Anda di halaman 1dari 42

BOUNDARY LAYER

(LAPISAN BATAS)

Sub-chapters
11.1. Prandtls boundary layer
equations
11.2. The steady-flow laminar boundary
layer on a flat plate parallel to the
flow
11.3. Turbulent boundary layers
11.4. Turbulent flow in pipes
11.5. The steady, turbulent boundary
layer on a flat plate

1. Prandtls Boundary Layer Equations


Simplifikasi boundary layer oleh Ludwig Prandtl
Permukaan padatan dipakai sebagai sumbu x,
lihat Gambar 1.
Gravitasi tidak penting dibanding gaya-gaya lain
Aliran 2-dimensi dalam arah x dan y. Karena itu
Vz = 0, dVx/dz, dVy/dz dan dVz/dz = 0.
Aliran pada arah y sangat lambat dibanding arah
x (Vy << Vx) sehingga P/ y 0
(2Vx/x2) dalam neraca momentum <<
(2Vx/y2) sehingga (2Vx/y2) diabaikan.
Gradien Vx arah y sangat besar.

Dengan simplifikasi ini, persamaan neraca


momentum menjadi
2
Vx
Vx
Vx

Vx (11.1)
1 P
t

Vx

Vy

y 2

Neraca massa dengan densitas konstan

(11.2)
Vx Vy
x

Pers (11.1) dan (11.2) ini dinamakan boundarylayer eqns atau Prandtls boundary-layer
equations.

Aliran dalam pipa mungkin laminar atau


turbulen. Pers (11.1) dan (11.2) berlaku
pada aliran laminar.
.

2. Boundary-layer laminar pada pelat


datar sejajar aliran
Pada boundary-layer laminar (lihat Gambar 2)
Vx and Vy = 0 pada y = 0
Vx = V pada y jauh dari dinding = V
Vy = 0 pada seluruh x dan y
P/x = 0 di dalam boundary-layer. P di dalam
boundary layer P di luar boundary layer
Maka Pers 11.1 menjadi
2
(11.4)
Vx
Vx
Vx

Vx

Vy

Jika ujung pelat digerakkan dalam fluida diam


2
(11.5)
Vx
Vx

2
t
y

dan
y
Vx V0 1 erf
0.5
2 t

(11.6)

di mana erf adalah Gauss error function

2 x
erf x 0.5 e d
0
2

Maka Vx = f(t) atau f(x/V)


Gambar 11.3 menunjukkan korelasi di pelat tipis

2.1. Boundary Layer Thickness


Gambar 3 menunjukkan distribusi Vx sebagai
fungsi dari y. Pada posisi di mana Vx/V 1,

5 x 0 , 5
(11.9)

adalah boundary layer thickness, yang


besarnya fungsi dari jarak x. Maka boundary
layer tumbuh sebanding dengan akar jarak dari
ujung pelat.
Pers 11.9 dinamakan Blasius solution. Rumus
ini berlaku pada pelat datar maupun pelat sedikit
berkurva seperti permukaan sayap pesawat.

Contoh 1. Hitunglah
Pada titik di sayap pesawat 2ft dari leading
edge ketika pesawat terbang 200 mi/jam di
udara.
Pada titik 2 ft dari hidung kapal ketika bergerak
10 mi/jam di air
Jawaban:
a. Untuk udara,
0,5
4
2

1,61 x 10 ft / s x 2ft
=5

200 mi / h x 5280 ft / mi x h / 3600s


5,23x10 3 ft 1,6mm

b. Untuk air,
= 5

1,08 x 10 ft / s x 2ft

10 mi / h x 5280 ft / mi x h / 3600s
2

6,07 x10 3 ft 0,07in 1,8mm

0,5

Gaya gesek (drag force) pada pelat bisa


diperoleh dari
= dVx
(1.5)

dy
Diferensial absis di Gambar 3 terhadap Vx pada
x konstan menghasilkan
0,5
d V dy
(11.10)

dVx x x dVx x
atau
0,5
(11.11)
dVx
V dVx / V

V
d
x
dy

Suku kiri Pers (11.11) disubstitusi ke Pers (1.5)


untuk mendapatkan shear stress. Kemudian
shear stress digunakan untuk menghitung gaya
gesek.
Pada y=0 atau = 0 (di permukaan), dVx / V
d
di Gambar 3
= 0,332. Maka, shear stress di sebarang titik di
permukaan adalah
0 = 0,332 V (V/(x))0.5
(11.12)
Koefisien gesek setempat (local drag coefficient),
dengan tanda apostrop ()
0
(11.13)
Cf
2
0,5 V

maka
Cf

0,332 V V
. . 2
0,5 V x

V x
Re x

0,5

0,5

(11.14)

