Anda di halaman 1dari 25

1.

Lanjut Usia Pengertian Lanjut Usia


Menurut Undang- Undang No.4 tahun 1965, lanjut usia adalah seseorang
yang mencapai usia 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari
nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari- hari (Nugroho, 2000).
Menurut Undang- Undang No.13 tahun 1998, lanjut usia adalah mereka
yang mencapai usia 60 tahun ke atas (Nugroho, 2000). Sedangkan menurut
Hurlock 1980, lanjut usia adalah periode penutup dalam rentang hidup
seseorang yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari
periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang
penuh manfaat.
Karakteristik Proses Penuaan
Proses penuaan merupakan suatu proses biologis yang kompleks yaitu;
adanya perubahan dalam tubuh yang terprogram oleh jam biologis,
terjadinya aksi dari zat metabolik akibat mutasi spontan, radikal bebas dan
adanya kesalahan di molekul DNA, perubahan yang terjadi di dalam sel
dapat primer akibat gangguan sistem pengaturan pertumbuhan atau secara
sekunder akibat pengaruh dari luar sel (Hahn, 1975; Strehler, 1962 dalam
Hardiwinoto, 2005). Beberapa karakteristik tentang proses penuaan yang
terjadi yaitu; peningkatan kematian sejalan dengan peningkatan usia,
terjadinya perubahan kimiawi dalam sel dan jaringan tubuh dan
Universitas Sumatera Utara

mengakibatkan massa tubuh berkurang, peningkatan lemak serta perubahan


serat kolagen, terjadinya perubahan progresif dan merusak, menurunnya
kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan di lingkungannya,
meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit tertentu (Cristofalo,
1990 dalam Hardiwinoto, 2005).
Teori- teori Penuaan
Teori- teori penuaan ada dua aspek yaitu teori dari aspek biologis dan teori
dari aspek psikologis.
Teori Biologis
Penuaan merupakan proses yang secara berangsur mengakibatkan
perubahan yang kumulatif dan mengakibatkan perubahan di dalam yang
berakhir dengan kematian. Penuaan juga menyangkut perubahan struktur
sel, akibat interaksi sel dengan lingkungannya, yang pada akhirnya
menimbulkan perubahan degeneratif (Christ, 1993 dalam Hardiwinoto,
2005).
Teori biologis tentang proses penuaan dapat dibagi menjadi teori intrinsik
dan ekstrinsik. Intrinsik berarti perubahan yang berkaitan dengan usia
timbul akibat penyebab di dalam sel sendiri, sedangkan teori ekstrinsik
menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi diakibatkan oleh pengaruh
lingkungan. Teori biologis meliputi teori seluler, sintesis protein, keracunan
oksigen dan sistem imun (Watson, 2003).
Teori Seluler. Teori seluler menyebutkan bahwa kemampuan sel hanya
dapat membelah dalam jumlah tertentu dan kebanyakan sel- sel tubuh
diprogram untuk membelah sekitar 50 kali. Jika sebuah sel pada lansia
dilepas
Universitas Sumatera Utara

dari tubuh dan dibiakan di laboratorium, lalu diobservasi, jumlah sel yang
akan membelah akan terlihat sedikit (Spence & Mason, 1992 dalam Watson,
2003). Hal ini akan memberikan beberapa pengertian terhadap proses
penuaan biologis dan menujukkan bahwa pembelahan sel lebih lanjut
mungkin terjadi untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan sesuai dengan
ukuran umur (Watson, 2003).
Pada beberapa sistem, seperti sistem saraf, sistem muskuloskeletal dan
jantung, sel pada jaringan dan organ dalam sistem itu tidak dapat diganti
jika sel tersebut dibuang karena rusak atau mati. Oleh karena itu, sistem
tersebut beresiko mengalami proses penuaan dan mempunyai kemampuan
yang sedikit atau tidak sama sekali utuk tumbuh dan memperbaiki diri.
Ternyata sepanjang kehidupan ini, sel pada sistem di tubuh kita cenderung
mengalami kerusakan dan akhirnya sel akan mati, dengan konsekuensi yang
buruk karena sistem sel tidak dapat diganti (Watson, 2003).
Teori Sintesis Protein. Teori sintesis protein menyatakan bahwa jaringan
seperti kulit dan kartilago pada lansia akan kehilangan elastisitasnya. Proses
kehilangan elastisitas ini dihubungkan dengan adanya perubahan kimia pada
komponen protein dan jaringan tersebut. Pada lansia, beberapa protein
(kolagen pada kartilago, dan elastin pada kulit) dibuat oleh tubuh dengan
bentuk dan struktur yang berbeda dari protein tubuh orang yang lebih muda.
Banyak kolagen pada kartilago dan elastin pada kulit yang kehilangan
fleksibilitasnya serta menjadi lebih tebal, seiring dengan bertambahnya usia
(Tortora & Anagnostakos, 1990 dalam Watson, 2003). Hal ini dapat lebih
mudah dihubungkan dengan perubahan permukaan kulit yang kehilangan
elastisitasnya
Universitas Sumatera Utara

dan cenderung berkerut, juga terjadinya penurunan mobilitas dan kecepatan


pada sistem muskuloskeletal (Watson, 2003).
Teori Keracunan Oksigen. Teori keracunan oksigen menyatakan bahwa
adanya sejumlah penurunan kemampuan sel di dalam tubuh untuk
mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung zat racun dengan
kadar

yang

tinggi,

tanpa

mekanisme

pertahanan

diri

tertentu.

