Anda di halaman 1dari 27

Panas adalah energi yang diterima oleh benda sehingga suhu benda atau

wujudnyaberubah.Ukuran jumlah panas dinyatakan dalam notasi British Thermal Unit (BTU).
Air digunakan sebagai standar untuk menghitung jumlah panas karena untuk
menaikkantemperature 1o F untuk tiap 1 lb air diperlukan panas 1 BTU.
Panas jenis suatu benda artinya jumlah panas yang diperlukan benda itu agar temperaturnya
naik 1o F.
Panas sensible adalah panas yang menyebabkan terjadinya kenaikan/penurunan temperatur,
tetapi phasa (wujud) tidak berubah.
Panas laten adalah panas yang diperlukan untuk merubah phasa (wujud) benda, tetapi
temperaturnya tetap.
Panas laten penguapan(latent heat of vaporization) adalah jumlah panas yang harus
ditambahkan kepada zat (cair)pada titik didihnya sampai wujudnya berubah menjadi uap
seluruhnya pada suhu yang sama.
Panas laten pengembunan (latent heat of condensation) adalah jumlah panas yang
harusdibuang/dikeluarkan oleh zat (gas/uap) pada titik embunnya, untuk mengubah wujud zat
darigas menjadi cair pada suhu yang sama.
Panas laten pencairan/peleburan (latent heat of fusion) adalah jumlah panas yangharus
ditambahkan kepada zat (padat) pada titik leburnya sampai wujudnya berubah menjadicair
semuanya pada suhu yang sama.
Panas laten pembekuan (latent heat of solidification) adalah jumlah panas yang harus
dibuang/dikeluarkan oleh zat (cair) pada titik bekunya untuk mengubah wujudnya dari cair
menjadi padat pada suhu yang sama.

Perhatikan gambar diatas, dimana fluida panas


diasumsikan mengalir dalam pipa.
Panas dialirkan secara konveksi dari fluida panas kedinding pipa, kemudian panas dikonduksikan
melalui dinding pipa dan dikonveksikan kembali dari dinding pipa kefluida dingin pada sisi luar pipa.
Perpindahan panas ini terjadi dikarenakan adanya perbedaan temperatur antara aliran fluida panas
dan fluida dingin. Maka untuk menentukan laju perpindahan panas yang terjadi perlu ditentukan
harga koefisien perpindahan panas menyeluruh (U):

Dimana A adalah luas permukaan pipa, berdasarkan atas diameter sisi luar atau sisi dalam pipa.
Dalam prakteknya, dameter luar sebenarnya selalu digunakan

Sementara atau LMTD adalah perbedaan temperatur rata rata antara aliran fluida (panas dan
dingin). Dalam hubungannya dengan koefisien perpindahan kalor menyeluruh disebut sebagai
perbedaan temperatur rata rata logaritma, dapat ditentukan:
Untuk aliran searah

Untuk aliran berlawanan

Jika diasumsikan,

adalah hambatan energi thermal, yang mana dari mekanisme perpinda-han pada gambar 1, dapat
ditentukan:

Dimana hi dan ho dan adalah koefisien perpindahan panas konveksi untuk aliran pada sisi dalam dan
sisi luar pipa. Sementara adalah luas permukaan sisi dalam pipa.

Jika persamaan 6 kita kalikan dengan Ao , maka:

Persamaan 8 tersebut berlaku untuk alat penukar kalor dalam kondisi baru atau tidak terjadi faktor
pengotoran pada pipa. Jika terjadi faktor pengotoran maka koefisien perpindahan panas

menyeluruh dapat ditentukan:

Dimana
adalah tahanan energy thermal faktor pengotoran pada sisi dalam dan luar pipa.

Evaluasi (bahasa Inggris:Evaluation) adalah proses penilaian

[1]

. Dalam perusahaan, evaluasi

dapat diartikan sebagai prosespengukuran akan efektifitas strategi yang digunakan dalam upaya
[2]
mencapai tujuan perusahaan. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut akan
[2]
digunakan sebagai analisis situasi program berikutnya. atau merupakan adalah suatu proses
untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana
perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih di
antara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan
harapan-harapan yang ingin diperoleh.
pada mesin diesel hanya udara bersih yang dihisap dan dikompresikan. Bahan bakar dan udara dicampur di
dalam silinder dengan cara setelah udara dikompresikan, bahan bakar disemprotkan kedalam ruang bakar
sehingga terjadi pembakaran. Persyaratan tekanan udara kompresi 1,5-4 Mpa (15-40 bar) sehingga
temperatur udara naik 700-900oc. Bahan bakar harus dikabutkan halus, oleh pompa injeksi pada tekanan
(100-250 bar).
Ada dua cara penyemprotan bahan bakar kedalam ruang bakar yaitu injeksi langsung dimana injection
nozzlemenyemprotkan bahan bakar langsung keruang bakar utama (main combustion chamber) pada akhir
langkah kompresi. Udara tertekan dan menerima pusaran cepat akibatnya suhu dan tekanannya naik bahan
bakar cepat menguap dan menyala dengan sendirinya setelah disemprotkan.
Cara menyemprotan yang kedua ialah injeksi tidak langsung dimana bahan bakar disemprotkan
oleh injection nozzle ke kamar depan (precombustion chamber). Udara yang dikompresikan oleh torak
memasuki kamar pusar dan membentuk aliran turbulensi ditempat bahan bakar yang diijeksikan. Tetapi
sebagian bahan bakar yang belum terbakar akan mengalir ke ruang bakar utama melalui
saluran transfer untuk menyelesaikan pembakaran.
Pada sistem bahan bakar mesin diesel, feed pump menghisap bahan bakar dari tangki bahan bakar. Bahan
bakar disaring oleh fuel filter dan kandungan air yang terdapat pada bahan bakar dipisahkan oleh fuel
sedimenter sebelum dialirkan ke pompa injeksi bahan bakar. Dari pompa injeksi selanjutnya melalui pipa
injeksi bahan bakar dialirkan ke injektor untuk diinjeksikan ke ruang bakar.

FUNGSI SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL


A.Menyimpan bahan bakar.
B.Menyaring bahan bakar.

C.Memompa atau menginjeksi bahan bakar ke dalam ruang bakar silinder mesin.
D.Mengabutkan bahan bakar ke dalam ruang bakar silinder mesin.
E.Memajukan saat penginjeksian bahan bakar.
F.Mengatur kecepatan mesin sesuai dengan bebannya melalui pengaturan penyaluran bahan bakar.
G.Mengembalikan kelebihan bahan bakar ke dalam tangki bahan bakar.