0,664
V x
(11.15)

maka
0, 664
Cf
Re x 0,5

(11.16)

Gambar 4 menunjukkan plot untuk local drag


coefficient. Plot untuk aliran laminar memenuhi
Pers 11.16.
Pada leading edge pelat (x=0) Rex = 0 Cf =
Secara fisik tidak realistis sehingga Pers 11.16
tidak benar pada daerah dekat leading edge.
Cf memberikan drag force local, yang mana tidak
praktis. Data drag force keseluruhan pelat lebih
berguna. Gaya pada pelat dengan lebar W adalah
x
.
(11.17)

F W 0dx
0

Drag coefficient untuk keseluruhan pelat adalah


(11.18)
F
1

Cf

0,5V A
0,5

Cf dA

Substitusi Pers 11.16 ke Pers 11.18


0,332 WV V / dx / x 0,5
x

Cf

0,5V Wx
2

(11.19)
1,328

Re 0x,5

Contoh 2. Pelat 1 m2 ditarik di belakang kapal


menggunakan kawat tipis dan panjang sehingga
tak mengganggu aliran. Boundary layer pada
kedua sisi pelat adalah laminar. Kecepatan
kapal = 15 km/jam. Berapa gaya yang
diperlukan untuk menarik pelat?
Jawab:
Reynolds number:
3
15x10 m / h.1m h
6
Re x
.

4
,
15
x
10
1,004 x10 6 m 2 / s 3600s

Maka
Cf

1,328

4,15x10

6 0,5

6,52 x10 4

dan
2

2
kg
15000
m
N
.
s

F 6,52x10 4.0,5.998,2 3 .
. .2m2 .
m 3600 s
kg.m

=11,3 N=2,54 lbf

2.2. Displacement Thickness *


Gambar 5 memberikan penjelasan untuk *
untuk system pelat dengan lebar W ( gambar).
Streamlines di sebelah kanan ujung pelat
menggambarkan seolah-olah terjadi kenaikan
tebal aliran sebesar * karena boundary layer.
Neraca materialnya adalah:

y *

(11.20)

V yW W Vx dy
0

Dengan membagi Pers 11.20 dengan W dan


mengurangi V* pada kedua sisi, maka
y *

V * V y * Vx dy
0

y *

atau
*

(V Vx )dy

V
y *

(11.21)

*V

Vx
1 dy (11.22)
V
0
y *

Vx dy

(11.22a)

Pengertian fisik displacement thickness * ditunjukkan


oleh Pers (11.22a) dan Gambar 6. Besarnya * adalah
ketebalan boundary layer yang seolah-olah mempunyai
kecepatan uniform sebesar V. Pers 11.22 berlaku baik
aliran laminar maupun turbulen.

Dengan mengalikan kedua sisi Pers 11.22


0.5
dengan V maka diperoleh

x
0,5
0,5

1 Vx d y V * V
V
0
x
x

(11.23)

Karena adanya boundary layer, aliran melalui

suatu titik pada permukaan berkurang oleh


volume ekivalen area hitam di Gambar 6 kanan.
Pengurangan volume ini diberikan oleh integral
.
V Vx dy
Kalau area disamakan dengan area hitam di
gambar 6 tengah, yang volumenya *V, maka
* didefinisikan sebagai jarak di mana
permukaan harus bergerak dalam arah y untuk
mengurangi volume yang ekivalen dengan
volume karena efek boundary layer.

