Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sebuah banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan. Pengarahan banjir Uni Eropa mengartikan banjir sebagai perendaman
sementara oleh air pada daratan yang biasanya tidak terendam air. Dalam arti "air mengalir",
kata ini juga dapat berarti masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu
badan air seperti sungai atau danau yang meluap atau menjebol bendungan sehingga air
keluar dari batasan alaminya.
Ukuran danau atau badan air terus berubah-ubah sesuai perubahan curah hujan dan
pencairan salju musiman, namun banjir yang terjadi tidak besar kecuali jika air mencapai
daerah yang dimanfaatkan manusia seperti desa, kota, dan permukiman lain.
Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air,
terutama di kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan pertokoan
yang dibangun di dataran banjir sungai alami. Meski kerusakan akibat banjir dapat dihindari
dengan pindah menjauh dari sungai dan badan air yang lain, orang-orang menetap dan
bekerja dekat air untuk mencari nafkah dan memanfaatkan biaya murah serta perjalanan dan
perdagangan yang lancar dekat perairan. Manusia terus menetap di wilayah rawan banjir
adalah bukti bahwa nilai menetap dekat air lebih besar daripada biaya kerusakan akibat banjir
periodik.
Banjir merupakan bencana yang sudah menjadi langganan bagi beberapa wilayah di
Indonesia.

Bahkan,

di

ibu

kota

Jakarta

setiap

tahun terjadi bencana ini.

Selain disebabkan oleh faktor alam, banjir juga disebabkan ulah manusia. Pembangunan
gedung, penebangan pohon, dan penyempitan sungai merupakan contoh ulah manusia yang
menjadi penyebab banjir. Mengingat musim hujan telah tiba, patutlah kita waspada terhadap
bahaya Banjir yang melanda daerah kita terutama Jakarta. Selain menggangu aktivitas kita,
banjir juga menganggu pengaruh buruk pada air tanah. Kandungan Bakteri itu disebit dengan

Eschercia coli (E. Coli) yang mencemari air tanah di seluruh wilayah DKI Jakarta, rata-rata
mencapai 41 persen.
Sungai/laut atau aliran air yang menyediakan kemudahan hidup bagi masyarakat
disekitarnya itu juga bisa menjadikan masyarakat tadi menghadapi risiko bencana tahunan
akibat banjir. Banjir dapat terjadi akibat naiknya permukaan air lantaran curah hujan yang
diatas normal, perubahan suhu, tanggul/bendungan yang bobol, pencairan salju yang cepat,
terhambatnya aliran air di tempat lain. Diperkotaan genangan lokal terjadi pada saat musim
hujan, skala banjir yang terjadi cukup besar dan belum dapat dikendalikan secara dominan.
Hal ini membutuhkan strategi-strategi penanganan yang menyeluruh dan multistakeholders.
Banjir kilat/dadakan biasanya didefinisikan sebagai banjir yang terjadi hanya dalam
waktu kurang dari 5 jam sesudah hujan lebat mulai turun. Biasanya juga dihubungkan
dengan banyaknya awan kumulus yang menggumpal di angkasa, kilat atau petir yang keras,
badai tropis atau cuaca dingin (Seta, 1991). Karena banjir ini sangat cepat datangnya,
peringatan bahaya kepada penduduk sekitar tempat itu harus dengan segera dimulai upaya
penyelamatan

dan persiapan penanggulangan dampak-dampaknya.