Ketidakmampuan untuk mempertahankan diri dari toksik tersebut membuat


struktur membran sel mengalami perubahan (Tortora & Anagnostakas, 1990
dalam Watson, 2003). Membran sel tersebut merupakan alat untuk
memfasilitasi sel dalam berkomunikasi dengan lingkungannya yang juga
mengontrol proses pengambilan nutrien dan proses ekskresi zat toksik di
dalam tubuh. Fungsi komponen protein pada membran sel sangat penting
bagi kelangsungan proses di atas, dipengaruhi oleh regiditas membran
tersebut. Konsekuensi dari kesalahan genetik adalah adanya penurunan
reproduksi sel oleh mitosis yang mengakibatkan jumlah sel anak di semua
jaringan dan organ berkurang.halini dapat menyebabkan peningkatan
kerusakan sistem tubuh (Watson, 2003).
Teori Sistem Imun. Teori sisitem imun menyatakan bahwa kemampuan
sistem imun mengalami kemunduran pada masa penuaan. Kemunduran
kemampuan sistem yang terdiri dari sistem limfatik dan khususnya sel darah
putih, juga merupakan faktor yang berkonstribusi dalam proses penuaan.
Hal ini dapat dimanifestasikan dengan meningkatnya infeksi penyakit
autoimun (sistem imun benar- benar menyerang tubuh) dan kanker (Watson,
2003).
Universitas Sumatera Utara

Teori Psikologis

Teori psikologis terdiri dariteori aktivitas, teori kepribadian berlanjut dan


teori pembebasan.
Teori Aktivitas. Penuaan yang sukses tergantung dari bagaimana seorang
lanjut

usia

merasakan

kepuasan

dalam

melakukan

aktivitas

dan

mempertahankan aktivitas tersebut selama mungkin. Adapun kualitas


aktivitas tersebut lebih penting dibandingkan kuantitas aktivitas yang
dilakukan. Dari satu segi aktivitas lanjut usia dapat menurun, akan tetapi di
lain segi dapat dikembangkan, misalnya sebagai relawan, kakek dan nenek,
ketua rukun warga, dan duda atau janda (Palmore, 1965; Lemon; 1972
dalam Hardiwinoto, 2005).
Teori Kepribadian Berlanjut. Teori ini menyatakan bahwa dasar
kepribadian atau tingkah laku pada lansia tidak mengalami perubahan.
Artinya bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia
sangat dipengaruhi oleh tipe personality yang dimilikinya (Nugroho, 2000).
Teori Pembebasan. Teori pembebasan menyatakan bahwa dengan
bertambahnya usia, seseorang secara berangsur- angsur mulai melepaskan
diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya.
Keadaan ini mengakibatkan interaksi lanjut usia menurun, baik secara
kualitas maupun kuantitas (Nugroho, 2000).
Perubahan pada Lanjut Usia

Menua adalah suatu proses alami yang akan dialami semua makhluk di alam
semesta ini, yang sampai saat ini belum diketahui penangkalnya. Menua
Universitas Sumatera Utara

merupakan suatu proses irreversible yang terjadi dan terus berkembang


sejak seorang mature dan akan menghasilkan sejumlah perubahan dan
penyimpangan dari kondisi yang ideal, atau penurunan kemampuan untuk
kembali ke kondisi ideal atau keduanya (Rudman,1990).
Terdapat penurunan fungsi tubuh pada lanjut usia dibandingkan dengan usia
muda. Sistem saraf pusat mengalami penurunan daya ingat, sedangkan saraf
perifer mengalami penurunan fungsi persepsi, sensori dan motorik. Jantung
mengalami penurunan curah jantung, sklerosis katup, penurunan frekuensi
jantung, dan mudah menjadi aritmia. Fungsi hormon tiroid dan testosteron
bebas menurun, tetapi hormon insulin dan paratiroid meningkat.
Kemampuan respirasi, kapasitas pernafasan dan ambialn oksigen menurun,
serta sistem gastrointestinal , absorbsi dan sekreasi menurun. Fungsi ginjal
menurun sesuai dengan meningkatnya usia yang sisertai dengan
berkurangnya kemampuan ekskresi H+ DNA pengaturan keseimbangan
cairan. Berbagai sistem dan jaringan tubuh menurun, seperti otot mengalami
atrofi sarkopenia), tulang menipis (osteopenia), kulit mengeriput dan sistem
imun menurun. Proses penurunan tersebut berbeda- beda, usia kronogis
hanya merupakan salah satu kontribusi yang memegang peran, selain itu ada
faktor bawaan, faktor didapat dan faktor lingkungan (Rudman, 1990).
Menurut Nugroho (2000), perubahan- perubahan fisik yang terjadi pada
lanjut usia yaitu;
Sel ; sel akan mengalami penurunan ukuran dan jumlahnya, berkurang
jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan intraseluler, menurunnya
proporsi
Universitas Sumatera Utara

protein di otak, otot, ginjal, darah dan hati, jumlah sel otak menurun,
terganggunya mekanisme perbaikan sel dan otak menjadi atrofi, beratnya
berkurang 5-10%.
Sistem persarafan ; berat otak menurun 10-20%, lambat dalam respon dan
waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stres, mengecilnya saraf panca
indra

