50-1
1.
PENDAHULUAN
a)
diusahakan
untuk
ditambang/dilakukan
pengambilan secara kecil kecilan oleh
masyarakat atau KUD, untuk bisa mengurangi
ketergantungan Indonesia dari Luar Negeri.
Indonesia tiap tahunnya masih mengimport
gypsum dari luar untuk memenuhi kebutuhan di
dalam negeri.
Untuk bahan galian emas dan ikutan yang
terdapat pada daerah Wakapsir (daerah prospek
2), Kecamatan Alor Barat Daya. Dari data
terdahulu belum bisa dikembangkan untuk
diusahakan pengolahannya. Setelah hasil analisis
conto dari daerah Wakapsir (daerah prospek 2)
selesai dilakukan oleh Laboratorium Kimia
Mineral Direktorat Inventarisasi Sumber Daya
Mineral Bandung, seperti terlihat pada tabel 1,
maka daerah Wakapsir ini tidak prospek dan
tidak
ekonomis
dikembangkan
untuk
pertambangan logam emas dan perak, walaupun
untuk pertambangan rakyat atau pertambangan
sekala kecil.
..,.1978.
Mineral Potential
Evaluation of the Nusa Tenggara Islands
BRGM/ GSI.
PT.Nustratim Mining,.1999. Laporan Kegiatan
Triwulan dan Tahunan Wilayah. Kontrak
Karya Flores Tengah sampai Alor Nusa
Tenggara. ( 796/KK/TW-THN/3/2000).
Soedirman Abdullah, dkk.,1999. Laporan
Eksplorasi Mineral Industri di Daerah
Kabupaten Alor dan Sekitarnya, Provinsi
Nusa Tenggara Timur. Direktorat Sumber
Daya Mineral, Bandung.
DAFTAR PUSTAKA
Didi Haryadi, dkk., 1992. Identifikasi Potensi
Ekonomi Bahan Galian di Kabupaten
Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur,
Pusat Pengembangan Teknologi Mineral,
Bandung
Dinas Pertambangan dan Energi, Prov.NTT,.
2003.
Laporan
Akhir
Kegiatan
Pengembangan Pertambangan Umum
(Survey & Pemetaan Rinci Wilayah
Pertambangan) di Kabupaten Alor, Prov.
NTT.
Goenadi.R.M,.
1971.
Pemetaan
dan
Penyelidikan Mineral di Nusa Tenggara
Timur. Dinas Eksplorasi
Direktorat
Geologi Bandung.
Michael B. Long., 2004. Seminar on mineral
recovery and environmental protection for
small scale mining. Education and Training
Center for Geology, Bandung.
Noya Y, dkk, 1993. Peta Geologi Lembar
Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur. Skala
1 : 250.000,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi,
Bandung.
DEPARTEMEN
PERTAMBANGAN DAN ENERGI.
50-5
PULAU ALOR
KALABAHI
Gambar.1
Peta lokasi kegiatan (1 dan 2) dan peta KK/KP di Lembar
Pulau Alor, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
50-6
Gambar. 2
Peta Geologi Daerah Pulau Alor, Kabupaten Alor,
Provinsi Nusa Tenggara Timur (Sumber : PT. NUSTRATIM).
Gambar. 3
Peta Geologi Detail Daerah Halerman, Kec. Alor Barat Daya
Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Kolokium Hasil Lapangan DIM, 2005
50-7
Gambar. 4
Peta Alterasi Daerah Halerman, Kec. Alor Barat Daya
Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
50-8
Gambar. 5
Peta Geologi Daerah Wakapsir, Kecamatan Alor Barat Daya
Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
50-9
50-9
50-10
50-10
Foto. 1
Singkapan Gypsum pada batuan alterasi
Di Daerah Bukit Kemuhaba, Ds Halerman
Kec. Alor Barat Daya, Kab. Alor, NTT.
Foto. 2
Singkapan Mineralisasi Cu,PB,Zn, Au, dan Ag
Di Daerah Sungai Gillaa, Ds Wakapsir, Kec.Alor
Barat Daya, Kab. Alor, Prov. NTT.
50-11
Foto. 3
Peralatan yang akan digunakan dalam proses
Pengolahan emas primer di daerah Wakapsir,
Kec. Alor Barat Daya, Kab. Alor, Prov. NTT.
50-12
50-13