SYARAT SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL


A.Memberikan sejumlah tertentu bahan bakar. Sistem injeksi bahan bakar harus setiap saat tertentu
memberikan sejumlah tertentu bahan bakar ke tiap-tiap silinder mesin diesel.
B.Menepatkan saat penginjeksian bahan bakar Bahan bakar harus diinjeksikan ke dalam silinder
tepat pada saat kemungkinan mesin diesel mampu menghasilkan tenaga yang maksimum.
Bahan bakar yang diinjeksikan terlalu cepat atau terlalu lambat selama langkah usaha
menyebabkan terjadinya kerugian tenaga.
C.Mengendalikan kecepatan pengiriman bahan bakar. Kerja mesin diesel yang halus pada tiap-tiap
silinder tergantung pada lama waktu yang diperlukan untuk menginjeksikan bahan bakar.
Kecepatan mesin yang lebih tinggi harus dicapai dengan pemasukan bahan bakar yang lebih
cepat pula.
D.Mengabutkan bahan bakar. Bahan bakar harus sepenuhnya tercampur dengan udara untuk
pembakaran sempurna. Dalam hal ini bahan bakar harus dikabutkan menjadi partikelpertikeal yang halus. Dengan demikian penginjeksian bahan bakar ke dalam silinder mesin
diesel harus pada saat yang tepat dan jumlah yang tepat pula sesuai dengan jumlah yang
diperlukan.

Ada Dua Tipe Pompa Injeksi Pada Sistem Bahan Bakar Diesel Yaitu Pompa InjeksiInline Dan Pompa Injeksi Distributor.
1. Pompa injeksi in-line

Keterangan:
1.Fuel tank (tangki bahan bakar)
2.Fuel line (pipa bahan bakar)
3.Priming pump (pompa priming)
4.Feed pump
5.Water Sedimenter dan Fuel filter
6.Injection pump (pompa injeksi)

7.Injection pipe (pipa injeksi)


8.Injection nozzle (injektor)
9.Over flow pipe (pipa pengembali)
ALIRAN
POMPA INJEKSI IN-LINE

BAHAN

BAKAR

Cara Kerja Pompa Injeksi in-line

1.

Injection pump mendorong bahan bakar menuju Injection Nozzle dengan tekanan dan dilengkapi dengan
sebuah mekanisme untuk menambah dan mengurangi jumlah bahan bakar yang menuju nozzle. Plunger di
dorong ke atas oleh camshaft dan dikembalikan oleh Plunger Spring. Plunger bergerak ke atas dank e bawah
di dalam Plunger barrel dan pada jarak stroke yang telah ditetapkan guna mensuplai bahan bakar dengan
tekanan. Dengan naik dan turunya Plunger berarti akan membuka dan menutup section dan discharge
portsehingga mengatur banyaknya injeksi bahan bakar. Dan pengaturan pergerakan naik turun plunger
diatur oleh governor.

2.

Governor yang terpasang pada pompa injeksi digunakan untuk mengatur kecepatan mesn. Kecepatan mesin
ini sebanding dengan mengalirnya bahan bakar ke dalam silinder ruang bakar

3.

Pada governor mekanik, pengaturan injeksi bahan bakarnya sesuai dengan kerja governor yang bekerja
berdasarkan gaya sentrifugal. Plunger dari pompa injeksi berputar oleh gerakan dari batang gerigi pengatur
bahan bakar ( Control Rod ), dengan demikian mengatur jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam
silinder.

4.

Control Rod dihubungkan ke governor melalui floating lever. Bila putaran mesin naik, batang gerigi pengatur
bahan bakar bergerak mengurangi jumlah bahan bakar yang di injeksikan. Bila putaran mesin turun, batang
gerigi pengatur bahan bakar ( Control Rod ) bergerak menambah bahan bakar yang di injeksikan. Dengan
demikian governor adalah suatu mekanisme untuk lever ratio dari floating lever.

5.

Jika mesin berputar idling, gaya sentrifugal dari bobot Flyweight adalah kecil. Jika gaya sentrifugal ini tidak
cukup besar untuk mengatasi tahanan dari batang gerigi pengatur bahan bakar ( control Rod ) mesin dapat.

POMPA INJEKSI INLINE (sebaris)

Pompa injeksi bahan bakar berfungsi untuk menekan bahan bakar dengan tekanan yang cukup
melalui kerja elemen pompa. Seperti telah diuraikan di atas bahwa pompa injeksi bahan bakar
berupa pompa injeksi sebaris

Gambar : Pompa Injeksi Sebaris Tipe Bosch (PE) & Elemen


Pompa Injeksi In Line

(1) Pompa Injeksi Sebaris


Pompa injeksi sebaris banyak digunakan untuk mesin diesel yang bertenaga besar, karena pompa injeksi
ini mempunyai kelebihan bahwa tiap elemen pompa melayani satu silinder mesin.
elemen pompa injeksi in line yang terdiri dari plunyer (plunger) dan silinder (barrel) yang keduanya
sangat presisi, sehingga celah antara plunyer dan silindernya sekitar 1/1000 mm. Ketelitian ini cukup baik
untuk menahan tekanan tinggi saat injeksi, walaupun pada putaran rendah. Sebuah alur diagonal yang
disebut alur pengontrol (control groove), adalah bagian dari plunyer yang dipotong pada bagian atas. Alur
ini berhubungan dengan bagian atas plunyer oleh sebuah lubang. Bahan bakar yang dikirimkan oleh pompa
pemindah masuk ke pompa injeksi dengan tekanan rendah. Plunyer bergerak turun naik dengan putaran
poros nok pompa injeksi.

Proses Kerja Elemen Pompa Injeksi In Line

Gambar : Proses kerja elemen pompa injeksi in line

keterangan
1.Plunyer
2.Silinder (barrel)
3. Alur pengontrol
4. Lubang masuk elemen
5. Katup penyalur
6. Sleeve pengontrol plunyer
7. Pinion pengontrol plunyer
8. Plunger driving face
9. Batang pengatur (control rack)
Cara Kerja ElemenPompa Injeksi Sebaris
Gambar :elemen pompa injeksi sebaris

Cara Kerja Elemen Pompa Injeksi Sebaris

(a) Pada saat plunyer berada pada titik terbawah, bahan bakar mengalir melalui lubang masuk (feed hole) pada
silinder ke ruang penyalur (delivery chamber) di atas plunyer.
(b) Pada saat poros nok pada pompa injeksi berputar dan menyentuh tappet roller maka plunyer bergerak ke
atas. Apabila permukaan atas plunyer bertemu dengan bibir atas lubang masuk maka bahan bakar mulai
tertekan dan mengalir keluar pompa melalui pipa tekanan tinggi ke injector.

