Anda di halaman 1dari 3

TIPUS

1. Post-nasal drip akumulasi lendir di belakang hidung dan tenggorokan menyebabkan, atau
memberikan sensasi, lendir menetes ke bawah dari bagian belakang hidung. Salah satu
karakteristik yang paling umum dari rhinitis kronis dalah post nasal drip. Post-nasal drip
dapat menyebabkan kronis sakit tenggorokan atau batuk kronis . Post-nasal drip dapat
disebabkan oleh sekresi yang berlebihan atau tebal, atau gangguan dalam pembersihan
normal lendir dari hidung dan tenggorokan.

2. Epistaksis atau sering disebut mimisan adalah perdarahan dari hidung yang dapat terjadi
akibatsebab lokal atau sebab umum (kelainan sistemik). Epistaksis bukan suatu penyakit
melainkangejala suatu kelainan. Perdarahan yang terjadi di hidung adalah akibat kelainan
setempat ataupenyakit umum
Etiologi
Penyebab lokal :
1.Trauma, misalnya mengorek hidung, terjatuh, terpukul, benda asing di hidung, trauma
pembedahan, atau iritasi gas yang merangsang.
2.Infeksi hidung dan sinus paranasal, seperti rinitis, sinusitis; serta granuloma spesifik,
seperti

lepra

dan

sifilis.

3.Tumor, baik jinak maupun ganas pada hidung, sinus paranasal dan nasofaring.
4.Lingkungan, misalnya perubahan tekanan atmosfir mendadak seperti pada penerbang
dan penyelam (penyakit Caisson) atau lingkungan yang udaranya sangat dingin.
5.Benda asing atau rinolit, dapat menyebabkan epistaksis ringan disertai ingus berbau
busuk.
6.Idiopatik, biasanya merupakan epistaksi yang ringan dan berulang pada anak dan
remaja.
Penyebab sistemik :
1.Penyakit
2.Kelainan

kardiovaskular,
darah,

seperti

seperti

hipertensi

trombositopenia,

dan

kelainan

pembuluh

hemofilia,

dan

darah.

leukemia.

3.Infeksi sistemik, seperti demam berdarah dengue, influenza, morbili, dan


4. demam tifoid.
5.Gangguan endokrin, seperti kehamilan, menars, dan menopause.
6.Kelainan kongenital, seperti penyakit Osler (hereditary hemorrhagic telangiectasia).

Patofisiologi
Pada umumnya terdapat dua sumber perdarahan yaitu daribagian anterior dan bagian
posterior. Epistaksis anterior dapatberasal dari Pleksus Kiesselbach atau dari arteri
athmoidalisanterior. Sedangkan epistakasis posterior dapat berasal dari arteri sphenopalatina
dan

arteri

ethmoid

posterior

Pada epistaksis anterior, perdarahan berasal dari pleksus Kiesselbach (yang paling banyak
terjadi dan sering ditemukan pada anak-anak), atau dari arteri etmoidalis anterior. Biasanya
perdarahan tidak begitu hebat dan bila pasien duduk, darah akan keluar melalui lubang
hidung.
Seringkali

dapat

berhenti

spontan

dan

mudah

diatasi.

Pada epistaksis posterior, perdarahan berasal dari arteri sfenopalatina dan arteri etmoidalis
posterior. Epistaksis posterior sering terjadi pada pasien usia lanjut yang menderita hipertensi,
arteriosklerosis, atau penyakit kardiovaskular. Perdarahan biasanya hebat dan jarang berhenti
spontan.
Bersin adalah respon tubuh yang dilakukan oleh membran hidung ketika mendeteksi
adanya bakteri dan kelebihan cairan yang masuk ke dalam hidung, sehingga secara otomatis
tubuh akan menolak bakteri itu. Syaraf-syaraf yang terdapat di hidung dan mata itu
sebenarnya saling bertautan, sehingga pada saat kita bersin, maka secara otomatis mata kita
akan terpejam. Hal ini untuk melindungi saluran air mata dan kapiler darah agar tidak
terkontaminasi oleh bakteri yang keluar dari membran hidung.Pada saat kita bersin, secara
refleks maka otot-otot yang ada di muka kita menegang, dan jantung kita akan berhenti
berdenyut. Setelah selesai bersin maka jantung akan kembali lagi berdenyut alias berdetak
kembali.

3. Bersin adalah respon tubuh yang dilakukan oleh membran hidung ketika
mendeteksi adanya bakteri dan kelebihan cairan yang masuk ke dalam hidung, sehingga
secara otomatis tubuh akan menolak bakteri tersebut. Bersin juga dapat timbul akibat adanya
peradangan (rhinosinusitis), benda asing, infeksi virus, atau reaksi alergi. Reaksi alergi
tersebut muncul karena paparan terhadap bahan alergen.
Selain karena alergi, gejala pada hidung tersebut disebabkan bahan-bahan nonalergi
yang ditimbulkan faktor lingkungan. Di antaranya, perubahan udara, temperatur, suhu,
kelembapan, tekanan udara, atau bahan-bahan kimia dari obat-obat atau kosmetik tertentu.
Mungkin juga akibat polusi udara karena asap kendaraan dan lingkungan industri.

Kepantasan udara yang dilepaskan ketika bersin bisa mencapai 160 km/jam.Bersin
sebetulnya berguna menjaga agar hidung tetap bersih (cleansing effect). Udara yang
mengembus kuat dengan tekanan tinggi dari paru-paru mendorong keluar melalui hidung dan
mulut. Refleks bersin itu bisa terjadi berulang-ulang, sehingga diharapkan pembersihan bisa
maksimal.
4. Leukositosis

Anda mungkin juga menyukai