Integrasi Pers 11.23 dengan menggunakan


daerah sebelah kiri di atas kurva Gambar 3 akan
diperoleh nilai sebesar 1,72, sehingga Pers
11.23 menjadi
0,5
x
*
(11.24)

1,72

Perbandingan Pers 11.24 dan Pers 11.9


menunjukkan bahwa */ = 1,72/5 atau 1/3.

2.3. Momentum Thickness


Gambar 7 menunjukkan system untuk neraca
momentum.

Neraca momentum:
Momentum masuk momentum keluar + gaya
gesek = 0

Bila gaya gesek diberikan ke fluida yang


seolah-olah mengalir dengan kecepatan
uniform V, maka perubahan momentum fluida
karena perubahan ketebalan sebesar =
WV.V dan dari Pers (11.17)
x
1

(11.25)

dx

0
V2 0

atau
2 d

0 V
dx

(11.26)

Dengan nilai 0 yang diketahui dari Pers 11.12,


maka
0,5
1
V x dx 0,664

(11.27)

0,322V 0,5
2
0,5
V
Re x
0x

Perbandingan Pers 11.27 dan Pers 11.9


menunjukkan bahwa /* = 0,664/5 1/8.
Dengan neraca momentum di Gambar 7 maka
V

(11.28)
Vx
x
dy
1
V
0 V
atau

V
.
(11.28a)
Vx V Vx dy
0

Pers (11.28a) menunjukkan momentum


ekivalen oleh kecepatan uniform V karena
ketebalan = momentum karena kecepatan.
Pers (11.28) berlaku juga untuk aliran turbulen.

3. Turbulent Boundary Layers


Aliran di boundary layer mungkin laminar atau
turbulen. Di pipa transisi terjadi pada Re 2000
atau lebih tinggi bila dinding pipa sangat halus
atau vibrasi 0.
Pada pelat datar, transisi terjadi pada Re dari
3,5x105 hingga 2,8x106.
Transisi sangat dipengaruhi oleh kekasaran
permukaan dan turbulensi aliran utama.
Gambar 8 menunjukkan boundary layer pada
permukaan halus yang cukup panjang. Pada
boundary layer turbulen terdapat laminar
sublayer.

Aliran laminar mudah diprediksi. Aliran turbulen


sulit diprediksi dan memerlukan percobaan.
Pada aliran turbulen kecepatan pada suatu titik
berfluktuasi terhadap waktu, maka berlaku
. V Vav
(11.29)
di mana
1t
(11.30)
V Vdt
av

t0

4. Turbulent Flow in Pipes


Ada shear stress karena friksi antara dinding
pipa dan fluida dan Reynolds stress karena friksi
antar fluida yang mempunyai velocity yang
berbeda.
Terdapat perbedaan profil velocity sebagai
fungsi radius dalam pipa (lihat Gambar 9). Aliran
laminar berbentuk parabolic, aliran turbulen
berbentuk plug-flow (velocity uniform pada
penampang pipa).
Baik aliran laminar maupun turbulen, eddy pada
dinding pipa hilang dan memenuhi 0 = . dVx
dy
Gradien aliran turbulen lebih besar.

Aliran turbulen memenuhi


Vx
Vx centreline

1
rwall

(11.31)

di mana nilai n bervariasi dari 1/10 pada Re


tertinggi ke 1/6 pada Re terendah.
Gambar 10 adalah distribusi kecepatan
universal untuk aliran turbulen untuk pipa halus.
Terdapat dua variable, u+ dan y+.

local timeaverage velocity

crosssec tional average velocity

dan y Re x . f / 2

di mana x = rwall r

x 2/f

Di Gambar 10 terdapat variabel yang disebut


friction velocity u*, yang besarnya
0,5
0,5
* wall
(11.32)
f

u

Vx , av
2

Gambar 10 menunjukkan 3 zone dari dinding


pipa hingga sumbu pipa, yaitu: laminar sublayer,
buffer layer dan turbulent core.
Laminar sublayer: shear stress karena viscous
shear.
Turbulent core: shear stress karena turbulent
Re stress.
Buffer layer: viscous and Re stress punya order
of magnitude yang sama. Sulit mengukur di
laminar sublayer dan buffer layer.

