Anda di halaman 1dari 5

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Nia Risa Dewi


*Dosen Tetap PSIK Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya

Abstrak
Kekerasan dalam rumah tangga adalah pola pemaksaan kehendak atas seseorang terhadap pasangannya
dengan menggunakan serangan dan ancaman termasuk penyiksaan secara fisik, mental/ emosional, seksual
dan juga penguasaan secara ekonomis. Kekerasan terhadap perempuan terjadi karena budaya dominasi
laki-laki terhadap perempuan. Dampak KDRT secara fisik dapat menyebabkan kecacatan yang tetap dan
juga kematian juga dapat berdampak pada psikologis dan sosial dari istri. Pada anak yang menyaksikan
kekerasan dalam rumah tangga berdampak pada menurunnya prilaku yang sama terhadap generasi
berikutnya.
Kata kunci: Kekerasan, Rumah tangga
A. Pengertian Kekerasan Dalam Rumah

tinggi, maka kekerasan berbasis gender ini

Tangga (KDRT)

lebih banyak dialami oleh perempuan.

Kekerasan dalam rumah tangga adalah


suatu

pola

seseorang

pemaksaan

terhadap

menggunakan

kehendak

pasangannya

serangan

dan

Keyakinan gender adalah keyakinan yang

atas

mempercayai bahwa laki-laki dan perempuan

dengan

berbeda peran, fungsi, sifat dan karakternya.

ancaman

Keyakinan

ini

adalah

hasil

bentukan

termasuk penyiksaan secara fisik, mental/

masyarakat (konstruksi sosial), oleh karena itu

emosional

dan juga penguasaan secara

keyakinan tersebut bisa berubah dari masa ke

ekonomis.

Kekerasan

karena

masa bahkan konsepnya dapat berbeda antara

suami dan istri

masyarakat satu dengan lainnya. Keyakinan

baik secara fisik, dan ekonomi kepada yang

gender mempercayai bahwa: perempuan lebih

lemah, antara yang dominan kepada yang

lemah, takluk, emosional, tidak mandiri dan

kurang dominan dan antara yang berkuasa dan

sebagainya. Sementara laki-laki dianggap

ketidakseimbangan

yang tidak berdaya.

terjadi

antara

kuat, berkuasa, rasional dan mandiri. 9, 11


Atas dasar ini, kekerasan terhadap

B. Kekerasan terhadap Perempuan;


Kekerasan Berbasis Gender
Kekerasan berbasis gender adalah bentuk

perempuan terjadi karena budaya dominasi


laki-laki
digunakan

terhadap

perempuan.

laki-laki

untuk

Kekerasan

memenangkan

kekerasan karena adanya keyakinan gender.

perbedaan pendapat, menyatakan perasaan

Secara umum, perempuan lebih rentan karena

tidak

posisinya yang pincang di masyarakat baik

menunjukkan bahwa laki-laki lebih berkuasa

secara ekonomi, sosial maupun politik. Karena

terhadap perempuan 9, 11

pada umumnya posisi perempuan dianggap


lebih rendah dan laki-laki ditempatkan lebih

puas,

dan

sering

hanya

untuk

C. Karakteristik Korban dan Pelaku dalam

b. Pembawaan personal

KDRT

Perasaan tidak ade kuat, sifat inferior,

Menurut

10, 12, 14

ada beberapa karakteristik

sering menyalahkan orang lain karena

baik korban maupun pelaku tindak kekerasan

tindakannya

dalam rumah tangga yaitu:

berlebihan,

1. Wanita/ korban

marah, tidak menerima diri, agresif,

a.

sendiri,
ingin

cemburu

memiliki,

cepat

Pengaruh-pengaruh dalam keluarga

emosi yang belum matang, tidak dapat

Prilaku

mengontrol diri sendiri, tidak menaruh

kasar

dalam

keluarga,

kurangnya pengajaran agama dalam

hormat pada wanita.

keluarga, kemungkinan dengan status

c. Pengaruh gaya hidup

sosial ekonomi yang rendah, peran-

Penyalahgunaan konsumsi minuman

peran

alcohol,

sex

bersifat

tradisional

perselisihan

verbal,

menerima dan pasif, terjadi disfungsi

mendapat

dalam sistem keluarga.

kebebasan perempuan, kurang aktif

b. Pembawaan personal

bergerak,

Self esteem yang rendah, pernah


mengalami

kekecewaan,

pekerjaan,

sulit

membatasi

membatasi
diri

untuk

berhubungan dengan orang lain.

merasa

bertanggung jawab untuk disakiti,

D. Siklus Kekerasan Dalam Rumah Tangga

cepat merasa frustasi, merasa bersalah

Siklus KDRT terdiri dari fase 1, fase 2, fase

dan tidak berguna, senang menyendiri

3 dan kembali pada fase 1. Adapun fase-fase

dan senang mengisolasi diri, sering

itu adalah:

merasa tidak percaya dengan orang


lain, penakut, menolak prilaku kasar,
c.