(c) Plunyer tetap bergerak ke atas, tetapi pada saat bibir atas control groove bertemu dengan bibir bawah lubang
masuk, maka penyaluran bahan bakar terhenti.
(d) Gerakan pluyer ke atas selanjutnya menyebabkan bahan bakar yang tertinggal dalam ruang penyaluran
masuk melalui lubang pada permukaan atas plunyer dan mengalir ke lubang masuk menuju ruang isap,
sehingga tidak ada lagi bahan bakar yang disalurkan.
Ukuran elemen pompa dapat dilihat pada GAMBAR
Tinggi pengangkatan nok adalah 8 mm, sehingga gerakan plunyer naik turun juga sebesar 8 mm. Pada saat
plunyer pada posisi terbawah, plunyer menutup lubang masuk kirakira 1,1 mm dari besar diameter lubang
masuk sebesar 3 mm. Dengan demikian plunyer baru akan menekan setelah bergerak ke atas kira-kira 1,9
mm. Langkah ini disebut prestroke dan pengaturannya dapat dilakukan dengan menyetel baut pada
tappet roller. Prestroke ini berkaitan dengan saat injeksi (injection timing) bahan bakar keluar pompa.
Pengontrolan Jumlah Bahan Bakar yang diinjeksikan

Gambar : Pengontrolan jumlah bahan bakar yang diinjeksikan

Jumlah pengiriman bahan bakar dari pompa diatur oleh governor sesuai dengan kebutuhan mesin. Governor
mengatur gerakan control rack yang berkaitan dengan control pinion yang diikatkan pada control sleeve.
Control sleeve ini berputar bebas terhadap silinder. Bagian bawah plunyer (flens) berkaitan dengan bagian
bawah control sleeve. Jumlah bahan bakar yang dikirim tergantung pada posisi plunyer dan perubahan
besarnya langkah efektif (Gambar). Langkah efektif adalah langkah plunyer dimulai dari tertutupnya lubang

masuk oleh plunyer sampai control groove bertemu dengan lubang masuk. Langkah efektif akan berubah
sesuai dengan posisi plunyer dan jumlah bahan bakar yang diinjeksikan sesuai dengan besarnya langkah
efektif.

Katup Penyalur
Gambar . Katup Penyalur

Penekanan bahan bakar dari elemen pompa ke injector diatur oleh katup penyalur (delivery valve). Katup
penyalur ini berfungsi ganda, yaitu selain mencegah bahan bakar dalam pipa tekanan tinggi mengalir kembali
ke plunyer juga berfungsi mengisap bahan bakar dari ruang injector setelah penyemprotan (Gambar ).

Dengan demikian katup penyalur pada pompa injeksi ini menjamin injektor akan menutup dengan cepat
pada saat akhir injeksi, karena untuk mencegah bahan bakar menetes yang dapat menyebabkan
pembakaran awal (pre-ignition) selama siklus pembakaran berikutnya.

KOMPONEN
Katup Penyalur (Pengalir)
1.Rumah
2.Katup
3.Pegas katup
4.Penahan pegas katup

Cara Kerja Katup Penyalur

1. Pada saat awal penginjeksian, maka katup penyalur pada posisi terangkat dari dudukan, dengan adanya
tekanan bahan bakar yang dipompa keluar dari pompa plunyer. Hal ini memungkinkan bahan bakar dengan
tekanan dialirkan ke nosel injeksi.

2.

Bila tekanan penyaluran menurun dan pegas katup penyalur menekan katup penyalur ke bawah, maka relief
valve akan menutup hubungan antara ruang penyalur dengan pipa injeksi dan selanjutnya katup akan
masuk ke dalam sampai dudukan bersentuhan dengan body mencegah menurunnya katup.

2. Pompa Injeksi Distributor

keterangan
1.Fuel tank (tangki bahan bakar)
2.Fuel line (pipa bahan bakar)
3.Water sedimenter dan fuel filter
4.Priming pump (pompa priming)
5.Injection pump (pompa injeksi)
6.Injection pipe (pipa injeksi)
7.Injection nozzle (injektor)
8.Over flow pipe (pipa pengembali)

ALIRAN BAHAN BAKAR


POMPA INJEKSI TIPE DISTRIBUTOR

Pompa Injeksi Tipe Distributor Di Bedakan Menjadi 2 Tipe

1.TIPE DPA

2. TIPE VE

CARA KERJA POMPA INJEKSI TIPEDISTRIBUTOR

Pada sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi distributor, pompa injeksinya hanya memiliki satu
buah elemen pompa. Dengan demikian satu elemen pompa akan melayani empat buah silinder mesin diesel
melalui saluran distribusi pada pompa.
Pompa injeksi distributor tipe DPA saat ini sudah jarang digunakan, sedangkan pompa injeksi
distributor tipe VE masih banyak Digunakan Pompa injeksi sebaris pada umumnya digunakan untuk mesin
diesel bertenaga besar dengan ruang bakar langsung dan penyemrotan langsung (direct injection),

sedangkan pompa injeksi distributor banyak digunakan untuk mesin diesel bertenaga menengah dan kecil
dengan ruang bakar tambahan.

SECARA UMUM KOMPONEN-KOMPONEN INJEKSI BAHAN BAKAR MESIN DIESEL ADALAH:


a) Tangki bahan bakar (fuel tank)
b) Saringan bahan bakar (fuel filter)
c) Pompa pemindah bahan bakar (fuel transfer pump)
d) Pompa injeksi bahan bakar (fuel injection pump)
e) Pipa-pipa injeksi bahan bakar (fuel injection lines)
f) Injektor (fuel injector)
g) Pipa-pipa pengembali bahan bakar (fuel return lines)

Di samping komponen-komponen utama di atas, komponen sistem injeksi tambahan yang lain adalah:
h) Pengatur kecepatan (governor)
i) Pengatur untuk memajukan saat injeksi otomatis (advancer/automatic timer)
Komponen-komponen tersebut di atas terangkai menjadi satu kesatuan dan saling berhubungan dan
saling membantu dalam rangka penginjeksian bahan bakar ke dalam silinder mesin dengan saat yang tepat
dengan jumlah yang tepat pula.
a) Tangki bahan bakar (fuel tank)
Tangki bahan bakar berfungsi menyimpan atau menampung bahan bakar. Tangki bahan bakar harus tertutup
untuk mencegah masuknya kotoran, namun demikian harus mempunyai lubang pernafasan (ventilation)
dan untuk lubang pengisian bahan bakar sebagai pengganti bahan bakar yang telah dipakai. Dengan
demikian paling tidak harus ada tiga buah lubang, yaitu untuk mengisi, mengalirkan keluar dan lubang untuk
mengeringkan (draining). Kadangkala terdapat lubang untuk saluran kebocoran bahan bakar (fuel
overflow/fuel leak-off).

Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap
dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarutorganik.

Penjelasan Umum Pompa


Pompa adalah suatu mesin fluida yang digunakan untuk memindahkan fluida
melalui pipa dari satu tempat ke tempat lain. Dalam menjalankan fungsinya

tersebut, pompa mengubah energi gerak poros untuk menggerakkan sudu-sudu


menjadi energi tekanan pada fluida.

2.2

Klasifikasi Pompa

Klasifikasi pompa menurut prinsip perubahan bentuk energi yang terjadi, pompa
dibedakan menjadi, Positive Displacement Pump dan Dynamic Pump / Centrifugal
Pump. [1]

2.2.1

Positive Displacement Pump

Disebut juga dengan pompa aksi positif. Energi mekanik dari putaran poros pompa
dirubah menjadi energi tekanan untuk memompakan fluida. Pada pompa jenis ini
dihasilkan head yang tinggi tetapi kapasitas yang dihasilkan rendah. Yang
termasuk pompa pompa aksi postif adalah Pompa Rotary dan Pompa Torak. [1]

2.2.2

Pompa Rotary

Sebagai ganti pelewatan cairan pompa sentrifugal, pompa rotari akan merangkap
cairan, mendorongnya melalui rumah pompa yang tertutup. Hampir sama
dengan piston pompa torak akan tetapi tidak seperti pompa torak (piston),
pompa rotary mengeluarkan cairan dengan aliran yang lancar (smooth). Berikut ini
adalah macam-macam pompa rotary :

Pompa roda gigi luar

Pompa ini merupakan jenis pompa rotary yang paling sederhana. Apabila gerigi
roda gigi berpisah pada sisi hisap, cairan akan mengisi ruangan yang ada diantara
gerigi tersebut. Kemudian cairan ini akan dibawa berkeliling dan ditekan keluar
apabila giginya bersatu lagi.
Gambar 2.1 Pompa roda gigi luar [1]

Pompa roda gigi dalam

Jenis ini mempunyai rotor yang mempunyai gerigi dalam yang berpasangan
dengan roda gigi kecil dengan penggigian luar yang bebas (idler). Sebuah sekat

yang berbentuk bulan sabit dapat digunakan untuk mencegah cairan kembali ke sisi
hisap pompa.
Gambar 2.2 Pompa roda gigi dalam [1]

Pompa cuping (lobe pump)

Pompa cuping ini mirip dengan pompa jenis roda gigi dalam hal aksinya dan
mempunyai 2 rotor atau lebih dengan 2,3,4 cuping atau lebih pada masing-masing
rotor. Putaran rotor tadi diserempakkan oleh roda gigi luarnya.
Gambar 2.3 Pompa cuping (lobe pump) [1]

Pompa sekrup (screw pump)

Pompa ini mempunyai 1,2 atau 3 sekrup yang berputar di dalam rumah pompa
yang diam. Pompa sekrup tunggal mempunyai rotor spiral yang berputar di dalam
sebuah stator atau lapisan heliks dalam (internal helix stator). Pompa 2 sekrup atau
3 sekrup masing-masing mempunyai satu atau dua sekrup bebas (idler).

Gambar 2.4 Pompa sekrup (screw pump) [1]

Pompa baling geser (vane pump)

Pompa ini menggunakan baling-baling yang dipertahankan tetap menekan lubang


rumah pompa oleh gaya sentrifugal bila rotor diputar. Cairan yang terjebak
diantara 2 baling dibawa berputar dan dipaksa keluar dari sisibuang pompa.
Gambar 2.5 Pompa baling geser (vane pump) [1]

2.2.3

Pompa Torak (Piston)

Pompa torak mengeluarkan cairan dalam jumlah yang terbatas selama pergerakan
piston sepanjang langkahnya. Volume cairan yang dipindahkan selama satu
langkah torak akan sama dengan perkalian luas torak dengan panjang langkah. Di
bawah ini adalah macam-macam pompa torak:

Menurut cara kerja :

Pompa torak kerja tunggal


Gambar 2.6 Pompa torak kerja tunggal [1]

Pompa torak kerja ganda


Gambar 2.7 Pompa torak kerja ganda [1]

Menurut jumlah silinder :

Pompa torak silinder tunggal


Gambar 2.8 Pompa torak silinder tunggal [1]

Pompa torak silinder ganda


Gambar 2.9 Pompa torak silinder ganda [1]

2.2.4

Dynamic Pump / Centrifugal Pump

Merupakan suatu pompa yang memiliki elemen utama sebuah motor dengan
sudu impeller berputar dengan kecepatan tinggi. Fluida masuk dipercepat
oleh impeller yang menaikkan kecepatan fluida maupun tekanannya dan
melemparkan keluar volute.
Prosesnya yaitu :

Antara sudu impeller dan fluida

Energi mekanis alat penggerak diubah menjadi energi kinetik fluida

Pada Volute

Fluida diarahkan ke saluran tekan (discharge), sebagian energi kinetik fluida


diubah menjadi energi tekan.
Gambar 2.10 Pompa centrifugal [1]

2.3

Klasifikasi Pompa Sentrifugal

Pompa sentrifugal diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, antara lain


sebagai berikut :
1. Berdasarkan kapasitas aliran

Pompa kapsitas rendah : 20 /jam


Pompa kapsitas sedang : 20-60 /jam
Pompa kapsitas tinggi : diatas 60 /jam

1. Bentuk arah aliran yang terjadi di impeller. Aliran fluida


dalam impeller dapat berupa axial flow, mixed flow, atau radial flow.
2. Bentuk konstruksi dari impeller. Impeller yang digunakan dalam pompa
sentrifugal dapat berupa open impeller, semi-open impeller, atau close
impeller.
Gambar 2.11 Open, semi-open, dan close impeller [2]
1. Banyaknya jumlah suction inlet. Beberapa pompa setrifugal
memiliki suction inlet lebih dari dua buah. Pompa yang memiliki
satu suction inlet disebut single-suction pump sedangkan untuk pompa yang
memiliki dua suction inlet disebut double-suction pump.
2. Banyaknya impeller. Pompa sentrifugal khusus memiliki
beberapa impeller bersusun. Pompa yang memiliki
satu impeller disebut single-stage pump sedangkan pompa yang memiliki
lebih dari satuimpeller disebut multi-stage pump.
3. Kecepatan pompa diganbarkan dengan kecepatan putaran spesifik atau
faktor kecepatan dari impeller. Kecepatan putaran spesifik juga
didefinisikan sebagai kecepatan impeller pada sebuah rumah model.
4. Berdasarkan kecepatan spesifik

