Anda di halaman 1dari 152

perpustakaan.uns.ac.

id

digilib.uns.ac.id

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN


MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS IV
SDN WONOHARJO 1 DESA WONOHARJO WONOGIRI
TAHUN AJARAN 2009/2010
(Penelitian Tindakan Kelas)

SKRIPSI

Oleh:
ENY SUSANTI
X 1206030

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
commit
to user
ii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN


MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS IV
SDN WONOHARJO 1 DESA WONOHARJO WONOGIRI
TAHUN AJARAN 2009/2010
(Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh:
ENY SUSANTI
X 1206030

Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
commit to user
ii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji


Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.

Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I,

Pembimbing II,

Drs.Amir Fuady, M.Hum.


NIP 195207291980101001

Dr. Nugraheni Eko W.,S.S., M.Hum.


NIP 197007162002122001
commit to user
iii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim penguji Skripsi Fakultas


Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Selasa


Tanggal

: 27 Juli 2010

Tim Penguji Skripsi:


Nama Terang

Tanda Tangan

Ketua

: Dra.Raheni Suhita, M.Hum.

...................

Sekretaris

: Atikah Anindyarini, S.S., M.Hum.

...................

Anggota I

: Drs.Amir Fuady, M.Hum.

..

Anggota I

: Dr. Nugraheni Eko W.,S.S.,M.Hum.

..

Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.


NIP 196007271987021001
commit to user
iv

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRAK
Eny Susanti. PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN
PADA
SISWA KELAS IV SDN 1 WONOHARJO WONOGIRI TAHUN AJARAN
2009/2010. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan: (1) kualitas proses
pembelajaran berbicara, yaitu kedisiplinan, minat, keaktifan, perhatian dan
kesungguhan siswa dalam mengikuti pembelajaran keterampilan berbicara; (2)
kualitas hasil pembelajaran keterampilan berbicara yang meliputi intonasi, pilihan
kata, kelancaran, dan pemahaman.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan
di SDN 1 Wonoharjo dengan subjek siswa kelas IV yang berjumlah 13 siswa.
Objek penelitian adalah pembelajaran menulis yang termasuk dalam pelajaran
Bahasa Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Masing-masing
siklus meliputi empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, serta
tahap analisis dan refleksi. Tahap perencanaan tindakan meliputi: (1) membuat
skenario pembelajaran, (2) mempersiapkan sarana pembelajaran, (3)
mempersiapkan instrumen penilaian, dan (4) mengajukan solusi alternatif berupa
media gambar berseri untuk pembelajaran menulis. Pada tahap pelaksanaan
diadalan pengamatan tentang tindakan yang dapat mengatasi masalah yang ada.
Pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan data yang diolah untuk menentukan
tindakan yang akan dilakukan selanjutnya. Tahap observasi dilakukan dengan
mengamati dan menginterpretasikan aktivitas penggunaan media gambar berseri
dalam pembelajaran, serta mengolah data untuk mengetahui kualitas hasil dan
proses pembelajaran menulis siswa dengan metode pasangan terstruktur, juga
untuk mengetahui kelemahan yang muncul. Tahap analisis dan refleksi dilakukan
dengan menganalisis hasil observasi dan interpretasi sehingga diperoleh simpulan
bagian yang perlu diperbaiki dan bagian yang sudah mencapai tujuan penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan terdapat peningkatan kualitas
pembelajaran keterampilan menulis yang meliputi: (1) peningkatan kualitas proses
pembelajaran keterampilan menulis tersebut ditandai dengan meningkatnya: (a)
jumlah siswa yang disiplin dalam mengikuti pembelajaran menulis, (b) jumlah
siswa yang berminat dalam mengikuti pembelajaran menulis, (c) jumlah siswa
yang aktif baik untuk maju dengan kesadaran sendiri maupun untuk mengeluarkan
pendapat saat pembelajaran menulis, (d) jumlah siswa yang memperhatikan guru
dan siswa lain yang sedang berbicara, dan (e) jumlah siswa yang bersungguhsungguh dalam mengikuti pembelajaran menulis, (2) Peningkatan kualitas hasil
pembelajaran ditandai dengan meningkatnya jumlah siswa yang mencapai batas
ketuntasan dalam keterampilan menulis, yaitu: (a) pada siklus I sebesar 54% atau
sebanyak 7 siswa, (b) pada siklus II diperoleh hasil ketuntasan belajar sebesar
69% atau sebanyak 9 siswa, dan (c) pada siklus III diperoleh hasil ketuntasan
belajar sebesar 84% atau sebanyak 11 orang.
commit to user
v

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRACT
Eny Susanti. THE USE OF PICTURE SERIES TO IMPROVE STUDENTS
WRITING ABILITY: A Classroom Action Research at Grade IV of SDN 1
WONOHARJO WONOGIRI in Academic Year 2009/2010. Thesis. Surakarta:
Teacher Training and Education Faculty. Sebelas Maret University Surakarta, July
2010.
The objectives of the research were to improve: (1) the quality of teaching
and learning process in speaking class, covering students discipline, interest,
activity, attention and seriousness in speaking class; (2) the quality of students
learning outcomes in speaking class which covers intonation, word choice,
fluency, and comprehension.
This clasroom action research was conducted at SDN 1 Wonoharjo toward
13 students of its grade IV. The object of the research was writing class which is
included in Bahasa Indonesia lesson. This research was conducted in three cycles.
Each cycle consisted of four phases, namely planning, action, observation, and
analysis as well as reflection. The planning phase includes: (1) constructing
teachign scenarion, (2) preparing teaching aids, (3) preparing evaluation
instruments, and (4) proposing picture series as an alternative solution for writing
class. In the phase of action, an observation was done to solve the existing
problem. The observation was done to collect the data which were going to be
processed to determine the next step. It was done by observing and interpreting
the activity of using picture series in writing class, as well as analyzing the data to
find out the quality of students learning process and outcomes through structured
pairing method. it was also to detect the weaknesses that might raise. Analysis and
reflection were done by analysing the outcomes of observation and interpretation,
so that it could be found which of the research that must be refined and which had
reached the objective of the research.
Based on the research findings, it can be cocluded that there was an
improvement in the quality of writing class, including: (1) the improvement in the
quality of teaching and learning process was indicated by: (a) the number of
students who were discipline in participating in the writing class, (b) the number
of students who were interested in joining writing class, (c) the number of
students who were actively participate in the teaching in learning process by
voluntarily doing the task in front of the class and expressing their idea during the
class, and (e) the number of students who sriously learn in the writing class, (2)
The improvement in students learning outcomes was indicated by the increase of
students who achieved the passing grade for writing skill, which is in detail: (a) in
cycle I as many as 54% or 7 students, (b) in cycle II as many as 69% or 9 students,
and (c) in cycle III as many as 84% or 11 students.

commit to user
vi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

MOTTO
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan
(QS. Al Insyirah: 7)
Kebanyakan orang gagal adalah orang yang tak menyadari betapa dekatnya
mereka dengan titik sukses saat mereka memutuskan untuk meyerah
(Thomas Alfa Edyson)

commit to user
vii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini kupersembahkan teristimewa untuk:


1. Bapak Ibu, kakak dan adikku
menjadi semangat dalam

tercinta yang

menopang langkahku

dengan kasih sayang, doa, dan pengorbanannya


yang tak pernah bertepi;
2. Didik, sumber inspirasi dan semangat yang selalu
menemaniku dalam perjuangan ini. Seseorang
spesial

yang

selama

ini

menemaniku

dan

memberikan semangat untuk menyelesaikan tugas


ini;
3. Saudara perjuangan teman-teman Kost Cinta
Damai

terima

kasih

atas

dukungan

dan

kebersamaannya selama ini;


4. Sahabat-sahabat dan teman seperjuangan anak
Bastind 06 (Afni, Yulian, Ana, Siti, Anis, Tanti,
Rini, Sinta, Anas, Wahyu, Robet, Roza) semoga
persahabatan ini takkan lekang oleh waktu.
Semangat kawan, perjuangan kita belum usai;
5. Almamater.
commit to user
viii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. atas rahmat dan
hidayah-Nya karena penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret.
Penelitian dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan atas bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan
terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada semua pihak yang telah turut
membantu, terutama kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan FKIP UNS yang telah
memberikan persetujuan pengesahan skripsi ini;
2. Drs. Soeparno, M.Pd., Ketua Jurusan PBS yang telah memberikan izin untuk
penulisan skripsi ini;
3. Drs. Slamet Mulyono, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia sekaligus pembimbing akademik yang telah memberikan
dukungan dan motivasi serta izin untuk menyususun skripsi ini;
4. Drs.Amir Fuady, M.Hum. selaku pembimbing skripsi I dan Dr. Nugraheni
Eko W.,S.S.,M.Hum. selaku pembimbing skripsi II, yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dengan sabar kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan lancar;
5. Suyanto A.Ma.Pd.,selaku Kepala SDN 1 Wonoharjo yang telah memberikan
izin kepada peneliti untuk melaksanakan PTK di SDN 1 Wonoharjo;
6. Rinto Raharjo A.Ma., selaku guru kelas 1V SDN 1 Wonoharjo yang telah
banyak membantu dan berpartisipasi aktif dalam proses penelitian ini;
7. Siswa-siswi kelas IV SDN 1 Wonoharjo yang telah berpartisipasi aktif sebagai
subjek penelitian dan membantu pelaksanaan penelitian ini;
8. Bapak, Ibu, kakak, adik, dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan
doa restu dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini;
commit to user
ix

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan bagi pembaca.

Surakarta, Juli 2010

Peneliti

commit to user
x

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................

HALAMAN PENGAJUAN .............................................................................

ii

PERSETUJUAN .............................................................................................

iii

PENGESAHAN . .............................................................................................

iv

ABSTRAK ......... .............................................................................................

MOTTO

......... .............................................................................................

vi

PERSEMBAHAN ............................................................................................

vii

KATA PENGANTAR .....................................................................................

viii

DAFTAR ISI .... .............................................................................................

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................

xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................

xiv

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................

xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................

B. Perumusan Masalah .............................................................................

C. Tujuan penelitian ..................................................................................

D. Manfaat penelitian ................................................................................

BAB II LANDASAN TEORI ..........................................................................

A. Tinjauan Pustaka ..................................................................................

1. Hakikat Menulis Karangan ............................................................

a. Pengertian Menulis...................................................................

1) Tahap-tahap Kegiatan Menulis ..........................................

2) Jenis-jenis Tulisan ..............................................................

10

3) Tujuan Penulisan ................................................................

12

b. Pengertian Mengarang .............................................................

13

1) Unsur Karang-mengarang ..................................................

14

2) Teknik-teknik Mengarang ..................................................

15

3) Manfaat Karang-mengarang...............................................

16

2. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD .............................


commit to user

18

xi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

a. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ...........................................

18

b. Pembelajaran Menulis Karangan .............................................

20

c. Penilaian Keterampilan Menulis Karangan .............................

21

3. Penilaian Proses Belajar-Mengajar ................................................

25

a. Hakikat Penilaian Proses Belajar-Mengajar.............................

25

b. Kriteria dalam Menilai Proses Belajar-Mengajar. ...................

26

4. Hakikat Media Pembelajaran .........................................................

30

a. Pengertian Media. ....................................................................

30

b. Jenis Media pembelajaran ........................................................

31

c. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran ..................................

32

d. Pengertian Media Gambar........................................................

33

e. Manfaat Media Gambar ...........................................................

34

f. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar ..............................

35

g. Pengertian Media Gambar Berseri ...........................................

36

h. Media Gambar Seri sebagai Media Pembelajaran ...................

37

B. Penelitian yang Relevan .......................................................................

38

C. Kerangka Berpikir ................................................................................

39

D. Hipotesis Tindakan...............................................................................

41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................

42

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................

42

B. Pendekatan Penelitian ..........................................................................

42

C. Subjek Penelitian..................................................................................

43

D. Sumber Data Penelitian ........................................................................

43

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................

44

F. Uji Validitas Data .................................................................................

45

G. Teknik Analisis Data ............................................................................

45

H. Prosedur Penelitian...............................................................................

46

I. Indikator Keberhasilan Penelitian ........................................................

49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................

50

A. Deskripsi Kondisi Awal .......................................................................


commit to user

50

xii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

1. Survei awal .....................................................................................

50

a. Pelaksanaan Survei Awal .........................................................

50

b. Obervasi dan Interpretasi .........................................................

50

c. Analisis dan Refleksi................................................................

55

B. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................

55

1. Siklus Pertama................................................................................

55

a. Perencanaan Tindakan I ...........................................................

55

b. Pelaksanaan Tindakan I............................................................

56

c. Observasi dan Interpretasi ........................................................

57

d. Analisis dan Refleksi................................................................

62

2. Siklus Kedua ..................................................................................

62

a. Perencanaan Tindakan II ..........................................................

62

b. Pelaksanaan Tindakan II ..........................................................

64

c. Observasi dan Interpretasi ........................................................

65

d. Analisis dan Refleksi................................................................

70

3. Siklus Ketiga ..................................................................................

70

a. Perencanaan Tindakan III ........................................................

70

b. Pelaksanaan Tindakan III .........................................................

71

c. Observasi dan Interpretasi ........................................................

72

d. Analisis dan Refleksi................................................................

76

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan ........................................................

77

1.

Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran...................................

77

2.

Peningkatan Kualitas Hasil Pembelajaran.....................................

79

3.

Kendala-kendala yang Dihadapi dan Upaya Mengatasinya ..........

82

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ..........................................

85

A. Simpulan .............................................................................................

85

B. Implikasi . .............................................................................................

85

C. Saran .... .............................................................................................

87

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

89

LAMPIRAN-LAMPIRAN...............................................................................
commit to user

92

xiii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Alur Kerangka Berpikir .................................................................................. 40


2. Penelitian Model Suhardjono ......................................................................... 46

commit to user
xiv

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1.

Aspek Penilaian Karangan ..................................................................................

23

2.

Penilaian Proses Keterampilan Menulis ...................................................

28

3.

Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ..........................................

42

4.

Indikator Keberhasilan Penelitian .............................................................

49

5.

Nilai Hasil Proses Pembelajaran Menulis Prasiklus .................................

53

6.

Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karangan Prasiklus ............................

54

7.

Nilai Proses Pembelajaran Menulis Karangan Siklus 1 ............................

60

8.

Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Karangan Siklus I ..............................

61

9.

Nilai Hasil Proses Pembelajaran Menulis Siswa Siklus II ........................

67

10. Nilai Hasil Keterampilan Menulis Siswa Siklus II ...................................

69

11. Nilai Hasil Proses Pembelajaran Menulis Siswa Siklus III ......................

74

12. Nilai Hasil Keterampilan Menulis Siswa Siklus III ..................................

75

13. Prosentase Hasil Pembelajaran Antarsiklus ..............................................

80

14. Indikator Keberhasilan Penelitian .............................................................

83

commit to user
xv

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

Prasiklus ...........................................................................................................

92

1. Cacatan Lapangan 1 ....................................................................................

93

2. Catatan Lapangan 2 ......................................................................................

95

3. Catatan Lapangan 3 ......................................................................................

97

Siklus 1 .............................................................................................................

99

4. Catatan Lapangan 1 ...................................................................................... 100


5. Catatan Lapangan 2 ...................................................................................... 103
6. Catatan Lapangan 3 ...................................................................................... 105
7. RPP............................................................................................................... 106
8. Tugas ............................................................................................................ 109
9. Daftar Nilai Siswa ........................................................................................ 110
10. Daftar Nilai Proses ..................................................................................... 111
11. Lembar Observasi Guru Siklus 1 ............................................................... 112
Siklus 2 ........................................................................................................ 113
12. Cacatan lapangan 1 .................................................................................... 114
13. Cacatan lapangan 2 .................................................................................... 116
14. Cacatan lapangan 3 .................................................................................... 118
15. RPP............................................................................................................. 120
16. Tugas .......................................................................................................... 124
17. Daftar Nilai Siswa ...................................................................................... 125
18. Penilaian Proses Kegiatan Menulis ............................................................... 126
19. Lembar Observasi Guru Siklus 2 ............................................................... 127
Siklus 3 ........................................................................................................ 128
20. Cacatan lapangan 1 .................................................................................... 129
21. Cacatan lapangan 2 .................................................................................... 130
22. Cacatan lapangan 3 .................................................................................... 132
23. RPP............................................................................................................. 134
commit to user
xvi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

24. Daftar Nilai Siswa ...................................................................................... 137


25. Tugas .......................................................................................................... 138
26. Daftar Nilai Proses ..................................................................................... 139
27. Lembar Observasi Guru Siklus 1 ............................................................... 140
28. Perolehan Nilai Keterampilan Menulis selama Penelitian ......................... 141
Foto & Surat-surat ............................................................................................ 142

commit to user
xvii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara
berkomunikasi, yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi secara tidak
langsung. Kegiatan berbicara dan mendengarkan (menyimak), merupakan
komunikasi secara langsung, sedangkan kegiatan menulis dan membaca
merupakan komunikasi tidak langsung. Keterampilan menulis sebagai salah satu
cara dari empat keterampilan berbahasa, mempunyai peranan yang penting di
dalam kehidupan manusia.
Keterampilan berbahasa yang dapat dihubungkan dengan media gambar
diam adalah menulis dan berbicara. Menulis selain sebagai kegiatan kreativitas
juga merupakan kegiatan produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis,
penulis juga harus bisa memanfaatkan bahasa dan kosakata yang diperolehnya.
Penulis juga harus memahirkan kegiatan menulis tersebut dalam latihan-latihan
tertentu sehingga dapat benar-benar menguasai keterampilan menulis tersebut.
Menulis selain dapat menjadi ajang sebuah kreativitas juga dapat menjadikannya
sebagai penyampai gagasan tentang suatu hal.
Salah satu cara untuk meningkatkan proses belajar mengajar menulis
karangan adalah dengan mengubah media atau pola ajar yang digunakan oleh
guru. Dalam hal ini pola ajar yang dilakukan adalah dengan menggunakan media
gambar sebagai media pembelajaran untuk membantu dalam pembelajaran.
Permasalahan pun muncul seperti yang sudah penulis alami ketika melakukan
observasi di kelas IV SDN 1 Wonoharjo Kecamatan Wonogiri Kabupaten
Wonogiri. Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
di kelas IV di SDN 1 Wonogiri diperoleh fakta bahwa masih terdapat siswa yang
kemampuan menulis di bawah rata-rata. Hal ini disebabkan para siswa mengalami
kesulitan menuangkan ide ketika mendapat tugas dari guru untuk membuat tulisan
atau sejenisnya. Pada umumnya mereka mengalami kesulitan dalam menentukan
commit
to userkaidah bahasa, dan sebagainya.
tema, menyusun kalimat, kurang
menguasai
1

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Kesulitan seperti inilah yang dihadapi para siswa sehingga menyebabkan mereka
tidak bisa menyampaikan ide dan gagasan dengan baik, bahkan mereka menjadi
enggan untuk menulis. Hal ini tidak terlepas dari peran guru sebagai penyampai
materi pelajaran. Pembelajaran keterampilan menulis

yang selama ini

disampaikan oleh guru hanya berorientasi pada penyampaian teori dan


pengetahuan bahasa, sedang proses pembelajaran keterampilan menulis sering kali
diabaikan oleh guru. Pembelajaran demikian menyebabkan siswa jenuh dan
bosan.
Bertolak dari hasil observasi itu penulis menemukan masalah, masih
banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran mengarang.
Kesulitan yang dihadapi oleh siswa kelas IV SDN 1 Wonoharjo ketika dalam
mengajarkan pelajaran mengarang antara lain:
1. Siswa kurang mampu menggunakan dan memilih kata dalam menuangkan buah
pikirnya, sering mengulang kata lalu dan terus.
2. Isi kalimat relatif tidak menggambarkan topik.
3. Kalimat yang satu dengan kalimat yang lain tidak sinambung, paragraf yang
satu dengan paragraf yang lain tidak koheren.
Rendahnya keterampilan menulis narasi siswa diindikasikan oleh
kurangnya kemampuan siswa dalam mengorganisasikan ide dengan baik,
pengembangan kerangka karangan, dan penyusunan kalimat serta kosakata yang
digunakan masih terbatas. Mereka masih belum memahami penggunaan ejaan
yang benar. Selain itu, masalah rendahnya keterampilan menulis narasi siswa
juga dipengaruhi oleh beberapa hal, misalnya: (1) kurangnya media yang
digunakan, (2) siswa masih kurang memanfaatkan media pembelajaran sebagai
sarana menuangkan ide, gagasan, atau pendapat mereka, (3) masih digunakannya
model pembelajaran yang konvensional (ceramah), dan (4) siswa membutuhkan
waktu yang lama untuk memproduksi sebuah tulisan. Akibatnya, kemampuan
menulis anak hanya sekitar 20% siswa yang menulis dengan baik sisanya hanya
mengerjakan asal-asalan saja. Jadi, nilai sebagian siswa masih tergolong rendah
dari nilai rata-rata yang harus dicapai dalam mata pelajaran bahasa Indonesia
commit to user
adalah 6,5.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Hal ini dapat mematikan kreativitas mereka dalam mengungkapkan ide.


Padahal, kreativitas ini sangat diperlukan dalam kegiatan menulis narasi.
Pembelajaran yang membosankan ini tidak membuat siswa merasa senang
sehingga tidak dapat menghasilkan ide-ide yang kreatif dan imajinatif untuk
merangkai sebuah cerita dalam menulis narasi. Beberapa kendala yang dialami
siswa dalam proses pembelajaran di atas berdampak pada kualitas proses dan hasil
pembelajaran yang kurang maksimal sehingga keterampilan menulis narasi siswa
tidak maksimal.
Data tersebut menunjukkan bahwa siswa kurang terampil dalam menulis
narasi. Setelah ditelaah anak didik harus dibantu dengan menggunakan alat bantu
dalam pembelajaran. Sebuah media atau alat bantu dapat dijadikan sebagai alat
untuk membantu dan membenahi serta menggali potensi anak tersebut dalam
keterampilan berbahasa. Selain itu, peneliti berpendapat bahwa guru di SDN 1
Wonoharjo Wonogiri masih belum ada yang menggunakan media pembelajaran.
Maka dari itu, peneliti mengajukan suatu media pembelajaran yang mudah
ditemukan dan dipergunakan berupa media gambar berseri. Selain hal di atas, ada
pula hal lain yang mendorong penelitian ini yakni kemungkinan pada saat di
sekolah dasar materi yang diajarkan kurang tentang jenis-jenis paragraf, bukubuku di perpustakaan yang kurang lengkap, kurangnya minat membaca siswa,
serta kurangnya minat belajar siswa terhadap pelajaran Bahasa Indonesia terutama
keterampilan menulis.
Keterampilan menulis juga digunakan untuk mencatat, merekam,
meyakinkan, menginformasikan, dan mempengaruhi pembaca. Hal ini dapat
dicapai dengan baik jika pembelajar mampu menyusun dan merangkai jalan
pikiran serta mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancar, dan
komunikatif (Syarkawi, 2008:2). Menulis pada prinsipnya adalah bercerita tentang
sesuatu yang ada di angan-angan pencerita dan dapat menuangkan dalam bentuk
tulisan. Namun, menuangkan buah pikiran secara teratur dan terorganisasi ke
dalam tulisan tidak mudah.
Banyak orang yang pandai berbicara atau berpidato, tetapi mereka masih
commit to user
kurang mampu menuangkan gagasannya ke dalam bentuk bahasa tulisan. Oleh

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

karena itu, untuk bisa menulis narasi dengan baik, seseorang harus mempunyai
kemampuan menulis yang juga baik. Kemampuan menulis dapat dicapai melalui
proses belajar dan berlatih.
Penelitian mengenai keterampilan menulis banyak dilakukan dengan
menawarkan media yang bermacam-macam sebagai upaya untuk meningkatkan
keterampilan menulis siswa. Penelitian tentang menulis narasi sudah mulai
banyak dilakukan meskipun masih terbatas. Beberapa penelitian tentang menulis
narasi yang telah ada selalu menunjukkan adanya peningkatan. Masing-masing
penelitian menggunakan media dan teknik yang berbeda-beda dan menghasilkan
peningkatan yang berbeda-beda pula. Akan tetapi, upaya peningkatan menulis
narasi masih perlu dikembangkan dan dilakukan melalui berbagai cara.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, peneliti berusaha untuk memberikan
alternatif media pembelajaran menulis yang mudah dan baik dengan
memanfaatkan fasilitas yang ada. Media pembelajaran yang ditawarkan adalah
media gambar berseri. Ide ini diperkuat pendapat bahwa media gambar berseri
adalah media pembelajaran yang dekat dengan calon penulis terutama calon
penulis narasi atau dalam hal ini adalah siswa. Adanya media yang dekat dengan
siswa berarti memudahkan siswa untuk memulai kegiatan menulis narasi.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan melakukan penelitian yang
berjudul Peningkatkan Kemampuan Menulis Narasi dengan Menggunaan Media
Gambar Berseri pada Siswa Kelas IV SDN 1 Wonoharjo Wonogiri.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan gambar berseri dapat meningkatkan kualitas proses
pembelajaran menulis narasi pada siswa kelas IV SDN 1 Wonoharjo?

2. Apakah dengan menggunakan media gambar seri dapat meningkatkan kualitas


hasil pembelajaran siswa dalam penulisan narasi pada siswa kelas IV SDN 1
commit to user
Wonoharjo?

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Meningkatkan proses pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan
media gambar berseri di kelas IV SDN 1 Wonoharjo Desa Wonoharjo
Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri.