1. Fase 1

marah dan takut.

Munculnya ketegangan, berbagai konflik,

Pengaruh gaya hidup

pertengkaran mulut, tidak adanya kesatuan

Penyalahgunaan konsumsi minuman

pendapat. Wanita mengeluh, bertindak

alcohol,

pasif, mengacuhkan kemarahan pelaku.

perselisihan

verbal,

ketergantungan kebutuhan keuangan

Laki-laki

pada suami, dan terisolasi dari sumber-

kelemahan, marah dengan sikap wanita

sumber pendukung seperti keluarga,

yang

teman, dan kelompok.

menyebabkan kemarahan memuncak.

2. Suami/ Pelaku

2.

a. Pengaruh-pengaruh dalam keluarga


Prilaku

kasar

dalam

melihatnya
mengacuhkan

sebagai
dirinya

satu
dan

Fase 2
Insiden penganiayaan akut terjadi dengan

keluarga,

tindakan kekerasan secar verbal, fisik dan

kurangnya pengajaran agama dalam

seksual, berlangsung dalam beberapa jam

keluarga, kemungkinan dengan status

sampai 24 jam atau lebih lama lagi.

sosial ekonomi yang rendah, peran-

Korban seringkali menunda untuk segera

peran sex bersifat tradisional dominan

mencari

dan agresif untuk laki-laki, terjadi

luka-luka yang terjadi pada dirinya, dalam

disfungsi dalam sistem keluarga.

keadaan syok dan mengingkari kejadian

pertolongan,

meminimalkan

yang
3.

dialami/

tidak

mempercayai

4.

Kekerasan seksual

kejadian yang menimpa dirinya.

Pemerkosaan/

pemaksaan

hubungan

Fase 3

seks, pemukulan dan kekerasan yang

Keduanya merasa mereda/ hilang, pelaku

dilakukan sebelum melakukan hubungan

sering kali mengungkapkan rasa cinta,

seks, pemaksaan katifitas sek tertentu,

penyesalan yang mendalam, berprilaku

pornografi,

baik, meminta maaf, mengungkapkan

melalui bahasa verbal dan lain-lain.

penghinaan

seksualitas

janji tidak akan mengulangi perbuatan


kasarnya lagi.

F.

Dampak
Kekerasan Dalam Rumah Tangga

E.

Bentuk- Bentuk

Dampak KDRT secara fisik

Kekerasan Dalam Rumah Tangga

menyebakan kecacatan yang tetap dan juga

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)


dapat berupa

5:

juga

dapat

psikologis

dapat

berdampak

merusak

Beberapa bentuk kekerasan fisik misalnya

menimbulkan

memukul,

merusak kejiwaan istri.

pada

menampar,

menjambak,

kebingungan

harga

diri,

dan

dapat

menginjak, mendorong, melempar barang

Penganiayaan terhadap istri sering disertai

dampai dengan melakukan pembunuhan

pada penganiayaan pada anak. Pengaruh-

seperti menusuk atau membakar.

pengaruh jangka panjang dari kekerasan

Kekerasan Psikologis

terhadap

istri

sering

berlanjut

menjadi

Merupakan kekerasan emosional berupa

perlakuan kejam pada anak dan pola tersebut

ucapan-ucapan yang menyakitkan, kotor,

berlanjut dari kekerasan dalam keluarga,

membentak,

menimbulkan masalah psikopatologis yang

ataupun

menghina,

ancaman.

menyudutkan

Pelaku

sering

memutarbalikkan fakta. Istri selalu dilihat


sebagai pihak yang bersalah, sementara
suami selalu berada dipihak yang benar.
3.

kematian

psikologis dan sosial dari istri. Kekerasan

1. Kekerasan Fisik

2.

dapat

Berdimensi ekonomi
Mengontrol

serius pada istri dan masalah-masalah lainnya


dalam keluarga.
Anak-anak yang sering melihat atau
mengalami kekerasan cenderung menjadi
terlibat

prilaku

istri,

dalam

lingkaran

tersebut.

