Disusun Oleh :
ASTRI ATRIDA PURBA (09061002028)
Dosen Pembimbing :
Deris Setiawan, M.kom
ABSTRAK
Ketika teknologi internet berkembang kebutuhan komunikasi yang baru
juga meningkat. Pertama muncul, e-mail dan FTP cukup memenuhi kebutuhan
banyak penggunanya. Kemudian munculnya WWW ( World Wide Web ) dan
keintaginan masyarakat tidak hanya melihat plaintext tetapi juga bentuk grafik.
Bahkan saat ini grafik statis tidak cukup, real-time video dan audio adalah
menjadi jawaban keinginan pengguna.
Sebagai imbas kebutuhan komunikasi yang meningkat, paradigma
komunikasi yang selalu berhubungan dengan e-mail dan FTP juga mengalami
peningkatan. Komunikasi yang terbaru untuk memenuhi kebutuhan tersebut
dinamakan multicast.
Multicasting adalah istilah teknis yang berarti User dapat mengirim data
potong (paket) ke beberapa situs pada saat yang sama. (Seberapa besar paket
yang tergantung pada protokol-terlibat dapat mulai dari beberapa byte sampai
beberapa ribu.) Yang bisa bergerak pada internet dengan menggunakan protokol
unicast - alat yang mengirimkan paket ke satu situs di waktu.
Teknik balanced multicast adalah suatu teknik yang mengoptimalkan
aktivitas multicast yang dilakukan di atas suatu jaringan.
Kata kunci : multicast, balanced multicast, kapasitas bandwith, achievable
bandwith.
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Judul
Multicast adalah jaringan untuk menangani metode penyampaian
informasi ke sekelompok tujuan sekaligus menggunakan strategi yang paling
efisien untuk menyampaikan pesan melalui setiap link jaringan yang hanya
sekali, membuat salinan hanya ketika link ke beberapa tujuan split.
"Multicast" juga
2. LANDASAN TEORI
memiliki tiga aspek: yang menjamin paket data tiba di tempat tujuan:
(a) uncorrupted;
(b) urutan;
(c) pada waktu yang tepat.
multicasts informasi situs yang mirip dengan berbagai cara untuk sebuah stasiun
televisi yang siaran-nya adalah sinyal. Sinyal yang berasal dari satu sumber,
tetapi dapat menjangkau semua orang di daerah sinyal dari stasiun.
Sinyal
memakai sebagian dari bandwidth yang tersedia terbatas, dan siapa saja yang
berhak dapat peralatan tune in.
Multicast pada suatu jaringan, User dapat mengirim satu paket informasi
dari satu komputer untuk distribusi ke beberapa komputer lain, selain harus
mengirimkan paket yang sekali untuk setiap tujuan.
mesin yang sama dapat menerima paket, bandwidth conserved. Selain itu, bila
User menggunakan multicasting untuk mengirimkan paket, User tidak perlu tahu
alamat semua orang yang ingin menerima multicast; sebagai gantinya, User
hanya "broadcast" untuk siapa saja yang tertarik.
aplikasi untuk
Balanced
Supercomputer
(DAS), diterapkan multicasting seimbang untuk membatasi kapasitas dari
node individu interface jaringan card : dikombinasikan interface jaringan dari
berbagai
host
menggunakan
untuk
jaringan
komunikasi
kecepatan
WAN
tinggi
yang
mendistribusikan
(Myrinet)
yang
data
terpisah.
dan teknik
optimisasi multicasting.
Selanjutnya akan dibahas factor factor yang dimiliki multicasting hingga
menjadi primadona dalam transfer data melalui jaringan khususnya internet.
