Anda di halaman 1dari 14

TUGAS EKONOMI TEKNIK KIMIA

BISNIS KONVEKSI PAKAIAN WANITA NATURAL

Disusun oleh:

Dewi Ayu Novita

21030111130096

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014

A. PENDAHULUAN
1. Judul : Bisnis Konveksi Pakaian Wanita Natural
2. Identifikasi Bisnis
Dewasa ini, sandang atau yang biasa dikenal dengan sebutan fesyen merupakan
sesuatu yang tak dapat lepas dari kehidupan masyarakat. Semakin tingginya tingkat
urbanisme mendorong masyarakat lebih memperhatikan hal-hal yang mereka kenakan.
Bahkan tidak sedikit masyarakat yang rela mengeluarkan banyak materi untuk kepuasan
dalam hal busana. Tak ayal lagi, kini pakaian/ sandang tidak hanya menjadi salah satu
dari kebutuhan pokok manusia namun sudah menjadi bagian dari gaya hidup.
Hal tersebut yang membuat bisnis dalam bidang sandang (fesyen) ini memiliki
prospek yang baik dan menjanjikan tidak hanya saat ini, namun juga di masa mendatang.
Terlebih lagi pemerintah melalui Kementerian Perdagangan pada tahun 2008
mencanangkan industri kreatif dimana fesyen ditetapkan sebagai salah satu dari 14 sub
sektor industri kreatif.
Sebagai salah satu dari industri kreatif, tentunya dengan mengembangkan bisnis di
bidang sandang menjadi salah satu terobosan bagi masyarakat Indonesia untuk lebih
mencintai produk dalam negeri. Dengan kualitas dan model yang mampu bersaing
dengan brand-brand asing, bisnis dalam bidang sandang memiliki prospek yang cukup
baik. Karena selama ini, belum banyak merk-merk pakaian jadi dalam negeri yang
mengutamakan kualitas serta memiliki merk dagang yang dikenal masyarakat luas yang
mampu disepadankan dengan merk asing.
Untuk itu, pengembangan usaha konveksi dengan mengutamakan mutu dan kualitas
yang memiliki standar tinggi serta mengedepankan originalitas desain akan membuat
produk-produk yang dihasilkan dapat memasuki pasar seperti pusat perbelanjaan dan
butik-butik. Lebih khususnya bisnis konveksi yang akan didirikan ini, merujuk ke
segmen pasar, pakaian jadi wanita dengan tipe pakaian semi formal hingga formal.
3. Profil Usaha
Nama perusahaan
Bidang usaha
Jenis produk
Merk dagang
Nama web
Alamat email
Alamat

: Konveksi Natural Indonesia


: Konveksi
: Pakaian jadi wanita dewasa
: Natural
: www.naturalid.com
: naturalid@gmail.com
: Jl. Menoreh Utara X, Sampangan, Semarang

Telepon

: 085640506033

4. Penjelasan Produk
Produk yang dihasilkan berupa pakaian jadi bagi wanita dewasa dengan desain semi
formal hingga formal. Tersedia dalam berbagai bentuk dan model seperti atasan, kemeja,
dress, blazer, maupun pakaian kerja. Dibuat dengan desain, kualitas dari segi bahan,
jahitan serta keawetan yang terjamin sehingga akan memberikan nilai eksklusif dan
elegan.

5. Keunggulan Produk
1. Jahitan Rapi
2. Desain original yang cantik dan menarik
3. Bahan baku yang bermutu
4. Tersedia dalam berbagai ukuran, S-XL
5. Puring / lapisan dalam pakaian adalah kain yang dingin sehingga
merasa nyaman ketika dipakai
6. Harga yang sesuai dengan kualitas

