Anda di halaman 1dari 25

Infeksi Saluran Kemih

Piter Pical
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
102010235
piter_pical@live.com
Jl.Anggrek XVI Blok PS No.6, Harapan Indah, Bekasi Barat

Pendahuluan
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan keadaan tumbuh dan
berkembang biaknya kuman dalam saluran kemih dengan jumlah
bakteriuria yang bermakna. Secara anatomi, ISK dibagi menjadi
infeksi saluran kemih bagian atas dan infeksi saluran kemih bagian
bawah. ISK bagian atas mencakup semua infeksi yang menyerang
ginjal, sedangkan ISK bagian bawah mencakup semua infeksi yang
menyerang uretra, kandung kemih dan prostat.
Dalam keadaan normal saluran kemih tidak mengandung
bakteri, virus, atau mikroorganisme lainnya. Dengan kata lain
bahwa diagnosis ISK ditegakkan dengan membuktikan adanya
mikroorganisme di dalam saluran kemih. Pada pasien dengan
simptom ISK, jumlah bakteri dikatakan signifikan jika lebih besar
dari 105/ml urin. Infeksi ini juga lebih sering dijumpai pada wanita
daripada laki-laki, pada wanita dapat terjadi pada semua umur,
sedangkan pada laki-laki di bawah umur 50 tahun jarang terjadi.
Pada

masa

kehamilan,

terjadi

perubahan

mekanis

dan

hormonal yang meningkatkan risiko keadaan yang membuat urin


tertahan di saluran kencing. Selain itu adanya peningkatan hormon
progesterone pada kehamilan akan menambah besar dan berat
rahim serta mengakibatkan pengenduran pada otot polos saluran
kencing.
Perubahan-perubahan tersebut mencapai puncak pada akhir
trimester dua dan awal trimester tiga yang merupakan faktor yang
memudahkan terjangkitnya ISK pada kehamilan. Saluran kencing
1

yang pendek pada perempuan dan kebersihan daerah sekitar


kelamin luar yang menjadi bagian yang sulit dipantau pada
perempuan hamil akan mempermudah ISK.
Escherecia

coli merupakan

bakteri

penyebab

ISK

pada

kehamilan yang ditemukan pada 80-90% kasus. Bakteri ini dapat


berasal dari flora usus yang keluar sewaktu buang air besar, dan jika
bakteri berkembang biak akan menjalar ke saluran kencing dan naik
ke kandung kemih dan ginjal, inilah yang menyebabkan ISK.
Biasanya proses ISK tanpa gejala dan tanda yang spesifik,
namun apabila kandung kemih telah terinfeksi maka mulai timbul
gejala seperti nyeri di bawah perut dan susah kencing atau keluar
hanya sedikit. Keadan yang sangat serius apabila telah terjadi
infeksi pada ginjal (pielonefritis), ini sering dijumpai pada usia
kehamilan 20 28 minggu, ditandai dengan gejala demam, lemah,
mengigil, nyeri pinggang, mual dan muntah.

Anamnesis1,2
Berikut ada beberapa pertanyaan yang dapat digunakan dalam
anamnesis pasien yang diduga menderita infeksi saluran kemih.

Identitas pasien

Nama lengkap pasien, umur, tanggal lahir, jenis kelamin ,


alamat,

pendidikan , agama , pekerjaan , suku

bangsa.
Berikut data pasien yang didapatkan:
Nama
: Ny. P berusia 28 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan

Keluhan utama.

Keluhan utama pasien : demam sejak 3 hari yang lalu


Keluhan tambahan : saat kencing terasa panas dan

sedikit nyeri, nyeri perut bawah dan pinggang kanan


Riwayat penyakit sekarang

- Bagaimana
mendeteksi

pola

berkemih

pasien?

faktor predisposisi

Tujuannya

terjadinya

ISK

untuk
pasien

(dorongan, frekuensi, dan jumlah)


- Adakah disuria?
- Adakah urgensi?
- Adakah bau urine yang menyengat?
- Bagaimana

volume urine, warna (keabu-abuan) dan

konsentrasi urine?
- Adakah nyeri suprapubik? Nyeri suprapubik menunjukkan
adanya infeksi pada saluran kemih bagian bawah.
- Adakah nyeri panggul atau pinggang? Nyeri panggul atau
pinggang biasanya pada infeksi saluran kemih bagian atas.
- Adakah peningkatan suhu tubuh? Peningkatan suhu tubuh
biasanya terjadi pada infeksi saluran kemih bagian atas.

Riwayat kesehatan :
- Adakah riwayat infeksi saluran kemih?
- Adakah riwayat pernah menderita batu ginjal?
- Adakah riwayat penyakit diabetes melitus, jantung?

Riwayat penyakit dahulu

Riwayat obat

Riwayat keluarga

Pemeriksaan
A. Fisik3
Pemeriksaan Ginjal
-

Palpasi
Pada

pemeriksaan

keadaan
palpasi.

normal

ginjal

Adanya

tidak

teraba

pembesaran

ginjal

pada
ini

merupakan hal yang penting dalam menentukan diagnosis.


Pemeriksaan dilakukan pada kedua ginjal, yaitu ginjal kiri dan
ginjal kanan.