Kapasitas bandwith adalah jumlah maksimum data per satuan waktu yang
merupakan hop atau path yang dapat dibawa.
seluruh aliran data yang digunakan untuk sebuah operasi multicast. Untuk widearea network pada sebuah grid, evaluasi yang dilakukan mengindikasikan bahwa
achievable bandwith didominasi oleh host terakhir dan kapasitas yang efisien dari
host tersebut yang menggunakan protocol TCP. Oleh karena itu, banyak
experiment yang berusaha untuk meningkatkan achievable bandwith dengan
tuning TCP buffer dan aliran pararel TCP. Cross traffic dengan user yang lain
terlihat
sepele,
karena
backbone
internet
sebagai
penghubung
yang
menyediakan bandwith yang cukup. Dengan adanya hal ini, koneksi optical widearea maka hal ini akan dapat lebih dimaksimalkan kembali.
Dalam multicasting, sharing effek dapat diamati ketika sebuah host
tunggal mengirim atau menerima paket data dari berbagai multiple host. Dalam
hal ini kapasitas bandwith dari network local dapat menjadi bottleneck. Kapasitas
local ini dapat disebabkan oleh interface network siapapun ( contoh :
FastEthernet card, koneksi ke gigabit network) atau oleh akses yang
menghubungkan ke internet yang digunakan oleh semua mesin yang ada pada
suatu site.
panah
dihubungkan
dengan
sebuah
host
yang
WAN dan akses jaringan lokal terpisah pada directori masing masing : data
dikirm dari X ke Y tidak sharing bandwith dengan data dikirm dari Y ke X.
Lagipula bandwith di kedua diretori dapat berbeda. Hal ini sesuai dengan
internet WAN dan network card yang berangkap.
Secara keseluruhan pada model network ini, balanced multicasting
didasarkan pada
Weather Service atau Delphoi. Yang terakhir digunakan khusus untuk sebagai
alat pengukur seperti PathRate dan PathChip untuk mengukur kapasitas dan
besar bandwith yang tersedia untuk jaringan WAN.
Selain monitoring network, System Remos menggunakan ukuran
tersendiri untuk menjawab aliran queri yang terkait dengan aplikasi.
Bagaimanapun hal ini terfokus pada monitoring LAN dan hanya
mempertimbangkan
unicast
flow.
Pengguna
dapat
mengevaluasi
kecil yang diforward dengan host lintermediate secepat pesan diterima untuk
menciptakan suatu saluran high-throughput dari suatu root ke setiap daun
pada pohon.
Masalah yang terjadi dengan tindakan ini adalah mencari pohon spanning
yang paling optimal. Jika bandwith berada di antara seluruh host yang
homogeneous, maka dapat menggunakan pohon yang dibentuk seperti sebuah
rantai atau pohon binomial yang sering menggunakan cluster. Sebagai optimisasi
yang pertama untuk jaringan yang heterogen dapat menggunakan achievable
bandwith diantara semua host. Throughput suatu pohon multicast kemudian
ditentukan melalui koneksi terkecil achievable bandwith nya. Memaksimalkan
bottleneck bandwith ini dapat dilakukan dengan menggunakan varian dari
algoritma Prim yang menghasilkan bottleneck pohon yang maksimum
Bagaimanapun, bottleneck pohon [yang] maksimum ini tidaklah perlu
optimal sebab masing-masing host juga mempunyai suatu kapasitas lokal
tertentu. Sebuah host yang bertindak sebagai forwading harus mengirim data ke
seluruh n anak yang rata rata sama dengan keseluruhan multicast throughput t.
Jika kapasitas lokal yang keluar kurang dari n * t , hal ini tidak sesuai dengan
kondisi ini dan multicast throughput yang nyata akan kurang dari yang
diharapkan. Hal ini akan menyebabkan masalah yang disebut dengan NP
complete problem.
Permasalahan dalam memaksimalkan throughput
pohon multicast telah diteliti secara teoritis. pencarian solusi yang optimal dapat
dinyatakan sebagai program linier tetapi jumlah terbatas meningkat secara
exponensial dengan jumlah host. Walaupun secara teori hal ini dapat dikurangi
menjadi batas bilangan kuadrat, pada kenyataanya menemukan solusi yang
pasti dapat dilakukan tetapi dengan lambat dan mahal. Solusi real time yang
dapat diterapkan harus selalu berdasarkan pada heuristic.