2. Meningkatkan

kualitas

hasil

pembelajaran

menulis

narasi

dengan

menggunakan media Gambar berseri di kelas IV SDN 1 Wonoharjo Desa


Wonoharjo Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai:
a. Bahan kajian dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran
menulis narasi.
b. Memberikan sumbangan wawasan dan pengetahuan mengenai pembelajaran
menulis narasi.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
1. Memberi kemudahan bagi siswa dalam menuangkan ide maupun gagasan
ke dalam bentuk tulisan narasi.
2. Meningkatkan kemampuan menulis narasi siswa dengan menjadikan
suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa.

b. Bagi guru
1. Mengatasi kesulitan pembelajaran menulis narasi yang dialami guru.
2. Sebagai bahan acuan untuk membuat pembelajaran menulis narasi lebih
kreatif dan inovatif.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

c. Bagi peneliti
1. Mengaplikasikan teori yang diperoleh.
2. Menambah pengalaman peneliti dalam penelitian yang terkait dengan
pembelajaran menulis.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB II
LANDASAN TEORI

A.Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Menulis
a. Pengertian Menulis
Menulis pada hakikatnya adalah upaya mengekspresikan apa yang dilihat,
didengar, dialami, dirasakan, dan dipikirkan ke dalam bahasa tulisan. Menurut Guntur
Tarigan (2008: 04) menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan (1996: 2) menulis berarti
mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya secara tersurat.
Wiyanto (2004: 1-2) mengemukakan bahwa menulis mempunyai dua kegiatan utama.
Kegiatan yang pertama adalah mengubah bunyi yang dapat didengar menjadi tanda-tanda
yang dapat dilihat, sedangkan yang kedua kegiatan mengungkapkan gagasan secara
tertulis. Orang yang melakukan kegiatan ini dinamakan penulis dan hasil kegiatannya
berupa tulisan. Hal ini dapat disimpulkan menulis adalah merupakan kegiatan mengubah
bunyi menjadi tulisan sebagai upaya untuk mengungkapkan gagasan menjadi bahasa tulis.
Menulis memerlukan sejumlah potensi pendukung antara lain kesungguhan, kemauan
keras, bahkan belajar dengan sungguh-sungguh (Nursisto, 1999: 4). Oleh karena itu,
menciptakan iklim budaya tulis-menulis atau mengarang akan mendorong seseorang
untuk lebih aktif, kreatif, dan cerdas.
Penciptaan budaya menulis memerlukan waktu yang tidak sebentar. Menulis
adalah menyampaikan ide atau gagasan dan pesan dengan menggunakan lambang grafik
(tulisan). Tulisan adalah suatu sistem komunikasi manusia yang menggunakan tandatanda yang dapat dibaca atau dilihat dengan nyata. Guntur Tarigan (dalam Agus
Suriamiaharja, 1996: 1) menyatakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan
lambanglambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipakai oleh seseorang
sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut dan mereka
memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut. Robert Lado (dalam Suriamiaharja,
1996: 1) mengatakan bahwa menulis adalah menempatkan simbol-simbol grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh seseorang, kemudian dapat dibaca
oleh orang lain yang memahami bahasa tersebut beserta simbol-simbol grafiknya.

commit to user
7

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan (1996: 8)


menyebutkan pengertian menulis mempunyai ciri-ciri (1) merupakan suatu bentuk
komunikasi, (2) merupakan proses pemikiran yang dimulai dengan pemikiran tentang
gagasan yang akan disampaikan, (3) adalah bentuk komunikasi yang berbeda dengan
bercakap-cakap, dalam tulisan tidak terdapat intonasi, ekspresi wajah, gerakan fisik, serta
situasi yang menyertai percakapan, (4) merupakan suatu ragam komunikasi yang perlu
dilengkapi dengan alat-alat penjelas serta aturan ejaan dan tanda baca, (5) merupakan
bentuk komunikasi untuk menyampaikan gagasan penulis kepada khalayak pembaca yang
dibatasi oleh jarak tempat dan waktu.
Menulis adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan tulisan
(Nurudin, 2007: 4). Oleh karena itu, menulis memerlukan proses dan kecakapan
seseorang untuk memfokuskan topik tulisan, sehingga tersusun secara sistematis untuk
mengembangkan ide-ide dengan menggunakan pilihan kata atau diksi yang tepat serta
mengikuti kaidah penulisan (Suhartono, 2007: 149-150)
1) Tahap-tahap Kegiatan Menulis
Menulis sebagai suatu aktivitas melahirkan ide dan perasaan lewat tulisan secara
tertata sehingga dipahami oleh pembaca. Tahap-tahap menulis narasi menurut Sabarti
dkk, (1996: 2-5) yaitu tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi/perbaikan.
a) Tahap prapenulisan
Tahap ini merupakan tahap perencanaan sebelum menulis. Dalam tahap ini ada
lima hal yang harus dilakukan, yaitu
1. Pemilihan topik
Topik merupakan bahan atau pokok pembicaraan dalam tulisan. Pemilihan
topik meruapakan langkah awal untuk menentukan apa yang
akan disajikan dalam tulisan. Topik tulisan dapat diperoleh dari berbagai sumber.
Semi (1990: 11-12) mengemukakan bahwa ada enpat sumber dalam pemilihan
topik, yaitu pengalaman, pengamatan, imajinasi serta pendapat dan keyakinan.
2. Pembatasan topik
Setelah pemilihan topik, maka topik tersebut diberi batasan. Membatasi
topik berarti mempersempit ruang lingkup pembicaraan dalam penulisan.
3. Pemilihan judul
Topik yang telah dipilih harus diberi judul. Sebuah judul harus dapat
mencerminkan dari keseluruhan
isi dalam
tulisan. Akan tetapi, judul dapat dibuat
commit
to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

fiktif. Judul dibuat secara manasuka oleh pengarangnya. Terkadang judul tulisan
dala karangan fiktif sama sekali tidak berhubungan dengan isi tulisan.
4. Tujuan penulisan karangan
Tujuan penulisan karangan akan mengarah pada maksud yang hendak
dicapai. Tujuan ini harus ditentukan lebih dahulu agar dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dalam kegiatan menulis. Jadi, tujuan penulisan tersebut akan
mengarahkan penulis pada jenis tulisan yang diinginkan oleh penulis.
5. Kerangka karangan
Kerangka karangan atau sering disebut dengan outline merupakan rencana
kerja yang digunakan penulis dalam mengembangkan tulisannya. Kerangka ini
dapat berupa kerangka topik yang terdiri dari topik-topik serta kerangka kalimat
yang terdiri dari kalimat-kalimat.
b) Tahap penulisan
Pada tahap penulisan, topik-topik dijabarkan ke dalam subtopik. Dalam tahap ini,
penguasaan bahasa sangat diperlukan untuk mengemukakan gagasan. Tahap penulisan
juga harus memperhatikan content (isi), gagasan, form (organisasi isi), grammar (tata
bahasa dan pola kalimat), style (gaya: pilihan struktur dan kosakata) serta mechanics
(ejaan) (Burhan Nurgiyantoro, 2008: 306).
c) Tahap revisi/perbaikan
Tahap revisi atau perbaikan dilakukan setelah buram seluruh tulisan selesai.
Tahap revisi ini juga disebut dengan penyuntingan bahasa. Penyuntingan ini berkenaan
dengan penyuntingann naskah. Adapun penyuntingan bahasa mencakup ketepatan
penyajian tulisan yang harus disesuaikan dengan jenis naskah, berupa fiksi atau nonfiksi.
Nurudin (2007: 92) menjelaskan bahwa menulis melalui tahap-tahap: (1)
prapenulisan yang meliputi: a) memilih dan membatasi topik dan brainstorming yang
terdiri dari mendaftar, menulis bebas dan pengelompokan; (2) merencanakan menulis: (a)
membuat subdaftar; (b) menuliskan kalimat topik; dan (c) membuat outline; (3) menulis
dan merevisi draf: (a) menulis draf kasar; (b) merevisi dan mengoordinasikan tulisan: dan
(c) menulis akhir.
Bobbi Deporter dan Mike Hirnacki (2002: 195) meyebutkan tahap-tahap menulis
yaitu (1) sebelum menulis/persiapan, terdiri dari pengelompokan dan menulis cepat ; (2)
draf kasar, menelusuri dan mengembangkan gagasan; (3) berbagi dengan teman untuk

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

10

membaca dan memberi umpan baik; (4) perbaikan (revisi); (5) penyuntingan (editing); (6)
penulisan kembali; dan (7) evaluasi.
2) Jenis-jenis Tulisan
Lauri S. Friedman, (2009: 1) menyatakan Provides model essays on a current
controversial issue guiding students in writing a five-paragraph essay, including
persuasive, descriptive, expository and cause-and-effect essays. Artinya: Ada lima
pembelajaran menulis yang dihadapi siswa yaitu persuasif, deskriptif, eksposisi, dan
sebab-akibat. Berbeda dengan Laminudin Finoza (2002: 188) yang membagi karangan
atau wacana menjadi lima jenis berdasarkan cara penyajian dan tujuan umum yang
tersirat di balik wacana tersebut, yaitu eksposisi, argumentasi, persuasi, deskripsi, dan
narasi.
a) Narasi
Menurut Nurudin (2007: 59) narasi merupakan bentuk wacana yang berusaha
mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat
atau mengalami sendiri peristiwa itu. Jenis tulisan ini dapat berbentuk cerita fiktif
(khayal) dan cerita nonfiktif (nyata). Narasi fiktif dapat dijumpai pada karya sastra,
seperti cerpen dan novel, sedangkan narasi nonfiktif sering kali terdapat pada berita-berita
di surat kabar. Tulisan jenis ini memiliki penanda, antara lain:
(1) berupa cerita tentang peristiwa dan pengalaman manusia, (2) kejadian atau
peristiwa yang disampaikan dapat berupa kejadian yang benar-benar terjadi pula
berupa imajinasi semata, (3) terdapat konflik yang dapat menarik pembaca, (4)
memiliki nilai estetika, khususnya narasi fiktif; (5) menekankan susunan
kronologis, dan (6) biasanya memuat dialog (Nurudin, 2007: 60)
b) Deskripsi
Deskripsi disebut juga pelukisan atau penggambaran. Hal itu disebabkan rincian
tentang objek tulisan dapat memberi pengaruh pada sensitivitas dan imajinasi pembaca
seolah ikut mendengar, merasakan, atau mengalami langsung objek tersebut. Karangan
ini berhubungan dengan pengalaman panca indera pembaca seperti penglihatan seperti
penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasaan. Deskripsi adalah
semacam bentuk wacana yang berusaha menyajikan suatu objek atau suatu hal
sedemikian rupa sehingga objek itu seolah-olah berada di depan mata kepala pembaca;
seakan-akan pembaca melihat sendiri objek tersebut (Abdul Rani,dkk, 2006: 46).
c) Eksposisi

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

11

Eksposisi merupakan tulisan yang bertujuan menjelaskan atau memberikan


informasi tentang sesuatu (Masnur Muslich, 2007: 1). Eksposisi dipaparkan suatu
kejadian atau masalah secara analitis, spasial, dan kronologis supaya pembaca dapat
memahami informasi tersebut. karangan ini berusaha menguraikan suatu objek yang
mampu memperluas pengetahuan pembaca.
d) Argumentasi
Gorys Keraf (2007: 3) berpendapat argumentasi merupakan tulisan yang berusaha
membuktikan suatu kebenaran. Penulis berusaha meyakinkan pembaca untuk menerima
suatu kebenaran dengan mengajukan bukti-bukti atau fakta-fakta yang menguatkan
argumen penulis. Tulisan ini dikembangkan dengan pola pemberian contoh-contoh,
analogi, sebab-akibat, atau dengan pola deduktif dan induktif. Pemaparan tulisan
berdasarkan cara bernalar atau berpikir yang logis sehingga pembaca dapat menerima
kebenaran yang disampaikan oleh penulis secara objektif.
e) Persuasi
Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan membuat pembaca percaya,
yakin, dan terbujuk akan hal-hal yang dikomunikasikan yang mungkin berupa fakta, suatu
pendirian umum, suatu pendapat/gagasan ataupun perasaan seseorang (Laminudin
Finoza, 2002: 199). Persuasi merupakan bentuk tulisan yang menyimpang dari
argumentasi. Hal itu disebabkan dalam argumentasi terdapat usaha untuk membujuk dan
meyakinkan pembaca didasarkan pada kelogisan pembuktian fakta-fakta yang disajikan.
Sementara itu, dalam persuasi usaha untuk mempengaruhi tersebut memanfaatkan aspekaspek

psikologis.

Persuasi

juga

didasarkan

pada

kemampuan

penulis

untuk

mengendalikan emosi pembaca dan mengarahkan mereka pada sasaran yang ingin dicapai
penulis.
Berdasarkan pendapat di atas, peneliti dapat menarik simpulan tentang perbedaan
kelima jenis tulisan tersebut. Tulisan narasi menekankan urutan peristiwa dari waktu ke
waktu, deskripsi memberikan gambaran tentang objek tulisan dan berusaha menjadikan
pembaca ikut merasakan penggambaran tersebut, eksposisi menjelaskan suatu
pengetahuan atau informasi, argumentasi meyakinkan pembaca tentang kebenaran suatu
hal secara logis, sedangkan persuasi memengaruhi pembaca secara psikologis. Berdasar
dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kemampuan seseorang dalam
melukiskan lambang-lambang grafik untuk menyampaikan ide atau gagasan yang dapat
dimengerti oleh orang lain .

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

12

3) Tujuan penulisan
Setiap penulisan harus mengungkapkan dengan jelas tujuan tulisannya.
Perumusan tujuan penulisan sangat penting dan harus ditentukan terlebih dahulu. Tujuan
ini merupakan titik tolak dalam seluruh kegiatan menulis tersebut. Peumusan tujuan
penulisan merupakan suatu gambaran penulis dalam kegiatan menulis selanjutnya.
Rumusan tujuan penting dalam menentukan bahan-bahan yang diperlukan, macam
organisasi karangan yang akan diterapkan atau mungkin juga sudut pandang yang akan
dipilih. Tujuan merupakan penentu pokok, mengarahkan, serta membatasi karangan.
Kesadaran mengenai tujuan selama proses penulisan akan menjaga keutuhan tulisan.
Tujuan penulisan dapat dinyatakan dengan dua cara, yaitu jika sebuah tulisan
akan mengembangkan gagasan yang merupakan tema seluruh tulisan, tujuan dapat
dinyatakan dalam bentuk tesis. Akan tetapi, untuk suatu tulisan yang tidak
mengembangkan gagasan seperti itu, tujuan penulisan dapat dituliskan dalam bentuk
persyaratan maksud. Seorang penulis sebelum menulis terlebih dahulu mengutarakan
gagasan (ide) pokoknya. Gagasan pokok harus dengan jelas dinyatakan dalam kalimat
yang lengkap. Kalimat yang memuat gagasan pokok atau pokok pikiran tulisan ini disebut
tesis. Jadi, sebuah tesis adalah sebuah kalimat yang merupakan kunci untuk seluruh
tulisan, seperti halnya kalimat utama di dalam sebuah paragraf pertama dalam karangan,
sedangkan untuk suatu tulisan yang tidak mengembangkan gagasan yang merupakan
tema seluruh tulisan tujuan dapat dinyatakan dalam bentuk pernyataan maksud. Kalau
tesis hanya terdapat di dalam tulisan yang mengembangkan gagasan secara dominan.
(Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan, 1996: 11).
b. Pengertian Narasi
Nurudin (2007: 71) mengatakan bahwa narasi adalah bentuk tulisan yang
berusaha menciptakan, mengisahkan, merangkai tindak-tanduk perbuatan manusia dalam
sebuah peristiwa secara kronologis atau yang berlangsung dalam satu kesatuan waktu
tertentu.
Sejalan dengan Nurudin tentang pentingnya perbuatan dan urutan waktu dalam
sebuah narasi, Gorys Keraf (2004: 136) menyebutkan bahwa narasi merupakan satu
bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca
suatu peristiwa yang telah terjadi. Suatu peristiwa atau suatu proses dapat juga disajikan
dengan mempergunakan metode deskripsi. Oleh karena itu narasi sulit sekali dibedakan

commit
to user
dari deskripsi. Oleh karena itu, harus
ada unsur
lain yang diperhitungkan, yaitu unsur

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

13

waktu. Dengan demikian pengertian narasi itu mencakup dua unsur dasar. Unsur yang
terpenting dalam sebuah narasi adalah unsur perbuatan atau tindakan yang terjadi dalam
suatu rangkaian waktu.
Peristiwa yang telah terjadi tidak lain daripada tindak-tanduk yang dilakukan oleh
orang-orang atau tokoh-tokoh dalam suatu rangkaian waktu. Bila deskripsi menggambarkan suatu objek secara statis, maka narasi mengisahkan suatu kehidupan yang
dinamis dalam suatu rangkain waktu.
Atar Semi (1990: 33) mengemukakan ciri penanda narasi, yaitu, (1) berupa cerita
tentang peristiwa atau pengalaman manusia; (2) kejadian atau peristiwa yang
disampaikan dapat berupa peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi, semata-mata
imajinasi, atau gabungan keduanya; (3) berdasarkan konflik; (4) memiliki nilai estetika
kerena isi dan cara penyampainnya bersifat sastra; (5) menekankan susunan kronologis,
dan (6) biasanya memliki dialog.
Dari beberapa pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa tulisan narasi adalah
bentuk wacana berupa cerita tentang peristiwa tindak-tanduk perbuatan atau pengalaman
manusia yang disampaikan dapat berupa peristiwa atau kejadian yang benar-benar terjadi,
semata-mata imajinasi, atau gabungan keduanya secara kronologis. Semua kegiatan
tersebut.
Berdasarkan uraian di atas narasi dibatasi sebagai bentuk tulisan yang bertujuan
menyampaikan atau menceritakan rangkaian periawa atau pengalaman yang dialami
manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Atau dapat juga dirumuskan
narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusah dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca
suatu peristiwa yang telah terjadi. Narasi dibagi menjadi dua, yaitu narasi ekspositoris
dan narasi sugestif.
1. Narasi Ekspositoris
Narasi ekspositoris bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca untuk
mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya berupa perluasan pengetahuan para
pembaca sesudah membaca kisah tersebut. Sebagai sebuah bentuk narasi, narasi
ekspositoris

mempersoalkan

tahap-tahap

commit to user

kejadian,

rangkaian-rangkaian

perbuatan kepada para pembaca atau pendengar. Runtun kejadian atau peristiwa yang

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

14

disajikan untuk menyampaikan informasi untuk memperluas pengetahuan atau pengertian


pembaca, tidak perduli apakah disampaikan secara tertulis ataupun lisan.
Narasi ekspositoris dapat bersifat khas atau khusus dan dapt pula bersifat
generalisasi. Narasi yang bersifat generalisasi adalah narasi yang menyampaikan suatu
proses yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja, dan dapat pula dilakukan secara berulang-ulang. Dengan melaksanakan tipe kejadian itu secara berulang-ulang, maka seseorang dapat memperoleh kemahiran yang tinggi mengenai hal itu. Sedangkan narasi
yang bersifat khusus adalah narasi yang berusaha menceritakan suatu peristiwa yang
khas, yang hanya terjadi satu kali. Peristiwa yang khas adalah peristiwa yang tidak dapat
diulang kembali, karena ia merupakan pengalaman atau kejadian pada suatu waktu
tertentu saja.
2. Narasi Sugestif
Narasi sugesti berusaha memberi makna atas oerisriwa atau kejadian itu sebagai
suatu pengalaman. Karena sasarannya adalah makna peristiwa atau kejadian itu, maka
narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal (imajinasi). Narasi segestif merupakan
suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sekian macam sehingga merangsang daya
khayal para pembaca. Pembaca dapat menarik suatu makna baru diluar apa yang diungkapkan secara eksplisit. Sesuatu yang eksplisit adalah suatu yang tersurat mengenai
objek atau subjek yang bergerak dan bertindak, sedangkan makna yang baru adalah sesuatu yang tersirat. Semua obyek dipaparkan sebagai suatu rangkaian gerak, kehidupan
para tokoh dilukiskan dalam satuan gerak yang dinamis, bagaimana kehidupan itu berubah dari waktu ke waktu. Makna yang baru akan dijelaskan dipahami sesudah narasi itu
dibaca, karena ia tersirat dalam seluruh narasi itu.
Dengan demikian narasi tidak bercerita atau memberikan komentar mengenai sebuah cerita, tetapi ia justru mengisahkan suatu cerita atau kisah. Seluruh kejadian yang
disajikan menyiapkan pembaca kepada suatu perasaan tertentu untuk mengahadapi suatu
peristiwa yang berada di depan matanya. Narasi menyediakan suatu kematangan mental.
Kesiapan mental itulah yang melibatkan para pembaca bersama perasaannya, bahkan
melibatkan simpati atau antipati mereka pada kejadian itu sendiri. Inilah makna yang
tersirat dalam seluruh rangkaian kejadian itu.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

15

3. Pembelajaran menulis Narasi di SD


Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan usaha sadar guru untuk membuat
siswa terampil berbahasa dan memiliki sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Gino, dkk
(2000 : 10) istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran yang
berarti cara (perbuatan)., mengajar atau mengajarkan. Lebih lanjut, Winkel (1995: 36)
menyatakan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung
dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap.
Menurut Oemar Hamalik (2003: 57) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
tersusun meliputi manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Sementara itu Sanaky (2009: 3) memberikan pengertian bahwa pembelajaran
adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Berdasarkan
beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar
guru untuk membuat siswa menjadi berubah menuju arah yang lebih baik.
Dalam proses tersebut, guru harus memahami berbagai faktor yang
mempengaruhi pembelajaran bahasa Indonesia. Sabarti Akhadiah M.K., dkk. (1992: 2)
menyebutkan ada lima faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran bahasa
Indonesia, antara lain: tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, pokok bahasan, kondisi
siswa, sarana, dan lingkungan sosial. Berikut penjabaran dari kelima faktor di atas.

1)

Tujuan Pembelajaran yang Ingin Dicapai

Tujuan yang ingin dicapai merupakan faktor penentu dalam memilih materi
pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran, memilih media serta melakukan
evaluasi pembelajaran. Tujuan tersebut mengarah kepada kemampuan yang ditujukan
oleh sejumlah perilaku yang diharapkan, dapat diperlihatkan siswa setelah mengikuti
pelajaran. Secara garis besar, kemampuan tersebut dikelompokkan ke dalam tiga ranah,
yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

16

2)

Pokok Bahasan

Pokok bahasan yang diberikan akan mempengaruhi pemilihan kegiatan belajar


yang direncanakan. Hal ini disebabkan oleh metode maupun media dalam pembelajaran
setiap pokok bahasan mempunyai karakteristik yang berbeda. Sebagai contoh pokok
bahasan menulis akan berbeda dalam penggunaan metode dan strategi pengajarannya
dengan pokok bahasan berbicara.
3)

Kondisi Siswa

Faktor ini turut serta mempengaruhi dan menentukan jenis kegiatan belajar serta
bahan belajar yang dipilih. Kondisi siswa ini merupakan faktor internal siswa yang turut
menentukan keberhasilan proses dan hasil belajar. Dimyati dan Mudjiono (1999: 236)
menyebutkan beberapa faktor internal tersebut, antara lain: (1) sikap siswa terhadap
belajar; (2) motivasi belajar; (3) konsentrasi siswa sewaktu belajar; (4) kemampuan siswa
dalam mengolah bahan ajar; (5) kemampuan siswa menyimpan perolehan hasil belajar;
(6) kemampuan siswa menggali hasil belajar yang tersimpan; (7) kemampuan berprestasi
atau unjuk hasil belajar; (8) rasa percaya diri siswa; (9) tingkat intelegensi dan
keberhasilan belajar; (10) kebiasaan belajar, dan (11) cita-cita siswa. Tentunya setiap
siswa memiliki perbedaan individual dari hal-hal di atas. Perbedaan tersebut akan
mempengaruhi

keberhasilan

pembelajaran

siswa.

Dalam hal

ini,

guru perlu

memperhatikan perbedaan karakteristik setiap siswa dengan menciptakan pembelajaran


yang bervariasi.
4)

Sarana

Sarana

merupakan

faktor

eksternal

yang

mempengaruhi

keberhasilan

pembelajaran (Dimyati dan Mudjiono,1999: 249). Sarana pembelajaran tersebut meliputi


buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah, dan berbagai media
pengajaran lainnya. Keterbatasan sarana yang ada akan berpengaruh terhadap kegiatan
pembelajaran yang diselenggarakan.
5)

Lingkungan Sosial

Keberhasilan belajar siswa banyak dipengaruhi oleh lingkungannya, yaitu


keadaan rumah, taraf pendidikan serta sikap orang tua, jumlah anggota keluarga,
perlengkapan belajar di rumah, dan sebagainya. Tentu saja lingkungan itu tidak dapat
atau sulit sekali diubah, dalam hal ini sekolah sebagai pusat pembelajaran dapat

commit to user

menyediakan lingkungan yang diperlukan.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

17

Menulis narasi adalah salah satu bentuk karya yang menjadi materi pembelajaran
bahasa Indonesia kelas IV SD. Sebagai salah satu materi pembelajaran, menulis narasi
perlu disampaikan dengan menggunakan media yang inovatif sehingga mencapai tujuan
dan standar kompetensi yang ditentukan.
Pembelajaran menulis narasi di SD sebenarnya mulai diperkenalkan di kelas tiga
SD semester II. Dari kurikulum yang ada di sekolah dasar, maka pembelajaran menulis
narasi harus dikembangkan dengan metode yang inovatif Kemampuan menulis bukan
merupakan faktor bawaaan dan pada umumnya dipelajari ditempat formal. Selain itu,
keterampilan

menulis

memerlukan

waktu

dan

rentan

yang

panjang

dalam

pembelajarannya. Hal ini disebabkan oleh adanya tahapan menulis yang harus dilakukan
oleh siswa.
Berdasarkan uaraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada
hakikatnya adalah proses interaksi siswa dengan lingkungannya yang difasilitasi oleh
guru, sehingga tujuan pembelajaran dapat mencapai target yang ditentukan.

c. Penilaian Menulis Narasi


Menulis merupakan kemampuan berbahasa paling akhir yang dikuasai oleh setiap
pelajar. Kemampuan menulis didapat setelah kemampuan menyimak, berbicara dan
membaca.
Kegiatan menulis merupakan salah satu pembelajaran bahasa, jadi tes kebahasaan
merupakan hal yang harus dilakukan. Melalui penilaian yang objektif, maka hasil belajar
siswa akan dapat diukur.
Harris dan Amran (dalam Burhan Nurgiyantoro, 2001: 306) menyatakan bahwa
berdasarkan model pendekatan analitis dalam menilai tugas menulis, unsur utama yang
dinilai adalah content (isi, gagasan yang dikemukakan).

Gorys Keraf (2001: 81)

mengatakan bahwa yang dimaksud perincian dan urutan pikiran adalah bagaimana
pengembangan sebuah gagasan utama dan bagaimana hubungan antara gagasan-gagasan
bawahan yang menunjang gagasan utama tadi.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

18

Implikasinya, tes menulis bukan hanya menghasilkan sebuah bahasa saja


melainkan juga bagaimana mengungkapkan gagasan dan perasaan dengan menggunakan
bahasa tulis secara tepat.
Burhan Nurgiyantoro (2001: 306) mengemukakan bahwa ada enam tingkatan tes
kemampuan menulis, yaitu: (1) tes kemampuan menulis tingkat ingatan, (2) tes
kemampuan menulis tingkat pemahaman, (3) tes kemampuan menulis tingkat penerapan,
(4) tes kemampuan menulis tingkat analisis, sisntesis, dan evaluasi.
Seluruh aspek penilaian menulis narasi tersebut disajikan dalam tabel 1 berikut
ini.
Tabel 1. Aspek Penilaian Menulis Narasi (Burhan Nurgiyantoro, 2001: 307-308)
ASPEK

I
S
I

SKOR

KRITERIA

27-30

SANGAT BAIK-SEMPURNA: *padat informasi


*substabsif *pengembangan tesis tuntas *relevan
dengan permasalahn dan tuntas.
CUKUP-BAIK: *informasi cukup *substansi cukup *
pengembangan tesis terbatas *relevan dengan
permasalahan tetapi tidak lengkap.
SEDANG-CUKUP: *informasi terbatas *substansi
kurang * pengembangan tesis tak cukup *
permasalahan tak cukup.
SANGAT-KURANG: *tidak berisi * tidak ada
substansi *tidak ada pengembangan tesis *tidak ada
permasalahan.
SANGAT BAIK-SEMPURNA: *ekspresi lancar
*gagasan diungkapkan dengan jelas *padat * tertata
dengan baik *urutan logis *kohesif.
CUKUP-BAIK: *kurang lancar *kurang terorganisasi
tetapi ide utama terlihat *bahan pendukung terbatas *
urutan logis tetapi tidak lengkap.
SEDANG-CUKUP: *tidak lancar *gagasan kacau
*terpotong-potong *urutan dan pengembangan tidak
logis.
SANGAT-KURANG: *tidak komunikatif *tidak
terorganisir *tidak layak nilai.

22-26
17-21
13-16

O
R
G
A
N
I
S
A
S
I

18-20

18-20

14-17
10-13
7-9

commit
to user
SANGAT
BAIK-SEMPURNA:
*pemanfaatan potensi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

19

O
S
A
K
A
T
A

14-17
10-13
7-9

P
E
N
G
B
A
H
A
S
A

22-25

M
E
K
A
N
I
K

18-21
11-17
5-10

3
2
1

kata canggih *pilihan kata dan ungkapan tepat *


menguasai pembentukan kata.
CUKUP-BAIK: *pemanfaatan potensi kata agak
canggih *pilihan kata dan ungkapan kadang-kadang
kurang tepat tetapi tidak mengganggu.
SEDANG-CUKUP: *pemanfaatan kata terbatas
*sering terjadi penggunaan kosakata dan dapat
merusak makna.
SANGAT-KURANG: *pemanfaatan potensi kata asalasalan *pengetahuan tentang kosakata rendah *tidak
layak nilai.
SANGAT BAIK-SEMPURNA: *konstruksi kompleks
tetapi efektif *hanya terjadi sedikit kesalahan
penggunaan bentuk kebahasaan.
CUKUP-BAIK: *konstruksi sederhana tetapi efektif *
terjadi sejumlah kesalahan tetapi makna tidak kabur.
SEDANG-CUKUP: *terjadi kesalahan serius dalam
konstruksi kalimat * makna membingungkan atau
kabur
SANGAT-KURANG: *tidak menguasai aturan
sintaksis *terdapat banyak kesalahan * tidak
komunikatif * tidak layak nilai.

SANGAT BAIK-SEMPURNA: *menguasai aturan


penulisan *hanya terdapat beberapa kesalahan ejaan.
CUKUP-BAIK: * kadang-kadang terjadi kesalahan
ejaan tetapi tidak mengaburkan makna.
SEDANG-CUKUP: *sering terjadi kesalahan ejaan
*makna membingngkan atau kabur.
SANGAT-KURANG: * tidak menguasai aturan
penulisan *terdapat banyak kesalahan ejaan * tulisan
tidak terbaca *tidak layak nilai.
(Diadopsi dari Burhan Nurgiyantoro, 2001: 307308)

Skor Maksimum = 100


Cara menghitung hasil menulis karangan =
N I+N II+N III+N IV+N V
Keterangan:
NI

= isi

N II

= organisasi

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

20

N III

= kosakata

N IV

= pengembangan bahasa

NV

= mekanik

Skor total dengan menjumlahkan hasil dari lima aspek tersebut.