Pada pemeriksaan ginjal kiri, pemeriksa harus berdiri di


sebelah kiri pasien. Pemeriksa meletakkan tangan kanan pada
bagian bawah tubuh pasien sejajar dengan iga ke-12, dengan
ujung jari menyentuh sudut kostovertebra, dan angkat telapak
tangan tadi ke atas untuk menggeser ginjal kiri ke arah
anterior. Pemeriksa meletakkan telapak tangan kirinya pada
kuadran kiri atas, lateral dan paralel dengan rektus abdominis,
dan mintalah pasien untuk menarik nafas dalam. Pada saat
puncak respirasi, pemeriksa menekan dalam dan kuat dengan
tangan kiri ke arah kuadran kiri atas, tepat di bawah tepi
kosta, dan usahakan untuk menangkap ginjal kiri diantara
kedua

tangannya.

Kemudian

minta

pasien

untuk

mengeluarkan nafas dan perlahan-lahan lepaskan tekanan


tangan kiri, rasakan pergerakan ginjal kiri ke tempatnya
semula, Bila ginjal tersebut teraba, uraikan bagaimana
ukuran, bentuk, dan adakah rasa nyeri.
Pada pemeriksaan ginjal kanan, pemeriksa harus pindah
ke sebelah kanan pasien. Dan prosedur pemeriksaan berjalan
seperti di atas, ginjal kanan normal mungkin teraba pada
pasien yang kurus dan pada wanita yang sangat relaks.
Kadang-kadang ginjal kanan terletak lebih anterior, dan harus
dibedakan dari liver, dimana tepi liver teraba lebih runcing,
sedangkan tepi bawah ginjal teraba lebih bulat.
Sebab-sebab pembesaran ginjal misalnya hidronefrosis,
kista, dan tumor ginjal. Sedangkan pembesaran ginjal bilateral
mungkin disebabkan oleh penyakit ginjal polikistik (polycystic
kidney diseases). Adanya masa pada sisi kiri, mungkin
disebabkan karena splenomegali hebat atau pembesaran
ginjal kiri.
-

Perkusi
Untuk

menemukan

rasa

nyeri

pada

ginjal

dapat

dilakukan pemeriksaan perkusi dengan kepalan tangan, selain


dengan cara palpasi diatas. Pemeriksa meletakkan tangan

kirinya pada daerah kostovertebral belakang, lalu pukul


dengan permukaan ulnar tinju dengan tangan kanannya.
Gunakan tenaga yang cukup untuk menimbulkan persepsi tapi
tanpa menimbulkan rasa nyeri pada pasien normal.
Rasa nyeri yang ditimbulkan dengan pemeriksa ini
dapat

disebabkan

oleh

pielonefritis,

tapi

juda

dapat

disebabkan hanya karena nyeri otot.


Pemeriksaan Kandung Kemih
Kandung kemih biasanya tidak dapat diraba pada
pemeriksaan fisik abdomen, orang normal, baru bila kandung
kemih membesar sampai diatas simpisis pubis, barulah dapat
teraba. Pada palpasi puncak kandung kemih yang membesar
terasa licin dan bulat, carilah tanda-tanda nyeri. Pada
pemeriksaan perkusi, carilah daerah pekak (dullness) dan
sampai berapa tinggi diatas simpisis pubis.
B. Penunjang4
Urinalisis

Leukosuria atau piuria: merupakan salah satu petunjuk


penting adanya ISK. Leukosuria positif bila terdapat lebih
dari 5 leukosit/lapang pandang besar (LPB) sediment air
kemih.

Gambar 1. Leukosuria
Sumber : www.google.co.id

Hematuria:

hematuria

positif

bila

terdapat

5-10

eritrosit/LPB sediment air kemih. Hematuria disebabkan

oleh berbagai keadaan patologis baik berupa kerusakan


glomerulus ataupun urolitiasis.
Bakteriologis

Mikroskopis
Dapat digunakan urin segar tanpa diputar atau tanpa
pewarnaan gram. Dinyatakan positif bila dijumpai 1 bakteri

/lapangan pandang minyak emersi.


Biakan bakteri
Dimaksudkan untuk memastikan diagnosis ISK yaitu bila
ditemukan bakteri dalam jumlah bermakna sesuai dengan
criteria Cattell :
Wanita, simtomatik
>102 organisme coliform/ml urin plus piuria, atau
> 105 organisme pathogen apapun/ml urin, atau
Adanya pertumbuhan organisme patogen apapun
pada

urin

yang

diambil

dengan

cara

aspirasi

suprapubik
Laki-laki, simtomatik
>103 organisme patogen/ml urin
Pasien asimtomatik
> 105 organisme patogen/ml urin pada 2 contoh urin
berurutan.

Gambar 2. Biakan bakteri


Sumber : www.google.co.id

Tes kimiawi
Yang paling sering dipakai ialah tes reduksi griess
nitrate. Dasarnya adalah sebagian besar mikroba kecuali
enterococcus, mereduksi nitrat bila dijumpai lebih dari
6

100.000 - 1.000.000 bakteri. Konversi ini dapat dijumpai


dengan perubahan warna pada uji tarik. Sensitivitas 90,7%
dan spesifisitas 99,1% untuk mendeteksi Gram-negatif.
Hasil palsu terjadi bila pasien sebelumnya diet rendah
nitrat, diuresis banyak, infeksi oleh enterococcus dan
acinetobacter.
-

Tes Plat-Celup (Dip-Slide)


Lempeng

plastik

permukaannya

bertangkai

dilapisi

dimana

perbenihan

kedua

padat

sisi

khusus

dicelupkan ke dalam urin pasien atau dengan digenangi


urin. Setelah itu lempeng dimasukkan kembali ke dalam
tabung

plastik

tempat

penyimpanan

semula,

lalu

dilakukan pengeraman semalaman pada suhu 37 C.