yang

menyebabkan

berkurangnya

penglihatan,

hilangmya

pendengaran, mengecilnya saraf penciuman dan perasa, lebih sensitif


terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin,
kurang sensitif terhadap sentuhan.
Sistem pendengaran ; presbiakusis (gangguan pada pendengaran),
hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap
bunyi suara atau nada- nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit
mengerti kata- kata, 50% terjadi pada usia di atas 65 tahun, membran
timpani menjadi atrofi menyebabkan olosklerosis, terjadinya pengumpulan
serumen dan dapat mengeras karena meningkatnya keratin, pendengaran
bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa/
stres.
Sistem penglihatan ; spingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon
terhadap sinar, kornea lebih berbentuk sferis (bola), lensalebih suram
(kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, susah melihat dalam cahaya gelap,
hilangnya daya akomodasi dan menurunnya lapangan pandang.
Sitem kardiovaskular ; elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung
menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun
1% setiap tahun setelah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan
Universitas Sumatera Utara

menurunnya kontraksi dan volumenya, kehilangan elastisitas pembuluh


darah, sehingga kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke dududk (duduk ke berdiri) bisa
menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan
pusing mendadak), tekanan darah meningkat akibat meningkatnya resistensi
dari pembuluh darah perifer.
Sistem pengaturan temperatur tubuh ; temperatur tubuh menurun secara
fisiologik sekitar 350C ini akibat metabolisme yang menurun, keterbatasan
refleks menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak
sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.
Sistem respirasi ; otot- otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi
kaku, paru- paru kehilangan elastisitas sehingga kapasitas residu meningkat,
menarik nafas lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan
kedalaman bernafas menurun, alvioli ukurannya melebar dari biasa dan
jumlahnya berkurang, O2 pada arteri menurun menjadi 75 mmHg, CO2
pada arteri tidak terganti, kemampuan untuk batuk berkurang, kekuatan otot
pernafasan menurun seiring dengan penambahan usia.
Sistem gastrointestinal ; kehilangan gigi akibat periodental deases yang
biasanya terjadi setelah umur 30 tahun, bisa juga disebabkan oleh kesehatan
gigi yang buruk dan gizi yang buruk, indra pengecap menurun karena
adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi indera pengecapan,
hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa manis, asin,
asam, dan pahit, esofagus melebar, sensiifitas lapar menurun, peristaltik
lemah dan biasanya
Universitas Sumatera Utara

timbul konstipasi, fungsi absorbsi melemah, hati mengecil dan menurunnya


tempat penyimpanan, berkurangnya aliran darah.
Sistem reproduksi ; menciutnya ovari dan uterus, atrofi payudara, pada
laki- laki testis masih dapat memproduksi spematozoa meskipun mengalami
penurunan berangsur- angsur, dorongan seksual menetap sampai usia di atas
70 tahun, selaput vagina menurun permukaan menjadi halus, dan sekresi
menjadi berkurang.
Sistem genitourinaria ; ginjal mengecil dan nefron menjadi arofi, aliran
darah ke ginjal menurun sampai 50%, fungsi tubulus berkurang sehingga
krangnya kemampuan konsentrasi urin, berat jenis urin menurun, otot- otot
menjadi lemah, kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan
frekuensi buang air seni meningkat, vesika urinaria susah dikosongkan pada
pria lanjut usia sehingga mengakibatkan meningkatnya retensi urin,
pembesaran prostat sekitar 75% dialami oleh pria usia di atas 65 tahun.
Sistem endokrin ; produksi dari hampir semua hormon menurun, fungsi
paratiroid dan sekresinya tak berubah, menurunnya aktivitas tiroid,
menurunnya BMR dan menurunnya daya pertukran zat, menurunnya fungsi
aldosteron dan menurunnya sekresi hormon kelamin misalnya progesteron,
estrogen dan testosteron.
Sistem integumen ; kulit mengerut atau keriput akiba kehilangan jaringan
lemak, permukaan kulit kasar dan bersisik karena kehilangan proses
keratinasi serta perubahan ukuran serta bentuk- bentuk sel epideris,
menurunnya respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit menurun,
kulit kepala dan
Universitas Sumatera Utara

rambut menipis berwarna kelabu, rambut dalam hidung dan telinga


menebal,

berkurangnya

elastisitas

akibat

menurunnya

cairan

dan

vaskularisasi, pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan
rapuh, kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk, kelenjar
keringat berkurang jumlahnya dan fungsinya, kuku menjadi pudar dan
kurang becahaya.
Sistem muskuloskeletal ; tulang kehilangan density (cairan) dan makin
rapuh, kifosis, pinggang, lutut dan jari- jari pergerakan terbatas, discus
invertebralis menipis dan menjadi pendek (tingginya berkurang), persendian
membesar dan menjadi kaku, tendon mengerut dan mengalami sklerosis,
serabut- serabut otot mengecil sehingga seseorang bergerak menjadi
lamban, otot- otot menjadi kram dan tremor.
Masalah Fisik pada Lanjut Usia