6. Gambaran Pasar dan Segmen Pasar yang Dituju


Dengan memberikan contoh / sample baju yang akan di pasarkan kepada calon
pelnggan dengan desain yang menarik agar konsumen tertarik untuk memesan dan
membelinya. Dan harga per baju relatif terjangkau masyarakat sebanding dengan
kualitas. Selama ini belum banyak brand pakaian wanita yang terkemuka yang mampu
bersaing dengan merk asing. Kebanyakan pakaian dengan kualitas terbaik dijual di butikbutik milik designer ternama dengan harga yang tidak terjangkau. Sehingga pasar yang
tersedia masih luas. Selain itu melihat dari segmen pasar yang dituju, yaitu wanita
dewasa, kecenderungan dalam pembelian masih tinggi karena tingkat konsumtivitas yang
tinggi pada usia wanita dewasa.
Segmen pasar yang dituju:

Pembeli Individu, wanita dewasa dengan kisaran usia 16 tahun ke atas

Distributor/Toko pakaian di pusat perbelanjaan maupun butik-butik

7. Tujuan Usaha
a) Menjadi salah satu brand konveksi yang terkemuka dan handal dengan
mengutamakan kualitas.

b) Mendorong masyarakat untuk lebih mencintai produk dalam negeri dan


menggeliatkan ekonomi kreatif.
c) Memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya wanita akan sandang yang dinamis
sesuai dengan selera.
d) Menciptakan lapangan kerja bagi tenaga kerja terampil.

B. ISI
1. Analisa SWOT
STRENGTH (KEKUATAN)
1. Produk

2. Distribusi dan Persediaan

3. Pelayanan Pelanggan

4. Organisasi dan SDM

5. Sistem Manajemen

6. Teknologi

WEAKNESS (KELEMAHAN)
1. Produksi

2. Brand
3. Fungsi Pemasaran

OPPORTUNITIES (KESEMPATAN)
1. Peluang Pasar

2. Kemajuan Teknologi

Harga jual yanng sesuai dengan kualitas.


Bahan baku yang lebih unggul serta desain
yang disesuaikan dengan trend/ mode yang
berlaku bila dibandingkan dengan produk
sejenis
Waktu pengiriman dan penyelesaian pesanan
maksimal 3 hari atau sesuai dengan tenggang
waktu yang ditentukan
Bila ada barang yang rusak perusahaan
bersedia memberikan ganti (customer
satisfaction)
Tenaga kerja berasal dari mantan murid
LPDK konveksi sehingga tingkat keahlian,
pendidikan dan pengalaman kerja karyawan
dapat di andalkan.
Lengkapnya data keuangan dan pelanggan
membuat mudahnya perusahaan mengontrol
kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan.
Menggunakan teknologi mesin otomatis
dalam memproduksi.

Kapasitas produksi mesin dan kemampuan


tenaga kerja tidak diiringi dengan
kemampuan menciptakan pasar
Merk dagang merupakan nama baru,
sehingga belum dikenal oleh masyarakat.
Belum adanya distributor tetap dan
pembeli tetap.

Peluang ekspansi pasar ke seluruh wilayah


Indonesia, serta ekspor ke negara ASEAN
cukup tinggi.
Adanya fasilitas TI dan pemanfataan internet
bisa menunjang perkembangan usaha (

desain , mode , relationship, transaksi )


Tenaga kerja rata-rata tamatan LPDK
Mutiara sehingga ada komitmen dan ikatan
emosional membuat tingkat turn over
karyawan rendah.
Belum banyak bisnis konveksi di
Indonesia yang mampu bersaing dengan
merk asing. Penggunaan mutu bahan baku
yang diatas pesaing.

3. Tenaga Kerja

4. Produksi dan Bahan Baku

THREATS (HAMBATAN)
1. Persaingan

Rendahnya daya beli masyarakatterhadap


produk dalam negeri dibandingkan dengan
brand asing tang ternama, serta ditunjang
mutu dan kerapian jahitan yang cukup tinggi
dan harga yang bersaing.
Ketidakmampuan mengakses sumber-sumber
permodalan membuat sulitnya mendapatkan
pinjaman.
Ketidakstabilan kurs rupiah berpengaruh
pada komponen biaya produksi. Daya beli
masyarakat yang semakin menurun.