Penentuan

jumlah

membandingkan
perbenihan

kuman/ml

pola

dengan

dilakukan

pertumbuhan

pada

serangkaian

gambar

dengan
lempeng
yang

memperlihatkan keadaan kepadatan koloni yang sesuai


dengan jumlah kuman antara 1000 dan 10.000.000 dalam
tiap ml urin yang diperiksa. Cara ini mudah dilakukan,
murah

dan

cukup

akurat.

Tetapi

jenis

kuman

kepekaannya tidak dapat diketahui.

Gambar 4. Plat celup


Sumber : www.google.co.id

Pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan lainnya


7

dan

Pemeriksaan

radiologis

mengetahui adanya batu atau

dimaksudkan

untuk

kelainan anatomis yang

merupakan faktor predisposisi ISK. Dapat berupa pielografi


intravena (IVP), ultrasonografi dan CT-scanning.

Working Diagnosis5
- Infeksi Saluran Kemih
Diagnosa ISK ditegakkan dengan menemukan bakteriuria.
Untuk mendeteksi bakteriuria diperlukan pemeriksaan bakteriologik
yang secara konvensional dilakukan dengan metode biakan dan
ditemukannya jumlah kuman >l00,000 colony forming unit /ml
urine. Metode biakan ini tidak selalu dapat dilakukan laboratorium
sederhana,

karena

tidak

semua

laboratorium

mempunyai

kemampuan untuk pembiakan itu, yang biayanya cukup tinggi dan


membutuhkan waktu yang lama. Yang dapat dilakukan adalah
pemeriksaan
ditemukannya

mikroskopik
kuman

pewarnaan

batang

secara

Gram-negatif.

Gram,
Namun

dengan
cara

ini

membutuhkan keahlian khusus. Selain itu dapat dilakukan dengan


hitung jumlah lekosit dalam urin untuk membantu diagnosis
bakteriuria yang infektif. Bahan pemeriksaan adalah urine arustengah pagi hari, urine diambil sebelum subyek minum sesuatu
untuk menghindarkan efek pengenceran. Kepada subyek dijelaskan
mengenai cara-cara menampung dan mengirim sampel urine yang
dibutuhkan yaitu: sebelum berkemih genitalia eksterna dibersihkan
dahulu dengan air sabun kemudian dibilas dengan air. Air kemih
awal dibiarkan terbuang dan yang di tengah-tengah ditampung
sebanyak 20 ml di dalam tempat steril yang telah disediakan.
Subyek juga diminta untuk menjaga agar tempat tampung urine
tidak menyentuh paha, genitalia atau pakaian, dan tidak memegang
bagian dalam dari tempat tampung. Sampel urine setelah diperoleh,
dimasukkan ke dalam kantong plastik berisi potongan-potongan es
dan segera dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.

Differential Diagnosis
1. Urolitiasis5
Prevalensi batu ginjal pada laki-laki kira-kira dua kali
lebih banyak daripada perempuan; pada laki-laki sekitar 12%
dan pada perempuan 6% dan semakin meningkat di Amerika
Serikat. Batu kalsium oksalat dan batu kalsium fosfat kira-kira
80% dari semua jenis batu, batu asam urat dan struvit
masing-masing 5-10%, batu sistin 2%. Rekurensi dari batu
oksalat 50% dalam 5-10 tahun, rekurensi dari batu sistin,
asam urat, dan sistin lebih tinggi tanpa pengobatan.
Urolitiasis merupakan pembentukan batu saluran kemih
atau keadaan yang dihubungkan dengan adanya batu di
saluran kemih. Bila batu terdapat pada ginjal dan pelvis
renalis disebut nefrolitiasis. Bila batu terdapat pada ureter
disebut ureterolitiasis. Bila batu terdapat pada kandung kemih
disebut sistolitiasis. Bila batu terdapat di uretra umumnya
merupakan batu yang berasal dari ureter atau kandung kemih
yang oleh aliran kemih sewaktu miksi terbawa ke uretra dan
menyangkut di uretra pars prostatika. Batu pada saluran
kemih harus dievaluasi dan ditangani dengan baik karena
kemudahan

terjadinya

rekurensi

dan

komplikasi

yang

membahayakan.
2. Uretritis6
A. Uretritis Akut
a. Penyebab
Asending

infeksi

atau

sebaliknya

oleh

karena

prostate mengalami infeksi. Keadaan ini lebih sering


diderita kaum pria.
b. Tanda dan Gejala

Mukosa merah udematus

Terdapat cairan eksudat yang purulent

Ada ulserasi pada uretra

Mikroskopis : terlihat infiltrasi leukosit sel sel plasma


dan sel sel limfosit

Ada rasa gatal yang menggelitik, gejala khas pada


uretritis G.O yaitu morning sickness

Pada oria : pembuluh darah kapiler, kelenjar uretra


tersumbat oleh kelompok pus

Pada wanita : jarang diketemukan uretritis akut, kecuali


bila pasien menderita.