Umumnya banjir

dadakan akibat meluapnya air hujan yang sangat deras, khususnya bila tanah bantaran
sungai rapuh dan tak mampu menahan cukup banyak air. Penyebab lain adalah kegagalan
bendungan/tanggul menahan volume air (debit) yang meningkat,

perubahan suhu

menyebabkan berubahnya elevasi air laut, dan atau berbagai perubahan besar lainnya di
hulu sungai termasuk perubahan fungsi lahan (Arsyad, 1989). Saat ini yang menjadi isu
publik adalah pengubahan lahan, kepadatan pemukiman penyebab tertutupnya lahan, erosi
dan sedimentasi yang terjadi diberbagai kawasan perkotaan dan daerah. Kerawanan terhadap
banjir dadakan akan meningkat bila wilayah itu merupakan lereng curam, sungai dangkal
dan pertambahan volume air jauh lebih besar daripada yang tertampung (Suripin, 2001).
Luapan sungai berbeda dari banjir dadakan karena banjir ini terjadi setelah proses
yang cukup lama, meskipun proses itu bisa jadi lolos dari pengamatan sehingga datangnya
banjir terasa mendadak dan mengejutkan. Selain itu banjir luapan sungai kebanyakan
bersifat musiman atau tahunan dan bisa berlangsung selama berhari-hari atau bermingguminggu tanpa berhenti. Penyebabnya adalah hutan gundul, kelongsoran daerah-daerah yang
biasanya mampu menahan kelebihan air, ataupun perubahan suhu/musim, atau terkadang
akibat kedua hal itu sekaligus. Banjir terjadi sepanjang sistem sungai dan anak-anak
sungainya, mampu membanjiri wilayah luas dan mendorong peluapan air di dataran rendah,

sehingga banjir yang meluap dari sungai-sungai selain induk sungai biasa disebut banjir
kiriman. Besarnya banjir tergantung kepada beberapa faktor, di antaranya kondisi-kondisi
tanah (kelembaban tanah, vegetasi, perubahan suhu/musim, keadaan permukaan tanah yang
tertutup rapat oleh bangunan; batu bata, blok-blok semen, beton, pemukiman/perumahan
dan hilangnya kawasan-kawasan tangkapan air / alih fungsi lahan (Asdak, 2004).
Data sejarah banjir luapan sungai yang melanda kota-kota di lembah utama
membuktikan

bahwa tindakan-tindakan perlindungan tidak bisa

diandalkan, akibat

beraneka-ragamnya sumber banjir, yang bukan hanya dari induk sungai melainkan juga dari
anak anak sungai (Mulyanto, 2007). Sebagai contoh banjir pantai. Banjir yang membawa
bencana dari luapan air hujan sering makin parah akibat badai yang dipicu oleh angin
kencang sepanjang pantai. Air payau membanjiri daratan akibat satu atau perpaduan dampak
gelombang pasang, badai, atau tsunami (gelombang pasang). Sama seperti banjir luapan
sungai, hujan lebat yang jatuh di kawasan geografis luas akan menghasilkan banjir besar di
lembah-lembah pesisir yang mendekati muara sungai.

1.2 Rumusan Masalah


Masalah masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan bencana banjir?
2. Bagaimana kelayakan daerah Kemang Manis sebagai tempat yang aman dari banjir
atau tidak?
3. Apa yang menjadi penyebab banjir di daerah Kemang Manis?
4. Apa saja dampak banjir yang terjadi pada masyarakat daerah Kemang Manis?
5. Bagaimana cara menangani banjir yang terjadi pada daerah Kemang Manis?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari banjir.
2. Mengetahui kelayakan daerah Kemang Manis menurut masyrakat sekitar.
3. Mengetahui penyebab banjir pada daerah Kemang Manis.
4. Mengetahui dampak banjir yang terjadi pada masyarakat Kemang Manis.
5. Memberi solusi penanganan banjir yang terjadi pada daerah Kemang Manis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Pengertian Banjir


