Diajukan
O
l
e
h
SEPTEMBER 2014
STATUS PENDERITA
: 07-22-18
Masuk RSAM
: 28 September 2014
Pukul
: 21.30 wib
I. ANAMNESIS
Alloanamnesis dari ibu pasien
Identitas
-
Nama penderita
: An. A
Jenis kelamin
: Laki-laki
Umur
: 12 Tahun
Nama Ayah
: Tn. R
Umur
: 58 tahun
Pekerjaan
: Buruh
Pendidikan
: SLTP
Nama Ibu
: Ny. N
Umur
: 52 tahun
Pekerjaan
Pendidikan
: SD
Agama
: Islam
Suku
: Lampung
Alamat
Riwayat Penyakit
Keluhan utama
: Mencret - mencret
Keluhan tambahan
: Muntah,Demam
Riwayat Kehamilan
Selama hamil, ibu pasien rajin memeriksakan kehamilannya ke bidan dan tidak ada
keluhan yang berarti selama hamil.
Riwayat Persalinan
Ibu Pasien lahir di rumah bersalin ditolong oleh bidan. Bayi lahir cukup bulan,
spontan dan langsung menangis, tidak ada cacat, berat badan lahir 3000 gram,
panjang badan 49 cm. Pasien anak pertama.
Riwayat Makanan
Umur : 0 - 5 bulan
5 - sekarang
: ASI
: ASI + bubur + Buah
Riwayat Imunisasi
BCG
Polio
DPT
Campak
: Belum pernah
Hepatitis
: Belum pernah
Keadaan umum
Kesadaran
: CM
Nadi
Respirasi
: 28 x/menit
Suhu
: 39,1 C
BB
: 24 kg
Status gizi
: Sedang
Status Generalis
1. Kelainan mukosa kulit/subkutan yang menyeluruh
-
Pucat
: (-)
Sianosis
: (-)
Ikterus
: (-)
Perdarahan
: (-)
Oedem umum
: (-)
Turgor
: Cukup
: Cukup
: (-)
KEPALA
-
Bentuk
: Bulat, simetris
Rambut
Kulit
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
LEHER
-
Bentuk
: Simetris
Trakhea
: Di tengah
KGB
: Tidak membesar
THORAKS
-
Inspeksi
PARU
ANTERIOR
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
POSTERIOR
KIRI
KANAN
KIRI
KANAN
Pergerakan
pernafasan
simetris
Fremitus taktil
= kanan
Sonor
Pergerakan
pernafasan
simetris
Fremitus taktil
= kiri
Sonor
Pergerakan
pernafasan
simetris
Fremitus taktil =
kanan
Sonor
Pergerakan
pernafasan
simetris
Fremitus taktil =
kiri
Sonor
Auskultasi
Suara nafas
vesikuler
Ronkhi (-)
Wheezing (-)
Suara nafas
vesikuler
Ronkhi (-)
Wheezing (-)
Suara nafas
vesikuler
Ronkhi (-)
Wheezing (-)
Suara nafas
vesikuler
Ronkhi (-)
Wheezing (-)
JANTUNG
-
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
ABDOMEN
-
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Timpani.
Auskultasi
GENITALIA EXTERNA
- Kelamin
- Anus
EKSTREMITAS
-
Superior
Inferior
III.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah Rutin
-
Hb
: 12,6 gr%
( 13,5 - 18 )
Leukosit
: 1.600/mm
( 4.500 - 10.700 )
Trombosit
: 105.000/UL
Diff. count
: 0/0/1/24/62/13
Widal O
: 1/160
AO
: 1/80
BO
: 1/80
: 1/320
RESUME
I.
Anamnesis
Frekuensi per hari sekitar 4X, jumlah tiap mencret gelas belimbing berupa
cairan kekuningan disertai ampas tanpa lendir maupun darah.
Pasien pernah dibawa ke mantri namun tidak ada perubahan dan kembali dibawa
ke klinik dokter dan dianjurkan untuk segera dirawat di RS.
Keadaan umum
Kesadaran
: Compos Mentis
Nadi
Respirasi
: 28 x/menit
Suhu
: 38,1 C
BB
: 24 kg
Status gizi
: Cukup
Thoraks
Abdomen
Genitalia
Ekstremitas
: Akral hangat
III. Laboratorium
1. Leukosit
: 1.600/mm
2. Trombosit : 105.000/UL
3. Widal O
: 1/160
: 1/320
( 4.500 - 10.700 )
(150 400 ribu/ul)
V. Diagnosa Banding
-
VI. Penatalaksanaan
1. IVFD RL 20 gtt / menit
2. Diet
3. Medikamentosa
-
Lacto B
Zink
Elektrolit
Konsul Sp.A
VII. Prognosa
-
Quo ad Vitam
: Dubia ad bonam
Quo ad Functionam
: Dubia ad bonam
FOLLOW UP
TANGGAL
Keluhan:
- BAB
Ampas
Lendir
Darah
Warna
- Demam
- Nafsu makan
- Minum
Keadaan Umum
Kesadaran
Vital Sign:
- Nadi
- Pernafasan
- Suhu
Pemeriksaan Fisik :
- UUB Cekung
- Mata cekung
- Bibir kering
- Bising usus
- Turgor
- Akral dingin
- Anus kemerahan
Therapi:
- IVFD RL (makrodrip)
- Parasetamol 3 x 1 C
-Zink tab 1 x 1
-Lacto B 1 x 1
28 09 2014
29 09 2014
7X, Cair
(+)
(-)
(-)
Kuning
(+)
(-)
Tampak Sakit Sedang
6 X, Agak Cair
(+)
(-)
(-)
Kuning
(+)
Compos Mentis
Compos Mentis
128 x/menit
28 x/menit
39,1 C
126 x/menit
24x/menit
38.7 C
(-)
(-)
(+)
(+)
Cukup
(-)
(-)
(-)
(-)
(+)
(+)
Cukup
(-)
(-)
20tts/menit
(+)
(+)
(+)
20tts/menit
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
Definisi
Diare akut adalah buang air besar yang terjadi pada bayi atau anak yang sebelumnya
tampak sehat, dengan frekwensi 3 kali atau lebih per hari, disertai perubahan tinja
menjadi cairan dengan atau tanpa lendir dan darah.
(1,3,4)
Etiologi
Ada beberapa faktor yaitu :
1.
(1,2)
Faktor infeksi
a. Infeksi enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak.
-
b. Infeksi parental, yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan,
seperti Otitis Media Akut (OMA), Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia,
Ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan
anak < 2 tahun.
2.
Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada
bayi dan anak yang tersering ialah intoleransi laktosa.
b. Malabsorbsi lemak terutama lemak jenuh.
c. Malabsorbsi protein.
3.
Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4.
Cara Penularan
Pada umumnya adalah orofecal melalui :
(1)
1.
2.
(1,4)
2.
3.
4.
5. Cara penyapihan bayi yang tidak baik (terlalu cepat disapih, terlalu cepat diberi
susu botol dan terlalu cepat diberi makanan padat)
6. Beberapa faktor resiko pada pejamu (host) yang dapat meningkatkan kerentanan
pejamu terhadap enteropatogen di antaranya adalah :
a. Malnutrisi
b. BBLR
c. Imunodefisien
d. Imunodepresi
e. Rendahnya kadar asam lambung
f.
g. Faktor genetik
Patogenesis
(2,4)
Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
ostomik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dalam
elektrolit ke dalam rongga usus.
Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan diare timbul
karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3.
setelah itu sel retikulum akan melebar dan kemudian akan terjadi infiltrasi sel limfoid
dari lamina propia, untuk mengatasi infeksi sampai terjadinya penyembuhan
(1)
(cyclic
adenosine
monophospate)
atau
cGMP
(cyclic
guanosine
(1)
(2,4)
Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah
berhasil melewati rintangan asam lambung.
(2,3)
Gejala Klinis
(2,3)
Mula mula bayi dan anak menjadi cengeng, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu
makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja cair dan mungkin
disertai lendir dan atau darah. Pada diare oleh karena intoleransi, anus dan daerah
sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai
akibat banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi
usus selama diare.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum / sesudah diare dan dapat disebabkan oleh
lembung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan
elektrolit. Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala
dehidrasi mulai tampak, berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun
ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.
Berdasarkan banyak cairan yang hilang dapat dibagi menjadi :
- Dehidrasi ringan
- Dehidrasi sedang
- Dehidrasi berat
berkurang (oliguria sampai anuria). Bila sudah ada asidosis metabolik, tampak pucat
dengan pernafasan yang cepat dan dalam (pernafasan Kussmaul).
Asidosis metabolik terjadi karena :
1.
2.
Ketosis kelaparan
3. Produk produk metabolik yang bersifat asam tidak dapat dikeluarkan (karena
oliguria atau anuria).
4. Berpidahnya ion Na dari cairan ekstrasel ke cairan intrasel
5. Penimbunan asam laktat (anoksia jaringan tubuh).
Dehidrasi hipotonik (dehidrasi hiponetremia) yaitu kadar Na dalam plasma < 130
mEq/l, dehidrasi isotonik (dehidrasi isonatremia) bila kadar Na dalam plasma 130
150 mEq/l, sedangkan dehidrasi hipertonik (hipernatremia) bila kadar Na dalam
plasma > 150 mEq/l.
Pemeriksaan Laboratorium
1.
(2,3)
Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet elinitest, bila
diduga intoleransi gula.
c. Bila perlu lakukan pemeriksaan biakan / uji resistensi.
Komplikasi
1.
(2)
2. Renjatan hipovolemik.
3. Hipotokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotonik otot, lemah, bradikardi,
perubahan pada elektrokardiogram).
4. Hipoglikemi.
5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena
kerusakan villi mukosa usus halus.
6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik.
7. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah penderita juga
mengalami kelaparan.
(1)
Infeksi sistemik
Seperti alat pernafasan, morbili, dan sebagainya. Selain dapat menyebabkan suhu
penderita meningkat juga dapat menyebabkan diare dan dehidrasi.
3.
Kejang
Sebagian penderita diare dapat disertai kejang baik sebelum atau sesudah
dehidrasi terjadi penyebabnya antara lain kejang demam, gangguan elektrolit
(terutama hipernatremi), hipoglikemi dan ensefalitis.
Pengobatan
Dasar pengobatan diare adalah :
1.
2.
3.
Obat obatan.
Jenis cairan
a. Cairan rehidrasi oral: oralit, larutan gula garam, dan sebagainya.
b. Cairan parenteral: RL, DG aa (1 bagian lar. Darrow 1 bagian larutan
Glukosa 5 %), DG 1 : 2, dan lain lain.
2.
3.
4.
5.
Malabsorpsi glukosa
Kegagalan penyerapan glukosa yang bermakna secara khas adalah tidak
biasa selama diare akut. Tetapi bila hal ini terjadi penggunaan oralit
dapat menyebabkan bertambahnya diare dengan sejumlah besar glukosa
yang tidak diserap dengan tanda tanda dehidrasi yang memburuk atau
tes menunjukkan terdapat sejumlah besar glukosa pada tinja. Anak juga
menjadi sangat haus. Cairan IV harus diberikan sampai diare hilang.
3.
Jumlah cairan
Jumlah cairan =
PWL
Derajat
Dehidrasi
PWL
NWL
CWL
Jumlah
Ringan
50
100
25
175
Sedang
75
100
25
200
Berat
125
100
25
250
Oral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas setiap kali buang
air besar.
b.
Dehidrasi ringan
-
c.
Dehidrasi sedang
-
d.
Selanjutnya
Dehidrasi berat
Untuk anak 1 bulan 2 tahun dengan BB 3 10 kg
-
1 jam pertama
7 jam berikutnya
16 jam berikutnya
: 3 tts/kgBB/menit
(dengan infus berukuran 1 ml = 20 tts)
0
Sehat
syok
Kekenyalan kulit
Normal
Sedikit kurang
Sangat kurang
Mata
Normal
Sedikit kurang
Sangat kurang
Ubun ubun
Normal
Sedikit cekung
Sangat cekung
Mulut
Normal
Kering
Denyut nadi
Normal
120 140
> 140
Catatan : Hasil yang didapat pada penderita diberi angka 0, 1, 2 sesuai dengan
tabel kemudian dijumlahkan.
Nilai 0 2 = dehidrasi ringan
Nilai 3 6 = dehidrasi sedang
Nilai 7 12 = dehidrasi berat
Haus, sadar,
gelisah
Haus, sadar,
gelisah
2. Nadi radialis
3. Pernafasan
4. UUB *
5. Elastisitas kulit*
6. Mata *
7. Air mata
8. Selaput lendir
9. Pengeluaran
urin*
10. TD sistolik
11. Pasien kehilangan
BB
Prakiraan kehilangan
cairan
Normal (frek.
& isi
Normal
Normal
Pada
pencubitan
kembali
segera
Normal
Ada
Lembab
SEDANG
(1,3)
BERAT
Mengantuk, lemas,
Haus, gelisah atau
ekstermitas dingin,
letargi tapi
berkeringat, sianotik,
iritabel
mungkin koma
Biasanya sadar, gelisah,
Haus, sadar,
ekstremitas dingin,
merasa pusing
berkeringat dan
pada perubahan
sianotik, kulit jari jari
tangan dan kaki keriput
Cepat, halus, kadang
Cepat dan lemah
kadang tidak teraba
Dalam
Dalam dan cepat
Cekung
Sangat cekung
Lambat
Cekung
Kering
Kering
Normal
Berkurang
Normal
Normal, rendah
Sangat cekung
Sangat kering
Sangat kering
Tidak ada urin untuk
beberapa jam, kandung
kencing kosong
< 80 mmlHg
45%
69%
> 10 %
40 50 ml/kg 60 90 ml/kg
Keterangan:
* Terutama berguna pada bayi untuk menilai dehidrasi dan memantau rehidrasi.
(1)
Baik, sadar
* Gelisah, rewel
- Mata
Normal
Cekung
- Air mata
- Mulut dan lidah
Ada
Basah
Tidak ada
Kering
- Rasa haus
Normal, tidak
haus
* Haus, minum
dengan lahap
Kembali
dengan cepat
3. Hasil pemeriksaan
Tanpa
dehidrasi
Kembali dengan
lambat
Dehidrasi ringan,
jika memiliki 2 /
lebih tanda
termasuk tanda*
(4)
C
Lunglai/latergi,
tidak sadar, lesu
Sangat cekung dan
kering
Tidak ada
Sangat kering
* Malas minum,
sedikit atau tidak
bisa minum
* Kembali dengan
lambat
Dehidrasi berat,
jika memiliki 2 /
lebih tanda
termasuk tanda *
(1)
penyembuhan pendertita dapat lebih cepat, dan kenaikan berat badan lebih baik
walaupun frekwensi diare bertambah. Pada pelaksanaan dietetik, penderita diare akut
dengan dehidrasi perlu diperhatikan faktor faktor sebagai berikut :
a.
Untuk anak < 1 tahun atau berat badan < 7 kg, diberikan ASI dan susu rendah laktosa
dan asam lemak tidak jenuh seperti LLM, Elmiron, bubur susu. Sedangkan untuk
anak > 1 tahun dengan berat badan > 7 kg, diberikan makanan padat atau makanan
cair atau susu sesuai dengan kebiasaan makan di rumah.
(2)
Buah yang dapat diberikan pada penderita diare adalah pisang, kalori dan pisang
adalah 99 kcal dan kandungan kaliumnya 9,5 mmol/100 gram. Bila ada infeksi
terutama diare maka kebutuhan kalori dan protein bertambah karena meningkatnya
katabolisme protein tubuh. Pertumbuhan kalori dan protein untuk mengejar laju
pertumbuhan (catch up growth) membutuhkan kenaikan kalori sekitar 30 % dan
protein sekitar 100 % dari keadaan basal untuk menggantikan kehilangan selama
diare, sedangkan kalium dibutuhkan untuk mengatasi hipokalemi.
(1)
Pengobatan Medikamentosa
1.
Antibiotika
Pada umumnya antibiotika tidak diperlukan pada semua kasus diare akut karena
sebagian besar penyebab diare akut adalah Rotavirus yang sifatnya self limited
dan tidak dapat dibunuh oleh antibiotika. Hanya sebagian kecil saja (10 20 %)
yang disebabkan oleh bakteri patogen seperti Vibrio Cholerae, Shigella, ETEC
(Entero Toksigenic E. coli), Salmonella, Campilobakter dan sebagainya yang
pada umumnya baru diketahui setelah dilakukan biakan, sedangkan hasil biakan
baru datang setelah diare berhenti.
(1)
(2)
Anti Diare
Obat obat yang berkhasiat menghentikan diare secara cepat seperti
antispasmodik/spasmolitik atau opium (papaverin, ekstrak beladona, codein,
morfin, dsb) justru akan memperburuk keadaan karena akan menyebabkan
terkumpulnya cairan di lumen usus, dilatasi usus, melipatgandakan pembiakan
bakteri (over growth), gangguan digesti dan absorpsi lainnya. Obat ini hanya
berkhasiat menghentikan peristaltik usus saja tetapi justru akibatnya sangat
berbahaya karena baik pemberi obat maupun penderita akan terkelabui. Diarenya
terlihat tidak ada lagi tetapi perut akan bertambah kembung dan dehidrasi
bertambah berat yang akhirnya dapat fatal untuk penderita.
3.
(1)
Absorben
Obat obat absorben (pengental tinja) seperti kaolin, pektin, charcoal (norit,
tabonal), Bismuth Subsalisit, dan sebagainya telah dibuktikan tidak ada
manfaatnya. Obat obat stimulan seperti adrenalin, nikotinamit dan sebagainya
tidak akan dapat memperbaiki syok atau dehidrasi beratnya karena penyebabnya
adalah kehilangan cairan (syok hipovolemik). Pengobatan yang paling tepat ialah
pemberian cairan secepatnya.
4.
(1)
Anti Emetik
Obat anti emetik seperti klorpromazin (largaktil) terbukti selain untuk mencegah
muntah dapat mengurangi sekresi dan kehilangan cairan melalui tinja. Pemberian
dalam dosis kecil ( 0,5 1 mg/kgBB/hari) terutama penderita yang disertai
muntah muntah hebat dapat diberikan. Obatanti piretik seperti preparat salisilat
(Asetol, Aspirin) dalam dosis rendah (25 mg/kgBB/hari) ternyata selain berguna
untuk menurunkan panas yang terjadi sebagai akibat dehidrasi atau panas karena
infeksi penyerta, juga dapat mengurangi sekresi cairan yang keluar melalui
(1)
tinja.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid I,
Editor A. H. Markum dkk, BP FKUI. Jakarta, 1996 : 448 446.
2. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI : Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak,
Jilid I, Editor Husein Alatas dan Rusepno Hasan, BP FKUI, Jakarta, 1985 : 283 :
312.
3. Gastroenterologi Anak Praktis : Editor Suharyono, Aswitha Boediarso, EM.
Halimun, BP FKUI, Jakarta, 1988 : 51 69.
4. Modul Diklat Jarak Jauh Keterampilan Klinik Diare.