2007
3. Stratum Granulosum
Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan sitoplasma
terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan granula keratohialin yang
mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel Langerhans.
4. Stratum Spinosum
Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril, dianggap filamenfilamen tersebut memegang peranan penting untuk mempertahankan kohesi sel dan
melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada tempat yang terus mengalami
gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum dengan lebih banyak tonofibril.
Stratum basale dan stratum spinosum disebut sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel
Langerhans.
5. Stratum Basale (Stratum Germinativum)
Terdapat aktifitas mitosis yang hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel
epidermis secara konstan. Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke
permukaan, hal ini tergantung letak, usia dan faktor lain. Merupakan satu lapis sel
yang mengandung melanosit.
Fungsi Epidermis : Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan sitokin, pembelahan
dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan alergen (sel Langerhans).
DERMIS
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai True Skin.
Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan
jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm.
Dermis terdiri dari dua lapisan :
2
From Caring to Curing, Pause Before You Use Gauze JW Marriot Hotel Surabaya, 5 September
2007
Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan bertambahnya usia.
Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal, kandungan elastin kulit manusia
meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling
bersilangan dalam jumlah besar dan serabut elastin berkurang menyebabkan kulit terjadi
kehilangan kelemasannya dan tampak mempunyai banyak keriput.
Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung beberapa
derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Kualitas kulit
tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam dermis.
Fungsi Dermis : struktur penunjang, mechanical strength, suplai nutrisi, menahan shearing
forces dan respon inflamasi
SUBKUTIS
Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan lemak. Lapisan
ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara longgar dengan jaringan di
bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi
individu. Berfungsi menunjang suplai darah ke dermis untuk regenerasi.
Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan kalori,
kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.
3
VASKULARISASI KULIT
From Caring to Curing, Pause Before You Use Gauze JW Marriot Hotel Surabaya, 5 September
2007
Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara lapisan papiler dan
retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan subkutis. Cabang kecil
meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap papilla dermis punya satu arteri
asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah tapi mendapat
nutrient dari dermis melalui membran epidermis
FISIOLOGI KULIT
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya adalah
memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier infeksi,
mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme.
Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma
mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen. Sensasi telah
diketahui merupakan salah satu fungsi kulit dalam merespon rangsang raba karena banyaknya
akhiran saraf seperti pada daerah bibir, puting dan ujung jari. Kulit berperan pada pengaturan
suhu dan keseimbangan cairan elektrolit. Termoregulasi dikontrol oleh hipothalamus.
Temperatur perifer mengalami proses keseimbangan melalui keringat, insessible loss dari
kulit, paru-paru dan mukosa bukal. Temperatur kulit dikontrol dengan dilatasi atau kontriksi
pembuluh darah kulit. Bila temperatur meningkat terjadi vasodilatasi pembuluh darah,
kemudian tubuh akan mengurangi temperatur dengan melepas panas dari kulit dengan cara
mengirim sinyal kimia yang dapat meningkatkan aliran darah di kulit. Pada temperatur yang
menurun, pembuluh darah kulit akan vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan
panas.
KLASIFIKASI LUKA
Luka dapat terjadi pada trauma, pembedahan, neuropatik, vaskuler, penekanan dan keganasan
Luka diklasifikasikan dalam 2 bagian :
1. Luka akut : merupakan luka trauma yang biasanya segera mendapat
penanganan dan biasanya dapat sembuh dengan baik bila tidak terjadi komplikasi. Kriteria
luka akut adalah luka baru, mendadak dan penyembuhannya sesuai dengan waktu yang
diperkirakan Contoh : Luka
4
From Caring to Curing, Pause Before You Use Gauze JW Marriot Hotel Surabaya, 5 September
2007
sayat, luka bakar, luka tusuk, crush injury. Luka operasi dapat dianggap sebagai luka akut
yang dibuat oleh ahli bedah. Contoh : luka jahit, skin grafting.
2. Luka kronik : luka yang berlangsung lama atau sering timbul kembali (rekuren) dimana
terjadi gangguan pada proses penyembuhan yang biasanya disebabkan oleh masalah
multifaktor dari penderita. Pada luka kronik luka gagal sembuh pada waktu yang
diperkirakan, tidak berespon baik terhadap terapi dan punya tendensi untuk timbul kembali.
Contoh : Ulkus dekubitus, ulkus diabetik, ulkus venous, luka bakar dll.