2. Pemodalan

3. Kondisi Perekonomian

2. Bahan Baku
Bahan Baku
Kain
Bahan Penolong
Kancing
Resleting
Benang

Kebutuhan Rata-Rata Per


Bulan
25 roll. 1 roll 50 m
Kebutuhan Rata-Rata Per
Bulan
3 gross
6 gross
25 lusin

Sumber
PT. Damatex Semarang
Sumber

PT. Acron Semarang

3. Proses Produksi
Proses Produksi
Desain mode + pola

Bahan Baku
kertas

Memotong
Menjahit
Mengobras
Memasang
kancing/resleting

kain
kain + benang
kain + benang
kancing/ resleting +
benang

Teknologi
digital dan
konvensional
konvensional
otomatis
otomatis
otomatis

Mesin
komputer, gunting,
meteran, dan pensil
gunting
mesin jahit
mesin obras
mesin lubang
kancing/ mesin jahit

KANCING/
RESLETING

KAIN

DESAIN MODEL
PASANG LUBANG/
RESLETING
PEMOTONGAN

PENJAHITAN

PENGOBRASAN
Diagram Alir Proses Produksi Pakaian
MENYETRIKA
DAN MENGEMAS

4. Kapasitas Produksi
Fasilitas dan mesin produksi yang dimiliki:
Fasilitas dan Mesin Produksi
Jumlah
Mesin jahit
10 unit
Mesin obras
3 unit
Mesin lubang kancing
1 unit
Kebutuhan total kain: (25 x 50)= 1250 meter
Diasumsikan 1 potong pakaian memerlukan 1,5 meter kain
Kapasitas produksi: 1250:1,5 = +- 800 buah

5. Analisa Pasar dan Pemasaran


a. Profil Konsumen
Konsumen yang menjadi target dari pemasaran produk adalah para pelaku bisnis
penjualan baju di pusat-pusat perbelanjaan/ departemen store, maupun pengusaha
retail, yang dapat membeli dalam partai besar, serta supplier-supplier baik
melalui transaksi langsung maupun online. Target pemakai dari bisnis konveksi
ini difokuskan bagi wanita dewasa dengan usia >15 tahun, dengan kapasitas
ekonomi menengah ke atas.
b. Pesaing dan Peluang Pasar
Produsen pakaian jadi (konveksi) sudah banyak yang didirikan, khususnya di
kota-kota besar karena permintaan produknya lebih besar. Namun, belum banyak

brand-brand dalam negeri yang memiliki kualitas dan popularitas setara dengan
brand asing. Dengan mengedepankan desain dan kualitas dan dari sisi target yang
jelas yaitu wanita dewasa, menjadikan bisnis konveksi cukup menjanjikan.
Dewasa ini, sandang bukan hanya kebutuhan namun juga bagian dari gaya hidup
yang menunjukkan kelas sosial seseorang. Dengan kualitas yang tinggi, dan harga
yang jauh lebih murah dari brand-brand asing, tentu konsumen akan lebih
tertarik.
c. Sistem Pemasaran
Kegiatan pemasaran dan promosi yanng dilakukan:
Personal Selling
Menjual secara langsung kepada konsumen dan memberikan contoh/sample baju
yang akan dipasarkan kepada calon pelanggan (agen). Hal ini mengakibatkan
naiknya jumlah pesanan produksi.
Pameran
Pameran dagang di kota-kota besar, untuk mengenalkan keunggulan produk.
Iklan Online
Promosi secara online, baik melalui website maupun sosial media, sehingga
memudahkan pemasaran yang praktis, cepat, murah, dan efisien.