c. Tindakan Pengobatan

Pemberian antibiotika

Bila

terjadi

striktuka,

lakukan

dilatasi

uretra

dengan menggunakan bougil


d. Komplikasi

Mungkin prostatitis

Periuretral abses yang dapat sembuh, kemudian


meninbulkan striktura atau urine fistula

B. Uretritis Kronis
a. Penyebab

Pengobatan yang tidak sempurna pada masa akut

Prostatitis kronis

Striktura uretra

b. Tanda dan Gejala

Mukosa terlihat granuler dan merah

Mikroskopis : infiltrasi dari leukosit, sel plasma, sedikit


sel leukosit, fibroblast bertambah

Getah uretra (+), dapat dilihat pada pagi hari sebelum


bak pertama

Uretra iritasi, vesikal iritasi, prostatitis, cystitis.

c. Prognosa

10

Bila tidak diobati dengan baik, infeksi dapat menjalar


ke kandung kemih, ureter, ginjal.
d. Tindakan Pengobatan

Chemoterapi dan antibiotika

Cari penyebabnya

Berikanlah banyak minum

e. Komplikasi
Radang dapat menjalar ke prostate.
C. Uretritis Gonokokus
Penyebabnya adalah Neisseria Gonorhoeoe (gonokokus).
Tanda dan gejalanya sama dengan tanda dan gejala pada
uretritis akut, karena uretritis ini adalah bagian dari uretritis akut.
Komplikasinya dapat menjadi infeksi yang menyebar ke
proksimal uretra menyebabkan peningkatan frekuensi kencing,
gonokokus

dapat

menebus

mukosa

uretra

yang

utuh,

mengakibatkan terjadi infeksi submukosa yang meluas ke korpus


spongiosum, infeksi yang menyebabkan kerusakan kelenjar peri
uretra

akan

menyebabkan

terjadinya

fibrosis

yang

dalam

beberapa tahun kemudian mengakibatkan striktura uretra.


D. Uretritis Non Gonokokus (Non Spesifik)
Uretritis non gonokokus (sinonim dengan uretritis non spesifik)
merupakan penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual
yang paling sering diketemukan. Pada pria, lender uretra yang
mukopurulen dan disuria terjadi dalam beberapa hari sampai
beberapa minggu setelah melakukan hubungan kelamin dengan
wanita yang terinfeksi. Lendir mengandung sel nanah tetapi
gonokokus tidak dapat di deteksi secara mikroskopis atau kultur.
Infeksi hamper selalu didapat selama hubungan seksual.
Gonokokus membelah diri pada mukosa yang utuh dari uretra
anterior dan setelah itu menginvasi kelenjar peri uretral, dengan
akibat terjadinya bakteremia dan keterlibatan limfatik.
11

Etiologi7
Bakteri infeksi saluran kemih dapat disebabkan oleh bakteri-bakteri
di bawah ini:
a. Enterobacteriaceae
Adalah kuman yang hidup diusus besar manusia dan
hewan, tanah, air dan dapat pula ditemukan pada komposisi
material. Sebagian kuman enterik ini tidak menimbulkan
penyakit pada host (tuan rumah) bila kuman tetap berada di
dalarn usus besar, tetapi pada keadaan-keadaan dimana
terjadi perubahan pada host atau bila ada kesempatan
memasuki bagian tubuh yang lain, banyak diantara kuman ini
mampu menimbulkan penyakit pada tiap jaringan tubuh
manusia. Organisme-organisme di dalam famili ini pada
kenyataannya mempunyai peranan penting di dalam infeksi
nosokomial misalnya sebagai penyebab infeksi saluran kemih,
infeksi

pada

luka,

dan

infeksi

lainnya.

Kuman

berikut

merupakan dari golongan enterobacteriaceae yang sering


menyebabkan ISK : Escherichia coli, Klebsiella pneumonia,
Enterobacter aerogenes, Proteus mirabilis
b. Pseudomonas aeruginosa
Kuman ini sering dihubungkan dengan penyakit pada
manusia organisme ini dapat merupakan penyebab 10-20%
infeksi nosokomial. Sering diisolasi dari penderita yang
neoplastik, luka dan luka bakar yang berrat. Kuman ini juga
dapat menyebabkan infeksi pada saluran pemapasan bagian
bawah, saluran kemih, mata dan lain-lainnya.

c. Acinetobacter
Acinetobacter

calroaceticus

adalah

spesies

bakteri

gram-negatif aerob yang tersebar luas ditanah dan air dan

12

kadang-kadang dapat dibiakkan dari kulit, selaput mukosa dan


sekresi.
d. Enterococcus
Terdapat

sedikitnya

12

spesies

enterococcus.

Enterococcus faecalis merupakan yang paling sering dan


menyebabkan 85-90% infeksi enterococcus. Enterococcus
adalah yang paling sering menyebabkan infeksi nosokomial,
terutama pada unit perawatan intensif, dan hanya pada
pengobatan dengan sefalosporin dan antibiotika

lainnya

dimana mereka bersifat resisten. Enterococcus ditularkan dari


satu pasien ke pasien lainnya terutama melalui tangan
perawat kesehatan yang beberapa diantara mereka mungkin
pembawa enterokokus pencernaannya. Enterococcus kadangkadang ditularkan melalui melalui alat-alat kedokteran. Pada
pasien tempat yang paling sering terkena infeksi adalah
saluran kemih, luka tusuk dan saluran empedu dan darah.
e. Staphylococcus saprophyticus
Staphylococcus ssecara khas tidak berpigmen, resisten
terhadap

novobiosin,

dan

nonhemolitik

bakteri

ini

menyebabkan infeksi saluran kemih pada wanita muda.