Secara alamiah, banjir adalah proses alam yang biasa dan merupakan bagian penting
dari mekanisme pembentukan dataran di Bumi kita ini. Melalui banjir, muatan sedimen
tertransportasikan dari daerah sumbernya di pegunungan atau perbukitan ke daratan yang
lebih rendah, sehingga di tempat yang lebih rendah itu terjadi pengendapan dan terbentuklah
dataran. Melalui banjir pula muatan sedimen tertransportasi masuk ke laut untuk kemudian
diendapkan diendapkan di tepi pantai sehingga terbentuk daratan, atau terus masuk ke laut
dan mengendap di dasar laut. Banjir yang terjadi secara alamiah ini sangat ditentukan oleh
curah hujan.
Perlu benar kita sadari bahwa banjir itu melibatkan air, udara dan bumi. Ketiga hal itu
hadir di alam ini dengan mengikuti hukum-hukum alam tertentu yang selalu dipatuhinya.
Seperti: air mengalir dari atas ke bawah, apabila air ditampung di suatu tempat dan tempat itu
penuh sedang air terus dimasukkan maka air akan meluap, dan sebagainya.
Karena manusia dapat mempengaruhi debit aliran permukaan dan dapat mempelajari
karakter aliran sungai, maka berkaitan dengan banjir kita dapat mengatakan bahwa manusia
dapat memilih takdirnya sendiri.
II.2 Penyebab Banjir
Di tinjau dari letak geografis, kondisi topografi, iklim, faktor demografi, dan kondisi
sosial masyarakat, maka kemungkinan terjadinya banjir di Indonesia cukup besar. Banjir
dapat setiap saat terjadi dan sulit di perkirakaan intesitasnya, tempat, waktu baik pada daerah
yang sudah ditangani dan belum sempat di tangani.
Peristiwa banjir tidak akan menjadi masalah sejauh banjir tidak menimbulkan gangguan
atau kerugian yang berart bagi kepentingan manusia. Fenoma banjir disebabkan oleh tiga
faktor yaiut kondisi alam, peristiwa alam, dan kegiatan manusia.
1. Faktor-faktor kondisi alam yang dapat menyebabkan terjadinya banjir adalah kondisi
wilayah, misalnya : letak geografis suatu wilayah, kondisi topografi, dan geometri sungai
seperti kemiringan dasar sungai, meandering, penciutan ruas sungai, sedimentasi,
pembendungan alami pada suatu ruas sungai.

2. Peristiwa alam yang bersifat dinamis yang dapat menjadi penyebab banjir seperti curah
hujan yang tinggi, pecahnya bendungan sungai, peluapan air yang berlebihan, pengendapan
sendimen / pasir, pembendungan air sungai karena terdapat tanah longsor , pemanasan global
yang mengakibatkan permukaan air laut tinggi.
3. Faktor kegiatan manusia yang dapat menyebabkan banjir adalah adanya pemukiman
liar di daerah bantaran sungai, penggunaan alih fungsi resapan air untuk pemukiman, tata
kota yang kurang baik, buangan sampah yang sembarangan tempat, dan pemukiman padat
penduduk .
II.3 Dampak Banjir

1. Merugikan Secara Umum


Banjir yang terjadi selalu menimbulkan kerugian bagi mereka yang terkena banjir baik
secara langsung maupun tidak langsung yang dikenal sebagai dampak banjir.
Dampak banjir akan dialami langsung oleh mereka yang rumah atau lingkungannya terkena
air banjir. Jika banjir berlangsung lama akan sangat merugikan karena aktivitas akan banyak
terganggu.
Segala aktivitas tidak nyaman dan lingkungan menjadi kotor yang berdampak kurangnya
sarana air bersih dan berbagai penyakit mudah sekali menjangkiti warga yang terserang
banjir.

2. Penyakit Yang Timbul Sebagai Dampak Banjir


Dampak banjir yang terjadi sering kali menganggu kesehatan lingkungan dan kesehatan
warga. Lingkungan tidak sehat karena segala sampah dan kotoran yang hanyut seringkali
mencemari lingkungan .
Sampah-sampah terbawa air dan membusuk mengakibatkan penyakit gatal-gatal di kulit, dan
lalat banyak beterbangan karena sampah yang membusuk sehingga sakit perut juga banyak
terjadi. Sumber air bersih tercemar sehingga mereka yang terkena banjir kesulitan air bersih
dan mengkonsumsinya karena darurat, sebagai penyebab diare.

