TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Bronkiolitis adalah infeksi akut saluran napas kecil atau bronkiolus yang
pada umumnya disebabkan oleh virus, sehingga menyebabkan gejalagejala obstruksi bronkiolus. Bronchitis ditandai oleh batuk, pilek, panas,
wheezing, pada saat ekspirasi, takipnea, retraksi, dan air trapping atau
hiperaerasi paru pada foto dada.
B. Etiologi dan Predisposisi
Bronkiolitis terutama disebabkan oleh Respiratory Syncitial Virus
(RSV), 60-90% dari kasus, sisanya disebabkan oleh virus Parainfluenzae
tipe 1,2, dan 3, Influenzae B, Adenovirus tipe 1, 2,dan 5, atau
Mycoplasma. RSV merupakan satu-satunya penyebab yang dapat
menimbulkan epidemic. Infeksi RSV menyebabkan bronkiolitis sebanyak
45-90% dan menyebabkan pneumonia sebanyak 40%. RSV menyebar
melalui droplet dan inokulasi atau kontak langsung, seseorang biasanya
aman apabila berjarak lebih dari 6 kaki. Droplet yang besar dapat bertahan
di udara bebas selama 6 jam, dan seorang penderita dapat menularkan
virus tersebut selama 10 hari.
Insiden infeksi RSV sama pada laki-laki dan wanita, namun
bronkiolitis berat lebih sering terjadi pada laki-laki. Faktor risiko
terjadinya bronkiolitis adalah jenis kelamin laki-laki, status social ekonomi
rendah dan anggota keluarga yang besar, perokok pasif, berada pada
tempat penitipan anak atau ke tempat-tempat umum yang ramai,
rendahnya antibody maternal terhadap RSV, dan bayi yang tidak
mendapatkan air susu ibu
C. Epidemiologi
Bronkiolitis sering terdapat pada anak usia dibawah 2 tahun dengan
insiden tertinggi pada bayi usia 6 bulan. Daerah yang penduduknya padat
insiden bronkiolitis oleh karena RSV terbanyak pada usia 2 bulan. Makin
muda umur bayi menderita bronkiolitis biasanya akan makin berat
penyakitnya. Bayi yang menderita bronkiolitis berat disebabkan oleh kadar
antibody maternal yang masih rendah. Bayi dan anak dengan penyakit
dan
pelepasan
debris
dan
fibrin
kedalam
lumen
menurunkan compliance,
meningkatkan
tahanan
saluran
Infeksi akut virus saluran nafas pada bayi atau anak kecil seringkali
disertai wheezing.
2.
Penderita wheezing berulang yang disertai dengan penurunan tes faal paru,
ternyata seringkali mengalami infeksi virus saluran nafas pada saat bayi/
usia muda.
Infeksi RSV dapat menstimulasi respon imun humoral dan seluler.
Respon antibodi sistemik terjadi bersamaan dengan respon imun lokal.
Bayi usia muda mempunyai respon imun yang lebih buruk. IgM adalah
bersifat sementara dan tampak terlalu lambat untuk membantu patogenesis
bronkiolitis. Antibodi IgA dan IgG spesifik muncul pada minggu kedua,
tetapi umurnya begitu pendek sehingga penderita mudah dapat mendapat
2.
3.
Penekanan pada sistem respons imun sekunder oleh infeksi virus dan
kemampuan virus untuk menginfeksi makrofag serta limfosit.
Akibatnya, terjadi gangguan fungsi seperti kegagalan produksi
interferon, interleukin I inhibitor, hambatan terhadap antiobodi
neutralizing, dan kegagalan interaksi dari sel ke sel.