6. Analisa Keuangan
a. Biaya Investasi
Berikut peralatan yang dibutuhkan:
No Nama Barang

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

Mesin jahit
Mesin obras
Mesin lubang
kancing
Penambahan daya
listrik (6600 VA)
Meteran
Penggaris pola
Gunting
Meja
Kursi
Manekin baju
Lampu tambahan
Setrika
Satu set PC
Printer

Jumlah
Barang
(Buah)
10
3
1

Harga Satuan

Jumlah Harga

Rp 4.000.000
Rp 4.500.000
Rp 6.000.000

Rp 40.000.000
Rp 13.500.000
Rp 6.000.000
Rp 3.300.000

10
10
15
2
15
5
5
5
1
1

Rp 1.000
Rp 5.000
Rp 5.000
Rp 750.000
Rp 120.000
Rp 200.000
Rp 50.000
Rp 250.000
Rp 5.000.000
Rp 1.000.000

Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp

10.000
50.000
75.000
1.500.000
1.800.000
1.000.000
250.000
1.250.000
5.000.000
1.000.000

15.
16.
17.
18.

Pensil
Buku desain
Buku tulis
Alat tulis

1 pak
1 pak
1 pak

Rp 18.000
Rp 50.000
Rp 25.000

Rp
18.000
Rp
50.000
Rp
25.000
Rp
30.000
TOTAL Rp74.858.000

b. Biaya Tetap
Biaya tetap yang dikeluarkan tiap bulan, +- 800 produk/ bulan
No Jenis
Keterangan
Jumlah
Pengeluaran
1. Pekerja
20 orang x @ Rp
Rp 24.000.000
1.200.000
10 orang penjahit
2 orang pengobras
dan pemasang
kancing
2 orang desainer
1 bagian administrasi,
pemasaran dan
layanan online
5 orang bagian setrika
dan pengemasan
2. Sewa tempat/ rumah
Rp 2.000.000
3. Biaya listrik
Rp 2.000.000
4. Biaya telepon dan internet
Rp
500.000
5. Biaya air
Rp
50.000
6. Biaya keamanan
Rp
300.000
TOTALC. Rp28.850.000

c. Biaya Variabel
Biaya tetap yang dikeluarkan tiap bulan, +- 800 produk/ bulan
No Nama Barang
Jumlah
Harga Satuan
Jumlah Harga
Barang
1. Kain
25 roll
Rp 1.200.000
Rp 30.000.000
2. Benang
25 lusin
Rp 7.500
Rp
187.500
3. Kancing
3 gross
Rp 20.000
Rp
60.000
4. Resleting
3 gross
Rp 100.000
Rp
100.000
5. Jarum
15 pak
Rp 2.500
Rp
37.500
6. Plastik
10 pak
Rp 25.000
Rp
250.000
pembungkus
7. Karung
20 buah
Rp 1.000
Rp
20.000
8. Kardus
20 buah
Rp 1.000
Rp
20.000
9. Transportasi
Rp
300.000
TOTAL Rp30.975.000

d. Penjualan Produk dan Biaya Total


Harga 1 buah pakaian
: Rp 100.000
Diasumsikan selama 1 bulan dapat diproduksi 800 buah produk
Total hasil penjualan produk tiap bulan = 800 x Rp 100.000
= Rp 80.000.000
Biaya investasi
= Rp 74.858.000
Biaya total (modal kerja) tiap bulan

= Biaya tetap + Biaya variabel


= Rp28.850.000 + Rp30.975.000
= Rp 59.825.000

Sehingga, diperoleh keuntunngan/bulan = penjualan modal kerja


= Rp 80.000.000 Rp 59.825.000
= Rp 20.175.000

e. Internal Rate of Return (IRR)


Cash Flow
Bulan ke- Pengeluaran
0
74.858.000
1
59.825.000
2
59.825.000
3
59.825.000
4
59.825.000
5
59.825.000
6
59.825.000
7
59.825.000
8
59.825.000
9
59.825.000
10
59.825.000
11
59.825.000
12
59.825.000

Pemasukan
0
80.000.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000
80.000.000

Net Cash Flow


-74.858.000
20.175.000
20.175.000
20.175.000
20.175.000
20.175.000
20.175.000
20.175.000
20.175.000
20.175.000
20.175.000
20.175.000
20.175.000