Jika kita mengamati lanjut usia, kita akan menemukan beberapa perubahan
yang menarik yang pasti berbeda dari kebanyakan orang dewasa lainnya
(Nugroho, 2000).
Memang tidak dapat dibantah, bila seseorang bertambah tua, kemampuan
fisik dan mental hidupnya pun akan perlahan-lahan tetapi pasti menurun.
Akibatnya aktivitasnya akan ikut terpengaruh, yang pada akhinya akan
mengurangi kesigapan seseorang (Nugroho, 2000).
Adapun masalah fisik yang sering ditemukan pada lansia menurut Nugroho
(2000) yaitu;
Universitas Sumatera Utara

Mudah jatuh ; jatuh seringkali dialami oleh lanjut usia dan penyebabnya
bisa multifaktor. Banyak faktor yang berperan di dalamnya, faktor intrinsik
(dari dalam lanjut usia), misalnya gangguan gaya berjalan, kelemahan otot
ekstremitas bawah, dan kekakuan sendi. Faktor lainnya yaitu faktor
ekstrinsik, misalnya lantai yang licin dan tidak rata, tersandung oleh bendabenda, penlihatan kurang karena cahaya yang kurang terang dan sebagainya.
Mudah lelah ; biasanya disebabkan oleh faktor psikologis (perasaan bosan,
keletihan atau perasaan depresi). Faktor lain gangguan organis, misalnya
kekurangan vitamin, anemia, perubahan pada tulang (osteomalasia),
gangguan pencernaan, kelainan metabolisme, gangguan ginjal, dan
gangguan peredaran darah. Dan juga disebabkan oleh karena pengaruh obatobat, seperti obat penenang, obat jantung dan obat yang melelahkan daya
kerja otot.
Kekacauan mental akut ; biasanya disebabkan oleh keracunan, penyakit
infeksi dengan demam tinggi, alkohol, penyakit metabolisme, dehidrasi,
gangguan fungsi otak, gangguan fungsi hati, dan radang selaput otak
(meningitis).
Nyeri dada ; biasanya disebabkan oleh penyakit jantung koroner yang
dapat menyebabkan iskemia jantung (berkurangnya aliran darah ke jantung),
radang selaput jantung, dan gangguan pada sistem alat pernafasan dan
gangguan alat pencernaan bagian atas.
Sesak nafas pada waktu melakukan kerja fisik ; biasanya disebabkan
oleh kelemahan jantung, gangguan sistem saluran nafas, berat badan
berlebihan, dan anenia.
Universitas Sumatera Utara

Berdebar-debar (palpitasi) ; biasanya disebabkan oleh gangguan irama


jantung, keadaan umum badan yang lemah karena penyakit kronis, dan
faktor- faktor psikologis.
Pembengkakkan kaki bagian bawah ; biasanya disebabkan oleh kaki
yang lama digantung (edema gravitasi), gagal jantung, bendungan pada vena
bagian bawah, gangguan penyakit hati, dan penyakit ginjal.
Nyeri pinggang atau punggung ; biasanya disebabkan oleh sendi- sendi
atau susunan sendi pada tulang belakang, kelainan ginjal, dan gangguan
pada otot- otot badan.
Nyeri pada sendi pinggul ; biasanya disebabkan oleh gangguan sendi
pinggul, kelainan tulang- tulang sendi, dan akibat kelainan pada saraf dari
punggung bagian bawah yang terjepit.
Berat badan menurun ; biasanya disebabkan oleh nafsu makan menurun
akibat kurang adanya gairah hidup atau kelesuan, adanya penyakit kronis,
gangguan pada saluran pencernaan sehingga penyerapan makanan
terganggu, dan adanya faktor- faktor sosioekonomi (pensiun).
Susah menahan buang air kecil (sering ngompol) ; biasanya disebabkan
oleh obat-oabat yang mengakibatkan sering berkemih, radang kandung
kemih, radang saluran kemih, kelainan kontrol pada kandung kemih,
kelainan persarafan pada kandung kemih, dan faktor psikologis.
Sukar menahan buang air besar ; biasanya disebabkan oleh obat pencahar
perut, keadaan diare, kelainan pada usus besar, dan kelainan pada ujung
saluran pencernaan (pada rektum usus).
Universitas Sumatera Utara

Gangguan pendengaran ; biasanya disebabka oleh kelainan degeneratif


dan ketulian pada lanjut usia seringkali dapat menyebabkan kekacauan
mental.
Gangguan tidur ; biasanya disebabkan oleh faktor ekstrinsik yaitu
lingkungan yang kurang tenang, dan faktor intrinsik yang bisa bersifat
organik misalnya nyeri, gatal-gatal, dan penyakit tertentu yang membuat
gelisah, dan yang bersifat psikologis misalnya depresi kecemasan dan
iritabilitas.
Keluhan Pusing-pusing ; biasanya disebabkan oleh gangguan lokal
misalnya vaskuler, migren, mata, glaukoma, sinusitis dan sakit gigi,
penyakit sistemik yang menimbulkan hipodlikemia, dan faktor psikologis
misalnya perasaan cemas, depresi, kuramg tidur dan kekacauan pikiran.
Keluhan perasaan dingin dan kesemuatan pada anggota tubuh ;
biasanya disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah lokal, gangguan
persarafan umum (gangguan pada kontrol) dan gtangguan pada persarafan
lokal pada bagian anggota tubuh.
Mudah gatal-gatal ; biasanya disebabkan oleh kelainan kulit misalnya kulit
kering, degenatif (eksema kulit), dan penyakit sistemik misalnya DM, gagal
ginjal, penyakit hati (hepatitis kronis) dan keadaan alergi.
2. Perawatan Lanjut Usia di Rumah oleh Keluarga Keluarga