Contoh 3. Air mengalir dalam pipa halus 3 in ID


dengan velocity rata-rata 10ft/s. Berapa jarak
tepi laminar sublayer dan buffer layer dari
dinding pipa? Berapa kecepatan rata-rata di titiktitik tsb?
Jawab:
Dari Gambar 10 untuk pipa halus, f = 0,0037
Dari Gambar 10 batas laminar sublayer u+
5 dan y+5, maka
=1,2x10-4ft = 0,037mm
Pada tepi buffer layer u+ 12 dan y+ 26, maka

Vx u u * 5.0,44ft / s 2,6ft / s 0,79m / s

rwall

y 5.1,08x10 ft / s
r *
u
0,44 ft / s

=1,2x10-4ft=0,037mm
Pada tepi buffer layer u+ 12 dan y+ 26, maka
Vx = 5,2 ft/s=1,59 m/s, rwall- r = 7 x 10-3 in = 0,18
mm.

5. Steady, Turbulent Boundary Layer on


A Flat Plate
Tidak ada solusi analitis untuk boundary layer
turbulen pada pelat datar. Asumsi-asumsi Prandtl:
Kecepatan rata-rata dalam arah x pada suatu titk
memenuhi Pers 11.31 dengan pangkat 1/7
(Prandtls 1/7 power rule) dalam bentuk
Vx y 1 / 7
(11.33)

V
Pada Re antara 3 x 103 dan 3 x 105, plot faktor
friksi untuk pipa halus bisa digunakan
0,0791
(11.34)
f
0,5
Re x

Kombinasi Pers 11.33 dan 11.34 menghasilkan


0, 2

(11.35)

0,37 x
V x

Pers 11.35 dan persamaan2 lain menghasilkan


(11.36)
0,0576
Cf

Re 0x, 2

0,072
Cf
Re 0x, 2

(11.37)

Contoh 4.
Speedboat menarik pelat halus dengan lebar = 1 ft
and panjang = 20 ft melalui air diam dengan
kecepatan 50 ft/s.
Tentukan tebal boundary layer pada ujung pelat
dan drag pada pelat!

Jawab:
Pada ujung pelat, Re x 50 ft / s.20 ft 0,93x108
5 2
1
,
08
x
10
ft / s
Dari Pers 11.35,

0,37.20 ft

0,93x10

8 0, 2

0,189 ft 2,3 in 58 mm

Sebagai pendekatan pertama, seluruh


boundary layer turbulen, maka dengan Pers
11.37 F C0,5V 2 A
f

lbm ft
lbf .s 2
.0,5.62,3 3 . 50 .2.20 ft .1ft .
=
8 0, 2
ft s
32,2 lbm.ft
0,93x10
0,072

=178 lbf =790 N

Untuk menentukan besarnya kesalahan dengan


asumsi seluruh pelat turbulen, kita asumsikan
bahwa transisi dari laminar ke turbulen terjadi
pada Rex = 106. Ini berkaitan dengan jarak =
1/100 panjang pelat (=106/108); maka boundary
layer untuk jarak 0,2 ft diasumsikan laminar.
Untuk daerah ini drag karena laminar boundary
layer diberikan oleh Pers 11.19
2

.F 1,328 .0,5.62,3. lbm . 50 ft .2.0,2 ft .1ft .

6 0,5

10

=1,3 lbf = 5,8 N

ft

lbf .s
32,2 lbm.ft

Pada perhitungan yang mengasumsikan seluruh


pelat pada kondisi turbulen, maka
F

0,072

.0,5.62,3.
0, 2

10
6

lbm ft
lbf .s
. 50 .2.0,2 ft .1ft .
ft s
32,2 lbm.ft

= 4,4 lbf = 19,5 N


Dari 0 hingga 0,2 ft, perbedaan F antara laminar
dan turbulen = 19,5 5,8 = 13,7 N, sangat kecil
dibanding 790 N.

Corrections for Chap 11.


Four corrections in deNeverss book
Eq. 11.27. = 0.664 x/Rex0.5.
Eq. 11.34. f = 0.00791/Re0.25
Problem 11.14. 0 = 0.5 Vx,avg2.f
Problem 11.14. 0/ = 0.225.V2 (/(V.))1/4

Anda mungkin juga menyukai