3. Mematikan Usaha
Dampak banjir memang luar biasa luas.Rumah bisa rusak gara-gara terendam banjir. Barangbarang perabotan rumah tangga jika tidak segera diselamatkan bisa hanyut dan rusak pula.
Yang lebih parah jika penduduk yang memiliki usaha rumahan bisa terganggu aktivitas
produksinya sehingga mengakibatkan kerugian.

Kerugian akibat tidak bisa produksi berdampak pada karyawan yang bergantung nasib pada
usaha tersebut. Kerugian tidak berjalannya produksi bisa kehilangan pelanggan, kemacetan
modal serta kerusakan alat gara-gara banjir. Jika terus menerus situasi terjadi demikian
mengakibatkan macetnya ekonomi kerakyatan yang kemudian berdampak pada semakin
meningkatnya masalah sosial di lingkungan masyarakat yang sering di landa banjir.

4. Kerugian Administratif
Sering kali dampak banjir ini bukan sekedar membawa dampak kerugian material. Akibat
banjir sering kantor, sekolah atau instansi bahkan pribadi harus kehilangan dokumen penting
kependudukan dan sejenisnya.
Akibat banjir sering kali sekolah harus diliburkan paksa dari aktivitas belajar. Seluruh siswa
dan dan guru tidak bisa beraktivitas rutin, bahkan terkadang banyak berkas dan data penting
yang disimpan sekolah rusak terendam banjir.
Banjir memang tidak bisa diketahui kapan datangnya, namun juga dapat diantisipasi dengan
menyiapkan diri menyelamatkan dokumen penting ke tempat yang lebih tinggi. Membuat
bangunan khusus yang bertingkat yang aman untuk meletakkan dokumen penting serta alatalat belajar yang rentan rusak bila terendam banjir bagi sekolah yang berada di daerah rawan
banjir adalah perlu.
II.4 Penanggulangan banjir
Banjir yang terjadi dengan waktu yang lama mengakibatkan terganggunya sejumlah
besar aktifitas masyarakat. Sejumlah infrastruktur penting menjadi rusak, demikian pula
kerusakan biofisik yang diakibatkannya. Korban jiwa dan kerugian materi pun sering
mengikuti setiap terjadi bencana banjir. Oleh karena itu perlu dilakukan rekayasa antisipasi
bencana

banjir,

guna

meminimalisir

akibat

dan

dampak

negatifnya.

Rekayasa tersebut antara lain adalah :

Perbaikan sistem DAS, meningkatkan jumlah dan kualitas vegetasi penutup tanah
maupun daya tampung jaringan hidrologi DAS. Caranya antara lain dengan
menanami kembali kawasan DAS dengan tanaman yang akarnya mampu meretensi
air dan melakukan perbaikan bila terdapat penyempitan saluran air atau jaringan
hidrologi. Tindakan dalam pengelolaan DAS meliputi bidang-bidang biofisik,
pemberdayaan masyarakat, dan kelembagaan. Dalam perencanaan pengendalian
banjir, pemecahannya perlu ditinjau dari sudut pandang kawasan DAS, tidak dapat per

daerah administratif yang ada dalam satu kawasan. Pembicaraan harus dilakukan
bersama antara pemerintah propinsi, kota/ kabupaten (dinas terkait);

Membentuk satuan khusus untuk mengantisipasi kemungkinan datangnya banjir .


