspense dengan warna orange dan
aroma jeruk. Namun rasanya kurang manis, masih ada rasa pahit yang berasal dari
amoxicillin.
2. Pengujian pH menghasilkan pH 5,0 dari sediaan. Hasil ini masih berada direntang pH yang
diingikan yaitu 5,0-6,0 dan masih dalam rentang pH dimana Amoxicillin stabil didalamnya,
yaitu pH 3,5 6 (Martindale). Amoxicillin suspensi hanya stabil hingga hari ke-7 setelah
penambahan air, sehingga diharapkan suspensi amoxicillin harus sudah habis sebelum hari
ke-7 setelah penambahan air.
3. Viskositas merupakan tahanan alir cairan, dimana semakin lama waktu alir cairan dan
semakin besar densitas cairan, semakin besar pula viskositas cairan tersebut.
Viskositas dalam suspensi dibutuhkan untuk menjaga kestabilan fisik dari suspensi,
agar sediaan mampu menahan partikel tetap melayang dalam pembawa lebih lama
dan laju sedimentasinya lebih lambat.Pada uji viskositas, viskositas sediaan ini adalah
2 mPa s. Viskositas ini masih masuk dalam rentang viskositas yang telah
dispesifikasikan ( <100 mPa s).
4. Pada uji sedimentasi yang dilakukan selama 24 jam didapatkan bahwa terbentuk
endapan setinggi 0,5 cm (4 ml). Hal yang dapat mempengaruhi besar kecilnya laju
sedimentasi adalah viskositas, sedangkan viskositas sendiri dipengaruhi oleh jenis dan
banyaknya suspending agent yang ditambahkan.
5. Pada uji sifat alir granul didapatkan rata-rata waktu alir granul ini adalah 1,229 detik
hasil ini masuk dalam spesifikasi waktu alir yang baik (waktu alir yang baik adalah
kurang dari 10 detik untuk 100 granul). Tinggi kerucut yang didapat pada uji ini
adalah 1 cm dan lebarnya 4
Kesimpulan
1. Formula sediaan kami masih belum dapat dipasarkan dan dilakukan pembuatan
secara skala besar, karena formula kami masih perlu beberapa pengujian dan
perbaikan dalam proses pembuatan sediaan seperti sanitasi dan hygiene.
2. Sediaan ini juga masih perlu dilakukan pengujian granul lebih lanjut untuk melihat
keseragaman ukuran granulnya.
3. Hasil uji pH sediaan ini adalah 5 dan hasil uji ini masih berada di rentang persyaratan
pH sirup kering amoxicillin yang telah dispesifikasikan yaitu 5-6.
4. Hasil uji viskositas pada sediaan ini adalah 2 mPas dan masih memenuhi spesifikasi
target.
5. Hasil uji sedimentasi memberikan hasil dimana tinggi sedimen selama 24 jam ialah
0,5 cm.
6. Rata-rata waktu alir granul sediaan dry sirup kali ini ialah 1,229 detik dan hasil
tersebut masuk dalam spesifikasi waktu alir yang baik (waktu alir yang baik adalah
kurang dari 10 detik untuk 100 granul). Tinggi kerucutnya ialah 1 cm dan lebarnya 4.