Kecepatan spesifik rendah : ns = 40 80 rpm


Kecepatan spesifik sedang : ns = 80 150 rpm
Kecepatan spesifik tinggi : ns = 150 300 rpm

1. Tekanan Discharge :

2.4

Tekanan Rendah
Tekanan menengah
Tekanan tinggi

: < 4,9 bar


: 4,9 49 bar
: > 49 bar

Jenis-jenis Pompa Sentrifugal

Pompa senrtifugal juga mempunyai beberapa jenis yaitu, pompa volute,


pompa difuser, pompa radial, pompa aksial, pompa turbin, pompa aliran campur.

2.4.1

Pompa Volute

Pada pompa volute aliran yang keluar dari impeller ditampung di


dalam volute (rumah spiral), yang selanjutnya akan disalurkan ke nosel keluar.
Gambar 2.12 Pompa volute [2]
2.4.2

Pompa Difuser

Pompa difuser mempunyai difuser yang dipasang mengelilingi impeller. Fungsi


dari difuser ini adalah untuk menurunkan kecepatan aliran yang keluar
dari impeller, sehingga energi kinetik aliran dapat diubah menjadi energi tekanan
secara efisien. Pompa difuser dipakai untuk memperoleh head total yang tinggi.
Gambar 2.13 Pompa difuser [2]

2.4.3

Pompa Radial

Fluida diisap pompa melalui sisi isap adalah akibat berputarnya impeller yang
menghasilkan tekanan vakum pada sisi isap. Selanjutnya fluida yang telah terisap
terlempar keluar impeller akibat gaya sentrifugal yang dimiliki oleh fluida itu
sendiri. Dan selanjutnya ditampung oleh casing (rumah pompa) sebelum
dikeluarkan kesisi tekan (discharge). Dalam hal ini ditinjau dari perubahan energi
yang terjadi, yaitu: energi mekanis poros pompa diteruskan kesudu-sudu impeler,
kemudian sudu tersebut memberikan gaya kinetik pada fluida. Akibat gaya
sentrifugal yang besar, fluida terlempar keluar mengisi rumah pompa dan didalam
rumah pompa inilah energi kinetik fluida sebagian besar diubah menjadi energi
tekan. Arah fluida masuk kedalam pompa sentrifugal dalam arah aksial dan keluar
pompa dalam arah radial. Pompa sentrifugal biasanya diproduksi untuk memenuhi
kebutuhan head medium sampai tinggi dengan kapasitas aliran yang medium.
Dalam aplikasinya pompa sentrifugal banyak digunakan untuk kebutuhan proses
pengisian ketel dan pompa-pompa rumah tangga.
Gambar 2.14 Pompa radial [2]
2.4.4

Pompa Aksial (Propeller)

Berputarnya impeller akan menghisap fluida yang dipompa dan menekannya kesisi
tekan dalam arah aksial karena tolakan impeller. Pompa aksial biasanya diproduksi

untuk memenuhi kebutuhan headrendah dengan kapasitas aliran yang besar. Dalam
aplikasinya pompa aksial banyak digunakan untuk keperluan pengairan.
Gambar 2.15 Pompa aksial [2]
2.4.5

Pompa Aliran Campur (Mixed Flow Pump)

Head yang dihasilkan pada pompa jenis ini sebagian adalah disebabkan oleh gaya
sentrifugal dan sebagian lagi oleh tolakan impeler. Aliran buangnya sebagian radial
dan sebagian lagi aksial, inilah sebabnya jenis pompa ini disebut pompa aliran
campur.
Gambar 2.16 Pompa aliran campur [2]

2.4.6 Pompa Jenis Tubin


Juga disebut pompa Vorteks (Vortex), periperi (Periphery), dan regeneratif.
Cairan diputar oleh baling-baling impeller dengan kecepatan tinggi selama hampir
satu putaran di dalam saluran yang berbentuk cincin (annular),
tempat impeller tadi berputar. Energi ditambahkan ke cairan dalam sejumlah
impuls.
Gambar 2.17 Pompa jenis turbin [2]
2.5

Keuntungan dan Kerugian Pompa Sentrifugal

Keuntungan
1. Jumlah aliran yang dihasilkan merata dan bertekanan konstan pada saat
beroperasi.
2. Ongkos perawatan ringan dan konstruksi sederhana.
3. Dapat mempompa air kotor sebab tidak mempunyai katup.
4. Getaran yang terjadi pada saat pengoperasian lebih kecil.
Kekurangan
1. Efisiensi pompa lebih kecil bila dibandingkan dengan pompa torak,
terutama untuk kapasitas besardan tekanan tinggi.
2. Pompa sentrifugal tidak dapat beroperasi bila sisi isapkering pada awal
pengoperasian sehingga perlu diisi atau dipancing.
3. Pompa sentrifugal sukar untuk jumlah aliran yang kecil dengan tekanan
yang tinggi.

2.6

Head Pompa

Head (H) sebuah pompa adalah pemanfaatan energi mekanik yang dihasilkan
pompa dalam menangani fluida yang mengalami hambatan seperti ketinggian,
gesekan laju air dan tekanan. Head terbagi menjadi 3 antara lain :

Head tekanan

Head tekanan adalah perbedaan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat
cair pada sisi tekan dengan head tekanan yang bekerja pada permukaan zat cair
pada sisi isap.

Head kecepatan

Head kecepatan adalah perbedaan antar head kecepatan zat cair pada saluran tekan
dengan head kecepatan zat cair pada saluran isap.

Head statis total

Head statis total adalah perbedaan tinggi antara permukaan zat cair pada sisi tekan
dengan permukaan zat cair pada sisi isap.