Satuan khusus ini dapat terdiri dari gabungan instansi terkait seperti dinas-dinas,
kecamatan, desa, TNI/Polri, Satpol PP termasuk juga melibatkan masyarakat secara
aktif;

Menyediakan dana bencana alam setiap tahun. Perlu diketahui bahwa Indonesia
termasuk salah satu negera didunia dengan persentase sekitar 10-12% dari bencana
alam yang terjadi di dunia;

Mewaspadai gelagat sungai besar di daerah Kalbar umumnya, Sungai Kapuas dan
Landak serta anak-anak sungainya khususnya;

Mengkritisi daerah rendah di tepian sungai, normalisasi (dalam air khusus) sungaisungai Kapuas dan Landak khususnya dan anak-anak sungai terkait, terutama di
kawasan hilir;

Meningkatkan akan kesadaran lingkungan : Belajar dari banjir; mempelajari jenis


intervensi yang dilakukan manusia yang merusak lingkungan sehingga mengganggu
siklus hidrologi;

Merumuskan kebijakan agar penduduk hidup dalam batas-batas yang aman dari
banjir, genangan;

Solusi global untuk mengatasi penyimpangan iklim adalah ikut membantu


mengurangi emisi gas dari industri untuk mengurangi effek rumah kaca.

Menerapkan manajemen pengendalian tata air permukaan yang berbasis daerah aliran
sungai yang memerlukan kelembagaan yang lintas sektoral dan lintas wilayah. Sejauh
ini perhatian terhadap sistem manajemen seperti ini masih amat rendah. Semua sektor
dan tiap wilayah bertindak sendiri untuk mengakali banjir sehingga masalahnya tidak
akan pernah terselesaikan;

Menerapkan pendekatan manajemen wilayah dan manajemen lingkungan;

Karena Indonesia sedang mengalami demokratisasi di mana awal keputusan di ranah


publik selalu didahului oleh program partai politik, maka lingkungan hidup
seharusnya menjadi program yang penting bagi setiap partai politik;

Membangun komitmen mencegah / mengatasi banjir secara berkesinambungan;

Air hujan di setiap rumah/bangunan tidak dialirkan ke selokan, tetapi diresap ke


dalam tanah atau ke dalam sumur resapan. Dalam hal ini perlu pengaturan / ketentuan
pemerintah daerah;

Pemberdayaan masyarakat dengan penyuluhan, kampanye, dan bimbingan tentang


cinta

lingkungan

secara

berkesinambungan,

diintensifkan

sebagai

program

pembangunan pemerintah daerah. Dalam hal ini, peran pemerintah sebagai fasilitator,
tokoh, dan pemuka masyarakat sebagai sosok anutan, lembaga swadaya masyarakat
(LSM)

sebagai

pengembang

pendamping

teknologi

pembangunan,

sangat

berarti

dan

untuk

perguruan
melangkah

tinggi,

sebagai

bersama

dalam

memberdayakan peran aktif masyarakat sebagai upaya pengendalian banjir;

Mengembangkan kembali bangunan rumah panggung, terutama di sekitar tepian


sungai Kapuas dan Landak, sebagai upaya meningkatkan moto : Hidup harmonis
dengan banjir;

Memberikan peringatan dini banjir yang dapat dilakukan beberapa hari sampai satu
hari sebelum terjadi dengan menginformasikan pada instansi terkait. Dalam hal ini
dapat digunakan radar hujan yang bisa memprediksi curah hujan sesaat, sebagai
bagian dalam sistem peringatan dini banjir. Alat ini dapat memprediksi intensitas dan
lamanya

hujan

yang

akan

terjadi

hingga

minus

4.

Bila kemungkinan banjir sudah diketahui sejak dini, maka masyarakat dan pemerintah
daerah dapat bersama-sama mengantisipasinya.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
survey kuisioner dan wawancara kepada masyrakat yang tinggal di sekitar.
III.2. Lokasi Penelitian
Tempat yang ditinjau adalah Jalan Kemang Manis yang masih berada pada
wilayah Bukit Besar Palembang.
III.3 Waktu Penelitian
Wawancara dan pengisian kuisioner di lakukan pada tanggal 20 Maret 2014.
III.4. Metode pengumpulan data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 2 teknik pengumpulan data guna
mendeskripsikan analisa kasus yang dibahas, yaitu:
1.