Pola

tidak

kekerasan ini dapat diturunkan dari satu

memberikan nafkah untuk memenuhi

generasi ke generasi lainnya. Anak belajar

kebutuhan

rumah

tangga

sementara

bahwa dari kondisi yang mereka saksikan

melarang

istri

untuk

bekerja,

menghambur-hamburkan

memperbolehkan

melakukan

tindak

uang

kekerasan ketika merasakan emosi-emosi

sementara istri dan anak kekurangan,

yang kuat seperti dalam keadaan marah,

memperkerjakan istri atau menguasai

frustasi dan stress. Mereka belajar bahwa

uang

perlakuan kekerasan merupakan kondisi yang

atau

sebagainya.

barang

milik

istri

dan

normal terjadi dalam keluarga, mencintai dan


menyakiti merupakan kondisi yang tidak
kompatibel. Pengaruh terhadap diri yaitu

harga diri yang rendah, orang yang posesif


dan memiliki rasa cemburu yang kuat.
G.

interpersonal violence. Jognn Principle


& Practice.

12

2.

Hakimi, dkk. (2001). Membisu demi


harmoni; kekerasan terhadap istri dan
kesehatan
perempuan di Jawa Tengah Indonesia.
Yogyakarta; LPKGM FK UGM

3.

Hedin & Janson. (1999). Domestic violence


during pregnancy. Original article.

4.

Kolibonso, Rita Serena. (2000). Kekerasan


terhadap perempuan dalam rumah
tangga; fakta diskriminasi perempuan.
Jakarta

5.

Komnas Perempuan. (2002). Peta


kekerasan. Pengalaman perempuan
Indonesia. Jakarta: Ameepro.

6.

Kalyanamitra. (1999). Menghadapi


pelecehan seksual. Jakarta:
Kalyanamitra.

7.

Kollman, Natalie. (1998). Kekerasan


terhadap perempuan. Jakarta: YLKI dan
Ford

8.

Letourneau, Colmes & Chasendunn Roark.


(!999). Gynecologic health
concequences
to victim of interpersonal violence.
Womens health issue.

9.

LPKP2 Fatayat NU & The Asia Foundation.


(2003). Buku panduan konselor tentang
kekerasan dalam rumah tangga. Jakarta.

Fakta- fakta KDRT


di berbagai Negara
Fakta-fakta kekerasan dalam rumah tangga
(KDRT) terjadi hampir diseluruh dunia. Di
Bangladesh

pembunuhan

terhadap

istri

mencapai 50 % dari seluruh pembunuhan


yang terjadi. 20-50 % perempuan pernah
mengalami KDRT. 15
Di Pakistan 99 % ibu rumah tangga dan
77 % pekerja wanita menjadi korban
pemukulan suaminya. 8 Dari 95 % korban
kekerasan

wanita di Perancis, 51 % dari

proporsi tersebut dilakukan oleh suami


korban sendiri. 15
13

menyatakan 21 % wanita di Kanada

mendapatkan kekerasan oleh pasangannya


dan juga mengalami kekerasan pada saat
kehamilan. Di Indonesia, data dari seluruh
kasus yang ditangani oleh LKBHIuWKJakarta pada tahun 1997-1998 menyatakan
bahwa 35 % dari perempuan yang meminta
bantuan

konsultasi

dan

jasa

hukum

teridentifikasi mengalami kekerasan dari


suami.
SIKAP (Solidaritas Aksi Korban
Kekerasan terhadap Anak dan Perempuan)
sampai Mei tahun 2000 melaporkan, dari 35

10. Marwick C. (1998). Domestic violence


Recognized as a word problem: JAMA
11. Morris, Marika. (2000). Violence against
women and girls. A fact sheet for
CRIAW.

wanita yang mengalami kekerasan, 19 orang


mengalami

KDRT.

terhadap istri

Fakta

kekerasan

di Indonesia diantaranya

seperti suami membentak istri, main serong,


tidak memberi uang belanja, memukul dan
lain sebagainya. 7
DAFTAR PUSTAKA
1.

Goodman. (2000). Stages of change- based


Nursing Intervention for victims of

12. Old Sally, B, et all. (2004). Maternalnewborn nursing & womens health care.
7 th. New Jersey: Prentice Hall.
13. Rodgers K. (1994). Wife assault: the
finding
a national survey. Canadian centre for
justice statistic catalog.
14. Strack E, Flipteraf. (1996). Women at risk:
domestic violence and womens health.
California, USA: Sage Publications.

15. UN. (1997). Focus on women: violence


against women. United nations: fourth

world conference on women

Anda mungkin juga menyukai