Standar Ketuntasan:
Siswa dinyatakan tuntas dalam aspek tersebut jika mencapai nilai minimal 65.
3. Penilaian Proses Belajar-Mengajar
a. Hakikat Penilaian Proses Belajar-Mengajar
Proses belajar merupakan hal yang penting dalam pembelajaran. Berdasar dari
segi proses tersebut, dapat diketahui proses siswa dalam memahami materi yang
diberikan oleh guru. Sikap, minat dan aktivitas siswa dalam mengikuti penjelasan dari
guru merupakan objek yang harus diamati dalam melakukan penilaian dalam proses
pembelajaran (Gino, dkk, 2000: 36-39). Hal ini sangat penting, karena pembelajaran tidak
semata-mata ditentukan oleh hasilnya.
Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar-mengajar yang cenderung
menunjukan hasil yang berciri antara lain:
1) kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik
pada diri siswa. Motivasi intrinsik adalah semangat juang untuk belajar yang
tumbuh dari dalam diri siswa itu sendiri; 2) hasil belajar yang dicapai bermakna
bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatanya, membentuk perilakunya,
bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, dapat digunakan sebagai alat untuk
memperoleh informasi dan pengetahuan lainnya, kemauan dan kemampuan untuk
belajar sendiri, dan mengembangkan kreativitasnya; 3) hasil belajar diperoleh
siswa secara menyeluruh atau komprehensif, yaitu mencakup ranah kognitif,
pengetahuan,atau wawasan; ranah afektif atau sikap dan apresiasi; serta ranah
psikomotoris, keterampilan atau perilaku. Ranah kognitif terutama hasil yang
diperolehnya, sedangkan ranah efektif dan psikomotoris diperoleh sebagai efek dari
proses belajarnya, baik efek intruksional maupun efek samping yang tidak
direncanakan dalam pengajaran (Nana Sudjana, 2006: 56).
b. Kriteria dalam Menilai Proses Belajar-Mengajar
Dalam melakukan penilaian seorang guru tidak semata-mata memberikan
penghakiman atas segala hal yang dilakukan oleh siswa selama pembelajaran. Akan
tetapi, guru harus memiliki kriteria atau pedoman dalam memberikan penilaian dalam
proses pembelajaran di kelas Klien (dalam Conny Semiawan, 2008: 4).
Menurut Nana Sudjana (2006: 59), kriteria dalam menilai proses belajar mengajar
meliputi beberapa hal. Pertama, konsistensi kegiatan belajar-mengajar dengan kurikulum.

committerlaksananya
to user
Keberhasilan proses tersebut dapat dilihat
secara nyata dalam bentuk dan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

21

aspek, di antaranya; tujuan-tujuan pengajaran, jenis kegiatan yang dilaksanakan, cara


melaksanakan setiap jenis kegiatan, dan penilaian yang digunakan untuk setiap tujuan.
Kriteria kedua adalah keterlaksanaannya oleh guru dan siswa. Keterlaksanaan ini
dapat dilihat dalam hal; mengondisikan kegiatan belajar siswa, menyiapkan alat, sumber,
dan perlengkapan belajar, waktu yang disediakan untuk belajar mengajar, memberikan
bantuan dan bimbingan belajar kepada siswa, dan melakukan penilaian proses dan hasil
belajar siswa. Dalam segi keterlaksanaan oleh siswa, hal yang dinilai adalah siswa
memahami, mengikuti petunjuk yang diberikan guru, semua siswa turut serta melakukan
kegiatan belajar, dan menguasai tujuan-tujuan pengajaran yang telah ditetapkan guru
(Nana Sudjana, 2006: 59).
Ketiga motivasi belajar siswa dan keaktifan para siswa dalam kegiatan belajarmengajar. Dalam hal ini siswa menunjukan motivasi belajar pada saat melaksanakan
kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat; minat dan perhatian siswa terhadap
pelajaran; semangat siswa untuk melaksanakan tugas-tugas belajarnya; reaksi yang
ditunjukan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru. Keaktifan para siswa dalam
kegiatan belajar-mengajar; melaksanakan diskusi kelompok sesuai petunjuk guru (Nana
Sudjana, 2006: 60).
Kriteria terakhir adalah kemampuan atau keterampilan guru dalam mengajar dan
interaksi antara guru dengan siswa. Berkenaan dengan komunikasi yang terbangun pada
saat pembelajaran berlangsung. Hal ini dilihat dalam; tanya jawab atau dialog antara guru
dengan siswa; bantuan guru terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar; terampil
menggunakan berbagai alat dan sumber belajar; dan menguasai kelas sehingga dapat
mengendalikan kegiatan siswa (Nana Sudjana, 2006: 60).
Berbeda dengan pendapat Sarwiji Suwandi (2008: 89), penilaian proses
pembelajaran dalam kegiatan menulis dapat dilakukan dengan perhatian siswa terhadap
pembelajaran berlangsung. Sikap dan aktivitas siswa dalam pembelajaran bermula dari
yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap
terdiri dari tiga komponen, yakni afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif adalah
perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terdapat suatu objek, sedangkan
komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek.
Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan
cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

22

Sarwiji Suwandi (2008: 89-90) menjelaskan bahwa objek sikap yang perlu
dinilai dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Sikap terhadap materi pelajaran. Dengan adanya sikap positif terhadap materi
pelajaran, dalam diri peserta didik akan tumbuh dan berkembang minat belajar,
akan lebih mudah diberi motivasi dan akan lebih mudah menyerap materi
pelajaran yang diajarkan.
2) Sikap terhadap guru/pengajar. Peserta didik harus memiliki sikap positif terhadap
guru. Siswa yang bersikap negatif pada guru akan mengabaikan hal-hal yang
diajarkan oleh guru sehingga siswa menjadi sukar menyerap materi pelajaran.
3) Sikap terhadap proses pembelajaran. Peserta didik harus memiliki sikap positif
terhadap proses pembelajaran yang mencakup suasana pembelajaran, strategi,
metodologi, dan dan teknik pembelajaran yang digunakan. Proses pembelajaran
yang menarik, nyaman, dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi belajar
peserta didik sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
4) Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi
pelajaran. Peserta didik harus memiliki sikap positif terhadap kasus tertentu
dalam materi pelajaran.
Dalam kegiatan observasi, perilaku siswa dalam kegiatan menulis dapat diamati
dengan format penilaian sebagai berikut.
Tabel 2. Penilaian Proses Kegiatan Menulis
Indikator
No.
Subj

Nama

Perhatian
terhadap
kegiatan
pembelajaran
menulis

Memerhatika
n penjelasan
guru

Perhatian
terhadap
gambar

Nilai

Ket

Kesung
gu- han
siswa
dalam
mengerj
akan

1
2
3
4
5
Diadopsi dari Sarwiji Suwandi (2008: 89-90)
Catatan:
a.

Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai dengan kriteria berikut
(diamati dari perilaku siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran menulis).

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

23

1= Sangat kurang (siswa tidak peduli dengan kegiatan belajar mengajar yang
sedang berlangsung, siswa melakukan aktivitas sendiri dan sama sekali tidak
memerhatikan guru, siswa acuh dengan gambar yang dibagikan guru, siswa
melakukan aktivitas lain.
2= Kurang (siswa terlihat malas dan mengeluh tentang materi pelajaran yang
diberikan, siswa hanya memerhatikan penjelasan guru jika ditegur guru,
siswa menerima gambar yang diberikan guru tetapi hanya melihat sekilas,
siswa melakukan aktivitas lain saat mengerjakan tugas dan melihat hasil
pekerjaan teman)
3= Sedang (siswa terlihat pasif dan diam dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar, pandangan siswa tertuju pada guru namun jika ditanya tidak bisa
menjawab, siswa mengerjakan tugas tetapi masih melakukan aktivitas lain,
seperti meminjam alat tulis temannya).
4= baik (saat pelajaran berlangsung siswa terlihat aktif mengikuti pelajaran,
siswa memerhatikan dan mencatat materi pelajaran yang disampaikan guru,
siswa menerima gambar yang diberikan guru dan mengamati serta
mendiskusikan dengan teman sebangku, siswa fokus mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru dengan baik dan tepat waktu)
5= amat baik (saat pelajaran berlangsung siswa terlihar antusias dan bertanya
pada guru, siswa memerhatikan penjelasan guru dan bertanya jika kurang
memahami, siswa sangat antusias menerima gambar yang dibagikan guru
dan mengamati, mendiskusikan dengan teman sebangku, siswa mengerjakan
tugas, bekerja dengan sungguh-sungguh dan selesai mengerjakan tepat
waktu)
b. Nilai merupakan jumlah skor-skor tiap indikator perilaku.
c.

Keterangan diisi dengan kriteria berikut:


1. Nilai 18-20 berarti amat baik
2. Nilai 14-17 berarti baik
3. Nilai 10-13 berarti sedang
4. Nilai 6-9 berarti kurang
5. Nilai 0-5 berarti sangat kurang
Berdasar pada pendapat di atas peneliti menarik simpulan bahwa penilaian proses

tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran.


commit toPenilaian
user ini tidak hanya bermanfaat bagi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

24

guru, tetapi juga bagi siswa yang pada saatnya akan berpengaruh terhadap hasil belajar
yang dicapainya. Bertolak dari beberapa kriteria tersebut penilai dapat melihat bagianbagian yang telah dicapai dan bagian-bagian yang belum dicapai untuk kemudian
dilakukan tindakan dan upaya memperbaikinya.

4. Hakikat Media Pembelajaran


a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara
atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan (Arief S. Sadiman, 2007: 6).
Senada dengan Hujair AH.Sanaky (2009: 3) menyatakan bahwa media pembelajaran
adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan
pembelajaran. Berbeda dengan Romiszowski (dalam Basuki Wibawa dan Farida Mukti,
2001: 12) memberikan batasan media sebagai pembawa pesan yang berasal dari suatu
sumber pesan (yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan. Di dalam
proses belajar-mengajar penerima pesan itu adalah siswa, sedang pesan atau informasi
tersebut berasal dari sumber informasi, yaitu guru. Pembawa pesan (media) itu
berinteraksi dengan siswa melalui indera mereka, siswa dirangsang oleh media, lalu
inderanya digunakan untuk menerima informasi. Apabila media itu membawa
pesan/informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud pengajaran, maka
hal itu disebut media pembelajaran.
Gagne dan Briggs (dalam Azhar Arysad, 2005: 4) berpendapat bahwa media
pembelajaran adalah segala yang meliputi alat fisik yang digunakan untuk menyampaikan
isi materi pembelajaran dan menyajikan pesan sehingga merangsang siswa untuk belajar
atau sebagai alat bantu mengajar guru. Alat bantu yang bisa dipakai biasanya berupa alat
bantu visual, yaitu gambar, kaset CD, kamera, film slide, komputer dan alat-alat yang
dapat memberikan pengalaman konkret, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap
dan retensi belajar siswa. Senada dengan Ardiani Mustikasari (2008: 1) menyatakan
media pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi
alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke
penerima pesan belajar (siswa).
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang digunakan
untukto menyalurkan
pesan dari pengirim (guru)
commit
user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

25

kepada penerima (siswa) sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses kegiatan belajar berhasil. Di
dalam suatu proses belajar-mengajar, pesan yang disalurkan oleh media dari sumber
pesan kepada penerima pesan itu ialah isi pelajaran. Pesan tersebut berasal dari kurikulum
yang disampaikan guru kepada siswa.
b. Jenis Media pembelajaran
Menurut Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001: 35), jenis media pengajaran
dibedakan menjadi 4, yaitu media audio, media visual, media audiovisual dan media
serbaneka.

1) Media audio berfungsi untuk menyalurkan pesan audio dari sumber ke


penerima pesan. Pesan yang disampaikan dituangkan dalam lambanglambang auditif verbal, nonverbal, maupun kombinasi keduanya. Media
audio berkaitan erat dengan indera pendengaran. Ada beberapa jenis media
audio, yakni radio, piringan audio, pita audio, telephon, dan tape recorder.
2) Media Visual dibedakan menjadi dua yaitu media visual diam dan media
visual gerak. Media visual diam antara lain: foto, ilustrasi, flash card,
gambar kartun bisu yang diproyeksikan, peta, dan globe. Contoh media
visual gerak antara lain film.
3) Media audio visual memiliki kemampuan untuk mengatasi kelemahan dari
media visual dengan suara. Media ini menjadi lebih efektif penggunaannya
bila dibandingkan dengan media visual saja. Pada dasarnya, media audio
visual dibedakan menjadi dua sesuai karakteristiknya, yaitu media audio
visual diam dan media audio visual gerak. Contoh media audio visual
diam antara lain: Slow scan TV, TV diam, film rangkai bersuara, halaman
bersuara, buku bersuara. Contoh media audio visual gerak adalah film
bersuara, pita video, film TV, dan gambar bersuara.
4) Media serbaneka. Media ini memiliki kesamaan sekaligus perbedaan
karakteristik dengan ketiga media sebelumnya sehingga disebut media
serbaneka. Hal yang termasuk ke dalam media ini adalah papan tulis,
media tiga dimensi, realita, dan sumber belajar pada masyarakat seperti
karya wisata dan kemah kerja.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

26

Pemilihan media yang tepat akan memaksimalkan kualitas tujuan yang


ingin dicapai. Dick Carey dalam Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001: 100)
memberi patokan dalam memilih media, yaitu
1) Ketersediaan sumber;
2) Ketersedian dana, tenaga, dan fasilitas;
3) Keluwesan, kepraktisan, daya tahan (umur media);
4) Efektivitas media untuk waktu yang panjang.

c. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (dalam Djamarah dan Zein, 1996: 150),
mengemukakan beberapa kriteria dalam memilih media pelajaran, sebagai berikut:
1) Ketepatan dengan tujuan pengajaran.
2) Dukungan terhadap isi bahan pelajaran. Adanya media bahan pelajaran
lebih mudah dipahami siswa.
3) Media yang digunakan mudah diperoleh, murah, sederhana dan praktis
penggunaannya.
4) Keterampilan guru dalam menggunakan media dalam proses pengajaran.
5) Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat
bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
6) Sesuai dengan taraf berpikir siswa.
Arief S. Sadiman,dkk (2007: 31-32) menjabarkan adapun syarat dan gambar yang
cocok dengan tujuan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1) Autentik, gambar tersebut haruslah secara jujur melukiskan situasi seperti kalau
orang melihat benda sekitarnya.
2) Sederhana, komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-poin
pokok dalam gambar.
3) Ukuran relatif gambar dapat memperbesarkan atau memperkecil benda
sebenarnya.
4) Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan, gambar yang baik tidak
menunjukkan objek dalam keadaan diam tetapi memperlihatkan aktivitas tertentu.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

27

5) Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan pembelajaran,
walaupun dari segi mutu kurang. Gambar karya siswa sendiri sering kali lebih
baik.
6) Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Gambar
hendaklah bagus dari sudut seni dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Sudjana & Rivai (dalam Azhar Arsyad, 2005: 128) menguraikan beberapa
pemilihan

gambar

untuk

tujuan

pembelajaran,

yaitu

mendukung

pencapaian

pembelajaran, kualitas artistik, kejelasan dan ukuran yang memadai, validitas dan
menarik. Gambar

harus benar-benar melukiskan konsep atau pesan isi yang ingin

disampaikan sehingga dapat memperlancar pencapaian tujuan. Gambar juga disesuaikan


dengan tingkat usia siswa, sederhana atau rumit sehingga siswa tidak salah menafsirkan
pesan dalam gambar itu.
d. Pengertian Media Gambar
Media gambar merupakan salah satu jenis media visual atau grafis. sesuai dengan
pendapat Arief Sadiman, dkk. (2007: 29) yang menyatakan bahwa media grafis meliputi
gambar/foto, sketsa, diagram, bagan (chart), grafik, kartun, poster, peta dan globe.
Media gambar sangat umum digunakan dalam setiap pembelajaran karena kepraktisan
dan kemudahannya dalam menggunakan, Walaupun telah banyak digunakan dalam setiap
pembelajaran, tetapi media gambar tetap mampu menyita perhatian dari siswa dan
mampu memberikan visualisasi yang lebih jelas mengenai konsep yang akan diberikan.
Media gambar adalah penyajian visual dua dimensi yang memanfaatkan
rancangan gambar sebagai sarana pertimbangan mengenai kehidupan sehari-hari,
misalnya yang menyangkut manusia, peristiwa, benda-benda, tempat, dan sebagainya.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (dalam Azhar Arsyad, 2007: 125), mengemukakan
bahwa media gambar adalah media yang mengombinasikan fakta dan gagasan secara
jelas dan kuat melalui kombinasi dan pengungkapan kata-kata dengan gambar.
Berdasar beberapa pendapat di atas, peneliti mengambil simpulan bahwa media
gambar atau sejenisnya adalah media yang memvisualisasikan konsep ke dalam sebuah
gambar atau yang menampakkan benda dan peristiwa umum digunakan di mana-mana,
dapat dimengerti dan dinikmati dalam pembelajaran, untuk mengatasi kesulitan
mendapatkan atau menampilkan benda aslinya di dalam ruangan kelas. Dengan media
gambar akan memperjelas konsep instruksi yang dikomunikasikan guru sehingga siswa
lebih mudah dimengerti dan menyerap
informasi
atau pengetahuan yang disampaikan.
commit
to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

28

e. Manfaat Media Gambar


Untuk

meningkatkan

mutu

proses

belajar-mengajar,

guru

seharusnya

menggunakan media pembelajaran sebagai perantara sehingga guru akan lebih mudah
dalam menyampaikan materi pelajaran. Oleh karena itu, seorang guru harus pandai
memilih media yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Secara umum, penggunaan media
gambar sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa.
Sesuai dengan hal itu, penggunaan media gambar dalam pembelajaran menulis
diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa.
Penggunaan media gambar dalam pembelajaran akan dapat membangkitkan
keinginan dan minat siswa, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,
dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain itu, media gambar juga
dapat berguna untuk membangkitkan gairah belajar, memungkinkan siswa untuk belajar
mandiri sesuai dengan minat kemampuannya. Dengan menggunakan media gambar pada
proses belajar mengajar dapat rnengembangkan kemampuan visual, mengembangkan
imajinasi anak, membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak
atau perstiwa yang tidak mungkin dihadirkan di dalam kelas, serta dapat membantu
mengembangkan kepribadian anak.
Peneliti dapat simpulkan bahwa manfaat media gambar dalam pembelajaran
adalah untuk membangkitkan motivasi belajar siswa dan sebagai alat komunikasi
penyampaian pesan visual yang lebih konkret sehingga pesan tersebut dapat Iebih mudah
dipahami.
Fungsi media pengajaran sebagai sumber belajar, Nana Sudjana (dalam
Djamarah, 1996: 152), merumuskan fungsi media sebagai berikut:

1) Penggunaan media dalam proses belajar mengajar bukan merupakan


fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu
untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif
2) Penggunana media pengajaran merupakan bagian yang integral dari
keseluruhan situasi mengajar.
3) Media pengajaran, penggunaannya dengan tujuan dari sisi pelajaran .
4) Penggunaan media bukan semata-mata alat hiburan, bukan sekadar
melengkapi proses belajar supaya lebih menarik perhatian siswa.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

29

5) Penggunaan

media

dalam

pengajaran

lebih

dituangkan

untuk

mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam


menangkap perhatian yang diberikan guru.
6) Pengunaan media dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi
mutu belajar mengajar.
Ketika fungsi-fungsi media pengajaran itu diaplikasikan ke dalam proses
belajar mengajar, maka terlihatlah perannya sebagai berikut:
1) Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap
suatu bahan yang guru sampaikan.
2) Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan
dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya.
3) Media sebagai sumber belajar bagi siswa.
f. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar
Arief S. Sadiman,dkk (2007: 29-31) berpendapat bahwa kelebihan dari gambar
adalah sebagai berikut:
1) Gambar sifatnya konkret, gambar lebih realistis menunjukkan pokok masalah
dibandingkan dengan media verbal; 2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan
waktu, untuk mengingat kejadian masa lampau kemarin bahkan semenit yang lalu
ataupun tempat yang jauh dari subjek, maka gambar sangat diperlukan; 3) Gambar
dapat mengatasi keterbatasan pengamatan, misal benda yang tidak dapat dilihat
oleh mata dapat disajikan dengan jelas oleh gambar; 4) Gambar dapat memperjelas
suatu masalah dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja. 5) Gambar
murah harganya dan gampang didapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan
khusus.
Selain itu, dapat diketahui bahwa kelebihan dari penggunaan media gambar
adalah media gambar relatif lebih efektif dan efisien, mampu mengonkretkan
pengetahuan yang abstrak sehingga mudah dicerna siswa. Media dan gambar dapat
menyita perhatian dan menumbuhkan motivasi siswa.
Adapun kelemahan dari media gambar menurut Arief S. Sadiman,dkk (2007: 31),
adalah sebagai berikut:
(1) gambar hanya menekankan persepsi indera mata, (2) gambar benda yang terlalu
komp1eks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran, dan (3) gambar ukurannya
sangat terbatas untuk kelompok besar. Selain itu, kelemahan yang diperhatikan
dalam penggunaan media gambar menurut Jadi, kelemahan dalam penggunaan
media gambar adalah adanya keterbatasan persepsi yaitu hanya menekankan
persepsi indera mata saja, dan perbedaan setiap anak dalam membaca gambar
tersebut.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

30

g.

Pengertian Media Gambar Berseri

Guru dapat menyampaikan pelajaran dengan menggunakan media gambar


sebagai pendukung. Penggunaan media gambar dapat membantu siswa untuk
memusatkan perhatian terhadap materi yang disampaikan. Media gambar dapat
berupa gambar berseri maupun gambar lepas. Gambar berseri merupakan
sejumlah gambar yang menggambarkan suasana yang sedang diceritakan dan
menunjukkan adanya kesinambungan antara gambar yang satu dengan lainya,
sedangkan gambar lepas merupakan gambar yang menunjukan situasi ataupun
tokoh dalam cerita yang dipilih untuk menggambarkan situasi-situasi tertentu,
antara gambar satu dengan yang lainya tidak menunjukan kesinambungan (Ella
Farida Tizen, 2008).
Sesuai penjelasan di atas, dapat disimpulkan pengertian gambar berseri
adalah media pembelajaran yang digunakan oleh guru yang berupa gambar datar
yang mengandung cerita dengan urutan tertentu sehingga antara satu gambar
dengan gambar yang lain memiliki hubungan cerita dan membentuk satu
kesatuan.
Media gambar berseri merupakan golongan atau jenis media visual datar.
Media gambar berseri memiliki kelebihan sebagai berikut:
1) Umumnya murah harganya, media gambar mengunakan kertas sebagai
bahan baku sehingga harga relatif murah.
2) Mudah didapat, untuk mendapatkannya guru bisa menggandakan dengan
cara memfotokopi.
3) Mudah digunakan, penggunaan media ini cukup dilihat dengan mata saja
tanpa ada penngunaan alat lain sebagai penyerta.
4) Dapat memperjelas suatu masalah
5) Lebih realitas
6) Dapat membantu mengatasi keterbatasan pengamatan
7) Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
Namun demikian, media visual juga memiliki keterbatasan antara lain:
1) Semata-mata hanya medium visual
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

31

2) Ukuran gambar sering kali kurang tepat untuk pengajaran dalam kelompok
besar
3) Memerlukan ketersediaan sumber dan keterampilan dan kejelian guru
untuk dapat memanfaatkanya.
h.

Media Gambar Seri sebagai Media Pembelajaran

Dalam kriteria pemilihan media disinggung bahwa media digunakan harus


sesuai dengan taraf berpikir anak didik. Demikian pula dalam pembelajaran
menulis narasi di SD. Penggunaan media gambar seri dirasakan sangat tepat untuk
membantu siswa dalam keterampilan menulis. Dengan melihat gambar, siswa
dapat menarik isi simpulan dari gambar tersebut, kemudian dapat menguraikan
dalam bentuk tulisan. Berkaitan dengan penggunaan media gambar, Purwanto dan
Alim (1997: 63) mengemukakan bahwa penggunaan media gambar untuk melatih
anak menentukan pokok pikiran yang mungkin akan menjadi karangan-karangan.
Tarigan (1997: 210) mengemukakan bahwa menulis melalui media gambar seri
berarti melatih dan mempertajam daya imajinasi siswa. Bertolak dari uraian di
atas, dapat ditarik simpulan bahwa cerita gambar seri adalah cara atau daya upaya
dalam menyusun atau menulis suatu tulisan dengan menerjemahkan isi pesan
visual (gambar seri) ke dalam bentuk tulisan.
Atas dasar uraian tersebut di atas, hendaknya guru mempertimbangkan
penggunaan media gambar seri dalam pelaksanaan proses belajar mengajar
terutama dalam pengajaran menulis narasi. Hal ini dengan alasan bahwa dengan
gambar dapat merangsang imajinasi seorang siswa supaya suka bercerita tentang
gambar yang dilihatnya sehingga selanjutnya diharapkan siswa tersebut dapat
mampu menulis narasi sesuai dengan tema, ide, pengalaman dan kejadiannya.

B.Penelitian yang Relevan


Penelitian tentang pembelajaran menulis telah banyak dilakukan oleh
banyak pihak, baik yang berbentuk studi kasus maupun berbentuk penelitian
tindakan kelas (PTK). Penelitian yang dapat dijadikan bukti bahwa media gambar
seri dapat meningkatkan kemampuan menulis adalah penelitian oleh Dewi Winarti
commit to user
Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menulis Karangan Narasi melalui

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

32

Penggunaan Media Gambar Seri di kelas V SD N Tempel Gatak Sukoharjo.


Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa media gambar dapat meningkatkan
kemampuan menulis karangan narasi. Penelitian ini relevan dalam hal
penggunaan media.
Elen Inderasari (2007), dengan judul Penggunaan Media Gambar Karikatur
dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis
Argumentasi pada Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2006/2007
menyimpulkan bahwa penggunaan media gambar karikatur dapat: (1) meningkatkan
kualitas proses pembelajaran keterampilan menulis argumentasi siswa kelas X SMA
Negeri 5 Surakarta, yaitu siswa menjadi berminat dan antusias dalam proses belajar
mengajar; (2) meningkatkan kualitas hasil pembelajaran menulis argumentasi siswa kelas
X SMA Negeri 5 Surakarta, yaitu keterampilan menulis argumentasi siswa meningkat
dan siswa mampu menulis dengan kalimat, ejaan, pengembangan argumen dan ide
dengan baik.