Pendekatan multiple pohon
host host , tetapi hal ini membutuhkan algoritma yang sangat rumit untuk
memperoleh satuan multicast dalam pencapai throughput. Oleh karena itu, solusi
tersebut. Link tanpa menyisakan bandwith tidak lagi digunakan untuk pohon
baru. Pencarian ini dilanjutkan sampai tidak ada lagi pohon memutardari semua
host yang ditemukan. Pada file ini
kemudian
ditunjukkan oleh gambar 2b yang diasumsikan bahwa total throughput adalah 12.
Bagaimanapun karena semua host memiliki arus masuk dan keluar kapasitas
lokal dari total jumlahnya 10, kapasitas lokal alur keluar dari root dapat menjadi
bottleneck. Karena 4 aliran data berbagi kapasitas lokal ini tanpa koordinasi
lebih lanjut maka masing masing hanya mendapat 25%. Hal ini menghasilkan
throughput 2.5% per pohon dan total throughput 7,5 yang menggantikan 12.
Sekalipun begitu, ketika kapasitas lokal akan diperhitungkan, pengguna sudah
bisa menciptakan pohon yang ditunjukkan oleh gambar 2c, dengan total
throughput 9. Menguatkan perbedaan yang ada pada kapasitas alur keluar
membutuhkan bentuk traffic pada sisi pengirim yang menghasilkan apa yang
dikenal luas sebagai pohon balanced multicast.
3. PEMBAHASAN
BALANCED MULTICASTING
Pada bagian ini dibahas algoritma untuk menciptakan pohon balanced
multicast. Yang pertama adalah mempertimbangkan kasus individu host sebelum
membahas lebih jauh algoritma untuk komputer cluster. Kemudian diuraikan
secara singkat bagaimana menghitung pohon dan system runtime yang
digunakan.
3.1 Algoritma
Suatu set pohon balanced multicast dapat dihitung menggunakan
pemrograman liniar ( LP). Untuk sebuah solusi yang pasti, semua pohon
multicast yang mungkin ada dengan achievable bandwith dan kapasitas
bandwith local harus diterjemahkan ke batas variable dan batas program linier.
Gambar 3 menunjukan penerjamahan dari contoh yang ada pada gamabar 2a
menjadi sebuah problem LP. Sebagai contoh, batas pertama adalah a + 2b + c
<= 10 sebagai model kapasitas alir keluar pada host root, yang mengirim satu
aliran data pada setiap awal dan pohon ketiga dan 2 airan data dari pohon
kedua. Penyelesaian masalah LP secara langsung menghasilkan throughput
yang optimal per pohon.
Suatu throughput yang berjumlah nol akan berarti bahwa suatu pohon
dapat dibuang. Solusi untuk contoh dapat dilihat di Gambar 2(c).
c) Pada kasus antara a) dan b) ( kapasitas adalah sedikit lebih besar daripada
achivable bandwith), menggunakan pencarian heuristik depth-first-search
FPFR cenderung menghasilkan pohon dengan penyebaran rata rata yang
rendah yang menurunkan beban pada suatu kapasitas potensi bottleneck.
Dalam evaluasi ini digunakan set pohon yang dicari oleh menggunakan
satuan pohon sebagai input yang ditemukan oleh FPFR, program linier selalu
kurang satu detik dan mengakibatkan suatu throughput yang sering dioptimalkan.
Saat ini dapat diringkas algoritma untuk menghitung pohon balanced multicast
sebagai berikut:
1)
2)
3)
Kirimkan data dari host root kepada seluruh host pada cluster dengan
network lokal yang kemampuan transfer cepat.
3) Pada setiap host tujuan lakukan forward bagian bagian forward data yang
diterima dari WAN kepadeluruh node cluster yang lain dengan network lokal.
Pada langkah yang pertama dan yang terakhir dapat digunakan metode
multicast yang optimal untuk network lokal yang berkemampuan transfer tinggi.