Spesies yang menyebabkan infeksi saluran kemih adalah
Staphylococcus saprophyticus.

Faktor Resiko4,8
Faktor resiko yang berpengaruh terhadap infeksi saluran kemih:
- Panjang urethra. Wanita mempunyai urethra yang lebih pendek
dibandingkan pria sehingga lebih mudah terkena infeksi saluran
kemih.
- Faktor usia. Orang tua lebih mudah terkena dibanndingkan
dengan usia yang lebih muda.

13

- Wanita hamil lebih mudah terkena penyakit ini karena penaruh


hormonal ketika kehamilan yang menyebabkan perubahan
pada fungsi ginjal dibandingkan sebelum kehamilan.
-

Faktor hormonal seperti menopause. Wanita pada masa


menopause lebih rentan terkena karena selaput mukosa yang
tergantung pada esterogen yang dapat berfungsi sebagai
pelindung.

Gangguan pada anatomi dan fisiologis urin. Sifat urin yang


asam dapat menjadi antibakteri alami tetapi apabila terjadi
gangguan

dapat

menyebabkan

menurunnya

pertahanan

terhadap kontaminasi bakteri.


-

Penderita diabetes, orang yang menderita cedera korda


spinalis,

atau

menggunakan

kateter

dapat

mengalami

peningkatan resiko infeksi.


Sebagian besar infeksi saluran kemih tidak dihubungkan
dengan faktor risiko tertentu, namun pada infeksi saluran kemih
berulang, perlu dipikirkan kemungkinan faktor risiko seperti :
- Kelainan fungsi atau kelainan anatomi saluran kemih
- Gangguan pengosongan kandung kemih (incomplete bladder
emptying)
- Konstipasi
- Operasi saluran kemih atau instrumentasi lainnya terhadap
saluran kemih sehingga terdapat kemungkinan terjadinya
kontaminasi dari luar.
- Kekebalan tubuh yang rendah

Klasifikasi4,8
Menurut lokasi infeksi :
a. ISK Bawah
Infeksi

saluran

kencing

bagian

bawah

(urethritis,

cystitis). Ditandai dengan pyuria, seringkali dengan disuria,

14

urgensi atau frekuensi. Bakteriuria atau pyuria berkorelasi


baik dengan adanya infeksi.
b. ISK Atas
Infeksi saluran kencing bagian atas (pyelonephritis)
adalah infeksi pada parenkim ginjal. Keluhan-keluhannya
adalah demam dan nyeri pinggang, maupun simptomsimptom infeksi saluran kencing bagian bawah.
ISK Atas terbagi 2, yaitu : Pielonefritis akut (PNA) adalah
proses inflamasi ginjal yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Gejalanya meliputi : demam mengigil (39,5 - 40,5 oC), sakit
pinggang,

sering

didahului

oleh

gejala

sistitis,

dan

Pielonefritis kronik (PNK) akibat lanjutan infeksi bakteri


berkepanjagan atau infeksi semasa kecil. Obstruksi saluran
kemih

dan

bakteriuria

refluks
kronik

vesikoureter

sering

diikuti

dengan
dengan

atau

tanpa

pembentukan

jaringan ikat parenkim ginjal. Bakteriuria asimptomatik


kronik pada oarang dewasa tanpa faktor predisposisi tidak
pernah menyebabkan pembentukan pembentukan jaringan
ikat parenkim ginjal.
Menurut gejala:
a. Bakteriuria asimptomatis ( tanpa disertai gejala )
b. Bakteriuria simptomatis ( disertai gejala )
Menurut komplikasi:
a. ISK sederhana ( tanpa faktor predisposisi )
ISK sederhana yang terjadi pada penderita dengan saluran
kencing tak baik, anatomik maupun fungsional normal. ISK
ini pada usia lanjut terutama mengenai penderita wanita
dan infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung
kemih.
b. ISK berkomplikasi ( disertai faktor perdisposisi )

15

Sering menimbulkan banyak masalah karena sering kali


kuman penyebab sulit diberantas, kuman penyebab sering
resisten terhadap beberapa macam antibiotika, sering
terjadi bakterimia, sepsis dan shock. ISK ini terjadi bila
terdapat keadaan-keadaan sebagi berikut:
-

Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu,


reflux vesiko uretral, obstruksi, atoni kandung kemih,
paraplegia, kateter kandung kencing menetap dan
prostatitis.

Kelainan faal ginjal: GGA maupun GGK.

Gangguan daya tahan tubuh

Infeksi yang disebabkan karena

organisme

virulen

seperti Proteus sp yang memproduksi urease.