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai


keterikatan emosional antara satu sama lain dan tinggal dalam satu wilayah
Universitas Sumatera Utara

demografi (Friedman, 1986). Keluarga merupakan situasi lingkungan yang


makrosistem yaitu meliputi pendidikan, sistem kerja, sistem pelayanan
sosial dan sebagainya (Friedman, 1998). Keluarga merupakan unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan (Effendy, 1998).
2.2. Penggolongan Lanjut Usia dalam Keperawatan
Perawatan secara umum bagi mereka yang berusia lanjut dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu lanjut usia yang masih aktif dan lanjut usia yang
pasif. Lanjut usia yang masih aktif adalah mereka yang keadaan fisiknya
masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain, sedangkan kebutuhan
sehari-harinya dapat dilaksanakan sendiri. Dan lanjut usia yang pasif adalah
mereka yang keadaan fisiknya memerlukan banyak pertolongan orang lain,
misalnya karena sakit atau lumpuh. Disamping itu, kemunduran kondisi
fisik akibat proses penuaan dapat mempengaruhi ketahanan tubuh terhadap
gangguan atau serangan infeksi dari luar (Hardiwinoto, 2005).
2.3. Perawatan Lanjut Usia oleh Keluarga

Hidup bertempat tinggal dengan keluarga merupakan kebiasaan umum bila


seorang lanjut usia ditinggal oleh suami /istrinya, atau sebelum ini terjadi.
Umumnya memanglah keluarga yang merumat para lanjut usia di rumahnya
(juga
Universitas Sumatera Utara

di negara-negara Asia lain), terutama hal ini dilakukan oleh anak perempuan
(Darmojo, 1999).
Dengan meningkatnya usia, terjadi pula penurunan kemampuan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. Pada umumnya usia lanjut memerlukan
bantuan keluarga untuk meningkatkan kualitas hidup dan menjalani hari tua
yang menyenangkan (Nugroho, 2000).
Perawatan lanjut usia di rumah bertujuan memberikan perawatan sebaik
mungkin tanpa mengganggu atau mengurangi kemandirian lanjut usia.
Kemandirian dalam melakukan aktivitas sehari-hari harus diupayakan,
walaupun dalam beberapa aktivitas tentu perlu dibantu (Nugroho, 2000).
Dalam merawat lanjut usia di rumah, adapun perawatan yang dapat
diberikan oleh keluarga kepada lanjut usia menurut Setiti (2007) yaitu ;
Perawatan Fisik. Secara umum keluarga melayani makan tiga kali sehari.
Namun ada juga yang hanya dua kali sehari, yaitu siang dan sore saja.
Makanan yang disajikan sesuai dengan kemampuan mereka. Ada yang
menyajikan nasi, sayur dan lauk. Ada juga yang ditambah dengan buah.
Tetapi ada yang hanya nasi dan lauk atau sayur. Keterbatasan ekonomi
membuat mereka makan seadanya. Pelayanan sandang, bagi lanjut usia yang
masih

potensial

menambahkan

biasanya

pakaian

membeli

kesukaan

sendiri,

mereka.

semantara

Secara

umum

keluarga
keluarga

membelikan satu kali setahun. Bagi yang tidak mampu biasanya diberi oleh
keluarga jauh atau masyarakat. Pelayanan di bidang papan, keluarga
menyediakan sesuai dengan kemampuan mereka. Kondisi ekonomi yang
terbatas, berakibat kondisi rumah seadanya. Pelayanan di bidang
Universitas Sumatera Utara

kesehatan, keluarga tidak selamanya mampu malayani untuk berobat secara


medis. Kadang mereka hanya memberikan obat dari warung atau obat
ramuan tradisional setempat/ ke dukun. Bagi yang memiliki kartu miskin,
masih harus menghadapi kendala yaitu biaya transportasi yang mahal,
prosedur yang berbelit dan pelayan yang tidak nyaman.
Perawatan psikis. Biasanya lanjut usia ditemani anggota keluarga yang
mengerti dan memahami mereka yang keadaan perilakunya berubah seperti
kekanak-kanakan, rewel, mudah tersinggung dan lain-lain. lanjut usia
ditemani untuk ngobrol, didengar nasehatnya dan keluhannya.
Perawatan sosial. Keluarga berusaha menemani berbicara, mendengarkan
nasehatnya, memberikan kabar orang di lingkungannya dan berita secara
umum. Pada sisi lain, lanjut usia diantar cucu atau anggota keluarga lain
untuk bertemu dengan teman sebaya, juga dengan teman sekelompok.
Lanjut usia juga diberikan kegiatan bersama kelompoknya yaitu kelompok
keagamaan, olah raga, pengajian, yasinan, arisan, kelompok silaturahmi,
kelompok adat dan lain-lain.
Perawatan Ekonomi. Perawatan ekonomi dilakukan keluarga dengan
memenuhi kebutuhan dasar hidup lanjut usia. Bagi yang masih potensial,
diberikan kesempatan untuk bekerja bersama keluarga. Melakukan kegiatan
keterampilan untuk memperoleh penghasilan. Bagi lanjut usia yang sudah
tidak potensial, keluarga memberikan uang, bahan mentah atau memberikan
makanan siap saji.
Universitas Sumatera Utara