C.Kerangka Berpikir
Pembelajaran menulis di SD Negeri Wonoharjo 1 selama ini masih belum
menggunakan media, guru menggunakan metode ceramah, dan keaktifan siswa
dalam bertanya pada guru masih kurang. Hal ini berdampak pada waktu
pembelajaran yang kurang efektif karena siwa sulit menuangkan gagasan dalam
bentuk tulisan yang logis. Keadaan seperti ini ditandai oleh awal yang sangat
mencolok, siswa merasa bingung harus mulai bercerita dari mana.
Tidak dapat dimungkiri bahwa hal tersebut di atas berakibat pada
rendahnya prestasi keterampilan menulis siswa. Situasi inilah yang ingin
diperbaiki oleh peneliti. Untuk mengatasinya, dipilihlah penggunaan media
gambar berseri. Melalui pemilihan media ini, siswa diharapkan mampu menulis
narasi dengan baik, mudah memulai tulisan. Kemampuan menulis mencakup
kemampuan memahami apa yang ditulis orang lain dan kemampuan
menggunakan bahasa Indonesia untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan
gagasan secara tertulis sesuai dengan situasi dan kondisi.
Menulis merupakan salah satu komponen keterampilan berbahasa yang
commit to user
penting untuk dimiliki oleh semua siswa. Keterampilan menulis merupakan salah

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

33

satu keterampilan berbahasa yang paling tinggi tingkatnya. Menulis merupakan


suatu proses penugasan ide atau gagasan dalam bentuk paparan bahasa tulis yang
berupa rangkaian simbol-simbol bahasa atau huruf (Nurhadi, 1995: 343)
Kondisi Awal

Kemampuan Siswa

Kemampuan Guru
1) Guru mengajar dengan metode
ceramah tanpa memberikan contoh
karangan
2) Guru kurang memberi kesempatan
bertanya siswa saat pembelajaran
berlangsung
3) Guru kurang menggunakan media
dalam pembelajaran menulis

1) Kemampuan siswa menulis siswa rendah


2) Siswa pasif selama pembelajaran berlangsung
3) Minat dan motivasi siswa terhadap
pembelajaran menulis rendah
4) Perhatian dan konsentrasi siswa selama
pembelajaran menulis rendah
5) Kualitas hasil menulis siswa rendah

Kolaborasi
Peneliti + guru
Proses Belajar-mengajar
Penerapan Media Gambar Berseri dalam
Pembelajaran Menulis

Kondisi Akhir
1) Kemampuan siswa meningkat
2) Siswa tertarik pada pembelajaran
menulis
3) Siswa aktif selama pembelajaran
berlangsung
4) Perhatian dan konsentrasi siswa selam
pembelajaran menulis rendah
5) Kualitas hasil menulis siswa meningkat

Kondisi Akhir
1) Guru mengajar dengan metode, ceramah,
tanya jawab dan memberikan contoh
karangan
2) Guru memberi kesempatan bertanya
siswa saat pembelajaran berlangsung
3) Guru sudah menggunakan media dalam
pembelajaran menulis

commit to user
Gambar 1.Kerangka Berpikir.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

34

D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada perumusan masalah dengan anggapan dasar yang telah
diuraikan di atas, peneliti dapat mengemukakan hipotesis tindakan sebagai
berikut:
Dengan menerapkan media gambar seri pada pembelajaran Bahasa Indonesia
tentang pembelajaran menulis, maka dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran
dan kualitas hasil pembelajaran menulis narasi di kelas IV SDN 1 Wonoharjo Desa
Wonoharjo Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat Penelitian dilaksanakan di SDN 1 Wonoharjo Desa Wonoharjo
Kecamatan Wonogiri Kabupaten Wonogiri. Sekolah ini memiliki enam ruangan
kelas (I, II, III, IV, V, dan VI), ruang guru, ruangan perpustakaan, serta memiliki
WC Guru dan Siswa. Jam masuk sekolah dari kelas I s/d VI adalah pukul 07:15.
Sekolah ini dipimpin oleh Suyanto A.Ma.Pd. Kelas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kelas IV.
Penelitian akan dilaksanakan enam bulan, dari mulai data awal sampai
memperoleh data yang sebenarnya atau sampai selesai dengan jadwal yang telah
ditentukan.
Tabel 3. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
No

Kegiatan

Bulan
Des

Jan

Feb

Persiapan survei awal sampai -x--

xx--

xxx-

Mar

Apr

Mei

penyusunan proposal
2

Pengumpulan data
Prasiklus

---x

Pelaksanaan siklus 1

x---

Pelaksanaan siklus 2

-x--

Pelaksanaan siklus 3

--x-

Analisis data

xxxx

xx--

Penyusunan laporan

xxxx

xxxx

xxxx

B. Pendekatan Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan penelitian
tindakan kelas (classroom action research) yang bertujuan untuk melakukan
perbaikan terhadap pendidikan sambil melakukan proses belajar-mengajar.
commit to user
35

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

36

Pada hakikatnya penelitian tindakan kelas merupakan suatu siklus yang


terdiri atas adanya masalah, rencana tindakan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi.
Hal ini disebabkan masalah yang dihadapi tidak langsung dapat diselesaikan
dalam suatu tindakan sehingga perlu adanya tindakan perbaikan lanjutan terhadap
masalah yang belum terselesaikan. Dengan demikian, pelaksanaan tindakan kelas
cenderung dilakukan lebih dari satu kali untuk lebih memahami apa yang
dimaksud PTK, perlu diketahui karakteristik dari PTK itu sendiri. Menurut
Rochman (2004:119) karakteristik PTK meliputi:
1) Merupakan prosedur penelitian di tempat kejadian yang dirancang untuk
menanggulangi masalah nyata di tempat yang bersangkutan;
2) Diterapkan secara kontekstual, artinya variabel-variabel atau faktor-faktor
yang telah ditelaah selalu terkait dengan keadaan dan suasana penelitian;
3) Terarah pada perbaikan dan peningkatan mutu kinerja guru di kelas;
4) Bersifat fleksibel
5) Banyak mengandalkan data yang diperoleh secara langsung dan pengamatan
atas perilaku serta refleksi peneliti;
6) Bersifat situsional dan spesifik, umumnya melaksanakan dalam bentuk studi
kasus.

C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 1 Wonoharjo Wonogiri
sejumlah 13 siswa terdiri dari 6 putri 7 putra. Selain siswa, subjek penelitian ini
adalah guru kelas. Pihak yang bertindak sebagai guru mata pelajaran adalah
Bapak Rinto Raharjo.

D. Sumber Data Penelitian


Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

1. Peristiwa Pembelajaran
Data yang dikumpulkan yaitu tentang pelaksanaan pembalajaran
menulis narasi di kelas IV SDN 1 Wonoharjo baik sebelum tindakan (survei
commit to user
awal) serta saat dikenai tindakan.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

37

2. Informan (guru kelas)


a. Guru kelas
Data yang dikumpulkan, yaitu data tentang pelaksanaan
pembelajaran menulis narasi yang dilakukan oleh guru, hambatanhambatan yang dihadapi serta usaha-usaha yang ditempuh guru
untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
b. Siswa kelas IV SDN 1 Wonoharjo
Data yang dikumpulkan, yaitu data mengenai proses
pembelajaran menulis narasi serta kesulitan yang ditemui siswa saat
menulis narasi.
3. Dokumen
Data yang dikumpulkan antara lain: Rencana Pembelajaran (RP), foto
kegiatan pembelajaran menulis narasi, hasil tes siswa berupa karangan serta
hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan siswa maupun guru kelas.

E. Teknik Pengumpulan Data


Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Berikut ini penjelasannya.
1. Wawancara
Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang digunakan
untuk mendapat informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi,
apersepsi, dan keyakinan dari individu atau responden. Wawancara ini
dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan
sumber data.
2. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik evaluasi nontes yang biasa
dilakukan kapan saja. Obsevasi adalah teknik atau cara untuk mengamati
suatu keadaan atau suatu kagiatan (tingkah laku) (Kartadinata, 1998: 34).
Penulis menggunakan teknik observasi ini untuk mengamati keadaan
siswa sebelum, sedang, dan sesudah pembelajaran menulis narasi dengan
commit to user
menggunakan media gambar berseri.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

38

3. Dokumen
Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang diperoleh dari hasil
tes dan nontes. Metode dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pengambilan gambar (foto). Dokumentasi merupakan data yang cukup
penting sebagai bukti terjadinya suatu peristiwa. Dalam penelitian ini,
peneliti memandang perlu menggunakan dokumentasi sebagai salah satu data
instrumen nontes. Foto yang diambil sebagai sumber data dapat memperjelas
data yang lain. Hasil dari pengambilan gambar ini dideskripsikan dan
dipadukan dengan data lain. Pengambilan gambar dilakukan pada saat siswa
melakukan beberapa aktivitas, yaitu menulis narasi dan pada saat guru
memberikan bimbingan kepada siswa saat pembelajaran.

F. Uji Validitas Data


Agar hasil penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka
peneliti menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi memiliki tujuan untuk
mengecek kebenaran data tertentu melalui kegiatan membandingkan dengan data
yang diperoleh dari sumber lain, pada berbagai fase penelitian lapangan, pada waktu
yang berlainan, dan sering menggunakan metode yang berlainan (S. Nasution,
1992:115).
Pada penelitian ini, peneliti membandingkan data yang diperoleh dari
berbagai sumber atau triangulasi sumber. Informan yang dijadikan sumber adalah
kepala sekolah, guru, dan siswa.

G. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis kritis. Teknik tersebut mencakup kegiatan untuk mengungkapkan
kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar-mengajar
yang terjadi di dalam kelas selama penelitian berlangsung. Kriteria dalam teknik
ini berdasarkan kajian teoretis yang dipaparkan di depan. Hasil analisis tersebut
kemudian dijadikan sebagai dasar untuk menyusun rencana tindakan berikutnya
commit
to user secara bersama-sama antara guru
sesuai siklus yang ada. Analisis data
dilakukan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

39

dan peneliti sebab penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk kerja sama
antara peneliti dengan guru.

H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan rangakaian tahapan penelitian dari awal
sampai akhir penelitian. Setiap tindakan menunjukkan peningkatan indikator
tersebut yang dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus tediri
dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus
berikutnya. Dalam penelitian ini, direncanakan dalam tiga siklus.
Prosedur yang diterapkan dalam penelitian ini meliputi tahap-tahap
sebagai berikut ini.

permasalahan

Slikus I
Permasalahan baru
hasil refleksi

Siklus II

Apabila permasalahan
belum terselesaikan

Perencanaan
tindakan I

Pelaksanaan tindakan I

Refleksi I

Pengamatan/
pengumpulan data I

Perencanaan
tindakan II

Pelaksanaan tindakan I

Refleksi II

Pengamatan/
pengumpulan data I

Dilanjutkan ke siklus
berikutnya

Gambar 2. Alur Penelitian Tindakan Kelas


(Suhardjono dalam Suharsisni Arikunto, Suhardjono dan Supardi, 2008: 74)
Langkah-langkah penelitian sebagai berikut:
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

40

a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan tindakan, kali pertama peneliti meminta izin
kepada kepala sekolah untuk melakukan penelitian, untuk melakukan tindakan
kelas, kemudian menyiapkan indikator yang akan diteliti beserta tolok ukur
keberhasilan penelitian yang dilaksanakan. Kemudian mencari guru yang akan
dijadikan kolaborasi yang paham tentang mata pelajaran yang menjadi sumber
PTK.
Pada penelitian ini yang dijadikan tolok ukur pelaksanaan media
pembelajaran, yaitu mengarang dengan menggunakan media gambar seri, yaitu (a)
siswa mampu membuat karangan dengan menggunakan media gambar seri, (b)
Siswa mampu menyusun cerita gambar seri dengan tidak mengulang kata-kata
lalu, (c) Siswa mampu membuat karangan sesuai dengan topik. Menurut
Sudarsono dalam Kasbolah penetapan tindakan dalam peneliti didasarkan atas (a)
kajian teori atau penelitian yang relavan, (b) kesanggupan guru yang akan diteliti,
(c) kemampuan siswa, dan (d) fasilitas dan sarana prasarana yang tersedia atau
yang memadai, (e) iklim suasana di kelas dan fasilitas di sekolah. Atas dasar
kelima aspek di atas, penulis memilih media pembelajaran menulis narasi dengan
menggunakan media gambar seri untuk menyelesaikan permasalahan tentang
pembelajaran menulis narasi.
b.Pelaksanaan Tindakan
Pelaksaaan tindakan yang dilaksanakan dalam pembelajaran adalah kinerja
guru dalam melaksanakan atau menerapkan media gambar seri dan aktivitas siswa
selama dilaksanakan atau diterapkan media gambar seri. Guru memberikan mata
pelajaran tentang menulis narasi dengan menggunakan media gmbar seri, dengan
tahapan sebagai berikut:
Tahapan awal pembelajaran, guru menyampaikan materi pembelajaran
tentang menulis narasi, lalu guru menerangkan cara menulis narasi dengan
menggunakan media gambar seri .
Guru memperlihatkan materi pembelajaran menulis narasi dengan
menggunakan media gambar seri. Guru memperlihatkan bahan yang akan
commit to user
diajarkan yaitu gambar seri. Tahapan inti pembelajaran adalah siswa membuat

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

41

karangan dengan menggunakan gambar seri yang sudah disediakan di depan


kelas. Siswa diberi keleluasaan untuk membuat karangan dengan gambar yang
telah disediakan di depan kelas sehingga siswa akan berkreasi atau akan membuat
karangan menurut pengamatan siswa tentang gambar yang dipampang di papan
tulis. Guru mengumpulkan hasil kreasi siswa atau hasil membuat karangan, lalu
guru bersama-sama siswa mengoreksi hasil tulisan yang dibuat siswa dengan
media pembelajaran menggunakan media gambar seri. Sesudah mendapatkan
hasilnya lalu guru mengulangi pelajaran yang sudah disampaikan tadi sehingga
siswa akan lebih jelas tentang materi pelajaran yang diajarkan.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan pada waktu penelitian atau pada waktu
pelaksanaan tindakan, penerapan media gambar seri dilaksanakan oleh guru kelas,
peneliti sebagai observer yang akan mengobservasi tentang kinerja guru praktikan
selama penerapan media gambar seri dan mengobservasi aktivitas siswa dalam
pembelajaran berlangsung.
Dalam mengobservasi harus mendapatkan data yang sesungguhnya yang
yata yang terdapat di lapangan, pada saat belajar di lapangan harus mencatat
catatan hasil di lapangan. Pada tahapan ini, diharapkan dapat dikenali sedini
mungkin apakah tindakan akan mengarah terhadap terjadinya perubahan positif
dalam proses belajar sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, juga digunakan
untuk menilai apakah pelaksanaan pembelajaran telah sesuai dengan yang sudah
direncanakan.

d. Refleksi
Refleksi merupakan bagian yang sangat penting untuk memahami dan
memberikan makna terhadap proses dan hasil pembelajaran yang terjadi yang
dilakukan dengan (a) pada saat memikirkan tindakan yang akan dilakukan (b)
ketika tindakan sedang dilakukan, (c) setelah tindakan dilakukan, adapun kegiatan
yang dilakukan pada saat merefleksi, melakukan analisis, dan mengevaluasi atau
mendiskusikan data yang harus diperoleh, penyusunan rencana tindakan yang
hasil diperoleh melalui kegiatan observasi.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

42

Data yang telah dikumpulkan dalam observasi harus secepatnya dianalisis


atau diinterprestasikan (diberi makna) sehingga dapat segera diberi tindakan yang
dilakukan untuk mencapai tujuan. Jika setelah diinterprestasikan data tersebut
belum mencapai tujuan yang diharapkan, maka peneliti dan observer melakukan
langkah-langkah perbaikan untuk diterapkan pada siklus selanjutnya. Akan tetapi,
jika pada pelaksanaan refleksi terhadap halhal dianggap baik, maka hal- hal yang
baik tersebut harus terus digali.

I. Indikator Keberhasilan Penelitian


Untuk mengetahui ketercapaian tujuan penelitian di atas, dapat dilihat dari
indikator keberhasilan penelitian berikut ini:
Tabel 4. Indikator Ketercapaian Tujuan Penelitian
Aspek yang Diukur

Prosentase

Cara Mengukur

Target Capaian
Keaktifan siswa, minat

70%

Diamati

saat

pembelajaran

dengan

dan kemampuan siswa

menggunakan lembar observasi oleh

dalam pengembangan

peneliti dan dihitung dari jumlah siswa

ide selama

yang menampakkan keaktifan di saat

pembelajaran menulis

pembelajaran

narasi.

berupa karangan dan dihitung dari

dan hasil kerja siswa

jumlah siswa yang mampu menulis


narasi dengan baik.
Ketuntasan hasil belajar

75%

Diamati dari hasil kerja siswa berupa

(keterampilan menulis

karangan dan dihitung dari jumlah siswa

narasi siswa dengan

yang memperoleh nilai menulis narasi

menyusun kalimat yang

mencapai standar ketuntasan belajar

runtut, memperhatikan

minimal 65 untuk mata pelajaran Bahasa

aspek menulis meliputi

Indonesia

isi, organisasi, kosakata,


penggunaan bahasa,
mekanik)

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
1.

Survei Awal

a. Pelaksanaan Survei Awal


Pelaksanaan survei awal ini dilaksanakan pada hari Kamis, 11 Desember
2009 selama 2 jam pelajaran (2x35 menit) di ruang kelas IV SDN Wonoharjo 1
Wonogiri. Dalam pelaksanaannya, guru bertindak sebagai pengendali jalannya
kegiatan belajar mengajar, sedangkan peneliti melakukan observasi terhadap
proses pembelajaran. Peneliti bertindak sebagai partisipan pasif dengan duduk di
kursi paling belakang untuk mengamati pengendali jalannya pembelajaran.
Adapun urutan tindakan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
1) Guru memberikan apresepsi dengan menggali pengalaman siswa dalam
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi menulis.
2) Guru menjelaskan mengenai materi menulis narasi dan siswa menyimak.
3) Guru menugasi siswa menulis narasi.
4) Siswa mengerjakan tugas.
5) Siswa mengumpulkan tugas.
6) Guru mengakhiri pelajaran.
b. Obervasi dan Interpretasi
Peneliti mengamati guru yang sedang mengajar di kelas dengan materi
keterampilan menulis narasi. Pengamatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 11
Desember 2009. Guru mengajarkan materi menulis narasi hanya menggunakan
metode mengajar yang biasa digunakan oleh guru yang bersangkutan, yaitu
menjelaskan materi dengan metode ceramah. Kemudian siswa langsung diberi
tugas untuk membuat tulisan narasi.
Sementara itu, peneliti mengadakan observasi sebagai partisipan pasif
terhadap kegiatan pembelajaran yang dipimpin oleh guru. Peneliti mengambil
posisi di kursi paling belakang agar dapat mengamati jalannya pembelajaran
commit to user
43

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

44

berdasarkan kegiatan tersebut. Secara garis besar diperoleh gambaran tentang


jalannya kegiatan belajar mengajar (KBM) Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai
berikut.
1) Sebelum mengajar, guru membuat rencana pembelajaran yang akan
dijadikan sebagai pedoman dalam mengajar. Rencana pembelajaran
tersebut sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut,
yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pembuatan
rencana pembelajaran ini tidak melibatkan peneliti.
2) Guru sudah melaksanaan kegiatan pembelajaran keterampilan menulis
narasi dengan benar, yaitu dengan konseptual. Artinya, guru mengajar
dengan arah dan tujuan yang jelas dan terencana pada awal
pembelajaran, guru dengan jelas mengemukakan apa yang akan
diajarkan pada hari itu kepada siswa, yaitu cara membuat karangan.
Sebelum menugasi siswa membuat karangan, guru terlebih dulu
menjelaskan mengenai karangan dan langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam menyusun karangan.
3) Guru menugasi siswa untuk langsung membuat karangan sesuai pada
gambar yang telah diamatinya.
4) Beberapa kelemahan yang dimiliki oleh guru yang terlihat dalam
kegiatan tindakan ini yaitu
a) Guru tidak memberikan umpan balik kepada siswa, tentang seberapa
jauh tingkat pemahaman siswa setelah materi tersebut disampaikan.
b) Posisi guru lebih banyak berada di depan kelas menyebabkan ia
kurang berinteraksi dengan siswa sehingga ia tidak dapat memonitor
siswa yang berada di bagian belakang kelas saat mengerjakan
menulis narasi.
c) Guru tidak menggunakan alat ajar lain selain buku pedoman.
Kelemahan yang bersumber dari siswa ditemukan beberapa hal sebagai
berikut.
a) Siswa terlihat belum sepenuhnya aktif dalam pembelajaran. Mereka
commit to user
lebih banyak bercanda dengan guru dan temannya.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

45

b) Siswa masih kesulitan dalam membuat karangan. Hal ini terbukti


saat mengajarkan materi banyak siswa yang bertanya-tanya kepada
teman, tetapi tidak menanyakan dengan guru. Selain itu, mereka
takut dalam menulis. Ditinjau dari segi hasil, ada delapan siswa atau
sekitar 62% yang mendapat nilai di bawah 65 dalam tugas menulis
narasi.
5) Hasil observasi terhadap proses pembelajaran tersebut diperoleh
gambaran tentang keaktifan dan aktivitas siswa selama kegiatan belajarmengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut.
a) Siswa yang aktif selama pembelajaran sebanyak tiga siswa atau
sekitar 23% sedangkan 10 siswa atau 77% lainnya tampak diam,
berbicara dengan temannya, melamun, menelungkupkan kepalanya
di atas meja, dan memainkan benda-benda tertentu (pulpen,
penggaris, buku, dll).
b) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa diperoleh lima siswa atau sekitar
46% siswa sudah mampu menulis narasi dengan baik, yakni
mendapat nilai di atas 65 sedangkan delapan siswa atau sekitar 62%
siswa masih perlu perbaikan. Hal ini disebabkan karena siswa belum
sepenuhnya paham terhadap materi.

Tabel 5. Nilai Proses Pembelajaran Menulis narasi Prasiklus

Indikator

No

Nama

Perhatian

Memerhat

Perhatian

terhadap

ikan

terhadap

kegiatan

penjelasan

gambar

pembelajaran

guru

Kesungguhan siswa
dalam
mengerjaka
n

Nilai

Keterangan

menulis
1
2

Anisa Rurohmah
Aulia Fahma F
Putrid

4
3

17

Sangat baik

13

Baik

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

46

4
5
6
7
8
9
10

Lilis
Setyaningsih
Melly
Rahmawati
Reza Nuerbela
Rezky Ayu
Pangestik
Amir
Ananda Agung
J.P
Deny Tri Saputra
Gadit Aryo
Sadewo

10

Sedang

10

Sedang

10

Sedang

11

Sedang

11

Sedang

11

Sedang

Kurang

11

Sedang

11

Sidik Prasetyo

Kurang

12

Toni Nugroho

14

Baik

13

Bayu Pangestu

10

Sedang

Tabel 6. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis narasi Prasiklus

Aspek penilaian
No

Nama

Isi

Organisasi

Kosakata

Penggunaan

(13-30)

(7-20)

(7-20)

bahasa

Nilai

Keteran
gan

(5-25)
1
2

Anisa Rurohmah

21

17

18

23

84

Aulia Fahma F

20

18

14

22

79

Putrid

Lilis Setyaningsih

17

13

13

17

64

Melly Rahmawati

23

16

15

19

76

Reza Nuerbela

14

10

10

11

47

Rezky Ayu

18

12

11

18

63

12

11

11

51

6
7

Pangestik
Amir

15

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

47

Ananda Agung J.P

22

16

11

12

65

Deny Tri Saputra

13

10

10

10

46

10

Gadit Aryo Sadewo

14

14

10

50

11

Sidik Prasetyo

13

34

12

Toni Nugroho

20

18

17

22

82

13

Bayu Pangestu

22

13

12

11

62

Jumlah

803

Rata-rata

61,76

c. Analisis dan Refleksi


Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dan peneliti melakukan analisis
dan refleksi sebagai berikut.
1) Posisi guru tidak hanya di depan kelas ketika memberikan penjelasan
kepada siswa. Guru juga harus berkeliling untuk memonitor siswa yang
berada di kursi paling belakang agar mereka juga ikut aktif dalam kegiatan
belajar-mengajar. Jadi, perhatian guru bisa menyeluruh dan semua siswa
merasa diperhatikan.
2) Agar siswa menjadi antusias dengan pembelajaran menulis narasi, perlu
untuk melakukan inovasi dan mencari media alternatif yang dapat
digunakan untuk menunjang pengajaran materi menulis narasi siswa.
3) Siswa

perlu

diberi

tambahan

pengetahuan

tentang

ejaan

yang

disempurnakan (EYD) serta tata kalimat dari paragraf yang benar.

B. Pelaksanaan Penelitian
Proses penelitian ini silakukan dalam tiga siklus yang masing-masing
terdiri atas empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi
dan interpretasi, dan analisis dan refleksi.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

48

1. Siklus Pertama
a.

Perencanaan Tindakan I
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin, 1 Maret 2010 di ruang guru.

Peneliti dan guru kelas mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan
dalam proses penelitian ini. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan
pada siklus pertama ini dilaksanakan pada hari Kamis, 4 maret 2010 (dua jam
pelajaran).
Tahap perencanaan tindakan 1 meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran menulis narasi
dengan media gambar berseri, yakni dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a) Guru membuka pelajaran
b) Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa yang
berkaitan dengan materi menulis narasi.
c) Guru menjelaskan materi menulis narasi dan siswa menyimak.
d) Guru memberikan contoh secara lisan berdasarkan gambar berseri.
e) Guru membagikan gambar berseri kepada masing-masing siswa.
f) Siswa mengerjakan tugas.
g) Siswa mengumpulkan tugas
h) Guru menugasi siswa untuk membacakan pekerjaannya di depan kelas
i) Guru mengakhiri pelajaran.
2) Guru dan peneliti menyusun rencana pembalajaran (RP) untuk materi
menulis narasi berdasarkan silabus dari sekolah.
3) Peneliti dan guru mempersiapkan media pembelajaran berupa gambar
berseri
4) Peneliti dan guru menyusun instrument penelitian berupa tes. Instrumen
tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa dalam menulils narasi. Contoh hasil
pekerjaan siswa dapat dilihat dalam lapiran. Gambar berseri yang dipilih
guru dan peneliti.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

49

b. Pelaksanaan Tindakan I
Pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
Kamis, 4 Maret 2010 selama dua jam pelajaran (2 X 30 menit) di ruang kelas IV
SDN Wonoharjo 1 Wonogiri. Dalam pelaksanaan tindakan I pertemuan pertama
ini, guru bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan belajar-mengajar,
sedangkan peneliti melakukan observasi terhadap proses pembelajaran. Peneliti
bertindak sebagai partisipan pasif dengan duduk di kursi paling belakang untuk
mengamati jalannya pembelajaran.
Adapun urutan pelaksanaan tindakan tersebut sebagai berikut:
1) Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa dalam
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan materi menulis.
2) Guru menjelaskan mengenai materi menulis narasi dan siswa menyimak.
Materi yang disampaikan misalnya tentang pengertian menulis narasi,
struktur karangan, dan contoh-contoh tulisan karangan meskipun secara
lisan
3) Guru membagikan gambar berseri kepada masing-masing siswa.
4) Siswa mengerjakan tugas.
5) Siswa mengumpulkan tugas
6) Siswa disuruh maju membacakan tugasnya, tapi hanya ada satu siswa yang
bersedia maju, itu pun setelah ditunjuk oleh guru.
7) Guru menutup pembelajaran hari tersebut.
c.

Observasi dan Interpretasi


Peneliti mengamati guru yang sedang mengajar di kelas dengan materi

keterampilan menulis narasi. Pengamatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 4


Maret 2010. Dengan kesempatan tersebut, guru menjelaskan materi keterampilan
menulis narasi tidak hanya menggunakan metode mengajar yang biasa digunakan
oleh guru yang bersangkutan, yaitu menjelaskan materi dengan metode ceramah,
tapi juga dengan sebuah inovasi yakni dengan penggunaan media yang berupa
gambar berseri yang telah dipersiapkan sebelumnya. Siswa yang mendapat nilai
terbaik diberi hadiah. Mereka terlihat senang.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

50

Sementara itu, peneliti mengadakan observasi sebagai partisipan pasif


terhadap kegiatan pembelajaran yang dipimpin oleh guru. Peneliti mengambil
posisi di kursi paling belakang agar bisa mengamati jalannya pembelajaran.
Berdasarkan kegiatan tersebut, secara garis besar diperoleh gambaran tentang
jalannya kegiatan belajar-mengajar (KBM) Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai
berikut.
1) Sebelum mengajar, guru telah membuat rencana pembelajaran yang akan
dijadikan sebagai pedoman dalam mengajar. Rencana pembelajaran
tersebut sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah tersebut, yakni
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
2) Guru sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran keterampilan menulis
narasi dengan benar, yaitu dengan cara konseptual. Artinya, guru mengajar
dengan arah dan tujuan yang jelas dan terencana. Pada awal pembelajaran,
guru dengan jelas mengemukakan apa yang akan diajarkan hari itu kepada
siswa, yaitu cara membuat karangan. Sebelum menugasi siswa membuat
karangan, guru terlebih dahulu menjelaskan mengenai pengertian karangan
dan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menyusun karangan.
3) Setelah penyampaian materi pelajaran, guru mengajak siswa untuk
mengamati gambar berseri yang telah dipersiapkan sebelumnya, yakni
gambar berseri yang bertema banjir. Siswa disuruh untuk mengamati
gambar berseri dan mereka-reka cerita dalam gambar tersebut dengan
saksama. Usai mengamati gambar tersebut, guru menugasi siswa untuk
langsung membuat karangan sesuai dengan gambar yang telah diamatinya.
4) Guru memotivasi beberapa siswa untuk membacakan hasil karanganya ke
depan kelas. Namun, tidak ada siswa yang mau, kemudian guru menunjuk
beberapa siswa dan meminta siswa yang lain untuk mencermati dan
memberikan komentar serta masukan.
5) Beberapa kelemahan yang dimiliki oleh guru yang terlibat dalam tindakan
ini, yaitu
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

51

a) Guru tidak memberikan umpan balik kepada siswa, tentang


seberapa jauh tingkat pemahaman siswa setelah materi tersebut
disampaikan.
b) Posisi guru lebih banyak di depan kelas yang menyebabkan ia
kurang berinteraksi dengan siswa sehingga ia tidak dapat
memonitor siswa yang berada di bagian belakang kelas saat
mengerjakan tugas menulis narasi.
Kelemahan yang bersumber dari siswa ditemukan beberapa hal
sebagai berikut.
a) Siswa terlihat belum sepenuhnya aktif dalam pembelajaran.
Mereka lebih banyak bercanda dengan guru dan temannya.
b) Siswa masih kesulitan dalam membuat karangan. Hal ini terbukti,
saat mengerjakan banyak siswa yang bertanya-tanya kepada teman.
Selain itu. mereka takut salah dalam menulis. Ditinjau dari segi
hasil hanya 5
c) siswa atau sekitar 38% yang sudah cukup baik dalam menulis
narasi.
Kelemahan yang ditemukan dari segi media berupa:
a) ukuran gambar yang digunakan terlalu kecil sehingga mengganggu
pengamatan siswa;
b) gambar yang diberikan tidak berwarna sehingga kurang menarik.
6) Hasil observasi terhadap proses pembelajaran tersebut diperoleh gambaran
tentang keaktifan dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar-mengajar
berlangsung, yaitu sebagai berikut:
a) Siswa yang aktif selama pembelajaran sebanyak 5 siswa atau
sekitar 38%, sedangkan 8 siswa atau 62 % lainnya tampak diam,
berbicara dengan temannya, melamun, menelungkupkan kepalanya
di atas meja, dan memainkan benda-benda tertentu (pulpen,
penggaris, buku, dan sebagainya).
b) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa didapat 7 siswa atau sekitar 54
commit to user
% siswa sudah mampu menulis narasi dengan baik, yakni

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

52

mendapat nilai > 65, sedangkan 6 siswa atau sekitar 46 % siswa


masih perlu perbaikan.
Hal ini disebabkan siswa belum paham sepenuhnya terhadap materi
menulis narasi.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

53

Tabel 7. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Narasi Siklus I


Indikator

Nama

No.

