Anda di halaman 1dari 2

Nama : Laely Fitri Handayani

Nim

: J1A012065

Tugas : praktikum Rancangan percobaan


RESUME Costat For Windows
Costat for windows merupakan program statistik yang dapat digunakan untuk melakukan
analisis data percobaan, mulai dari meng-entry data dari MS Exel for windows, mengimport data
tersebut ke jendela data costat, dan mengenalisis menggunakan teknik analisis data yang digunakan
costat, terutama ANOVA dan regresi berganda. Yang dilakukan dalam percobaan rancangan
percobaan ini meliputi RAL, RAK, RBLS, rancangan faktorial, rancangan petak berbagi (split plot),
dan perbandingan kontras ortogonal (perbandingan 1db).
Rancangan Acak Lengkap (RAL)dipergunakan untuk merancang/menata dan menganalisis
data suatu percobaan dimana faktor lingkungan, yaitu segala sesuatu di luar faktor perlakuan yang
dicobakan dapat dikendalikan dan diseragamkan. Dengan demikian hanya perbedaan taraf atau aras
perlakuan yang diharapkan mempunyai pengaruh terhadap hasil percobaan, yaitu terhadap variabelvariabel yang diamati dan diukur. Kerana faktor lingkungan seragam, maka penempatan unti
percobaan, yaitu tiap kombinasi perlakuan dan ulangan,misalnya X12,X21, dan seterusnya, dapat
dilakukan secara acak sempurna, artinya diacak secara lengkap. Berbeda dengan Rancangan Acak
Kelompok (RAK), pengacakan satu set perlakuan hanya dilakukan di masing-masing blok atau
kelompok, artinya tidak semua unit percobaan sekaligus secara lengkap. Struktur data yang diperoleh
dari percobaan yang terdiri atas satu faktor perlakuan, baik itu dirancang dengan RAL maupun RAK
adalah sama, yaitu terdiri atas kolom rep, yang memuat nomor ulangan dalam kolom perlakuan, yang
memuat nomor aras-aras perlakuan dari faktor yang dicobakan.
Dari segi sumber keragaman (source of variation), rancangan acak kelompok (RAK)
mempunyai tambahan sumber keragaman yaitu BLOK. RAK dipergunakan untuk menata dan
menganalisis data suatu percobaan satu faktor dimana faktor lingkungan diluar faktor perlakuan yang
dicobakan masih beragam, dan ada indikasi kuat bahwa keragamannya adalah satu arah, dengan kata
lain pada percobaan penanaman pada plot-plot percobaan di lahan pertanian, di mana ada indikasi
keragaman kondisi/kesuburan lahan mengarah ke suatu arah, misal pada lahan yang relatif miring,
atau pada tes sensori terhadap suatu produk makanan, dimana para panelis yang dilibatkan untuk
mencicip dan meranking produk tersebut dan akan dinilai tanggapannya, juga harus dianggap
beragam dari satu orang ke orang yang lainnya, karena kepekaan lidah seseorang berbeda-beda.
Dalam kondisi percobaan seperti ini, maka ulangan untuk perlakuan harus diperlakukan sebagai blok.
Dalam hal ini, pengacakan semua unit percobaan tidak dapat dilakukan secara lengkap seperti pada
RAL. Disini, pengacakan penempatan aras-aras faktor perlakuan hanya boleh dilakukan pada setiap
blok, sehingga didalam satu blok, semua aras perlakuan berada di dalam suatu lingkungan percobaan
yang homogen, sehingga yang ada nanti adalah keragaman antar blok. Pada prinsipnya, penempatan
blok harus tegak lurus terhadap arah keragaman lingkungan percobaan. Dengan ddemikian,
lingkungan di dalam satu blok menjadi relatif homogen.
Seperti halnya denga RAK, Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBLS), juga dipergunakan
untuk merancang percobaan pada lingkungan yang beragam. Namun demikian, untuk keragaman
lingkunga yang dua arah, RAK tidak dapat digunakan. RBLS juga disebut sebagai rancangan dengan
row-blocking dan colom-blocking dangan menempatkan aras-aras perlakuan sedemikian rupa
sehingga setiap aras perlakuan hanya muncul sekali pada setiap kolom. Dengan demikian,
dimungkinkan untuk menduga varians antar baris dan antar kolom, dan sekaligus menghilangkan
keragaman ini dari galat percobaan. Jadi, dibandingkan RAK, RBLS lebih teliti memperhitungkan