Epidemiologi8
ISK

terbagi

dalam

kelompok

nosokomial

dan

kelompok

masyarakat dimana gejalanya dapat berupa asimptomatik maupun


simptomatik. Penggunaan kateter adalah penyebab terbanyak ISK
nosokomial. ISK dapat mengenai laki-laki maupun perempuan. Pada
bayi laki-laki lebih sering terjadi dibanding perempuan. Pada anak
dan remaja, perempuan lebih sering terjadi dibanding laki-laki. Pada
dewasa, perempuan lebih sering terjadi dibanding laki-laki. Pada
penderita diatas 60 tahun dijumpai lebih banyak laki-laki dibanding
perempuan terutama jika disertai kelainan struktur maupun fungsi.
Studi epidemiologi menunjukkan adanya bakteriuria yang
bermakna (105 organisme/ml urine) pada 1%-4% gadis pelajar, 5%10% pada perempuan usia subur dan sekitar 10% perempuan yang
usianya lebih dari 60 tahun. Hanya sedikit dari kasus ini yang
memperlihatkan gejala-gejala klinis infeksi saluran kemih. Penelitian
jangka

panjang

yang

dilakukan

pada

gadis

usia

sekolah

menyatakan bahwa gadis yang pernah mengalami bakteriuria


bermakna akan lebih mudah terkena infeksi saluran kemih berulang

16

pada dewasanya, biasanya tidak lama setelah menikah atau selama


kehamilan pertama. Infeksi pada laki-laki jarang ditemukan dan bila
terjadi biasanya disebabkan oleh obstruksi.

Patofisiologi9,10
Infeksi

Saluran

Kemih

disebabkan

oleh

adanya

mikroorganisme patogenik dalam traktus urinarius. Mikroorganisme


ini masuk melalui : endogen yaitu kontak langsung dari tempat
infeksi terdekat (ascending), hematogen, limfogen, dan eksogen
( akibat pemakaian kateter). Ada dua jalur utama terjadinya ISK
yaitu asending dan hematogen.

Secara asending yaitu:


-

Masuknya

mikroorganisme

dalam

kandung

kemih,

antara lain: faktor anatomi dimana pada wanita memiliki


uretra yang lebih pendek daripada laki-laki sehingga
insiden terjadinya ISK lebih tinggi, faktor tekanan urine
saat miksi, kontaminasi fekal, pemasangan alat ke
dalam

traktus

urinarius

(pemeriksaan

sistoskopik,

pemakaian kateter), adanya dekubitus yang terinfeksi.

Naiknya bakteri dari kandung kemih ke ginjal.

Secara hematogen yaitu:


Sering terjadi pada pasien yang system imunnya rendah
sehingga

mempermudah

penyebaran

infeksi

secara

hematogen Ada beberapa hal yang mempengaruhi struktur


dan

fungsi

ginjal

sehingga

hematogen,

yaitu:

adanya

mempermudah

bendungan total

penyebaran
urine

yang

mengakibatkan distensi kandung kemih, bendungan intrarenal


akibat jaringan parut, dan lain-lain.

17

Gambar 5. Patofisiologi Infeksi Saluran Kemih


Sumber: www.google.com

Pada usia lanjut terjadinya ISK ini sering disebabkan karena


adanya:

Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat akibat


pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap atau
kurang efektif.

Mobilitas menurun

Nutrisi yang sering kurang baik

Sistem imunitas yang menurun

Adanya hambatan pada saluran urin

Hilangnya efek bakterisid dari sekresi prostat.

Sisa urin dalam kandung kemih yang meningkat tersebut


mengakibatkan distensi yang berlebihan sehingga menimbulkan
nyeri, keadaan ini mengakibatkan penurunan resistensi terhadap
invasi bakteri dan residu kemih menjadi media pertumbuhan bakteri
yang selanjutnya akan mengakibatkan gangguan fungsi ginjal
sendiri, kemudian keadaan ini secara hematogen menyebar ke
seluruh traktus urinarius. Selain itu, beberapa hal yang menjadi
predisposisi

ISK,

antara

lain:

adanya

obstruksi

aliran

kemih

proksimal yang menGakibtakan penimbunan cairan bertekanan


dalam pelvis ginjal dan ureter yang disebut sebagai hidronefrosis.

18

Penyebab umum obstruksi adalah: jaringan parut ginjal, batu,


neoplasma dan hipertrofi prostate yang sering ditemukan pada lakilaki diatas usia 60 tahun.

Manifestasi Klinis8
Pada wanita, ISK yang bergejala dan baru diketahui untuk
pertama kali, untuk keperluan pengobatannya antara lain harus
ditentukan ada infeksi. Pada populasi banyak, secara praktis dan
cepat hanya perlu pemeriksaan urinalisis, yaitu mengetahui adanya
piuria dan bukan dengan kultur atau pemeriksaan kepekaan, oleh
karena anti mikroba masih peka terhadap Escherichia coli atau
Staphylococcus saprophyticus. Kecuali pada pasien-pasien yang
mendapat infeksi waktu dirawat di rumah-sakit, antara lain akibat
kateterisasi saluran kemih bagian bawah, uropati obstruktif dan
gagal ginjal. Pada umumnya sifat dari kuman yang sama, sudah
berbeda sehingga tidak lagi peka terhadap semua obat. Sebagian
kecil dari wanita dengan disuria akut yang berulang, kultur urin
negatif. Hal tersebut terdapat pada sistitis interstitialis, uretritis oleh
karena Nesseria gonokokus atau Klamidia trakomalis.
Pada ISK bagian atas perlu pemeriksaan kultur. Menurut
gejala,

tanda

dan

kelainan

urinnya,

dapat

disebabkan

oleh

pielonefritis akut, pielonefritis sub akut, I.S.K. bagian bawah yaitu


sistitis dan atau uretritis, uretritis Klamidia atau gonokokus,
vaginitis, sistitis interstisial dan bukan infeksi. Pada wanita muda
yang seksual aktif, penyebab primer dari ISK adalah Eschericia coli
dan sekunder oleh Stafilokokus saprophyticus. Pada pria berumur
lebih dari 50 tahun yang sering mengalami kateterisasi saluran
kemih. Gejala klinis ISK dapat bervariasi dan tumpang tindih. Berikut
adalah contoh gejala yang biasa terjadi pada ISK.
ISK bagian bawah
Cystitis dan uretritis