2.7

NPSH (Net Positive Suction Head)

Kavitasi akan terjadi bila tekanan statis suatu aliran zat cair menurun sampai
dibawah tekanan uap jenuh. Jadi, untuk menghindari kavitasi harus diusahakan
agar tidak ada satu bagianpun dari aliran di dalam pompa yang mempunyai
tekanan statis yang lebih rendah dari tekanan uap jenuh cairan pada temperatur
yang bersangkutan.
Berhubungan dengan hal tersebut di atas maka orang mendefinisikan suatu
NPSH, yang dipakai sebagai ukuran keamanan pompa terhadap kavitasi. NPSH
dibedakan menjadi dua macam, yaitu NPSH yang tersedia pada sistem (instalasi),
dan NPSH yang diperlukan pompa.

2.7.1

NPSH Yang Tersedia

NPSH yang tersedia adalah head yang dimiliki oleh zat cair pada sisi isap
(ekivalen dengan tekanan mutlak pada sisi isap pompa), dikurangi dengan tekanan
uap jenuh zat cair di tempat tersebut.

Dalam hal ini pompa menghisap zat cair dari tempat terbuka (dengan tekanan
atmosfer pada permukaan zat cair).

2.7.2

NPSH Yang Diperlukan

Tekanan terendah ddi dalam pompa biasanya terdapat di suatu titik dekat setelah
sisi masuk sudu impeller. Di tempat tersebut, tekanan adalah lebih rendah dari
pada lubang isap pompa. Hal ini disebabkan oleh kerugian head di nosel isap,
kenaikan kecepatan aliran karena luas penampang yang menyempit, dan kenaikan
kecepatan aliran karena tebal sudu setempat.
Jadi, agar tidak terjadi penguapan zat cair, maka tekanan pada lubang masuk
pompa dikurangi tekanan di dalam pompa harus lebih tinggi dari pada tekanan uap
zat cair. Head tekanan yang besar sama dengan penurunan tekanan ini disebut
NPSH yang diperlukan. Besar NPSH yang diperlukan berbeda untuk setiap pompa.
Agar pompa dapat bekerja tanpa mengalami kavitasi maka, NPSH yang tersedia >
NPSH yang diperlukan.

2.8

Kavitasi

Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir, karena
tekanannya berkurang sampai dibawah uap jenuh. Misalnya air pada tekanan
1atmosfer akan mendidih dan menjadi uap pada temperatur 100 . Tetapi jika
tekanan direndahkan maka air akan mendidih pada temperatur yang lebih rendah
(dibawah 100 ).
Apabia air mendidih maka akan timbul gelembung-gelembung uap zat cair. Hal ini
dapat terjadi pada zat cair yang sedang mengalir di dalam pompa maupun di dalam
aliran, sangat rawan terhadap terjadinya kavitasi. Pada pompa misalnya, bagian
yang mudah mengalami kavitasi adalah pada sisi isapnya. Kavitasi akan timbul
bila tekanan isap terlalu rendah.
Jika pompa mengalami kavitasi, maka akan timbul suara berisik dan getaran.
Selain itu performa pompa akan menurun secara tiba-tiba, sehingga pompa tidak
dapat bekerja dengan baik. Jika pompa dijalankan dalam keadaan kavitasi secara
terus-menerus dalam jangka waktu yang lama, maka permukaan dinding saluran
disekitar aliran yang berkavitasi akan mengalami kerusakan.permukaan dinding
akan termakan sehingga menjadi berlubang-lubang atau bopeng. Peristiwa ini
disebut erosi kavitasi, sebagai akibat daritumbukan gelembung-gelembung uap
yang pecah pada dinding secara terus-menerus.

Gambar 2.18 Akibat kavitasi [2]


2.9

Fluktuasi Tekanan

Gejala fluktuasi tekanan yang berasal dari pompa, setiap kali sisi keluar sudu
impeller lewat dekat lidah volut pada waktu berputar, tekanan zat cair akan
berdenyut. Denyut yang terus-menerus akan dirasakan sebagai fluktuasi tekanan
yang merambat pada zat cair di dalam pipa keluar.
Pada umumnya denyut tekanan yang disebabkan interferensi antara impeller dan
rumah akan lebih kecil jika jarak antara sisi luar sudu impeller dengan
lidah volute akan bertambah besar.
Gambar 2.19 Aliran bedenyut pada pompa[2]

Selama denyut tekanan yang timbul di dalam pompa hanya dirambatkan melalui
zat cair saja, tidak akan menjadi masalah. Namun jika denyut tersebut kemudian
beresonansi dengan kolom air di dalam pipa, maka akan timbul bunyi dan getaran.
Di sini denyut yang ditimbulkan di dalam pompa merambat dalam bentuk
gelombang tekanan di sepanjang pipa.

2.9.1

Pencegahan Fluktuasi Tekanan

Getaran dan bunyi yang diakibatkan oleh fluktuasi tekanan dapat dihindari dengan
cara mengurangi perambatan dari pompa ke pipa, untuk ini dapat digunakan
peredam denyut yang dipasang pada pipa keluar pompa. Peredam denyut terdapat
dalam berbagai bentuk, namun ang paling sederhana berupa kamar ekspansi.
Konstruksi semacam ini cukup efektif untuk pipa dengan diameter kecil.
Kurang lebih panjang gelombang

Gambar 2.20 Peredam bunyi dengan kamar ekspansi [2]

2.10

Bentuaran Air (Water Hammer)

Gejala ini terjadi bila suatu aliran zat cair di dalam pipa dengan tiba-tiba dihentikan
misalnya dengan menutup katup secara cepat. Di sini seolah-olah zat cair
membentur katup sehingga timbul tekanan yang melonjak diikuti fluktuasi tekanan
di sepanjang pipa untuk beberapa saat.
Pada pipa yang dihubungkan dengan pompa gejala benturan air (water hammer) ini
juga dapat terjadi. Misalnya, bila sebuah pompa yang sedang bekerja secara tibatiba mati (karena motor penggerak dimatikan) maka aliran air akan terhalang
impeller sehingga mengalami perlambatan yang mendadak. Di sini terjadi lonjakan
tekanan pada pompa dan pipa, seperti peristiwa penutupan katup secara tiba-tiba.
Lonjakan tekanan juga dapat terjadi jika pompa dijalankan dengan tiba-tiba atau
katup dibuka secara cepat.
Besarnya lonjakan atau jatuhnya tekanan karena benturan air, tergantung pada laju
perubahan kecepatan aliran. Dalam hal katup, tergantung pada kecepatan
penutupan atau pembukaan katup, dan dalam hal pompa, tergantung pada cara
menjalankan dan menghentikan pompa, panjang pipa, kecepatan aliran, dan
karakteristik pompa, merupakan faktor-faktor yang sangat penting sangat penting
menetukan besarnya lonjakan atau jatuhnya tekanan karena benturan air (water
hammer).

