Iman teguh b
Labirinitis
adalah infeksi pada telinga dalam (labirin)
Keadaan ini dapat ditemukan sebagai bagian
dari suatu proses sistemik atau merupakan
suatu proses tunggal pada labirin saja.
Labirinitis bakteri sering disebabkan oleh
komplikasi intra temporal dari radang telinga
tengah
PATOFISIOLOGI
Labirinitis bakteri atau virus.
Labirinitis bakteri (supuratif) mungkin terjadi
sebagai perluasan infeksi dari rongga telinga
tengah melalui fistula tulang labirin oleh
kolesteatom atau melalui foramen rotundum dan
foramen ovale tapi dapat juga timbul sebagai
perluasan infeksi dari meningitis bakteri melalui
cairan yang menghubungkan ruang subaraknoid
dengan ruang perilimfe di koklea, melalui
akuaduktus koklearis atau melalui daerah
kribrosa pada dasar modiolus koklea.
PATOFISIOLOGI
Labirinitis viral adalah infeksi labirin yang
disebabkan oleh berbagai macam virus.
Penyakit ini dikarakteristikkan dengan adanya
berbagai penyakit yang disebabkan virus
dengan gejala klinik yang berbeda seperti
infeksi virus mumps, virus influenza, dll
PATOGEN PENYEBAB
Pada labirinitis akut (serous) :
S. pneumoni,
Streptokokus dan
Hemofilus influenza.
DIAGNOSIS
Gambaran klinik dengan adanya gangguan vestibular
dan kurangnya pendengaran didapati juga pada abses
serebellum, miringitis bulosa dan miringitis
hemoragika.
Pemeriksaan telinga yang teliti diperlukan pada kasus
ini seperti pemeriksaan audiogram, kultur dan CT Scan.
Pada miringitis didapati rasa sakit akut di telinga
sedangkan abses serebelum dapat dipisahkan dengan
CT scan.
2-5Gangguan fungsi pendengaran pada labirinitis
adalah suatu sensorineural hearing loss.
TERAPI
Prinsip terapi pada labirinitis adalah:
1. Mencegah terjadinya progresifitas penyakit
dan kerusakan vestibulokoklea yang lebih
lanjut.
2. Penyembuhan penyakit telinga yang
mendasarinya.
KESIMPULAN
Labirinitis merupakan inflamasi pada telinga dalam
yang disebabkan oleh bakteri atau virus yang biasanya
merupakan komplikasi penyakit telinga tengah atau
komplikasi infeksi virus dari berbagai penyakit.
Labirinitis dibagi atas labirinitis lokalisata (labirinitis
serosa) dan labirinitis difusa (labirinitis supuratif).
Keluhan dari penyakit ini berupa gangguan vestibular,
vertigo dan gangguan fungsi pendengaran
sensorineural hearing loss. Terapi dengan pengawasan
yang ketat dan terus menerus untuk mencegah
perluasanpenyakit ke intrakranial di samping itu
dilakukan tindakan drainase dari labirin.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
Gulya AJ. Infections of the Labyrinth. In : Bailey BJ, ed. Head and Neck
SurgeryOtolaryngology, Second edition, Lippincott-Raven Publishers,
Hamilton, Ontario, 1998 : 2137-8
Gacek RR. End organ pathology. In: Kerr AG, ed. Scott-Browns
Otolaryngology. Sixth edition. Volume 3. Butterworth Heinemann.
London, 1997 : 3/5/6-9
Buchman CA, Levine JD, Balkany TJ. Infections of the Ear. In : Lee KJ, ed.
Essential Otolaryngology Head & Neck Surgery. Eight edition. McGrawHill Companies, Inc., USA, 2003 : 495-7
Gross ND, McMenomey SO. Aural Complications of Otitis Media. In :
Glasscock Gulya, ed. Glasscock Shambaugh Surgery of the Ear. Fifth
edition. WB Saunders Company, Hamilton, 2003 : 437-8
Harker LA. Cranial and Intracranial Complications of Acute and Chronic
Otitis Media. In: Ballengers Otorhinolaryngology Head and Neck
Surgery, Sixteenth edition, BC. Decker, Hamilton, Ontario, 2003 : 309.