Perawatan Spiritual. Pelayanan spiritual dilakukan oleh keluarga dengan


menyediakan sarana dan peralatan ibadah. Menjauhkan anak-anak dan
melarang agar tidak ribut. Keluarga menemani saat beribadah di rumah, di
mesjid atau di majelis taklim.
Menurut Nugroho (2000) pendekatan perawatan lansia yaitu meliputi;
Pendekatan fisik. Kemunduran kondisi fisik akibat proses ketuaan dapat
mempengaruhi ketahanan tubuh terhadap gangguan atau serangan infeksi
dari luar. Untuk lansia yang masih aktif dapat diberikan bimbingan
mengenai kebersihan mulut dan gigi, kebersihan kulit dan badan, kebersihan
rambut dan kuku, kebersihan tempat tidur serta posisi tidurnya, hal
makanan, cara memakan obat dan cara pindah dari tempat tidur ke kursi
atau sebaliknya. Adapun komponen pendekatan fisik yang lebih mendasar
adalah memperhatikan dan membantu para lanjut usia untuk bernafas
dengan lancar, makan (termasuk memilih dan menentukan makanan),
minum, melakukan eliminasi, tidur, menjaga sikap tubuh waktu berjalan,
duduk, merubah posisi tiduran, beristirahat, kebersihan tubuh, memakai dan
menukar pakaian, mempertahankan suhu badan, melindungi kulit dan
kecelakaan.
Pendekatan psikis. Pada dasarnya lansia membutuhkan rasa aman dan
cinta kasih dari lingkungannya. Untuk itu kelurga harus menciptakan
suasana yang aman, tidak gaduh, membiarkan mereka melakukan kegiatan
dalam batas kemampuan dan hobi yang dimilikinya. Keluarga harus dapat
membangun semangat dan kreasi lansia dalam memecahkan dan
mengurangi rasa putus asa, rasa rendah diri, rasa keterbatasan sebagai akibat
dari ketidakmampuan fisik, dan
Universitas Sumatera Utara

kelainan yang dideritanya. Hal ini perlu dilakukan karena perubahan


psikologi terjadi bersama semakin lanjutnya usia. Perubahan-perubahan ini
meliputi gejala-gejala, seperti menurunnya daya ingat untuk peristiwa yang
baru terjadi, berkurangnya kegairahan atau keinginan, peningkatan
kewaspadaan, perubahan pola tidur denagn suatu kecenderungan untuk
tiduran di waktu siang, dan pergeseran libido. Keluarga harus sabar
mendengarkan cerita-cerita dari masa lampau yang membosankan, jangan
mentertawakan atau memarahi lansia bila lupa atau melkukan kesalahan.
Pendekatan sosial. Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita
merupakan salah satu upaya keluarga dalam pendekatan sosial. Memberi
kesempatan untuk berkumpul bersama dengan sesama lansia berarti
menciptakan sosialisasi mereka. Keluarga memberikan kesempatan yang
seluas-luasnya kepada para lansia untuk mengadakan komunikasi dan
melakukan rekreasi, misal jalan pagi, menonton film, atau hiburan-hiburan
lain. Para lansia perlu dirangsang untuk mengetahui dunia luar, seperti
menonton televisi, mendengarkan radio, atau membaca surat kabar atau
majalah.
Pendekatan spiritual. Keluarga harus bisa memberikan ketenangan dan
kepuasan batin dalam hubungannya dengan Tuhan atau agama yang
dianutnya. Keluarga bisa memberikan kesempatan pada lansia untuk
melaksanakan ibadahnya, atau secara langsung memberikan bimbingan
rohani dengan menganjurkan melaksakan ibadahnya seperti membaca kitab
atau membantu lansia dalam menunaikan kewajiban terhadap agama yang
dianutnya.
Universitas Sumatera Utara

2.4. Karakteristik Orang yang Merawat Lanjut Usia

Lanjut usia adalah golongan penduduk yang rawan terhadap penyakit,


kecelakaan dan cacat, maka seseorang yang akan merawat lansia, baik
perawat maupun bukan perawat hendaknya perlu memahami beberapa hal.
Menurut Siburian (2006), beberapa hal yang perlu dimiliki oleh orang yang
akan merawat lansia adalah sebagai berikut;
2.4.1.Memiliki kepribadian yang matang
Dalam hal ini diperlukan orang-orang yang mempunyai ciri-ciri tidak
mudah marah dan menjadi kesal, sabar, penuh pengertian dan tidak mudah
tersinggung. Hal ini perlu dimiliki oleh setiap orang yang merawat lanjut
usia, karena banyak lanjut usia yang memiliki sifat pendiam, kasar, bahkan
dapat menunjukkan sifat bermusuhan dan kekanak-kanakan, khususnya
pada penderita dimensia.
2.4.2.Berkepribadian simpatik
Di sini dimaksudkan bahwa setiap orang yang merawat lansia hendaknya
dapat menempatkan atau menyesuaikan diri dengan sifat orang yang
dirawat, sehingga dapat menghargai keadaan yang sedang dihadapi oleh
orang yang dirawat.
2.4.3.Memiliki kasih sayang yang tulus dan ikhlas
Orang yang merawat hendaknya memperlakukan orang yang dirawat
sebagaimana ia merawat orangtuanya sendiri, karena banyak lanjut usia
yang mempunyai sifat cerewet dan tidak mau mengubah sifat atau kebiasaan
yang telah dibawanya sejak usia muda dahulu.
Universitas Sumatera Utara