19

- Disuria
- Poliuria / sering berkemih
- Mendesak bila mau berkemih
- Ketidaknyamanan pada supra pubis
- Air kemih keruh, banyak eritrosit
Prostatitis
-

Demam

Menggigil

Sakit pinggang bawah

Rasa nyeri pada perineum

Mendesak bila mau berkemih

Disuria

Prostat nyeri

Keluar lendir dari urethra

ISK bagian atas


Pielonefritis
- Mendadak demam
- Menggigil
- Sakit di daerah costovertebral
- Leukositosis
- Banyak urin eritosit dalam urin

20

Gambar 6. Penilaian klinik gangguan berkemih

Gambar 7. Penilaian klinik pada infeksi saluran kemih

Penatalaksanaan11
a. Non Farmakologis

Banyak minum air putih bila fungsi ginjal baik

Higiene genitalia eksterna

b. Farmakologis
Tabel 1. Antimikroba pada ISK bawah
21

Lama
Antimikroba
Trimetoprim

Dosis
2x160/800

Sulfametoksazol
Trimetoprim

Terapi
3 hari

mg
2x100 mg
2x100-250

Siprofloksasin

3 hari
3 hari

mg
2x 250 mg
1x400 mg
2x100 mg

Levofloksasin
Sefiksim
Sefpodoksim proksetil
Nitrofurantoin
makrosilat
Nitrofurantoin
monohidrat makrokristal
Amiksisilin/Klavulanat

3 hari
3 hari
3 hari

4x50 mg

7 hari

2x100 mg

7 hari

2x500 mg

7 hari

Tabel 2. Obat parenteral pada ISK atas


Antimikroba
Sefepim
Siprofloksasin
Levofloksasin
Ofloksasin
Gentamisin ( +
ampisilin )
Ampisilin (+

Dosis
1 gram
400 mg
500 mg
400 mg
3-5 mg/kgBB
1 mg/kgBB

gentamisin)
Tikarsilin klavulanat
Piperasilin tazobaktam
Imipenem silastatin

Interval
12 jam
12 jam
24 jam
12 jam
24 jam
8 jam

1-2 gram

6 jam

3,2 gram

8 jam

3,375 gram

2-8 jam

250-500 mg

6-8 jam

Komplikasi12
a. Batu saluran kemih
b. Obstruksi saluran Kemih

22

c. Sepsis
d. Gangguan fungsi ginjal
e. Infeksi kuman yang multiresisten

Pencegahan12
a. Bagi wanita, setelah buang air kencing membasuh dari
depan ke belakang untuk mencegah masuknya bakteri dari
anus ke dalam uretra.
b. Segera buang air kecil apabila bila kandung kemih sudah
terasa penuh.
c. Pilih toilet umum dengan toilet jongkok. Sebab toilet
jongkok tidak menyentuh langsung permukaan toilet dan
lebih higienis.
d. Gunakan pakaian dalam dari bahan katun yang menyerap
keringat agar tidak lembab.

Prognosis12
a. Bila segera diobati umumnya baik
b. Dapat terjadi gagal ginjal
c. Pada sistitis hampir selalu reinfeksi
d. Pada infeksi saluran kemih atas lebih banyak terjadi relaps

Kesimpulan
Berdasarkan kasus yang dibahas, dapat disimpulkan bahwa
pasien menderita infeksi saluran kemih. Infeksi saluran kemih paling
sering disebabkan oleh Escherichia coli dan cenderung mengenai
perempuan dibandingkan pria. Hal ini disebabkan urethra wanita
lebih pendek dibanding pria sehingga lebih mudah terinfeksi.
Pada

masa

kehamilan,

terjadi

perubahan

mekanis

dan

hormonal yang meningkatkan risiko keadaan yang membuat urin


tertahan di saluran kencing. Selain itu adanya peningkatan hormon

23

progesterone pada kehamilan akan menambah besar dan berat


rahim serta mengakibatkan pengenduran pada otot polos saluran
kencing. Perubahan-perubahan tersebut mencapai puncak pada
akhir trimester dua dan awal trimester tiga yang merupakan faktor
yang memudahkan terjangkitnya ISK pada kehamilan.
Pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan
kombinasi ampisilin dengan aminoglikosida yang sudah umum
diberikan pada kehamilan dengan pielonefritis.
Berdasarkan kasus tersebut diketahui bahwa perempuan tersebut
mengalami infeksi saluran kemih. Hipotesis diterima.

Daftar Pustaka
1. Gleadle J. At a glance: anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta:
Penerbit buku kedokteran EGC ; 2003.h.98-9.
2. Akunjee N, Akunjee M. Panduan menghadapi bagi mahasiswa
tingkat

akhir.