2.10.1 Kerusakan Akibat Benturan Air (Water Hammer)


Betutan air (water hammer) dapat menimbulkan beberapa kerusakan seperti yang
diuraikan di bawah ini :
1. Pompa, katup, atau pipa dapat pecah karena lonjakan tekanan pada waktu
terjadi benturan air (water hammer).
2. Pipa dapat kempis (melesak) karena tekanan negatip (tekanan vakum) yang
terjadi di dalam pipa di belakang katup atau pompa.
3. Jika tekanan negatip pada suatu titk di dalam pipa menjadi lebih rendah dari
pada tekanan uap zat cair, maka akan terjadi penguapan pada titik tersebut.
Di tempat ini zat cair di dalam pipa akan terpisah oleh uapmenjadi dua
kolom zat cair, bagian yang berisi uap ini karean bertekanan rendah akakn
terisi kembalisenhingga dua kolom zat cair yang terpisah akan menyatu
kembali dengan cara saling membentur. Maka di tempat benturan inilah pipa
dapat pecah.
4. Jika putaran balik dari pompa tidak dicegah, maka dapat timbul kerusakan
karena putaran lari atau kerusakan lain pada pompa dan penggeraknya.

1.11
2.11

Penggerak Mula Pompa

Dalam merencanakan suatu instalasi pompa, sering kali dipertanyakan apakah akan
dipergunakan motor listrik atau motor bakar / torak sebagai penggerak mula.
Untuk menentukan mana yang tepat bagi setiap kasus harus dilihat kondisi kerja
dan tempatnya, karena kedua jenis penggerak mula tersebut mempunyai
keuntungan dan kerugiannya masing-masing.

2.11.1 Motor Listrik


Keuntungan
1. Jika tenaga listrik dari PLN atau seumber lain tersedia dengan tegangan
yang sesuai di sekitar tempat tersebut, maka penggunaan motor listrik dapat
memberikan ongkos yang murah.
2. Pengoperasiannya lebih mudah.
3. Ringan dan hampir tidak menimbulkan getaran.
4. Pemeliharaan dan pengaturan mudah
Kekurangan
1. Jika listrik padam, pompa tidak dapat bekerja sam sekali.
2. Jika pompa jarang dipakai, biaya operasi akan tinggi karena biaya beban
tetap harus dibayar.
3. Jika lokasi pompa jauh dari jaringan distribusi listrik yang ada, maka biaya
penyambungan tenaga listirik akan mahal.

2.11.2 Motor Bakar / Torak


Kelebihan
1. Operasi tidak tergantung pada tenaga listrik.
2. Biaya fasilitas tambahan dapat lebih rendah dari pada motor listrik.
Kekurangan
1. Motor torak lbih berat dari pda motor listrik.
2. Memerlukan air pendingin dalam jumlah yang cukup besar.

3. Getaran dan suara mesin sangat besar.


Disamping motor listrik dan motor torak, untuk pabrik-pabrik yang menggunakan
tubin uap, juga sering dipakai turbin uap sbagai penggerak mula pompa.

2.12

Priming Pump

Pompa sentrifugal memakai prinsip mengubah energi kinetik menjadi energi


potensial. Aliran fluida dinaikkan tekanannya di daerah volute
impeller. Impeller harus berputar, agar tidak terjadi rubbing dan putaran impeller
tidak terganggu maka antara impeller (rotor) dengan stator harus ada celah
(clearance).
Karena adanya celah (clearance) ini maka putaran impeller tidak akan cukup kuat
membuat tekanan vakum sampai ke permukaan cairan yang ada di bawah/mulut
pipa suction. Di sini letak pentingnya caian fluida yang ada dalam prime
chamber (beberapa manufacturer membuat casing pompa agak besar dan
dinamakan self priming pump). Fluida itu akan membentuk lapisan (barrier) kedap
pembatas antara udara di sisi discharge pompa dengan udara yang ada antara
fluida dalam chamber dengan fluida yang ada di sumber air (reservoir). Fluida ini
akan memenuhi ruang celah clearance di antara impeller dan stator. Pada
saat impeller berputar, kolom fluida ini bergerak terdorong/terpompa ke
arah discharge, maka kolom udara yang terperangkap antara kolom fluida prime
chamber dengan kolom di pipa suctionakan ikut terbawa ke pipa discharge.
Sebagian priming fluida akan kembali ke priming chamber tetapi udara tidak akan
kembali ke dalam pipa suction. Akan terbentuk vacuum di dalam pipa suction tadi.
Proses pembuangan udara dari dalam pipa suction ini akan berlangsung terus
hingga fluida yg ada di bawah akan naik semuanya (pipa suction dipenuhi fluida).
Tekanan vacuum inilah yang akan mendorong fluida yang ada di bawah untuk naik
ke mulut (suction flange) pompa.
Ada dua macam priming chamber, ada yang priming fluidanya tinggal di dalam
casing pompa (self priming pump), dan yang priming fluidanya terpisah dalam
suatu accessories priming chamber.

2.13

Relief Valve

Relief valve adalah suatu katup keaamanan yang dipasang pada pompa atau pada
pipa antara sisi masuk dan keluar pompa. Katup ini memodulasi arus antara sisi
masuk dan sisi keluar antara posisi terbuka penuh dan sepenuhnya tertutup dalam
merespon sinyal hydaurlic dari katup pilot. Relief valve tersedia dalam tiga

ukuran. Untuk pompa dengan kapasitas aliran 750 gpm atau di bawah 750 gpm,
digunakan katup dengan diameter outlet dua inci. Untuk pompa dengan kapasitas
aliran hingga 1250 gpm, digunakan katup dengan diameter outlet tiga inci. Untuk
1500 gpm hingga 2000 gpm, dianjurkan menggunakan katup dengan
diameter outlet empat inci.
Gambar 2.21 Relief valve[2]
2.14