2.4.5.Mengerti mengenai penyakit lanjut usia serta cara merawatnya


Dalam hal ini, telah tercakup pula mengenai psikologi lanjut usia, karena
banyak lanjut usia yang sudah tidak mampu mandiri lagi merasa dirinya
sebagai manusia yang tidak berguna lagi, hilang kepercayaan diri, dan yang
paling parah merasa rendah diri serta kehilangan gairah untuk hidup. Oleh
karena itu, orang yang merawat hendaknya mampu untuk mengembalikan
kepercayaan diri dari para lansia agar kembali merasa tetap berguna. Selain
daripada itu, perlu pula memiliki pengetahuan mengenai pemberian
makanan pada lansia, terutama mengenai nilai gizi yang diperlukan oleh
lanjut usia itu sesuai dengan usia dan penyakit yang sedang dideritanya.
2.5.Cara Hidup Sehat pada Lanjut Usia
Cara hidup sehat adalah cara-cara yang dilakukan untuk dapat menjaga,
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan seseorang. Cara hidup sehat
pada lanjut usia menurut Depkes (1991) adalah sebagai berikut;
Makan makanan yang bergizi dan seimbang ; Banyak bukti yang
menunjukkan bahwa diet adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
kesehatan seseorang. Dengan tambahnya usia seseorang, kecepatan
metabolisme tubuh cenderung turun, oleh karena itu, kebutuhan gizi bagi
para lanjut usia, perlu dipenuhi secara adekuat. Kebutuhan kalori pada lanjut
usia berkurang, hal ini disebabkan karena berkurangnya kalori dasar dari
kegiatan fisik. Kalori dasar adalah kalori yang dibutuhkan untuk melakukan
kegiatan tubuh dalam keadaan istirahat, misalnya : untuk jantung, usus,
pernafasan, ginjal, dan sebagainya. Jadi
Universitas Sumatera Utara

kebutuhan kalori bagi lansia harus disesuaikan dengan kebutuhannya.


Petunjuk menu bagi lansia adalah sebagai berikut; Menu bagi lansia
hendaknya mengandung zat gizi dari berbagai macam bahan makanan yang
terdiri dari zat tenaga, pembangun dan pengatur. Jumlah kalori yang baik
untuk dikonsumsi lansia 50% adalah hidrat arang yang bersumber dari
hidrat arang komplek (sayur sayuran, kacang- kacangan, biji bijian).
Sebaiknya jumlah lemak dalam makanan dibatasi, terutama lemak hewani.
Makanan sebaiknya mengandung serat dalam jumlah yang besar yang
bersumber pada buah, sayur dan beraneka pati, yang dikonsumsi dengan
jumlah bertahap. Menggunakan bahan makanan yang tinggi kalsium, seperti
susu non fat, yoghurt, ikan. Makanan yang mengandung zat besi dalam
jumlah besar, seperti kacang-kacangan, hati, bayam, atau sayuran hijau.
Membatasi penggunaan garam, hindari makanan yang mengandung alkohol.
Makanan sebaiknya yang mudah dikunyah. Bahan makanan sebagai sumber
zat gizi sebaiknya dari bahan-bahan yang segar dan mudah dicerna. Hindari
makanan yang terlalu manis, gurih, dan goreng-gorengan.
Minum air putih 1,5-2 liter ; Air sangat besar artinya bagi tubuh kita,
karena air membantu menjalankan fungsi tubuh, mencegah timbulnya
berbagai penyakit di saluran kemih seperti kencing batu, batu ginjal dan
lain-lain. Air juga sebagai pelumas bagi fungsi tulang dan engselnya, jadi
bila tubuh kekurangan cairan, maka fungsi, daya tahan dan kelenturan
tulang juga berkurang, terutama tulang kaki, tangan dan lengan. Padahal
tulang adalah penopang utama bagi tubuh untuk melakukan aktivitas.
Manfaat lain dari minum air putih adalah mencegah sembelit. Untuk
mengolah makanan di dalam tubuh usus sangat membutuhkan air.
Universitas Sumatera Utara