Multicasting pada wide area dapat dioptimalkan dengan menggunakan balanced
multicasting degan melakukan pemodelan untuk setiap cluster sebagai sebuah
host tunggal. Dengan cara tersebut, kapasitas lokal dari sebuah cluster dapat
diperluas dari kapsitas interface network tunggal menjadi penjumlahan kapasitas
seluruh interface network yang ada, atau kapasitas yang digunakan bersama
pada access link ke WAN dapat berkurang.
Gambar 4 melukiskan model jaringan yang digunakan oleh berlaku untuk
komputer cluster. Dengan menyediakan informasi kapasitas pada basis cluster
yang menggantikan node basis
balanced multicasting.
3.3 Implementasi
Sebagai contoh kasus balanced multicasting diterapkan pada puncak Ibis, Javabased Grid yang memprogram lingkungan yang menyediakan komunikasi local
dan wide area yang cepat. Dengan sebuah cluster, Ibis dapat menggunakan
Myrinet untuk mencapai throughput yang sangat tinggi selama diantara cluster
cluster nya terdiri dari banyak bagian data, alur TCP pararel untuk meningkatkan
achievable bandwith wide area.
Implementasi terdiri dari tiga bagian yang dibuat selama program
dijalankan :
1) sebuah Pool dan Gauge Obyek yang menyediakan suatu interface abstrak ke
informasi mengenai lingkungan itu. Objek Pool menggambarkan bagaimana
host pada cluster yang ada ketika aplikasi dijalankan. Objek Gauge
menggambarkan suatu interface yang uniform ke pengukuran network antara
host host yang ada. Gauge dapat diterapkan secara banyak berkisar antara
membaca deskripsi XML statis dari lingkungan, untuk memperoleh data dari
suatu system monitoring yang terpisah. Pada bagian 4.1 di eksperimen
menggunakan sebuah Gauge yang memperoleh pengukuran dari Delphoi.
channel
menghubungkan
ke
pasangan
send/receive
port.
Jika
busur
berbagai pasangan send/receive port akan dibuat diantara host host pada
cluster. Untuk setiap koneksi WAN TCP digunakan sebagai pengangkut protocol.
Untuk multicast dengan sebuah cluster, dapat digunakan sebuah rantai
yang menghubungkan seluruh host, menyediakan throughut multicast pada level
aplikasi tertinggi melalui Myrinet. Pada cluster root hanya membutuhkan satu hal
seperti rantai tetapi pada cluster lainnya sebuah rantai yang dimulai pada setiap
host dibutuhkan distribusi lokal pada setiap potongan data yang diterima melalui
WAN. Gambar 5 menunjukan sebuah contoh setup koneksi dari 2 cluster dengan
masing masing 3 host,
Cluster root mendistribusikan data lokal melalui sebuah rantai, setelah setiap
host mengirimkan 1 hingga 3 bagian data ke cluster lain. Tiga rantai lokal
kemudian menggunakannya untuk mengirim potongan data kepada seluruh
anggota cluster lainnya.
kemudian akan dikirm ke seluruh host yang lain. Jumlah yang ada pada gambar
6 menunjukan dimana order host root pada gambar 5 mengirimkan pesan local
dan WAN.
Gambar 6: Order pesan lokal dan WAN dikirm melalui host root pada gambar 5
Selain memisahkan array data di gumpalan dengan ukuran yang sesuai,
multicasting juga harus memastikan bahwa setiap pohon mengirim dengan
throughput yang precomputed, sedangkan interference di antara berbagai aliran
yang harus dihindarkan. Pencapaian yang terakhir menggunakan suatu
pemisahan thread per koneksi yang keluar. Pemisahan thread juga mengijinkan
untuk pengimplementasian bentuk traffik. Dalam hal ini dapat menerapkan teknik
yang dikembangkan oleh D.M. Chiu, M. Kadansky, J. Provino, dan J. Wesley
dalam judul Experiences in Programming a Traffic Shaper, Tech yang
dipublikasikan dalam Report TR-99-77, Sun Microsystems, September 1999 di
mana thread berhenti setelah mengirimkan pesan, setelah jeda beberapa saat
untuk pengiriman dilanjutkan untuk pengiriman selanjutnya.
