2.1
Sumber Data
Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari
berbagai sumber, antara lain:
1. Literatur : artikel pada koran, majalah, buku, dan artikel elektronik
2. Wawancara dengan narasumber dari pihak terkait : Drs. Suyadi
3. Pengamatan langsung di tempat-tempat yang berkaitan dengan lingkungan
tempat tinggal dan kerja Drs. Suyadi.
2.2
Pada tahun 2001, bersama dengan Helmy Yahya, marketing director dari Perum
PFN, berusaha mengangkat kembali film boneka Unyil ini ke layar kaca di
Rajawali Citra Televisi (RCTI), yang produksinya dilaksanakan oleh LOWE
Lintas bekerjasama dengan Mitra Citra Video. Film boneka Unyil hadir dalam
bentuk baru, lebih modern, dan disesuaikan dengan perkembangan jaman. Tetapi
5
2
bagi anak-anak masa sekarang, film boneka Unyil ternyata tidak mampu untuk
menarik perhatian mereka, kalah dengan kartun-kartun impor dari Jepang yang
lebih ekspresif.
2.3
Film boneka Unyil membumi, menggelitik, dan cemerlang. Tingkah laku dan
konflik yang mereka hadapi, menampilkan hiburan menarik bagi keluarga
masyarakat Indonesia. Hal ini tidak kurang, karena didukung juga oleh para
tokoh di dalamnya, seperti Unyil, Ucrit, Pak Ogah, Bu Bariah, Pak Raden, dan
lain-lain. Salah satu tokoh yang berkarakter dan tak terlupakan ialah Pak Raden.
2.4
Pak Raden
Pak Raden ( bernama lengkap Raden Mas Singomengolo Jalmowono)
merupakan tokoh yang diceritakan pelit dan temperamental. Ia merupakan
seorang Jawa-feodal yang terkenal dengan istilah-istilahnya, yaitu : Air Kendi
(suguhan untuk anak-anak yang bertamu ke rumah Pak Raden, mengingat ia
terlampau pelit), dan Encok Kumat (jurus Pak Raden untuk menghindar dari
kerja bakti). Tak lupa juga ciri khasnya yang suka menyanyikan lagu-lagu
berbahasa Belanda.
2.5
Drs. Suyadi
Di dunia nyata, pemeran tokoh Pak Raden ini, ialah Drs. Suyadi. Putra patih
Surabaya di jaman Belanda ini, lahir pada tanggal 28 November 1932, di Jember,
Jawa Timur. Beliau merupakan anak ketujuh dari sembilan bersaudara.
Kedelapan saudaranya antara lain: Dr. Kun Suparti Martiono sebagai anak
pertama, Pamboedi (almarhum) sebagai anak kedua, Soenardji sebagai anak
ketiga, Siswati Soeharjo sebagai anak keempat, Sedjati sebagai anak kelima, Dra.
Kartini Sabekti sebagai anak keenam, Ir. Wahyudi sebagai anak kedelapan, dan
Dra. Setiati sebagai anak kesembilan.
menonton
pertunjukan
wayang,
menari,
karawitan,
dan
menonton film-film produk Walt Disney itulah, membuat Drs. Suyadi mencintai
dunia anak-anak sepanjang hidupnya. Karakter yang kuat di dalam setiap tokoh
Disney, adalah luar biasa bagi beliau.
Pada usia tujuh tahun, beliau masuk ELS (Europese Lagere School), setingkat
dengan Sekolah Dasar yang khusus untuk anak-anak berkulit putih, atau anakanak Indonesia dari golongan tertentu. Bahasa pengantar yang dipakai ialah
bahasa Belanda. Tetapi di rumah, beliau tetap menggunakan bahasa Jawa halus.
Ketika beranjak naik ke kelas tiga, Jepang datang. Keadaan serta merta berubah.
Sekolah Drs. Suyadi ditutup dan guru-gurunya ditawan Jepang. Kemudian
dibuka Sekolah Rakyat dengan pengantar bahasa Jepang, dan beliau pun
mengikuti sekolah ini. Keadaannya berbeda dengan jaman sebelumnya.
Agustus 1952, dan lulus tahun 1960. Di tahun 1961 1964, beliau kemudian
belajar animasi film kartun di studio-studio Les Cineastes Associes dan Les Films
Martin-Boschet, Paris. Sekembalinya dari Perancis, beliau bekerja di Teaching
Aids Centre (TAC) sebagai kepala bagian Graphic Arts. Dan di saat yang sama,
beliau juga mengajar di ITB Seni Rupa untuk mata pelajaran Ilustrasi, dan
Animasi dari tahun 1965 1975. Di samping itu, Drs Suyadi membuat film
kartun untuk penerangan, Pemilu, dan KB untuk Departemen Penerangan. Tahun
1979 hingga awal tahun 1992, beliau terlibat dalam produksi film serial boneka
Si Unyil produksi Perum PFN sebagai art director, penulis naskah, serta
pengisi suara dan pemeran tokoh Pak Raden.
Drs. Suyadi bergabung dengan Kelompok Pecinta Bacaan Anak (KPBA) sejak
didirikan pada tahun 1987. Dan banyak berkarya dengan menghasilkan bukubuku cerita anak, dan pameran.
Di usia lanjut, Drs. Suyadi tetap berkarya dan berkarya. Pada tahun 2007 ini,
beliau melakukan syuting sebuah film edukasi anak dengan stasiun televisi Trans
7, untuk acara Laptop Si Unyil. Dan di sela waktu-waktu senggangnya, beliau
habiskan untuk melukis di rumahnya di Jl. Petamburan III No.27 RT/RW 03 /04
Jakarta 10260, Indonesia.
2.6
Data Mandatories
1. PT. Gramedia Pustaka Utama
Jl.Palmerah Selatan 24 26, Lt.6, Jakarta 10270
2.7
2.8
Target Audience
1. Demografi
2. Geografi
3. Psikografi
2.9
2.10
Analisa SWOT
1.
Strength
Isinya tentang perjalanan hidup dari Drs. Suyadi.
Gaya berceritanya dibawakan dengan unik, kreatif, dilengkapi dengan
visualisasi foto, dan ilustrasi.
Karakter Pak Raden pada film boneka Unyil merupakan salah satu
karakter yang paling diingat oleh para penontonnya.
Salah satu kenangan akan film boneka Unyil.
2. Weakness
Memerlukan promosi yang giat. Drs. Suyadi lebih dikenal sebagai tokoh
Pak Raden pada film boneka Unyil, dan masa kejayaan film boneka
Unyil sudah lewat, sehingga dibutuhkan promosi untuk mengembalikan
ingatan orang yang sudah pernah menonton, dan memberikan pengenalan
bagi orang orang yang belum pernah menonton.
Tokoh Drs. Suyadi sebagai sosok orang biasa, kurang dikenal oleh
masyarakat.
3. Opportunity
Kenangan akan film boneka Unyil akan datang kembali, karena di tahun
2007 ini, pada stasiun Trans 7, akan ada film edukasi anak-anak berjudul
Laptop Si Unyil, dan Buka Harian Si Unyil.
4. Threat
Generasi muda sekarang lebih menyukai film televisi dari luar negeri,
seperti Dora The Explorer, Telletubies, Sponge Bob Square Pants, dan
sebagainya, daripada yang buatan dalam negeri, sehingga popularitas
tokoh Pak Raden dalam film boneka Unyil dapat terlupakan.