Anda di halaman 1dari 19

PEMICU 4 (LABIRINITIS)

Iman teguh b

Labirinitis
adalah infeksi pada telinga dalam (labirin)
Keadaan ini dapat ditemukan sebagai bagian
dari suatu proses sistemik atau merupakan
suatu proses tunggal pada labirin saja.
Labirinitis bakteri sering disebabkan oleh
komplikasi intra temporal dari radang telinga
tengah

PATOFISIOLOGI
Labirinitis bakteri atau virus.
Labirinitis bakteri (supuratif) mungkin terjadi
sebagai perluasan infeksi dari rongga telinga
tengah melalui fistula tulang labirin oleh
kolesteatom atau melalui foramen rotundum dan
foramen ovale tapi dapat juga timbul sebagai
perluasan infeksi dari meningitis bakteri melalui
cairan yang menghubungkan ruang subaraknoid
dengan ruang perilimfe di koklea, melalui
akuaduktus koklearis atau melalui daerah
kribrosa pada dasar modiolus koklea.

Schuknecht (1974) membagi labirinitis


bakteri atas 4 stadium
1. Labirinitis akut atau toksik (serous) yang
terjadi sebagai akibat perubahan kimia di
dalam ruang perilimf yang disebabkan oleh
proses toksik atau proses supuratif yang
menembus membran barier labirin seperti
melalui membran rotundum tanpa invasi
bakteri.

2. Labirinitis akut supuratif terjadi sebagai


akibat invasi bakteri dalam ruang perilimf
disertai respon tubuh dengan adanya sel-sel
radang. Pada keadaan ini kerusakan fungsi
pendengaran dan fungsi keseimbangan
irreversible.

3. Labirinitis kronik supuratif yaitu terlibatnya


labirin oleh bakteri dengan respons inflamasi
jaringan sudah dalam waktu yang lama.
Keadaan ini biasanya merupakan suatu
komplikasi dari penyakit telinga tengah kronis
dan penyakit mastoid.

4. Labirinitis fibroseus yaitu suatu respons


fibroseus di mana terkontrolnya proses
inflamasi pada labirin dengan terbentuknya
jaringan fibrous sampai obliterasi dari ruangan
labirin dengan terbentuknya kalsifikasi dan
osteogenesis. Stadium ini disebut juga
stadium penyembuhan.

PATOFISIOLOGI
Labirinitis viral adalah infeksi labirin yang
disebabkan oleh berbagai macam virus.
Penyakit ini dikarakteristikkan dengan adanya
berbagai penyakit yang disebabkan virus
dengan gejala klinik yang berbeda seperti
infeksi virus mumps, virus influenza, dll

Labirinitis secara klinis terdiri dari 2


subtipe, yaitu:
1. Labirinitis lokalisata (labirinitis sirkumskripta,
labirinitis serosa) merupakan komplikasi
otitis media dan muncul ketika mediator
toksik dari otitis media mencapai labirin
bagian membran tanpa adanya bakteri pada
telinga dalam

2. Labirinitis difusa (labirinitis purulenta,


labirinitis supuratif) merupakan suatu
keadaan infeksi pada labirin yang lebih berat
dan melibatkan akses langsung
mikroorganisme ke labirin tulang dan
membran

TANDA DAN GEJALA


labirinitis lokalisata :
vertigo dan
kurang pendengaran derajat ringan hingga
menengah secara tiba-tiba.

Pada sebagian besar kasus, gejala ini dapat


membaik sendiri sejalan dengan waktu dan
kerusakan yang terjadi juga bersifat reversible

TANDA DAN GEJALA


Pada labirinitis difusa (supuratif)

didapati gangguan vestibular


vertigo yang hebat
mual dan muntah
dengan disertai nistagmus.
Gangguan pendengaran menetap(tipe sensorineural )
Pada pemeriksaan telinga tampak perforasi membrana
timpani

gejala yang timbul sama seperti gejala pada labirinitis


lokalisata tetapi perjalanan penyakit pada labirinitis
difusa berlangsung lebih cepat dan hebat

TANDA DAN GEJALA


labirinitis viral
penderita didahului oleh infeksi virus seperti virus
influenza, virus mumps, timbul vertigo,
nistagmus kemudian setelah 3-5 hari keluhan ini
berkurang dan penderita normal kembali
Pada labirinitis viral biasanya telinga yang dikenai
unilateraL

PATOGEN PENYEBAB
Pada labirinitis akut (serous) :
S. pneumoni,
Streptokokus dan
Hemofilus influenza.