Perhatian

Kesunggu-

Perhatian

penjelasan

terhadap

guru

gambar

18

Sangat baik

15

Baik

17

Baik

14

Baik

terhadap

menulis

Anisa

Ket

kan

kegiatan

Memerhati

Nilai

han siswa
dalam
mengerjakan

Rurohmah
2

Aulia Fahma F
Putri

Lilis
Setyaningsih

Melly
Rahmawati

Reza Nuerbela

10

Sedang

Rezky Ayu

13

Sedang

Pangestik
7

Amir

11

Sedang

Ananda Agung

13

Sedang

11

Sedang

11

Sedang

J.P
9

Deny Tri
Saputra

10

Gadit Aryo
Sadewo

11

Sidik Prasetyo

Kurang

12

Toni Nugroho

14

Baik

13

Bayu Pangestu

12

Sedang

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

54

Tabel 8. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Narasi Siklus I


No

Nama

Aspek penilaian
Isi

Organisasi

Kosa

Pengg

Mekanik

(13-30)

( 7-20 )

kata

bahasa

( 2-5 )

( 7-20 )

( 5-25)

Nilai

Ket

Anisa Rurohmah

24

17

18

23

87

Tuntas

Aulia Fahma F

27

18

14

22

86

Tuntas

Putrid
3

Lilis Setyaningsih

17

14

13

17

65

Tuntas

Melly Rahmawati

27

16

15

19

80

Tuntas

Reza Nuerbela

14

10

10

11

47

Tidak
tuntas

Rezky Ayu

18

12

11

18

63

Pangestik
7

Amir

Tidak
tuntas

15

12

11

11

51

Tidak
tuntas

Ananda Agung

22

16

11

12

65

Tuntas

13

10

10

10

46

Tidak

J.P
9

Deny Tri Saputra

tuntas
10

Gadit Aryo

14

14

10

50

Sadewo
11

Sidik Prasetyo

Tidak
tuntas

13

34

Tidak
tuntas

12

Toni Nugroho

25

18

17

22

87

Tuntas

13

Bayu Pangestu

24

15

12

12

67

Tuntas

Jumlah

831

Rata-rata

63,9

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

55

d. Analisis dan Refleksi


Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dan peneliti melakukan analisis
dan refleksi sebagai berikut.
1) Posisi guru tidak hanya di depan kelas ketika memberikan penjelasan
kepada siswa. Guru juga harus berkeliling untuk memonitor siswa yang
berada di kursi bagian belakang agar mereka juga ikut aktif dalam
kegiatan belajar-mengajar. Jadi, perhatian guru bisa menyeluruh dan
semua siswa merasa diperhatikan.
2) Agar siswa menjadi antusias dengan pembelajaran menulis narasi,
dirasa perlu untuk terus melakukan inovasi dan mencari media alternatif
yang dapat digunakan untuk menunjang pengajaran materi menulis
narasi kepada siswa.
3) Untuk mendorong siswa agar sukarela mengemukakan komentar,
tanggapan, menjawab pertanyaan, dan menulis karangan dengan baik
dan tepat. Sebaiknya guru memberikan hadiah kepada siswa, misalnya
berupa pujian seperti: bagus sekali, baik sekali, tepat sekali, bisa juga
berupa nilai tambahan kepada siswa, atau perlengkapan tulis.
4) Siswa perlu diberi tambahan pengetahuan tentang ejaan yang
disempurnakan (EYD) serta tata kalimat dan paragraf yang benar.

2. Siklus Kedua
a.

Perencanaan Tindakan II
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin, 8 Maret 2010 di kantor guru.

Peneliti dan guru sepakat bahwa pelaksanaan tindakan sikluis II akan


dilaksanakan pada hari Kamis, 11 Maret 2010. Kemudian peneliti dan guru
mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian
selanjutnya. Rancangan kegiatan pada siklus II kali ini meliputi tindakan
pembuatan rencana pembelajaran dengan gambar berseri berbeda dari siklus
sebelumnya. Pemberian materi tambahan berupa ejaan yang disempurnakan serta
pemberian rangsangan yang dapat menarik minat siswa berupa buku. Dalam
commit to user
kesempatan ini, peneliti juga menyampaikan analisis hasil observasi terhadap

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

56

siswa kelas IV yang dilakukan pada siklus I. Analisis hasil observasi berupa nilai
siswa pada siklus I, kesalahan penulisan yang banyak dilakukan siswa, kondisi
pembelajaran siklus I, dan upaya perbaikan siklus I. Peneliti dan guru
mendiskusikan kelebihan dan kekurangan selama berlangsungnya proses
pembelajaran menulis narasi pada siklus I.
Untuk mengatasi berbagai kekurangan tersebut, akhirnya disepakati halhal yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam mengajarkan materi menulis narasi
pada siswa. Hal-hal tersebut adalah posisi guru selama pelajaran berlangsung
harus senantiasa berotasi agar guru dapat mengamati perilaku seluruh siswanya,
baik yang duduk di kursi bagian depan maupun di bagian belakang.
Untuk mengurangi kekurangan dari sisi siswa, terutama keengganan siswa
untuk melakukan respons atau stimulus dari guru, serta mengemukakan pendapat,
komentar, dan tanggapan, disepakati adanya pemberian hadiah kepada siswa yang
aktif di kelas. Hadiah yang direncanakan berupa: nilai tambahan, ungkapanungkapan pujian seperti: bagus sekali, baik sekali, baik, tepat sekali, pemberian
alat tulis dan meminta siswa dengan karya terbaik untuk ke depan kelas. Hal ini
dilakukan untuk memotivasi siswa agar lebih giat dalam menulis narasi serta agar
siswa menunjukkan eksistensinya selama pembelajaran berlangsung. Oleh karena
itu, ada hubungan timbal-balik antara guru dan siswa jadi pembelajaran tidak
berlangsung searah.
Selain itu, guru akan menambah pengetahuan siswa tentang bagaimana
menyusun kalimat dan paragraf dengan ejaan yang benar. Guru akan membagikan
hasil tulisan mereka pada siklus sebelumnya dan bersama siswa guru akan
menganalisis salah satu tulisan untuk diperbaiki dan diberikan contoh.
Sebagai upaya mengatasi kelemahan dari segi media telah disepakati
penggunaan gambar berseri dengan gambar yang lebih besar. Gambar yang
digunakan berwarna agar lebih menarik. Teratasinya satu masalah media tersebut
diharapkan mampu menutupi kekurangan dari masalah lainnya. Peneliti dan guru
kemudian menyusun rencana pembelajaran menulis narasi dengan media gambar
berseri untuk pertemuan selanjutnya. Berdasarkan pertimbangan bersama, peneliti
commit to user
dan guru memilih gambar.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

57

Tahap perencanaan tindakan II meliputi kegiatan sebagai berikut.


1) Guru membuka pelajaran
2) Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa yang
berkaitan dengan materi menulis narasi.
3) Guru menjelaskan materi menulis narasi dan siswa menyimak.
4) Guru memberi contoh secara lisan berdasarkan gambar berseri.
5) Guru membagikan gambar berseri kepada masing-masing siswa.
6) Siswa dan guru bersama-sama mengurutkan gambar yang masih acak
7) Siswa mengerjakan tugas
8) Siswa mengumpulkan tugas
9) Guru menugasi siswa untuk membacakan pekerjaannya di depan kelas.
10) Guru mangakhiri pelajaran.
Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian berupa tes. Instrumen tes
didapat dari hasil pekerjaan siswa dalam menulis narasi.
Contoh hasil pekerjaan siswa dapat dilihat dalam lampiran.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Tindakan II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 11 Maret
2010 selama dua jam pelajaran (2X40 menit) di ruang kelas IV SDN Wonoharjo 1
Wonogiri. Dalam pelaksanaan tindakan II, guru mengaplikasikan solusi yang telah
disepakati dengan peneliti untuk mengatasi kekurangan pada proses pembelajaran
menulis narasi dalam siklus I, sedangkan peneliti melakukan observasi terhadap
proses pembelajaran dengan menempatkan diri di kursi paling belakang. Kegiatan
belajar mengajar diawali dengan pendahuluan. Guru menyapa siswa dan
melakukan presensi. Kemudian guru memberikan apersepsi serta menyegarkan
kembali ingatan siswa seputar materi yang telah dibahas pada pertemuan yang lalu
seperti Coba sebutkan huruf besar itu digunakan untuk kata yang bagaimana?.
Guru juga menyinggung tentang bentuk paragraf dan penyusunan kalimat dengan
ejaan yang benar. Guru mengadakan tanya jawab kepada siswa. Siswa dianggap
sudah mengerti penjelasan guru. Guru segera membagikan soal dan gambar
kepada siswa. Siswa disuruh mengerjakan kembali soal seperti pertemuan
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

58

sebelumnya hingga waktu pelajaran habis dan siswa mengumpulkan pekerjaan


mereka. Kemudian guru menutup pelajaran hari ini.
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti mengamati guru yang sedang mengajar di kelas dengan materi
keterampilan menulis narasi. Pengamatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 11
Maret 2010. Penenliti mengamati guru yang sedang mengajar siswa kelas IV SDN
Wonoharjo 1 Wonogiri dengan memosisikan diri di kursi belakang. Kegiatan
observasi

ini

dimaksudkan untuk

mendeskripsikan apakah kekurangan-

kekurangan teknik pengajaran pada siklus I sudah bisa teratasi atau belum.
Seperti pelaksanaan sebelumnya, guru akan mengajarkan materi
keterampilan menulis narasi menggunakan metode mengajar yang biasa
digunakan oleh guru yang bersangkutan, yaitu menjelaskan materi dengan metode
ceramah. Namun sesekali mengadakan tanya-jawab agar terjadi interaksi dengan
siswa. Kegiatan ini sifatnya hanya untuk menyegarkan kembali ingatan siswa
tentang materi yang lalu. Pada pertemuan berikutnya dilanjutkan dengan
penggunaan media yang berupa gambar berseri yang telah dipersiapkan
sebelumnya. Gambar berseri tersebut digandakan peneliti sebanyak jumlah siswa
di kelas IV yaitu sejumlah 13 siswa. Siswa memperoleh satu buah gambar berseri
dengan tujuan konsentrasi dan minat baca mereka tidak terpecah. Usai mengamati
cerita tersebut, siswa disuruh berkomentar. Siswa dan guru bersama-sama
mengurutkan susunan gambar tersebut. Setelah itu, siswa ditugasi untuk membuat
karangan berdasarkan cerita tersebut dengan ejaan yang benar serta mampu
mengungkapkan ide mereka dengan bahasa sendiri.
Sementara itu, peneliti mengadakan observasi sebagai partisipan pasif
terhadap kegiatan pembelajaran yang dipimpin oleh guru. Peneliti tetap
berkedudukan di kursi paling belakang agar bisa mengamati jalannya
pembelajaran secara menyeluruh. Beracuan dari kegiatan observasi tersebut,
diperoleh deskripsi mengenai jalannya kegiatan pembelajaran menulis narasi
dengan media gambar berseri sebagai berikut.
Guru mengawali proses pembelajaran dengan memberikan apersepsi dan
commit to user
melakukan tanya-jawab terhadap siswa seputar materi ketermpilan menulis narasi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

59

yang telah disampaikan oleh guru pada hari Kamis, 11 Maret 2010 yang tujuannya
untuk menyegarkan kembali ingatan siswa terhadap materi yang nanti akan
dibahas. Guru juga menjelaskan mengenai tujuan dari pembelajaran menulis
narasi yang akan dilakukan pada hari itu, yaitu bagaimana menulis narasi yang
benar, apa saja unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam karangan dan
kaitannya dengan menulis narasi dengan media gambar berseri serta bagaimana
ejaan, bentuk paragraf dan penyusunan kalimat yang benar. Berdasarkan kegiatan
tersebut terlihat bahwa guru sudah berupaya untuk lebih mengaktifkan siswa
melalui pemberian stimulus dan waktu yang memadai untuk mencoba memahami
bagaimana menyampaikan gagasan dan komentar siswa tentang gambar berseri.
Hasilnya, lebih banyak siswa yang aktif merespons secara tepat terhadap stimulusstimulus dari guru. Selain itu, guru sudah terlihat tidak mendominasi kelas.
Pemberian hadiah berupa alat tulis berlangsung pada sesi akhir pembelajaran.
Siswa terlihat antusias dengan stimulus ini.
Pada pertemuan selanjutnya guru membagikan tugas pada siswa yang telah
dinilai dan memberikan hadiah pada tiga siswa yang memiliki nilai terbaik. Usaha
pemberian hadiah, baik berwujud nilai tambahan, pujian, maupun alat tulis bagi
siswa yang dapat mengemukakan pendapatnya dengan tepat, ternyata terbukti
mampu membangkitikan minat siswa untuk mengungkapkan komentar mereka,
serta merespons pertanyaan guru secara sukarela.
Suasana kelas mulai terlihat hidup ketika siswa melihat guru memberikan
hadiah berupa pujian dan nilai tambahan pada siswa yang mau memberi respons
terhadap pertanyaan guru. Selanjutnya, tampak beberapa orang siswa yang
mengangkat tangan untuk mengajukan diri menjawab pertanyaan guru. Terlihat
jelas adanya interaksi dari guru dan siswa. Siswa yang belum mampu menjawab
pertanyaan dari guru, terlihat berdiskusi dengan temannya tentang jawabanjawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh guru.
Berdasarkan pengamatan peneliti, guru mampu menggunakan gambar
berseri sebagai media pembelajaran dalam kegiatan menulis narasi dengan baik.
Siswa sangat tertarik dengan media gambar berseri yang diberikan guru. Hal ini
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

60

terlihat dari raut wajah mereka yang sangat antusias melihat gambar berseri yang
disuguhkan.
Hasil pengamatan terhadap proses belajar-mengajar tersebut dari sisi siswa
dapat dinyatakan sebagai berikut.
1) Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebanyak 9 orang atau
sekitar 69%, sedangkan 4 orang atau sekitar 31% lainnya tampak
melamun, berbicara dengan temannya, dan memainkan benda-benda
tertentu (pulpen, penggaris, buku dan sebagainya)
2) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa didapat 9 orang atau sekitar 69%
siswa sudah mampu menulis narasi dengan baik dan memuaskan,
sedangkan 4 orang atau sekitar 31% siswa sisanya masih perlu
perbaikan.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

61

Tabel 9. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Narasi Siklus II


No

Indikator
Nama

Perhatian

Memerhatikan

Perhatian

Kesunggu-

terhadap

penjelasan

terhadap

han siswa

kegiatan

guru

gambar

dalam

pembelajaran

Nilai

Ket

18

Sangat

mengerjakan

menulis
1

Anisa

Rurohmah
2

Aulia Fahma F

baik
5

18

Putri
3

Lilis

Sangat
baik

16

Baik

18

Sangat

Setyaningsih
4

Melly
rahmawati

baik

Reza nuerbela

12

Sedang

Rezky ayu

15

Baik

pangestik
7

Amir

14

Baik

Ananda agung

15

Baik

13

Sedang

11

Sedang

j.p
9

Deny tri
saputra

10

Gadit aryo
sadewo

11

Sidik prasetyo

Kurang

12

Toni nugroho

16

Baik

13

Bayu pangestu

14

Baik

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

62

Tabel 10. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Narasi Siklus II


No

Nama

Aspek penilaian
Isi

Organisa

Kosa

Pengg

Mekanik

(13-30)

si

kata

Bahasa

(2-5)

(7-20)

(7-20)

(5-25)

Nilai

Ket

Anisa Rurohmah

26

17

18

22

88

Tuntas

Aulia Fahma Putri

26

18

16

22

87

Tuntas

Lilis Setyaningsih

20

16

15

18

76

Tuntas

Melly Rahmawati

26

18

16

19

84

Tuntas

Reza Nuerbela

16

13

11

12

57

Tidak
tuntas

Rezky Ayu

25

14

15

18

77

Tuntas

Pangestik
7

Amir

21

14

14

18

72

Tuntas

Ananda Agung J.P

25

17

14

17

78

Tuntas

Deny Tri Saputra

16

10

10

12

51

Tidak
tuntas

10

Gadit Aryo Sadewo

17

13

13

16

64

Tuntas

11

Sidik Prasetyo

16

10

11

48

Tidak
tuntas

12

Toni Nugroho

26

17

18

21

87

Tuntas

13

Bayu Pangestu

25

15

14

15

74

Tuntas

Jumlah

831

Rata-Rata

63,9

d. Analisis dan Refleksi


Proses pembelajaran menulis narasi menggunakan media gambar berseri
kelas IV pada siklus II yang dilaksanakan pada hari Kamis, 11 Maret 2010
berjalan lancar. Siswa merespons dengan semangat dan antusias. Respons siswa
terhadap pembelajaran cukup memuaskan. Hal itu ditunjukkan dengan antusias
selama KBM 69% atau 9 siswa. Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

63

sebelumnya telah dapat diatasi. Meskipun ada peningkatan dalam hasil tulisan
siswa, tetapi agaknya ada siswa yang masih mengabaikan EYD dan tata tulis.

3.

Siklus Ketiga

a. Perencanaan Tindakan III


Bertolak dari hasil analisis dan refleksi siklus II, peneliti bersama guru
mengadakan diskusi untuk mengatasi kekurangan yang ada pada siklus
sebelumnya untuk diterapkan pada siklus III. Kegiatan diskusi dilaksanakan pada
hari Senin, 15 Maret 2010 di ruang tamu SDN Wonoharjo 1 Wonogiri.
Peneliti dan guru berdiskusi dan menganalisis kekurangan dan kelebihan
pada siklus II. Peneliti dan guru juga menetapkan jadwal penenlitian pada hari
Kamis, 18 Maret 2010. Tahap tindakan III pertemuan pertama meliputi kegiatan
sebagai berikut.
1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran menulis narasi
dengan media gambar berseri, yakni dengan langkah-langkah sebagai
berikut.
a) Guru memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa
sebagai upaya menyegarkan kembali ingatan siswa terhadap
pembelajaran menulis narasi pada pertemuan yang lalu. Apersepsi
kali ini meliputi pengetahuan siswa mengenai karangan dan
penggunaan ejaan yang disempurnakan serta pembuatan paragraf
yang baik.
b) Guru memberi contoh karangan secara lisan berdasarkan gambar.
c) Guru membagikan gambar berseri pada masing-masing siswa.
d) Siswa mngurutkan gambar acak secara mandiri tanpa bantuan guru.
e) Siswa menulis hasilnya di papan tulis.
f) Guru menuliskan urutan yang benar.
g) Guru menugasi siwa untuk menulis narasi berdasarkan urutan yang
benar.
h) Guru meminta siswa mengumpulkan pekerjaan mereka.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

64

i) Guru meminta siswa membacakan hasil pekerjaannya di depan


kelas.
j) Guru menutup pelajaran.
2) Guru menyusun rencana pembelajaran (RP) untuk materi menulis narasi.
3) Peneliti dan guru mempersiapkan media pembelajaran berupa gambar
berseri.
4) Peneliti dan guru mnyusun instrument penelitian berupa tes. Instrumen tes
dinilai dari hasil pekerjaan siswa dalam menulis narasi. Instrumen ini
dapat dilihat dalam lampiran.
b. Pelaksanaan Tindakan III
Pada tindakan III, pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, 18
Maret 2010 selama 2 jam pelajaran (2X35 Menit). Dalam pelaksanaan tindakan
III ini, guru mengaplikasikan solusi yang telah disepakati dengan peneliti untuk
mengatasi kekurangan proses pembelajaran menulis narasi dalam siklus II,
peneliti tetap melakukan observasi terhadap pembelajaran.
Kegiatan belajar-mengajar diawali dengan pendahuluan, guru menyapa
siswa dan melakukan presensi. Kemudian guru memberikan apersepsi untuk
menyegarkan kembali ingatan siswa seputar materi yang telah dibahas pada
pertemuan yang lalu. Apersepsi kali ini berupa ejaan yang disempurnakan,
pembentukan kalimat dan paragraf yang baik. Guru juga menyinggung tentang
tata kalimat dalam penyusunan paragraf yang benar. Guru mengadakan tanyajawab kepada siswa mengenai materi menulis narasi. Pendahuluan ini dilakukan
kurang lebih 15 menit.
Guru kemudian memberi contoh karangan karangan dalam bentuk lisan.
Karangan ini berdasarkan gambar berseri. Setelah itu, guru memberikan gambar
berseri. Urutan gambar tersebut belum tepat sehingga siswa harus menyusun
menjadi urutan yang benar terlebih dahulu sebelum membuat narasi. Guru
membiarkan siswa secara mandiri menyusun urutan yang kemudian ditulis oleh
siswa di papan tulis. Ada beberapa siswa yang maju untuk menulis urutan
tersebut. Guru lalu menuliskan urutan yang benar. Siswa pun ditugasi membuat
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

65

karangan berdasarkan urutan yang benar. Setelah waktu pelajaran habis, siswa
disuruh mengumpulkan tugas mereka. Guru lalu mengakhiri pelajaran.
c. Observasi dan Interpretasi
Selama pelaksanaan tindakan III peneliti mengamati jalannya proses
pembelajaran dengan menjadi partisipan pasif yang duduk di kursi bagian
belakang. Dari kegiatan ini, peneliti mencatat bahwa proses pembelajaran berjalan
dengan baik, terbukti guru sudah terampil dalam memimpin jalannya proses
belajar-mengajar secara jelas dan terencana. Siswa terlihat tertib dalam mengikuti
kegiatan belajar-mengajar.
Seperti halnya pertemuan-pertemuan sebelumnya, guru mengawali
pelajaran dengan materi menulis narasi. Guru meminta siswa untuk mengingat
kembali materi-materi menulis narasi yang telah mereka terima dari pertemuanpertemuan sebelumnya. Siswa menyebutkan tentang pengertian karangan, struktur
karangan, dan contoh-contoh karangan. Pada kesempatan ini guru juga
menyinggung kembali tentang tata kalimat dalam menyusun paragraf.
Pada pertemuan kali ini materi yang diajarkan tetap sama yaitu
keterampilan menulis narasi dengan media gambar berseri. Guru lalu memberi
contoh karangan secara lisan. Usai memberi contoh, guru membagikan gambar
berseri kepada siswa. Siswa terlihat antusias mengamati gambar tersebut karena
gambar yang disajikan berupa gambar berwarna. Siswa disuruh mengurutkan
gambar yang masih acak tersebut secara mandiri dan menuliskannya dipapan tulis
secara sukarela untuk dikoreksi bersama-sama. Siswa kemudian disuruh untuk
menulis narasi berdasarkan ganbar yang telah diurutkan tersebut. Guru juga
menekankan bahwa siswa jangan lagi mengulangi kesalahan yang telah mereka
ketahui dan telah mereka perbaiki. Setelah siswa selesai menulis, guru
mengajukan kesempatan kepada siswa untuk membacakan hasil tulisan mereka di
depan kelas secara bergantian. Ada 3 siswa yang bersedia maju tanpa ditunjuk.
Siswa lainnya menyimak dan memberikan komentar mengenai pembacaan tulisan
teman mereka.
Guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya, kemudian
commit to user
memanfaatkan waktu yang tersisa dengan memberi kesempatan pada siswa untuk

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

66

bertanya. Setelah beberapa saat tidak ada yang mengajukan pertanyaan, guru
mengakhiri pembelajaran hari itu dengan disertai pemberitahuan bahwa penelitian
yang dilaksanakan antara peneliti dan guru kelas telah berakhir.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar tersebut
dapat dinyatakan bahwa:
1) Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebanyak 10 orang atau
sekitar 77%, sedangkan 3 orang atau sekitar 23% lainnya tampak diam,
atau berbicara dengan temannya;
2) berdasarkan hasil pekerjaan siswa didapat 11 orang atau sekitar 84%,
sedangkan 2 orang atau sekitar 16% siswa masih perlu meningkatkan
keterampilan menulisnya.
3) setelah pelaksanaan siklus III ini, dijumpai permasalahan berupa:
a) teknik koreksi sendiri, kurang optimal karena baru kali ini siswa
menerima materi tersebut. Seharusnya ada kelanjutan dari
penerapan teknik tersebut; dan
b) ada sebagian siswa yang sudah merasa bosan karena disuruh
menulis narasi sebanyak 3 kali secara berturut-turut.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

67

Tabel 11. Nilai Proses Pembelajaran Menulis Narasi Siklus III


No

Nama

Indikator
Perhatian

Memer

Perhatian

Kesunggu-

terhadap

hatikan

terhadap

han siswa

kegiatan

penjelasa

gambar

dalam

pembelaja

n guru

Nilai

Ket

18

Sangat

mengerjakan

ran
menulis
1

Anisa Rurohmah

baik
2

Aulia Fahma F

18

Putrid

Sangat
baik

Lilis Setyaningsih

17

baik

Melly Rahmawati

14

baik

Reza Nuerbela

14

baik

Rezky Ayu

15

baik

Pangestik
7

Amir

14

baik

Ananda Agung J.P

15

baik

Deny Tri Saputra

12

sedang

10

Gadit Aryo Sadewo

11

sedang

11

Sidik Prasetyo

10

Sedang

12

Toni Nugroho

14

baik

13

Bayu Pangestu

12

baik

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

68

Tabel 12. Nilai Hasil Pembelajaran Menulis Narasi Siklus III


No

Nama

Aspek penilaian
Isi

Organisas

Kosa

Pengg

Mekanik

(13-30)

kata

bahasa

(2-5)

(7-20)

(7-20)

(5-25)

Nilai

Keterangan

Anisa Rurohmah

26

19

17

22

89

Tuntas

Aulia Fahma Putri

26

18

17

21

86

Tuntas

Lilis Setyaningsih

25

18

17

21

86

Tuntas

Melly Rahmawati

26

18

17

20

86

Tuntas

Reza Nuerbela

22

15

13

18

73

Tuntas

Rezky Ayu

26

15

16

18

80

Tuntas

Pangestik
7

Amir

25

16

15

17

78

Tuntas

Ananda Agung J.P

26

18

15

18

82

Tumtas

Deny Tri Saputra

21

10

10

15

59

Tidak tuntas

10

Gadit Aryo

22

17

14

17

75

Tuntas

Sadewo
11

Sidik Prasetyo

21

10

10

12

57

Tidak tuntas

12

Toni Nugroho

26

17

17

20

85

Tuntas

13

Bayu Pangestu

25

17

14

18

75

Tuntas

Jumlah

1009

Rata-rata

77,6

d. Analisis dan Refleksi


Ada beberapa kelemahan yang belum dapat diatasi selama pelaksanaan
siklus III ini. Kendala tersebut berupa pelaksanaan teknik koreksi sendiri yang
kurang optimal, serta adanya 3 siswa (23%) yang telah jenuh mengerjakan tulisan
secara terus menerus. Kendala-kendala yang belum terselesaikan

tersebut,

kiranya dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya. Secara umum guru
telah berhasil membangkitkan semangat siswa untuk mengikuti kegiatan belajarmengajar. Guru telah mampu memancing respons siswa terhadap proses belajarcommit to user
mengajar tanpa membuat siswa merasa direndahkan. Respons tersebut berupa