Studi Pustaka

Yaitu teknik pengumpulan data dengan menganalisa hasil penelitian yang


berhubungan dengan daratan terkena banjir dan berita terkini mengenai perkembangan daerah
yg terkena banjir di kawasan Kemang Manis, Bukit Besar pada media massa dalam internet
sebagai pendukung informasi yang berhubungan dengan kegiatan observasi ini.
2.

Wawancara

Pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan langsung berupa kuisoner


kepada nara sumber yang tinggal pada lingkungan atau kawasan Kemang Manis , dari
jawaban yang diberikan narasumber kemudian mencatat dan mengisi dalam quisoner tersebut
dan langsung dilakukan analisa.

BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Survey dan Wawancara Kuisioner

NO.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

NAMA
Vita vebrianty
Johan
Beni
Titin
RizkaErlia
Riky Putra
Mona
Ayu
Tomi
RullySaputra
Teddy
BapakSumatr
i
Ervan

SKO
R
59.8
67
69.3
5
67.6
5

KATEG
ORI

lrg kemuning no 12 blok B


Jl. Kemang manis no 94 samping mesjid Amalia
RT 04 RW 02
Jl. Kemang manis no 12A samping mesjid
Amalia

64.2
43.8
6

MS
TMS

46.8

TMS

Jl. Sepakat no. 45 Kemang Manis

66.8
58.0
5
65.2
2
52.3
7
58.0
9

MS

ALAMAT
Jl. Sempayo no.82 Kemang Manis
Jl. Terusan no.5 Kemang Manis
Jl. Sepakat no. 78 Kemang Manis

Jl. Kemang Manis no.198


Jl. Kelapa gading no 22
Jl. Terusan no.67 Kemang Manis
Jl. Terusan no.20
Jl. Sepakat gang salak no. 4 blok A

TMS
MS
MS

TMS
MS
TMS
TMS
TMS

Jl. Sepakat gang salak no. 2A

52.7
49.4
5

TMS

14

AldiSyahputra

Jl. Sepakat no 14

51.3

TMS

15

DoniSetiawan

Jl. Sepakat no 12

65.2
68.9
3
71.5
5
66.6
9
65.4
5
64.0
9

MS

16
17
18
19
20

Sari
Melisa
Fredy Lie
Meri
John

Jl. Sepakat no 20
Jl. Kemang manis lrg kemuning no 10 blok A
Jl. Kemang manis lrg kemuning no 7 blok A
jl. Kemang manis lrg kemuning no 5
Jl. Kemang manis lrg kemuning no 4 blok A

MS
MS
MS
MS
MS

21
22
23
24
25
26
27
28
29
30

Imung
Sukma
Kelvin
Berry
Fahri
Rudi
Agus M.
Joni
Roy
Ferry

Jl. Kemang manis no 35


Jl. Kemang manis lrg beringin no 11
jl. Sempayo no 34
Jl. Sempayo no 56
Jl. Kemang manis no 40
Jl. Sepakat no 3
Jl. Kemang manis lrg kelapa gading I no 39
Jl. Kemang manis lrg kelapa gading no 10 blok
A
Jl. Kemang manis lrg kelapa gading no 15A
Jl. Kemang manis lrg kelapa gading no 3A

58.9
3
46.3
3
59.0
8
52.3
7
34.9
8
71.6
5
66.8
56.1
7
47.6
3
58.7
7

GRAFIK PIE PERSENTASE MEMENUHI SYARAT


DAN TIDAK MEMENUHI SYARAT KELAYAKAN
PADA DAERAH RAWAN BANJIR

Dari perolehan di atas dan hasil survey terhadap 30 rumah di daerah sekitar Kemang
Manis, 17 rumah menyatakan bahwa daerah Kemang Manis belum memenuhi syarat sebagai
daerah yg aman banjir sedangkan 13 rumah menyatakan bahwa daerah Kemang Manis sudah
cukup layak.