Menggunakan excel untuk mencari nilai IRR adalah dengan cara mengetik formula
dengan format sebagai berikut =IRR(values;guess) = IRR(B2:B14) dimana nilai
values diisi dengan array dari nilai investasi awal hingga cashflow 12 bulan,
sedangkan untuk nilai guess diabaikan saja. Selanjutnya tekan enter sehingga
tampil tampilan sebagai berikut :

Selanjutnya adalah membandingkan nilai IRR dengan tingkat suku bunga yang
dipilih, diasumsikan nilai tingkat suku bunga yang digunakan adalah tingkat suku
bunga pinjaman sebesar 15%, dengan nilai IRR sebesar 25 % lebih besar dari 10%
maka tingkat keuntungan yang diperoleh dari investasi tersebut lebih besar dari
tingkat bunga yang harus dibayarkan atas pinjaman investasi tersebut. Dengan kata
lain investasi tersebut layak untuk dijalankan.
f. Net Present Value (NPV)
Net Present Value (NPV) adalah akumulasi nilai sekarang kas masuk dan kas keluar
yang dihasilkan oleh investasi.
Menghitung tingkat Net Present Value (NPV) dengan menggunakan excel, dimana
formula excel akan meminta kita untuk menginput dengan format sebagai berikut :
=NPV(rate;value1;value2 dst) = NPV(0,5%;B2:B14) Dimana rate adalah tingkat
suku bunga yang digunakan, jika kita menggunakan uang pinjaman/kredit, maka kita
gunakan tingkat suku bunga kredit/pinjaman, untuk kasus ini maka digunakan suku
bunga deposito sebesar 6% pertahun, tiap bulan 6%/12.

Dari hasil perhitungan di excel dapat dilihat bahwa nilai NPV bertanda positif
sebesar Rp 158.760.153,68 sehingga dapat dikatakan bahwa investasi yang
dilakukan untuk jangka waktu penilaian selama 12 bulan adalah layak untuk
dilakukan.
g. Break Even Point (BEP)
Analisis Titik Impas atau Break Even Point (BEP) merupakan suatu titik atau
keadaan dimana perusahaan dalam operasinya tidak mendapatkan keuntungan
dan tidak menderita kerugian.
BEP Harga Produksi

BEP=

= Rp74.781,25

Dari perhitungan BEP dapat diketahui bahwa titik impas atau titik balik modal
diperoleh dengan harga jual sebesar Rp 74.781,25/ buah. Sementara harga yang
dipasarkan sebesar Rp 100.000/ buah dengan demikian akan diperoleh
keuntungan Rp 25.218,75 / buah.

BEP Volume Produksi


BEP =

= 598,25= 599

Dari perhitungan BEP dapat diketahui bahwa titik impas atau titik balik modal
diperoleh pada volume produksi sebesar 599 buah/bulan. Sementara kapasitas

produksinya sebesar 800 buah/bulan dengan demikian akan diperoleh keuntungan


201 buah/bulan.
h. Benefit Cost Ratio (B/C)
B/C merupakan perbandingan antara penerimaan dan biaya.
B/C

= 1,34

Dari analisa B/C diperoleh rasio 1,34 yang artinya setiap Rp 1.000 yang
dikeluarkan, usaha akan menghasilkan keuntungan Rp 1.340
i. Return of Investment (ROI)
Tingkat pengembalian modal investasi (Return on Investment /ROI) adalah modal
investasi yang kembali per bulan . Harga ROI minimum untuk industri dengan
resiko usaha tinggi adalah 44%, dan untuk resiko usaha rendah sebesar 11%.

ROI =

= 26,95%

Artinya, tingkat keuntungan yang dapat dihasilkan dari investasi yang telah
dikeluarkan besar.
j. Payout of Time (POT)
Waktu pengembalian modal (Pay Out Time= POT / Payback) merupakan waktu
yang diperlukan untuk mengembalikan modal. Pengembalian ini berdasarkan
pada jumlah modal yang diinvestasikan dan keuntungan yang dicapai.

POT =

= 3,71 bulan

Artinya, waktu pengembalian modalnya adalah selama 3.71 bulan kerja.

