Anda di halaman 1dari 2

a.

Isolasi dengan Cotton Roll


Isolasi daerah kerja merupakan suatu keharusan. Gigi yang dibasahi saliva, lidah
yang mengganggu penglihatan, dan gingiva yang berdarah adalah sedikit dari masalahmasalah yang harus diatasi sebelum prosedur kerja yang teliti dan tepat dapat dilakukan.
Beberapa metode dapat dilakukan untuk mengisolasi daerah kerja, seperti penggunaan
rubber dam dan cotton roll (Baum dkk, 1995).
Absorben seperti cotton roll dapat digunakan untuk mengisolasi gigi sebelum
dilakukan perawatan. Penggunaan cotton roll merupakan alternatif, dan dilakukan apabila
penggunaan rubber dam dianggap tidak praktis, atau tidak dapat digunakan. Cotton roll
memungkinkan terjadinya kontrol kelembapan sehingga mendukung sifat bahan anastesi.
Penggunaan cotton roll bersama saliva ejector efektif dalam meminimalkan aliran saliva
(Roberson dkk, 2002). Isolasi daerah kerja dengan menggunakan cotton roll efektif dalam
menghasilkan isolasi jangka pendek, seperti dalam prosedur polishing, penempatan sealant,
dan aplilan topikal fluoride (Chandra & Chandra, 2008).
Cotton roll kering dijepit dengan cotton roll holder atau pinset, yang dipegang oleh
asisten dokter gigi. Apabila cotton roll telah dibasahi seluruhnya oleh saliva, asisten dokter
gigi bertanggung jawab untuk mengganti dengan cotton roll yang kering. Kadang-kadang,
saliva pada cotton roll yang telah basah dapat dihisap dengan suction, sehingga
penggantian cotton roll tidak perlu dilakukan. Beberapa produk untuk memegang cotton
roll dalam berbagai posisi telah tersedia di pasaran. Tetapi, cotton roll holder harus sering
dikeluarkan dari mulut untuk mengganti cotton roll yang telah basah, sehingga penggunaan
cotton roll holder ini dianggap tidak praktis dan membuang waktu, oleh karena itu cotton
roll holder jarang digunakan. Walaupun demikian, cotton roll holder mempunyai
keuntungan, yaitu dapat digunakan untuk meretraksi pipi dan lidah dari gigi, sehingga
menyediakan akses dan pandangan yang baik ke daerah operasi (Roberson, 2002).
Menempatkan cotton roll ukuran sedang pada vestibulum fasial dilakukan untuk
mengisolasi gigi rahang atas (Roberson, 2002). Menurut Anonim (1996), terdapat dua hal
penting yang perlu diperhatikan untuk memudahkan isolasi gigi rahang atas adalah:
1. Atur posisi pasien pada supine position dengan kepala dimiringkan ke belakang dan
dagu menghadap ke atas. Posisi ini meningkatkan kontrol kelembapan secara signifikan,
sekaligus memudahkan pandanghan ke daerah operasi.

2. Dengan menggunakan kaca mulut selama prosedur perawatan. Tempatkan kaca mulut
pada sisi distal dari gigi yang diisolasi, sehingga didapatkan finger rest yang tepat.
Selain memungkinkan adanya indirect vision, penempatan kaca mulut juga berperan
dalam menjaga agar lidah tetap jauh dari gigi. Kaca mulut juga menahan pasien,
sehingga pasien tidak dapat menutup mulut selama prosedur perawatan.
Untuk mengisolasi gigi pada rahang bawah, cotton roll ukuran sedang diletakkan
pada vestibulum fasial, dan cotton roll ukuran besar diletakkan diantara gigi dan lidah.
Penempatan cotton roll pada vestibulum dapat dilakukan dengan mudah, sedangkan
penempatan cotton roll pada lingual gigi mandibula lebih sulit untuk dilakukan.
Penempatan cotton roll pada lingual gigi mandibula dapat dilakukan dengan memegang
ujung mesial dari cotton roll dan menempatkan cotton roll pada daerah yang diinginkan.
Jari telunjuk atau jari pada sisi tangan yang lain digunakan untuk menekan cotton roll ke
arah gingiva sambil memutar cotton roll dengan penjepit ke arah lingual gigi.
Gigi lalu dikeringkan dengan menggunakan air syringe. Setelah cotton roll
ditempatkan, saliva ejector dimasukkan ke dalam mulut dan diatur posisinya. Perlu
diperhatikan bahwa sebelum mengeluarkan cotton roll dari mulut, sebaiknya cotton roll
dibasahi dengan air terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya perpindahan epitel pipi,
dasar mulut, dan bibir (Roberson, 2002).

Anda mungkin juga menyukai