TMS
TMS
TMS
TMS
TMS
MS
MS
TMS
TMS
TMS

IV.2 Penyebab Banjir


Dari perolehan data dari kuisioner banyak pendaapat masyrakat mengenai penyebab
banjir pada daerah tempat mereka tinggal yaitu :
1. Drainase kawasan tersebut masih belum di normalisasi dan masih banyak drainase
dangkal sehingga tidak sanggup menampung air hujan yang berlebihan.
2. Kurang sadarnya masyrakat dengan lingkungan karena banyak yang masih
membuang sampah ke dalam drainase.
3. Kurangnya kawasan hijau dikawasan Kemang Manis.
4. Kurangnya sosialiasi pemerintah kepada masyrakat mengenai wawasan tentang
banjir.
5. Masih banyaknya pembangunan yang terjadi sehingga mengurangi daerah resapan
air.
6. Pengangkutan sampah ke TPA masih sangat jarang di lakukan dan cenderung
pasif.
IV.3. Dampak kepada masyrakat
Melalui wawancara kepada masyrakat kawasan Kemang Manis diperoleh beberapa
dampak yang mereka rasakan ketika banjir terjadi :
1.

Karena elevasi banjir yang tinggi, beberapa moda transportasi sulit melakukan
fungsinya dan tersendat.

2.

Aktivitas masyrakat sekitar menjadi terhambat.

3.

Timbulnya penyakit gatal-gatal pada masyrakat.

4.

Banyak bangunan yang ikut tergenang banjir sehinggan menimbulkan lumut pada
dinding bangunan.

IV.4 Penanganan banjir


Dari penyebab-penyebab banjir yang terjadi maka ada beberapa solusi yang perlu di
pertimbangkan dalam menanggulangi banjir kawasan Kemang Manis :

1.

Menambahkan dimensi saluran dan memperdalam saluran drainase agar dapat


menanmpung banjir.

2.

Mengubah perilaku masyrakat yang terkesan cuek terhadap lingkungan sekitar


agar lebih mencintai lingkungan dengan cara membuang tempat pada tempat
yang telah disediakan.

3.

Melakukan reboisasi lahan kosong daripada dilakukan pembangunan lagi.

4.

Pemerintah harus lebih proaktif terhadap daerah seperti Kemang Manis karena
sepertinya perhatian pemerintah kurang sehingga sosialisasi terhadap masyrakat
pun kurang.

5.

Mengurangi pembangunan liar yang terjadi.

6.

Bak-bak sampah pengagkutan harus lebih aktif agar sampah yang di hasilkan
masyarakat tidak dibuang ke drainase.

BAB V
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan keapa kawasan Kemang manis maka ada beberapa
hal yang dapat disimpulkan yaitu antara lain :
1. Banjir merupakan bencana alam yang diakibatkan meluapnya air ke bagian daratan.
2. Kawasan Kemang Manis belum memenuhi syarat sebagai tempat yang aman dari
banjir yang terlihat dari hasil analsia kuisioner kepada masyrakat sekitar dan terbukti
dari seringnya banjir yang terjadi pada kawasan tersebut.
3. Penyebab utama banjir yang sering terjadi adalah kurangnya perhatian masyrakat
terhadap kondisi adrainase sehinggan tidak mampu menampung banjir.
4. Banjir sangat berdampak pada aktivitas masyrakat sekitar sehingga sangat perlu
adanya revitalisasi kawasan.
5. Perbaikan drainase dan mengurangi pembangunan sekitar menjadi penanggulangan
yang harus dilakukan agar banjir pada kawasan Kemang Manis dapat berkurang.

DAFTAR PUSTAKA
Asdak, C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Dunne, T. and L.B. Leopold. 1978. Water in Environmental Planning. W.H.Freeman &
Comapny. New York.
http://id.wikipedia.org/wiki/Banjir

Anda mungkin juga menyukai