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

69

siswa dengan sukarela mengemukakan komentar, tanggapan, dan pendapatnya


tanpa ditunjuk oleh guru. Berdasarkan hasil tulisan siswa, dapat disimpulkan
bahwa media gambar berseri dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi
siswa. Media gambar berseri yang digunakan kali ini telah sesuai dengan minat
siswa, yaitu gambar berwarna. Simpulan ini diambil dari hasil perbandingan
antara hasil pekerjaan siswa pada saat observasi, siklus I, siklus II, dan siklus III.
Setelah pelaksanaan pembelajaran keterampilan menulis narasi bermediakan
gambar berseri, siswa mampu menulis narasi dengan baik.
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan perumusan masalah dan deskripsi hasil pengamatan tindakan,
maka pembahasannya dapat dikemukakan sebagai berikut.
1. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus
dilaksanakan dalam empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan, (2)
pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi dan (4) analisis dan refleksi.
Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui
kondisi yang ada dilapangan. Berdasarkan hasil kegiatan survei ini peneliti
menemukan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran keterampilan menulis
narasi di kelas IV SDN Wonoharjo 1 masih tergolong rendah. Peneliti
berkolaborasi dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia, berupaya mengatasi
masalah tersebut dengan menerapkan media gambar berseri dalam pembelajaran
menulis narasi.
Peneliti bersama guru menyusun rencana pelaksanaan siklus I. Siklus I
merupakan tindakan awal untuk memperbaiki pembelajaran menulis narasi
dengan menggunakan gambar berseri. Dalam siklus ini, guru telah menggunakan
gambar berseri sebagai media. Berdasarkan siklus pertama ini dapat
dideskripsikan hasil pembelajaran menulis narasi menggunakan media gambar
berseri. Bertolak dari deskripsi tersebut ternyata masih terdapat beberapa
kekurangan dalam pelaksanaannya. Kekurangan itu berasal dari guru, siswa, dan
commit bahwa
to userposisi guru yang berada di depan
media. Dari guru diperolah pengamatan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

70

kelas membuat perhatiannya tidak menyeluruh. Dari segi siswa diketahui bahwa
keantusiasan dan minat belajar siswa masih rendah. Hal itu terlihat dari jumlah
siswa yang antusias sebesar 5 orang atau 38%. Dari segi media diketahui bahwa
ukuran gambar terlalu kecil dan gambar tak berwarna. Kekurangan tersebut dapat
dipahami karena siklus ini merupakan siklus pertama penelitian ini. Selama proses
pembelajaran, siswa masih terlihat canggung dengan kehadiran peneliti. Guru dan
peneliti menetapakan batas minimal kelulusan sebesar 60. Dari batasan minimal
tersebut diperoleh hasil 7 siswa yang dapat menulis narasi dengan baik.
Siklus II merupakan siklus untuk memberikan solusi yang dilaksanakan
untuk mengatasi kekurangan/kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran
keterampilan menulis narasi menggunakan media gambar berseri pada siklus I.
Solusi yang disepakati peneliti dan guru berupa perubahan solusi guru sewaktu
mengajar dari statis di depan kelas menjadi rotasi ke seluruh kelas, pemberian
motivasi belajar siswa dengan cara memberikan hadiah, serta menggunakan media
yang berukuran lebih besar dan berwarna. Berdasarkan pelaksanaan siklus II dapat
dilihat peningkatan proses dan hasil jika dibandingkan siklus I. Pada siklus I,
jumlah siswa yang telah mencapai hasil baik sejumlah 7 orang, maka pada siklus
II inimenjadi peningkatan menjadi 9 orang. Pada siklus II ini juga masih
ditemukan sedikit kekurangan/kelemahan. Kelemahan dan kekurangan tersebut
berupa sikap siswa yang masih mengabaikan tata istilah bahasa Indonesia yang
telah diajarkan guru. Untuk mengatasinya guru dan peneliti kemudian
mempersiapkan tindakan untuk siklus III.
Siklus III dilaksanakan untuk mengatasi kelemahan/kekurangan terjadi
dalam proses pembelajaran menulis narasi pada siklus II. Upaya mengatsi
kekurangan pada siklus II berupa penerapan teknik koreksi sendiri dan
penggunaan media yang lebih jelas dan menarik. Siklus III merupakan siklus
terakhir dalam penelitian tindakan ini. Dalam siklus ini guru dan peneliti berusaha
memperkecil segala kelemahan yang terjadi selama pembelajaran menulis narasi
berlangsung. Siklus III dilaksanakan dengan menggunakan media gambar berseri
untuk menguatkan hasil dari siklus I dan II bahwa penggunaan media gambar
commit to user
berseri terbukti dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil keterampilan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

71

menulis narasi siswa kelas IV SDN Wonoharjo 1 Wonogiri. Pada siklus III ini,
didapatkan hasil yang memuaskan. Jumlah siswa yang mampu menulis narasi
dengan baik berjumlah 10 siswa. Kenaikan nilai pada siswa pada tiap siklusnya
telah mengindikasikan efektivitas penggunaan gambar berseri sebagai media
dalam pembelajaran menulis narasi. Hal-hal yang dinilai dalam penelitian ini
meliputi: isi, organisasi, kosakata, penggunaan bahasa, dan mekanik.
2. Peningkatan Kualitas Hasil Pembelajaran
Berdasarkan tindakan-tindakan yang telah dilakukan guru dan peneliti,
guru berhasil melaksanakan pembelajaran yang mampu menarik minat siswa,
yang berakibat pada meningkatnya keterampilan menulis narasi siswa. Selain itu,
penelitian ini juga bermanfaat untuk meningkatkan kinerja guru dalam
melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menarik di kelas. Keberhasilan
penggunaan media gambar berseri dalam upaya meningkatkan kualitas proses dan
hasil keterampilan menulis narasi dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai
berikut.
a. Siswa terlihat aktif mengikuti pelajaran menulis
Sebelum penelitian tindakan ini dilaksanan siswa terlihat kurang
antusias mengikuti pembelajaran menulis. Cara mengajar yang biasa
digunakan adalah dengan ceramah dan menyuruh siswa mengerjakan tugas
membuat tulisan. Kelemahan dari teknik ini adalah munculnya kebosanan
siswa sehingga tidak tertarik mengikuti pembelajaran menulis. Hal ini terlihat
dari suasana kelas pada saat pembelajaran menulis narasi sedang berlangsung,
siswa tidak begitu aktif menanggapi stimulus dari guru. Ada yang tidak
menaruh perhatian sepenuhnya pada proses pembelajaran dan ada pula yang
berbicara dengan teman.
Setelah dilakukan tindakan, yaitu dengan menggunakan gambar berseri
sebagai media dalam pembelajaran, siswa tertarik mengikuti pembelajaran
menulis. Siswa terlihat begitu mengamati gambar berseri yang telah mereka
baca. Selain itu, siswa mulai mau ikut aktif ambil bagian dalam proses
commit
to user
pembelajaran yang sedang terjadi,
seperti
menjawab pertanyaan yang diajukan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

72

oleh guru kepada mereka. Keaktifan tersebut dapat dilihat dalam tabel 13
berikut ini.

Tabel 13. Prosentase Hasil Pembelajaran Antarsiklus


Prosentase
No Kegiatan Siswa

Prasiklus

Siklus I

Siklus II

Siklus
III

Keaktifan/minat siswa

23%

38%

69%

77%

Kemampuan

46%

54%

69%

84%

menulis

narasi

Data diperoleh peneliti dari pengamatan proses pembelajaran di kelas.


Peneliti melakukan penilain tersebut tanpa diketahui siswa. Hasil prosentase
diperoleh dari perhitungan jumlah siswa yang aktif dalam pembelajaran dibagi
jumlah siswa kelas IV dikali 100%.
b. Siswa mengalami kemajuan dalam pelajaran menulis narasi.
Sebelum diadakan tindakan siswa mengalami kesulitan dalam
mengikuti pelajaran menulis narasi. Siswa juga kesulitan untuk mengawali
kegiatannya dalam pelajaran menulis, apalagi menuangkan gagasannya dalam
bentuk tulisan secara logis. Kebanyakan siswa masih kacau untuk menuliskan
suatu tulisan yang logis. Siswa masih menuliskan dengan alur yang meloncatloncat dan berputar-putar.
Setelah

diadakan

tindakan,

kemampuan

menulis

karangannya

meningkat. Hal ini dapat dilihat dari hasil pekerjaannya. Mereka sudah mampu
menulis narasi dengan lancar dan cerita yang logis. Hasil tulisan mereka
menjadi lebih teratur. Susunan kalimat dan paragrafnya pun cukup baik. Hal ini
tidak lepas dari peran guru yang selalu mengingatkan siswa untuk
memperhatikan panggunaan bahasa dalam kalimatnya.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

73

c. Guru berhasil membangkitkan minat siswa


Minat siswa terhadap pembelajaran menulis narasi dapat dikatakan
mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari sikap siswa saat mengikuti
kegiatan belajar-mengajar, siswa terlihat begitu antusias dan semangat.
Misalnya banyak siswa yang mengajungkan tangan, menjawab pertanyaan dari
guru, dan membaca dengan seksama gambar berseri yang telah dibagikan. Hal
ini terjadi karena guru berusaha membangkitkan minat siswa dengan
penggunaan media yang berbeda-beda dari kegiatan belajar mengajar yang
biasanya, yaitu menggunakan media gambar berseri dan pemberian hadiah
berupa pujian, penambahan nilai, dan benda-benda yang bermanfaat bagi siswa
yang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas.
Mereka

merasa

kegiatan

belajar-mengajarnya

menjadi

semakin

menyenangkan karena tidak harus berhadapan dengan buku teks dan papan
tulis melulu. Siswa merasa sangat terhibur karena adanya suasana baru dalam
pembelajaran.
d. Kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran serta
mengembangkan materi ajar
Sebelum peneliti ini guru yang bersangkutan menyatakan jarang
menggunakan media pembantu dalam mengajarkan materinya. Guru hanya
mengandalkan buku teks sebagai pegangan, selebihnya guru hanya
menggunakan papan tulis, tugas tertulis, dan metode ceramah. Guru
bersangkutan menjelaskan bahwa selama ini dalam mengajar, hanya
menyampaikan apa yang telah tertulis dalam buku pegangan yang
menurutnya telah sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini, tanpa
pernah mencoba untuk mengadaptasikan materi tersebut dengan mediamedia yang lain yang mungkin saja sesuai untuk digunakan dalam
pembelajaran.
Setelah diadakan tindakan penelitian, guru tersebut menyatakan
bahwa dengan penggunaan media gambar berseri seperti dalam penelitian
ini merupakan salah satu upaya membangkitkan minat siswa terhadap
commit to user
pembelajaran. Selain itu, guru juga menyatakan bahwa ia terinspirasi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

74

untuk mengembangkan metode mengajar pada materi yang lain demi


meningkatkan kualitas pembelajaran pada kesempatan berikutnya. Selain
itu, beliau akan mengadakan beberapa perbaikan cara mengajar agar mata
pelajaran yang ia ampu menjadi semakin menarik dan memancing minat
siswa untuk belajar.
e. Nilai yang diperoleh siswa meningkat pada tiap siklusnya
Proses penilaian dalam penelitian ini menekankan pada isi,
organisasi, kosakata, penggunaan bahasa, dan mekanik. Peneliti dan guru
menetapkan batas minimal kelulusan pada semua siklus sebesar 65. Nilai
rata-rata siswa meningkat dalam tiap siklus, yaitu: 63.9% pada siklus I,
73,2 pada siklus II, dan 77,6% pada siklus III. Daftar nilai dapat dilihat
pada lampiran.
3. Kendala-kendala yang Dihadapi dan Upaya Mengatasinya
Kendala dalam pelaksanaan siklus I berupa posisi guru yang selalu
berada di depan kelas membuat perhatiannya tidak menyeluruh, antusiasme siswa
rendah, minat belajar mereka masih rendah, dan ukuran gambar terlalu kecil serta
tak berwarna. Kendala ini diatasi pada siklus II. Posisi guru diupayakan selalu
berpindah-pindah, siswa dirangsang untuk aktif, dan media yang digunakan sesuai
keluhan siswa, yakni gambar diperbesar agar lebih jelas dan berwarna agar lebih
menarik.
Pelaksanaan siklus II masih dijumpai kendala yang terjadi selama proses
penelitian. Kendala tersebut berupa adanya siswa yang masih mengabaikan tata
istilah bahasa Indonesia yang telah diajarkan guru. Setelah pelaksanaan siklus III
masih terdapat beberapa kendala berupa teknik koreksi sendiri kurang optimal
diterapkan karena baru kali ini siswa menerima materi tersebut. Seharusnya ada
kelanjutan dari penerapan teknik tersebut. Ada beberapa siswa yang mengeluh
karena jenuh mendapat tugas menulis. Peneliti tidak mendapatkan kendala teknis
karena segala sesuatau telah dibicarakan dengan pihak sekolah dan guru. Kedua
pihak tersebut merasa senang dengan kedatangan peneliti yang membawa inovasi
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

75

baru dalam pembelajaran karena sebelumnya guru jarang menggunakan media


tambahan lain selain buku ajar, lembar kerja siswa, dan papan tulis.
Berdasarkan uraian yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan
bahwa penelitian ini memiliki dampak positif terhadap kegiatan belajar-mengajar
di kelas IV SDN Wonoharjo 1 Wonogiri. Dampak positif tersebut dapat dilihat
pada tabel 14 berikut ini.
Tabel 14. Indikator Keberhasilan Penelitian
No

Aspek yang

Cara mengukur

Diukur

Prosentase Capaian
Prasiklus

Siklus

Siklus II

I
1.

Keaktifan

Diamati saat

siswa,minat dan

pembelajaran

kemampuan

dengan

siswa dalam

menggunakan

pengembangan

lembar observasi

ide selama

oleh peneliti dan

pembelajaran

dihitung dari

menulis narasi

jumlah siswa yang


menampakkan
keaktifan di saat
pembelajaran dan
hasil kerja siswa
berupa karangan
dan dihitung dari
jumlah siswa yang
mampu menulis
narasi dengan
baik.

commit to user

23%

38%

Siklus
III

69%

84%

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

76

2.

Ketuntasan hasil

Diamati dari hasil

belajar

kerja siswa berupa

(keterampilan

karangan dan

menulis narasi

dihitung dari

siswa dengan

jumlah siswa yang

menyusun

memperoleh nilai

kalimat yang

menulis narasi

runtut,

mencapai standar

memperhatikan

ketuntasan belajar

aspek menulis

minimal 65 untuk

meliputi isi,

mata pelajaran

organisasi,kosaka

Bahasa Indonesia

ta, penggunaan
bahasa, dan
mekanik)

commit to user

46%

54%

69%

84%

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
A. Simpulan
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri
Wonoharjo 1 Wonogiri, ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus meliputi:
(1) tahap persiapan dan perencanaan tindakan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3)
tahap observasi dan interpretasi, dan (4) tahap analisis dan refleksi.
Simpulan hasil penelitian ini secara singkat yakni terdapat peningkatan
kualitas pembelajaran baik proses maupun hasil menulis pada siswa kelas IV SD
Negeri Wonoharjo 1 Wonogiri. Peningkatan ini terjadi setelah guru dan peneliti
melakukan upaya pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan media
pembelajaran gambar ber seri. Secara singkat simpulan hasil penelitian ini yakni
terdapat peningkatan. Hal tersebut terlihat pada hasil penelitian sebagai berikut.
1. Ada peningkatan kualiatas proses pembelajaran menulis karangan narasi pada
siswa kelas IV SD Negeri Wonoharjo 1 Wonogiri. Selama proses penelitian,
minat siswa pada siklus I sebesar 38%, pada siklus II minat siswa meningkat
menjadi 69%, dan pada siklus III minat siswa meningkat menjadi 84%.
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator berikut:
2. Ada peningkatan kualitas hasil pembelajaran menulis narasi pada siswa kelas
IV SD Negeri Wonoharjo 1 Wonogiri. . Peningkatan tesebut ditandai dengan
peningkatan penguasaan aspek-aspek menulis seperti isi, organisasi penulisan,
kosakata, penggunaan bahasa, dan mekanik dalam penulisan. Rerata nilai
siswa, yaitu: 63,9% pada siklus I, 73,2% pada silkus II,dan 77,6% pada siklus
III.
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan
proses dan hasil pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut berasal dari pihak guru dan siswa. Faktor dari pihak guru yaitu
commit to user
77

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

78

kemampuan

dalam

mengembangkan

materi,

kemampuan

guru

dalam

menyampaikan materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, memilih madia


yang digunakan dalam pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru sebagai
sarana untuk menyampaikan materi. Kemudian faktor dari siswa yaitu minat dan
motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain sehingga harus
diupayakan dengan maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru
dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Apabila guru
memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi dan dalam
mengelola kelas serta didukung oleh teknik dan sarana yang memadai, maka guru
akan dapat menyampaikan materi dengan baik. Selain kemampuan menyampaikan
materi dengan baik, pemilihan media pembelajaran yang tepat akan sanagat
mengefektifkan pembelajaran. Penyampaian materi dan penggunaan media yang
tepat tersebut akan dapat diterima siswa apabila siswa juga memiliki minat dan
motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian,
kegiatan pembelajaran akan berjalan lancar, kondusif, efektif, dan efesien.
Secara lebih rinci, dapat dijelaskan masing-masing aspek di atas,
diantaranya adalah peneliti dapat membuka pengalaman baru bahwa pembelajaran
menulis narasi dapat dilakukankan dengan media pembelajaran gambar berseri.
Pelaksanaan pembelajarn ini melibatkan guru dalam membimbing dan siswa
selama proses pembelajaran. Penelitian ini memberikan deskripsi yang jelas
bahwa dengan menerapkan media ambar ber seri dalam pembelajaran menulis
dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis narasi. Oleh
karena itu, penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru
yang ingin menerapkan media gambar berseri sebagai media dalam pembelajaran
menulis. Bagi guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai media alternatif dalam melaksanakan pembelajaran menulis
yang efektif dan menarik minat siswa untuk menulis. Dengan media ini, rasa
takut, malu, dan grogi yang ada pada diri siswa saat tampil bercerita di depan
commit to user
kelas dapat teratasi.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

79

Dengan diterapkannya media gambar berseri dalam pembelajaran menulis,


kemampuan menulis narasi siswa dapat terkembangkan. Semula, sebagian siswa
tidak dapat menulis dengan baik karena keterbatasan waktu pembelajaran yang
kuatang efektif. Sekarang, dengan media ini mereka semua dapat menulis narasi
lebih baik dan mengefektifkan waktu pembelajaran.
Penerapan media pembelajaran terbukti dapat meningkatkan keterampilan
menulis narasi siswa, dalam hal ini (1) kemampuan penggorganisasian gagasasan,
(2) pemilihan kata sudah tepat, (3) penggunaan kosa kata yang bervariatif, (4)
mekanika tulisan yang berkaitan dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD),
sehingga dapat dijadikan pertimbangan bagi guru sebagai motode pembelajaran
yag inovatif.
Pemberian tindakan pada siklus I, siklus II, dan siklus III memberikan
deskripsi bahwa terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama
proses pembelajaran menulis berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan
tersebut dapat teratasi pada pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya. Dari
pelaksanaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran,

dapat

dideskripsikan

terdapatnya

peningkatan

kualitas

pembelajaran menulis narasi baik proses maupun hasilnya. Dari segi proses,
pembelajaran menulis narasi dengan media gambar berseri dapat mengefektifkan
waktu, memupuk kerja sama siswa, dan memotivasi siswa untuk menulis narasi
dengan baik sehingga mereka tidak lagi takut, bingung saat diminta menulis narasi
karena sulit mengungkapkan ide.

C. Saran
Berkaitan dengan hasil yang dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini,
peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi siswa
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

80

Siswa disarankan untuk mengikuti pembelajaran menulis secara aktif,


supaya lebih meningkatkan kemampuan menuangkan ide/gagasan, dengan
jalan mereka perlu memahami materi secara mendalam. Hal yang lain adalah
siswa harus memiliki keberanian dalam menyampaikan pendapat, aktif dalam
pembelajaran, dan memiliki semangat belajar yang tinggi. Siswa juga harus
berperan aktif menciptakan suasana belajar yang kondusif. Hal tersebut
disarankan kepada siswa untuk secara kontinyu melalui pengarahan dari guru
untuk meningkatkan kemampuan menulis narasi.
2. Bagi Guru
Pertama, para guru bahasa dan sastra Indonesia hendaknya guru
malakukan perencanaan dan evaluasi. Hal tersebut penting dilakukan, agar
dalam pelaksanaanya guru dapat memperkecil bahkan menghilangkan
kelemahan dalam proses pembelajaran, sehingga wawasan atau pemahaman
terhadap aspek-aspek tersebut dapat dimiliki. Guru juga harus mampu
memillih metode dan media yang sesuai untuk mengajar agar menarik minat
siswa. Dengan demikian, kompetensi dasar yang sudah dirumuskan di dalam
kurikulum dapat tercapai sesuai yang diharapkan.
3. Bagi Sekolah
Pihak sekolah disarankan secara bertahap untuk menyediakan fasilitas
pembelajaran secara memadai, sarana dan prasarana yang mencukupi sehingga
mampu menunjang keberhasilan proses pembelajaran menuli narasi. Lebih
lanjutnya adalah penyediaan buku-buku berkaitan di perpustakaan sebagi
wahana pengembangan minat baca siswa.
4. Bagi Pembaca
Bagi para pembaca, disarankan agar bisa mengambil manfaat, setelah
membaca penelitian ini dan mengkritisi secara lebih mendalam sehingga tidak
terjadi kesalahan pemahaman.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rani, Bustanul Arifin, dan Martutik. 2006. Analisis Wacana: Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang: Bayumedia.
Adolf Heuken.2008. Teknik Mengarang. Yogyakarta: Kanisius.
Agus Suriamiharja, M.Pd, dkk (1996/1997). Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta:
Depdikbud.
Ardiani

Mustikasari. 2008, Mengenal Media Pembelajaran. Dalam


http://eduarticles.com/mengenal-media-pembelajaran/html.
Diakses
Senin 15 Februari 2010.

Arief S. Sadiman,R. Raharjo, Anung Haryono M, Rahardjito. 2007. Media


Pendidikan. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.
Asnul Wiyanto 2004. Menulis Paragraf. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Atar Semi. 1990. Menulis Efektif. Padang: Angkasa Raya.
Azhar Arsyad. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Basuki Wibawa dan Farida Mukti. 2001. Media Pengajaran. Bandung: Maulana.
Burhan Nurgiyantoro. 2001. Penilaian dalam Bahasa dan Sastra.Yogyakarta:
BPFE- Yogyakarta.
Conny Semiawan. 2008. Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah
Dasar.Klaten: Macanan Jaya Cemerlang.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006b. Peraturan menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006 Standar Isi Kerangka Dasar
& Struktur Kurikulum. Jakarta: Depdiknas.
Dewi Salma Prawiradilaga. 2008. Prinsip Desain Pembelajaran (Instructional
Design Principal). Jakarta: Kencana Prenada Media group.
Djago

Tarigan (1996). Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan


Pengembangannya. Bandung : Angkasa.
commit to user
81

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

82

Ella Farida Tizen.2008. Teknik Bercerita dalam Bimbingan Konseling. Dalam


http//ellafaridatizen.wordpress.com//, diakses 6 juni 2008.
Enco Mulyana. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan Pengembangan Standart
Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Jakarta:Kencana Predana Media
Group.
Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto, dan Sutijan.2002.Belajar dan Pembelajaran 1.
Surakarta:UNS press.
Gorys Keraf. 2001. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Henry Guntur Tarigan. 1994. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
----------------1985. Berbicara: Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa
Hujair AH. Sanaky. 2009. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Safiria Insania Press
Laminudin Finoza. 2002. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Diksi Insan
Mulia.
Lauri S. Friedman. 2009. Description: Provides model essays on a current
controversial issue guiding students in writing a five-paragraph essay,
including persuasive, descriptive, expository and cause-and-effect
essays. (FarmingtonHillsMichiganUnitedStates). Copyright Statement
2009 Greenhaven Press, a part of Gale, Cengage Learning.
(http://go.galegroup.com/ps/aboutEbook.do?pubDate=120090000&actio
nString=DO_DISPLAY_ABOUT_PAGE&inPS=true&prodId=GVRL&u
serGroupName=journal/iduns&searchType=BasicSearchForm) diakses
Rabu 3 Februari 2010.
Liang Gie (1992). Pengantar Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta : Liberty.
Masnur Muslich.2007. Jenis Karangan dan Langkah-langkah Mengarang.
http://muslichm.blogspot.com/2007/08/jenis-karangan-dan-langkahlangkah.html. Diakses pada tanggal 1 Februari 2010 pukul 08.00 WIB.
Mudjiono Dimyati. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Nana Sudjana. 2006. Penilaian commit
Hasil Proses
to user Belajar Mengajar. Bandung:PT.
Remaja Rosdakarya.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

83

Nasution, S. 1992. Metode penelitian naturalistik-kualitatif. Bandung : Tarsito


Nurhadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan. Semarang : IKIP Semarang
Nursisto.1999. Penuntun Mengarang. Yogyakarta: Adicita
Nurudin. 2007. Dasar-dasar Penulisan. Malang:UMM Press.
Oemar Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Rochman Natawidjaya. 1997. Konsep Dasar Penelitian Tindakan. Bandung:IKIP
Bandung.
Sabarti Akhadiah. (1996/1997). Menulis. Jakarta : Depdikbud
Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan. 1996. Menulis.
Jakarta: Dikti.
Sarwiji Suwandi. 2008. Model Assesmen dalam Pembelajaran Modul Pendidikan
dan Latihan Profesi Guru ( PLPG ). Surakarta: Panitia sertifikasi guru.
Suhartono. 2007. Penggunaan Aktivitas-aktivitas Model ( Model Activities )
dalam Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar dalam Paedagogia Jurnal
Penelitian Pendidikan Jilid 10 Nomor 2. Surakarta: FKIP UNS.
Sutopo, H. B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.
Syarkawi. 2008. Kemampuan Mengembangkan Karangan Karangan berdasarkan
Teks Wawancara oleh Siswa Kelas 1 SMPN 1 Kecamatan Seunagan
Kabupaten Naga dalam http://one.indoskripsi.com/judul-skipsi/Toto Sutarto G. Utari. 2006. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Prisma Press.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

LAMPIRAN PRASIKLUS

commit to user
84

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

85

Lampiran 1
Cacatan Lapangan 1
Hari / tanggal

:Senin 25 Januari 2010

Waktu

:09.00 WIB

Jenis

:Wawancara mendalam

Objek penelitian :Guru kelas IV

Setting :
Observasi ini dilakukan di ruang tamu kapala sekolah. Ruangan tersebut
terhubung dengan ruang kepala sekolah dan kantor guru. Di dalam ruang tamu
tersebut terdapat satu set meja dan kursi tamu.
Deskripsi:
Peneliti mengawali wawancara dengan obrolan-obrolan ringan agar
suasana akrab antara peneliti dan guru terjadi . guru menyambut kedatangan
peneliti dengan baik.
Peneliti : Begini Pak? maksud kedatangan saya kemari adalah untuk mengajak
bapak bekerja sama dalam penelitian yang akan saya gunakan guna
untuk menyusun skripsi. Saya harap bapak bersedia bekerja sama dan
mau membantu.
Guru

: O, iya Mbak , tidak ada apa-apa.saya akan membantu sebisa saya.

Peneliti : Terima kasih Pak? Saya mau menanyakan tentang pelajaran Bahasa
Indonesia. Dalam proses dan penilaian, materi apa yang dirasa sulit
untuk siswa?
Guru

: Materi yang dirasa sulit ya Mbak, siswa di sini kesulitan dalam membaca
puisi dan mengarang.

Peneliti : O, membaca puisi dan menulis karangan ya Pak?


Guru

: Iya Mbak?

Peneliti : Yang lebih mendesak untuk ditingkatkan yang mana Pak?


Guru

: Menulis Mbak soalnya kan menulis jadi ujian semester sedangkan


membaca tidak.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

86

Peneliti : O, begitu ya Pak. Kalau begitu apa saya bisa melakukan observasi saat
materi tersebut diajarkan, Pak?
Guru

: Bisa Mbak, datang saja hari Kamis besok jam pertama.

