Nim
: J1A012065
keragaman materi dan lingkungan percobaan. Namun demikian, kekurangan dari RBLS ini, adalah
bila aras jumlah terlalu sedikit, maka derat bebas galat menjadi terlalu kecil, atau unit percobaan
menjadi terlalu banyak kalau jumlah aras perlakuan banyak. Oleh karena itu, RBLS ini
menggunakan aras perlakuan antara 4 sampai 8.
Percobaan faktorial dalah percobaan yang terdiri atas 2 faktor perlakuan atau lebih, dimana
semua faktor diasumsikan mempunyai efek yang setara ( tidak ada yang diutamakan ), dan ada
indikasi bahwa faktor-faktor tersebut berinteraksi dalam mempengaruhi hasil percobaan, atau peneliti
yang bersangkutan ingin mengutamankan efek interaksi dari faktor-faktor tersebut ketimbang hanya
efek utama. Selain itu, semua aras faktor perlakuannya dapat dikombinasikan secara sempurna. Dalam
proses pengacakan penempatan unit percobaan, maka sebuah kombinasi perlakuan pada percobaan
faktorial dapat dianggap sama dengan sebuah aras perlakuan satu faktor. Namun, dalam proses
analisis data, maka sumber keragaman dari kombinasi perlakuan ini dipecah lebih lanjut menjadi
faktor-faktornya dan interaksi antara faktor-faktornya.untuk percobaan faktorial 2 faktor, misal faktor
A dan B, maka dari kombinasi perlakuan AiBj akan dihasilkan 3 sumber keragaman, yaitu efek
utama faktor A, efek utama faktor B dan efek interaksi A*B.
Percobaan split plot dilakukan bila suatu percobaan lapangan yang menguji 2 faktor
perlakuan dimana lay-out plottingnya sedemikian rupa, sehingga tiap blok dibagi menjadi sejumlah
petak utama, dan tiap petak utama dibagi lagi menjadi sejumlah anak petak, maka percobaan tersebut
merupakan percobaan yang ditata menurut rancangan petak terpisah atau petak berbagi.
Pada percobaan faktor tunggal (1 faktor), ANOVA dilakukan untuk membandingkan n aras
perlakuan secara multiple untuk semuan kemungkinan kombinasi pembandingan secara individu 1-1.
Sebagai contoh, jika perlakuan terdiri atas 5 aras, yaitu A, B, C, D, E, maka kombinasi perbandingan
adalah A-B, A-C, A-D, A-E, B-C, B-D, B-E, C-D, C-E dan D-E. Jika perlakuan ABCDE bersifak
ortogonal, maka perbandingan dapat dilakukan antara kelompok dan kelompok, antara kelompok dan
individu dan antara individu dan individu perlakuan. Jadi dari perlakuan ABCDE yang bersifat
ortogonal, perbandingan dapat saja dilakuan sebanyak (n-1) perbandingan, sbb: ABCD vs E
(kelompok dengan individu), AB vs CD (kelompok dan kelompok), A vs B (dan C vs D (individu dan
individu perlakuan). Perbandingan (n-1) ini merupakan sumber keragaman 1 db yang merupakan
pemecahan jumlah kuadrat perlakuan (n-1)db. Karena yang dibandingkan pada setiap unit
perbandingan selalu ada (kelompok vs kelompok, kelompok vs individu, atau individu vs individu0,
maka analisis varians seperti ini disebut dengan perbandingan 1 db. Agar dapat dilakukan
pembandingan secara kontras-ortogonal, maka tiap perlakuan diberikan koefisien (yang sering juga
disebut dummy codes), sesuai dengan perlakuan yang dibandingkan dengan ketentuan harus
memenuhi persyaratan KONTRAS, yaitu jumlah koefisien kontras untuk tiap unit pembandingan 1 db
harus nol, dan memenuhi persyaratan ORTOGONAL, yaitu jumlah hasil kali koefisien kontras
(HKK) untuk semua unit pembandingan 1 db, juga harus NOL.