keragaman materi dan lingkungan percobaan. Namun demikian, kekurangan dari RBLS ini, adalah
bila aras jumlah terlalu sedikit, maka derat bebas galat menjadi terlalu kecil, atau unit percobaan
menjadi terlalu banyak kalau jumlah aras perlakuan banyak. Oleh karena itu, RBLS ini
menggunakan aras perlakuan antara 4 sampai 8.
Percobaan faktorial dalah percobaan yang terdiri atas 2 faktor perlakuan atau lebih, dimana
semua faktor diasumsikan mempunyai efek yang setara ( tidak ada yang diutamakan ), dan ada
indikasi bahwa faktor-faktor tersebut berinteraksi dalam mempengaruhi hasil percobaan, atau peneliti
yang bersangkutan ingin mengutamankan efek interaksi dari faktor-faktor tersebut ketimbang hanya
efek utama. Selain itu, semua aras faktor perlakuannya dapat dikombinasikan secara sempurna. Dalam
proses pengacakan penempatan unit percobaan, maka sebuah kombinasi perlakuan pada percobaan
faktorial dapat dianggap sama dengan sebuah aras perlakuan satu faktor. Namun, dalam proses
analisis data, maka sumber keragaman dari kombinasi perlakuan ini dipecah lebih lanjut menjadi
faktor-faktornya dan interaksi antara faktor-faktornya.untuk percobaan faktorial 2 faktor, misal faktor
A dan B, maka dari kombinasi perlakuan AiBj akan dihasilkan 3 sumber keragaman, yaitu efek
utama faktor A, efek utama faktor B dan efek interaksi A*B.
Percobaan split plot dilakukan bila suatu percobaan lapangan yang menguji 2 faktor
perlakuan dimana lay-out plottingnya sedemikian rupa, sehingga tiap blok dibagi menjadi sejumlah
petak utama, dan tiap petak utama dibagi lagi menjadi sejumlah anak petak, maka percobaan tersebut
merupakan percobaan yang ditata menurut rancangan petak terpisah atau petak berbagi.
Pada percobaan faktor tunggal (1 faktor), ANOVA dilakukan untuk membandingkan n aras
perlakuan secara multiple untuk semuan kemungkinan kombinasi pembandingan secara individu 1-1.
Sebagai contoh, jika perlakuan terdiri atas 5 aras, yaitu A, B, C, D, E, maka kombinasi perbandingan
adalah A-B, A-C, A-D, A-E, B-C, B-D, B-E, C-D, C-E dan D-E. Jika perlakuan ABCDE bersifak
ortogonal, maka perbandingan dapat dilakukan antara kelompok dan kelompok, antara kelompok dan
individu dan antara individu dan individu perlakuan. Jadi dari perlakuan ABCDE yang bersifat
ortogonal, perbandingan dapat saja dilakuan sebanyak (n-1) perbandingan, sbb: ABCD vs E
(kelompok dengan individu), AB vs CD (kelompok dan kelompok), A vs B (dan C vs D (individu dan
individu perlakuan). Perbandingan (n-1) ini merupakan sumber keragaman 1 db yang merupakan
pemecahan jumlah kuadrat perlakuan (n-1)db. Karena yang dibandingkan pada setiap unit
perbandingan selalu ada (kelompok vs kelompok, kelompok vs individu, atau individu vs individu0,
maka analisis varians seperti ini disebut dengan perbandingan 1 db. Agar dapat dilakukan
pembandingan secara kontras-ortogonal, maka tiap perlakuan diberikan koefisien (yang sering juga
disebut dummy codes), sesuai dengan perlakuan yang dibandingkan dengan ketentuan harus
memenuhi persyaratan KONTRAS, yaitu jumlah koefisien kontras untuk tiap unit pembandingan 1 db
harus nol, dan memenuhi persyaratan ORTOGONAL, yaitu jumlah hasil kali koefisien kontras
(HKK) untuk semua unit pembandingan 1 db, juga harus NOL.

Anda mungkin juga menyukai