Peneliti : Baik Pak, Kamis saya akan datang. Sekian dulu ya Pak saya mohon
pamit terima kasih atas bantuannya.
Peneliti : Iya Mbak.
Refleksi :
Bercuan dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap guru, diperoleh
hasil bahwa materi yang kurang diserap dengan baik oleh siswa adalah materi
berbicara (membaca puisi) dan menilis (mengarang). Menurut guru, guru yang
mendesak untuk dilakukan perbaikan adalah materti menulis narasi karena materi
menulis ada di dalam ujian semester. Peneliti dan guru sepakat memilih materi
menulis narasi sebagai fokus penelitian.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

87

Lampiran 2
Catatan Lapangan 2
Hari / tanggal

: Rabu, 27 Januari 2010

Waktu

: 07.00 WIB

Jenis

: Observasi pratindakan

Objek penelitian : siswa kelas IV


Guru bidang studi Bahasa Indonesia
Setting:
Observasi ini dilakukan di ruang kelas IV yang berukuran kurang lebih
4x6 m. Di dalam ruang kelas tersebut terdapat sepasang meja dan kursi untuk guru
16 Buah meja dan 32 kursi utuk siswa, di dinding kelas terdapat gambar presiden
dan wakil presiden Republik Indonesia, gambar Burung garuda dan pahlawan,
jam dinding dan beberapa bank data kelas. Pada saat observasi ini dilakukan
seluruh siswa hadir. Siswa yang tidak menyangka akan diamati, terlihat gaduh dan
bertanya pada guruya perihal kehadiran peneliti. Guru kemudian mengenalkan
peneliti pada siswa dan guru pun memulai pelajaran tersebut.

Deskripsi:
Guru memulai kegiatan belajar-mengajar dengan membuka pelajaran dan
mengecek beberapa siswa yang tidak mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia itu
dengan melihat presensi kelas tersebut. Peneliti menempatkan diri sebagai
partisipan pasif dengan berada di tempat duduk paling belakang sehingga peneliti
dapat mengamati jalanya kegiatan belajar-mengajar dengan leluasa tanpa
mengganggu proses belajar-mengajar yang sedang berlangsung.
Di kelas IV guru menjelaskan mengenai materi menulis karangan,
kemudian menjelaskan tujuan menulis karangan.sesekali guru mengajukan
pertanyaan pada siswa, kemudian meminta siswa untuk mengacungkan jari dan
menjawab namun tidak seorang siswa pun yang berani menjawab dengan tegas
sambil mengancungkan jari, kebanyakan mereka hanya bergumam. Guru pun
akhirnya menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan tesebut. Siswa
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

88

tersebut ternyata tidak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan, jawabanya


belum tepat.
Respons siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru dirasakan tidak
begitu baik oleh guru. Hal tersebut membuat guru menyampaikan materi dengan
cara ceramah, tanpa tanya jawab. Siswa yang mengikuti kegiatan belajar-mengajar
terlihat kurang begitu antusias meski jam pelajaran ini ditempatkan pada jam
pertama.
Saat guru mencoba menjelaskan materi tentang menulis karangan ada
siswa yang ramai berbicara pada temannya, ada siswa yang melamun dan tidak
memperhatikan penjelasan dari guru. Ketika guru memberikan tugas menulis
karangan, siswa terlihat bingung karena siswa belum mengerti penjelasan guru.
Meski begitu tidak ada siswa yang mau bertanya kepada guru. Mereka pun
mengerjakan tugas sebisa mereka dan sesekali melihat pada temannya.
Pelajaran pun berakhir dan siswa diminta mengumpulkan hasil pekerjaan
mereka. Sebagian besar siswa belum selesai mengerjakan tugas. Guru pun
memutuskan agar tugas tersebut diselesaikan di rumah untuk dikumpulkan esok
harinya.

Refleksi :
Kegiatan belajar-mengajar di kelas IV berlangsung pasif, sebab
kebanyakan siswa tidak aktif menanggapi stimulus yang diberikan oleh guru.
Siswa tidak mau bertanya apabila ada yang belum jelas. Guru yang bersangkutan
pun terlihat cukup kesulitan dalam mengatasi hal tersebut.
Observasi ini merupakan survei awal yang dilakukan oleh peneliti untuk
mengetahui kondisi awal dalam kegiatan belajar menulis karangan yang dilakukan
oleh guru. Survei awal ini dilakukan oleh guru. Survei awal ini dilakukan untuk
mengidentifikasi masalah sehingga peneliti dapat menemukan rencana untuk
penlitian selanjutnya.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

89

Lampiran 3
Catatan Lapangan 3
Hari / tanggal

: Rabu, 27 Januari 2010

Waktu

: 09.00 WIB

Jenis

: Wawancara

Subjek penelitian : Toni Nugroho (siswa kelas IV SDN Wonoharjo 1 Wonogiri)

Setting:
Wawancara dilakukakan di ruang kelas IV yang berukuran kurang lebih 4
x 6 m. di dalam ruang kelas tersebut terdapat sepasang meja dan kursi untuk guru
dan 16 meja dan 32 kursi untuk siswa, di dinding kelas tertempel gambar presiden
dan wakil presiden republik Indonesia, gambar Burung garuda, gambar pahlawan,
jam dinding dan beberapa bank data kelas.
Deskripsi :
Informan adalah salah satu siswa kelas IV SDN Wonoharjo 1 Wonogiri.
Dari percakapan awal peneliti dapat mengetahui bahwa informasi kurang begitu
menyukai cara mengajar guru Bahasa Indonesia yang menggunakan metode
ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia dan kurang
melibatkan siswa dalam kegiatan belajar-mengajar, selain itu siswa juga berkeluh
kesah bahwa mereka sering disuruh menyimak dan mencatat. Hal ini terbukti dari
hasil pembicaraan antara peneliti dengan informan tersebut. Hasil wawancara
tersebut dapat dilihat pada percakapan di bawah ini.
Peneliti : Apakah kamu suka dengan pelajaran Bahasa Indonesia, Dik?
Siswa : Suka Bu, tapi kadang-kadang bosan juga karena disuruh mendengarkan
dan mencatat saja.
Peneliti : Lalu kamu ingin pelajaran Bahasa Indonesia yang seperti apa, Dik?
Siswa

: Yang tidak membosankan Bu? Yang menarik yang tidak mencatat dan
mendengarkan saja.

Peneliti : Kira-kira pelajaaran pelajaran yang seperti apa yang kamu inginkan,
Dik?

Siswa

commit to user
: Yang menarik tidak membosankan Bu? Yang ada gambar-gambarnya.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

90

Peneliti : Kalau guru hanya menggunakan buku pedoman itu saja, ya dik?
Siswa ; Iya Bu, tadi disuruh mengarang.
Peneliti : Ya sudah, itu saja dulu ya dik? Terima kasih.
Siswa : Iya Bu?

Refleksi :
Informan merasa bahwa pelajaran Bahasa Indonesia adalah pelajaran yang
membosankan karena dalam pembelajaran lebih sering kegiatan mencatat dan
mendengarkan saja, tanpa adanya inovasi-inovasi baru atau cara-cara baru dalam
mengajar selain metode ceramah yang digunakan. sendiri, seperti menggambar
atau berbicara dengan temanya, pada dasarnya untuk siswa-siswa SD mereka
sangat menyukai hal-hal yang berkaitan dengan gambar, bagi mereka hal itu
adalah hal yang menarik daripada mendengarkan dan mencatat saja. selama ini
guru hanya membacakan saja tanpa ada media yang lain yang dapat digunakan
sebagai media penunjang untuk meningkatkan keterampilan berbahasa siswa.
Melihat keadaan seperti di atas, maka peneliti ingin mengkaji lebih lanjut
mengenai permasaalahan ini dan memberikan inovasi baru atau pembeharuan
dalam dunia pendidikan khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

LAMPIRAN SIKLUS I

commit to user
91

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

92

Lampiran 4
Catatan Lapangan 1
Hari/Tanggal

: Senin, 1 Maret 2010

Waktu

: 09.00 WIB

Jenis

: Obsevasi mendalam (tahap perencanaan siklus 1)

Subjek Penelitian

: Guru kelas IV SDN Wonoharjo 1 Wonogiri

Setting:
Observasi ini dilakukan di ruang tamu sekolah. Ruangan tersebut
terhubung dengan ruang kepala sekolah dan kantor guru. Di dalam ruang tersebut
terdapat satu set meja dan kursi tamu. Ruang tersebut berukuran 3 x 6 meter.

Deskripsi:
Peneliti mengawali kegiatan perencanaan pelaksanaan tindakan 1 dengan
menjelaskan kepada guru kelas, mengenai penelitian yang akan dilaksanakan
dengan tujuan menyamakan persepsi antara guru dengan peneliti. Hal ini
dilakukan dengan tujuan untuk menghindari kesalahpahaman atau salah
pengertian antara guru dan peneliti yang dapat menghambat pelaksanaan
penelitian. Setelah itu, peneliti juga menjelaskan kepada guru

hal-hal yang

berkaitan dengan penelitian serta membahas mengenai hasil survei awal yang
dilakukan peneliti sebelumnya, tujuannya agar guru juga memahami berbagai
kondisi yang ada dalam survei awal serta kelemahan yang terdapat pada proses
belajar-mengajar, baik ditinjau dari segi guru dalam menyampaikan

materi

kepada siswa maupun siswa dalam memahami materi yang diberikan oleh guru.
Peneliti bersama guru menyusun rencana tindakan yang akan diambil untuk
melaksankan tindakan 1 yang bertujuan agar dapat mengatasi berbagai
permasalahan yang ada.
Permasalahan yang muncul dalam survei awal yang ditemukan oleh
peneliti adalah :
1. Siswa kurang tertarik pada pelajaran Bahasa Indonesia.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

93

2. Siswa kurang tertarik ketika guru mengajarkan materi pelajaran Bahasa


Indonesia tanpa menggunakan media.
3. Siswa tertarik pada gambar-gambar.
4. Siswa masih malu berbicara di depan kelas.
5. Guru mengalami kesulitan dalam membangkitkan minat belajar siswa
terhadap pelajaran Bahasa Indonesia.
6. Guru kesulitan dalam menentukan metode yang tepat untuk mengajarkan
ketrampilan berbahasa yang dapat menarik minat belajar siswa.
Guru juga menyadari keadaan tersebut. Untuk mengatasi berbagai
permasalahan tersebut akhirnya disepakati bahwa guru akan mengajar dengan
media gambar berseri sebagai media pembelajaran. Hal tersebut dilakukan untuk
mengetahui fakta dari penggunaan media gambar, nantinya dapat meningkatkan
ketrampilan berbahasa siswa atau tidak. Selain itu juga bertujuan untuk
menumbuhkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Setelah peneliti dengan guru melakukan perundingan akhirnya disepakati hari,
tanggal dan waktu yang diberikan oleh guru kepada peneliti untuk melakukan
penelitian. Siklus 1 direncanakan pada hari 4 Maret 2010.
Adapun rencana tindakan yang akan diambil dalam pelaksanaan siklus 1
adalah sebagai berikut:
1. Guru menjelaskan mengenai materi menulis karangan.
2. Guru memberikan inovasi dalam pembelajaran dengan menggunakan
media baru, yaitu media gambar berseri, guru memberikan contoh
karangan secara lisan berdasarkan gambar berseri dalam majalah anak.
3. Guru membagikan gambar untuk mengerjakan tugas tersebut, yakni
menulis karangan. Tugas ini dikumpulkan.
4. Guru siswa merefleksi pembelajaran yang telah dilakukan sebelum guru
mengakhiri pelajaran.
Untuk melaksanakan urutan pembelajaran tersebut, guru dan peneliti
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dijadikan pedoman dalam
mengajar.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

94

Refleksi:
Pelaksanaan kegiatan perencanaan tindakan siklus 1 ini berjalan dengan
lancar, guru dapat memahami hal-hal yang dijelaskan oleh peneliti. Guru juga
memberikan pendapat dan saran-sarannya kepada peneliti kaitannya dengan
penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan dengan tujuan demi kelancaran
pelaksanaan tindakan siklus 1 dan seterusnya dalam penelitian ini.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

95

Lampiran 5
Catatan lapangan 2
Hari/Tanggal

: Kamis, 4 Maret 2010

Waktu

: 09.00 WIB

Jenis

: Observasi mendalam (tahap pelaksanan siklus 1)

Objek Penelitian

: Guru kelas
Siswa kelas IV

Setting:
Wawancara dilakukakan di ruang kelas IV yang berukuran kurang lebih 4
x 6 m. di dalam ruang kelas tersebut terdapat sepasang meja dan kursi untuk guru
dan 16 meja dan 32 kursi untuk siswa, di dinding kelas tertempel gambar presiden
dan wakil presiden republik Indonesia, gambar burung Garuda, gambar pahlawan,
jam dinding dan beberapa bank data kelas. Pada saat observasi ini dilakukan
semua semua siswa hadir.

Deskripsi :
Guru memulai kegiatan belajar-mengajar dengan membuka pelajaran
yamg mengecek berapa siswa yang tidak mengikuti yang tidak mengikuti
pelajaran Bahasa Indonesia saat itu dengan melihat persensi kelas tersrbut.
Peneliti menempatkan diri senagai partisipan pasif dengan berada ditempat duduk
bagian belakang, sehingga peneliti dapat mengamati jalanya kegiatan belajarmengajar dengan leluasa tanpa mengganggu pelajaran yang sedang berlangsung.
Guru mengulang materi pada pertemuan sebelumnya, yang juga
merupakan materi menulis karangan. Siswa diberi rangsangan untuk menanyakan
materi yang kurang jelas. Bahkan guru mengatakan akan menjewer siswa yang
menyoraki siswa yang sedang mengajukan pertanyaan. Perlahan tapi pasti, siswa
mulai berani mengajukan pertanyanaan dan suasana kelas mulai terlihat aktif.
Guru lalu mengeluarkan sebuah majalah anak-anak yang didalamnya
terdapat contoh gambar berseri.guru menceritakan isi gambar tersebut secara
lisan. Siswa terlihat antusias dalam menyimak cerita dari guru, setelah selesai
commit to user
menceritakan, guru membagikan gambar kepada siswa. Siswa ditugasi untuk

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

96

menulis karangan berdasatrkan gambar tersebut. Gambar tersebut merupakan


gambar berseri. Siswa bersemangat dalam mengerjakan tugas tersebut. Meski
begitu, tetap saja ada beberapa siswa yang setengah hati dalam mengerjakan.
Selama siswa mengerjakan tugas guru hanya duduk dikursi guru. Sewaktu
pelajaran habis, guru menunjuk beberapa siswa untuk maju dan membacakanya
hasil pekerjaanya. Namun hanya ada satu siswa yang bersedia maju.
Waktu untuk pelajran Bahasa Indonesia telah habis, guru menyuruh siswa
mengumpulkan pekerjaan. Lalu guru mengakhiri pelajaran hari ini.
Refleksi :
Pada pelaksanaan pembelajaran menulis karangan ini, siswa lebih aktif
dari pada pelaksanaan survei awal. Siswa mulai berani mengajukan pertanyaan
dan mulai menunjukan ketertarikan pada materi menulis ini. Adanya hukuman
yang diberikan oleh guru membuat siswa berkonsentrasi terhadap pelajaran dan
membuat siswa lain berani mengajukan pertanyaan. Pemberian contoh karangan,
meski secara lisan telah menambah pengetahuan siswa mengenai karangan.
Penggunaan media baru berupa gambar berseri menambah minat siswa dalam
mengikuti pembelajaran. Posisi guru yang tidak berotasi menyebabkan sebagian
siswa kurang terkontrol dalam pembelajaran.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

97

Lampiran 6
Catatan lapangan 3
Hari/Tanggal

: Kamis, 4 Maret 2010

Waktu

: 10.15

Jenis

: Wawancara mendalam (Deep-Interviewing)

Objek Penelitian

: Anisa

Setting:
Wawancara dilakukakan di ruang kelas IV yang berukuran kurang lebih 4
x 6 m. di dalam ruang kelas tersebut terdapat sepasang meja dan kursi untuk guru
dan 16 meja dan 32 kursi untuk siswa, di dinding kelas tertempel gambar presiden
dan wakil presiden republik Indonesia, gambar burung Garuda, gambar pahlawan,
jam dinding dan beberapa bank data kelas.
Deskripsi :
Informan adalah siswa kelas IV SDN Wonoharjo1 Wonogiri. Trankripsi dari
wawancara tersebut adalah sebagai berikut:
Peneliti : Selamat pagi? Dik, bisa ngobrol sebentar.
Siswa : Iya bisa Bu?
Peneliti : Namanya siapa dik?
Siswa : Nisa Bu?
Peneliti : Bagaimana komentarmu mengenai gambar yang tadi dibagikan oleh Pak
guru?
Siswa : Aku suka Bu? gambarnya bagus.
Peneliti : O,begitu ya.ya sudah ya Dik? Terima kasih silahkan istirahat.
Siswa : Ya, Bu. Permisi.
Refleksi :
Informan tersebut merasa senang dan berminat dengan pelajaran menulis
karangan yang menggunakan media baru berupa gambar berseri.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

98

Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(SIKLUS I)
Nama Sekolah : SD Negeri Wonoharjo 1 Wonogiri
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester: IV/2
Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1 pertemuan)
I.Standar Kompetensi:
Mengungkapakan pikiran ,perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk
karangan sederhana.
II.Kompetensi Dasar:
Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan
penggunaan ejaan yang tepat (huruf kapital dan tanda baca).
III. Indikator:
1. Siswa mampu menulis karangan berdasarkan gambar seri dengan tepat.
2. Mampu menentukan gagasan pokok rangkaian gambar berseri.
3. Siswa mampu menyusun karangan dengan menggunakan ejaan, kosakata,
memperhatikan isi dengan urutan yang logis.
IV.Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dap Siswa dapat menulis karangan berdasarkan gambar seri dengan
tepat.
2. Siswa mampu menentukan gagasan pokok rangkaian gambar berseri.
3. Sswa dapat menyusun karangan dengan menggunakan ejaan, kosakata,
memperhatikan isi dengan urutan yang logis.
V.Materi:
Pengertian Karangan
Mengarang adalah kegiatan menulis yang tersusun dengan teratur dari
kata, kalimat, sampai paragraf yang saling berhubungan dan merupakan
kesatuan yang utuh, dengan maksud menceritakan kejadiaan atau peristiwa,
mempercakapkan sesuatu, dan tujuan lainnya.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

99

Pengertian gambar seri


Gambar berseri merupakan sejumlah gambar yang menggambarkan
suasana yang sedang diceritakan dan menunjukkan adanya kesinambungan
antara gambar yang satu dengan lainnya.
Langkah-langkah mengarang
1. Menemukan ide yang akan diungkapkan menjadi karangan.
2. Mengembangbiakan ide induk.
3. Memilih salah satu ide menjadi pokok soal yang akan dipilih.
4. Membatasi topik dengan ssesuatu segi/unsure/factor.
5. Merumuskan topik berikut temanya dalam sebuah pernyataan.
6. Mengurai rumusan ide pokok menjadi kerangka karangan.
VI. Metode Pelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Penugasan
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Mengkondisikan siswa pada saat situasi belajar yang kondusif
b. Berdoa
c. Absensi
d. Apersepsi
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan tentang materi yang diajarkan
b. Guru memberi petunjuk tentang Menulis karangan dengan media gambar
seri, .
c. Siswa menyimak dengan baik penjelasan guru tentang menulis karangan
dengan dengan media gambar seri.
d. Guru menyuruh siswa berdiskusi untuk menentukan tema atau topik
karangan berdasarkan media gambar seri melalui kegiatan Tanya jawab.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

100

e. Siswa menyusun karangan dengan menggunakan media gambar seri


menjadi karangan yang utuh dengan memperhatikan pilihan kata dan
penggunaan ejaan yang tepat melalui kegiatan latihan dan penugasan
f. guru menyuruh salah satu siswa membacakan hasil pekerjaanya ke depan.
3. Kegiatan Akhir
1. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan meteri yang telah dipelajari .
2. Guru menutup pelajaran.
VIII. Media dan Sumber
1. Media Gambar Seri
2. Sumber
a. Buku elektronik
b. Pamungkas ._____. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan. Surabaya: Giri Surya.Halaman 9-12
XI. Penilaian
1. Teknik : Unjuk kerja
2. Instrumen :
a. Urutkan gambar tersebut dan Buatlah karangan berdasarkan gambar seri
yang telah disediakan, dengan memperhatikan penggunaan ejaan yang
tepat.

Wonogiri,

April 2010

Mengetahui
Kepala Sekolah

Guru Mata

Pelajaran

Suyanto A.Ma.Pd

Rinto Raharjo A.Ma

NIP:195010171974011006

NIP:196208051983041009

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

101

Lampiran 8
Tugas 1

1.

Urutkan gambar tersebut dan Buatlah karangan berdasarkan gambar seri yang

telah
memperhatikan penggunaan ejaan yang tepat.

commit to user

disediakan,

dengan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

102

Lampiran 9
No

Nama

Aspek penilaian
Isi

Organisasi

Kosak

Pengg

Mekanik

(13-30)

(7-20)

ata

bhs

(2-5)

(7-20)

(5-25)

Nilai

Keterangan

Anisa Rurohmah

24

17

18

23

87

Tuntas

Aulia Fahma F Putri

27

18

14

22

86

Tuntas

Lilis Setyaningsih

17

14

13

17

65

Tuntas

Melly Rahmawati

27

16

15

19

80

Tuntas

Reza Nuerbela

14

10

10

11

47

Tidak tuntas

Rezky Ayu Pangestik

18

12

11

18

63

Tidak tuntas

Amir

15

12

11

11

51

Tidak tuntas

Ananda Agung J.P

22

16

11

12

65

Tuntas

Deny Tri Saputra

13

10

10

10

46

Tidak tuntas

10

Gadit Aryo Sadewo

14

14

10

50

Tidak tuntas

11

Sidik Prasetyo

13

34

Tidak tuntas

12

Toni Nugroho

25

18

17

22

87

Tuntas

13

Bayu Pangestu

24

15

12

12

67

Tuntas

Jumlah

831

Rata-rata

63,9

DAFTAR NILAI SISWA PADA


SIKLUS 1

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

103

Lampiran 10
Daftar Nilai Proses
(SIKLUS 1)

Indikator

No

Nama

Perhatian
terhadap
kegiatan
menulis

Memerhati
kan

Perhatian

penjelasan

terhadap

guru

gambar

Nilai

Ket

Kesungguhan siswa
dalam
mengerjakan

Anisa Rurohmah

17

Sangat baik

Aulia Fahma F Putri

13

Baik

Lilis Setyaningsih

10

Sedang

Melly Rahmawati

10

Sedang

10

Reza Nuerbela

10

Sedang

11

Rezky Ayu

11

Sedang

Pangestik
12

Amir

11

Sedang

13

Ananda Agung J.P

11

Sedang

14

Deny Tri Saputra

Kurang

15

Gadit Aryo Sadewo

11

Sedang

16

Sidik Prasetyo

Kurang

17

Toni Nugroho

14

Baik

18

Bayu Pangestu

10

Sedang

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

104

Lampiran 11
Lembar Observasi Guru Siklus 1

No

Indikator

Keterangan

1.

Metode

Guru tak hanya menggunakan metode


ceramah, tetapi juga menggunakan metode
tanya

jawab

selama

pembelajaran

dengan

guru

berlangsung.
2.

Interaksi guru dan siswa

Interaksi

siswa

belum

sepenuhnya berjalan dengan baik, sebagian


besar siswa masih malu untuk menjawab
pertanyaan guru.
3.

Media

Pada siklus ini sudah menggunakan media


gambar berseri, sedangkan pada kegiatan
survei awal belum menggunakan media.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

LAMPIRAN SIKLUS 2

commit to user
105

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

106

Lampiran 12
Catatan lapangan 1
Hari/Tanggal

: Senin, 5 Maret 2010

Wakt

: 08.00 WIB

Jenis

: Wawanvara mendalam (tahap perencanaan tindakan lusiks 2)

Objek Penelitian : Guru kelas IV SDN Wonoharjo 1 Wonogiri

Setting :
Observasi ini dilakukan di ruang tamu sekolah. Ruangan tersebut
terhubung dengan ruang kepala sekolah dan kantor guru. Di dalam ruang tersebut
terdapat satu set meja dan kursi tamu. Ruang tersebut berukuran 3 x 6 m.

Deskripsi ;
Dalam kesempatan ini peneliti mengemukakan hasil tindakan siklus 1
yang dilaksanakn pada hari kamis, 4 Maret 2010 dalam siklus 1 ini, peneliti
mencatat beberapa kelemahan yang muncul di antaranya, yaitu siswa masih
kesulitan menulis karangan, posisi selalu di depan kelas dalam pembelajaran, guru
tidak memberikan umpan balik untuk mengetahui pemahaman siswa, masih
adanya kesalahan siswa dalam penulisan argumentasi terkait EYD dan gambar
yang tidak berwarna.
Untuk mengatasi berbagai kesulitan tersebut, akhirnya disepakati hal-hal
yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam mengajarkan materi dalam menulis
karangan pada siswa. Hal-hal tersebut yakni posisi guru selama pelajaran
berlangsung harus senantiasa berotasi agar guru dapat mengamati perilaku seluruh
siswanya, baik yang duduk dibagian depan maupun belakang. Selain itu,
disepakati pula adanya media yang digunakan dalam pembelajaran menulis
karangan, berupa gambar berseri yang berada pada siklus sebelumnya. Pemakaian
media ini dengan tujuan agar siswa menjadi tertarik untuk mengikuti
pembelajaran menulis karangan. Sedang untuk menstimulus siswa agar aktif
menyatakan pendapat/berkomentar serta membuat tulisan karangan yang lebih
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

107

bagus perlu adanya reward yang diberikan guru kapada siswa yang berprestasi.
Reward dapat berupa tambahan nilai, pujian, hadiah buku, dan bolpoin.

Refleksi :
Kekurangan dalam siklus 1 telah diketahui bersama, guru yang
bersngkutan sangat kooperatif dan berusaha memperbaiki kekurangan yang pada
sikus selanjutnya. Dalam kegiatan pembelajaran pada siklus 2 masih digunakan
madia gambar berseri dalam kegiatan menulis karangan.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

108

Lampiran 13
Catatan lapangan 2
Hari/Tanggal

: Kamis, 8 Maret 2010

Waktu

: 09.00 WIB

Jenis

: Observasi mendalam (tahap pelaksanaan siklus 2)

Objek Penelitian

: Siswa kelas IV
Guru kelas IV

Setting:
Obserbvasi ini dilakukan di ruang kelas IV yang berukuran kurang lebih
4x6 m. di dalam rung kelas tersebut terdapat sepasang meja dan kursi untuk guru,
16 bah meja dan 32 Buah kursi untuk siswa. Di dinding kelas tertempel gambar
presiden dan wakil presiden republik Indonesia, gambar Burung garuda, gambar
pahlawan, jam dinding, dan beberapa bank data kelas. Pada saat observasi ini
dilakukan seluruh siswa hadir.
Deskripsi :
Guru memulai kegiatan belajar-mengajar dengan membuka pelajaran yang
mengacek beberapa siswa yang tidak mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia pagi
itu dengan melihat presensi kelas tersebut. Peneliti menetapkan diri sebagai
partisipan pasif dengfan berada di tempat duduk bagian belakang sehingga
peneliti dapat mengamati jalanya kegiatan belajar-mengajar dengan leluasa tanpa
mengganggu pelajaran yang sedang berlangsung.
Guru membagikan hasil pekerjaan siswa pada pertemuan kemarin, dan
memberikan hadiah pada siswa yang mendapat nilai terbaik. Guru mengulang
materi pada pertemuan sebelumnya, yang juga merupakan materi menulis
karangan. Siswa diberi rangsangan untuk menanyakan materi yang kurang jelas.
Seperti pada tindakan siklus 1, guru akan menegur siswa yang akan menyuraki
siswa yang sedang mengajukan pertanyaan. Siswa mulai berani mengajukan
pertanyaan dan suasana kelas mulai terlihat aktif.
Guru lalu mengeluarkan sebuah majalah anak-anak yang di dalamnya
terdapat gambar berseri. Guru menceritakan isi gambar tersebut secara lisan.
commit to user
Seperti pada siklus 1, siswa tetap terlihat antusias dalam menyimak cerita dari

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

109

guru. Setelah selesai menceritakan, guru membagikan gambar kepada siswa.