PENYEMBUHAN LUKA
Penyembuhan luka adalah suatu bentuk proses usaha untuk memperbaiki kerusakan yang
terjadi. Komponen utama dalam proses penyembuhan luka adalah kolagen disamping sel
epitel. Fibroblas adalah sel yang bertanggung jawab untuk sintesis kolagen. Fisiologi
penyembuhan luka secara alami akan mengalami fase-fase seperti dibawah ini :
a. Fase inflamasi
Fase ini dimulai sejak terjadinya luka sampai hari kelima. Segera setelah terjadinya luka,
pembuluh darah yang putus mengalami konstriksi dan retraksi disertai reaksi hemostasis
karena agregasi trombosit yang bersama jala fibrin membekukan darah. Komponen
hemostasis ini akan melepaskan dan mengaktifkan sitokin yang meliputi Epidermal Growth
Factor (EGF), Insulin-like Growth Factor (IGF), Plateled-derived Growth Factor (PDGF)
dan Transforming Growth Factor beta (TGF-) yang berperan untuk terjadinya kemotaksis
netrofil, makrofag, mast sel, sel endotelial dan fibroblas. Keadaan ini disebut fase inflamasi.
Pada fase ini kemudian terjadi vasodilatasi dan akumulasi lekosit Polymorphonuclear (PMN).
Agregat trombosit akan mengeluarkan mediator inflamasi Transforming Growth Factor beta
1 (TGF ) yang juga dikeluarkan oleh makrofag. Adanya TGF 1 akan mengaktivasi
6
From Caring to Curing, Pause Before You Use Gauze JW Marriot Hotel Surabaya, 5 September
2007
B. Faktor umum
1. Usia
2. Anemia
3. Anti inflammatory drugs
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Sitokin
Asal
Fungsi
Chemotactic for PMNs, Activate PMNs,
Platelet Derived Platelet, macrophages,
Mitogenic for fibroblasts, stimulate
Growth Factor
endothelial cells, kerainocytes, production of MMPs, stimulate
(PDGF)
smooth muscle cells
angiogenesis and wound cotraction,
Regulates integrin expression.
Platelets, T-lymphocytes,
Transforming
macrophages, endothelial
Growth Factor
Chemotactic, stimulates, inhibits, regulates
cells, keratinocytes, smooth
Beta (TGF)
muscle cells, fibroblasts
Epidermal Growth Platelets, macrophages, saliva,
Mitoenic, stimulates
Factor (EGF)
urine, milk, plasma
7
KEPUSTAKAAN
From Caring to Curing, Pause Before You Use Gauze JW Marriot Hotel Surabaya, 5 September
2007
Transforming Growth
Factor Alpha ( TGF)
Macrophages, T-lymphocytes,
Similar to EGF
keratinocytes, and many tissues
Macrophages, mast cells, T- lymphocytes,
Fibroblast Growth Factor
Chemotactic,
endothelial cells, fibroblasts, amd many
1- and 2- Family (FGF)
mitogenic, stimulates
tissues
Keratinocyte Growth
Fibroblasts
Stimulate
Factor (KGF)
Insuline-like Growth
Liver, macrophages, firoblasts, and other
Stimulates, endocrine
Factor-1 (IFG-1)
tissues
Connective Tissue Growth
Chemotactic and
Endothelial cells, fibroblasts
Factor (CTGF)
mitogenic
Vascular Endothelial Cell
Keratinocytes
Mitogenic
Growth Factor (VEGF)
Tumor Necrosis Factor
Activates, mitogenic,
Macrophages, mast cells, T- lymphocytes
(TNF)
stimulates, regulates
Interleukins (IL -1)
Macrophages, mast cells, keratinocytes, Chemotactic,
stimulates, regulates
Activates, inhibits,
regulates
1. Asmussen PD, Sollner B, 1995. Wound Care. Wound Management Principles and
Practice. Hamburg: Beiersdorf medical Bibliothek, pp. 9-14.
2. Baranoski A, Ayello EA, 2004. Skin : An essential organ. In (Baranoski S, Ayello
EA, eds). Wound Care Essentials Practise Principles. Philadelphia : Lippincott
Williams & Wilkins, pp.47-60.
3. Dealey C, 2005. The Care of Wounds. A Guide for Nurses. Oxford: Blackwell
Science Ltd, pp.1-12.
4. Diegelmann RF, 2001. Introduction to Wound Healing. One Day Educational Course.
Wound Healing in the New Millenium : The basics of care. Albuquerque, New
Mexico.
5. Fowler E, 1990. Chronic Wounds : an Overview . In :. Krasner D (ed). Chronic
Wound Care : A clinical Sourcebook for Healthcare Professional. Pennsylvania,
Health Management Publications Inc.
6. Lazarus GS, Cooper DM, Knighton DR,1994. Definition and guidelines for
assessment of wounds and evaluation of healing. Arch Dermatol 130(4), pp.489-93.
7. Moreau D, ed, 2003. Wound care made incredible easy. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkin, pp.71,126.
8. Perdanakusuma DS, 1998. Skin Grafting. Surabaya: Airlangga University Press, hlm.
3-11.
8