7. Strategi dan Rencana Pengembangan Bisnis


STRATEGI PRODUKSI
Perbaikan desain sesuai dengan mode yang sesuai dengan trend masyarakat yang ada
Pembelian mesin-mesin/ peralatan untuk peningkatan kapasitas produksi
Peningkatan produktivitas tenaga kerja
Menjunjung tinggi komitmen dalam mengutamakan kepuasan pelanggan dan kualitas
produk
STRATEGI ORGANISASI DAN SDM
Perubahan struktur manajemen dan organisasi

Pelatihan tenaga kerja yang sudah ada

STRATEGI KEUANGAN
Penambahan investasi modal untuk pengembangan usaha
Mencari investor / joint ventura untuk pengembangan dan perluasan usaha
Pengendalian sistem keuangan
STRATEGI PEMASARAN
Membuat sampel desain produk untuk di presentasikan ke para konsumen
(distributor, supplier, agen)
Pembuatan iklan di media online, menggencarkan promosi melalui web dan sosial
media Pengembangan wilayah distribusi pemasaran ke seluruh wilayah Indonesia
Kerjasama dengan eksportir untuk pengiriman barang ke luar negeri

Rencana-rencana pengembangan produksi kami antara lain:


a.

Memperluas wawasan dalam hal pemasaran

b.

Berinovasi dalam hal design pakaian, sehingga akan meningkatkan daya jual

c.

Meningkatkan kapasitas produksi

d.

Menjalin hubungan yang baik dengan konsumen maupun distributor

e.

Menyisihkan keuntungan sebagai modal membeli tanah/ bangunan dengan hak


milik sendiri

f.

Memaksimalkan promosi melalui media online

8. Analisa Dampak Resiko Usaha


a.. Dampak Terhadap Masyarakat
- Mendorong masyarakat untuk lebih mencintai produk dalam negeri
- Terpenuhinya kebutuhan konsumen (wanita) dalam hal pakaian dengan kualitas
yang terjamin
b. Analisis Risiko dan Usaha
- Kenaikan harga bahan baku
- Penurunan daya beli masyarakat
-Kesalahan produksi oleh karyawan
- Kerusakan produk saat proses pengiriman
- Waktu pengiriman yang lama dan kemungkinan kaos tidak sampai kepada
konsumen
c. Antisipasi Risiko dan Usaha
- Mencari lebih dari satu supplier

- Membeli bahan baku dalam jumlah yang besar, sehingga didapatkan harga lebih
murah
- Memperluas saluran distribusi pemasaran
- Melakukan packaging dengan menggunakan bahan-bahan yang dapat mencegah
pakaian mengalami kerusakan
- Melakukan proses pengiriman dengan menggunakan jasa pengiriman jasa yang
handal dan terpercaya
- Melakukan evaluasi sistem menajemen dan evaluasi produk secara berkala, untuk
mencegah terjadinya penurunan kualitas

C. PENUTUP
1. Kesimpulan
Bisnis dalam bidang sandang/ konveksi pakaian wanita ini, memberikan alternatif
bagi konsumen dalam hal pakaian. Dengan mengedepankan kualitas bahan, proses
pengerjaan dan desain yang up to date, serta diimbangi dengan harga yang cukup
terjangkau, menjadikan bisnis ini merupakan terobosan yang tepat dan dapat bersaing
dengan brand asing. Dengan adanya bisnis pakaian dengan merk dagang Natural ini
diharapkan lebih meningkatkan kecintaan konsumen terhadap produk dalam negeri.
Dari sisi analisa ekonomi, bisnis ini layak dikembangkan, dengan IRR sebesar 25%
selama 12 bulan produksi, NPV bertanda positif sebesar sebesar Rp 158.760.153,68, BEP
harga produksi sebesar Rp74.781,25, BEP volume produksi sebesar 599 buah, Benefit
Cost Ratio sebesar 1,34, Return of Investment sebesar 26,95%, Payout of Time sebesar
3,71 bulan kerja.

Anda mungkin juga menyukai