Pada labirinitis kronik :


campuran dari basil gram negatif, Pseudomonas,
Proteus dan E.coli.
penyebab pada labirinitis viral:
3 Virus citomegalo, virus campak, mumps dan rubella
(measles, mumps, rubella = MMR),
virus herpes, influenza dan HIV

DIAGNOSIS
Gambaran klinik dengan adanya gangguan vestibular
dan kurangnya pendengaran didapati juga pada abses
serebellum, miringitis bulosa dan miringitis
hemoragika.
Pemeriksaan telinga yang teliti diperlukan pada kasus
ini seperti pemeriksaan audiogram, kultur dan CT Scan.
Pada miringitis didapati rasa sakit akut di telinga
sedangkan abses serebelum dapat dipisahkan dengan
CT scan.
2-5Gangguan fungsi pendengaran pada labirinitis
adalah suatu sensorineural hearing loss.

TERAPI
Prinsip terapi pada labirinitis adalah:
1. Mencegah terjadinya progresifitas penyakit
dan kerusakan vestibulokoklea yang lebih
lanjut.
2. Penyembuhan penyakit telinga yang
mendasarinya.

Pengawasan yang ketat dan terus menerus


harus dilakukan untuk mencegah terjadinya
perluasan ke intrakranial dan di samping itu
dilakukan tindakan drainase dari labirin.
Antibiotika diberikan untuk mencegah
terjadinya penyebaran infeksi. Jika tanda
rangsangan meningeal dijumpai maka
tindakan pungsi lumbal harus segera
dilakukan

KESIMPULAN
Labirinitis merupakan inflamasi pada telinga dalam
yang disebabkan oleh bakteri atau virus yang biasanya
merupakan komplikasi penyakit telinga tengah atau
komplikasi infeksi virus dari berbagai penyakit.
Labirinitis dibagi atas labirinitis lokalisata (labirinitis
serosa) dan labirinitis difusa (labirinitis supuratif).
Keluhan dari penyakit ini berupa gangguan vestibular,
vertigo dan gangguan fungsi pendengaran
sensorineural hearing loss. Terapi dengan pengawasan
yang ketat dan terus menerus untuk mencegah
perluasanpenyakit ke intrakranial di samping itu
dilakukan tindakan drainase dari labirin.

DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.

Gulya AJ. Infections of the Labyrinth. In : Bailey BJ, ed. Head and Neck
SurgeryOtolaryngology, Second edition, Lippincott-Raven Publishers,
Hamilton, Ontario, 1998 : 2137-8
Gacek RR. End organ pathology. In: Kerr AG, ed. Scott-Browns
Otolaryngology. Sixth edition. Volume 3. Butterworth Heinemann.
London, 1997 : 3/5/6-9
Buchman CA, Levine JD, Balkany TJ. Infections of the Ear. In : Lee KJ, ed.
Essential Otolaryngology Head & Neck Surgery. Eight edition. McGrawHill Companies, Inc., USA, 2003 : 495-7
Gross ND, McMenomey SO. Aural Complications of Otitis Media. In :
Glasscock Gulya, ed. Glasscock Shambaugh Surgery of the Ear. Fifth
edition. WB Saunders Company, Hamilton, 2003 : 437-8
Harker LA. Cranial and Intracranial Complications of Acute and Chronic
Otitis Media. In: Ballengers Otorhinolaryngology Head and Neck
Surgery, Sixteenth edition, BC. Decker, Hamilton, Ontario, 2003 : 309.

Anda mungkin juga menyukai