Sistem Proteksi Pompa

Pompa sentrifugal kehilangan head ketika pompa itu dioperasikan tanpa ada aliran
yang melewatinya, sebagai contoh dengan katup buang yang tertutup, atau dilawan
dengan check valve. Jika katup buang tertutup dan tidak ada saluran kecil untuk
aliran yang disediakan pada pompa, impeller akan mengaduk volme air yang
sama ketika berputar di dalam rumah pompa. Ini akan meningkatkan temperatur
zat cair (akibat gesekan) di dalam rumah pompa pada titik dimana akan timbul uap
air. Uap air dapat menimbulkan terhentinya aliran pendingin paking
pompa, bearing, penyebab keausan dan panas. Jika pompa beroperasi pada jumlah
yang kurang dengan waktu yang lama, pompa akan rusak. Ketika pompa dipasang
dalam sebuah sistem seperti yang mungkin mengalami shut off head secara
berkala, pompa ini memerlukan beberapa hal untuk perlindungan pompa. Salah
satu cara untuk melindungi pompa beroperasi tanpa ada head adalah menyediakan
jalur ulang dari saluran buang pompa yang mengalir dari katup buang, yang
kembali untuk mensuplai pompa. Saluran sirkulasi ulang ini harus diukur untuk
memberikan jumlah aliran yang cukup pada pompa untuk mencegah kelebihan
panas dan kerusakan pompa. Proteksi mungkin juga dilakukan dengan
menggunakan sebuah kontrol aliran otomatis. Pompa sentrifugal harus juga
diproteksi dari aliran maksimal. Aliran maksimal dapat menyebabkan kavitasi dan
juga kelebihan panas pada motor pompa akibat kelebihan arus. Salah satu cara
untuk memastikannya adalah selalu ada hambatan aliran pada saluran buang
pompa untuk mencegah kelebihan aliran yang melalui pompa, dengan memasang
katup throttle atau orifice pada setelah saluran buang. Rancangan sistem pemipaan
yang baik sangat penting untuk mencegah pompa mengalir secara maksimal.
Agar pompa dapat beroperasi dengan baik, terdapat prosedur proteksi standar yang
diterapkan pada pompa sentrifugal. Beberapa standar minimum paling tidak terdiri
dari:
1. Proteksi terhadap aliran balik. Aliran keluaran pompa dilengkapi
dengan check valve yang membuat aliran hanya bisa berjalan satu arah,
searah dengan arah aliran keluaran pompa.
2. Proteksi terhadap overload. Beberapa alat seperti pressure switch low, flow
switch high, dan overload relay pada motor pompa dipasang pada sistem
pompa untuk menghindari overload.

3. Proteksi terhadap vibrasi. Vibrasi yang berlebihan akan menggangu kinerja


dan berkemungkinan merusak pompa. Beberapa alat yang ditambahkan
untuk menghindari vibrasi berlebihan ialah vibration switch dan vibration
monitor.
4. Proteksi terhadap minimum flow. Peralatan seperti pressure switch high
(PSH), flow switch low (FSL), dan return line yang dilengkapi dengan
control valve dipasang pada sistem pompa untuk melindungi pompa dari
kerusakan akibat tidak terpenuhinya minimum flow.

2.15

Efisiensi Pompa Sentrifugal

Efisiensi pompa merupakan perbandingan daya yang diberikan pompa kepada


fluida dengan daya yang diberikan motor kepada pompa. Efisiensi pompa didapat
dengan menggunakan beberapa rumus seperti di bawah ini :

WHP (Water Horse Power)

Dimana :

WHP = Water Horse Power (Watt)

= massa jenis (kg/m3)

= percepatan gravitasi (m/s2)

= debit aliran (m3/s)

= head total (m)

BHP (Blade Horse Power)

Dimana :
P

BHP = Blade Horse Power (Watt)

= Daya (Watt)

Sehingga efisiensi pompa (hp) adalah :

Prinsip kerja kondensor


Posted on April 10, 2013 by alief rakhman

Kondensor
Kondensor adalah peralatan yang berfungsi untuk mengubah uap menjadi air. Prinsip kerja Kondensor proses
perubahannya dilakukan dengan cara mengalirkan uap ke dalam suatu ruangan yang berisi pipa-pipa (tubes). Uap
mengalir di luar pipa-pipa (shell side) sedangkan air sebagai pendingin mengalir di dalam pipa-pipa (tube side).
Kondensor seperti ini disebut kondensor tipe surface (permukaan). Kebutuhan air untuk pendingin di kondensor
sangat besar sehingga dalam perencanaan biasanya sudah diperhitungkan. Air pendingin diambil dari sumber yang
cukup persediannya, yaitu dari danau, sungai atau laut. Posisi kondensor umumnya terletak dibawah turbin sehingga
memudahkan aliran uap keluar turbin untuk masuk kondensor karena gravitasi.
Laju perpindahan panas tergantung pada aliran air pendingin, kebersihan pipa-pipa dan perbedaan temperatur antara
uap dan air pendingin. Proses perubahan uap menjadi air terjadi pada tekanan dan temperatur jenuh, dalam hal ini
kondensor berada pada kondisi vakum. Karena temperatur air pendingin sama dengan temperatur udara luar, maka
temperatur air kondensatnya maksimum mendekati temperatur udara luar. Apabila laju perpindahan panas terganggu,
maka akan berpengaruh terhadap tekanan dan temperatur.

POMPA TEKANAN DINAMIS


Pompa Tekanan Dinamis Pompa ini disebut juga dengan Non Positive Displacement Pump,
pompa tekanan dinamis terdiri dari poros, sudu sudu impeller, rymah volut, dan salura keluar.
Energi mekanis dari luar diberikan pada poros pompa untuk memutar impeller. Akibat putaran dari
inpeler menyebabkan head dari fluida menjadi lebih tinggi karena mengalami percepatan. Ditinjau
dari arah aliran yang mengalir melalui sudu sudu gerak, maka pompa tekanan dinamis digolongkan
atas tiga bagian, yaitu :
a.

Pompa aliran radial


Arah aliran dalam sudu gerak pada pompa aliran radial pada bidang yang tegak lurus terhadap
poros dan head yang timbul akibat dari gaya sentrifugal itu sendiri. Pompa aliran radial mempunyai
head yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pompa jenis yang lain.

b. Pompa aliran aksial


Arah aliran dalam sudu gerak pada pompa aliran aksial terletak pada bidang yang sejajar
dengan sumbu poros dan head yang timbul akibat dari besarnya gaya angkat dari sudu sudu
geraknya. Pompa aliran aksial mempunyai head yang lebih rendah tetapi kapasitasnya lebih besar.
c.Pompa aliran campuran
Pada pompa ini fluida yang masuk sejajar dengan sumbu poros dan keluar sudu dengan arah
miring ( merupakan perpaduan dari pompa aliran radial da pompa aliran aksial ). Pompa ini
mempunyai head yang lebih rendah namun mempunyai kapasitas lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai