Anda di halaman 1dari 26

PREEKLAMSIA

& EKLAMSIA
La Ode Tamsila
Bagian OBGIN FK UNHAS RS Dr Wahidin
Sudirohusodo

Latar belakang
Eklampsia: salah satu penyebab utama

kematian ibu sekitar 50.000 kematian ibu/


tahun

Tejadinya eklampsia pada preeklampsia (PE)

tidak selalu harus disertai dengan hipertensi berat

dan atau proteinuria berat.


Diperkirakan15-25% hipertensi dalam
kehamilan preeklampsia.

Nyeri kepala ,gangguan penglihatan,kejang,

koma dan hipertensi dalam kehamilan


merupakan gejala dari preeklamsia (PE) berat dan
Eklampsia

3,4 % PE berat akan mengalami eklampsia.

Etiologi: belum diketahui


Patofisiologi: penyakit multiteori dan
kelainan multisistem

Hipertensi dalam kehamilan:


menyebabkan kelainan multi organ

Masalah
Wanita hamil atau baru melahirkan
mengeluh nyeri kepala hebat atau
penglihatan kabur.

Wanita hamil atau baru melahirkan

menderita kejang atau tidak sadar / koma.

Tujuan umum
mengenal dan melakukan

penatalaksanaan awal pada


kedaruratan seperti kejadian henti
napas, serangan kejang, kehilangan
kesadaran / koma atau mengalami
syok pada hipertensi dalam kehamilan

Tujuan khusus

- Melakukan penilaian klinikdiagnosis


-

preeklamsia berat/eklampsia dalam


kehamilan.
Mampu melakukan pentalaksanaan
awal kedaruratan kejadian henti napas,
serangan kejang, kehilangan kesadaran
/ koma atau mengalami syok pada
hipertensi dalam kehamilan
Mampu melakukan rujukan dan atau
konsultasi.

Diagnosis hipertensi dibuat


jika

Tekanan darah diastolik >/= 90

mmHg pada 2 pengukuran berjarak


1 jam atau lebih.
Hipertensi dalam kehamilan dapat
dibagi :
- Hipertensi karena kehamilan
- Hipertensi kronik

Penilaian Klinik:

Nyeri kepala, &/


Gangguan penglihatan &/ Hiperrefleksia &/
Proteinuria &/ Koma

Tekanan darah meningkat: (TD>/=


140/90 mmHg) ,terjadi pada: -- Hamil <
20 minggu hipertensi kronik.
Di + salah 1 gejala preeklampsia seperti
proteinuria Superimposed
preeclampsia.
- Hamil >/= 20 minggu hipertensi
karena kehamilan. Bila disertai
proteinuria (1+) PE ringan, >

Penilaian Klinik:

Nyeri kepala, &/


Gangguan penglihatan &/ Hiperrefleksia
&/Proteinuria &/ Koma

Preeklampsia berat: TD> 110 mmHg disertai


proteinuria (2+) / >, di(+) gejala klinik lain
seperti oliguria, nyeri epigastrium, nyeri
kepala, edema otak, napas pendek ,sianosis,
adanya ronkhi, gangguan penglihatan, DIC
(sindroma HELLP) , PJT dan atau KJDR
Eklampsia: gejala PE berat dan Kejang.(tonikklonik) yang diikuti Koma yang dapat
berlangsung lama.

Diagnosis banding:Eklampsia
(Kejang dan Koma)

Epilelepsi, Histeria, Migrain,

ensefalopatia
Malaria serebral, meningitis, ensefalitis.
Tetanus.
Trauma kepala.
Penyakit serebrovaskuler
Kelainan metabolisme, asidosis.
Intoksikasi ( alkohol,obat dan racun)

Komplikasi
Iskemia uteroplasenter
- PJT dan KJDR
- Persalinan prematur.
- Solusio plasenta
Spasme pembuluh darah dan thromboemboli
- Pendarahan serebral dan gagal otak
- Ablasio retina, buta kortikal.
- Gangguan pembekuan darah (sindroma
HELLP)

Kejang dan Koma.


- Trauma karena kejang.
- Aspirasi cairan,darah,muntahan
gangguan pernapasan.
Penanganan tidak tepat:
- Kelebihan cairan edema paru
- Infeksi ingat pasien mendapat infus
dan kateter.
- Komplikasi anestesia atau tindakan
obstetrik.

Penanganan Umum

Segera rawat.
Penilaian klinik: keadaan umum Kesadaran

T, N, S, P. sambil lakukan anamnesis


riwayat penyakit sekarang dan lalu, periksa
fisik muka,dada, perut dan tungkai, tentukan
umur kehamilan termasuk denyut jantung
janin.
Jika pasien tidak bernapas:
- Bebaskan jalan napas
- Berikan oksigen dengan sungkup

Jika pasien kejang:


- Baringkan pada satu sisi.
- Bebaskan jalan napas dan

aspirasi cairan pada mulut dan


tenggorokan.
- Berikan Oksigen 4-6 lt/ menit
- Pasang spatel lidah untuk hindari
tergigitnya lidah
- Fiksasi untuk hindari pasien

Jika pasien kehilangan kesadaran / Koma :


- Bebaskan jalan napas
- Baringkan pada satu sisi.
- Periksa apa ada kaku kuduk
Jika pasien Syok oleh karena pendarahan atau

adanya infeksi ? stabilkan kondisi pasien


* Pasang infus RL, periksa lab a.l Hb, Hm, uji
pembekuan darah, Leukosit, thrombosit, Gol
darah, ureum , kreatinin, kadar gula darah dan
lain-lain.
* Catat jumlah urin dan periksa kadar protein.

Ukur keseimbangan cairan, jangan

sampai berlebihan.
Infus cairan dipertahankan 1,5-2 lt/
24 jam.
Jangan tinggalkan penderita
sendirian, siapkan alat aspirasi.
Observasi tanda vital, refleks dan
denyut jantung janin setiap 15 menit
/ - 1 jam

Penanganan Khusus

Penanganan Preeklampsia berat dan

Eklampsia sama terminasi


kehamilan
PE berat persalinan harus terjadi
dalam 24 jam.
Eklampsia persalinan dalam 6 jam
sejak kejang timbul.
Jika gawat janin atau persalinan tidak
terjadi dalam 12 jam lakukan seksio

Pemberian magnesium sulfa:sebelum

pemberian periksa frekuensi pernapasan min 16x /m,


refleks patella (+), Urin min 30 ml/ dalam 4jam
terakhir

Dosis awal: Mgso4 (40%) 4 gr IV5 menit


Dosis pemeliharaan; MgSO4 (40%) Cara pemberian
MgSO4 IV/drip: setelah pemberian dosis awal ,berikan 6 gr
dalam 500 ml RL dengan tetesan 28/ menit (1 gr/jam)
Lanjutkan sampai 24 jam pasca salin/ kejang terakhir
Hentikan pemberian MgSO4 bila terjadi bradipnea, urin<
dari 30ml4 jam terahkir refleks patella (-).

Siapkan antidotum bantu, pernapasan (ventilator),


berikan kalsium glukonat 1 gr (20 ml dalam lar 10% IV
perlahan-lahan.sampai pernapasan mulai lagi

Pemberian diazepam

Dosis awal Diazepam 10 mg IV

perlahan-lahan selama 2 menit.


Jika kejang berulang ,ulang lagi dosis
awal.
Dosis pemeliharaan: diazepam 40 mg
dalam 500 ml lar RL melalui infus.
Depressi pernapasan ibu terjadi bila
dosis lebih dari 30 mg/ jam.
Jangan berikan melebihi 100 mg/ jam.

Obat antihipertensi

Nifedipin Dosis: 5-10 mgr oral dapat


di-ulang sampai 8 x/24 jam. Jika
tidak membaik dalam 10 menit
berikan tambahan 5 10 mg
sublingual.

Perawatan pasca persalinan

Teruskan antikonvulsan sampai 24


jam pasca persalinan, atau kejang
terakhir.
Teruskan terapi antihipertensi jika
tekanan diastolik > 90 mmHg.
Lakukan pemantauan jumlah urin

Lakukan rujukan

Pertumbuhan Janin Terhambat


Tidak terdapat fasilitas kamar bedah

dan NICU.
Terdapat oliguria (< 400ml/24 jam).
Terdapat sindroma HELLP
Koma berlanjut 24 jam setelah kejang.

Prognosis

Luaran hipertensi dalam kehamilan

= luaran kehamilan normotensi.


Sekali terjadi PE Mortalitas
meningkat pada ibu dan janin
seperti kematian perinatal pada PE
berat meningkat 2x dari yang
normotensi.
Peningkatan kematian perinatal dan
maternal pada superimposed

Luaran Ibu
Kmtian maternal mningkt pd PE Brt-Eklampsia.
Eklampsia morbiditas berat seperti:

oligouria/ anuria (gagal ginjal) ,sindroma


HELLP(gagal hati), stroke n edema otak (gagal
otak), gagal jantung, serta solusio plasenta
Indikasi seksio sesar meningkat
Mnggnkn alat bntu (sprti dialisis n
ventilator),perlu prwatan lma n biaya tinggi.
Efek pengobatan yg krg bik.

Luaran janin

Kejadian PJT, prematuritas dan KJDR

meningkat dan morbiditas berat (seperti


pendarahan intra-ventrikuler, RDS, atau
asfiksia) kematian perinatal
meningkat.
Menggunakan peralatan dan perawatan
khusus /NICU, ventilator, perawatan
lama dan mahal.
Efek pengobatan kurang baik.
Gangguan tumbuh-kembang neonatus
dan anak (cerebral palsy atau

Anda mungkin juga menyukai