3.4 Implementasi
Dahulu sudah dibahas mengenai balanced multicasting menggunakan 2
kasus : menggunakan host tunggal dari testbed GridLab dan menggunakan
berbagai cluster dari Distributed ASCI Supercomputer (DAS). Dahulu telah
dibandingkan balanced multicasting dengan perkiraan yang ada memakai
dahulu
harus
merecord
informasi
performance
network
untuk
menentukan banyak waktu dari sistem Delphoi. Informasi ini dapat digunakan
untuk seluruh teknik multicasting yang membandingkan performance network
dengan perluasan implementasi bentuk traffik. Perluasan ini meniru achievable
bandwith per link WAN dan kapasitas masuk dan keluar per host. Dengan setup
ini, dapat memakai beberapa kondisi yang sama untuk seluruh teknik
multicasting tanpa interference oleh user lainnya.
Sebuah penelitian yang dilakukan diantara beberapa titik di daerah
GridLab dibuat tanpa koneksi sama sekali yang berarti tanpa konfigurasi firewall.
Delphoi melaporkan suatu zero achievble bandwith untuk suatu dead link yang
dirancang pada model network (bentuk sederhana yang tidak pernah dipilih
untuk menjadi bagian dari pohon multicast). Bagaimanapun, pengguna juga ingin
membandingkan metoda multicast yang diperoleh menjadi sebuah bentuk pohon
tunggal bentuk paling sederhana yang digunakan dalam implementasi. Karena
sebuah pohon dapat mengandung dead link maka harus digunakan pengganti
pohon semi-flat yang merupakan pohon yang memutar dengan tinggi minimum
yang tidak menggunakan dead link. Jika ada berbagai pohon semi-flat maka
harus menggunakannya minimal satu throughput tertinggi.
Pada sebuah eksperimen dilakuakan multicast 200 MB dari salah satu
titik GridLab dibandingkan ke yang lain menggunakan 4 metode multcast : pohon
semi-flat, pohon dengan bottlenek maksmimum, pohon FPFR dan pohon
keseimbangan. Hal ini dilakukan selama 8 kali, 1 kali untuk setiap titik lokasi yang
menjadi root dari multicast. Satu set optimal pohon multicast dapat dihitung
secara teoritis untuk setiap root yang diterjemahkan menjadi 262, 144
kemungkinan pohon multicast untuk sebuah program linier.
Gambar 7 menunjukan setiap throughput root dari 4 metode multicast
yang berbeda dan throughput maximun secara teoritis. Hal in dapat dilihat
dengan tampilan balanced multicasting dari metode multicast lainnya pada
seluruh host root. Hal ini menunjukan kelemahan FPFR yang pada beberapa
kasus terjadi kesalahan dibandingkan menggunakan pohon multicast yang
tunggal. Akibatnya yang lebih parah adalah balanced multicasting tidak selalu
dapat mendapat throughput maximum yang secara teoritis mungkin. Walaupun
perhitungan secara teoritis set yang optimal pohon multicast membutuhkan
waktu 20 menit per root, sedangkan pohon balanced multicast dapat
melakukannya kurang dari satu detik.
batas dari well provisioned network wide ara, informasi monitoring network
dibutuhkan untuk menghindari kebuntuan self-induced.
Gambar 8: Throughput multicast diantara dua cluster dan tiga cluster DAS
4. KESIMPULAN
Optimisasi dalam komunikasi graffik multicasting menjadi masalah NPhard karena heterogenitas network. Pada tulisan ini telah menyarankan
penggunaan balanced multicasting,
Daftar Pustaka
Tanembaum, Andrew.S . 2003. Computer Networks 4th Editon. Prentice Hall :
New Jersey
Stallings, William. 2000. Komunikasi Data dan Komputer Jaringan Komputer.
Salemba Teknika : Jakarta
http://en.wikipedia.org
http://www.cisco.com
http://www.cs.vu.nl
http://gnosis.cx