Siswa ditugasi untuk menulis karangan berdasarkan gambar tersebut. Gambar
tersebut merupakan gambar berseri yang urutanya masih acak. Siswa dan guru
bersama-sama menyusun urutan gambar tersebut menjadi urutan yang benar.
Antar siswa terlihat saling mendahului dalam mengurutkan gambar tersebut,
bahkan mereka saling berteriak agar didengar oleh guru., Guru lalu menulis
hasilnya di papan tulis dan siswa menulis karangan berdasarkan urutan gambar
tersebut. Siswa bersemangat dalam mengerjakan tugas tersebut. Meski begitu,
tetap saja ada beberapa siswa yang setengah hati dalam mengerjakan. Selam siswa
mengerjakan tugas, guru mulai berkeliling sambil sekali melihat pekerjaan siswa
dan mengingat untuk tidak mengulang kesalahan seperti pada tugas sebelumnya.
Ada siswa yang malu-malu ketika pekerjaanya dilihat oleh guru. Sebelum waktu
pelajaran habis, guru menunjuk beberapa siswa untuk maju dan membacakan hasil
pekerjaanya, kali ini sudah ada peningkatan jumlah siswa yang bersedia maju,
yakni 3 siswa waktu untuk pelajaran Bahasa Indonesia telah habis, guru menyuruh
siswa untuk mengumpulkan pekerjaanya. Lalu guru mengakhiri pekerjaan hari ini.
Refleksi :
Pada pelaksanaan pembelajaran menulis karangan ini pada siklus 2 ini,
siswa lebih aktif dari pada pelaksanaan siklus 1. Siswa telah berani mengajukan
pertanyaan. Seperti pada siklus 1, adanya hukuman yang akan diberikan oleh guru
membuat siswa berkonsentrasi terhadap pelajaran dan membuat siswa lain berani
mengajukan pertanyaan. Pemberian contoh karangan, meski secara lisan telah
menambah pengetahuan siswa mengenai karangan. Penggunaan media baru
berupa gambar seri yang susunanya masih acak membuat minat siswa dalam
megikuti pelajaran. Selain itu, penggunaan gambar yang masih acak juga
menambah keaktifan siswa dalam pembelajaran. Posisi guru sudah mulai berotasi,
sehingga perhatianya sudah menyebar, meski belum semua siswa belum mendapat
perhatian. Hal ini disebabkan ada beberapa siswa yang malu ketika pekerjaannya
diperiksa oleh guru.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

110

Lampiran 14
Catatan Lapangan 3
Hari/Tanggal

: Kamis, 8 Maret 2010

Waktu

: 10.15 WIB

Jenis

: Wawancara mendalam (Deep-Interviewing)

Objek Penelitian

: Aulia

Setting :
Wawancara ini dilakukan di ruang kelas IV yang berukuran 4x6 m. di
dalam ruang kelas terdapat sepasang meja dan kursi untuk guru, 16 meja dan 32
kursi untuk siswa, di dinding kelas tertempel gambar presiden dan wakil presiden
Republik Indonesia, gambar Burung garuda, gambar pahlawan, jam dinding dan
beberapa bank data kelas.
Deskripsi :
Informan adalah siswa kelas IV SDN Wonoharjo Wonogiri. Transkripsi
dari wawancara tersebut adalah sebagai berikut:
Peneliti : selamat siang, dik. Bisa ngobrol dengan ibu sebentar?
Siswa

: Bisa, Bu?

Peneliti : Namanya siapa dik?


Siswa

: Aulia, Bu.

Peneliti : Bagaimana komentarmu mengenai gambar yang tadi dibagikan oleh


Pak guru?
Siswa

: Saya suka, Bu? Apalagi saat mengurutkan gambar.

Peneliti : Mengenai gambarnya kamu sudah suka dengan penggunaan warnanya


belum dibanding gambar yang kemarin?
Siswa

: Iya Bu sudah bagus, daripada yang kemarin a lebih suka yang ini.

Peneliti : O, begitu ya dik. Kalau gitu sudah cukup. Terima kasih ya dik?
Siswa

: Iya Bu, sama-sama. Permisi.

Refleksi :

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

111

Informan tersebut merasa senang dan berminat terhadap pelajaran menulis


karangan yang menggunakan media baru berupa gambar berseri. Bahkan gambar
yang susunannya masih acak dan gambar yang sudah berwarna membuatnya
lebih bersemangat lagi dalam proses belajar.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

112

Lampiran 15
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(SIKLUS 2)
Nama Sekolah : SDNegeri Wonoharjo 1 Wonogiri
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester: IV/2
Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1 pertemuan)

I.Standar Kompetensi:
Mengungkapakan pikiran ,perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk
karangan sederhana.
II.Kompetensi Dasar:
Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan
penggunaan ejaan yang tepat (huruf kapital dan tanda baca).
III. Indikator:
1. Siswa mampu menulis karangan berdasarkan gambar seri dengan tepat.
2. Mampu menentukan gagasan pokok rangkaian gambar berseri.
3. Siswa mampu menyusun karangan dengan menggunakan ejaan, kosakata,
memperhatikan isi dengan urutan yang logis.
IV.Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dap Siswa dapat menulis karangan berdasarkan gambar seri dengan
tepat.
2. Siswa mampu menentukan gagasan pokok rangkaian gambar berseri.
3. Siswa dapat menyusun karangan dengan menggunakan ejaan, kosakata,
memperhatikan isi dengan urutan yang logis.
V.Materi:
Pengertian Karanagan
Mengarang adalah kegiatan menulis yang tersusun dengan teratur dari
kata, kalimat, sampai paragraf yang saling berhubungan dan merupakan
kesatuan yang utuh, dengan maksud menceritakan kejadiaan atau peristiwa,
commit to user
mempercakapkan sesuatu, dan tujuan lainnya.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

113

Pengertian gambar seri


Gambar berseri merupakan sejumlah gambar yang menggambarkan
suasana yang sedang diceritakan dan menunjukkan adanya kesinambungan
antara gambar yang satu dengan lainnya.
Pengetahuan tata tulis dan ejaan dalam tulisan.
a) Pemakian huruf besar atau huruf kapital
1) Dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
Contoh : Siswa dikelas IV pandai-pandai
2) Dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa ,suku dan bahasa.
Contoh : bangsa Indonesia,suku Jawa, bahasa Belanda
3) Dipakai sebagai huruf pertama nama hari, bulan, tahun, hari raya, dan
peristiwa sejarah.
Contoh : hari Selasa, perang Candu, Bulan Maulud
4) Dipakai sebagai huruf besar pertama nama daerah.
Contoh : Banyuwangi,Danau Toba,Selat Sunda
5) Dll
VI. Metode Pelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Penugasan
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a) Mengkondisikan siswa pada saat situasi belajar yang kondusif
b) Berdoa
c) Absensi
d) Apersepsi
2.Kegiatan Inti
a) Guru menjelaskan tentang materi yang diajarkan
b) Guru memberi petunjuk tentang Menulis karangan dengan media gambar
seri, .

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

114

c) Guru membagikan hasil pekerjaan kemarin dan guru memberikan hadiah


pada siswa yang mendapat nilai terbaik.
d) Guru menerangkan pada siswa kesalahan penulisan karangan pada
pertemuan pertama.
e) Siswa menyimak dengan baik penjelasan guru tentang kesalahan
penulisan dalam menulis karangan dengan media gambar seri.
f) Guru menyuruh siswa berdiskusi kembali untuk menentukan tema atau
topik karangan berdasarkan media gambar seri yang telah disediakan.
g) Guru menyuruh siswa untuk ke depan menetukan tema.
h) Siswa menyusun karangan dengan menggunakan media gambar seri
menjadi karangan yang utuh dengan memperhatikan pilihan kata dan
penggunaan ejaan yang tepat melalui kegiatan latihan dan penugasan.
3. Kegiatan Akhir
a) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan meteri yang telah dipelajari .
b) Guru menutup pelajaran.
VIII. Media dan Sumber
1. Media Gambar Seri
2. Sumber
a.Buku elektronik
b.Pamungkas

._____.

Pedoman

Umum

Ejaan

Disempurnakan. Surabaya: Giri Surya.Halaman 9-12

commit to user

Bahasa

Indonesia

yang

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

115

XI. Penilaian
1. Teknik : Unjuk kerja
2. Instrumen :
a. Buatlah karangan berdasarkan gambar seri yang telah disediakan, dengan
memperhatikan penggunaan ejaan yang tepat.

Wonogiri,

April 2010

Mengetahui
Kepala Sekolah

Guru Mata

Pelajaran

Suyanto A.Ma.Pd

Rinto Raharjo A.Ma

NIP:195010171974011006

NIP:196208051983041009

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

116

Lampiran 16
Tugas 2

1.

Urutkan gambar tersebut dan buatlah karangan berdasarkan gambar seri yang
telah disediakan, dengan memperhatikan penggunaan ejaan yang tepat.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

117

Lampiran 17
DAFTAR NILAI
(SIKLUS 2)
No

Nama

Aspek penilaian
Isi

Organisasi

Kosaka

Pengg

Mekanik

(13-30)

(7-20)

ta

bhs

(2-5)

(7-20)

(5-25)

Nilai

Keterangan

Anisa Rurohmah

26

17

18

22

88

Tuntas

Aulia Fahma Putri

26

17

16

22

86

Tuntas

Lilis Setyaningsih

20

16

15

18

76

Tuntas

Melly Rahmawati

26

18

16

19

84

Tuntas

Reza Nuerbela

16

13

11

12

57

Tidak tuntas

Rezky Ayu Pangestik

25

14

15

18

77

Tuntas

Amir

21

14

14

18

72

Tuntas

Ananda Agung J.P

25

17

14

17

78

Tuntas

Deny Tri Saputra

16

10

10

12

51

Tidak tuntas

10

Gadit Aryo Sadewo

17

13

13

16

64

Tuntas

11

Sidik Prasetyo

16

10

11

48

Tidak tuntas

12

Toni Nugroho

26

17

18

21

87

Tuntas

13

Bayu Pangestu

25

15

14

15

74

Tuntas

Jumlah

952

Rata-rata

73,2

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

118

Lampiran 18
Penilaian Proses Kegiatan Menulis
(SIKLUS 2)
Indikator

Nama

No.

Perhatian
terhadap
kegiatan
menulis

Nilai

Ket

Kesunggu

Memerhat
ikan

Perhatian

penjelasan

terhadap

guru

gambar

- han
siswa
dalam
mengerja
kan

14

Anisa Rurohmah

18

Sangat baik

15

Aulia Fahma F Putrid

18

Sangat baik

16

Lilis Setyaningsih

16

Baik

17

Melly Rahmawati

18

Sangat baik

18

Reza Nuerbela

12

Sedang

19

Rezky Ayu Pangestik

15

Baik

20

Amir

14

Baik

21

Ananda Agung J.P

15

Baik

22

Deny Tri Saputra

13

Sedang

23

Gadit Aryo Sadewo

11

Sedang

24

Sidik Prasetyo

Kurang

25

Toni Nugroho

16

Baik

26

Bayu Pangestu

14

Baik

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

119

Lampiran 19
No

Indikator

Keterangan

1.

Metode

Guru tak hanya menggunakan metode ceramah, tetapi juga


menggunakan metode tanya jawab selama pembelajaran
berlangsung.

2.

Interaksi guru Interaksi siswa dengan guru sudah tampak meningkat. Hal
dan siswa

ini ditunjukkan guru ketika guru mendorong siswa


sukarela mengungkapkan komentar, tanggapan, menjawab
pertanyaan, dan memberikan pujian pada siswa yang
berperan aktif dalam pembelaran.

3.

Media

Pada siklus ini sudah menggunakan media gambar berseri,


sedangkan pada kegiatan survei awal belum menggunakan
media.
Lembar Observasi Guru Siklus 2

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

LAMPIRAN SIKLUS 3

commit to user
120

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

121

Lampiran 20
Catatan lapangan 1
Hari/Tanggal

: Senin, 15 Maret 2010

Waktu

: 08.00 WIB

Jenis

: Wawanvara mendalam (tahap perencanaan tindakan siklus 3)

Objek Penelitian : Guru kelas IV SDN Wonoharjo 1 Wonogiri

Setting :
Observasi ini dilakukan di ruang tamu sekolah. Ruangan tersebut
terhubung dengan ruang kepala sekolah dan kantor guru. Di dalam ruang tersebut
terdapat satu set meja dan kursi tamu. Ruang tersebut berukuran 3 x 6 m.
Deskripsi ;
Dalam kesempatan ini peneliti mengemukakan hasil tindakan siklus 1
yang dilaksanakn pada hari kamis, 4 Maret 2010 dalam siklus 1 ini, peneliti
mencatat beberapa kelemahan yang muncul diantaranya yaitu : siswa masih
kesulitan menulis karangan, posisi selalu di depan kelas dalam pembelajaran, guru
tidak memberikan umpan balik untuk mengetahui pemahaman siswa, masih
adanya kesalahan siswa dalam penulisan argumentasi terkait EYD dan gambar
yang tidak berwarna.
Guru hendaknya selalu membuka kesempatan pada siswa untuk bertanya.
Selain itu, guru hendaknya mengingatkan siswa agar tidak malu ketika
pekerjaannya diperiksa oleh guru, agar siswa mengetahui letak kesalahanya dan
dapat segera memperbaikinya.

Refleksi :
Kekurangan dalam siklus 2 telah diketahui bersama, guru yang
bersngkutan sangat kooperatif dan berusaha memperbaiki kekurangan yang pada
sikus selanjutnya. Dalam kegiatan pembelajaran pada siklus 3 masih digunakan
madia gambar berseri dalam kegiatan menulis karangan. Media ini kualitasnya
akan diperbaiki dengan menggunakan gambar berwarna.
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

122

Lampiran 21
Catatan lapangan 2
Hari/Tanggal

: Kamis, 18 Maret 2010

Waktu

: 09.00 WIB

Jenis

: Observasi mendalam (tahap pelaksanaan siklus 3)

Objek Penelitian

: Siswa kelas IV
Guru kelas IV

Setting:
Obserbvasi ini dilakukan di ruang kelas IV yang berukuran kurang lebih
4x6 m. di dalam rung kelas tersebut terdapat sepasang meja dan kursi untuk guru,
16 Buah meja dan 32 Buah kursi untuk siswa. Di dinding kelas tertempel gambar
presiden dan wakil presiden republik Indonesia, gambar Burung garuda, gambar
pahlawan, jam dinding, dan beberapa bank data kelas. Pada saat observasi ini
dilakukan seluruh siswa hadir.

Deskripsi :
Guru memulai kegiatan belajar-mengajar dengan membuka pelajaran yang
mengacek beberapa siswa yang tidak mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia pagi
itu dengan melihat presensi kelas tersebut. Peneliti menetapkan diri sebagai
partisipan pasif dengan berada di tempat duduk bagian belakang, sehingga peneliti
dapat mengamati jalanya kegiatan belajar-mengajar dengan leluasa tanpa
mengganggu pelajaran yang sedang berlangsung.
Guru membagikan hasil pekerjaan siswa pada pertemuan kemarin, dan
memberikan hadiah pada siswa yang mendapat nilai terbaik. Guru mengulang
materi pada pertemuan sebelumnya, yang juga merupakan materi menulis
karangan. Siswa diberi rangsangan untuk menanyakan materi yang kurang jelas.
Seperti pada tindakan siklus 1 dan 2, guru akan menegur siswa yang akan
menyuraki siswa yang sedang mengajukan pertanyaan. Siswa mulai berani
mengajukan pertanyaan dan suasana kelas mulai terlihat aktif.
Guru lalu mengeluarkan sebuah majalah anak-anak yang didalamnya
commit to user
terdapat gambar berseri. Guru menceritakan isi gambar tersebut secara lisan.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

123

Seperti pada siklus 1, siswa tetap terlihat antusias dalam menyimak cerita dari
guru. Setelah selesai menceritakan, guru membagikan gambar kepada siswa.
Siswa ditugasi untuk menulis karangan berdasarkan gambar tersebut. Gambar
tersebut merupakan gambar berseri yang urutanya masih acak. Siswa dan guru
bersama-sama menyusun urutan gambar tersebut menjadi urutan yang benar.
Antar siswa terlihat saling mendahului dalam mengurutkan gambar tersebut,
bahkan mereka saling berteriak agar didengar oleh guru., Guru lalu menulis
hasilnya dipapan tulis dan siswa menulis karangan berdasarkan urutan gambar
tersebut. Siswa bersemangat dalam mengerjakan tugas tersebut. Meski begitu,
tetap saja ada beberapa siswa yang setengah hati dalam mengerjakan. Selam siswa
mengerjakan tugas, guru mulai berkeliling sambil sekali melihat pekerjaan siswa
dan mengingat untuk tidak mengulang kesalahan seperti pada tugas sebelumnya.
Ada siswa yang malu-malu ketika pekerjaanya dilihat oleh guru. Sebelum waktu
pelajaran habis, guru menunjuk beberapa siswa untuk maju dan membacakan hasil
pekerjaanya, kali ini sudah ada peningkatan jumlah siswa yang bersedia maju,
yakni 3 siswa waktu untuk pelajaran Bahasa Indonesia telah habis, guru menyuruh
siswa untuk mengumpulkan pekerjaanya. Lalu guru mengakhiri pekerjaan hari ini.

Refleksi :
Pada pelaksanaan pembelajaran menulis karangan ini pada siklus 3 ini,
siswa lebih aktif dari pada pelaksanaan siklus 2. Siswa telah berani mengajukan
pertanyaan. Seperti pada siklus 2, adanya hukuman yang akan diberikan oleh guru
membuat siswa berkonsentrasi terhadap pelajaran dan membuat siswa lain berani
mengajukan pertanyaan. Pemberian contoh karangan, meski secara lisan telah
menambah pengetahuan siswa mengenai karangan. Penggunaan media baru
berupa gambar seri yang susunanya masih acak membuat minat siswa dalam
megikuti pelajaran. Selain itu, penggunaan gambar yang masih acak juga
menambah keaktifan siswa dalam pembelajaran. Posisi guru sudah mulai berotasi,
sehingga perhatianya sudah menyebar, meski

belum semua siswa belum

mendapat perhatian. Hal ini disebabkan ada beberapa siswa yang malu ketika
commit to user
pekerjaannya diperiksa oleh guru.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

124

Lampiran 22
Catatan Lapangan 3
Hari/Tanggal

: Kamis, 18 Maret 2010

Waktu

: 10.15 WIB

Jenis

: Wawancara mendalam (Deep-Interviewing)

Objek Penelitian

: Deny

Setting :
Wawancara ini dilakukan di ruang kelas IV yang berukuran 4x6 m. di
dalam ruang kelas terdapat sepasang meja dan kursi untuk guru, 16 meja dan 32
kursi untuk siswa, di dinding kelas tertempel gambar presiden dan wakil presiden
Republik Indonesia, gambar burung Garuda, gambar pahlawan, jam dinding dan
beberapa bank data kelas.

Deskripsi :
Informan adalah siswa kelas IV SDN Wonoharjo Wonogiri. Trankripsi
dari wawancara tersebut adalah sebagai berikut:
Peneliti : Selamat siang, dik. Bisa ngobrol dengan ibu sebentar?
Siswa : Bisa, Bu?
Peneliti : Namanya siapa dik?
Siswa : Deny, Bu.
Peneliti : Bagaimana komentarmu mengenai gambar yang tadi dibagikan oleh Pak
guru?
Siswa : Saya suka, Bu? Apalagi saat mengurutkan gambar.Awalnya sih agak
bingung tapi lama-lama udah nggak.
Peneliti : Kenapa bingung?
Siswa : Takut nanti kalau urutanya salah.
Peneliti : Jangan takut salah, kan nanti dibenarkan bersama-sama dengan Pak
guru.
Peneliti : Mengenai gambarnya kamu sudah suka dengan penggunaan warnanya
commit to user
belum dibanding gambar yang kemarin?

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

125

Siswa : Iya Bu sudah bagus, daripada yang kemarin a lebih suka yang ini.
Peneliti : O, begitu ya dik. Kalau gitu sudah cukup. Terima kasih ya dik?
Siswa : Iya Bu, sama-sama. Permisi.
Refleksi :
Informan tersebut merasa senang dan berminat terhadap pelajaran menulis
karangan yang menggunakan media baru berupa gambar berseri. Bahkan gambar
yang susunanya masih acak dan gambar yang sudah berwarna membuatnya lebih
bersemangat lagi dalam proses belajar.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

126

Lampiran 23
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(SIKLUS 3)
Nama Sekolah : SD Negeri Wonoharjo 1 Wonogiri
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester: IV/2
Alokasi waktu : 2 x 35 menit (1 pertemuan)
I.Standar Kompetensi:
Mengungkapakan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk
karangan sederhana.
II.Kompetensi Dasar:
Menyusun karangan tentang berbagai topik sederhana dengan memperhatikan
penggunaan ejaan yang tepat (huruf kapital dan tanda baca).
III. Indikator:
1. Siswa mampu menulis karangan berdasarkan gambar seri dengan tepat.
2. Mampu menentukan gagasan pokok rangkaian gambar berseri.
3. Siswa mampu menyusun karangan dengan menggunakan ejaan, kosakata
memperhatikan isi dengan urutan yang logis.
IV.Tujuan Pembelajaran:
1. Siswa dap Siswa dapat menulis karangan berdasarkan gambar seri dengan
tepat.
2. Siswa mampu menentukan gagasan pokok rangkaian gambar berseri.
3. Siswa dapat menyusun karangan dengan menggunakan ejaan, kosakata
memperhatikan isi dengan urutan yang logis.
V.Materi:
Pengertian Karanagan
Mengarang adalah kegiatan menulis yang tersusun dengan teratur dari
kata, kalimat, sampai paragraf yang saling berhubungan dan merupakan kesatuan
yang

utuh,

dengan

maksud

menceritakan

mempercakapkan sesuatu, dan tujuan lainnya.


commit to user

kejadiaan

atau

peristiwa,

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

127

Pengertian gambar seri


Gambar berseri merupakan sejumlah gambar yang menggambarkan
suasana yang sedang diceritakan dan menunjukkan adanya kesinambungan antara
gambar yang satu dengan lainnya.
Pengetahuan tata tulis dan ejaan dalam tulisan.
a) Pemakian huruf besar atau huruf kapital
1) Dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
Contoh : Siswa dikelas IV pandai-pandai
2) Dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa ,suku dan bahasa.
Contoh : bangsa Indonesia,suku Jawa,bahasa Belanda
3) Dipakai sebagai huruf pertama nama hari, Bulan, tahun, hari raya, dan
peristiwa sejarah.
Contoh : hari Selasa, perang Candu, Bulan Maulud
4) Dipakai sebagai huruf besar pertama nama daerah.
Contoh : Banyuwangi,Danau Toba,Selat Sunda.
5) Dll
VI. Metode Pelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Penugasan
VII. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a) Mengkondisikan siswa pada saat situasi belajar yang kondusif
b) Berdoa
c) Absensi
d) Apersepsi
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan tentang materi yang diajarkan
b. Guru memberi petunjuk tentang Menulis karangan dengan media gambar
seri, .

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

128

c. Guru memberikan hadiah pada siswa yang mendapat nilai terbaik.


d. Guru menerangkan pada siswa kesalahan penulisan karangan pada
pertemuan pertama.
e.

Siswa menyimak dengan baik penjelasan guru tentang kesalahan


penulisan dalam menulis karangan dengan media gambar seri.

f.

Guru menyuruh siswa berdiskusi kembali untuk menentukan tema atau


topik karangan berdasarkan media gambar seri yang telah disediakan.

g. Siswa menyusun karangan dengan menggunakan media gambar seri


menjadi karangan yang utuh dengan memperhatikan pilihan kata dan
penggunaan ejaan yang tepat melalui kegiatan latihan dan penugasan.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan meteri yang telah dipelajari .
b. Guru menutup pelajaran.
VIII. Media dan Sumber
1. Media Gambar Seri
2. Sumber
a. Buku elektronik
b. Pamungkas ._____. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan. Surabaya: Giri Surya.Halaman 9-12

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

129

XI. Penilaian
1.

Teknik : Unjuk kerja

2.

Instrumen :
a. Buatlah karangan berdasarkan gambar seri yang telah disediakan, dengan
memperhatikan penggunaan ejaan yang tepat.

Wonogiri,

April 2010

Mengetahui
Kepala Sekolah

Guru Mata

Pelajaran

Suyanto A.Ma.Pd

Rinto Raharjo A.Ma

NIP:195010171974011006

NIP:196208051983041009

Lampiran 24

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

130

DAFTAR NILAI
SIKLUS 3

No

Nama

Aspek penilaian
Isi

Organi

Kosakata

Pengg

Mekanik

(13-30)

sasi

(7-20)

bhs

(2-5)

(7-20)

Nilai

Keterangan

(5-25)

Anisa Rurohmah

26

19

17

22

89

Tuntas

Aulia Fahma Putri

26

18

17

21

86

Tuntas

Lilis Setyaningsih

25

18

17

21

86

Tuntas

Melly Rahmawati

26

18

17

20

86

Tuntas

Reza Nuerbela

22

15

13

18

73

Tuntas

Rezky Ayu Pangestik

26

15

16

18

80

Tuntas

Amir

25

16

15

17

78

Tuntas

Ananda Agung J.P

26

18

15

18

82

Tumtas

Deny Tri Saputra

21

10

10

15

59

Tidak tuntas

10

Gadit Aryo Sadewo

22

17

14

17

75

Tuntas

11

Sidik Prasetyo

21

10

10

12

57

Tidak tuntas

12

Toni Nugroho

26

17

17

20

85

Tuntas

13

Bayu Pangestu

25

17

14

18

75

Tuntas

Jumlah

1009

Rata-rata

77,6

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

131

Lampiran 25
Tugas 3

1.

Urutkan gambar tersebut dan buatlah karangan berdasarkan gambar seri yang
telah disediakan, dengan memperhatikan penggunaan ejaan yang tepat.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

132

Lampiran 26
Penilaian Proses Kegiatan Menulis
(SIKLUS 3)
Indikator

Nama

No.

Perhatian
terhadap
kegiatan
menulis

Nilai

Ket

Kesung

Memerhati
kan

Perhatian

penjelasan

terhadap

guru

gambar

gu- han
siswa
dalam
mengerj
akan

Anisa Rurohmah

18

Sangat baik

Aulia Fahma F Putrid

18

Sangat baik

Lilis Setyaningsih

17

baik

Melly Rahmawati

14

baik

Reza Nuerbela

14

baik

Rezky Ayu Pangestik

15

baik

Amir

14

baik

Ananda Agung J.P

15

baik

Deny Tri Saputra

12

sedang

10

Gadit Aryo Sadewo

11

sedang

11

Sidik Prasetyo

10

Sedang

12

Toni Nugroho

14

baik

13

Bayu Pangestu

12

baik

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

133

Lampiran 27
Lembar Observasi Guru Siklus 3
No

Indikator

Keterangan

1.

Metode

Guru tak hanya menggunakan metode ceramah, tetapi juga


menggunakan metode tanya jawab selama pembelajaran
berlangsung.

2.

Interaksi guru Interaksi guru dengan siswa berjalan dengan baik, guru
dan siswa

memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya


sehingga terjadi umpan balik antara guru dengan siswa.

3.

Media

Pada siklus ini sudah menggunakan media gambar berseri,


sedangkan pada kegiatan survei awal belum menggunakan
media.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

134

Lampiran 28

Perolehan Nilai Keterampilan Menulis selama Penelitian


No

Nama

Pra Siklus

Siklus 1

Siklus 2

Siklus 3

Keterangan

Anisa Rurohmah

84

87

88

89

Meningkat

Aulia Fahma F Putrid

79

86

86

86

Meningkat

Lilis Setyaningsih

64

65

76

86

Meningkat

Melly Rahmawati

76

80

84

86

Meningkat

Reza Nuerbela

47

47

57

73

Meningkat

Rezky Ayu Pangestik

63

63

77

80

Meningkat

Amir

51

51

72

78

Meningkat

Ananda Agung J.P

65

65

78

82

Meningkat

Deny Tri Saputra

46

46

51

59

Meningkat

10

Gadit Aryo Sadewo

50

50

64

75

Meningkat

11

Sidik Prasetyo

34

34

48

57

Meningkat

12

Toni Nugroho

82

87

87

85

Meningkat

13

Bayu Pangestu

62

67

74

75

Meningkat

61.53

63,69

72.46

77,76

Meningkat

38,46%

53,84%

69,23%

84,61%

Meningkat

NILAI RATA-RATA
KETUNTASAN BELAJAR

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

LAMPIRAN
FOTO DAN SURATSURAT

commit to user
135

Anda mungkin juga menyukai