Jakarta

Penerbit

Buku

Kedokteran

EGC;

2011.h.11.
3. Sutandar W, Nah YK. Buku panduan ketrampilan medik skill lab:
pemeriksaan urologi patologis. Jakarta: FK ukrida; 2012.h.26-8.
4. Sukandar E. Buku ajar: ilmu penyakit dalam jilid II. Edisi ke-5.
Jakarta: Internal publishing; 2009.h.1008-14.
5. Purnomo

BB.

Dasar-dasar

urologi.

Edisi

Ke-2.

Jakarta:

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia; 2003.h.62-65.


6. Makalah

urethritis.

Diunduh

dari

http://www.scribd.com/doc/92048088/ASKEP-URETRITIS2010#download tanggal 21-10-2012


7. Sjasuhidrajat R. Buku ajar ilmu bedah. Edisi ke-2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.h.756-63.
8. Grace PA, Borley NR. At a glance ilmu bedah. Edisi ke-3. Jakarta:
Erlangga; 2006.h.166-7.
9. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses
penyakit volume 2. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2006.h.918-24.

24

10.

Cotran, Rennke H, Kumar V. Buku ajar patologi. Edisi ke-7.

Jakarta: EGC; 2007.h.591-3.


11.

Davey P. At a glance medicine. Jakarta: Penerbit Erlangga;

2006.h.50
12.

Sukandar E. Nefrologi klinik. Edisi 3. Bandung: Pusat Informasi

Ilmiah (PII) Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UNPAD; 2006.h.26-93.

25

Anda mungkin juga menyukai

  • Referat DKA
    Referat DKA
    Dokumen15 halaman
    Referat DKA
    Agung Ganjar Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • 2.6 Histopatologi
    2.6 Histopatologi
    Dokumen1 halaman
    2.6 Histopatologi
    Agung Ganjar Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen1 halaman
    1
    Agung Ganjar Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • VH 1
    VH 1
    Dokumen4 halaman
    VH 1
    Agung Ganjar Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Iii. Sinonim
    Iii. Sinonim
    Dokumen1 halaman
    Iii. Sinonim
    Agung Ganjar Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Eritroderma Psoriatic
    Eritroderma Psoriatic
    Dokumen1 halaman
    Eritroderma Psoriatic
    Agung Ganjar Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Psoriasis Pustulosa
    Psoriasis Pustulosa
    Dokumen1 halaman
    Psoriasis Pustulosa
    Agung Ganjar Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Agung Ganjar Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Faktor Genetik
    Faktor Genetik
    Dokumen1 halaman
    Faktor Genetik
    Agung Ganjar Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Faktor Imunologik: Adrenergic Blocking Agents, Litium, Anti Malaria Dan Penghentian Mendadak Steroid Sistemik
    Faktor Imunologik: Adrenergic Blocking Agents, Litium, Anti Malaria Dan Penghentian Mendadak Steroid Sistemik
    Dokumen1 halaman
    Faktor Imunologik: Adrenergic Blocking Agents, Litium, Anti Malaria Dan Penghentian Mendadak Steroid Sistemik
    Agung Ganjar Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Psoriasis
    Psoriasis
    Dokumen1 halaman
    Psoriasis
    Rusmin Usman
    Belum ada peringkat
  • 2
    2
    Dokumen1 halaman
    2
    Agung Ganjar Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii ISI: 2.1 Definisi
    Bab Ii ISI: 2.1 Definisi
    Dokumen1 halaman
    Bab Ii ISI: 2.1 Definisi
    Agung Ganjar Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Kontak Dengan Alergen Secara Berulang
    Kontak Dengan Alergen Secara Berulang
    Dokumen2 halaman
    Kontak Dengan Alergen Secara Berulang
    Agung Ganjar Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • 2
    2
    Dokumen1 halaman
    2
    Agung Ganjar Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Dokumen2 halaman
    Latar Belakang
    Agung Ganjar Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Tinjauan Pustaka
    Bab Ii Tinjauan Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Bab Ii Tinjauan Pustaka
    Agung Ganjar Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen2 halaman
    Pendahuluan
    Agung Ganjar Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Tinjauan Pustaka
    Bab Ii Tinjauan Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Bab Ii Tinjauan Pustaka
    Agung Ganjar Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen2 halaman
    Pendahuluan
    Agung Ganjar Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • B
    B
    Dokumen2 halaman
    B
    Agung Ganjar Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Definisi
    Definisi
    Dokumen1 halaman
    Definisi
    Agung Ganjar Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Patofisiologi
    Patofisiologi
    Dokumen1 halaman
    Patofisiologi
    Agung Ganjar Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Patofisiologi
    Patofisiologi
    Dokumen1 halaman
    Patofisiologi
    Agung Ganjar Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Objektif
    Objektif
    Dokumen1 halaman
    Objektif
    Agung Ganjar Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Dokumen2 halaman
    Latar Belakang
    Agung Ganjar Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Objektif
    Objektif
    Dokumen1 halaman
    Objektif
    Agung Ganjar Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Leher
    Leher
    Dokumen1 halaman
    Leher
    Agung Ganjar Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • 5
    5
    Dokumen1 halaman
    5
    Agung Ganjar Kurniawan
    Belum ada peringkat
  • Keluhan Utama
    Keluhan Utama
    Dokumen1 halaman
    Keluhan Utama
    Agung Ganjar Kurniawan
    Belum ada peringkat