Tentu saja tanpa air yang cukup kerja usus tidak dapat maksimal, dan
muncullah sembelit.
Olah raga teratur dan sesuai ; Usia bertambah, tingkat kesegaran jasmani
akan turun. Penurunan kemampuan akan semakin terlihat setelah umur 40
tahun, sehingga saat lansia kemampuan akan turun antara 30-50%. Oleh
karena itu, bila usia lanjut ingin berolahraga harus memilih sesuai dengan
umur kelompoknya, dengan kemungkinan adanya penyakit. Beberapa
contoh olahraga yang sesuai dengan lanjut usia yaitu, jalan kaki, dengan
segala bentuk permainan yang ada unsur jalan kaki misalnya golf, lintas
alam, mendaki bukit, senam dengan faktor kesulitan kecil dan olah raga
yang bersifat rekreatif dapat diberikan. Dengan latihan otot manusia lanjut
dapat menghambat laju perubahan degeneratif.
Istirahat, tidur yang cukup ; Sepertiga dari waktu dalam kehidupan
manusia adalah untuk tidur. Diyakini bahwa tidur sangat penting bagi
pemeliharaan kesehatan dan proses penyembuhan penyakit, karna tidur
bermanfaat untuk menyimpan energi, meningkatkan imunitas tubuh dan
mempercepat proses penyembuhan.Umumnya orang akan merasa segar dan
sehat sesudah istirahat. Jadi istirahat dan tidur yang cukup sangat penting
untuk kesehatan.
Menjaga kebersihan ; Yang dimaksud dengan menjaga kebersihan disini
bukan hanya kebersihan tubuh saja, melainkan juga kebersihan lingkungan,
ruangan dan juga pakaian dimana orang tersebut tinggal. Yang termasuk
kebersihan tubuh adalah: mandi minimal 2 kali sehari, mencuci tangan
sebelum makan atau sesudah mengerjakan sesuatu dengan tangan,
membersihkan atau
Universitas Sumatera Utara

keramas minimal 1 kali seminggu, sikat gigi setiap kali selesai makan,
membersihkan kuku dan lubang-lubang (telinga, hidung, pusar, anus,
vagina, penis), memakai alas kaki jika keluar rumah dan pakailah pakaian
yang bersih.
Minum suplemen gizi yang diperlukan ; Pada lansia akan terjadi berbagai
macam kemunduran organ tubuh, sehingga metabolisme di dalam tubuh
menurun. Hal tersebut menyebabkan pemenuhan kebutuhan sebagian zat
gizi pada sebagian besar lansia tidak terpenuhi secara adekuat. Oleh karena
itu jika diperlukan, lansia dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen gizi.
Tapi perlu diingat dan diperhatikan pemberian suplemen gizi tersebut harus
dikonsultasikan dan mendapat izin dari petugas kesehatan.
Memeriksa kesehatan secara teratur ; Pemeriksaan kesehatan berkala dan
konsultasi

kesehatan

merupakan

kunci

keberhasilan

dari

upaya

pemeliharaan kesehatan lansia. Walaupun tidak sedang sakit lansia perlu


memeriksakan kesehatannya secara berkala, karena dengan pemeriksaan
berkala penyakit-penyakit dapat diketahui lebih dini sehingga pengobatanya
lebih mudan dan cepat dan jika ada faktor yang beresiko menyebabkan
penyakit dapat di cegah. Ikutilan petunjuk dan saran dokter ataupun petugas
kesehatan, mudah-mudahan dapat mencapai umur yang panjang dan tetap
sehat.
Mental dan batin tenang dan seimbang ; Untuk mencapai hidup sehat
bukan hanya kesehatan fisik saja yang harus diperhatikan, tetapi juga mental
dan bathin. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk menjaga agar mental dan
bathin tenang dan seimbang adalah: Lebih mendekatkan diri kepada Tuhan
YME dan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepadaNya. Hal ini akan
menyebabkan jiwa
Universitas Sumatera Utara

dan pikiran menjadi tenang. Hindari stres, hidup yang penuh tekanan akan
merusak kesehatan, merusak tubuh dan wajahpun menjadi nampak semakin
tua. Stres juga dapat menyebabkan atau memicu berbagai penyakit seperti
stroke, asma, darah tinggi, penyakit jantung dan lain-lain. Tersenyum dan
tertawa sangat baik, karena akan memperbaiki mental dan fisik secara
alami. Penampilan kita juga akan tampak lebih menarik dan lebih disukai
orang lain. Tertawa membantu memandang hidup dengan positif dan juga
terbukti memiliki kemampuan untuk menyembuhkan. Tertawa juga ampuh
untuk mengendalikan emosi kita yang tinggi dan juga untuk melemaskan
otak kita dari kelelahan.
Rekresi ; Untuk menghilangkan kelelahan setelah beraktivitas selama
seminggu maka dilakukan rekreasi. Rekreasi tidak harus mahal, dapat
disesuaikan denga kondisi dan kemampuan. Rekreasi dapat dilakukan di
pantai dekat rumah, taman dekat rumah atau halaman rumah jika
mempunyai halaman yang luas bersama keluarga dan anak cucu, duduk
bersantai di alam terbuka. Rekreasi dapat menyegarkan otak, pikiran dan
melemaskan otot yang telah lelah karena aktivitas sehari-hari.
Hubungan antar sesama yang sehat ; Pertahankan hubungan yang baik
dengan keluarga dan teman-teman, karena hidup sehat bukan hanya sehat
jasmani dan rohani tetapi juga harus sehat sosial. Dengan adanya hubungan
yang baik dengan keluarga dan teman-teman dapat membuat hidup lebih
berarti yang selanjutnya akan mendorong seseorang untuk menjaga,
mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya karena ingin lebih lama
menikmati kebersamaan dengan orang-orang yang dicintai dan disayangi.
Universitas Sumatera Utara

Back to nature (kembali ke alam) ; Kita tidak harus menjauhi tekhnologi


tetapi paling tidak kita harus menghindari bahan makanan kalengan,
minuman kalengan, makanan yang diawetkan, makanan siap saji dan harus
lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan yang segar dan
juga minum air putih.
Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai