Anda di halaman 1dari 5

Tujuan:

Membukakan kepada mahasiswa bagaimana membangun dan menjalin relasi yang sesuai dengan
kehendak Allah
Membukakan kepada mahasiswa agar yakin pada penantiannya bahwa waktu dan pilihan Tuhan
tepat pada waktu-Nya, khususnya dalam masa pendoaan dan perjuangan pendoaan.

Ask, Seek, and Knock (Lukas 11:5-13)


Pendahuluan:
Pernahkah Anda merasa sulit untuk berdoa? Kondisi ini bisa terjadi karena kita enggan
mengungkapkan perasaan kita yang sesungguhnya kepada Allah. Sewaktu kita berdoa, mungkin saja tibatiba kita berhenti di tengah-tengah kalimat . Kita merasa kuatir kalau tiba-tiba Bapa surgawi tidak
mempedulikan kita. Lukas dapat membantu kita untuk melihat AK: minimal ada tiga sikap yang harus
dimiliki orang percaya dalam berdoa.
Orientasi: Apakah tiga sikap yang diperlukan tersebut?
1.

Berdoa dengan keberanian atau tidak malu-malu (5-8)

Ilustrasi: Sebuah keluarga merasa heran karena setiap pagi persediaan coklat di kulkas mereka selalu
berkurang. Seluruh anggota ditanyai satu persatu, tidak seorang pun mengaku mengambil persediaan
makanan tersebut.

Akhirnya karena sangat penasaran untuk menemukan siapa yang mengambil

persediaan makanan di kulkas, orang tua pemilik rumah memutuskan untuk jaga malam. Ketika seluruh
anggota keluarga tidur, tiba-tiba tampaklah seseorang datang mendekati kulkas dan memakan sebatang
coklat, sang ayah melihat ternyata orang itu adalah anaknya yang masih SD. Tetapi anaknya tersebut
membuka kulkas dan makan dalam keadaan mata tertutup. Lalu sang ayah membangunkan istri dan
istrinya sangat terkejut bahwa selama ini anaknya yang paling kecillah yang mengambil persediaan coklat
dengan diam-diam. Setelah merenung tentang perbuatannya anaknya, kedua orang tua itu menyadari
bahwa anaknya takut dan malu meminta coklat itu kepada orang tuanya, tetapi keinginan yang kuat untuk
memakan coklat itu masuk di alam bawah sadarnya. Adik-adik, ketakutan dan rasa malu membuat anak
tersebut tidak berani meminta apa yang dia sukai, demikian pula kita, sering kali ketakutan dan rasa malu
membuat kita tidak berani datang meminta kepada Allah. Dalam Lukas 5-8 Tuhan Yesus mengajarkan
bahwa orang percaya harus ketika datang berdoa harus datang dengan penuh keberanian. Hal ini Yesus
gambarkan dalam sebuah perumpamaan.
Konteks/Penjelasan: Setting tempat dalam kisah ini adalah sebuah desa kecil yang tidak ada pertokoan.
Setiap rumah tangga harus membakar rotinya setiap pagi. Yesus menggambarkan seorang pria yang
rumah tangganya telah menggunakan persediaan rotinya tetapi temannya datang di waktu yang tidak
diharapkan. Hal ini terjadi di malam hari yang artinya musafir tersebut berjalan di malam hari untuk
menghindari terik matahari.

Tuan rumah tersebut harus memberi makan temannya karena

keramahtamahan itu adalah kewajiban yang sacral (see Gen 18:18; Heb 13:2). Itulah sebabnya ia pergi
ke rumah temannya yang lain untuk meminta tiga roti (tiga roti kecil cukup untuk satu orang). Tetapi
tetangganya ini telah menutup pintu dan pergi tidur bersama keluarganya. Dengan jelas ini adalah sebuah
keluarga yang miskin yang hanya memiliki satu ruangan di rumahnya. Seluruh keluarga akan tidur di satu
ruangan, besar kemungkinan mereka tidur di atas satu tikar, sehingga dalam dituasi seperti ini jika salah
seorang terbangun dan bangkit secara otomatis ia akan mengganggu seluruh anggota keluarga. Bangun
1

dan mengambil roti bukanlah sebuah kesulitan tetapi bangun dan mengganggu tidur yang lain adalah
masalah berikutnya. Dalam situasi yang seperti ini tidak ada seorangpun yang akan berespon bahagia,
apalagi hal ini terjadi di tengah malam. Adalah lebih mudah untuk tetap berada pada posisinya yang
semula.
Tetapi tetangga yang mengetuk ini tekun mengetuk. Dia tidak mau pergi dan tidak membiarkan
temannya kembali tidur. Dan dimana persahabatan itu tidak bisa berlaku, rasa tidak tahu malu/ sikap
muka tembok menang pd hari itu. Pada abad pertama seorang tuan rumah tanpa pandang bulu diharapkan
untuk menyambut tamu ketika orang tersebut tiba.
Peran dari perumpamaan ini adalah untuk mendorong mendoakan Doa Bapa kami dengan
keberanian, itulah yang menjadi kehendak Allah, sepanjang kita meletakkan kebutuhan kita di hadapanNya, Dia akan berespon dengan positif.

Teman-teman akan datang menolong kita kadang dengan

gangguan ketidaknyamanan kepada dirinya dan kadang-kadang dengan motif yang bercampur untuk
kebaikan diri mereka sendiri. Bertapa seharusnya kita datang lebih berani bahwa Allah akan datang
kepada kita
Yesus masuk kepada pendengarnya dengan menggunakan gambaran tentang persahabatan.

Ada

sedikit keraguan bahwa tidak seorangpun pendengar perumpamaan ini yang tidak mengalami seorang
sahabat yang sesuai dengan gambaran Yesus. Untuk meyakinkan, Yesus mengatakan tidak seorang
temanpun yang pernah gagal mendapatkan apa yang diinginkannya jika ia meminta dengan cara yang
demikian.
Pelajaran yang disajikan jelas, seorang teman yang tidak merasa bahagia ketika ia diganggu tetapi
tetap memberikan apa yang menjadi permintaan temannya. Tetap ada peluang bagi orang yang tidak malu
untuk mendapatkan, sekalipun dalam situasi yang sulit demikian. Jika temannya tidak memberikan
makan maka namanya akan tercemar bahkan dalam lingkungan masyarakat karena ia memperlakukan
temannya dengan buruk karena dipermalukan di depan tamunya!

Pernyataannya adalah: tidak ada

sahabat, semiskin apa pun dia, yang akan gagal menyelamatkan sahabatnya dalam situasi yang demikian.
Jika persahabatan manusia saja sedemikian memenuhi kebutuhan kita, betapa kita harus dengan berani
datang kepada Allah meminta pertolongannya.
Ilustrasi: Seorang wanita setelah bertahun-tahun memendam isi hatinya pada akhirnya
mengatakan pada sahabatnya bahwa ia selama ini ia sangat mengharapkan agar sahabatnya tersebut
sebagai TH. Sahabatnya tersebut sangat terkejut dan mengatakan, Mengapa engkau baru mengatakan
sekarang? Aku juga pernah menyukaimu tetapi aku tidak berani mengatakan, sekarang aku baru empat
hari jadian dengan wanita lain yang tidak kau kenal. Wanita dan pria ini sebenarnya saling suka tetapi
mereka sama-sama tidak punya keberanian untuk mengungkapkan isi hati mereka dan akhirnya mereka
tidak pernah jadian. Aplikasi: Adik-adik, sering kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan karena
kita tidak berani datang berdoa, meminta kepada Allah. Oleh karena itu marilah kita membulatkan hati
kita untuk menyerahkan pergumulan-pergumulan, beban-beban, isi hati kita kepada ALlah dengan penuh
keberanian.

Orientasi: Selanjutnya hal apa yang menjadi kunci sikap orang percaya dalam berdoa?

2. Berdoa dengan tekun karena yakinan Allah pasti menjawab (9-10)


2

Orientasi:

Merpati tidak pernah ingkar janji.

Ini merupakan pernyataan yang umum untuk

menggambarkan kesetiaan merpati pada pasangannya. Seumur hidup merpati memang hanya akan
memiliki satu pasangan dan sejauh apa pun ia terbang ia akan kembali kepada pasangannya tersebut.
Manusia sering tidak seperti merpati, mudah untuk ingkar janji. Pengenalan akan manusia yang sering
ingkar janji tersebut membuat banyak orang memandang Allah dengan cara yang sama. Itu sebabnya
tidak banyak orang yang bisa tekun dalam berdoa. Kita berdoa sekali dan kemudian mengatakan bahwa
Tuhan tidak mendengarkan doa kita, atau Tuhan ingkar dengan janjinya. Ketika Tuhan mengatakan asal
kita tekun berdoa, Allah adalah Allah yang pasti menjawab doa, kita tidak mudah mempercayainya.
Penjelasan: Yesus mendorong umat agar tekun berdoa karena kepastian Allah dalam menjawab doa
dengan sebuah pernyataan: puisi bentuk lipat tiga (9-10). Yesus mengajarkan bahwa "setiap orang yang
meminta"tidak semata-mata orang yang tekun yang akan menerima dari Tuhan.
Perumpamaan ini membimbing secara alami kepada cara Allah memberi kepada yang mencari (910). Yesus memberitahukan pengikut-Nya untuk meminta, mencari dan mengetuk. Ia menjamin mereka
bahea dalam setiap kasus akan ada respons yang sesuai. Semua kata kerja berbentuk continuous, Yesus
tidak sedang berbicara tentang aktivitas tunggal atau sekali, tetapi terus-menerus.
membicarakan sikap yang serupa dengan perumpamaan tersebut.
menggarisbawahi kepastian akan respons.

Dia sedang

Pengulangan di ayat 10

Orang tidak boleh berpikir bahwa Allah enggan untuk

memberikan; Dia selalu siap untuk memberikan pemberian terbaik kepada siapa yang meminta kepadaNya. Tetapi adalah penting bahwa mereka melakukan bagian mereka, yaitu meminta.

Yesus tidak

sedang mengatakan atau bermaksud mengatakan bahwa kita akan selalu menerima tepat seperti apa yang
kita minta. Secara keseluruhan, jawaban tidak sama pastinya dengan jawaban iya.
Ilustrasi: Seorang wanita menyadari ia kehilangan kalung berlian mahal yang disayanginya sepulang ia
menonton pertunjukan opera di gedung teater.

Malam itu juga ia menelepon pemilik gedung dan

mengatakan bahwa ia kehilangan kalung berlian yang sangat mahal dan meminta sang pemilik gedung
untuk mengembalikan jika kalung tersebut ditemukan. Sang wanita berjanji akan menelepon kembali
tetapi tanpa meninggalkan no kontak untuk dihubungi oleh si pemilik teater. Keesokan harinya kalung itu
ditemukan oleh petugas kebersihan dan diserahkan kepada pemilik gedung. Pemiliki gesung menyimpan
kalung tersebut dan menunggu wanita pemilik kalung untuk menelepon, tetapi sang wanita tidak kunjung
mengontak. Sehari, dua hari, seminggu, dua minggu, sebulan, dua bulan, dan tahun demi tahun kalung itu
tidak pernah diambil karena sang wanita tidak yakin bahwa kalung itu akan ditemukan. Ia juga berpikir
jika kalungnya ditemukan petugas kebersihan atau pemilik gedung akan dengan jujur mau mengembalikan
kalung mahal tersebut. Adik-adik, wanita tersebut tidak pernah lagi mendapatkan kalung mahal yang
sangat disayanginya itu karena ia tidak meyakini bahwa kalung itu akan ditemukan dan dikembalikan.
Demikian juga kita dalam berdoa sering sekali kita tidak yakin bahwa Allah akan menjawab doa kita
sehingga kita berhenti atau bahkan tidak pernah berdoa untuk meminta kepada-Nya.
Aplikasi: Kita tidak boleh bermain-main dengan doa, tetapi harus menunjukkan ketekunan jika kita tidak
menerima jawaban dengan segera. Ini bukan karena Tuhan tidak menginginkan dan perlu didesak untuk
menjawab.

Konteks keseluruhan membuat hal tersebut jelas bahwa Ia ingin sekali/ berhasrat untk

memberikan. Tetapi jika kita tidak menginginkan apa yang kita minta dengan cukup ketekunan, kita
sedang tidak sangat menginginkannya. Apakah kita selama ini dalam menyampaikan doa-doa kita penuh
ketekunan?
Orientasi: Apa hal terakhir yang dibagikan perikop ini terkait dengan sikap doa?
3

3.

Berdoa dengan kesadaran bahwa Allah akan memberi yang terbaik (11-13)

Seorang saudara pria dalam suatu percakapan di perjalanan yang macet menceritakan bagaimana
Tuhan memimpinnya kepada penemuan istrinya saat ini. Dalam cerita yang pada awalnya menurut
pemikiran saya terlalu dibuat-buat saya menanggapi, Ah, saya yakin Abang memilih kakak karena
terpesona dengan kecantikannya.

Lalu ia mengatakan, Saya tidak mau memilih wanita karena

pertimbangan kecantikan karena kecantikan itu memiliki dua sayap, menjadi berkat atau menjadi kutuk.
Banyak pria yang terjerat karena kecantikan wanita dan hal itu membuat hidupnya menderita. Saya tidak
mau bermain-main dengan hidup saya. Oleh karenanya saya selalu berusaha untuk melihat pimpinan
Tuhan dalam hidup saya.
Adik-adik, hanya orang yang bijaksana yang dapat berkata demikian, kecantikan, kekayaan,
kesejahteraan, kekuasaan, memiliki dua sayap, menjadi berkat atau kutuk. Kita tidak tahu apakah yang
kita minta dalam doa-doa kita merupakan berkat atau kutuk. Oleh karena itu kita harus meyakini bahwa
pemberian yang terbaik adalah dari Tuhan, bukan dari keinginan kita.
Penjelasan: Yesus mengatakan bahwa doa yang benar tidak pernah tidak didengarkan atau tidak
diperhatikan. Doa selalu dijawab dengan cara mana Tuhan melihat apa yang terbaik. Seorangayah yang
penuh kasih takkan memberikan batu atu ular kepada anaknya yang lapar jika sang anak meminta roti atau
ikan. Yesus memberitahukan itu dengan kemustahilan kiasan dalam bagian ini.
Kiasan Yesus ini merupakan ilustrasi yang didasari dari kehidupan keluarga. Yesus menanyakan
apakah ada ayah yang bergitu kejam sehingga memberikan ular atau kalajengking kepada anaknya yang
meminta makanan.
Tidak terpikirkan bahwa ada orang yang memberikan hal buruk kepada anaknya. Sebaliknya
mereka akan memberikan pemberian yang baik sekalipun mereka jahat. Bahkan ketika Yesus berbicara
tentang hal yang baik, Dia tidak mengabaikan fakta bahwa ada orang jahat. Presaposisi mendasar Tuhan
Yesus adalah bawaan bahwa manusia berdosa. Tetapi jika orang-orang jahat tidak menyakiti anak-anak
mereka, tetapi sebaliknya melakukan apa yang baik, tentulah Bapa di surga lebih lagi. (1) Tuhan adalah
Bapa kita di surga (v. 13) dan tidak akan melakukan kurang kepada anak-anak-Nya dibanding bapa di
dunia; Ia akan memberikan yang terbaik kepada anak-anak-Nya. (2) Allah adalah sempurna dan akan
melakukan lebih dari apa yang manusia berdosa lakukan.
Kebajikan yang Allah berikan ini tidak diabaikan dalam konteks umum; Mt 7:11 memiliki istilah
umumpemberian-pemberian yang baik, Lukas dengan spesifik menyebutkannya Roh Kudus, yang telah
dijanjikan. (cf. 24:49; Ac 1:4). Lukas tertarik dengan pekerjaan Roh Kudus dan dalam hal ini ia melihat
pemberian Roh Kusus adalah pemberian yang terbaik, kebajikan yang tertinggi bagi kita. Tampaknya
tidak ada alasan yang mendukung untuk memahami hal ini dalam konteks karunia-karunia rohani.
Acuannya lebih kepada Roh Kudus yang bekerja dalam kehidupan orang Kristen secara umum, seperti
dalam Roma 8.
Ilustrasi: Seorang penulis tak dikenal mengungkapkan doa sebagai berikut:
Aku meminta kesehatan agar dapat melakukan hal-hal yang besar; tetapi aku diberikan kelemahan agar
dapat melakukan hal-hal yang lebih baik.
Aku meminta kekuatan kepada Allah agar dapat berhasil, tetapi aku dibuat lemah agar dapat belajar taat.
Aku meminta kekayaan agar berbahagia, tetapi aku diberi kemiskinan agar hidup bijaksana.

Aku meminta kekuatan dan pujian dari sesama, tetapi aku diberi kelemahan agar dapat merasakan
kebutuhanku akan Allah.
Aku meminta segala sesuatu agar menikmati hidup, tetapi aku diberi kehidupan agar dapat menikmati
segala sesuatu.
Aku tidak memperoleh apa pun yang aku minta, tetapi memperoleh segala sesuatu yang kuharapkan.
Meskipun permintaanku tidak dikabulkan, tetapi doa-doaku terjawab.
Aku adalah yang paling terberkati di antara semua manusia, Ya Allah selalu memberi yang terbaik bagi
kita. Richard De Hann
Ketika Tuhan Yesus di taman Getsemani Ia mengatakan, Jika cawan ini boleh lalu, lalukanlah ya
Bapa, tapi biarlah kehendak-Mu saja yang jadi dan bukan kehendakku. Yesus tahu bahwa Bapa selalu
memberikan pemberian yang terbaik. (Kristosentris)
Aplikasi: Bagaimana dengan kita, apakah kita menyadari dan meyakini bahwa Allah selalu memberikan
yang terbaik dalam hidup kita?

Apakah kita akan mengambek ketika Tuhan berkata tidak kepada

permintaan-permintaan kita? Saudara, jika selama ini kita meragukan kebaikan Allah dalam menjawab
segala persoalan kita, ingatlah Firman ini bahwa Allah bukan hanya memberikan yang baik tetapi Ia selalu
mau memberikan yang terbaik bagi anak-anak-Nya.
Penutup
Sebuah tulisan mengatakan, inilah empat jawaban doa dalam hidup Anda
Jika permohonan Anda tidak baik untuk hidup ANda, Allah berseru, Tidak.
Jika permohonan ANda tidak jujur, Allah bertanya, Sungguhkah begitu?
Jika permohonan ANda tidak tepat waktu, Allah berbisik, Sabar ya.
Jika permohonan Anda baik dan sesuai dengan kehendak-Nya, Allah berkata, Oke!
Allah pasti menjawab doa oleh karena itu marilah kita berani datang kepada-Nya, bertekun dalam doa dan
meyakini bahwa Dia hanya akan memberikan yang terbaik dalam hidup kita.

Anda mungkin juga menyukai